You are on page 1of 34

Rencana Strategi Bisnis (RSB)

Puskesmas Labuhan Ratu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat oleh
setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas Labuhan Ratu
sebagai puskesmas milik Pemerintah Kotamadya Bandar Lampung juga harus memiliki
RSB sebagai syarat agar bisa ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat
memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap arah organisasi. Pemetaan kekuatan-
kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen perencanaan yang
diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai kepentingan dan pengetahuan
antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi
organisasi.

Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan Puskesmas Labuhan Ratu


menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan menjadikan
puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan
kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas Labuhan Ratu akan dapat tumbuh,
efisien dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan
arah bisnis yang ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak
berhak dan wajib berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar
dokumen kelengkapan administrasi saja

B. Tujuan

Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran.

1
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas dalam
meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah
ditargetkan dalam dokumen perencanaan.

C. Pengertian dan Ruang Lingkup

Renstra Strategis Bisnis (RSB) adalah dokumen yang mencerminkan adanya proses
berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa
layanan kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif,
mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur
hasilnya melalui umpan balik dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder
(pihak terkait) Puskesmas.

RSB memiliki kerangka waktu 5 tahun mulai tahun 2022 sampai dengan tahun 2026, yang
akan dijabarkan ke dalam masing-masing pusat pertanggungjawaban pada unit-unit
pelayanan yang ada.

D. Konsep Dasar

Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang
terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan,
pengukuran, evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan
berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan,
keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup-
matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan puskesmas memiliki fleksibilitas dan
elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam
pelaksanaan pengelolaan kinerjanya.

Kedudukan RSB di antara seluruh proses manajemen kinerja dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

2
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

E. Metodologi

RSB disusun oleh suatu kelompok kerja dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang
tersedia, pengamatan, dan wawancara. Kelompok Kerja tersebut terdiri dari seluruh
komponen yang memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi RSB telah ditelaah
dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari kelompok kerja.

Penyusunan RSB memperhatikan sejarah puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis
yang sedang berkembang. Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal
maupun eksternal, posisi puskesmas dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya.
Keinginan para pemangku kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau mau dibawa ke
mana organisasi puskesmas. Arah itu tercermin dalam visi, misi dan strategi.

3
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

PROFIL
PUSKESMAS

RSB disusun dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard (BSC). BSC adalah alat
yang menyediakan bagi para pimpinan pengukuran secara komprehensif bagaimana
organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini secara
komprehensif memandang pada empat perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect relationship sehingga


masing-masing dapat dihubungkan dengan misi yang akan dicapai. Adapun kaitan
masing-masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut

1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas di


mata peanggan. Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat puskesmas dari
berbagai sisi: waktu, kualitas, kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh
pelanggan untuk memperoleh pelayanan. Dimensi kebutuhan pelanggan yang
demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana perusahaan dilihat oleh
pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai puskesmas di
mata pelanggan.

2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses


pelayanan seperti apa puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada pelanggan
memang mutlak, akan tetapi permasalahan bagi manajemen adalah bagaimana
caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

4
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dilihat


oleh pemerintah daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang
dalam mengelola keuangan. Puskesmas bisa defisit pada waktu tertentu, akan tetapi
pemerintah daerah menyadari bahwa setelah itu puskesmas akan surplus. Semakin
baik puskesmas di mata pemerintah daerah, semakin aman puskesmas memperoleh
sumber pembiayaan.

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan


bagaimana puskesmas dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan
eksternal.

Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem


pertanggungjawaban dengan menggunakan Strategic Based Responsibility, yang berarti
seluruh unit layanan yang ada di Puskesmas Labuhan Ratu diukur kinerja berdasarkan
perspektif tersebut.

5
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

BAB II
PROFIL PUSKESMAS LABUHAN RATU

A. Sejarah PUSKESMAS

Puskesmas Labuhan Ratu merupakan Puskesmas Pemerintah Kotamadya Bandar Lampung


yang resmi menjadi puskesmas induk sejak tahun 2014 yang sebelumnya adalah
puskesmas pembantu yang berindukkan puskesmas Way halim.
Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan keperawatan)
dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan
upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,
regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.

Upaya kesehatan wajib ini harus di selenggarakan oleh Puskesmas Labuhan Ratu yaitu
1. Upaya Promosi Kesehatan ( penyebarluasan informasi kesehatan ) /+UKS
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat
5. Upaya pencegahan dan pembrantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan (Poli Umum,Poli Gigi dan Poli KIA)

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembang yaitu :
1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan Tradisional Komplementer
3. Kesehatan Olah Raga
4. Kesehatan Lansia
5. Kesehatan kerja.

6
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Adapun kegiatannya dilaksanakan didalam maupun di luar gedung puskesmas.

B. Aspek Legal

Organisasi puskesmas ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya


Bandar Lampung Nomor 38 Tahun 2008 tentang pembentukan, susunan organisasi dan tata
kerja lembaga teknis daerah Kotamadya Bandar lampung.

Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Ratu terdapat satu puskesmas pembantu yaitu
Puskesmas Pembantu Kampung Baru sesuai dengan SK Walikota Bandar Lampung no 5
tahun 2003, tertanggal 26 Maret 2003 tentang penetapan puskesmas induk dan puskesmas
pembantu.

C. Lokasi Bisnis

Puskesmas Labuhan Ratu terletak di Jalan Soekarno Hatta Bypass Kampung baru
raya ,yang sebelumnya termasuk dalam wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota
Bandar Lampung. Puskesmas Labuhan Ratu terletak di antara perkantoran SD 2 Labuhan
ratu dan Kua Labuhan Ratu dengan intensitas pemakaian tinggi.

LUAS WILAYAH PUSKESMAS LABUHAN RATU


Luas wilayah Puskesmas Labuhan Ratu 442,34 hektar yang tersebar di 6 kelurahan
dengan rata-rata kepadatan penduduk kecamatan sebesar 49.871 jiwa.

7
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

WILAYAH KERJA PUSKESMAS LABUHAN RATU


NO KELURAHAN LUAS JML JML PDDK RATA- RATA
WLYH
( Ha ) RT L P JIWA/KK
1 KAMPUNG BARU ±58 10 2880 2845 5726

2 KAMPUNG BARU ±45 7 2744 2493 5725


RAYA
3 LABUHAN RATU ±96 26 7889 7741 15.630

4 LABUHAN RATU ±100 18 3277 3483 6760


RAYA
5 KOTA SEPANG ±88,74 9 2234 2239 810

6 SEPANG JAYA ±54,60 23 5989 6057 4473


JUMLAH 442,32 93 25,013 24.858 39.124

Pada tahun 2021 ini jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Labuhan Ratu
49.871 jiwa yang dengan jumlah kepala keluarga 39.124 KK.
Sedangkan menurut proyeksi sasaran penduduk dari Dinas Kesehatan kota Bandar
lampung yang diwilayah kerja Labuhan Ratu sebesar 50.000 jiwa.
Adapun jejaring Puskesmas Labuhan Ratu kecamatan Labuhan Ratu :
a. Puskesmas Labuhan Ratu adalah puskesmas induk
- Puskesmas pembantu Labuhan Ratu
- Puskesmas pembantu Kampung Baru
b. Pos kesehatan kelurahan ( POSKESKEL )
- Pos kesehatan kelurahan Labuhan Ratu
- Pos kesehatan kelurahan Labuhan Ratu Raya
- Pos kesehatan kelurahan Kampung Baru
- Pos kesehatan kelurahan Kampung Baru Raya
- Pos kesehatan kelurahan Kota Sepang
- Pos kesehatan kelurahan Sepang jaya

c. Pos pelayanan terpadu ( POSYANDU )

8
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

- Pos kesehatan kelurahan Labuhan Ratu 5 posyandu


- Pos kesehatan kelurahan Labuhan Ratu Raya 9 posyandu
- Pos kesehatan kelurahan Kampung Baru 3 posyandu
- Pos kesehatan kelurahan Kampung Baru Raya 3 posyandu
- Pos kesehatan kelurahan Kota Sepang 3 posyandu
- Pos kesehatan kelurahan Sepang jaya 5 posyandu

d. Pos Lansia
- Kelurahan Labuhan Ratu 4 pos lansia
- Kelurahan Sepang Jaya 1 pos lansia
- Kelurahan Labuhan Ratu Raya 3 pos lansia
- Kelurahan kampung Baru 2 pos Lansia
- Kelurahan kampung Baru Raya 1 pos Lansia
- Kelurahan Kota Sepang 1 pos lansia

D. Isu-isu Strategis Pelayanan Puskesmas

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kotamadya Bandar Lampung berdasarkan data BPS
Kotamadya Bandar Lampung tahun 2021 sebesar 72,29 . Untuk menaikkan IPM sebagai
indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan rakyat, Pemerintah Kotamadya Bandar
Lampung bertekat membenahi kebijakan maupun program-program di bidang kesehatan.
Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dengan
menerapkan Puskesmas Labuhan Ratu menjadi PPK BLUD (Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah) pada tahun 2012. Namun usaha itu juga tidak lepas dari
peran serta masyarakat dan pemerintah daerah sebagai pemilik puskesmas.

Peran pihak swasta dalam pelayanan kesehatan sangat penting. Klinik swasta di samping
sebagai mitra bagi pemerintah daerah sekaligus juga sebagai pesaing bagi pemerintah
daerah. Apabila prestasi puskesmas pemerintah sampai di bawah klinik swasta, maka hal
itu menunjukkan puskesmas kurang berhasil dalam menjalankan misinya.

9
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Usaha puskesmas akan semakin ketat dalam persaingan, bukan hanya pelaku usaha
nasional tapi juga asing akan berebut pasar di Indonesia. Persaingan ini tentu saja bukan
sekedar mengenai jumlah pelaku usaha yang akan masuk, namun juga tentang kemajuan

teknologi, kualitas SDM hingga strategi pemasaran yang akan dipertarungkan untuk
memperebutkan pasar potensial masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas.

Pendapatan fungsional yang terus meningkat belum diimbangi dengan pengelolaan


keuangan yang profesional. Selain itu, pola tarif pelayanan yang belum memperhitungkan
biaya satuan (unit cost) menyebabkan pelayanan kurang optimal.

10
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

A. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Tiga Tahun Terakhir

Puskesmas Labuhan Ratu adalah satu-satunya unit pelayanan kesehatan di wilayah


Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung. Namun demikian derajat kesehatan
masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks
Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang harus
dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan adalah
kondisi lingkungan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya rumah
puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja puskesmas masih
ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen infrastruktur dan belanja pegawai
yang sebagian besar PNS daerah dibayar dari APBN dan APBD.

Untuk mengukur kinerja puskesmas digunakan beberapa indikator yang dapat mewakili
penilaian pada masing-masing perspektif BSC. Kerangka indikator kinerja yang digunakan
dibatasi pada ketersediaan data. Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang
lebih tepat digunakan dalam menilai kinerja puskesmas, namun hal itu belum dapat
disajikan dalam masing-masing unit kerja yang bermanfaat dalam proses penyusunan
program dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan.

Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan sebagai
bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh mana pengaruh lingkungan bisnis
terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan, daya saing dan budaya kerja pada Puskesmas
Labuhan Ratu maka akan diuraikan analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai
berikut:

11
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

B. Analisis Lingkungan Internal

1.1 Perspektif Pelanggan

Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran dari perilaku
pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:

a. Customer Acquisition. Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh


mana "pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data
historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan kinerja.
Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 25.% per tahun dengan jumlah
kunjungan tertinggi pada tahun 2021 mencapai 60% Perkembangan jumlah kunjungan
pasien baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2019 2730 10.920 25
2020 3472 13.888 25
2021 4487 14.959 30
Rata-rata 10689 39.767 80

b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana
puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk
menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun
terakhir rata-rata 60% dengan kunjungan pasien lama terendah terjadi pada tahun
2019 sebesar 75% dan tertinggi pada tahun 2019 sebesar 75%. .

Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tahun Pasien Lama Total Pasien %
2019 6552 10.920 60
2020 10416 13.888 75
2021 11219 14.959 75
Rata-rata 28,187 39.767 75

c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan yang
tersedia hanya pada tahun 2016.

12
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Survey tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan pada tahun 2016 dengan
menyediakan layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak saran, surat kabar,
maupun layanan pesan singkat (SMS). Sampai dengan bulan Desember 2016,
terdapat 10 keluhan dari pasien dan seluruhnya (75%) telah direspon dan dapat
diselesaikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen secara mandiri telah
melakukan survei mutu pelayanan dengan metode sampling terhadap 50 pasien.
Hasil survey tersebut menyimpulkan bahwa mutu pelayanan Puskesmas Labuhan
Ratu masih belum baik.

Dari ketiga indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan indikasi


yang masih belum menguntungkan posisi puskesmas.

1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

Kinerja pelayanan juga dapat diukur dari aspek teknis yang diharapkan dari tujuan
(goal) pelayanan medis, yang meliputi kualitas mutu pelayanan (quality of services).

a. Quality Of Services

Kualitas mutu layanan puskesmas mengacu pada SPM

Rincian lengkap bisa diliat di table lampiran.

Tahun Evaluasi kinerja


2019 62%
2020 61.8%
2021 63,72%
Rata-rata 62,5%
Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari quality of service menunjukkan
kinerja yang sangat baik, yaitu sesuai dengan standar nacional. Dengan demikian
Puskesmas Labuhan Ratu dapat memberikan mutu pelayanan seperti harapan
masyarakat.

1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran,


dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya pelayanan utamanya dari

13
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

aspek sumber daya manusia dan infrastruktur. Dalam perspektif ini terdapat empat
aspek yang dinilai, yaitu:

a. Penyediaan Sumber Daya Manusia

Puskesmas Labuhan Ratu senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada posisi
sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan pengelolaan SDM merupakan salah
satu kunci sukses dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas bagi
masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik
kuantitas maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

Puskesmas Labuhan Ratu memiliki 1 puskesmas pembantu dan 6 poskeskel sebagai


upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu
pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.

A. Kegiatan Pengelolaan SDM


Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi manajemen;
Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset; pengembangan kompetensi dan pembinaan karir;
Penyempurnaan Sistem Reward and punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan
pada pendidikan SDM yang mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan
Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi terhadap puskesmas serta
pengembangan/pendidikan yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan
manajemen umum, diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan
mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen; sistem
pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem monitoring dan
evaluasi.
Komposisi ketenagaan berdasarkan latar belakang pendidikan di Puskesmas
Labuhan Ratu tahun 2021 adalah sebagai berikut
No Nama Pendidikan Jabatan/ Program
1 Nasib Sugiarto, S.KM. S1 Kes Masyarakat Pembimbing K3
2 Yurlina, S.Kep. S1 Keperawatan Perawat
3 dr. Afrinaldi Eka Purnama
S1 Kedokteran
Dokter Umum
Umum
4 drg. Anggraeni Tresna Dewi S1 kedokteran Gigi Dokter Gigi
5 dr. Kartika Tri Handayani
S1 Kedokteran
Kepala Puskesmas
Umum

14
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

6 Abd. Rakhman, A.Md.Kep. D3 Keperawatan Perawat


7 Kusmiyati, A.Md.G D3 Gizi Nutrisionis
8 Yusnawati, A.Md.Kep. D3 Keperawatan Perawat
9 Herlina, A.Md.Keb. D3 Kebidanan Bidan
10 Erni Rosita, S.ST. D4 Kebidanan Bidan
11 Illa Tanzila, S.KM. S1 Kes Masyarakat Ka Subbag TU
12 Nurwahid, A.Md.Kep. D III Keperawatan Perawat
13 Nurdiana, S.ST. D4 Kebidanan Bidan
14 Meidayanto, A.Md.Ak.
D3 Analis
Analis
Kesehatan
15 Deviyanti Mansyur, A.Md.Kep. D3 Keperawatan Perawat
16 Merly Santy, A.Md.Keb D3 Kebidanan Bidan
17 Ayda Sari Rohman, S.KM. S1 Kes Masyarakat Epidemiolog
18 Ketut Lastri, S.Kep. S1 Keperawatan Perawat
19 dr. Syafira Riske Shila
S1 Kedokteran
Dokter Umum
Umum
20 Adestia Restasari, A.M.F. D3 Farmasi Asisten Apoteker
21 Yusroh, S.Kep. D3 Keperawatan Perawat
22 Sri Barzah Khoulia, A.Md.Kep. D3 Keperawatan Perawat
23 Eka Puji Tyas Tuti, A.Md.KG. D3 Perawat Gigi Perawat Gigi
24 dr. Haniah
S1 Kedokteran
Dokter Umum
Umum
25 Apt. Yunita Amriana, S.Farm. S1 Farmasi Apoteker
26 drg. Nabilah Aulia Putri S1 Kedokteran Gigi Dokter Gigi
27 Sherly Mirandia, S.Kep. S1 Keperawatan Perawat
28 Devi Septina Sari, S.KM. S1 Kes Masyarakat Staf
29 Ni Wayan Indriasari, S.ST.
D4 Analis
Analis
Kesehatan
30 Ns. Ewi Rizki Wahdini, S.Kep. D3 Keperawatan Perawat
31 Ani Gusnia Sari, S.Tr.Keb. D4 Kebidanan Bidan
32 Erwansyah SPK Perawat
33 Meyta Ruslina, A.Md.Keb. D3 Kebidanan Bidan
34 Rahayu Istikomah, A.Md.Keb. D3 Kebidanan Bidan
35 Agustina Sisnayanti,
D3 Kebidanan Bidan
A.Md.Keb.
36 Rohaida SPK Perawat

15
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

DATA : KEPEGAWAIAN PUSTU Kampung Baru

No Nama Jabatan Status


1 Abdul Rakhman D3 Keperawatan PNS
2 Herlina D3 Kebidanan PNS
3 Yurlina S1 Keperawatan PNS
4 Yusnawati SPK PNS
5 Merly Santi D3 Kebidanan PNS
6 Omidawati D3 Keperawatan Kontrak

Dari data diatas proporsi terbesar adalah lulusan DIII kesehatan sebesar 50% dan
terkecil adalah Sarjana sebesar 25% yaitu dokter gigi maupun umum
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 80 %
tenaga di Puskesmas adalah PNS sisanya merupakan tenaga tenaga sukarela.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan kualitas
SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit
yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi biaya
pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2016 Puskesmas telah memberikan kesempatan
peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga perawat, tenaga
medis, tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya.
Sedangkan penyelenggaraan pelatihan, seminar dan workshop baik internal
maupun eksternal meningkat sebesar dibandingkan dengan penyelenggaraan pada tahun
2014, yaitu dari 30 kali penyelenggaraan di tahun 2015 menjadi 45 kali penyelenggaraan di
tahun 2016, dengan jumlah SDM terlatih meningkat Perkembangan ini tentunya
diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan Puskesmas pada tahun-tahun
selanjutnya

b. Pengembangan Infrastruktur

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran lainnya


adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam menilai kondisi infrastruktur
digunakan dua indikator yaitu ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan
peralatan diukur dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan
(3) kondisi peralatan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.

16
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas


ruangan pada layanan rawat jalan, , penunjang medis, dan non medis.

Kondisi ketersediaan peralatan tahun 2021 dibandingkan dengan standar minimum


digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Kelengkapan Alat Alat di Kalibrasi Kondisi
Alat
Rawat Jalan 80% 80%
Penunjang Medis 85% 80%
Non Medis - - -
Rata-rata 80.5% 80%

Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 80.5% dari standar
minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum dilakukan. Sedangkan kondisi
peralatan 80% masih baik.

Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2021 dibandingkan dengan standar minimum


digambarkan dalam tabel berikut:
Layanan Pemenuhan Standar Minimum
Luas Ruangan
Rawat Jalan 100 m2
Rawat Inap -
Penunjang Medis 75.2m2
NonMedis 92m2

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan bahwa penyediaan
sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur masih belum memadai dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

1.4 Perspektif Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari sumber
pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan digunakan 3
indikator yaitu :

a. Sales Growth Rate (SGR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur


kemampuan puskesmas menggali pendapatan fungsional dari jasa layanan

17
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

kesehatan. Rata-rata pertumbuhan pendapatan fungsional Puskesmas Labuhan


Ratu dapat dilihat dari tabel berikut :

Tahun Realisasi Pendapatan Tingkat


Fungsional Pertumbuhan
(Rp) (%)
2019 1.550.195.254,93 -
2020 1.074.685.887,23 80
2021 1.483.852.838,08 .75

Berdasarkan data 3 tahun tersebut di atas, tingkat pertumbuhan pendapatan puskesmas


(dengan dasar pengukuran pendapatan tahun 2019 s.d tahun 2021 rata-rata sebesar 50
%dan menunjukkan kecenderungan peningkatan

b. Cost Recovery Rate (CRR) : Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai
sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup belanja
operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan operasional
puskesmas dari 2019-2021 dapat dilihat dari tabel berikut:
Tahun Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja CRR
Fungsional Langsung (%)
2019 1.550.195.254,93 1.467.523.964,94 -
2020 1.074.685.887,23 1.089.208.384,39 80
2021 1.483.852.838,08 1.543.135.046,99 50

Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir menunjukkan biaya langsung puskesmas


sudah dapat menutupi pendapatan fungsional sehingga kekurangan belanja
langsung dibantu oleh pemerintah daerah.

18
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

c. Tingkat Kemandirian Puskesmas: Indikator ini digunakan untuk mengukur


sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional terhadap total belanja.
Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir tingkat kemandirian keuangan puskesmas
rata-rata .50% dari total belanja puskesmas. Tingkat kemandirian keuangan
Puskesmas Labuhan Ratu dapat dilihat dari tabel berikut:
Tahun Realisasi Realisasi
Pendapatan Anggaran
Fungsional Belanja
(Rp) (Rp)
2019 30.000.000,00 30.000.000,00
2020 811.637.513,50 703.569.938,86
2021 1.062.595.139,02 1.056.509.624,58

Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2014 sampai tahun 2016
tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung meningkat. Kondisi keuangan
puskesmas yang demikian cukup wajar karena adanya kegiatan relokasi puskesmas
yang membutuhkan dana sangat besar yang masih ditunjang dari subsidi
pemerintah (pemerintah pusat maupun daerah). Biaya investasi untuk kegiatan
relokasi puskesmas diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke
depan. Pemerintah masih berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam
rangka mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan
pesatnya perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.

Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan bahwa
satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi lain
puskesmas masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi
pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.

Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas, selanjutnya data
pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai
kekuatan atau kelemahan yang dimiliki puskesmas dengan kesimpulan sebagai
berikut:

19
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Kekuatan Kelemahan
1 2 3 -1 -2 -3
A PELANGGAN
1 Customer acquisition 2 - - - -
2 Customer loyality - 2 - - - -
3 Number of complain - 2 - - - -
Sub Jumlah 6

B PROSES BISNIS INTERNAL


Qualty of Service
1 Mutu pelayanan puskesmas - 2- - - -- -

Sub Jumlah
C PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1 Penyediaan SDM - - - - -2 -
2 Pengembangan SDM - - - - -2 -

3 Pengembangan Infrastruktur 1 - - - - -
Sub Jumlah 1 -4

D KEUANGAN
1 Sales Growth Rate - - 3 - - -
2 Cost Recovery Rate - 2 - - - -
3 Tingkat kemandirian keuangan - - - - - -3
Sub Jumlah 2 -3
Jumlah 8 -7

C. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi eksternal puskesmas yang
dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberadaan puskesmas. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan adalah berikut:

20
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

A. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan dari


variabel-variabel berikut:

Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Ibu
Selama periode 2019 tidak ditemukan

b. Angka Kematian Bayi


Selama periode 2019 terdapat 1 kasus kematian bayi pada tahun 2021 di
karenakan adanya kelainan jantung.

2. Angka Kesakitan (Morbiditas)


a. Pola 10 Penyakit Terbesar
Dari sumber SP2TP Labuhan ratu ditemukan bahwa penyakit ISPA
(Commond Cold) tetap menempati urutan 1 pola 10 penyakit terbesar
selama 3 tahun terakhir ini. Disusul dengan penyakit . Penyakit lain yang
tetap bertahan di peringkat 10 penyakir terbesar adalah. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit yang ada merupakan penyakit
menular berbasis lingkungan di samping penyakit degeneratif yang banyak
menyerang usia lanjut yang semakin lama semakin meningkat.

b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2019-2021 adalah
Covid-19, TBC paru, DBD

Covid-19
Penemuan kasus Covid -19 pada tahun 2020. Total penemuan kasus
Covid -19

Tuberkulosis Paru

21
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Sepanjang tahun 2021 terdapat 14,83% penemuan kasus TB.


Demam Berdarah Dengue
Angka kesakitan DBD mengalami penurunan dalam tahun 2019-2021 dan
kasus terendah terjadi pada tahun 2021 yaitu 11 Kasus.
Diare
Angka kesakitam akibat diare yang dilayani di puskesmas labuhan ratu pada
tahum 2021 sbanyak 1273 kasus.
Campak
Sepanjang tahun 2021 tidak ditemukan kasus campak.
Pneumonia
Sepanjang tahun 2021 tidak ditemukan.
Rabiaes
Sepanjang tahun 2021 tidak ditemukan.
Kecacingan
Sepanjang tahun 2021 tidak ditemukan.
.

c. Penyakit Tidak menular


Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas
Labuhan Ratu adalah hipertensi, penyakit gigi dan mulut, dan penyakit
sistem otot dan jaringan ikat.
Hipertensi
Penyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2021, yaitu sebesar
9146 kasus. Penyakit degeneratif ini telah memasuki urutan ketiga dari
sepuluh pola penyakit terbesar di puskesmas.

Penyakit gigi dan mulut


Sepanjang tahun 2021 ditemukan kasus penyakit gigi dan mulut, meliputi
karies dentis, abses dan stomatitis aptosa.

22
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

3. Status Gizi Masyarakat


Dari rata-rata balita yang ditimbang selama periode 2021, tidak didapatkan
kasus gizi buruk 0 kasus dan kasus gizi kurang bayi 10 kasus. .

4. Jumlah peserta jaminan kesehatan


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Ratu adalah 46.528
jiwa, sedangkan yang terjamin kesehatannya melalui BPJS Kesehatan
adalah 10.524 jiwa, berarti masih ada masyarakat miskin yang belum
memiliki jaminan kesehatan.
Secara khusus pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas dikembangkan
dengan adanya program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), pecakupan
pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas terus meningkat terutama sejak
tahun 2016 dengan berkembanganya asuransi jaminan kesehatan bagi masyarakat
miskin oleh Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien miskin yang
dilayani serta pembiayaan pelayanan sejak tahun 2016. Setiap bulannya sejak tahun
2014 sampai dengan 2016 terjadi peningkatan rata-rata layanan pasien miskin.
.

a. Jejaring puskesmas sebagai sumber rujukan.


I. BALAI PENGOBATAN
- Balai pengobatan Untung medika
- Balai pengobatan Gatam
- Balai Pengobatan Surya Medika
- RSIA Belleza

II. DOKTER PRAKTEK


- Kelurahan Labuhan Ratu 1 dokter
- Kelurahan Sepang Jaya 2 dokter
- Kelurahan Kota Sepang 1 dokter

III. BIDAN PRAKTEK


- Kelurahan Kota Sepang 1 Bidan
- Kelurahan Sepang Jaya 2 Bidan
- Kelurahan Labuhan Ratu 2 Bidan
- Kelurahan Kampung Baru 1 Bidan
- Kelurahan kampung Baru raya 2 Bidan

23
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

b. .Peraturan Perundang-undangan

Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam pengelolaan
keuangan pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini
merupakan peluang bagi puskesmas khususnya dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatannya melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan
melalui peraturan-peraturan tersebut.

Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya data
pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang
atau ancaman bagi puskesmas dengan kesimpulan sebagai berikut:

Peluang Ancaman
1 2 3 -1 -2 -3
A KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER
KESEHATAN
1 Angka Kesakitan - 2 - - - -
2 Kemampuan Daya Beli 1 - - - - -
Masyarakat
3 Jumlah Peserta Jaminan - 2 - - - -
Kesehatan
4 Jejaring Puskesmas Sebagai - 2 - - - -
Sumber Rujukan
Sub Jumlah 6 -

B KEKUATAN PESAING - - - -1
Sub Jumlah - -1
C PERATURAN PERUNDANG- - 2 - - - -
UNDANGAN
Sub Jumlah 2 -
Jumlah 8 -1

24
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

c. Posisi Puskesmas Labuhan Ratu

Atas dasar hasil analisis lingkungan internal dan eksternal menunjukkan posisi
Puskesmas Labuhan Ratu berada tepat di garis yang memisahkan kuadran I dan kuadran
II.
KEKUATAN

ANCAMAN PELUANG

KELEMAHAN
Posisi puskesmas tersebut menggambarkan bahwa puskesmas memiliki peluang cukup
besar untuk meraih pangsa pasar yang sangat potensial di Kotamadya Bandar Lampung.
Peluang tersebut akan dapat dicapai apabila puskesmas mengoptimalkan kekuatan yang
telah dimiliki dan mengatasi beberapa kelemahan utama seperti pada ketersediaan SDM,
sarana dan prasarana, kualitas pelayanan dan promosi/ pemasaran.

Diharapkan dengan adanya perencanaan strategis bisnis dan pelaksanaannya secara


konsisten, Puskesmas Labuhan Ratu mampu untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dalam rangka memuaskan harapan masyarakat dan
stakeholders.

d. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan

Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat dikemukakan lima faktor kunci keberhasilan,
sebagai berikut:
1. Adanya fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan tetap memperhatikan aspek
pengendalian internal yang berpihak pada kepentingan pasien.
2. Menerapkan standar pelayanan minimum, meliputi standar input, standar output
dan standar mutu secara konsisten sesuai kaidah ilmu kedokteran klinik dan standar

25
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

yang ditetapkan oleh departemen teknis terkait serta melakukan evaluasi kinerja
mutu pelayanan secara periodik dengan mengembangkan sistem pengukuran data
kinerja secara bertahap.
3. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas yang ada dalam
memecahkan persoalan-persoalan elementer puskesmas melalui pendidikan dan
pelatihan.
4. Penataan kelembagaan dengan memperjelas peran dan komitmen semua komponen
puskesmas yang berfokus pada peningkatan mutu layanan serta mengembangkan
budaya kerja organisasi yang dilandasi etika kerja sesuai pedoman perilaku yang
telah ditetapkan.
5. Pemanfaatan pendanaan subsidi pemerintah secara efisien untuk memicu
peningkatan mutu layanan.

BAB IV
ARAH BISNIS PUSKESMAS LABUHAN RATU

A. VISI
- Puskesmas dengan Pelayanan Prima menuju masyarakat sehat dan mandiri

B. MISI
- Mengupayakan Puskesmas Labuhan Ratu, sebagai pusat layanan dan rujukan
dasar yang profesional, dipercaya, modern dan terjangkau.
- Meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan Puskesmas Labuhan
Ratu.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Labuhan Ratu
- Menciptakan kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat Labuhan
Ratu.

C. Strategis

26
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai kemandirian


puskesmas.

Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek
puskesmas, yaitu :

a. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan keuangan, yang dicerminkan dengan


kemandirian puskesmas

b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang terpercaya


dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

c. Perspektif proses bisnis internal, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang
unggul dalam pelayanan ibu dan anak..

d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang


profesional, sehingga senantiasa berupaya meningkatkan keahlian dan
profesionalitas pegawai.

D. Kebijakan dan Sasaran Strategis

Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung pencapaian


MDGs danmendukung visi dinas kesehatan bandar lampung yaitu, terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat bandar lampung yg optimal thn 2015.

1.1 Perspektif Pelanggan

Berdasarkan data historis 5 tahun kondisi pelanggan Puskesmas Labuhan Ratu


menunjukkan kecenderungan customer loyality meningkat setiap tahunnya. Untuk
meningkatkan customer acquisition dan mempertahankan customer loyality dan
mempertimbangkan peluang yang ada, puskesmas menetapkan beberapa sasaran
strategis dan target sebagai berikut:

a. Meningkatnya kepuasan pasien, dengan indikator beserta target kinerjanya


sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Kinerja

27
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Kunjungan Pasien
- Customer Acquisition 50%
- Customer Loyality 75%
Indeks Kepuasan Pasien 80%
Tingkat Keluhan Yang Ditangani 100%

b. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat miskin , dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Prosentase masyarakat miskin yang dilayani:
- Jamkesmas 100%
- Jamkesda 100%
- Askes 100%

1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi puskesmas agar
pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target yang
telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas


Indikator Kinerja Target Kinerja
kunjungan ibu hamil K-4 95%
komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 90%

28
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

pelayanan nifas 90%


neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
kunjungan bayi 90%
atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100%
Pelayanan anak balita 100%
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 100%
6-24 bulan keluarga miskin
balita gizi buruk mendapat perawatan 100%
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 80%
peserta KB aktif 70%
Cakupan penemuan dan penanganan penderita <15 per 100.000 pend/th
penyakit, meliputi penyakit
Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Penderita pneumonia balita 100%

Pasien baru TB BTA positif 85%


Penderita DBD yg ditangani 100%
Pelayanan kesehatan rujukan 100%
desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 100%
penyelidikan epidemiologi < 24 jam

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat: 100%


Cakupan desa siaga aktif

b. Meningkatnya status puskesmas dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Penetapan PUSKESMAS sebagai BLUD Tahun 2014
Peningkatan jumlah kunjungan puskesmas Tahun 2016

29
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

1.3 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan


pengembangan SDM, komitmen SDM, serta penyediaan infrastruktur puskesmas.
Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kecukupan tenaga kesehatan, dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Kinerja


Rasio tenaga kesehatan:
- Tenaga medis 4
- Tenaga keperawatan 15
- Tenaga penunjang medis 12
- Tenaga non medis 10

b.Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat 100%
teknis dan tugas belajar:
- Tenaga medis 100%
- Tenaga keperawatan 100%
- Tenaga penunjang medis 100%
- Tenaga non medis 100%
- Manajemen 100%

c. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur pelayanan kesehatan


puskesmas, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut:

30
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

Indikator Kinerja Target Kinerja


Ketersediaan peralatan:
- Kelengkapan peralatan 90%
- Prosentase peralatan dikalibrasi 100%
- Kondisi Peralatan Baik 80%
Ketersediaan ruangan 100%

1.4 Perspektif Keuangan

Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah
sebagai berikut:

a. Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas, dengan indikator beserta target


kinerjanya sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Kinerja


Sales Growth Rate (SGR) 50% per tahun
Cost Recovery Rate (CRR) 80%
Tingkat kemandirian Puskesmas 75%

31
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

BAB V
STRATEGI BISNIS

Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan puskesmas untuk mencapai sasaran
strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menyusun program-
program kerja yang direncanakan dengan memperhatikan kekuatan sumber dana yang
dimiliki. Program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis dapat
diuraikan sebagai berikut:

A. Program Kerja

Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya
pencapaian arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab IV. Adapun secara
sistematis program-program kerja diarahkan pada pencapaian keberhasilan yang
mendukung sasaran strategis dalam empat perspektif BSC sebagai berikut:

1.Perspektif Pelanggan

Program dalam perspektif pelanggan diarahkan untuk meningkatkan kepuasan kepada


pelanggan. Beberapa program dimaksud merupakan program lokalitas kewenangan
UPTD, sebagai berikut:
a. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
b. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

32
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

2.Perspektif Proses Bisnis Internal

Program dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk meningkatkan


pelayanan kepada pelanggan. Program-program dimaksud dalam perspektif ini
merupakan merupakan program lokalitas kewenangan UPTD, sebagai berikut:
a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat – KIA dan Pelayanan kesehatan dasar
b. Program Perbaikan gizi Masyarakat
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
d. Program kewaspadaan dini penanggulangan KLB

3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Program-program dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diarahkan pada
usaha untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan tenaga kesehatan dan
ketersediaan infrastruktur pendukung pelayanan. Program-program tersebut adalah
sebagai berikut:

Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan UPTD


1) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana puskesmas
3) Program Pengembangan Sumber daya manusia- Kesehatan
.

4. Perspektif Keuangan

Program dalam perspektif keuangan selain diarahkan untuk mendukung penyediaan


pelayanan, juga diarahkan kepada upaya-upaya untuk mencapai kemandirian
puskesmas khususnya dalam hal pembiayaan belanja operasional terkait pelayanan dan
peningkatan akuntabilitas keuangan dan kinerja kepada merintah dan masyarakat.
Program-program dalam perspektif ini merupakan merupakan program lokalitas
kewenangan UPTD, yaitu sebagai berikut:

a. Program Manajemen Pelayanan Kesehatan.

33
Rencana Strategi Bisnis (RSB)
Puskesmas Labuhan Ratu

B. Kerangka Pembiayaan Lima Tahun


Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis didukung
dengan kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan belanja langsung dan belanja
tidak langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran.

34

You might also like