You are on page 1of 3

Auditing II

Francezco R Pattiradjawane
2019-30-178

KASUS PT HANSON INTERNATIONAL TBK (MYRX)

Dalam kasus PT Hanson International Tbk (MYRX), perusahaan terbukti melakukan


kesalahan penyajian (overstatement) laporan keuangan yang membuat pendapatan per 31
desember 2016 overstated sejumlah Rp613 miliar. Selain itu kasus ini juga menyeret Sdri.
Sherly Jokom atas pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan Publik karena dianggap tidak
cermat dan kurang berhati-hati dalam melakukan audit. Atas pelanggaran tersebut, pada 31
Juli 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan sanksi dan denda terhadap PT Hanson
International Tbk (MYRX), jajaran direksi, dan Sdri. Sherly Jokom.

A. Kronologi

Pada 31 Juli 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi kepada Benny
Tjokrosaputro dan perusahaan yang dipimpinnya yakni PT Hanson International Tbk.
(MYRX) karena kesalahan penyajian (overstatement) laporan keuangan perusahaan untuk
periode 31 Desember 2016. Berikut beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh PT
Hanson Internasional Tbk. berdasarkan hasil pemeriksaan atas kasus dugaan pelanggaran
peraturan perundang-undangan di Bidang Pasar Modal oleh OJK:

a) Ketentuan Pasal 69 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
jo. huruf A angka 3 Peraturan Nomor VIII. G..7 tentang Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik (Peraturan Nomor VIIIG.&) jo.
paragraf 36 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 44 tentang Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estat (PSAK 44) karena atas penjualan Kaveling Siap Bangun
(KASIBA) dengan nilai gross sebesar Rp732.000.000.000,-, PT Hanson International
Tbk mengakui pendapatan dengan metode akrual penuh (full acrual method) pada
Laporan Keuangan Tahunan (LKT) PT Hanson International Tbk per 31 Desember
2016.
b) Ketentuan Pasal 69 UUPM jo, huruf C angka 2 huruf d angka 1) huruf b) Peraturan
Nomor VIII. G.7 karena PT Hanson International Tbk tidak mengungkapkan
Perjanjian Pengikatan Jual beli Kavling Siap Bangun di Perumahan Serpong Kencana
tertanggal 14 Juli 2016 (PPJB 14 Juli 2016) terkait pernjualan KASIBA pada LKT PT
Hanson International Tbk per 31 desember 2016. Selain itu terdapat pelanggaran lain
yang dilakukan oleh jajaran direktur dan rekan rekan pada Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Sungkoro dan Surja (memberofernst and Young Global Limited) yang
melakukan audit atas LKT PT Hanson International Tbk per 31 Desember 2016.
Pelanggaran tersebut diantaranya:
a. Sdr. Benny Tjokrosaputro, selaku Direktur Utama PT Hanson Internasional
Tbk, terbukti melakukan pelanggaran:
i. pasal 107 UUPM karena Sdr. Benny Tjokrosaputro sebagai pihak yang
menandatangani PPJB 14 Juli 2016 dan Representation Letter

This study source was downloaded by 100000853535964 from CourseHero.com on 12-04-2022 22:20:58 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/159153216/PT-Hansondocx/
tertanggal 29 Maret 2017 tidak menyampaikan PPJB 14 Juli kepada
auditor yang mengaudit LKT PT Hanson International Tbk yang
mengakibatkan pendapatan per 31 desember 2016 overstated sejumlah
Rp613.000.000.000 dan OJK sehingga OJK tidak dapat menggunakan
kewenangan untuk memerintahkan PT Hanson International Tbk
melakukan koreksi atas pengakuan pendapatan.
ii. bertanggung jawab atas kesalahan penyajian Laporan Keuangan
Tahunan (LKT) PT Hanson International Tbk per 31 Desember 2016
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan angka 4 jis. angka 2 dan
angka 3 Peraturan Nomor VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi
atas Laporan Keuangan.
b. Sdr. Adnan Tabrani, selaku Direktur PT Hanson Internasional Tbk per 31
Desember2016, bertanggung jawab atas kesalahan penyajian LKT PT Hanson
Internasional Tbk per 31 Desember 2016.
c. Sdri. Sherly Jokom, selaku rekan pada Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Sungkoro dan Surja (member ofErnst and Young Global Limited) yang
melakukan audit atas LKT PT Hanson Internasional Tbk per 31 Desember
2016, terbukti melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragraf A 14
SPAP SA 200 dan Seksi 130 Kode Etik Profesi Akuntan Publik - Institut
Akuntan Publik Indonesia karena dinilai tidak cermat dalam pelaksanaan
prosedur audit SA 560 terutama pada huruf (b) paragraf 14 terkait penentuan
apakah LKT PT Hanson internasional Tbki per 31 Desember 2016 yang
mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas
fakta yang diketahui oleh Auditor setelah laporan keuangan diterbitkan.

B. Sanksi

Dengan adanya pelanggaran tersebut, OJK menetapkan sanksi diantaranya:

a) PT Hanson International Tbk dikenakan:


1. Sanksi administratif berupa denda sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah); dan
2. Perintah Tertulis untuk melakukan perbaikan dan penyajian kembali atas LKT
PT Hanson International Tbk per 31 Desember 2016 paling lambat 14 (empat
belas) hari setelah ditetapkannya surat sanksi.
b) Sdr. Benny Tjokrosaputro dikenakan sanksi administrative berupa denda sebesar
sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
c) Sdr. Adnan Tabrani dikenakan sanksi administratifberupa denda sebesar
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
d) Sdr. Sherly Jokom selaku Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
dikenakan sanksi administratif berupa Pembekuan STTD selama 1 (satu) tahun
terhitung setelah ditetapkannya surat sanksi

This study source was downloaded by 100000853535964 from CourseHero.com on 12-04-2022 22:20:58 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/159153216/PT-Hansondocx/
C. Identifikasi Pelanggaran Etika Akuntan Profesional

Dalam Pengumuman Otoritas Jasa Keuangan Nomor: PENG-3/PM.1/2019 disebutkan


telah terjadi pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragraf A 14 SPAP SA 200 dan Seksi 130
Kode Etik Profesi Akuntan Publik - Institut Akuntan Publik Indonesia oleh Sdr. Sherly
Jokom, selaku rekan pada Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja
(member of Ernst and Young Global Limited) yang melakukan audit atas LKT PT Hanson
Internasional Tbk per 31 Desember 2016. Pada seksi 130 dijelaskan bahwa Jasa
profesional yang kompeten mensyaratkan pertimbangan yang cermat dalam menerapkan
pengetahuan dan keahlian profesional untuk jasa yang diberikan. Selain itu setiap
Akuntan Profesional diwajibkan untuk bertindak tekun sesuai dengan standar teknis dan
professional yang berlaku ketika memberikan jasa profesional. Ketekunan meliputi
tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan penugasan, berhati-hati, lengkap, dan
tepat waktu. Pada kasus ini Sdr. Sherly Jokom justru kurang cermat dan berhati-hati
dalam melakukan audit laporan keuangan. Terbukti karena ia tidak mengoreksi kesalahan
bahwa terdapat kesalahan material pada Laporan Keuangan Tahunan PT Hanson
International Tbk yaitu kesalahan dalam pengakuan pendapatan atas penjualan KASIBA
dengan metode full accrual method dan tidak mampu menemukan kekurangan informasi
yang seharusnya dilampirkan dalam laporan keuangan berupa perjanjian peningkatan jual
beli (PPJB) atas penjualan KASIBA. Hal tersebut membuat pendapatan PT Hanson
International Tbk per 31 Desember 2016 menjadi overstated dengan nilai mencapai
Rp.613.000.000,-.

This study source was downloaded by 100000853535964 from CourseHero.com on 12-04-2022 22:20:58 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/159153216/PT-Hansondocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

You might also like