You are on page 1of 21

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK PEMERIKSAAN FISIK


TERHADAP NY. V
DI UPTD PUSKESMAS ANDOOLO UTAMA
NOVEMBER
2022

Di susun oleh:
AGHNI JATI KRISNAWURI
NIM : 220503495287

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Keterampilan Dasar Praktek Klinik (KDPK)” yang berjudul
“Pemeriksaan Fisik” dengan tepat pada waktu yang diberikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Dr.Bd.Hj.Lilik Susilowati,S.SiT.,M.Kes.,MARS selaku ketua Yayasan
Bhakti Pertiwi Indonesia
2. Ibu Dr.Bd.Hj.Ella Nurlelawati,S.SiT.,SKM.,M.Kes selaku Ketua Stikes
Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia
3. Dian Reflisiani,S.SiT,M.Kes selaku ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Stikes Bhakti Pertiwi
Indonesia
4. Ibu Zakiah Hary Nisa,S.Tr,Keb, M.Tr.Keb selaku Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, saran dan ilmu dalam proses
pembuatan makalah ini
5. Ibu Eti Kursina Str.Keb,Bd selaku pembimbing Lahan Praktik yang telah
memberikan bimbingan, saran dan ilmu dalam proses pembuatan makalah
ini.
6. Teman-teman seangkatan dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian makalah ini.
Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat membantu kita dalam
mempelajari dan memahami tentang pemberian obat melalui jaringan intra
kutan (IC). Namun, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi tercapainya
perbaikan ataupun kekurangan dalam makalah ini. Terima kasih.

Andoolo Utama , 12 November 2022

Aghni Jati Krisnawuri

2
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………..………………………. 1

KATA PENGANTAR 2

………………………………………………………… 3

DAFTAR ISI 4

…………………………………………………………………... 6

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 11

…… 16

BAB II LANDASAN TEORI 18

…………………………………………………. 19

BAB III TINJAUAN KASUS 20

…………………………………………………

BAB IV PEMBAHASAN ,…………………………………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………….…. ……………...

DAFTAR

PUSTAKA…………………………………………………………..

LAMPIRAN……………………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perawat sering kali menjadi orang yang pertama mendeteksi perubahan pada
kondisi klien tanpa memperhatikan latar belakanya. Oleh karena itu kemampuan
berfikir dan interpretasi secara klinis tentag arti prilaku klien dan perubahan fisik
yang di tampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi tenaga Kesehatan.
Ketrampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi tenaga
Kesehatan untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada
Kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan tenaga Kesehatan untuk mengkaji
pola yang mencerminkan masalah Kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien
sejalan dengan terapi. Tenaga Kesehatan bekerja di berbagai tempat, mencari
informasi tentang status Kesehatan klien
Pemeriksaan fisik pada dasarnya dikembangkan berdasarkan model
keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah
Kesehatan atau dengan kata lain pemeriksaan fisik keperawatan harus mencerminkan
diagnose fisik secara umumpetugas Kesehatan dapat membuat Tindakan untuk
mengatasinya
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Memberikan ketrampilan dasar praktik klinik yaitu pemeriksaan fisik terhadap
Ny. V dalam rangka melihat Kesehatan fisik ibu di UPTD Puskesmas Andoolo
Utama November 2022.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan fisik
3. Untuk mengetahui apa manfaat pemeriksaan fisik
4. Untuk mengetahui tehnik pemeriksaan fisik
5. Untuk mengetahui indikasi dari pemeriksaan fisik
6. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan fisik

4
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam makalah ini yaitu ketrampilan dasar praktik klinik yaitu
pemeriksaan fisik terhadap Ny. V dalam rangka melihat Kesehatan fisik ibu di
UPTD Puskesmas Andoolo Utama November 2022.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Meningkatkan wawasan dan pengalaman belajar dalam melakukan penelitian.
2. Bagi tempat penelitian
Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat khususnya pada pasien pemeriksaan fisik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data dasar
untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pemeriksaan Fisik


Adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang di anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan
komprehensif, memastikan ataumembuktikan hasil anamnesa, mementukan masalah
dan merencanakan tindakan keperawtanyang tepat bagi klien.Pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahlimedis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaanakan dicatat
dalam rekam medis. rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu
dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien
 
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan pada dasarnya sama denan pemeriksaan
fisik kedokteran biasanya diklasifikasikan menurut sisitem tubuh manusia yaitu
palpasi, inspeksi,auskultasi dan perkusi.Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala
dan secara berurutan sampai ke kaki.mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital,
kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulutdan tenggorokan, leher, dada, paru,
jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum,ektremitas.

2. Tujuan Pemeriksaan Fisik


Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan ini bertujuan :
a. Untuk mengumpulkan data dasar tentang Kesehatan pasien
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh
dalam riwayat keperawatan
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan 
penatalaksanaan
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan.

6
3. Manfaat Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun
bagi profesikesehatan lain, diantaranya:
a. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose
keperawatan.
b. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
c. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat.
d. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
4. Tehnik Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata dilakukan
untuk mendeteksi tanda-tanda fisik  yang berhubungan dengan status
fisik. Mulailah melakukan inspeksi pada saat pertama kali bertemu
dengan pasien. Amati secara cermat mengenai tingkah laku dan
keadaan tubuh pasien. Amati dari hal-hal yang umum kemudian ke
hal-hal yang khusus.Fokus pemeriksaan pada setiap bagian tubuh
adalah ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi dan
penonjolan atau pembengkakan. Perlu di bandingkan hasil normal dan abnormal
bagian tubuh satu degan bagian tubuh lainnya.Langkah- langkah kerja inspeksi
adalah
1. Atur pencahayaan yang cukup sebelum mealakukan inspeksi
2. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman.
3. Buka bagian yang di inspeksi dan yakinkan bahwa
b a g i a n t e r s e b u t t i d a k t e r t u t u p b a j u , selimut dsb.
4. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi.
5. Selalu jelaskan dalam menetapkan apa yang Anda lihat.
6. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi :
p r i l a k u ,   e k s p r e s i ,   p e n a m p i l a n   u m u m ,  pakaian, postur tubuh
dan gerakan dengan waktu yang cukup.
7. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandinkan satu
bagian sisi tubuh dengan sisiyang lain.

b. Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indra
peraba seperti tangan dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan
atau organ seperti temperatur, keelastisan, bentuk ukuran, kelembaban
dan penonjolan. Ada 2 jenis palpasi :

7
1) Palpasi ringan, banyak di gunakan dalam pengkajian. 'engan cara
ujung(ujung jari pada satuatau dua tangan digunakan secara simultan.
2angan di letakkan pada area yang akana di  palpasi dan jari(jari di
letakkan ke bawah perlahan(lahan sampai di temukan hasil.
2) palpasi dalam, di kerjakan untuk merasakan isi abdomen. Dapat dilakukan d
engan dua tangan sehingga di sebut bimanual. Satu tangan diguanakan untuk
merasakan bagian yang di palpasi, tangan lainya untuk menekan kebawah.
dengan posisi releks, jari-jari tangan kedua diletakan melekat pada jari-
jari pertama. Tekanan dilakukan oleh pucuk tangan ke sendi
interpalangeal distal. Tekanan di lepaskan sebelum pindah area
kecuali untuk mengetahuiadanya nyeri tekana. Cara kerja palpasi dapat
dilakukan sebagai berikut :
a) Pastikan bahwa area yang akan di palpasi benar(benar nampak.
b) Cuci tangan sampai bersih dan keringkan.
c) Beritahu pasien tentang apa yang dikerjakan.
d) Secara prinsip palpasi dapat dilakukan dengan semua jari,
tetapi jari telunjuk dan ibu jarilebih sensitive.
e) Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari
2,3 dan 4 secara bersamaan untuk palpasi abdomen
gunakan telapak tangan dan beri tekanan dengan jari-
j a r i s e c a r a ringan.
f) Bila di perlukan lakukan dengan dua tangan.
g) Perhatikan dengan seksama muka pasien selama palpasi untuk
mengetahui adanya nyeritekan.
h) Lakukan palpasi secara sistematis dan uraikan ciri(ciri tentang
ukuran, bentuk, konsistensidan permukaannya.

c. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan
tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya. (kiri
kanan)  dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi
jaringan.Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk
menghasilkan suara. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
a. Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
b. Re d u p   :   s u a r a   p e r k u s i   j a r i n g a n   y a n g   l e b i h   p a d a t ,   m i s a l n y a   d
i   d a e r a h p a r u - p a r u   p a d a  pneumonia.
c. Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.

8
d. Hipersonor/timpani : suaran perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong, misalnyadaerah cavern persiapan yang diperlukan
paru, pada klien asma kronik.

d. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang di dengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas dan
bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah
1) Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-
saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales
halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
2) Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
inspirasi maupun saat ekspirasi.Ciri khas ronchi adalah akan hilang
bila klien batuk. Misalnya pada edema paru
3) Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k. bisa dijumpai pada
fase inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
4) Pleura /riction Rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan
amplas pada kayu.Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
5. Indikasi Pemeriksaan Fisik
Mutlak dilakuakn pada setiap klien, terutama pada :
a. Klien yang baru masuk tempat pelayanan Kesehatan untuk dirawat
b. Secara rutin pada klien yang dirawat
c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien.

6. Prosedur Tindakan Pemeriksaan fisik


a. Kepala
Inspeksi : lihat ada atau tidak adanya lesi, hiperpegmentasi,edema dan
distribusi rambut kulit, Palpasi : di raba dan tentukan turgor kulit elastis atau
tidak.
b. Mata
Inspeksi : kelopak mata ada radang atau tidak, simetris kiri kanan atau
tidak, refleks kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera : merah/ konjungtivitis,
mediasis melebar/ dilatasi 9 Pada Pasien meninggal.
c. Hidung
Inspeksi : apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan, massa.
d. Telingga

9
Inspeksi daun telingga simetris atau tidak, apakah ada inflamasi,apakah ada
secret. Palapasi : apakah ada nyeri tekan, massa.
e. Mulut
Inspeksi : amati bibir apa ada kelainan kongenetal, warna,
kesimetrisan ,kelembapan ,pembekakan, lesi.
f. Leher
Inspeksi : amati mengenai bentuk, warna kulit, jarinagn parut amati adanya
pembekakan kelenjar tiroid,gondok, dan adanya masa, amati kesimetrisan
leher dari depan,belakang dan samping.minta pasien untuk menggerakan leher
amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.
Palpasi : letakan kedua telapak tanagn pada leher klien, suruh pasien menelan
dan rasskan adanya kelenjar tiroid.
g. Pernapasan/dada
Inspeksi : amati kesimetrisan dada kiri dan kanan amati adanya retraksi
interkosta, amati gerak paru. Palpasi : ekspansi paru periksa dada dibawah
papilla. Perkusi : untuk perkusi anterior di mulai batas evavikula lalu kebawah
sampai intercostal .
h. Payudara
Inspeksi : amati payudara apakah simetris kiri dan kanan, lihat pigmentasi
pada bagian areola, palpasi : raba payudara apakah ada penjolan ,dan apakah
klien merasakan nyeri.
i. Abdomen
Inspeksi :Amati bentuk perut secara umum, warna kulit,adanya
retraksi,penonjolan,adanya ketidak simetrisan, adanya asites. Palpasi ringan :
untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakan telapak tangan
pada abdomen secara berhimpitandan tekan secara merata. Palpasi dalam ;
untuk mengetahui posisi organ seperti hepar, ginjal,limpa dan metode
bimanual ½ tangan.
j. Ekstemital atas dan bawah
Inspeksi : amati apakah simetris kiri dan kanan, periksa jumlah jari apakah
lengkap, amati adanya pembekakan, warna kuku apakah kebiruan. Palapasi :
apakah ada odema, apakah ada nyeri tekan.
k. Genetalia
1) Genetalia laki-laki
Inspeksi : amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain, apakah penis
yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi.
Amati skrotum apakah ada hernia ingual, amati bentuk dan ukuran. Palpasi :
tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri.
2) Genetalia Wanita

10
Inspeksi : kuantitas dan penyebaran pibis merata atau tidak amati adanya lesi,
eritema, keputihan. Palpasi : Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh
satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium, dan
perineum.
l. Anus
Inspeksi jarigan perineal dan jariagan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus.
Palpasi : ulaskan zat pelumnas dan masukan jari ke rectal dan rasakan adanya
nobul atau pelebaran vena.
m. Refleks patella
Minta pasien duduk dan tungkai mengantung di tempat tidur, alihkan
pandangannya pasien untuk menarik tangan di dada, pukul tendo patella, kaji
refleks.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 12 November 2022


Pukul : 10.00 WIB
A. Identitas
Nama klien : Ny .V
Umur : 25 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Desa Ranooha Lestari

Data Subjektif
Keluhan utama : Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan ibu
pusing ,sering mual pada pagi hari. Ibu mengatakan Hpht tanggal 08 september 2022

Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan emosional: Stabil
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ºC
Pernafasan : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala

12
a) Rambut : Bersih
b) Muka : Tidak oedem, tidak pucat
c) Mata
(1) Konjungtiva : Tidak anemis
(2) Sklera : Tidak ikterik
(3) Palpebra : Normal
d) Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran
e) Telinga : Simetris, tidak ada serumen
f) Mulut (gigi, gusi) : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis
2. Leher
1) Kel. Gondok/ thyroid : Tidak ada pembesaran
2) Tumor : Tidak ada
3) Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
3. Dada dan axilla (ketiak) : Tidak ada retraksi dada dan tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
4. Mammae
a) Pembesaran : Tidak ada
b) Tumor : Tidak ada
c) Simetris : Ya
d) Abses : Tidak ada
e) Kelenjar : Tidak ada
5. Abdomen
1) Inspeksi
Luka bekas operasi : tidak ada
Hiperpigmentasi :-
Bentuk : simetris
2) Palpasi : TFU belum teraba dengan jelas
7. Vulva dan vagina
1) Warna : Merah
8. Ekstremitas atas dan bawah
1) Varices : Tidak ada
2) Oedem : Tidak ada
3) Kemerahan pada betis : Tidak ada

Analisa
Ny. V usia 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 8 minggu.
Kebutuhan : pemeriksaan fisik head to toe pada ibu

Penatalaksanaan

13
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang yang akan dilakukan
- Ibu sudah mengerti prosedur yang akan dilakukan
2. Bersikap sopan dan menjaga privacy pasien
- Ibu merasa senang berkunjung ke klinik
3 Memposisikan pasien dengan tepat
- Posisi pasien sudah nyaman
4 Menanggapi terhadap reaksi pasien
- Pasien merasa diperhatikan
5 Bersikap sabar dan teliti
- Pasien sangat koperatif
6. Menyiapkankan alat, tensi meter, stestoskop, pen light, refleks hammer, pengukur
suhu,hanscoon, apron.
- Peralatan sudah siap digunakan
7. Menyiapkan pasien
- Pasien sudah diposisikan yang nyaman
8. Memberikan informasi tentang prosedur dan tujuan tindakan
- Pasien sudah mengerti prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
9. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan
dengan handuk bersih.
- Sudah dilakukan cuci tangan
10. Klien berbaring di tempat tidur
- Klien sudah berada pada posisi yang nyaman
11. Memeriksa TTV klien dan memberitahu hasil
- Klien tau keadaan tanda-tanda vitalnya
12. Memeriksa keadaan kepala ibu
- Ibu merasa nyaman
13. Memeriksa keadaan mata pasien, mengajurkan ibu untuk melihat keatas sambal
memeriksa konjungtiva klien
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
14. Memeriksa keadaan hidung klien
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
15. Memeriksa telinga klien, melihat deadaan di dalam telinga
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
16. Memeriksa keadaan mulut, menganjurkan ibu untuk membuka mulut
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
17. Memeriksa leher ,menganjurkan ibu untuk menelan
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
18. Memeriksa pernapasan klien
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan

14
19. Memeriksa payudara ibu, mengajurkan ibu untuk melepas baju
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
20. Memeriksa abdomen klien
- bu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
21. memeriksa ekstremitas klien
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
22. Memeriksa keadaan genetalia klien, menganjurkan klien untuk melepas pakaian
bagian bawah
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
23. Melakukan pemeriksaan refleks patella pada pasien, menganjurkan pasien untuk
duduk di pinggir tempat tur denhan kondisi kaki tergantung
- Ibu mau bekerjasama saat di lakukan pemeriksaan
24. Membantu klien memakai pakaian
- Pakaian ibu sudah dipakai dengan rapi
25. Merapikan peralatan dan ruangan
- Peralatan dan ruangan sudah dibereskan
26. Mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkan
dengan handuk bersih
- Tangan sudah dicuci bersih
27. Melakukan pendokumentasian
- Sudah di catat ke dalam buku register.

15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pemeriksaan fisik merupakan peninjuan dari ujung rambut ke ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi onjektif tentang klien dan
memmungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinik. Keakuratan pemeriksaan
fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penentuan respon
terhadap terapi tersebut. (Potter dan Perry, 2005)
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau
hanya bagian tertentu yang di anggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif
dan komperhesif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah
dan merencanakan Tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika,2010)
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data
objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada
kemampuan fungsional klien. Misalnya ketika klien mengalami gangguan sistem
muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi
klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.
Metode pemeriksaan fisik yang dilakuakn yaitu  Inspeksi Merupakan metode
pemeriksaan pasien dengan melihat langsung seluruh tubuh pasien atau hanya bagian
tertentu yang diperlukan. Metode ini berupaya melihat kondisi klien dengan
menggunakan ‘sense of sign’ baik melalui mata telanjang atau alat bantu penerangan
(lampu). Inspeksi adalah kegiatan aktif, proses ketika perawat harus mengetahui apa
yang dilihatnya dan dimana lokasinya. Metode inspeksi ini digunakan untuk mengkaji
warna kulit, bentuk, posisi, ukuran dan lainnya dari tubuh pasien. Palpasi Merupakan
metode pemeriksaan pasien dengan menggunakan ‘sense of touch’ Palpasi adalah
suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian
tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Tangan dan jari-jari adalah instrumen
yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya metode palpasi ini
dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh(temperatur), adanya getaran,
pergerakan, bentuk, kosistensi dan ukuran, kemudian Perkusi adalah suatu tindakan

16
pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang
dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan
dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/
gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut
dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran,
bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin
banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan. Dan
terakhir metode Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah: bunyi jantung, suara nafas, dan bising
usus.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan peninjuan dari ujung rambut ke ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi onjektif tentang klien dan
memmungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinik. Keakuratan pemeriksaan
fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penentuan respon
terhadap terapi tersebut.
Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada klien yang
baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, secara rutin pada klien
yang sedang di rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi pemeriksaan fisik
ini sangat penting dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar.

2. Saran
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran dalam ilmu kesehatan
khususnya ilmu keperawatan penting sekali memahami dan mahir  melakukan
pemeriksaan fisik dalam asuhan keperawatan secara tepat agar terhindar dari
kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di masyarakat yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, Dorothy Young (2000). Dasar-dasar Riset Keperawatan. Jakarta : EGC


Gleadle, Jonathan (2005). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Erlangga
Kementrian Kesehatan RI (2014). Jumlah Tenaga Kerja Keperawatan di Indonesia.
http://eprints.ums.ac.id/34283/5 diakses tanggal 10 November 2022
Potter P.A, Perry A.G (2005). Buku AjarFundamental Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

19
LAMPIRAN

20
21

You might also like