You are on page 1of 21
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN PANDUAN ISOLASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN JLN, RDAJAMIN PURBA,SH PERDAGANGAN 0622 7296012, 3 21184 Email: rumahsakitperdagangan@gmailcom Diint engun Corner BABI PENDANULUAN AL Latur Uelakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat dj wularkan (berpindah- ppindah dari Paang 2aRE satu ke orang yang Ininnya, baik secara langsung maupun tidak langsung), Penyakit menular ini dtandai dengan adanya agen atau peayebab penyaki ‘yang hidup dan dapat iene. Penularan penyakit disebabkan proses infeksi oleh kuman. infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme mampu menyebabkan sakit (Potter dan Perry, 2005). Rumah sakit merupakan tem J aan Pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko Penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya, begitupun dengan petugas kesehatan Yang sering terpapar dengan agen infeksi. Penularan infeksi dapat melalui beberapa cara dioeanye ‘melalui darah dan cairan tubuh seperti halnya penyakit HIV/AIDS dan Hepatitis Penycbaran virus HIV dan Hepatitis B melalui: perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba; umumnya tertular melalui penggunaan jarum suntik bersama, melalui transfusi Sarah, ASI, alat-alat kedokteran, hubungan suami istri yang sudah tertular virus HIV/HVB Positif, dan apabila ada kontak antara cairan tubuh (terutama darah, semen, sekresi vagina ddan ASI) dengan luka terbuka pada seseorang yang sehat walaupun kecil. Seseorang yang mengidsp penyakit ini dapat menularken virusnya kepada orang lain jika darah atau cairan, tersebut masuk kedalam darah orang lain melalui luka atau produk darah, (R. Syamsuhidajat dan Wim de jong, 1997), Berdasarkan data yang dikeluarkan UNAIDS (United Nations Aguired Immuno- Deficiency Syndrom) pada 2006 yang lalu, dari prevalensi HIV/AIDS yang mencapai 40 juta ‘rang, sckitar 75 persennya berada di Asia dan Afrika. Prevalensi kasus HIV/AIDS yang ‘erjadi di Indonesia periode Januari sampai dengan Maret 2007 sebesar 440 orang tertular virus HIV dan 794 orang lainnya menderita penyakit AIDS dengan jumlah kematian sebesar 123 orang. Prevalensi kasus HIV/AIDS di Jawa Barat periode Januari sampai dengan Maret 2007 sebesar 1105 orang dengan jumlah kemstian sebesar 173 orang yang menempati uunutan ketiga tertinggi di Indonesia (Ditjen PPM dan PL Depkes Rl, 2007). Kasus penyakit hepatitis B menurut Lesmana (2007) menyatakan bahwa, jumlah penderita hepatitis B di Cina sebesar 123,7 juta orang, di India sebesar 30-50 juta orang, sedangkan di Indonesia secara keseluruhan berjumlah 13,3 juta penderita, dengan tingkat prevalensi mencapai 5- 10%. ‘Tenaga medis yang bekerja di fasiltas kesehatan sangat beresiko terpapar infeksi yang secara potensial membahayakan jiwanya, karena tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat kontak langsung dengan ¢airan tubuh aiau darah pasicn dan dapat menjadi tempat dimana agen infeksius dapat hidup dan berkembang biak yang kemudian menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lainnya. Menurut penelitian apabila tenaga medis terkena infeksi akibat kecelakaan maka resikonya 1% ‘mengidap hepatitis fulminan, 4% hepatitis kronis (aktif), 5% menjadi pembawa virus (Syamsuhidajat d& Wim de Jong, 1997). Tahun 1997 CDC (Center For Desease Control) melaporkan ada $2 kasus petugas Kesehatan terkena HIV akibat kecelakaan di tempat Kerja, sedangkan 114 orang petugns kesehatan Iain di duga terinfeksi ditempat kerja. ICN (2005) melaporkan bahwa estimasi sekitar 19-35% semua kematian pegawai kesehatan pemerintah di Aftika disebabkan oleh HIVAAIDS, Sedangkan di Indonesia data ini belum terlaporkan. Namun dari kejadian tersebut, resiko perawat mempunyai andil yang paling besar untuk tertular akibat terpapar Diins engun Corner Dipindai dengan Carcanner cairan dan tertusuk jarum, sehingga berkembang upaya untuk mencegah terinfeks’ dari paparan HIV (Nurmartono, 2006). Seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan individa yang rentan tethadap penularan penyakit. Hal ini karena daya than tubuh pasien yang relatif menurun, Penularan Penyakit terbadap pasien yang dirawat di rumah sakit disebut infeksi nasokomial. Infeksi nasokomnial dapat disebabkan oleh kelalaian tenagn medis atau penularan dari pasien la Pasien yang dengan penyakit infeksi menular dapat menularkan penyakitnya selama dirawat di rumah sakit, Penularan dapat melalui udara, cairan tubub, makanan dan sebagainya. Meningkatnya angka kejadian infeksi di rumah sakit, baik terhadap petugns Kesehatan ‘atau pasien yang dirawat di rumah sakit, mengharuskan divujudkannya suatu langkah pencegahan sehingga angka infeksi di rumah sakit dapat menurun, Salah satu upaya adalah yediakan fasilitas ruang isolasi yang bertyjuan untuk merawal pasien dengan infeksi yang dianggap berbahaya disuatu ruangan tersendiri, terpisah dari pasien iliki aturan khusus dalam prosedur pelayanannye. Tujuan - Sebopai pedoman peleksanaan isolasi pada pasien dengan penyakit menular, yang, merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam menegah infeksi nosokamial Mencegah terjadinya infcksi pads petugas kesehatan, Mencegah terjadinya infeksi pada pasien cawat inap atau pasien dengan penurunan daya than tubuh, ‘Landasan Hukum Landasan perawatan pasien penyakit menular RSIA Kumala Siwi Jepara adalah : 1. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. 2. UUNo. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/Menkes/SK/II/2007 temiang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya. Diints engun Corner Dipindai dengan Carcanner rr BABIT DEFINISI A. Pengertian Isolasi Isolasi adalah segala ussha pencegahan penularan/penyebaran kuman patogen dari sumber infeksi (petugas, pasien, pengunjung) ke orang lain. Sesuai dengan rekomendasi WHO dan CDC tentang kewaspadaan isolasi untuk pasien A dengan penyakit infe! dilakukan me a) ») a a) airborne yang berbahaya seperti HSN1, kewaspadaan yang perlu ‘Kewaspadaan standar Perhatikan Kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien maupun alat-alat yang terkontaminasi sekret pemapasan. Kewaspadaan kontak Gunakan sarung tangan dan gaun pelindung setama kontak dengan pasien. Gunakan peralatan terpisah untuk setiap pasien, seperti steloskop, termometer, tensimeter, dan lain-lain Perlindungan mata Gunakan kacamata pelindung atau pelindung muka, apabila berada pada jarak 1 (satu) meter dari pasien, Kewaspadaan airborne ‘Tempatkan pasien di ruang isolasi airborne, Gunakan masker N9S bila memasuki ruang isolasi Syarat Kamar lsolasi 5. 6 1 8 9. 10. Lingkungan tenang Sirkulast udara baik Penerangan baik Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk observasi pasien dan pembersihannya ‘Tersedianya WC dan kumar mandi Kebersihan lingkungan terjaga ‘Tempat sampah tertutup: Bebas dari serangga Tempat linen kotor harus ditutup Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan memakaé disinfektan Syarat Petugas Ruang Isolasi 10. i. Sehat ‘Mengetahui prinsip aseptik antiseptik: Pakaian rapi dan bersih Tidak memakai perhiasan Kuku haras pendek Cuci tangan sebelum masuk kamar isolasi Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi, masker, sarung tangan, dan sandal khusus Cui tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasten Berbicara seperlunya Lepaskan barrier nursing scbclum keluar kamar isolasi Cuei tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi Diinss engun Corner Dipindai dengan Carcanner D. Syarat Perulatan Ruang Isolasi Alatalat yang. dibutuhkan cukup tersedia Selalu dalam keadaan steril Dar bahan yang mudah dibersibkan ‘Alat sunk bekas dibuang pada tempat tertutup dan dimusnahkan Alot yang tidak: habis pakai dicuct dan disteritkan kembali Linen bekas dimasukkan dalait tempat tertutup ae Re EL Kategori Isola Kategori isolasi yang dilakukan sesuai dengan _patogenesis cara penularan/penycbaran kuman terdiri dari isolasi ketat, isofasi Kontak, isolasi saluran pemafasan, tindakan pencegahan enterik dan tindakan pencegahan sckresi. Secara mur, Kategori isolasi membutuhkan kamar terpisah, sedangkan kategori tindakan pencegahan tidak memerlukan kamar terpisah. a) Isolasi Ketat Tujuan isoasi ketat adalah mencegah penyebaran scmua penyakit yang sangat ‘menular, baik melalui kontak langsung maupun peredaran udara. Tehnik ini kontak langsung maupun peredaran udara. Tehnik ini mengharuskan pasien berada di kamar tersendiri dan petugas yang berhubungan dengan pasien harus memakai pakaian Rhusus, masker, dan strung tangan serta mematuhi aturan pencegahan yang ketat terkontaminasi bahan infeksivs elibuang atau dibungkus dan diberi label sebelum dikirim untuk proses selanjutnya. [solasi ketat diperiukan pada pasien dengan penyakit antraks, cacar, difteri, pes, varicella dan herpes zooster diseminata atau pada pasien imunokompromis. ‘Prinsip kewaspadaan airborne haras diterapkan di setiap ruang perawatan isolast kketat yaitu: i. Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekenan negatif dibanding tekanan di koridor. ii, Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali pet jam. iii, Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filtet HEPA (High-Eficiency Particulate Air). Setiap pasien harus dirawat di rung rawat tersendiri. Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai, gunakan penampung dahak/ludah tertutup sckali pakai (disposable) b) Isolasi Kontak ‘Bertujuan untuk mencegah penularan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui kontak langsung. Pasien perlu kamar tersendiri, masker perlu dipaksi bila mendekati pasien, jubsh dipakai bila ada kemungkinan kotor, sarung tangan dipakai setiap menyentuh badan infeksius, Cuci tangan sesvdah melepas sarung tangan dan sebelum merawat pasien lain, Alatalat yang terkontaminasi bahan infeksius diperlakukan seperti pada isolasi ketat. Isolasi kontak diperlukan pada pasien bayi baru lahir dengan konjungtivitis gonorhoca, pasien dengan endometritis, pneumonia atau infeksi kulit oleh streptococcus grup A, herpes simpleks diseminata, infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotika, rabies, rubella. 4) Isolasi Saluran Pernafasan Tujuannya untuk mencegsh penyebaran patogen dari saluran pemnafasan dengan ‘eara kontak langsung dan peredaran udara. Cara ini mengharuskan pasien dalam karat terpisah, memakai masker dan dilakukan tindakan pencegahan khusus terhadap buangan nafas / sputum, misalnya pada pasien pertusis, campak, tubetkulosa paru, infeksi H. Divints engun Corner Dipindai dengan Carcanner influenza. 4) Tindakan Pencegahan Enterik Tujuannya untuk mencegah infeksi oleh patogen yang berjangkit karena Kontak langsung atau tidak langsung dengan tinja yang mengandung kuman penyakit menular. Pasien ini dapat bersama dengan pasien tain dalam satu kamar, tetapi_dicegah kontaminasi silang melalui mulut dan dubur. Tindakan pencegahan enterik dilakukan pada pasicn dengan diare infeksius atau gastroenteritis yang disebabkan oleh kolera, salmonella shigella, amuba, campylobacter, exytasporidium, E.coli patogen. ©) Tindakan Pencegahan Sckresi ‘Tujuannya untuk mencegah penularan infeksi karena kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan purulen, sckresi atau drainase dari bagian badan yang tcrinfeksi Pasien tidak periu ditempatkan di kamar tersendiri. Petugas yang berhubuangan langsung, harus memakai jubah, masker, dan sarung tangan, Tangan harus segera dicuci setelah melepas sarung tangan atau sebelum merawat pasien lain. Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan pada waktu penggantian balutan. Tindakan pencegahan sekresi ini perlu untuk penyakit infeksi yang mengeluarkan bahan purulen, drainase atau sekresi yang infeksius. 1) Isolasi Protektit ‘Tujuannya untuk mencegah Kontak antara patogen yang berbahaya dengan orang yang daya rentannya semakin besar, atau melindungi seseorang tertentu terhadap semua jenis patogen, yang biasanya dapat dilawannya. Pasien harus ditempatkan dalam gkungan yang mempermudah terlaksananya tindakan pencegahan yang perlu, Misalnya pada pasien yang sedang menjalani pengobatan siteststika atau imunosupresi. Iuka atau penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular) 3. Selama pasien dirawat di ruang rawat (misalnya hepatitis virus A dan B, 24 jam setelah dimulainya pemberian antibiotika yang efektif (misalnya pada sifilis, konjungtivitis onorhoea pada neonatus). Prosedur Keluar Ruang Perawatan Isolasi 1. Perlu disediskan uang ganti khusus untuk melepaskan Alat Perlindungan Diri (APD). 2. Pakaian bedah / masker masih tetap dipakai. 3, Lepaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti pakaian umum, masukkan dalam kantung linen berlabel infeksius. 4, Mandi dan cuci rambut (keramas) 5. Sesudah mandi, kenakan pakaian biasa. 6, Pintu keluar dari Ruang Perawatan isolasi harus terpisah dari pintu masuk. H. Kriteria Pindah Rawat dari Ruang Isolasi Ke Ruang Perawatan Biasa 41, Terbukti bukan kasus yang mengharuskan untuk dirawat di ruang isolasi 2. Pasien telah dinyatakan tidak menular atau telah diperbolehkan untuk dirawat di ruang rawat inap biasa oleh dokter, 3. Pertimbangan lain dari dokter. Diinss engun Corner Dipindai dengan Carcanner ry 1. 2. BABI RUANG LINGKUP Penggunaan kamar isolasi diterapkan ke i pe nh mend taye ep ng mege Pelaksana panduan ini adalah semua clemen rumah stkit becene pasicn dan keluarga, BABIV TATALAKSANA RUANG ISOLASI Prinsip '- Setiap pasien dengan penyakit infeksi menular dan diangsap berbahaya dirawat di ruang ‘terpisah dari pasien lainnya yang mengidap penyakit bukan infeksi, 2. Penggunaan alat pelindung diri diterapkan kepada setiap pengunjung dan petugas ‘erhadap pasien yang dirawat di kamar isolasi. Pasien yang rentan infeksi seperti pasien luka bakar, pasien dengan penurunan sistem imun dikarenaken pengobatan atau penyakitnya, dirawat di ruang (erpisah) isolasi rumah sakit . Pasien yang tidak termasuk kriteria datas dirawat diruang rawat inap biasa. Pasien yang dirawat diruang isolasi, dapat di dipindahkan ke ruang rawat inap biasa apabila telah dinyatakan bebas dari penyskit atau menurut petunjuk dokter penanggung jawab pasien. we Diints engun Corner Dipindai dengan Carcanner . B. Alur Pasien Perawatun Ruang Lsolast |. Suspek penyakit menular yang berbahaya 2. Luka bakar indikasi rawat 3. Penurunan sistem imun Kemoterapi ae jemen Perawatan Pasien di Ruang Isolasi 1) Sebelum Membawa/Transfer Pasien Pakaikan masker medis/bedah pada pasien (terutama pasien dengan airbone disease) saat akan ditransfer, 2) Sebelum Kontak pada setiap Pasien Gunakan masker medis/bedah. ~ Mencuei tangan, ~ Gunakan pelindung mata, jubsh/gaun dan sarung tangan bila ada resiko terkena cipratan lendir dari pasien, 3) Jika Menggunakan Aerosol (Misal : Intubasl, Bronchoscopy, CPR, Suetion) ~ Hanya staf terenta yang boleh keluar masuk rtangan, ~ Gunakan jubah medis (gaun pelindung). ~ Gunakan pelindung mat, lalu kenakan sarung tangan. Divina ern Corner Dipindai dengan Carcanner 4) 5) 6 8) = Lakukan prosedur tereneana Sebelum Membawa dalam runngar betventilasi yang, n Pasien ke Ruangan Lata (misal : Haglan Raddiologi) ~ Botasi akses keluar masuk dan pethatikan rumibu-rambu kendall infeks. ~ Sediakan perlengkapan Khusus pasien jikn nen, ~ Pastikan jarak Kurang dori | meter antara pasien dan area pengunjung. ~ Pastikan dipatuhinya tata-tertib setempat dalan penggantian linen dan kebersihan ruangan, Sebelum Memasuki Atea Khusus(misal: Bagian Radialogi) ~ Mencuci tangan = Gunakan ala pelindung dir (sarung tangan, bah, masker, dan pelindung mata). Sebelum Meninggalkan Arca Khusus (inisal : Bagian Radiologi) ~ Leposkan alat petindung diri (sarung tangan, jubah, masker, dan pelindung mata), = Buanglsh barang-barang yang memang. harus dibuang sesuai dengan peraturan setempat. ~ Meneuci tangan, ~ Meneuei dan mensterilkan peralatan untuk pasien dan perlengkapan pribadi pasien yang dikenakan pasien. = Buanglah sampah yang terkontaminasi (infeksius) sesuni peraturan tentang ‘sampah medis. Sebelum Meninggalkan Pasien Suspect atau Positif = Beritahukan instruksi dan materi untuk pasien/petugas terkait_ mengenai ‘permapasan higicnis/ctika batuk atau bersin. = Beritahukan peraturan di ruang isolasi, kendali infcksi dan pembatasan kontak sosial. = Catat alamat dan nomor telepon pasien. Setelah Pasien Pulang = Buang atau bersihkan peralatan khusus untuk pasien isolasi sesuai peraturan. — Masukkan linen kotor ke tempat linen infeksius dan ganti dengan linen bersih. — Bersihkan ruangan sesuai peraturan setempat = Buanglah sampah yang terkontaminasi (infeksius) sesuai aturan tentang sampah medis. Dinter Corner Dipindai dengan Carcanner BABIV. DOKUMENTASI Pengendalian infeksi HAls merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan medis rumah sakit, Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari pekerja Sampai dengan jajaran Direksi. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di semua sarana. rumah sekit, peralatan medis dan non-medis, rang perawatan dan prosedur serta lingkungan. Dokumen yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut : a. Dokumen regulasi ; Demikian buku panduan ini dibuat untuk panduan tentang ruang isolasi sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Kesehatan yang, berlaku, dengan terbitnya Panduan Ruang Isolasi Panduan Ruang Isolssi RSA Kumala Siwi Jepara ini maka segala pelayanan yang berkaitan dengan ruang isolasi wajib berlandaskan buku pedoman ini. Divints engun Corner Dipindai dengan Carcanner PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN JRUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN JL Radjamin Purba, SH Kee. Bandar Perdagangan Email : rumahsakitperdagangan@gmail.com Kode Pos: 21184 MENIMBANG MENGINGAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN ‘NOMOR: 800.043/173/33. 1/2022 TENTANG KEBUAKAN PENERAPAN KEWASPADAAN ISOLASI DIREKTUR RSUD PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN 1, Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit harus berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas di rumah sakit. 2. Bahwa untuk menunjang penerapan kewaspadaan isolasi di setiap unit pelayanan hamus tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan. 3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2 perl menetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan Kabupaten Simalungun. 1, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ; 1. Undang-Undang Nomor 44 Tehun 2009 tentang Rumah Sakit ; 3. SK Menkes RI No.1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 5. Keputusan Menteri Keschatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VITV/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Ke ‘Rumah Sakit; 7, Standard Akreditasi Rumah Sakit, Kemenkes RI tahun 2011; 8, Permenkes No. 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit; 9, Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Divint enun Corner Dipindai dengan Carcanner MENETAPKAN PERTAMA KEDUA KETIGA KEMPAT ‘KELIMA MEMUTUSKAN Keputusan Direkt anal tentang Kebijakan ur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan Kabupaten Simalungun Penerapan Kewaspadaan Isolasi di Rumah Sekit Umum Daerah Perdagangan. Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan Penerapan Kewaspadaan Isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan yang disusun oleh Komite Pencegahan Dan Pengendatian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan. Keebijakan ini mengatur bagaimana pencrapan kewaspadaan isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan. Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut. inj mulai i i dan akan diadakan Keputusan ini mula berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan a perbaikan seperlunya apabila dikerudian hari terdapat kekeliran atau kekurangan di dalam keputusan Ditetapkan di: Perdagangan Pada Tanggal : 04 April 2022 Divints engun Corner Dipindai dengan Carcanner (MENIMBANG MENOINGAT ‘MENETAPKAN PERTAMA KEDUA PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN Ji. Radjamin Purba, SH Kee, Bandar PERDAGANGAN Email : rumahsakitperdagangan@gmailcom KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN NOMOR: 800,045/174/33.1/2022 TENTANG MERUJUK PASIEN ISOLASI PENYAKIT INI DIREKTUR RSUD PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN 1. Bawa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sikit harus berorientasi pace \esclamatan pasin dan petuga di rumah aki 2. Babwa untuk meaunjang penerapan isolasi penyakit infeksi i setiay unit pelayanan rawat inp dipedtukan sarana prasarana ruangan terpisah (isola) di Rumah Sakit Umum Dserah Perdagangan. 3. Bawa Rumah Sskit Umum Daerah Perdagangan tidak memiliki sarana dan prasarana rian terpicah (jsolas) sehingga dipandang periu meryj pasien ke rumah sakit lain yang. mcmiliki facilis isolasi dan satu tingkat di sias Rumah Sakit Umum Dacrah Rumah Sakit Umum Daerals 4. Perdagangan ‘hws berdacarkan pertimbangan sehagaimana dimaksod dalam butit 1,2 dan 3_perla menetaphan . Pemberian imunisasi hepatitis B kepada Staf / Pegawai yang bekerja di unit khusus seperti Unit kamar operasi, Unit kamar Bersalin, Unit Rawat Intensif, Unit Laboratorium, Unit Radiologi, Unit Gizi & Dapur, dan Unit Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan. Pemeriksaan keschatan berkala bagi Staf / Pegawai Rumah Sakit sekurang-Iurangnya | (satu) tahun sekali Diins engun Corner Dipindai dengan Carcanner y PERLINDUNGAN PETUGAS KESEHATAN RSUD No Dokumen No Revist Halaman PERDAGANGAN | SPO/RSUDP/PPI/065/2022 00 22 — 'S. Petunjuk bagi petugas yang mengalami kecelakaan tertusuk jarum bekas pakai 1. Jangan panik . . Segera cuci dengan air mengalir menggunakan sabun stau cairan antiseptik i ¢. Lapor ke atasan (di jam kerja) dan UGD (diluar Jam Kerja) dan Tim EEO SESUR K3 akan melakukan tindakan lanjut d, Menentukan status pasien sebagai sumber jarum / alat tajam bekas pakai terhadap status HIV, HBV, HCV ¢. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV, SGOT, SGPT dan anti HCV (sesuai dengan status pasien). £ Bila stats pasien bebas HIV, HBV, dan bukan dalam masa inkubasi tidal: perlu tindakan Khusus untuk petugas, tetapi bila petugas Khawatir dapat dilakukan konseling, Unit Rawat Inap UNIT TERKAIT Sao e ee Divi engun Corner Dipindai dengan Carcanner RsUD PERDAGANGAN MENCUCI TANGAN DENGAN SPO/RSUDPPP/062/2022 (HANDIVASH) DAN MIENCUCI TANG. SEPTIK BERBASIS ALKOHOL (/ANDRUB) No, Dokumen : STANDAR PROSEDUR ‘OPERASIONAL (SPO) Tanggal Terbit : ‘April 2022 PENGERTIAN Mencuci tangan merupakan suatu proses arg secara_mekanis melepaskan koloran dan debris dari Kulit tangan dengan menggunakan : 1, Sabun dan air mengalir / handwash (bila tangan tampak kotor / setelah menyentuh kulit yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh serta bahan yang mengandung protein), 2. Antiseptik berbasis alkohol / Handrub (bila tangan tidak tampak kotor). TUJUAN ‘Scbagai acuan penerapan langkah-langkah : 1, Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme. 2. Mencegah tansmisi mikroorganisme dari petugas ke pasien dari Pasien ke petugns, dari pasien ke pasien serta lingkungan sekitar pasien. 3. Tindalan utama untuk pencepahan dan pengendalian infeksi. KEBLIAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan Nomor : 800.045/153/33.1/2022 tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Inféksi di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan PROSEDUR ‘A. Mencuei tangan dengan sabun dan air mengalir (40-60 detik ) Langkah-langkah ~ Lepaskan jam tangan. ~ Basahi tangan dengan air dan pakai sabun secukupnya, + Ratakan sabun dengan menggosok pada kedua telapak tangan, = Gosok punggung tangan dan sela-sela jari, lakukan pada kedua tangan, - Gosok kedua telapak dan sela-sela jari kedua tangan, = Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling fmengunel, = Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan ‘konan,lakukan juga pada tangan satunya, + Usapkan ujung kuku tangan Kanan dengan diputar tangan kiri, lakukan juga pada tangan satunya, + Bilas kedua tangan dengan air mengali. + Keringkan tangan dengan tissue, tutup kran dengan menggunakan tisur dan buang tissue pada tempat sampah non infeksius. i telapak Diint engun Corner Dipindai dengan Carcanner SUD PERDAGANGAN PROSEDUR UNIT TERKAIT MENCUCI TANGAN DENGAN UN DAN AIR MENGALIR (HANDWASH) DAN MENCUCT TANGAN DENGAN ANTESEPTIK BERBASIS ALKOHOL (HANDRUB) No. Revisi : “Halaman : No. Dokumen : SPORSUDPPPIIG22022 4 ae B. Mencuei tangan dengan antiseptik berbasis alkohol / Aamd uh (20 30 detik) Langkah-tangkah : = Ambil alkohol secukupaya dan gosokkan pada kedua telapak tangan. = Gosok punggung tangan dan sela-sela jar, lakukan pada kedua tangan. = Gosok kedua telapak dan sela-sela jari kedua tangan. = Gosok punggung jari kedua tangan dengan posisi tangan saling mengunci. = Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan kanan lakukan juga pada tangan satunya. + Usapkan ujung kuku tangan kanan dengan diputar di telapak tangan kiri, lakukan juga pada tangan satunya. Unit Rawat Inap Unit Rawat Jalan Unit IGD Unit Kamar Bedah Unit ICU Unit Radiologi Unit Laboratorium ‘Unit Farmasi Unit Rekam Medis, 10. Unit Gizt 11. Unit Sanitasi / Kesling 12. Unit Laundry 13. Unit Kamar Jenazah SPN eMeeNe Divi engun Corner Dipindai dengan Carcanner pa LANGKAI-LANGKAI PEMAKAIAN DAN PELEPASAN, ALAT PELINDUNG DIRI (APD) RSUD PERDAGANGAN No. Dokumen : No.Revisi: | Halaman: SPOMRSUDP/PPI/061/2022 Tangeal Terbit: STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL 04 April 2022 4SPO) PENGERTIAN —_| Allat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digun: pencegahan mikroorganisme patogen dari sescorang ke orang lain. APD yang umum — digunakan —masker, Kacamata_—pelindung —_(googles), io sarung tangan, penutup kepala, pelindung kaki. TUJUAN Sebagsi acuan penerapan Jangkah-langkah untuk melindungi tenaga kkeschatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari kemungkinan transmisi material infeksivs. KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Unum Daerah Perdagangan Nomor : 800.045/153/33.1/2022 tentang Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Urmum Daerah Perdagangan —_ PROSEDUR 1. PEMAKALAN APD A. Urutan mengenakan APD : 1) Pelindung kaki 2) Gaun pelindung/apron/celemek 3) Penvtup kepala 4) Masker 5) Kacamata pelindung { googles ) 6) Sarung tangan 1B. Pelaksanaan penggunaan APD : cuci tangan scbelum menggunakan APD 1) Pemakaian pelindung kaki, Gunakan sepatu boot untuk menutupi kaki dan sesuaikan agar pas untuk digunakan, 2) Pemakaian gaun/apron/celemek Gunakanlah ~ gaurvapronfcelemek untuk menutupi badan sepenuhnya. 3) Pemakalan peautup kepala Gunakaniah pelindung kepala sesuai ukuran sehingen menutup semua rambut, Diinss enun Corner Dipindai dengan Carcanner LANGKAH-LANGKAH PEMAKALAN DAN PELEPASAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ksup No, Dokumen : No. Revisi : PERDAGANGAN SPOMRSUDP/PP1/061/2022 00 22 PROSEDUR 4) Pemakalan masker (Lanjutan) Gunakan masker hingga hidung dan mulut tertutup. 5) Pemakaian kacamata (googles) Gunakan untuk melindungi mata dan sesuaikan agar pas. 6) Pemakaian sarung t ‘Gunakan sarung tangan sesuai ukuran Tl. PELEPASAN APD ‘A. Uratan pelepasan APD : 1) Sarung tangan 2) Kacamata pelindung (googles) 3) Gaun pelindung/apron/celemek 4) Penutup kepala 5) Masker $6) Pelindung kaki B.Pelaksanaan pelepasan APD : cuci tangan setelah menggunakan APD. 1) Pelepasan sarung tangan Lepaskan sarung tangan dan buang ditempat limbah infeksius 2) Pelepasan kacamata ( googles ) Lepaskan kacamata dengan memegang karet atau gagang ‘kacamata, lalu letakkan diwadah yang telah disediakan untuk sdiproses ulang ateu dalam tempat limbah infeksisus. 3) Pelepasan gaun pelindung/apron/celemele Lipat gaun/apron/celemek menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang ata buang ditempat limbah infeksius. Diins ergun Corner Dipindai dengan Carcanner

You might also like