You are on page 1of 6

PEMERIKSAAN TS, TSS, DAN TDS

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk mengetahui nilai Total Solid (TS) Residu Total pada sampel air,
2. Untuk mengetahui nilai Total Suspended Solid (TSS), yaitu Residu Tersuspensi pada
sampel air,
3. Untuk mengetahui nilai Total Disolved Solid (TDS) Residu terlarut pada sampel air.

B. PRINSIP PEKERJAAN
1. Pemeriksaan residu total dilaksanakan dengan cara menimbang berat contoh yang
telah dikeringkan pada suhu 103 – 105oC hingga diperoleh berat tetap,
2. Pemeriksaan residu tersuspensi dilakukan dengan cara menimbang berat residu di
dalam sampel yang tertahan pada kertas saring yang berpori 0,45 µm dan telah
dikeringkan pada suhu 103 – 105oC hingga diperoleh berat tetap,
3. Pemeriksaan residu terlarut dilakukan dengan cara menimbang berat residu yang lolos
melalui kertas saring dengan pori 0,45 µm dan telah dikeringkan pada suhu 103 – 105
o
C.

C. TEORI
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh air setelah
dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1 jam. Bahan ini tertinggal
sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada air terdiri dari total padatan
terlarut (total dissolved solids) dan total zat padat tersuspensi (total  suspended solids).
Total padatan terlarut  (TDS) adalah semua bahan dalam contoh air yang lolos melalui
saringan membran yang berpori 0,45 µm atau lebih kecil dan dipanaskan 180°C selama 1
jam. Total dissolved solids yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20
sampai 1000 mg/L. Tidak seperti pengukuran total solids yang dikeringkan dengan suhu
103 sampai 105°C, analisis total dissolved solids menggunakan suhu 180°C. Digunakan
suhu yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah
rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat,
natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau
aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang
timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan
dan pelarutan batu dan tanah. Standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh
Amerika Serikat sebesar 500 mg / L (Hartanto, 2004).
Sedangkan total zat padat tersuspensi (TSS) adalah residu dari padatan total yang
tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 0,45 µm atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. Total suspended solids dapat berupa komponen hidup (biotik)
seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti
detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan
pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat
organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih
dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna.
TSS berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS sangat
bervariasi, mulai kurang dari 5 mg/L yang paling ekstrem 30.000 mg/L di beberapa sungai.
TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat
dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai
bahan kimia industri dan pertanian (Tony Bird, 1987).
Selain total dissolved solids dan total suspended solids, juga terdapat
volatile suspended solids. Zat tersuspensi mudah menguap (volatile suspended solids)
adalah jumlah padatan yang menguap dari TSS yang sudah dipanaskan pada suhu 550°C.
Digunakan suhu 550°C karena pada suhu tersebut dekomposisi garam-garam anorganik
paling minimal. Kehilangan massa melalui oksidasi suhu tinggi dan penguapan ditafsirkan
sebagai materi organik. Materi organik yang disebut volatile organik ini dapat mudah
dibersihkan dari larutan dengan aerasi sederhana pada suhu kamar. Organik yang mudah
menguap seperti itu tidak diukur oleh uji padatan karena mereka hilang selama penguapan
awal dan fase pengeringan. Pemanfaatan data Solid ini dalam bidang Teknik Lingkungan
adalah untuk menentukan desain dari komponen-komponen dalam unit pengolahan
air  bersih/minum maupun unit pengolahan air kotor/buangan/limbah. Adapun secara
terperinci, adalah sebagi berikut :
1. Total Solid merupakan ukuran penentu dalam proses stabilisasi pH dan pada kontrol
korosi, sebagaimana alkalinitas dan suhu,
2. Konsentrasi Total Suspended Solid merupakan salah satu parameter perairan untuk 
indikator tingkat sedimentasi. Hal ini bertujuan untuk
m e n g e t a h u i b e s a r n y a konsentrasi TSS di perairan, sehingga dapat diketahui
kondisi perairan dan sebagai informasi awal untuk penelitian terkait stabilitas di
perairan t e r s e b u t . M e t o d e i n i m e n g g u n a k a n c o n t o h a i r d a n d i a n a l i s i s
b e r a t T S S d e n g a n didukung data parameter hidrooseanografi dan sedimen
(Siswanto, 2004; Sulistyorini, 2004). Pendekatan ini dapat menggambarkan
sebaran konsentrasi Total Suspended Solid dan perkiraan laju sedimentasi
yang terjadi pada lokasi perairan. Sehingga diduga dapat diperkirakan laju
sedimentasi yang terjadi.
3. Total Suspended Solid juga merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat
menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan etal, 2003).
4. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan dari limbah industri dan domestik.
5. Total Suspended Solid dan Volatile Suspended Solid digunakan untuk
mengontrol padatan biologis pada pencemaran sungai.
6. Total Dissolve Solid sangat berguna dalam menentukan tipe prosedur softening pada
unit water softening yang akan didesain. Selain itu Total Dissolve Solid juga umum
digunakan untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan,  pemeliharaan
aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain.
Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi.
7. Data solid secara umum, digunakan dalam menganalisis limbah industri yaitu
untuk menentukan kebutuhan dan juga desain tangki pengendapan utama.
Dalam pengolahan limbah, data ini dipakai dalam mengukur tingkat efisiensi dari unit
sedimentasi dan unit pengolahan lainnya. Tak hanya itu, data solid diperlukan dalam
mendesain dan mengoperasikan unit pengolahan lumpur, vaccum filter, dan
unit pembakaran.
D. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
a. Cawan penguap berkapasitas 100 ml dan berdiameter 90 mm yang terbuat dari
porselen atau platina atau silica berkualitas tinggi,
b. Cawan Goch atau alat penyaring lain yang dilengkapi pengisap atau penekan,
c. Tanur untuk pemanasan pada suhu 550 ± 50 oC,
d. Kertas saring yang berpori 0,45 µm misalnya Gelman tipe A/E atau Whatman tipe
934 AH atau Millipore tipe AP40 atau yang sejenis,
e. Penangas air,
f. Tempat khusus untuk menaruh kertas saring yang terbuat dari baja nir karat atau
aluminium,
g. Oven untuk pemanasan pada suhu 103 – 105 oC,
h. Desikator,
i. Neraca analitik dengan kapasitas 200 gram dan ketelitian 0,1 mg,
j. Pinset / penjepit.
2. BAHAN
a. Sampel air
b. Aquadest

E. PROSEDUR KERJA
1. Langkah penimbangan cawan kosong :
a. Memanaskan cawan kosong dalam tanur pada suhu 550 ± 50 oC selama 1 jam,
biarkan hingga hampir dingin, namun sebelum dipanaskan cuci dulu dengan air
kran dan bilas dengan aquadest,
b. Kemudian mendinginkan dalam desikator selama 15 menit,
c. Lalu memanaskan dalam oven selama 1 jam,
d. Berikutnya mendinginkan dalam desikator selama 15 menit,
e. Lalu menimbang dengan neraca analitik,
f. Kemudian ulangi langkah (c) sampai (e) hingga diperoleh berat tetap (kehilangan
berat <4%) misalnya B mg.
2. Langkah penimbangan kertas saring :
a. Menaruh kertas saring ke dalam alat penyaring (corong + kertas dimasukkan ke
erlenmeyer,
b. Membilas kertas saring dengan air suling sebanyak 20 ml dan operasikan alat
penyaring (triplo),
c. Mengulangi pembilasan hingga bersih dari pertikel-partikel halus pada kertas
saring,
d. Mengambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus kertas saring,
e. Lalu mengeringkan kertas saring tersebut dalam oven pada suhu 103 oC – 105 oC
selama 1 jam,
f. Mendinginkan dalam desikator selama 15 menit,
g. Menimbang dengan neraca analitik,
h. Lalu ulangi langkah (e) sampai (g) hingga diperoleh berat tetap (kehilangan berat
<4%) misalnya B mg.
3. Langkah penimbangan residu total :
a. Pertama, sampel dikocok hingga serba sama dan diambil sebanyak 100 ml,
b. Menuangkan ke dalam cawan terebut diatas, kemudian uapkan di atas penangas air
hingga hamper kering,
c. Mengeringkan di dalam oven hingga suhu 103 – 105 oC selama 1 jam,
d. Mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit,
e. Menimbang dengan neraca analitik,
f. Lalu ulangi langkah (c) sampai (e) hingga diperoleh berat tetap (kehilangan berat
<4%) misalnya A mg.
4. Langkah penyaringan contoh dan penimbangan residu tersuspensi :
a. Menyiapkan kertas saring yang telah diketahui beratnya pada alat penyaring,
b. Kemudian contoh dikocok hingga merata dan memasukkan 100 ml ke dalam alat
penyaring : banyaknya contoh yang dimbil disesuaikan dengan kadar residu
tersuspensi sehingga berat residu tersuspensi antara 2,5 mg sampai 200 mg,
c. Menyaring contoh, kemudian residu tersuspensi dibilas dengan air suling sebanyak
10 ml dan dilakukan 3 kali pembilasan,
d. Mengambil kertas saring dan taruh di atas tempat khusus,
e. Mengeringkan di dalam oven pada suhu 103 – 105 oC selama 1 jam,
f. Mendinginkan dalam desikator selama 1 menit,
g. Menimbang dengan neraca analitik,
h. Kemudian ulangi langkah (e) sampai (g) hingga dipeoleh berat tetap (kehilangan
berat <4%) misalnya A mg,
i. Lalu hasil tersebut dapat dilanjutkan untuk penetapan residu terlarut.
5. Langkah penyaringan residu terlarut :
a. Menyiapkan kertas saring alat penyaring,
b. Menyaring contoh sebanyak 250 ml,
c. Mengambil filtrat sebanyak 100 ml kemudian tuangkan ke dalam cawan yang telah
diketahui beratnya dan banyaknya contoh yang diambil disesuaikan dengan kadar
residu terlaurt dalam contoh uji sehingga berat residu terlarut diperoleh antara 2,5
mg sampai 200 mg,
d. Mengeringkan di dalam oven pada suhu 103– 105 oC selama 1 jam,
e. Mendinginkan dalam desikator selama 15 menit,
f. Menimbang dengan neraca analitik,
g. Kemudian ulangi langkah (d) sampai (f) hingga dipeoleh berat tetap (kehilangan
berat <4%) misalnya A mg.

F. HASIL PERCOBAAN
1. Total Suspended Solid (TSS), Residu tersuspensi
Pengukuran kertas saring (20)
Kertas kosong
a. Hasil pertama        : 1,1973gr
b. Hasil kedua           : 1,1904gr
c. Hasil ketiga           : 0,7609 gr
d. Rata-rata                : 1,0495 gr
        Kertas isi
a. Hasil keempat       : 1,1976 gr
b. Hasil kelima          : 1,1943 gr
Rata-rata                : 1,1959 gr
2. Total Solid (TS), Residu total
Pengukuran cawan (14)
Cawan kosong
a. Hasil pertama        : 31,0919 gr
b. Hasil kedua           : 31,0924 gr
c. Hasil ketiga           : 31,0936 gr
d. Rata-rata               : 31,0926 gr
       Cawan isi
a. Hasil keempat       : 31,0964 gr
b. Hasil kelima          : 31,0969 gr
c. Rata-rata               : 31,0966 gr
3. Total Disolved Solid (TDS), Residu terlarut
Pengukuran Cawan (29)
Cawan kosong
a. Hasil pertama        : 30,4794 gr
b. Hasil kedua           : 30,4801 gr
c. Hasil ketiga           : 30,4805 gr
Rata-rata               : 30,4800 gr
Cawan isi
a. Hasil keempat       : 30,4832 gr
b. Hasil kelima          : 30,4884 gr
Rata-rata               : 30,4858 gr

G. PERHITUNGAN
1) Perhitungan TSS
Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah :
(A-B) x 1000
Residu tersuspensi=                            = …………. mg/L
ml contoh
            Penjelasan :
            A = Berat kertas saring berisi residu tersuspensi dalam mg
            B = Berat kertas saring kosong dalam mg
            Penyelesaian :
         kertas saring (20) :
                        (1,1959-1,0495) mg
Residu tersuspensi=                                   =1,4640mg/L
         0,1 L

2) Perhitungan TS
Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah :
                     (A-B) x 1000
Residu total     =                                  = …………. mg/L
ml contoh
Penjelasan :
            A = Berat cawan berisi residu dalam mg
            B = Berat cawan kosong dalam m

Penyelesaian :
         Cawan (14) :
                 (31,0966-31,0926) mg
Residu total     =                                 = 0,0400 mg/L
           0,1 L

3) Perhitungan TDS
Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah :
              (A-B) x 1000
Residu terlarut          =                                  = …………. mg/L
ml contoh
Penjelasan :
A = Berat cawan berisi residu terlarut dalam mg
B = Berat cawan kosong dalam mg
    Penyelesaian :
         Cawan (29) :

 (30,4858-30,4800) mg
      TDS       =                          = 0,0580 mg/L
                                           0,1 L

H. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan TS, TSS, dan TDS dengan alat
dan bahan utama berupa cawan dan kertas saring yang dilakukan perhitungan terhadap
benda tersebut menggunakan tanur, oven, desikator, serta neraca analitik untuk
menimbang atau menghitung massa benda tersebut, perhitungan dilakukan selama lima
kali hingga menghasilkan nilai yang diusahakan cuma berbeda 0,0002 antar
perhitungannya, namun sayang sekali kebanyakan hasil perhitungan menghasilkan nilai
angka perbedaan yang cukup jauh. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk menentukan
TS, TSS, dan TDS dengan salah satunya berupa nilai cawan atau kertas saring yang berisi
residu dan yang kosong tersebut.

I. KESIMPULAN DAN SARAN


1) KESIMPULAN
a. Praktikum dilakukan untuk mengetahui nilai Total Solid (TS),
b. Praktikum dilakukan untuk mengetahui nilai Total Suspended Solid (TSS),
c. Praktikum dilakukan untuk mengetahui nilai Total Dissolved Solid (TSS),
d. Hasil perhitungannya adalah :
1) TS = Total Solid
 Cawan (14) = 0,0400 mg/L
2)TSS
 Kertas saring (20) = 1,4640 mg/L
3) TDS
 Cawan (29) = 0,0580 mg/L
2. SARAN
a. Dalam melakukan praktikum agar berhati-hati dan teliti, supaya hasil yang
didapatkan benar,
b. Dalam menghitungpun juga agar lebih teliti, supaya apa yang dikerjakan
menghasilkan nilai yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya,
c. Patuhi semua petunjuk dan lakukan dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan
pada hasil praktikum nanti.

You might also like