You are on page 1of 18

MANAJEMEN KESISWAAN DAN ALUMNI PADA

MADRASAH/SEKOLAH

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Manajemen Lembaga Pendidikan Islam”

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Mohammad Diky Pradana


Mansuro
Muhamad Zainal Arifin

Dosen Pengampu : Bapak. Dede Setiawan, M.Pd

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020

i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak
yang membantu terhadap usaha kami, kami mengingat hal itu dengan segala hormat kami
sampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen mata kuliah Manajemen
Lembaga Pendidikan Islam Bapak. Dede Setiawan, M.Pd. Semoga apa yang beliau ajarkan
kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal jariyah bagi beliau di akhirat kelak.

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki
seperlunya.

Penulis mengucapkan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan


penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.

Jakarta, 22 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………...…i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….……..ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….........…iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….........1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………2
A. Pengertian Manajemen Kesiswaan ……………………………………..……2
B. Penerimaan Siswa Baru ……………………………………………………...4
C. Pembinaan Siswa …………………………………………………………….6
D. Layanan Khusus Siswa ………………………………………………………8
E. Pembinaan Alumni …………………………………………………..……..10
F. Peran Guru Dalam Manajemen Siswa ……………………………………...12
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………...14
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...….14
B. Saran ………………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….…..15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah dicita-citakan tidak akan pernah lepas dari system manajemen di dalamnya. Di
mana manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan untuk mendayagunakan
semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Komariah dan Cepi
(2005:4) menjelaskan bahwa sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya manusia
(seperti siswa, guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya) dan sumber daya
lainnya (meliputi uang, peralatan, perlengkapan, bahan bangunan, dan sebagainya).
Adapun siswa merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan dan
merupakan sasaran utama dalam peningkatan kualitas pendidikan yang nantinya akan
berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu bangsa
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia serta peningkatan derajat sosial
masyarakat bangsa, maka siswa perlu dikelola, dimanaj, diatur, ditata, dikembangkan,
dan diberdayaka agar dapat menjadi menjadi produk pendidikan yang bermutu, baik
ketika siswa itu masih berada dalam lingkungan sekolah, maupun setelah berada dalam
lingkungan masyarakat. Untuk itulah diperlukan adanya manajemen kesiswaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen kesiswaan ?
2. Apa definisi penerimaan siswa baru ?
3. Apa definisi pembinaan siswa ?
4. Apa saja layanan kesiswaan ?
5. Apa yang dimaksud dengan pembinaan alumni ?
6. Bagaimana peran guru dalam manajemen kesiswaan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kesiswaan
2. Untuk mengetahui definisi penerimaan siswa baru
3. Untuk mengetahui definisi pembinaan siswa
4. Untuk mengetahui apa saja layanan kesiswaan
5. Untuk mengetahui definisi pembinaan alumni
6. Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam manajemen kesiswaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajamen Kesiswaan


Pengertian manajemen kesiswaan adalah beberapa hal yang dikaitkan antara
manajemen dan kesiswaan. Manajemen Kesiswaan merupakan salah satu bagian dari
manajemen berbasis sekolah secara keseluruhan. Manajemen berbasis tersebut meliputi
manajemen pembelajaran berbasis sekolah, manajemen kesiswaan berbasis sekolah,
manajemen tenaga kependidikan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
keuangan, manajemen kelas, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat, serta
manajemen layanan khusus pendidikan berbasis sekolah.1 Sehingga, manajemen
kesiswaan lebih menfokuskan bahasan dan peranya untuk mengelola peserta didik
dalam lingkungan sekolah tersebut.
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola, pengolahan
dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi
manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang
dimiliki oleh sekolah/organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode,
material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses2
Pengertian peserta didik menurut ketentuan pasal 1 angka 4 Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang
mempunya pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan.
Dapat disimpulkan bahwa manajamen peserta didik adalah layanan yang
memusatkan perhatian dan pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di
luar kelas seperti; pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti ; pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Selain itu,
bisa diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik

1
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal.1
2
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, PT Refika Aditama, Bandung,
2008, hal. 91

2
tersebut masuk sekolah sampai dengan mereke lulus sekolah. Manajemen ini
merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di
sekolah.
Dengan demikian, manajemen kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa
yang di awali dengan penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah, dan
membina alumni. Adapun ruang lingkupnya meliputi penerimaan siswa baru yang
terdiri atas kegiatan pendaftaran, seleksi, dan penerimaan. Pembinaan siswa meliputi
kegiatan; pembinaan dan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran disiplin, pembinaan
bakat dan minat melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pembinaan alumni dilaksanakan
melalui wadah ikatan atau persatuan alumni siswa di sekolah setempat.
Tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar
kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang proses pendidikan di lembaga pendidikan
tersebut lebih baik, tertib dan lancar. Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Fungsi
manajemen kesiswaan adalah sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individual, sosial maupun
akademik. Ada beberapa prinsip manajemen kesiswaan yang harus diperhatikan, antara
lain :
1. Dalam mengembangkan progaram manajemen siswa harus mengacu pada peraturan
yang berlaku.
2. Manajemen kesiswaan dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen
kelembagaan.
3. Kegiatan manajemen kesiswaan harus diupayakan untuk mempersatukan siswa yang
mempunyai keragaman latar belakang dan perbedaan itu bukan diarahkan untuk
memunculkan konflik tapi malah mempersatukan, saling memahami dan saling
menghargai.
4. Kegiatan ini diarahkan sebagai upaya pengaturan terhadap pengembangan potensi
siswa.
5. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah mendorong dan memacu kemandirian
siswa.

3
6. Kegiatan manajemen kesiswaan haruslah fungsional bagi kehidupan siswa, baik di
sekolah dan dimasa depannya.3
B. Penerimaan Siswa Baru

Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya


adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.

Kegiatan penerimaan siswa baru dimaksudkan agar sekolah dapat menerima sesuai
dengan daya tampung sekolah, ketersediaan fasilitas, staf, dan tenaga pengajar dan juga
kesiapan siswa untuk belajar pada sekolah yang dituju. Adapun langkah-langkah yang bisa
dilakukan : pembentukan panitia penerimaan siswa baru, pembuatan dan pemasangan
pengumuman. Kegiatan pemilihan calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya
calon siswa menjadi siswa dilembaga tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara seleksi yang dapat dilakukan adalah : melalui test atau ujian, melalui
penelusuran bakat kemampuan, berdasarkan nilai atau UN. Out come bagus itu bisa dicapai
jika input yang diperoleh bagus.4

Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat


merambah ke dunia pendidikan saat ini, berdampak positif terhadap sistem penerimaan
siswa baru di sekolah. Hal tersebut tampak pada sistem penerimaan siswa baru online, yitu
sebuah sistem penerimaan siswa baru berbasis internet. PSB Online merupakan alat media
yang dirancang untuk mempermudah calon peserta didik baru untuk mendaftar, selain itu
memudahkan pengolahan data bagi sekolah.

Adapun sistematika yang digunakan penerimaan siswa baru berbasis internet,


antara lain:

a. Calon siswa mengambil formulir pendaftaran


b. Panitia memberikan formulir pendaftaran
c. Calon siswa mengisi formulir
d. Calon siswa mengembalikan formulir
e. Panitia melakukan pendaftaran calon siswa
3
Tim Dosen. Manajemen Pendidikan (Bandung, Alfabeta, 2009), hal. 206
4
Choirul Fuad Yusuf, dkk. Inovasi pendidkan Agama dan Keagamaan (Jakarta:Depag RI 2006), hal 15.

4
f. Calon siswa menunggu proses pendaftaran
g. Panitia memverifikasi isian formulir dan berkas lainnya
h. Panitia mengumpulkan tanda bukti pendaftaran
i. Panitia membagikan tanda bukti pendaftaran
j. Calon siswa menerima tanda bukti pendaftaran5

1) Orientasi
Kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan. Situasi dan kondisi ini meliputi :
a. Lingkungan fisik lembaga pendidikan dan lingkungan sosial.
b. Lingkungan fisik meliputi jalan menuju sekolah/madrasah, halaman sekolah/madrasah
dan fasilitas yang dipunyai oleh sekolah/madrasah.

Sedangkan lingkungan sosial meliputi :

a. Kepala sekolah/madrasah
b. Guru-guru
c. TU
d. Teman sebaya
e. Kakak kelas
f. Peraturan dan tata tertib lembaga

Tujuan diadakannya orientasi : agar siswa dapat mengerti dan mentaati segala
peraturan lembaga pendidikan; agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
yang diseleggarakan oleh lembaga pendidikan; agar siswa siap mengahadapi lingkungan baru
sehingga siswa betah dalam menjalani proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.

2) Penempatan siswa (pembagian kelas), didasarkan pada fungsi:


a. Integrasi, pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada
siswa. Pengelompokan ini bisa berdasarkan umur, jenis kelamin. Pengelompokan ini
menghasilkan model pembelajaran klasikal.
b. Perbedaan, pengelompokan siswa didasarkan kepada perbedaan-perbedaan minat, bakat
dan kemampuan. Pengelompokan ini menghasilkan model pembelajaran individual.
5
E. Mulyasa, MBS, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003.

5
3) Pendataan siswa

Pendataan siswa dilakukan secara berkeseimbangan dan terus-menerus, yaitu sejak


awal siswa masuk sampai dengan siswa lulus. Jenis data yang dibutuhkan antara lain;
biodata, kehadiran siswa, daftar nilai, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam database
kesiswaan yang setiap saat diakses oleh siapa saja.

C. Pembinaan Siswa

Pembinaan ini dilakukan agar siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan belajar.
Dalam pembinaan ini kegiatan yang bisa dilakukan dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan
ekstra kurikuler. Pembinaan siswa dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan disiplin siswa,
kenaikan kelas dan penjurusan, kegiatan organisasi kesiswaan, dan pemberian layanan
khusus siswa.

1. Pembinaan Disiplin Siswa

Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap, penampilan dan tingkah laku siswa
sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan di
kelas di mana mereka berada. Masalah disiplin merupakan masalah yang yang paling urgent
di sekolah, karena disiplin merupakan salah satu cerminan sekolah atau pencitraan yang
sangat publikatif terhadap baik tidaknya sebuah lembaga sekolah di mata publik.

Disiplin adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam suatu
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Dari
pengertian tersebut, apabila diterapkan dalam kelas atau sekolah, maka pengertian disiplin
kelas/sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: disiplin kelas/sekolah ialah keadaan tertib di
mana guru, staf sekolah, dan siswa yang tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Dalam pembinaan disiplin, seorang guru dapat menggunakan teknik tertentu, salah
satunya adalah teknik pengendalian dari luar (external control technique), pengendalian dari

6
dalam (internal control technique) , dan teknik pengendalian kooperatif (cooperative control
technique)

Dalam suasana demikian, baik guru maupun siswa dapat saling membina diri dan
membina situasi kelas; demi terjaminnya hak kewajiban masing-masing dan demi
tercapainya tujuan bersama.

2. Kenaikan Kelas dan Penjurusan


a. Kenaikan Kelas

Dalam memutuskan kenaikan kelas bagi siswa ada beberapa masalah yang timbul
dan dirapatkan dalam pleno kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan para wali kelas.
Berhubungan dengan kenaikan kelas, prakeputusan-prakeputusan diklasifikasikan dalam
tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1) Siswa dengan tegas bisa dinaikkan kelas


2) Siswa dengan tegas tidak bisa dinaikkan kelas
3) Siswa yang meragukan, ada kemungkinan siswa bisa dinaikkan, tetapi juga ada
kemungkinan siswa tidak dinaikkan.

Prakeputusan yang mengundang masalah; keputusan yang ke-3. Karena dalam


rapat tersebut muncul beberapa sikap guru yang diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

a. Guru yang bersikap bersitegang


b. Guru yang bersikap pemurah
c. Guru yang bersikap sewajarnya

b. Penjurusan

Pada hakikatnya prakeputusan-prakeputusan dalam proses penjurusan ini tidak


banyak berbeda dengan prakeputusan-prakeputusan dalam proses kenaikan kelas.

Ada empat jenis prakeputusan dalam proses penjurusan ini, yaitu :

1. Siswa yang tegas dijuruskan ke suatu jurusan tertentu.


2. Siswa yang meragu untuk dijuruskan.

7
3. Siswa tidak dapat dijuruskan ke semua jurusan.
4. Siswa yang serba bisa dijuruskan ke jurusan mana saja.

Pada prakeputusan ke-4 , hal ini lebih baik kita serahkan sepenuhnya kepada siswa
yang bersangkutan beserta orang tuanya.

3. Kegiatan Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar
jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini ada pada setiap jenjang
pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar
siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di
luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun
siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.6

Pada umumnya, kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan


bakat dan potensi siswa. Dari keterangan tersebut, sudah jelas bahwa kegiatan ektrakurikuler
sebenarnya memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan siswa dan mendorong
pembinaan nilai serta mengembangkan minat dan bakat siswa.

D. Layanan Khusus Siswa


1. Definisi layanan
Menurut Badudu & Sutan Mohammad Zain mendefinisikan layanan yaitu
“suguhan atau penyediaan keperluan,” selain itu pengertian pelayanan adalah “hal, cara,
atau hasil pekerjaan melayani.”7

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : layanan adalah “perihal atau cara
melayani.” Begitu pula dengan pengertian pelayanan yaitu “perihal atau cara melayani.”8
Berdasarkan Pengertian layanan tersebut layanan adalah suguhan, penyediaan keperluan,

6
Sri Kadarisman, Dasar-dasar Manajement, PT Armico, Bandung, 1981, Hal 70.
7
Badudu & Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 2001, Hal.782.
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Hal.797.
8
perihal atau cara melayani. Dengan kata lain layanan dapat diartikan berbagai bentuk
penyedian keperluan atau cara melayani suatu kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.

5. Jenis-jenis Layanan Khusus Peserta Didik

Menurut Tatang M. Amirin, dkk bahwa, layanan peserta didik meliputi berbagai
macam. Berikut ini bentuk layanan khusus yang digunakan sebagai penunjang
manajemen kesiswaan.

a. Layanan bimbingan dan konseling: merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa
agar perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam
bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.

b. Layanan perpustakaan: layanan ini ditujukan untuk menunjang proses pembelajaran di


sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.

c. Layanan kantin: ditujukan agar guru dapat mengontrol dan berkonsultasi dengan
pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.

d. Layanan kesehatan: layanan kesehatan ini berbentuk UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Program UKS adalah mencapai lingkungan hidup yang sehat, pendidikan kesehatan, dan
pemeliharaan kesehatan di sekolah.

e. Layanan transportasi: digunakan sebagai penunjang untuk kelancaran proses belajar


mengajar, biasanya diperlukan bagi peserta didik tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.

f. Layanan asrama: layanan asrama digunakan untuk mereka yang jauh dari keluarga,
biasanya yang mengadakan layanan ini.9

E. Pembinaan Alumni
1. Pengertian Alumni

9
Tatang M. Amirin, dkk, Manajemen Pendidikan,UNY Press, Yogyakarta,2010, Hal.53-55.
9
Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary alumni adalah mantan siswa atau
peserta didik pada sekolah, lembaga, atau universitas tertentu..10 Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia alumni adalah “orang-orang yang telah mengikuti atau
tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi”.Berdasarkan dua definisi tersebut, dapat
diketahui bahwa alumni merup akan peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikannya pada suatu lembaga pendidikan, baik pada pendidikan formal maupun
pendidikan non formal.11

Oleh karena itu alumni merupakan orang yang pernah merasakan lingkungan di
suatu lembaga, maka alumni memiliki keterikatan, baik secara emosional maupun secara
fisik, dengan lembaga almamater. Secara fisik, keterikatan dan hubungan timbal balik
antara alumni dan lembaga almamater, misalnya adalah kebutuhan legalisir, kebutuhan
akreditasi lembaga, dan lain sebagainya. Sedangkan secara emosional, keterikatan yang
dirasakan misalnya, jika terdapat pernyataan yang menyinggung mengenai lembaga
almamater, maka akan timbul rasa tidak suka dengan perkataan tersebut. Kedua
keterikatan ini yang sebenarnya dapat dibangun oleh lembaga almamater untuk
meningkatkan kualitas lembaga dengan memberdayakan alumni.

2. Organisasi Alumni

Untuk meningkatkan hubungan antara lembaga almamater dengan alumni, maka


perlu dibentuk wadah yang mampu menaungi aktivitas alumni, terutama dalam
mendukung pengembangan lembaga almamater. Wadah tersebut yang kemudian disebut
dengan organisasi.

Menurut Edgar F. Huse dan James L. Bowditch, organisasi adalah sesuatu yang
tersusun dari sejumlah subsistem yang saling berhubungan, terbuka dan dinamis,
memiliki input, output, operasi, umpan balik, dan batas, memiliki tujuan, fungsi dan
sasaran17. Sedangkan menurut Sutarto, organisasi merupakan “sistem saling berpengaruh
antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”18.

Oxford Advanced Learners Dictionary. 1995. Oxford: Oxford University Press.


10

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2020. (Online),(Kbbi.web.id), diakses tanggal 21 November


11

2020
10
Kedua definisi tersebut menekankan, bahwa organisasi merupakan sebuah sistem di mana
antar komponen saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu. Namun, pada
hakikatnya organisasi merupakan suatu wadah di mana di dalamnya terdapat suatu sistem
yang berguna untuk mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati.

3. Pengembangan Alumni

Dalam menyukseskan kegiatan pemberdayaan alumni, selain memperhatikan


proses manajemen yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi alumni,
juga perlu memperhatikan bagaimana sumber daya yang dimiliki, dalam hal ini
bagaimana kualitas alumni yang dimiliki. Pemberdayaan tidak akan berjalan dengan baik,
jika alumni yang diberdayakan tidak berkualitas. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
alumni yang berkualitas -mampu bersaing dengan sumber daya manusia lainnya,
dibutuhkan pengembangan sumber daya manusia (alumni).

Berdasarkan penyelenggara dan formalitasnya, pengembangan alumni dapat


dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pengembangan Informal

Pengembangan informal alumni adalah pengembangan yang dilakukan atas


inisiatif alumni sendiri. Pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan biaya pribadi
alumni sendiri. Jenis pengembangan informal kebanyakan dilakukan untuk
pengembangan intelektual.

2) Pengembangan Formal

Pengembangan formal adalah pengembangan alumni yang dilakukan oleh


lembaga pendidikan atau organisasi alumni untuk meningkatkan kemampuan alumni.
Pengembangan formal biasanya dilakukan karena kebutuhan lembaga pendidikan atau
organisasi alumni untuk mengikuti perkembangan dunia dan persaingan.

F. Peran Guru Dalam Manajemen Kesiswaan

11
Seorang guru dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,
diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa
menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik
dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain.

Secara umum, manajer dipahami sebagai seseorang yang menduduki suatu


jabatan di bagian atas ataupun menengah dalam suatu organisasi. Namun, seorang dosen,
guru, ataupun pelatih yang bekerja dalam sebuah universitas atau lembaga pendidikan
lainnya juga bisa disebut sebagai seorang manajer. Yang dalam hal ini berhubungan
dengan pengelolaan tugas yang didapatkan oleh mereka disertai dengan pengelolaan
lingkungan dimana mereka terlibat.

Pembahasan yang berkaitan dengan efektivitas proses pembelajaran, peran guru


dimulai pada saat proses pembelajaran berlangsung yang bahkan permulaannya adalah
sejak para siswa memasuki ruangan kelas untuk belajar disertai dengan gurunya. Guru
sudah bisa memulai dan melaksanakan pengendalian dari kegiatan di dalam ruang kelas
dengan mengasumsikan peranannya sebagai manajer.

Pembahasan mengenai peran guru jika dihubungkan dengan tugas-tugasnya dalam


proses belajar mengajar tentu memiliki cakupan yang luas. Adapun salah satu penelitian
yang pernah dilakukan terkait peran guru ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nurhalisah, khususnya terkait peranan guru dalam pengelolaan kelas.

Dalam penelitiannya diungkapkan bahwa kelas sebagai tempat utama pembelajaran


harus dikelola dengan baik oleh guru sehingga menjadi tempat yang menyenangkan
menerima ilmu pengetahuan dan tempat menyalurkan segala bentuk kreasi peserta didik.
Hal ini mengindikasikan bahwa peran guru memang diperlukan khususnya pada saat
proses pembelajaran berlangsung.12

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam mengelola kelas tentunya
berkaitan dengan keterampilan, memelihara kelas yang kondusif dan mengembangkan
agar menjadi produktif, menyediakan fasilitas untuk mewujudkan kelas yang tertib dan
mengelola peserta didik.

12
Jurnal pendidikan manajemen perkantoran Vol. 1 No. 1, Agustus 2016, Hal. 103-104
12
BAB III

PENUTUP

13
A. KESIMPULAN
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa yang di awali
dengan penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah, dan membina
alumni dengan berbagai ruang lingkupnya dan tujuan adanya manajamen kesiswaan yaitu
mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang
proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut lebih baik, tertib dan lancar.
Dalam manajemen kesiswaan, siswa memiliki jenis-jenis layanan khusus untuk
melancarkan suatu kegiatan yaitu :
1. Layanan Bimbingan dan Konseling (BK)
2. Layanan Perpustakaan
3. Layanan Kantin
4. Layanan Kesehatan / Usaha Kesehatan Sekolah)
5. Layanan Transportasi
6. Layanan Asrama

Peranan guru dalam managemen kesiswaan sangatlah penting, terutama dalam


proses pembelajaran. Karena guru tentu sangat luas berperan dalam managemen ini,
peran guru dimulai pada saat proses pembelajaran berlangsung yang bahkan
permulaannya adalah sejak para siswa memasuki ruangan kelas untuk belajar disertai
dengan gurunya. Guru sudah bisa memulai dan melaksanakan pengendalian dari kegiatan
di dalam ruang kelas dengan mengasumsikan peranannya sebagai manajer. Maka dari itu
guru harus menciptakan ruangan yang kondusif, mengembangkan ketrampilan dan
produktifitas, menyediakan fasilitas dan mengelola peserta didik.

B. SARAN

Sekian makalah yang telah kami buat dengan sebaik-baiknya. Segala kesalahan
kata baik penulisan dan yang lainnya kami mohon maaf. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan guna memperbaiki dan meningkatkan makalah selanjutnya.
Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

14
Ali Imron. 2011. Manajemen Peserta Didik berbasis Sekolah. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Marno dan Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung.

PT. Refika Aditama.

Tim Dosen. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Choirul Fuad Yusuf, dkk. 2006. Inovasi pendidikan Agama dan Keagamaan. Jakarta. Depag RI.

E. Mulyasa, MBS, 2003. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Sri Kadarisman. 1981. Dasar-dasar Manajement. Bandung. PT Armico.

Badudu & Sutan Mohammad Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta. Pustaka

Sinar Harapan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Tatang M. Amirin, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan, Yogyakarta. UNY Press.

Oxford Advanced Learners Dictionary. 1995. Oxford. Oxford University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2020. Jakarta. Online


Nisa Wiyati Ilahi1, Nani Imaniyati. 2016. Jurnal pendidkan manajemen perkantoran. Bekasi.

15

You might also like