You are on page 1of 4

PAJAK HOTEL

Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak


Dasar pengenaan pajak adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada
hotel termasuk di dalamnya Tempat Kos, Wisma, Pondok Wisata dan Gedung
Pertemuan.
Tarif pajak ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari dasar
pengenaan. Tarif pajak dikenakan atas pembayaran yang dilakukan di hotel
termasuk di dalamnya Tempat Kos, Apartemen, Wisma, Pondok Wisata dan
Gedung Pertemuan.

Pemungutan pajak
Pemungutan pajak tidak dapat diborongkan. Yang dimaksud dengan tidak
dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan pajak
tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dimungkinkan adanya kerja
sama dengan pihak ketiga dalam rangka proses pemungutan pajak, antara lain
pencetakan, formulir perpajakan, pengiriman surat-surat kepada wajib pajak, atau
penghimpun data objek dan subjek pajak. Kegiatan yang tidak dapat
dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya
pajak yang terutang, pengawasan penyetoran pajak dan penagihan pajak.
Pajak dipungut berdasarkan penetapan walikota/bupati atau dibayar sendiri
oleh wajib pajak. Ketentuan itu mengatur tata cara pengenaan pajak, yaitu
ditetapkan oleh walikota/bupati atau dibayar sendiri oleh wajib pajak. Cara
penagihan pajak ada dua yaitu:
a. Cara pertama, pajak dibayar oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu
ditetapkan oleh kepala daerah melalui SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
b. Cara kedua, pajak dibayar sendiri adalah pengenaan pajak yang memberikan
kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang dengan
menggunakan SPTPD.
Wajib pajak memenuhi kewajiban pajak yang dipungut dengan
menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan. Bagi wajib pajak
yang jumlahnya ditetapkan oleh walikota/bupati, pembayarannya menggunakan
Surat Ketetapan Pajak Daerah, atau dokumen lain yang dipersamakan yang
ditetapkan oleh walikota/bupati. Yang dimaksud dengan dokumen lain yang
dipersamakan antara lain berupa karcis, nota perhitungan. Wajib pajak memenuhi
kewajiban pajak sendiri dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB dan/atau
SKPDKBT. Bagi wajib pajak yang memenuhi kewajibannya dengan cara
membayar sendiri, diwajibkan melaporkan pajak yang terutang dengan
menggunakan SPTPD. Apabila wajib pajak yang diberi kepercayaan menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang tidak
memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya dapat diterbitkan SKPDKB
dan/atau SKPDKBT yang menjadi sarana penagihan. Besarnya pajak terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.
Wajib pajak wajib menggunakan nota penjualan sebagai bukti atas
pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Nota penjualan disediakan oleh wajib
pajak dengan terlebih dahulu diporporasi atau diberi tanda khusus oleh
pemerintah daerah. Apabila wajib pajak menggunakan mesin Cash Register wajib
memasukkan program pengenaan pajak hotel sebesar 10% (sepuluh persen) dan
kepada konsumen diberikan nota Cash Register sebagai bukti pembayarannya.

PAJAK HIBURAN

Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak

a. Dasar pengenaan Pajak Hiburan


Dasar pengenaannya adalah jumlah uang yang diterima atau yang
seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Jumlah uang yang
seharusnya diterima tersebut termasuk potongan harga dan tiket cuma-cuma
yang diberikan kepada penerima jasa hiburan.
b. Tarif Pajak Hiburan
Tarif pajak hiburan ditetapkan:
1) Tontonan film, sebesar 20 % (dua puluh persen);
2) Pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana, sebesar 10 % (sepuluh
persen);
3) Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya, sebesar 20 % (dua puluh
persen);
4) Pameran, sebesar 15 % (lima belas persen);
5) Diskotik, karaoke, klub malam, dan sejenisnya, sebesar 20 % (dua puluh
persen);
6) Sirkus, akrobat, dan sulap, sebesar 15 % (lima belas persen);
7) Permainan bilyar, golf, dan boling, sebesar 30 % (tiga puluh persen);
8) Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan, sebesar
15 % (lima belas persen);
9) Panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center),
sebesar 20 % (dua puluh persen); dan
10) Pertandingan olahraga, sebesar 20 % (dua puluh persen).

Pemungutan

Pajak Hiburan dipungut dengan System Self Assessment yang


memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang kepada
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah. Wajib Pajak dalam menghitung,
memperhitungkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sebagaimana
dimaksud ayat (1), menggunakan SPTPD.

STUDI KASUS

Dion menyewa dua buah kamar untuk ia dan keluarganya sebanyak 2 malam dengan total
harga sewa kamar per malam adalah Rp. 200.000. Hotel tersebut menerapkan Biaya
Pelayanan atau Service Charge sebesar 5% dan Pajak Hotel sebesar 10%. Maka total
biaya transaksi yang harus dibayarkan Dion adalah…

Total Harga Sewa Kamar = Rp. 200.000 x 2 x 2 = Rp. 800.000.


Biaya Pelayanan = 5% x Rp. 800.000 = Rp. 40.000
Dasar Pengenaan Pajak = Rp. 840.000
Biaya Pajak Hotel = Rp. 840.000 x Rp. 10% = Rp. 84.000
Total Biaya Transaksi = Rp. 840.000 + Rp. 84.000 = Rp. 920.000
Maka, total biaya transaksi yang harus dibayarkan Dion termasuk pajak adalah Rp.
920.000.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Sragen. Pajak


Hiburan. Dalam http://pajak.sragenkab.go.id/index.php/pajak-hiburan/#:~:text=Dasar
%20pengenaan%20Pajak%20Hiburan%20adalah,diberikan%20kepada%20penerima
%20jasa%20hiburan.

Samudra, Azhari Aziz. 2015. Perpajakan di Indonesia: Keuangan, Pajak dan Retribusi
Daerah. Jakarta: Rajawali Pers.

You might also like