You are on page 1of 13

TUGAS MANDIRI RESUME SUB CPMK-3

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN (AKK)

MATA KULIAH

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KESEHATAN

OLEH :

ANGGUN DWI JAYA LESTARI

22.13101.10.28

Dosen Pengampu Martawan Madari, SKM, MKM

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

2022
A. PENDAHULUAN

Pengembangan Kebijakan tidak terlepas dari masalah (isu) yg


berkembang ditengah masyarakat. Keinginan merespon berbagai
permasalahan yang menyangkut kepentingan masyarakat luas dan tujuan
penyelesaian masalah menjadi dasar dilakukannya formulasi (pembuatan)
kebijakan yg dilanjutkan berutur-turut dg implementasi hingga monitoring
dan evaluasi. Keseluruhan tahap disebut pengembangan kebijakan yg
berlansung sbg siklus kebijakan , mulai dari pembuatan kebijakan,
implementasi kebijakan, dan monitoring dan evaluasi sbg dasar pengajuan
rekomendai sbg sebuah umpan balik (feed back( utk pengembangan kebijakan
berikutnya. Ada yang mengatakan bahwa kebijakan kesehatan merupakan
driver dari ekonomi, itu disebabkan karena adanya inovasi dan investasi
dalam bidang teknologi kesehatan, baik itu bio-medical maupun produksi,
termasuk usaha dagang yang ada pada bidang farmasi. Namun yang lebih
penting lagi adalah keputusan kebijakan kesehatan melibatkan persoalan
hidup dan mati manusia (Buse, Mays & Walt, 2005). Kebijakan kesehatan itu
adalah tujuan dan sasaran, sebagai instrumen, proses dan gaya dari suatu
keputusan oleh pengambil keputusan, termasuk implementasi serta penilaian
(Lee, Buse & Fustukian, 2002).

Kebijakan kesehatan adalah bagian dari institusi, kekuatan dari aspek


politik yang memengaruhi masyarakat pada tingkat lokal, nasional dan dunia
(Leppo, 1997). Implementasi kebijakan kesehatan memiliki peranan penting
dalam siklus atau tahapan kebijakan kesehatan. Menurut Dunn (2003)

1
implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan atau pengendalian aksi-aksi
kebijakan dalam kurun waktu tertentu.

PROSES PEMBUATAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN


• Proses pengembangan Kebijakan berlangsung sebagai sebuah siklus
Kebijakan dimulai dari:
– Penyusunan Agenda (Agenda setting), dg penetapan/pendefenisian
masalah public yg signifikan dan mengundang perhatian masyarakat
luas (public concern) karena besarnya tingkat kepentingan yg belum
terpenuhi (degree of unmeet need) sehingga memunculkan penting
Tindakan pemerintah.
– Proses pembuatan (formulasi) kebijakan merupakan satu tahapan
penting dalam pengembangan kebijakan yg akan menentukan dampak
kebijakan terhadap sasaran kebijakan.

 Proses Pembuatan dan Pengembangan Kebijakan

2
1. Agenda setting, adalah Fokus perhatian public pada sebuah masalah atau
isu. Kata –kata resmi dan aksi-aksi membantu memperhatikan focus
Kingdon (1995) menjabarkan agenda setting pada pembuatan kebijakan
public sebagai pertemuan “3 pilar pertimbangan” penting yaitu: variabel
masalah (problems), solusi yg mungkin utk masalah tsb (possible
solution to the problems) dan keadaan politik (politic circumstance).
Ketika ketiga pilar “bertemu dan mengalir” Bersama dalam arah yg baik,
sebuah “jendela” utk membuat kebijakan telah terbuka.
Agenda setting paling baik dipahami dari 3 variable kuncinya:
a. Problem/isu adalah permasalahan, termasuk masalah: Kesehatan
yg memicu dan mendesak terbentuknya st kebijakan utk
menyelesaikan masalah tsb.
b. Possible solution, mengarah pd penyelesaian terhadap banyak
permasalahan yg kemungkinan besar dpt dilakukan pemerintah.
c. Terkait keadaan politik, masalah public tdk pernah akan lepas dari
pengaruh politik dalam penyusunan agenda setting pembuatan
kebijakan sp implementasi kebijakan.
2. Formulasi Kebijakan adalah Pengambil kebijakan di legislative dan
birokrasi mengambil isu. Mereka membuat strategi legislasi, regulasi dan
program untuk mengatasi masalah.
Proses formulasi kebijakan kes secara umum memiliki tahapan sbb:
a. Pengaturan proses pembuatan kebijakan
b. Penggambaran permasalahan
c. Penetapan sasaran dan tujuan
d. Penetapan Prioritas
e. Perancangan Kebijakan
f. Penggambaran Pilihan-pilihan
g. Penilaian pilihan-pilihan
h. “Perputaran” untuk penelahaan sejawat (‘peeer revoiew”)

3
i. Revisi kebijakan
j. Upaya mendapatkan dukungan formal terhadap kebijakan yg
sedang diajukan/disusun.
3. Pengadopsian Kebijakan (Policy Adoption) adalah Pembuat kebijakaan
mengadopsi (mengambil) secara formal sebuah solusi kebijakan, biasanya
dalam bentuk legislasi atau aturan (rules).
Adopsi kebijakan (tahap ke 3) sebuah proses utk secara formal
mengambil alternatif solusi kebijakan yg ditetapkan sbg sebuah
REGULASI atau Produk kebijakan yg selanjutnya akan dilaksanakan.
Pengadopsian kebijakan sgt ditentukan oleh REKOMENDASI yg a.l
berisikan INFORMASI MENGENAI MANFAAT DAN BERBAGAI
DAMPAK(KONSEKUENSI) yg mungkin terjadi dari berbagai alternatif
kebijakan yg telah disusun dan akan diimpelemntasikan. Kebijakan
baru/amandemen kebijakan harus mendapat perrsetujuan dg suara
afirmatif dari mayoritas anggota keseluruhan pimpinan (Olentangy lOcal
school District, 2011).
4. Pengimplementasian Kebijakan (Policy Implementation) Instansi
Pemerintah memulai pekerjaan membuat kebijakan bekerja dengan
membangun prosedur, dokumen pedoman, atau menerbitkan
bantuan ke pemerintahan yg lain. Pengimpeleemntasian merupakan cara
agar kebijakan dpt mencapai tujuannya. Definisi Implementasi (Dunn,
2003), pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan didalam kurun waktu
tertentu.
5. Evaluasi Kebijakan (Policy evaluation) analis kebijakan dalam dan luar
pemerintahan menentukan apakah kebijakan adalah ditujukan terhadap
masalah dan apakah pelaksanaan berjalan baik. Mereka dapat
merekomendasikan REVISI dalam agenda, dalam merumuskan
kebijakan atau dalam implementasinya. Evaluasi kebijakan Kesehatan
merupakan penilaian terhadap keseluruhan tahapan dalam siklus

4
kebijakan, utamanya Ketika sebuah kebijakan yg disusun telah selesai
diimpelemntasikan. Tujuan Evaluasi Kebijakan adalah apakah kebijakan
telah sukses mencapai tujuannya dan menilai sejauhmana keefektifan
kebijakan dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak yg berkepentingan.
Evaluasi adalah salah satu mekanisme pengawasan kebijakan

PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN LAIN (Center for Civic Education , 2010)

URGENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Secara umum Pengembangan Kebijakan dilakukan karena beberapa alasan.

1. Kebijakan yg ada masih terlalu umum

2. Kebijakan yg ada sulit untuk diimpelemntasikan di lapangan

3. Kebijakan yg sudah ada mengandung potensi konflik

4. Kebijakan yg ada menemui banyak permasalahan Ketika sudah


diimplementasikan / dg kata lain ada kesenjangan kebijakan

5
5. Adanya pengaruh factor eksternal, seperti situasi politik yg tidak stabil.

Implementasi kebijakan cenderung untuk memobilisasi keberadaan lembaga


(Blakie & Soussan, 2001). Pada kebijakan dilihat apakah ada kesenjangan antara
yang direncanakan dan yang terjadi sebagai suatu akibat dari kebijakan. Sebagai
contohnya ada banyak studi kasus dari dampak kebijakan.

Contohnya, studi kebijakan upaya penanggulanggan kekurangan garam


yodium di mana kesenjagaan antara aktor-aktor yang berperan dan proses juga
implementasi tidak terlibat. Pendekatan pengembangan kebijakan oleh pembuat
kebijakan biasanya berdasarkan hal-hal yang masuk akal dan mempertimbangkan
informasiinformasi yang relevan. Namun demikian apabila pada implementasi
tidak mencapai apa yang diharapkan, kesalahan sering kali bukan pada kebijakan
itu, namun kepada faktor politik atau managemen implementasi yang tidak
mendukung (Juma & Clarke, 1995). Sebagai contoh, kegagalan dari implementasi
kebijakan bisa disebabkan oleh karena tidak adanya dukungan politik,
managemen yang tidak sesuai atau sedikitnya sumber daya pendukung yang
tersedia (Sutton, 1999).

Suatu kebijakan kesehatan dapat berubah saat diimplementasikan, di mana


bisa muncul output dan dampak yang tidak diharapkan dan tidak bermanfaat
untuk masyarakat (Baker, 1996).

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Proses kebijakan adalah suatu agenda yang teratur melalui suatu proses
rancang dan implementasi. Ada perbedaaan model yang digunakan oleh analis
kebijakan antara lain:

o Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang


mengformulasikan kebijakan yang masuk akal berdasarkan informasi yang
benar.

6
o Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu membuat kebijakan secara
pelan dan bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang berminat untuk
menyeleksi kebijakan yang diprioritaskan.
o Model rational (mixed scanning model) di mana penentu kebijakan
mengambil langkah mereview secara menyeluruh dan membuat suatu
negosiasi dengan kelompok-kelompok yang memprioritaskan model
kebijakan.
o Model puncuated equilibria yaitu kebijakan difokuskan kepada isu yang
menjadi pokok perhatian utama dari penentu kebijakan.

Masing-masing model di atas memilah proses kebijakan ke dalam komponen


untuk mengfasilitasi analisis. Meskipun pada kenyataannya, proses kebijakan itu
memiliki karakteristik tersendiri yang merujuk kepada model-model tersebut.

PROSES ANALISIS KEBIJAKAN

Lima tipe Informasi yg relevan dg kebijakan

7
Menurut Springate, Baginski & Soussan, 2007, ada beberapa tujuan untuk
melaksanakan suatu analisis dari kebijakan yaitu:

a. Untuk dapat memahami proses kebijakan yang dikembangkan dan


diimplementasi.
b. Untuk mengetahui tujuan dan motivasi di balik kebijakan yang
diimplementasi termasuk fokus pada pendekatan pendapatan keluarga dan
kemiskinan.
c. Untuk memahami cara kebijakan tersebut berpengaruh terhadap area
keberadaan pendapatan keluarga.
d. Untuk memahami area-area yang potensial untuk diintervensi dalam
proses kebijakan. Dalam hal ini untuk mendapatkan efek pemantapan
dalam pengembangan kebijakan dan proses implementasi.

Analisis dari kebijakan umumnya bersifat retrospektif yaitu dengan


mengexplorasi determinandeterminan kebijakan (bagaimana memasukkan dalam
agenda yang diawali dari perumusan) dan Kebijakan Kesehatan: Proses,
Implementasi, Analisis dan Penelitian (Roy G.A. Massie) 413 apa kontennya. Di sini
termasuk hasil monitoring dan evaluasi, apakah kebijakan itu mencapai sasaran atau
tidak. Demikian juga, analisis dari kebijakan bersifat prospektif dengan melihat ke
depan hal-hal yang berhubungan. Contohnya kemungkinan apa yang akan terjadi
apabila suatu kebijakan dikembangkan. Pemikiran-pemikiran strategi ke depan, yang
terkadang menggunakan advokasi dan lobi (Buse, Mays & Walt, 2005

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN ANALISIS KEBIJAKAN

1. Menentukan atau mendefinisikan masalah kebijakan dengan caramenganalisis


data dan informasi yang relevan dengan masalah tersebut(Defining the
problem by analyzing the data and the information gathered).

8
2. Mengidentifikasikan atau mengembangkan kriteria-kriteria untuk
pemecahanmasalah. Dalam hal ini, seorang pengambil kebijakan harus
memperhatikan faktor-faktor terkait sebelum memutuskan sesuatu
(Identifying the decision criteria that will be important in solving the problem.
The decision maker must determine the relevant factors to take into account
when making the decision).

3. Membuat daftar alternatif yang akan dipilih sebagai kebijakan terbaik dalam
menyelesaikan masalah kebijakan (A brief list of the possible alternatives
must be generated; these could succeed to resolve the problem).

4. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap kriteria yang dikembangkan,


dengan memberikan bobot terhadap setiap kriteria (A critical analyses and
evaluation of each criterion is brought through. For example strength and
weakness tables of each alternative are drawn and used for comparative basis.
The decision maker then weights the previously identified criteria in order to
give the alternative policies a correct priority in the decision).

5. Melakukan evaluasi terhadap setiap alternatif berdasarkan kriteria yang telah


ditentukan, untuk kemudian memilih alternatif terbaik sebagai kebijakan
terpilih (The decisionmaker evaluates each alternative against the criteria and
selects the preferred alternative). Menjalankan kebijakan yang telah dipilih
(The policy is brought through)

Kriteria Penilaian alternatif Kebijakan

9
METODE/PROSEDUR ANALISIS KEBIJAKAN

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Dumilah (2014). Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Praktik.


Jakarta: Raja Grafindo Persada

Dunn, William N., 2000. Public Policy Analysis An Introduction. Diterjemahkan


oleh Wibawa, S., dkk. Pegantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi kedua,
Gajahmada Universitas Pres

Kent Buse, Nicholas Mays&Gill Walt,2013. Making Health Policy ,


Understanding public health

UGM. Jaringan Kebijakan kesehatan Indonesia, 2019

12

You might also like