You are on page 1of 1

RESUME PIDATO KH.

HASAN ABDULLAH SAHAL

Indonesia dengan beragam suku, ras, serta agama yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke sangat mengasyikkan untuk dijadikan medan tadabbur kekuasaan Allah SWT. Kebersamaan
merupakan kodrat manusia yang tak terelakkan. Interaksi dan kolaborasi antar manusia merupakan
amanat sekaligus keindahan yang diciptakan Allah SWT kepada hamba-Nya, agar manusia tidak
terseret kepojok sempit pemikiran mukhibban ‘alaa wajhihi tetapi sawiyyan tentang kehidupan yang
luas ini.

Bangsa yang pernah dijajah sangat sensitif dan peka terhadap kedholiman. Egoisme,
materialisme, hedonisme, dan fragmatisme yang bebas dilakukan terkadang mengganggu kebebasan
orang lain; bahkan bangsanya sendiri. Saling menghormati dan menghargai serta mementingkan yang
penting dalam hidup adalah sifat manusia dan bangsa yang penting, terhormat, dan berharga.
Memaksa orang lain untuk menghormati dan menghargai justru akan menurunkan derajat
kemanusiaan mereka. Memikirkan tegaknya kebersamaan itulah tanda bangsa yang penting dan layak
dijadikan partner untuk membina masyarakat dan bangsa.

Potensi tiang berdirinya bangsa yaitu kecerdasan maksimal dengan penggalian kemampuan
lahir-batin dan menyadari bahwa hidup adalah karunia dan sekaligus amanat dari Allah SWT,
diciptakannya jin dan manusia hanya untuk menyembah, berbakti kepada-Nya. Dengan kecerdasan,
keahlian, ketrampilan, kekuatan, dan kesempatan umur manusia dikaruniai nikmat memakmurkan
bumi Allah SWT dengan rukun damai tanpa kedholiman, tanpa penjajahan, hingga terwujud cita-cita
kepentingan maslahat semua manusia dari sekecil-kecilnya, sampai sebesar-besarnya. Menggunakan
masa lima sebelum lima, kata Rasulullah SAW, masa muda, masa sehat, masa berharta, masa kosong,
dan masa masih hidup dengan baik karena setiap perbuatan ada balasannya.

Sepahit-pahit dan sehina-hina hidup adalah saat dijajah, termasuk dijajah syetan, lebih-lebih
syetan keduniaan diri sendiri. Maka potensi internal harus dibina dengan tetap membangun hubungan
eksternal di zaman informasi dan komunikasi yang makin modern ini. Memahami dengan cerdas dan
sadar bahwa manusia betapapun hebatnya tidak bisa hidup sendiri. Zaman sudah benar-benar
terbuka. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki di tempat ini maupun di tempat lain, saling
pengertian dan saling membutuhkan di antara keduanya adalah mutlak bukan merupakan penjajahan.
Manusia mempunyai potensi maju di dalam bidangnya namun terkadang salah jalan. Karena itu
dibutuhkan pendidikan kebersamaan dan saling pengertian bagi mereka yang sebenarnya awam
tentang pendidikan multikultural. Mereka berteriak untuk menutupi keawamannya dengan menuduh
dunia sedang tidak multikultural atau ada maksud untuk menyimpangkan makna multikultural. Ini
jelas bahaya dan membahayakan.

Potensi semua orang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat. Bakat dan aksi pengabdian sekecil
apapun dibangun dan dibina karena tetap ada harganya di dalam masyarakat. Ingat la tahqironna
minal ma’rufi syaian. Penghormatan atas budaya yang terbangun dan sudah berjalan berabad-abad
juga merupakan khazanah yang layak dihargai sebagai hasil ijtihad pada pendahulu, apalagi bila besar
dan kuat kaitannya dengan kehidupan religius di masanya.

You might also like