You are on page 1of 23

MAKALAH

“ MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF DAN MENGEDIT


KALIMAT YANG TIDAK ”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 MANAJEMEN

AFANDY MARTIN (2261201062)

ANISA PUTRI (2261201099)

ARIQ SUPRANGGA (2261201003)

DEA AFRILLA (2261201064)

ISRA NURIMAN (2261201031)

MAHAGA PUTRA KABAN (2261201057)

SALMA NIKEN PRATIWI (2261201066)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

PERSADA BUNDA PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
bertema “MENGGUNAKAN KALMAT EFEKTIF DAN MENGEDIT KALIMAT
YANG TIDAK” ini dengan sederhana meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami
juga berterima kasih kepada Ibu Liga Febrina, S.pd., M.pd selaku dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sejarah pertumbuhan, kedudukan, fungsi dan ragam bahasa
indonesia. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata
yang kurang berkenan. Dan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah yang kami buat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

Pekanbaru, 1 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3


A. Pengertian Kalimat Efektif ............................................................................................. 3
B. Unsur-Unsur Kalimat Efektif......................................................................................... 3
C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ................................................................................................. 9
D. Syarat-Syarat Kalimat Efektif ....................................................................................... 16
E. Struktur Kalimat Efektif ............................................................................................... 16
F. Pengertian Kalimat Tidak Efektif ................................................................................. 17
G. Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif ..................................................................................... 17
H. Cara Membedakan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif ................................................. 18
I. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif ....................................................................... 18

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 19


A. Kesimpulan...................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan,
diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat
yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa saja unsur-unsur kalimat ?
3. Apa ciri-ciri kalimat efektif ?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif ?
5. Bagaimana struktur kalimat efektif ?
6. Apa yang dimaksud kalimat tidak efektif ?
7. Sebutkan ciri-ciri kalimat tidak efekti !
8. Bagaimana cara membedakan kalimat efektif dan tidak efektif ?
9. Berikan contoh kalimat efektif dan tidak efektif !

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur kalimat
3. Untuk mengetahui apa ciri-ciri kalimat efektif
4. Untuk mengetahui apa syarat yang mendasari kalimat efektif
5. Untuk mengetahui bagaimana struktur kalimat efektif
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kalimat tidak efektif
7. Untuk mengetahui cirri-ciri kalimat tidak efekti
8. Untuk mengetahui bagaimana cara membedakan kalimat efektif dan tidak efektif
9. Untuk mengetahui contoh kalimat efektif dan tidak efektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki
kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.
Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis
atau pembicaranya.

B. Unsur-Unsur Kalimat Efektif


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat,
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni
subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu
kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a) Ayahku sedang melukis.
b) Meja direktur besar.
c) Yang berbaju batik dosen saya.
d) Berjalan kaki menyehatkan badan.
e) Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang
diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh S yang

3
diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa
verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu
merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis
kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun
hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada
kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda).
Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (e), secara
implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda
juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang
lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awal kalimat (c)
dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S.
Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada/tidak jelas
pelaku atau bendanya.
a. Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b. Di sini melayani obat generic.
c. Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak
mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh
(a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan
adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa
tidak logis.

2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam
suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat
pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P
dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.

4
predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan
contoh berikut:
a) Kuda meringkik.
b) Ibu sedang tidur siang.
c) Putrinya cantik jelita.
d) Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e) Kucingku belang tiga.
f) Robby mahasiswa baru.
g) Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P.
katameringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok
katasedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa
ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya,
dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa
baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g)
memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata
menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a. Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b. Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c. Bandung yang terkenal kota kembang.

Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat
normal, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak ada
jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada
contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor
di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada
contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal
lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena
itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum
merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.

5
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad
contoh di bawah ini.

a. Nurul menimang …
b. Arsitek merancang …
c. Juru masak menggoreng …

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh


tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi
P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O
dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak,
pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a. Nenek mandi.
b. Komputerku rusak.
c. Tamunya pulang.

Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya


dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan
ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
2) Orang itu menipu adik saya (O)
3) Adik saya (S) ditipu oleh orang itu.

4. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.
letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu
juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu

6
dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O
terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:

a. Ketua MPR membacakan Pancasila.


S P O

b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.


S P Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh
nominaPancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a)
yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat
pasif adalah sebagai berikut:

Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.


S P O

Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan
menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak
gramatikal. Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.

Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi
oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival
dan frasa preposisional.

Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P. Apabila


dalam kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O sehingga urutan
penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh
pelengkap dalam kalimat.
a. Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b. Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
c. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
e. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

7
5. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan
S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir
kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau
klausa.

Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat.


Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk,
1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA


Jenis
No. Posisi/penghubung Contoh pemakaian
keterangan
Di kamar, di kota
Di Ke Surabaya, ke
Ke rumahnya
1. Tempat
Dari Dari Manado, dari
Pada sawah
Pada permukaan
- Sekarang, kemarin
Pada Pada pukul 5 hari ini
Dalam Dalam 2 hari ini
Se- Sepulang kantor
2. Waktu
Sebelum Sebelum mandi
Sesudah Sesudah makan
Selama Selama bekerja
sepanjang Sepanjang perjalanan
Dengan pisau, dengan
3. Alat dengan
mobil
Supaya/agar Supaya/agar kamu
4. Tujuan Untuk faham
Bagi Untuk kemerdekaan

8
Demi Bagi masa depan
Demi orang tuamu
Secara Secara hati-hati
5. Cara Dengan cara Dengan cara damai
Dengan jalan Dengan jalan berunding
6. Kesalingan - Satu sama lain
Seperti angin
Seperti
Bagaikan seorang dewi
7. Similatif Bagaikan
Laksana bintang di
Laksana
langit
Karena Karena perempuan itu
8. Penyebab
Sebab Sebab kegagalannya
Dengan Dengan adiknya
9. Penyerta Bersama Bersama orang tuanya
Beserta Beserta saudaranya

C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam
syarat berikut, yaitu adanya:

1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:

Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.

Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat
itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan

9
dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda.


Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :


a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,


ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan
penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai
berikut:

a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.

10
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki. Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia
membeli sepeda motor Suzuki.

Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.


Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:


a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki


predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan
pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial,
sebagai berikut:

11
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.

3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan
itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

12
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).


Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan


subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.


Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian


superordinat pada hiponimi kata.

Perhatikan contoh:
a. Ia memakai baju warna merah.

13
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kata merah sudah mencakupi kata warna.


Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi


a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam


satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kata naik bersinonim dengan ke atas.


Kata turun bersinonim dengan ke bawah
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang


berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang bentuk baku : para
tamu, beberapa orang.

5) Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat
berikut.

1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.


2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

14
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguran tinggi. Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah
uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.


Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang,
dan para menteri. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang
bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah
menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.

6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah.

a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan
bertele-tele. Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara
agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

15
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti
daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-
rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah
adat.

7) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

D. Syarat-Syarat Kalimat Efektif


Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

E. Struktur Kalimat Efektif


Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan
bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat
yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti.
Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan
kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi

16
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat
kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat)
tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-
kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai
bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan
struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan
pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha
mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

F. Pengertian Kalimat Tidak Efektif


Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-
sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

G. Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif


1. Kalimat tidak efektif terdapat dua kunjungsi pada suatu kalimat yang memiliki
dua klausa.
2. Kalimat tidak efektif terdapat kunjungsi setelah tanda koma.
3. Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang diawali dengan kunjungsi.
4. Kalimat yang diawali dengan preposisi kemudian diikuti oleh predikat yang
berimbuhan me.
5. Kalimat tidak efektif tidak sesuai EYD
6. Kalimat tidak efektif bahasanya terkadang tidak logis.

17
H. Cara Membedakan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Cara membedakan kalimat efektif dan tidak efektif tentu tidak sulit, cukup melihat
dari kedua ciri-ciri yang ada pada masing-masing kalimat. Karena ciri-ciri tersebut
sudah cukup bisa menjadi pembeda.
Selain itu, perhatikan baku dan tidaknya kalimat, jika efektif maka akan baku,
tetapi jika tidak efektif tidak baku, justru cenderung tidak mengikuti aturan EYD.

I. Contoh kalimat efektif dan tidak efektif

1. Contoh kalimat tidah Efektif


1) Mereka sedang mempertinggikan pematang
2) Banyak anak anak bermain bola
3) Datanglah pada ulang tahun kakak ku yang ke 2
4) Kepada para tamu di harap tenang
5) Anak dari pak made menjadi polisi
6) Pencuri berhasil di tangkap polisi
7) Mereka di mintai pertanggung jawaban nya
8) Dia sedang marahsehingga acuh melihatku
9) Rumah pak agus sedang di cat
10) Saya tidak mengerti di mana dia bersembunyi

2. Contoh kalimat efektif


1) Mereka sedang meningkatkan pematang
2) Banyak anak bermain bola
3) Datang lah pada ulang tahun kakaku yang ke dua
4) Para tamu di harap tenang
5) Anak pak made menjadi polisi
6) Pencuri telah di tangkap polisi
7) Mereka di mintai pertanggungjawabannya
8) Ia sedang marah sehingga tidak acuh ketika melihatku
9) Rumah pak dirman sedang di cat
10) Sata tidak mengetahui persembunyiannya

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara

secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan

mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat

yang terdapat pada kalimat efektif.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


1. Kesepadanan
2. Keparalelan
3. Ketegasan
4. Kehematan
5. Kecermatan
6. Kepaduan
7. Kelogisan

Ciri-ciri Kalimat Tidak Efektif


1) Kalimat tidak efektif terdapat dua kunjungsi pada suatu kalimat yang memiliki
dua klausa.
2) Kalimat tidak efektif terdapat kunjungsi setelah tanda koma.
3) Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang diawali dengan kunjungsi.
4) Kalimat yang diawali dengan preposisi kemudian diikuti oleh predikat yang
berimbuhan me.
5) Kalimat tidak efektif tidak sesuai EYD
6) Kalimat tidak efektif bahasanya terkadang tidak logis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.

Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.

20

You might also like