You are on page 1of 4

Nama: Marshendra Eka Putra

Kelas: E
Nim: P07534022222

A. Data Kecelakaan Mengenai Kerja dalam 5 Tahun Terakhir


Ada beberapa macam definisi mengenai kecelakaan, misalnya saja menurut Hinze (1997), kecelakaan adalah
kejadian yang tidak direncanakan, tidak terduga, tidak diharapkan serta tidak ada unsur kesengajaan (Endroyo &
Tugino, 2007). Menurut Rowlinson (1997), kecelakaan adalah kejadian yang tidak direncanakan, tak terkontrol,
yang dapat menyebabkan atau mengakibatkan luka-luka pada pekerja, kerusakan pada peralatan dan kerugian
lainnya (Endroyo & Tugino, 2007). Menurut Anton (1989), kecelakaan adalah sesuatu yang tidak direncanakan,
tidak terkontrol, dan tidak disukai, dimana keadaan tersebut mengganggu fungsi-fungsi normal seseorang atau
sekelompok orang dan mengakibatkan cedera atau hampir cedera (Dewi & Antolis, 1997). Menurut Husni (2003),
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses
yang diatur dari suatu aktivitas (Setiyadi, 2012).

Penyebab kecelakaan kerja ada 2 faktor yaitu contributing causes of accidents dan immediate causes of accidents.
Untuk faktor immediate cause of accidents dibagi menjadi 2 yaitu tindakan yang tidak aman (unsafe acts) dan
lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat, pada tahun 2017 angka kecelakaan
kerja yang dilaporkan mencapai 123.041 kasus, sementara sepanjang 2018 mencapai 173.105 kasus dengan
klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar Rp 1,2 triliun. Untuk tahun 2019 menjadi 114.000 kasus, dan
mengalami kenaikan kasus sebanyak 55.2% menjadi 177.000 kasus di tahun 2020. Kemudian, sepanjang
Januari hingga September 2021, terdapat 82.000 kasus kecelakaan kerja dan 179 kasus penyakit akibat kerja
yang 65 persennya disebabkan karena Covid-19.

Jumlah angka kecelakaan kerja di Indonesia saat ini relatif masih tinggi. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan,
pada tahun 2019 tercatat 114.235 kasus kecelakaan kerja. Sedangkan pada tahun 2020, periode Januari hingga
Oktober, BPJS mencatat 177.161 kasus kecelakaan kerja, 53 kasus penyakit akibat kerja, dimana 11 diantaranya
adalah kasus Covid-19. Angka itu dihimpun pihak BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan klaim yang diajukan atas
kecelakaan kerja yang dialami para pekerja. BPJS Ketenagakerjaan mengungkapkan kasus kecelakaan kerja
mencapai 153.044 sepanjang 2020 lalu. Angka tersebut turun tipis 1,46 persen dibandingkan 2019 lalu sebanyak
155.327 kasus. Deputi Direktur Bidang Ketenagakerjaan Operasional Program BPJS Ketenagakerjaan Yasaruddin
menuturkan tren kecelakaan kerja menurun sejak 2019, dari sebelumnya 173.415 pada 2018. Berdasarkan lokasi
kejadian, ia mengungkapkan mayoritas kecelakaan kerja sebanyak 104.823 kasus, setara 68,5 persen terjadi di dalam
lingkungan kerja. Sementara itu, sebanyak 36.309 kasus merupakan kecelakaan lalu lintas dan sisanya 11.912 kasus
terjadi di luar lingkungan kerja.

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2020, 57,5% dari total 126,51
juta penduduk yang bekerja di Indonesia, memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kondisi ini mempengaruhi
rendahnya kesadaran pekerja akan pentingnya budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Pada saat yang sama,
pemberi kerja juga berisiko harus menanggung biaya yang besar apabila kecelakaan kerja di tempat kerja terjadi.

Dari data kami sebanyak 65,89 persen kecelakaan kerja terjadi di dalam lokasi kerja, kemudian 25,77 persen
kecelakaan di lalu lintas, serta hanya 8,33 persen yang di luar lokasi kerja, sedangkan untuk urutan waktu
kecelakaan terjadi paling besar pada pagi yaitu pukul 06:00 hingga 12:00," ujar Direktur Pelayanan BP Jamsostek
Roswita Nilakurnia, Rabu (1/9/2021).

B. Data Mengenai Jamsostek Yang Ada di Indonesia

BPJS terdiri dari BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari
PT Jamsostek (Persero) yang menyelenggarakan program Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Pensiun (JP). Seluruh program jaminan dimaksud diselenggarakan
oleh BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Juli 2015. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) adalah manfaat
berupa uang tunai dan/ atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta mengalami kecelakaan kerja atau
penyakit yang disebabkan olehlingkungan kerja.

Tabel Kepesertaan Program JKK 2015 – 2019

KEPESERTAAN JKK / PARTICIPANTS OF JKK 2015 2016 2017 2018 2019


Penerima Upah / Recipients of Wages 14.042.592 14.571.791 16.068.453 19.427.150 20.174.472
Bukan Penerima Upah / Non-Recipients of Wages 286.065 1.379.072 1.714.169 2.393.022 2.712.031
Jasa Konstruksi / Construction Services 4.946.404 6.682.219 8.459.410 8.639.900 11.279.754
Total Peserta / Total Participants 19.275.061 22.633.082 26.242.032 30.460.072 34.166.257

Sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 44 tahun 2015, maka kepesertaan program JKK dan JKM adalah wajib
bagi setiap pekerja. Selain itu, dapat diartikan bahwa program JKK dan JKM ini bersifat sepaket. Sehingga data
kepesertaan program JKM dapat mengacu pada kepesertaan program JKK yang sudah disebutkan sebelumnya.

Data dari Deputi Direktur Bidang Humas dan Antara Lembaga BPJAMSOSTEK Irvansyah Utoh Banja mencatat
angka klaim kecelakaan kerja pada semester I 2020 meningkat 128%. Angka ini naik dari sebelumnya 85.109 kasus
menjadi 108.573 kasus. "Selama tahun 2020 dari Januari sampai dengan Juni 2020, BPJAMSOSTEK menangani
108.573 kasus jaminan kecelakaan kerja (JKK) dengan total santunan sebesar Rp 747,68 miliar, atau meningkat
128% dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 85.109 kasus dengan santunan sebesar Rp 704,23 miliar," kata Utoh
kepada detikcom belum lama ini. Melihat angka JKK yang cukup tinggi, Utoh mengatakan asuransi menjadi hal
yang sangat penting bagi pekerja, sebab risiko kecelakaan kerja dan kematian dapat terjadi kapan saja dan di mana
saja. Lantaran itu, penting bagi para pekerja untuk mendapatkan perlindungan melalui program-program dari
BPJAMSOSTEK.
"Risiko kecelakaan kerja dan kematian dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Apabila risiko itu terjadi maka
keluargalah yang paling merasakan beban dan dampaknya, karena putusnya penghasilan keluarga untuk biaya hidup
dan sekolah, serta perusahaan akan kehilangan sumber daya manusia yang produktif dan handal. Selain
menyelenggarakan program asuransi sosial JKK dan jaminan kematian (JKM), BPJAMSOSTEK juga
menyelenggarakan program jaminan hari tua (JHT) dan jaminan pensiun (JP)," paparnya. Sebagai badan yang
menangani kasus JKK, imbuhnya, BPJAMSOSTEK berupaya menekan angka kecelakaan kerja dengan
menyelenggarakan kegiatan, antara lain pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pelatihan safety riding,
pemberian helm motor, dan seminar nasional pembinaan K3. Dalam kondisi pandemi ini BPJAMSOSTEK juga
memberikan APD penanganan COVID-19 untuk pusat layanan kecelakaan kerja (PLKK) atau RS yang bekerja
sama dengan BPJAMSOSTEK, pemberian bahan pangan bergizi, pemberian masker kain untuk pekerja, dan
pemberian APD untuk pekerja jasa konstruksi. "BPJAMSOSTEK tidak berhenti untuk mensosialisasikan pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan turut membantu perusahaan untuk pelaksanaan K3 di tempat kerjanya
yaitu dengan penyelenggaraan kegiatan promotif preventif setiap tahun yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan
peserta. Berbagai jenis kegiatan setiap tahun dilaksanakan BPJAMSOSTEK untuk menekan angka kecelakaan
kerja," jelasnya.

Ia berharap dengan upaya-upaya yang dilakukan BPJAMSOSTEK, angka kecelakaan kerja dapat menurun. Ia
berpesan kepada para pekerja untuk selalu mengutamakan keselamatan diri baik saat bekerja maupun saat dalam
perjalanan menuju atau pulang dari tempat kerja.

"Safety First di tempat kerja dan dalam perjalanan. Cara menyayangi diri sendiri dan keluarga adalah dengan
berhati-hati dalam bekerja, persiapkan alat pelindung diri yang sesuai, lebih baik kita mencegah daripada
mengobati," pungkasnya.
Nama: Marshendra Eka Putra
Kelas: E
Nim: P07534022222

DATA ZAT MSDS ASAM KLORIDA (HCL)

Nama Unsur : Asam Klorida

Nama Lain : Klorana

Sifat-Sifat Unsur :

Peorsentase
Rumus HCL > 90
volume stabil
Kimia :
Informasi
Persentase
Massa 36,46g/ tidak
Penguapan:
tersedia
Molar : mol
Tingkat
Titik Didih: Penguapan:
110°C
Standar
Tekanan Penguapan:
1mm Hg @ Temperatur
uap: 145.8°C
Kepadatan menyala Tidak ada
<0.3 @ otomatis:
Uap: 25°C
Kelarutan Jumlah
Dapat minimun di Tidak Ada
dalam Air: Larut udara terbuka:
Cairan Jumlah
Bentuk bening
dan bau: maksimum di Tidak ada
tidak udara terbuka:
berbau 0,25
Titik Log P :
Tidak
menyala: ternyala Keasaman : -6,3
kan

Pengenalan Bahaya : Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika tertelan, hindari
uap atau asapnya, gunakan dalam ventilasi yang cukup, hindari dengan kontak mata,kulit,atau
pakaian. Cuci tangan dengan bersih setelah memegang dan simpan dengan rapat.

Rumus Unsur : HCL

Sumber Unsur : Produsen asam klorida terbesar di dunia adalah Perusahaan Dow Chemical
dengan total produksi sebesar 2 juta ton per tahun (sebagai gas HCl), disusul Georgia Gulf
Corporation, Tosoh Corporation, Akzo Nobel, dan Tessenderlo dengan produksi masing-masing
0,5 hingga 1,5 Mt/tahun. Produksi HCl dunia diperkirakan sebesar 20 juta ton per tahun,
dengan 3 juta ton berasal dari sintesis langsung, dan sisanya merupakan hasil dari produk
sampingan sintesis organik. Total pasar dunia diperkirakan mencapai 5 Mt/tahun.[7]

You might also like