You are on page 1of 11

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI


Staphylococcus aureus

ARTIKEL

ANDINI
171310043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi
linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus
(Studi Di Laboratorium Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang)

Andini1 Sri Sayekti2 Dhita Yuniar Kristianingrum3


123
Stikes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email : andinioktavia47@gmail.com 2email : sayektirafa@gmail.com 3email :
dhita.criestd@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Staphylococcus aureus saat ini menjadi penyebab permasalahan kesehatan


yang sangat penting dikarenakan peningkatan bakteri yang resisten terhadap berbagai macam
jenis antibiotik. Kejadian resistensi ini bisa dicegah dengan bahan alami, dengan belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi linn) pada proses pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Metode penelitian : Penelitian ini bersifat deskripif dengan populasi
isolat Bakteri Staphylococcus aureus, dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi STIKes
ICMe Jombang Kampus B. Pengolahan data menggunakan metode Tabulating dengan
konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh 5%, 10%, 25%, 50% dan 100%. Hasil : Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 5%, 10%, dan 25% membentuk zona hambat
sebesar 6 mm, 50% membentuk zona hambat sebesar 7 mm, dan 100% membentuk zona
hambat sebesar 8 mm. Kesimpulan : Kesimpulan dari hasil penelitian ekstrak daun
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi linn) pada konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan 100%
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Saran : Diharapkan
kepada bapak ibu dosen untuk melaksanakan pengabdian masyarakat guna
penyuluhan/pemberian informasi mengenai manfaat daun Belimbing wuluh dalam
mengobati luka.

Kata kunci : Antibiotik, Ekstrak daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi linn),
Staphylococcus aureus

INHIBITORY TEST OF STARFRUIT LEAF EXTRACT (Averrhoa bilimbi linn) ON


THE GROWTH OF Staphylococcus aureus BACTERIA
(Study at Microbiology Laboratory of STIKes ICMe Jombang)

ABSTRACT

Introduction : Staphylococcus aureus is currently the cause of very important health


problems due to the increase in bacteria resistant to various types of antibiotics. The
incidence of this resistance can be prevented with natural ingredients, with starfruit
(Averrhoa bilimbi linn) in the treatment process. This study aims to determine the inhibition
power of starfruit leaf extract against the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
Research purposes : This research was descriptive in nature with a population of
Staphylococcus aureus bacteria isolates, carried out at the STIKes ICMe Jombang Campus
Microbiology Laboratory. Data processing used the Tabulating method with 5%, 10%, 25%,
50% and 100% concentrations of starfruit leaf extract. Results : The results showed that
concentrations of 5%, 10%, and 25% formed inhibition zones of 6 mm, 50% formed
inhibition zones of 7 mm, and 100% formed inhibition zones of 8 mm. Conclusions : The
conclusion from the research results of the leaf extract of Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi linn) at a concentration of 5%, 10%, 25%, 50% and 100% was able to inhibit the
growth of Staphylococcus aureus bacteria. Suggestion : It is hoped that the lecturers will
carry out community service for counseling / providing information about the benefits of
starfruit leaves in treating wounds.

Keywords: Antibiotics, Starfruit leaf extract (Averrhoa bilimbi linn), Staphylococcus


aureus

PENDAHULUAN terhadap berbagai jenis antibiotic yang


pernah dilakukan di klaten, tepatnya di
Staphylococcus aureus merupakan salah RSUD dr, soeradji Tirtonegoro hasilnya
satu flora normal pada kulit manusia yang didapati bahwa antibiotic tetraskilin
bersifat pathogen terhadap hospes dengan resisten sebesar 64,8%% terhadap isolate,
kekebalan/imunitas yang rendah dan antibiotic eritromisin resisten sebesar
rentan terhadap mikroorganisme. 53,7%, dan antibiotic kloksasilin sebesar
Staphylococcus aureus pada saat ini 40,7% tingkat resistensinya (Kurniawan
menjadi penyebab permasalahan dkk, 2019). Antibiotic penisilin resisten
kesehatan yang sangat penting sebesar 79,5%, antibiotic gentamisin
dikarenakan berbagai macam jenis resisten sebesar 34,6%, dan antibiotic
antibiotic yang mengalami peningkatan ciprofloxacin sebesar 33,3% (Hilda&
resistensi terhadap bakteri (Multi Drug Berliana, 2019). Antibiotic merupakan
Resistance). Staphylococcus aureus hasil olahan dari mikroorganisme dan
merupakan penyebab infeksi dengan kapang jamur dengan kandungan kimia
kemampuan adaptasi yang sangat tinggi yang berfungsi mengganggu kehidupan
sehingga resisten terhadap berbagai bakteri lain, antibiotic mempunyai
antibiotic (Oleveira dkk, 2014). Antibiotic kemampuan untuk bakteriostatik atau
adalah zat/senyawa dengan fungsi dan menghambat pertumbuhan bakteri dan
memiliki tujuan mencegah infeksi dan bakterisida yaitu membunuh bakteri
mengobati luka yang terpapar bakteri (WHO, 2014). Antibiotic sangat
dengan jalan menghentikan bermanfaat bagi kehidupan manusia,
perkembangbiakan serta membunuh namun penggunaan antibiotic yang tidak
bakteri yang hidup di dalam tubuh hospes. tepat dosis dan dalam jangka waktu
Infeksi sendiri merupakan keadaan dimana panjang dapat mengganggu fungsi kinerja
mikroorganisme pathogen berada didalam organ-organ seperti organ jantung dan
tubuh manusia, baik ditandai dengan organ ginjal karena bakteri resisten
gejala klinik maupun tidak. Penyakit terhadap berbagai jenis antibiotic sehingga
infeksi adalah salah satu masalah tidak lagi efisien. Staphylococus aureus
gangguan kesehatan dibeberapa Negara di yaitu merupakan salah satu bakteri yang
dunia yang disebabkan oleh agen infeksi, masuk ke golongan bakteri gram positif
termasuk Indonesia. (infectious agent) yang bersifat pathogen utama bagi
atau agen infeksi merupakan manusia. Ketika tumbuh, bakteri
mikroorganisme penyebab infeksi berupa Staphylococcus aureus mampu
virus, bakteri, parasite, dan jamur menghasilkan enterotoksin dan
(Kemenkes, 2017). Agen infeksi terdiri berkembang biak di kulit rusak atau luka
dari dua yaitu eksogen (berasal dari luar terbuka. Jaringan yang diserang oleh
tubuh) dan endogen (berasal dari dalam Staphylococcus aureus adalah sel epitel,
tubuh/flora normal) (Dwi, 2019). kemudian masuk ke dalam sel endotel dan
hidup sehingga system pertahanan tubuh
Di Indonesia angka kejadian bakteri tidak dapat mengenali yang akhirnya
Staphylococcus aureus yang mengakibatkan terjadinya infeksi.
menyebabkan infeksi pada satu decade
terakhir terjadi peningkatan yang sangat Kejadian resistensi ini bisa dicegah
besar dari 2,5% ke 9,4% hingga mencapai dengan bahan alami yang memiliki
hampir empat kali lipat. Pada penelitian kandungan hampir mirip bahkan lebih
bagus dibandingkan dengan antibiotic digunakan dalam penelitian ini meliputi
buatan yang memiliki efek samping besar autoklaf, cawan petri, , Neraca digital,
sehingga angka peningkatan peristiwa colony counter, Erlenmeyer, beaker glass,
infeksi dapat diminimalisir jumlahnya hotplate, incubator, kertas whatman, ose,
(Ratna dkk, 2016). Menurut penelitian kapas lidi, oven, pembakar spirtus,
Dwi (2019) yang menyatakan bahwa blender, pinset, jangka sorong, LAF,
Staphylococcus aureus yang mikropipet yellowtip dan bluetip, tabung
menyebabkan infeksi dapat dihambat reaksi, kain saring dan pH meter.
pertumbuhannya dengan memanfaaatkan
tumbuhan alami seperti tanaman jambu Prosedur Pembuatan Ekstrak Daun
mente (Anacardium occidentale linn) yang Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi linn)
memiliki kandungan tannin, flafonoid dan Terhadap Pertumbuhan Bakteri
saponin sebagai zat antibiotic. Survei oleh Staphylococcus aureus :
Badan Kesehatan Duni WHO menyatakan Pembuatan ekstraksi dari daun belimbing
80% permasalahan penduduk di dunia wuluh menggunakan cara ekstraksi
pada bidang kesehatan dapat diatasi maserasi. Daun dari tanaman belimbing
dengan memanfaatkan tanaman alami wuluh di pilih yang sudah tua dan
seperti tumbuhan obat (Dhika, 2017). berwarna hijau, ditimbang sebanyak 1000
Salah satu tanaman obat yang di maksud gram, dicuci lalu dipotong kemudian
yaitu tumbuhan belimbing wuluh dikeringkan dengan cara di angin-
(Averrhoa Bilimbi linn) pada proses anginkan, diusahakan tidak sampai
pengobatan (Rahman, 2017). Berdasarkan terpapar panas matahari (karena dapat
masalah yang dijelaskan tersebut, merusak komponen daun), sampai benar-
dilakukan eksperimen tentang kandungan benar kering selanjutnya ditimbang
antibiotic yang terdapat pada salah satu sebanyak 1 ons/100gr dan dihaluskan
bagian belimbing wuluh yaitu pada menggunakan blender untuk proses
daunnya yang menyebutkan bahwa maserasi, selanjutnya ditambah etanol 96%
kandungan pada bagian daun pohon sebanyak 350ml, kemudian diinkubasi
belimbing wuluh memiliki banyak khasiat selama 72 jam pada suhu kamar. Setelah
salah satunya adalah sebagai antibiotic. diinkubasi lalu di saring dan diperas
diambil filtratnya dengan kain kasa dan
BAHAN DAN METODE PENELITIAN kapas bersih. Filtrasi yang diperoleh masih
cair karena mengandung pelarut dari etanol
Jenis penelitian yang di ambil dalam yang digunakan, sehingga harus
eksperimen ini adalah deskriptif karena dipekatkan terlebih dahulu dengan
peneliti hanya ingin melihat apakah menggunakan hotplate pada suhu 650C,
ekstrak dari daun tanaman belimbing sehingga diperoleh ekstrak kental dengan
wuluh dapat menghambat pertumbuhan konsentrasi 100%.
bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Prosedur pengujian daya hambat ekstrak
Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang daun belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi
Kampus B dari bulan Februari hingga linn) terhadap pertumbuhan bakteri
Agustus 2020. Mulai dai penyusunan Staphylococcus aureus :
laporan, pengambilan data dilakukan pada 1. Disiapkan alat dan bahan
bulan Juni sampai Juli, dan penyusunan 2. Disiapkan media MHA yang sudah
laporan akhir dilaksanakan pada bulan Juli padat
dan Agustus 2020. Sampel bakteri yang 3. Disiapkan suspensi bakteri
digunakan dalam penelitian berasal dari Staphylococcus aureus
BBLK Surabaya yang ditentukan dengan 4. Dicelupkan kapas lidi steril kedalam
teknik Probability sampling yaitu tabung reaksi berisi suspensi bakteri
memberikan kesempatan yang sama bagi 5. Digoreskan ke media yang telah
semua populasi untuk menjadi sampel disiapkan
sampel penelitian. Instrument yang
6. Dibagi daerah masing-masing cawan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi
petri menjadi 3 bagian menggunakan linn) terhadap Pertumbuhan bakteri
spidol. Staphylococcus aureus dengan
7. Dibiarkan selama 5-10menit agar menggunakan 5 jenis konsentrasi yaitu 5%,
suspensi bakteri terdifusi dengan 10%, 25%, 50% dan 100% yang diinkubasi
media selama 24 jam pada suhu 30oC didapatkan
8. Diberi label pada masing-masing bahwa semua konsentrasi tersebut
media menghasilkan zona bening pada sekeliling
9. Dicelupkan masing-masing paper disk kertas cakram yang artinya bisa
ke dalam konsentrasi ekstrak daun menghambat pertumbuhan bakteri
belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi Staphylococcus aureus. Pada penelitian ini
linn) 5%, 10%, 25%, 50% dan 100% peneliti menggunakan kontrol positif
10. Diletakkan paper disk dengan pinset dengan antibiotic Clindamycin yang
steril pada media yang telah diberi menghasilkan zona hambat sebesar 27 mm
label (untuk kontrol positif tidak dan kontrol negative menggunakan
diletakkan paper disk) aquades steril yang tidak menghasilkan
11. Diatur jarak antar paper disk sesuai zona hambat.
tanda garis yang telah dibuat.
12. Kemudian dilapisi dengan plastic Konsentrasi 5%, 10% dan 25% didapati
wrap agar tidak terkontaminasi hasil diameter yang sama yaitu 6 mm yang
13. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu artinya mampu menghambat dan
37oC menghentikan pertumbuhan bakteri
14. Pengamatan zona hambat yang Staphylococcus aureus dengan
terbentuk kemampuan yang lemah. Konsentrasi
15. Dicatat hasil yang diperoleh dan tersebut sudah mampu menghambat namun
didokumentasikan tidak mampu menghentikan pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dengan baik
Tenik pengolahan data menggunakan dan sempurna. Menurut peneliti hasil yang
metode tabulating dan hasil penelitian di sama dari konsentrasi yang berbeda
sajikan dalam bentuk table. tersebut terjadi karena salah satu kesalahan
dari SOP yang dikerjakan oleh peneliti
yaitu pada proses pembuatan konsentrasi
HASIL PENELITIAN ekstrak daun belimbing wuluh yang kurang
memenuhi standar. Penggunaan kertas
Tabel 1. Hasil pengamatan Uji Daya Hambat cakram juga memenuhi hasil zona hambat
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa yang dibentuk oleh senyawa antibakteri,
Bilimbi linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri karena peneliti tidak menggunakan cakram
Staphylococcus aureus asli yang kosong, melainkan menggunakan
No Konsentrasi Waktu Hasil
kertas whatman yang ditumpuk sebagai
1 5% 24 jam 6 mm
cakram. Hasil yang diperoleh disebabkan
2 10 % 24 jam 6 mm
karena peletakan jumlah cakram dari
3 25 % 24 jam 6 mm
4 50 % 24 jam 7 mm
kertas whatman yang tidak sama dari
5 100 % 24 jam 8 mm masing-masing konsentrasi 5%, 10%, dan
Data primer 2020 25%. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
Rayani (2018) yang menyatakan bahwa
konsentrasi 5% menghasilkan zona hambat
PEMBAHASAN sebesar 9 mm dan konsentrasi 10%
menghasilkan zona hambat sebesar 10,67
Hasil penelitian yang telah di dapatkan mm dan pendapat Presky (2017) yang
pada tanggal 3 Juli 2020 di Laboratorium menyatakan jika semakin besarkonsentrasi
Mikrobiologi STIKes ICMe Jombang yang dipakai maka semakin besar zona
dengan judul Uji Daya Hambat Ekstrak hambat yang dihasilkan.
Konsentrasi 50% setelah diinkubasi selama
24 jam didapati hasil zona hambat lebih Penelitian ini menggunakan ekstrak
besar yaitu 7 mm. Konsentasi 50% terhadap daun belimbing wuluh dengan
menggunakan 500 ul ekstrak daun metode maserasi. Tahap maserasi ini
belimbing wuluh dan 500 ul aquades steril. digunakan etanol 96% sebagai ppelarut.
Kemampuan senyawa aktif dalam daun Etanol 96% digunakan karena sifat polar
belimbing wuluh pada konsentrasi ini dan nonpolar sehingga sangat baik untuk
sudah mampu menghambat sintetis protein mengambil kandungan saponin, tannin dan
dan menghancurkan sel pada dinding flafonoid sehingga senyawa kimia dapat
bakteri, sitoplasma pada membrane sel diambil atau ditarik menggunakan pelarut
juga dihambat. secara sempurna, semakin lama proses
maserasi maka semakin banyak kandungan
Konsentrasi 100% setelah diinkubasi dari daun belimbing wuluh yang keluar
selama 24 jam didapati hasil zona hambat bercampur dengan pelarut.
lebih besar lagi yaitu 8 mm sehingga
dikategorikan memiliki daya hambat Hasil penelitian yang didapat, diketahui
paling kuat daripada konsentrasi yang lain, jika ekstrak daun belimbing wuluh bisa
pada konsentrasi ini kemampuan zona menghambat pertumbuhan bakteri
hambat mampu menghambat fungsi sel Staphylococcus aureus. Telah dilakukan
dan merepitasi protein bakteri. Ekstrak uji terhadap konsentrasi 5%, 10%, 25%,
daun belimbing wuluh yang paling efektif 50% dan 100% mampu menghambat
menghambat pertumbuhan bakteri karena terdapat zona bening pada area
Staphylococcus aureus yang tumbuh yaitu cakram/paperdisk Perbandingan hasil
pada konsentrasi 100% karena memiliki dengan kontrol positif sangat besar yaitu
daya hambat besar daripada konsentrasi tiga kali lipat lebih kecil daripada
yang lain. Fakta yang ditemukan pada hasil antibiotic sintetik Clindamycin.
penelitian sesuai dengan teori dari Presky
(2017) bahwa yang menghasilkan zona Menurut peneliti ekstrak dari daun
hambat paling besar adalah konsentrasi belimbing wuluh tetap bisa menghambat
yang paling efektif. Pada penelitian ini pertumbuhan bakteri Staphylococcus
menggunakan kontrol positif dengan aureus meskipun daya hambatnya tidak
menggunakan goresan bakteri sebesar antibiotic sintetik karena ekstrak
Staphylococcus aureus pada media MHA daun belimbing wuluh mempunyai
yang diletakkan antibiotic Clindamycin kandungan zat senyawa aktif saponin,
dan kontrol negative menggunakan tannin dan flafonoid yang tidak terlalu
goresan bakteri Staphylococcus aureus besar. Data penelitian tersebut di dukung
pada media MHA yang diletakkan oleh hasil penelitian Zakaria et al (2014)
caktam/paperdisk yang berisi aquades yang menunjukkan bahwa konsentrasi
steril. Perbandingan hasil dengan kontrol 2mg/disk ekstrak daun belimbing wuluh
positif sangat besar yaitu tiga kali lipat bisa menghentikan bakteri Staphylococcus
lebih kecil daripada antibiotic aureus dengan zona hambat berurutan 8
Clindamycin. Hasil dari konsentrasi 5%, mm, 7 mm, 13 mm, dan 7 mm. belimbing
10%, 25%, 50% dan 100% memiliki wuluh termasuk ke dalam jenis tanaman
perbedaan jika dibandingkan dengan obat herbal dan buah. Ekstrak dari daun
kontrol negative yang telah dibuat. belimbing wuluh diantaranya terdapat
Perbedaan ini dapat dilihat dengan saponin, tannin, alkaloid, flafonoid,
membandingkan hasil lebar daerah triterfenoid dan fenol. Diketahui juga
transparan yang dibentuk oleh aktivitas bahwa pada ekstrak etanol dari daun
antibakteri pada setiap konsentrasi. belimbing wuluh mempunyai aktivitas
Perbedaan luas daerah transparan yang antioksidan (Hasanuzzaman (2019).
dibentuk dihasilkan oleh aktivitas
kandungan dari ekstraksi daun belimbing
wuluh yaitu saponin, tannin dan flafonoid.
yang tumbuh berukuran lebih besar
dengan varietas tertentu dengan dikelilingi
oleh zona hemolisa

Bakteri Staphylococcus aureus yaitu


bakteri dengan diameter 0,8 – 1 mikron
degan susun menggerombol seperti
anggur, termasuk ke dalam golongan
gram positif, tidak membentuk spora,
nonmotil dan sebagian strain yang diambil
dari penderita langsung akan membentuk
seperti kapsul, dengan koloni yang
tumbuh berwarna kuning agak keemasan,
pada plat agar darah membentuk hemolisa,
dan dapat tumbuh pada media yang
memiliki konsentrasi NaCl sebesar 15%
(koloni pada media MSA akan berwarna
kuning) Bakteri Staphylococcus aureus
mampu tumbuh dengan suhu 6,5oC-45oC
pada pH kisaran 4,2 – 9,3. Dalam waktu
24 jam koloni yang dibiakkan sudah
mampu tumbuh dengan diameter yang
dibentuk sebesar 4mm. Bakteri
Gambar 1 Morfologi Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus akan membentuk
pigmen bernama lipochrom yang akan
Staphylococcus aureus yaitu bakteri memberi warna pada koloni sehingga akan
dengan sifat pathogen terutama bagi terlihat kuning agak keemasan sampai
manusia. Sebagian besar manusia sering kuning jeruk. Perbenihan bakteri
terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus Staphylococus aurreus yang tumbuh di
dalam masa hidupnya, dengan variasi media plat MSA ditemukan koloni bakteri
keparahan yang berbeda setiap orang, berwarna kuning (Dwi, 2019).
seperti infeksi kulit mulai dari ringan
hingga berat dan keracunan yang dapat Bakteri Staphylococcus aureus memiliki
menyebabkan kematian. Staphylococcus kandungan protein yang bersifat antigenik
aureus merupakan bakteri yang hidup dan polisakarida yang termasuk ke dalam
fakultatif anaerob yaitu mampu hidup substansi bakteri dengan sel dinding
optimal pada suhu 37oC, namun pigmen berstruktur. Memiliki polisakarida dengan
dapat terbentuk terbaik dengan suhu pollimer yang memiliki sub unit
ruangan (20oC-25oC). Pada media padat peptidoglikan yaitu eksoskleton yang
koloni memiliki warna seperti abu-abu bertekstur keras dan kaku pada dinding
hingga kuning sedikit keemasan, dengan sel. Lisozim akan merusak peptidoglikan
bentuk bulat, cembung atau menonjol dari dan merangsang pembentukan antibody
media, halus dan mengkilat. 90% isolat opsonik dan interleukin-1(endogen
yang diproduksi oleh klinik dapat pirogen) yang dapat menjadi kemotratan
menghasilkan bakteri Staphylococcus yaitu penarik kimia pada leukosit
aureus dengan bentuk selaput tipis atau polimorfonuklear, memiliki aktifitas yang
polisakarida berkapsul dengan peran pada hampir sama dengan endotoksin dalam
virulensi bakteri. Pada agar plate mengaktifkan komplemen (Dwi, 2019).
koloninya memiliki bentuk bulat dengan Dari Laporan Carter dan wise 2004,
lebar diameter 1-3mm, menonjol atau polimer polisakarida dan peptidoglikan
cembung, mengkilat dan keruh dengan bersama dengan asam teikoat akan
konsentrasi yang empuk dan lunak. Pada membentuk sebuah dinding sel yang rapat,
perbenihan agar lempeng darah, koloni yaitu berfungsi untuk menyambungkan
dan menghubungan antigen dengan malaysia, daun fermentasi segar dari
peptidoglikan. Protein A akan masuk ke tanaman ini digunakan untuk mengobati
dalam komponen permukaan pada penyakit seksual yang menular. Daun
sebagian besar Staphylococcus aureus belimbing wuluh di Indonesia sendiri
yang virulensi. Mikrokapsul pada digunakan untuk pengobatan penyakit
polisakarida di beberapa galur luka, penurun panas, gondok, rheumatik,
Staphylococcus aureus yang memiliki sakit perut dan diabetes.
fungsi sebagai anti fagosit memiliki
kemampuan untuk mencegah tumbuhnya
bakteri dari respon peradangan dan abses.
Pada permukaan sel bakteri
Staphylococcus aureus terdapat karoten
pigmen yang akan memberi warna kuning
agak orange. Enterotoksin yang dihasilkan
oleh Staphylococcus aureus sebanyak
tujuh tipe yaitu E, C, B, A, D, C2, dan
C1.Virulensi faktor Staphylococcus Gambar 2. Daun Belimbing Wuluh
aureus yang mampu mengakibatkan
infeksi adalah sebagai berikut: Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa
a. Permukaan protein yang bilimbi linn) yaitu masuk ke dalam jenis
mengkolonisasikan promosi dalam tumbuhan pohon dengan tinggi 12m,
jaringan hospes manusia (adhesin, memiliki cabang yang banyak dengan arah
protein A, fibrionectin, glikoprotein mendatar sehingga terlihat rindang. Pohon
dan hemaglutinin) belimbing wuluh (Avevrhoa bilimbi linn)
b. Bakteri yang menyebar di jaringan mampu hidup dan tumbuh subur di
disebabkan oleh invasin berbagai iklim di lingkungan tropis dan
(hyalurodinase, kinase, dan subtropis, akan tetapi kuantitas dan
leukocidin) kualitas buah yang baik mampu diproduksi
c. Kapsul dan protein A yang menjadi pada iklim tropis dengan curah hujan
faktor penghalang fagositosis 1800mm per tahun.
permukaan
d. Ketahanan bakteri di dalam fagosit Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
(produksi katalase dan carotenoid) linn) merupakan daun dengan susunan
yang meningkat akibat faktor kimia menyirip berjumlah ganjil, majemuk dan
e. Protein A, koagulase clooting factor memiliki anak turunan daun. Bentuknya
yang bereaksi secara imunologis memanjang dengan ujung yang runcing,
f. Membran hemolysin, leucotoxin dan tepian datar, pada bagian yang menghadap
leukocidin yang dirusak oleh toxin ke atas agak menkilap, sedangkan bagian
g. Gejala penyakit (SEA-G, TSST, ET) yang menghadap kebawah terlihat abstrak
dan kerusakan jaringan yang buram tidak mengkilap. panjang daun
ditimbulkan oleh eksotoksin (Dwi, mencapai 9cm dengan lebar kurang lebih
2019). mencapai 4cm. Aktivitas antibakteri
merupakan konsentrasi paling kecil yang
Belimbing wuluh tumbuh subur pada diperlukan oleh agen antibakteri untuk
dataran tinggi diatas 500 meter di atas menghambat pertumbuhan atau membunuh
permukaan air laut. Jenis tumbuhan ini mikroba. Nilai yang dihasilkan dari
masuk ke dalam spesies dalam keluarga aktivitas tersebut biasa dikenal dengan
averrhoa yang dikenal memiliki berbagai KHM (Kadar Hambat Minumum). Agen
macam fungsi pada dunia pengobatan antibakteri di klasifikasikan sebagai
herbal tradisional. Di negara filiphina bakterisida, bakteriostatik, dan
ekstrak dari daun belimbing wuluh di bakteriolisis, tergantung dari efek yang
gunakan sebagai obat pereda rheumatik, ditimbulkan terhadap kultur bakteri yang
penyakit kulit dan gondok. Di negara di tumbuhkan. Penghambatan sintetis
protein yang berikatan dengan ribosom transkipsi dan proses pemindahan
bakteri disebut dengan bakteriostatik. protein. Senyawa antibakteri dapat
Banyak jenis antibakteri yang bekerja menghambat hal tersebut dan mampu
dengan mekanisme seperti ini. Kemudian menghambat sintetis protein juga.
agen dari bakteriosid berikatan dengan Konsentrasi anti bakteri dapat dilihat
target dan tidak akan hancur apabila dari hasil zona transparan atau zona
diencerkan, yaitu dapat membunuh bakteri bening yang didapatkan ketika
tanpa merusak sel. Bakteriolisis masuk mengamati sediaan yang ditumbuhkan
kedalam agen bakteriosid, yaitu melisiskan bakteri . Senyawa kimia pada
dan membunuh sel sehingga komponen komsentrasi ynag rendah dapat
sitoplasma akan terlepas. dikatakan tidak memiliki potensi
tinggi sebagai anti bakteri sudah
Dinding sel yang dihambat oleh antibiotik menghasilkan zona hambat yang lebar
seperti penisilin dan bahan kimia lainnya 4. Menghambat Sintesis Asam Nukleat
dapat memecah membran sitoplasma dan Siklus terpenting dalam kehidupan
menjadi agen bakteriolisis. Pada umumnya sel bakteri terdapat pada proses
bakteri Gram negatif lebih resisten, replikasi DNA. Berbagai macam
sedangkan gram positif dapat dipengaruhi. jenis antibakteri mampu
Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh mengganggu dan mempengaruhi
toksisitas atau kurangnya uptake host atau seluruh fase dari proses
kemampuan. Akan tetapi antibiotik dari perkembangbiakan sel bakteri dengan
bahan alami dapat digunakan dan menghancurkan metabolisme asam
dimodifikasi untuk meningkatkan efikasi nukleat (Febrianasari, 2018).
(Presky, 2017).
Cara kerja dari senyawa saponin sebagai
Setiap jenis antibakteri mempunyai antibakteri yaitu dengan menghilangkan
mekanisme kerja tersendiri untuk protein dan enzim pada sel bakteri. Zat
menghancurkan dan menghilangkan aktif permukaan pada saponin mampu
kehidupan mikroorganisme, mekanisme menjadi antibakteri dan merusak
kerja antibakteri yaitu sebagai berikut : permeabilitas membaran pada dindig sel
1. Menghambat Sintetis Dinding sel bakteri serta menurunkan tegangan
Untuk mempertahankan struktur sel, permukaan karena hampir sama dengan
bakteri memiliki dinding sel yang kinerja detergen. Membrane luar dinding
sangat penting perannya. Oleh sel saponin berdifusi sehingga sangat
karenanya, senyawa yang mampu rentan hingga mengganggu dan
melisiskan dinding sel dan merusak mengurangi kestabilan pada dinding sel
dindingnya hingga sel bakteri mati dan sitoplasmanya terikat. Hal tersebut
karena dipengaruhi oleh bentuk dan akan mengakibatkan bocornya sitoplasma
struktur sel. hingga keluar dari dalam sel dan mampu
2. Menghambat Fungsi Sel Membran menyebabkan kematian pada sel. Hal ini
Transportasi metabolit dan nutrisi biasa disebut bakterisida yaitu
yang masuk dan keluar pada sel mengganggu sitoplasma yang
membrane dibutuhkan komponen menyebabkan kematian sel. Cara kerja
yang bernama membran sel dengan tannin dalam fungsinya sebagai antibakteri
peranan yang tak kalah pentingnya. adalah dengan meprepitasi bakteri dan
Yaitu sebagai tempat berlangsungnya proteinnya, reverse enzim akan di hambat
aktivitas biosintetis dan respirasi di transkiptase dan topoimerasi DNA. Efek
dalam sel. Senyawa antibakteri dapat dari kandungan antibakteri tannin dengan
menganggu kehidupan sel bakteri inaktivasi bakteri sel akan bereaksi dengan
karena pengaruh membran. fungsi materi genetic serta inaktivasi
3. Menghambat sintetis protein enzim dan menyebabkan sel tidak
Sintetis pada protein memiliki proses terbentuk.
dengan rangkaian yang disusun dari
Mekanisme kerja flafonoid dalam Diharapkan adanya penelitian lanjutan
fungsinya antibakteri adalah dengan cara dengan metode ekstraksi dan pengerjaan
senyawa kompleksnya dibentuk dan yang berbeda untuk mengetahui metode
fungsi membrane selnya dihambat yang paling efektif dalam pemanfaatan
bersama ekstraseluler protein terlarut daun belimbing wuluh sebagai antibakter
sehingga sel membrane rusak dengan
diikuti protein intraseluler yang keluar
sehingga membrane permeabilitas sel akan KEPUSTAKAAN
terganggu dan ikatan antara enzim
phospholipase dan atphase enzim akan di Dhika T.S Efektifitas Infusum Daun
hambat Dwi (2019). Hasil yang di dapat Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi
merupakan bukti bahwa ekstrak dari daun linn)Terhadap Pertumbuhan
belimbing wuluh dalam fungsinya sebagai Streptococcus Mutans. Cakradonya
antibakteri bisa menghentikan Dental Journal p-ISSN : 11(01): 8-12
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aures. Dengan demikian ekstrak dari daun Dwi, Aik, 2019., Uji Daya Hambat
belimbing wuluh dapat dikembangkan dan Ekstrak Daun Jambu Mente
mempunyai peluang yang bagus sebagai (Anaardium Occidentale linn)
obat antibakteri untuk penyembuhan luka Terhadap Pertumbuhan Bakteri
dan menghindari infeksi. Staphylococcus aureus, Jurnal
Penelitian STIKes ICMe Jombang

SIMPULAN DAN SARAN Hazzanuzaman, M. Ali M. R. Hosain.,


M., S., Islam., M. S. 2019.
Simpulan Evaluation phenolic total of content,
free scavenging radical activity and
Ekstrak daun Belimbing Wuluh Phytochemical Screening of Different
konsentrasi 5% dapat menghambat Extraxt of averrhoa bilimbi linn
pertumbuhan bakteri Staphylococcus (fruitis). International current
aureus sebesar 6 mm, konsentrasi 10% Pharmaceutic journal 2 (4)
mampu menghambat pertumbuhan
staphylococcus aureus sebesar 6 mm, Hilda dan Berliana., 2019. Prevalensi dan
konsentrasi 25% mampu menghambat Evaluasi Kesesuian Penggunaan
pertumbuhan bakteri Staphylococcus Antibiotik Pada Pasien Dengan
aureus mampu menghambat sebesar 5 Infeksi Methicilin Resistan
mm, konsentrasi 50% mampu Staphylococcus aureus. Majalah
menghambat pertumbuhan bakteri Pharmaceutic Vol: 15 No: 2 123-129
Staphylococcus aureus sebesar 7 mm, dan
konsentrasi 100% mampu menghambat Kemenkes, 2017 pedoman pengendalian
pertumbuhan bakteri Staphylococcus dan pencegahan infeksi di Fasilitas
aureus sebesar 8 mm. konsentrasi 100% kesehatan. Republik Indonesia no 27.
merupakan konsentrasi paling efektif Jakarta
dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Kurniawan dkk., 2019 Prevalensi dan
Evaluasi Kesesuian Penggunaan
Saran Antibiotik Pada Pasien Dengan
Infeksi Methicilin Resistan
Diharapkan bagi Bapak Ibu dosen untuk Staphylococcus aureus. Majalah
melaksanakan pengabdian masyarakat Pharmaceutic Vol: 15 No: 2 123-129
guna pemberian informasi/penyuluhan
terhadap masyarakat awam mengenai Oliveira DC. Lenchastre A Thomas HD.
manfaat daun belimbing wuluh sebagai Secret success human of a pathogen
alternative obat untuk penyembuhan luka. evolution molecular clones of
pandemic resisten of methicillin
Staphylococcus aureus. Infection
Disease Vol 2. 2014.

Presky, Meta Yolda. Uji daya hambat sari


daun jambu mente (Annacardium
occidentale linn). Karya Tulis Ilmiah.
Poltekes Kendari

Rahman, M.S., 2017 Efektifitas Infusum


Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
Bilimbi linn)Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus Mutans. Cakradonya
Dental Journal p-ISSN : 11(01): 8-12

Ratna Yuliana risqi dwi, utari sita ardani.


Daya antibakteri fraksi dan ekstrak
daun jambu mete (Annacardium
occidentale linn) terhadap bakteri
Staphilococcus mutans yang sensitive
dan multiresisten. Fakultas Farmasi.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta

WHO, 2014., Material Mortality. World


Health Organization

Zakaria A. Z., Zaiton Henie 2014.


Efektifitas Infusum Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa Bilimbi
linn)Terhadap Pertumbuhan
Streptococcus Mutans. Cakradonya
Dental Journal p-ISSN : 11(01): 8-12

You might also like