You are on page 1of 49

Penganggaran dalam

Penyusunan Rencana
Pembangunan Daerah
MK MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
OUR TEAM

Azzahrah Berliana Marsha Iqlima


Rizkika Azzahra
08211940000083 08211940000097
OUTLINE
Model
01
Penganggaran
dalam Perencanaan 04 Penganggaran
Daerah

Pengertian
Anggaran berbasis
02 Anggaran dan
Penganggaran
05 kinerja

Pergeseran
03 Paradigma
Penganggaran
06 Studi kasus
Penganggaran dalam
01 Perencanaan
Keterkaitan Penganggaran Dalam
Perencanaan
- Keterkaitan perencanaan dan penganggaran
terdapat dalam UU No.25 Tahun 2004:
Penganggaran yang tercermin pada
RAPBN/RAPBD merupakan hasil akhir dari
dokumen perencanaan sebelumnya
(RPJPN/D, RKPN/RKPD, dan SKPD).
- Perencanaan sangat mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi pengalokasian
anggaran untuk kepentingan publik.

- Produk dan kegiatan yang telah direncanakan pada produk perencanaan, mulai dari 20 tahun,
kemudian dijabarkan menjadi 5 tahun, dan selanjutnya secara operasional tahunan, secara konsisten
menuntun kepada besarnya rincian anggaran yang dibutuhkan
Alur Perencanaan dan
Penganggaran
02
Pengertian Anggaran dan
Penganggaran
Pengertian Anggaran
● Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang (M. Nafarin, 2007)
● Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan
sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu
tertentu. (Garrison, Norren and Brewer, 2007)
● Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang
diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. (Rudianto, 2009)

Anggaran merupakan rencana yang dilaksanakan oleh suatu organisasi


untuk masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan
dalam satuan uang.
Unsur Anggaran
Rencana Meliputi Seluruh
Kegiatan
Langkah penentuan aktivitas
Anggaran mencakup semua
yang akan dilakukan di masa
kegiatan yang akan dilakukan
yang akan datang dalam
oleh seluruh bagian yang ada
upaya mencapai tujuan yang
dalam perusahaan.
telah ditentukan.

Satuan Jangka Waktu


Moneter Tertentu
Dinyatakan dalam unit Menunjukkan bahwa
moneter sehingga dapat anggaran disusun dan
diterapkan pada berbagai berlaku untuk waktu yang
kegiatan perusahaan akan datang.
yang bermacam macam.
Karakteristik Anggaran

Dinyatakan dalam Menyangkut komitmen Tidak dapat diubah,


satuan keuangan (moneter) bersama kecuali dalam kasus
tertentu jika sudah disahkan.

01 02 03 04 05
Mencakup kurun Usulan anggaran dinilai dan
waktu satu atau disetujui oleh orang yang
beberapa tahun mempunyai wewenang lebih
tinggi daripada yang
menyusunnya
Tujuan Anggaran

Alat Alat Alat


Perencanaan Pengendalian Kebijakan Fiskal

Alat Politik, Alat Penilaian Alat


Koordinasi dan Kerja Menciptakan
Komunikasi Ruang Publik
Pendekatan Anggaran
Anthony dan Govindarajan (2005)
Top-Down
Pendekatan top down menempatkan atasan sebagai penyusun anggaran dan bawahan sebagai
pelaksana anggaran yang ditentukan. Pendekatan ini memungkinkan atasan untuk merencanakan dan
mengkalkulasi anggaran, sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat

Bottom-Up
Pendekatan bottom up melibatkan semua komponen perusahaan dalam penyusunan anggaran sehingga
setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama. Bawahan sebagai pelaksana anggaran
mengajukan usul untuk ditelaah dan dinegosiasikan dengan atasan. Melalui pendekatan ini terbentuk
komitmen dan kesadaran untuk melibatkan diri dalam pelaksanaan anggaran agar dapat mencapai target
yang ditentukan bersama. Namun pendekatan bottom up memiliki kelemahan yaitu waktu yang lama

Partisipatif
Pendekatan gabungan, yang terbentuk karena adanya keinginan untuk mengatasi kelemahan kelemahan
yang ditemukan pada penerapan pendekatan top down dan bottom up. Dalam penerapannya, sistem ini
melibatkan bawahan selaku pelaksana anggaran melakukan penyusunan anggaran mewakili kepentingan
masing masing departemen atau sub bagian
Pergeseran Paradigma
03 Penganggaran
Manajemen Keuangan Publik

Manajemen Manajemen
Penerimaan Pengeluaran
UU No 32 tahun 2004 &
UU No 33 tahun 2004
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai
dengan aspirasi dari masyarakat daerah yang bersangkutan,
termasuk dalam hal pengelolaan keuangan publik.
Proses Budgeting Reform
(Reformasi Anggaran)

Penyusunan Pelaksanaan
Anggaran Anggaran

01 02 03 04
Pengesahan Pertanggungjawaban
Anggaran Anggaran
Budgeting Reform
(Reformasi Anggaran) Muhammad Khuzaini, 2006

Anggaran Tradisional
Suatu cara penyusunan anggaran dimana tidak
didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.

New Public Management (NPM)


Anggaran yg berorientasi pada kinerja yg terdiri dari :
• Planning Programming and Budgeting System (PPBS)
• Zero Based Budgeting (ZBB)
• Performance Budgeting
Anggaran Tradisional
Anggaran dengan pendekatan tradisional ini digunakan untuk
mengendalikan pengeluaran. Pengendalian pengeluaran dapat dilakukan
apabila pos/akun/keuangan dilaporkan dalam bentuk lebih rinci. Dalam
organisasi /instansi pemerintah, semakin rinci suatu akun anggaran, maka
instansi pemerintah semakin tidak memiliki kebebasan untuk
menentukan sendiri anggarannya. Anggaranlah yang menentukan
capaian kinerja.
Anggaran Tradisional
Dengan sejumlah anggaran tertentu baru kemudian ditentukan kinerja
apa yang dapat dicapai dengan sejumlah anggaran tertentu. Istilah yang
sering dipakai untuk kondisi seperti ini adalah kinerja berbasis anggaran.
Penyusunan anggaran dengan pendekatan tradisional ini menggunakan
orientasi input bukan output.

Meskipun anggaran tradisional mempunyai banyak kelemahan


kelemahan namun dalam praktek, sejauh ini anggaran tradisional merupakan
pendekatan yang banyak diterapkan di negara negara berkembang.
Ciri-Ciri Anggaran Tradisional

Cara penyusunan anggaran Menggunakan prinsip anggaran


yang didasarkan atas Cenderung sentralistis bruto
pendekatan inkremental

01 02 03 04 05
Struktur dan Bersifat Spesifikasi dan
susunan anggaran Tahunan
yang bersifat line
item
New Public Management (NPM)
Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul beberapa teknik
penganggaran sektor publik misalnya teknik anggaran kinerja, zero based
budgeting dan planning, programming and budgeting system (PPBS).

Diantara sekian banyak teknik penganggaran baru dalam sektor publik,


yang paling populer hingga pada implementasi anggaran yang berbasis kinerja
(performance based budgeting). Anggaran kinerja pada dasarnya adalah sistem
penyusunan dan pengelolaan anggaran yang berorientasi pada pencapaian
hasil atau kinerja. Kinerja tersebut harus mencerminkan efisiensi dan efektivitas
pelayanan publik, yang berarti harus berorientasi kepada kepentingan publik.

Pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan


antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan
dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
Konsep ini dikenal dengan istilah Anggaran Berbasis Kinerja (ABK).
Karakteristik Umum NPM

Komprehensif Terintegrasi Proses pengambilan Berorientasi input,


keputusan yang output, dan outcome
rasional (value for money)
bukan sekedar input

Berjangka Spesifikasi tujuan Analisis total cost Adanya


Panjang dan perangkingan dan benefit Pengawasan kinerja
prioritas (termasuk
opportunity cost)
Perbedaan Metode Tradisional vs Metode Baru

Tradisional NPM
Singkatan
Kinerja Berbasis Anggaran Anggaran Berbasis Kinerja
dari
Kinerjalah yang diubah
Ubah sesuai dengan Anggaranlah yang disusun
Arti ketersediaan anggaran yang sesuai dengan beban target
ditetapkan dalam plafon kinerja tertentu
anggaran belanja
04
Model Penganggaran Daerah
Model Penganggaran Daerah

● Line-Item Budgeting ● Supplemental Budgeting


● Incremental Budgeting ● Performance Budgeting
● Revenue Budgeting ● Planning Programming
● Repetitive Budgeting Budgeting System
● Zero Based Budgeting
Model Penganggaran Daerah
Line Item Budgeting Incremental Budgeting

Model ini merupakan bentuk Sistem anggaran belanja dan pendapatan yang
memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus
traditional budgeting. Jenis sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode
pendapatan disusun seperti tahun yang akan datang.
pendapatan pajak, non pajak hibah dan 3 alasan mengapa metode ini banyak digunakan
seterusnya. Sementara belanja disusun ● banyak kegiatan untuk mencapai tujuan
berdasarkan jenis belanja pemerintah telah digunakan
● metode ini mudah dilakukan
● metode ini sangat konservatif dengan adanya
perubahan yang relatif kecil atau dengan batas
tertentu berdasarkan pertimbangan yang memadai
Revenue Budgeting

Dilakukan dengan dasar kemampuan suatu negara untuk memperoleh pendapatan


● disusun belanja sesuai dengan kemampuan tersebut
● disusun anggaran belanja sesuai dengan kemampuan memperoleh pendapatan negara
● apabila melebihi pendapatan negara, anggaran belanja itu disebut anggaran pengeluaran
Model Penganggaran Daerah
Repetitive Budgeting Performance Budgeting

Metode penganggaran dengan mengulang Anggaran disusun berdasarkan pada kinerja yang
anggaran dari tahun tahun sebelumnya dapat diukur dari berbagai kegiatan
karena adanya kondisi yang tidak stabil di Faktor penentu:
bidang ekonomi dan politik. Pertimbangan di dalam metode, ini adalah efisiensi dari berbagai
menggunakan metode ini karena tidak kegiatan yang ada dengan menetapkan standar
memungkinkannya menyusun dengan biaya (cost standard)
metode lain karena situasi dan kondisi Kelebihan:
yang tidak stabil. Efisiensi dengan adanya standar biaya berdasarkan
kegiatan masa lalu
Kelemahan:
Sulitnya mengukur performance setiap aktivitas
pemerintahan
Supplemental Budgeting
Metode ini digunakan dengan cara membuat anggaran yang membuka kesempatan untuk
melakukan revisi secara luas. Cara ini dilakukan apabila kondisi negara, tidak ada kesulitan
pendapatan negara, tetapi memiliki kendala administrasi
Model Penganggaran Daerah
Planning Programming Zero Based Budgeting
Budgeting System
● Di dalam model ini digunakan cost and Anggaran disusun dari NOL meskipun pada tahun
benefit analysis sebelumnya telah dilakukan proses penganggaran,
● pilihan yang menghasilkan benefits yang hal ini berlawanan dari cara incremental budgeting
besar akan diambil lebih dahulu
● penyusunan daftar prioritas berdasarkan Namun, di dalam praktek dimungkinkan adanya
program yang memiliki benefit yang terbesar incremental atas decision package yang digunakan
Penyusunan anggaran dalam penyusunan metode ini
1. Perumusan tujuan organisasi dan unit
unit dibawahnya Proses decision package
2. Menyusun program berdasarkan tujuan 1. pengidentifikasian unit keputusan (decision
tujuan yang sama dari setiap unit units)
3. Program yang telah tersusun dirinci lagi 2. pengembangan paket keputusan
menjadi aktivitas aktivitas 3. membuat peringkat decision package
4. Setiap elemen dibuat analysis biaya dan
manfaat (cost and analysis)
5. Menghitung biaya dan manfaat dalam
level program
05
Anggaran berbasis kinerja
Definisi
● Menurut Halim (2007:177), Penganggaran berbasis kinerja adalah Sistem
penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang
dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan output dan outcome yang
diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian outcome dan output tersebut.
● Dalam undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, anggaran berbasis kinerja
adalah sistem penyusunan anggaran berdasarkan pada kinerja atau prestasi
kerja yang akan dicapai.
● APBN saat ini menggunakan sistem anggaran berbasis kinerja berdasarkan UU
Nomor 1 Tahun 2004.
Tujuan Anggaran Berbasis Kinerja

01 Mengaitkan antara pendanaan dan kinerja


yang akan dicapai

Meningkatkan efisiensi dan transparasi


02 dalam hal pelaksanaan pengelolaan
anggaran

Meningkatkan akuntabilitas dan fleksibilitas


03 dalam hal pelaksanaan pengelolaan
anggaran
Prinsip Anggaran Belanja

Transparansi & Keadilan Anggaran Disusun dengan


Akuntabilitas Pendekatan Kinerja

01 02 03 04 05

Disiplin Anggaran Efektifitas dan


Efisiensi Anggaran
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
Transparansi & Disusun dengan
Akuntabilitas Keadilan Anggaran Pendekatan Kinerja

01 02 03 04 05
Disiplin Anggaran Efektifitas dan
Efisiensi Anggaran

Evaluasi Indikator

06 07 08 09
Kebutuhan dana RKA-SKPD
Unsur-Unsur Pokok Berbasis Kinerja
Menentukan program dan kegiatan dengan jelas, memerlukan sistem informasi
Pengukuran Kinerja yang memadai, memerlukan peran pihak eksternal, mengukur kinerja yang
strategis

Penerapan insentif atas kinerja yang dicapai dan hukuman atas kegagalan,
Pengadaan Penghargaan
penerapan efisiensi untuk program yang bersifat pelayanan publik, penahanan
dan Hukuman
atas penerimaan yang diperoleh oleh suatu lembaga

Atas nama pemerintah, departemen keuangan dapat melaksanakan kontrak atas


Kontrak Kinerja pencapaian suatu kinerja dengan kementerian/lembaga lainnya dan juga antara
menteri dengan unit organisasi yang ada dibawahnya

Kontrol Eksternal dan Kontrol eksternal harus dilakukan oleh lembaga yang berada di luar pengguna
Internal anggaran

Pertanggungjawaban Menekankan pada kontrol output dimana penggunaan anggaran mendapat


Manajemen wewenang penuh dalam merencanakan dan mengelola anggarannya
Elemen-Elemen Anggaran Berbasis Kinerja
● Visi dan Misi
Visi merupakan hal yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam waktu jangka panjang.
Sedangkan misi merupakan gambaran bagaimana visi tersebut akan dicapai
● Tujuan
Tujuan digambarkan dalam RPJM nasional yang menunjukan tahapan yang harus dilalui
dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan melalui gambaran arah yang jelas
dan masuk akal
● Sasaran
Langkah spesifik dan terukur untuk mencapai suatu tujuan
● Program
Sekumpulan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang disertai dengan target
sasaran output dan outcome
● Kegiatan
Serangkaian pelayanan yang bertujuan untuk menghasilkan output dan outcome untuk
pencapaian suatu program
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Penyusunan Sinkronisasi Penyusunan Kerangka


Renstra Acuan

Penetapan Indikator Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja


Kinerja
06 Studi kasus 1
Studi Empiris Konsistensi Perencanaan dan
Penganggaran Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan
Permasalahan Pengelolaan
Keuangan di Daerah
Sejak diterapkannya UU SPPN, semua daerah telah
memiliki dokumen-dokumen perencanaan dan
penganggaran. Namun, berdasarkan hasil analisis
kuesioner terhadap 45 responden (aparat pemerintah
daerah) ditemukan sejumlah permasalahan di daerah
yang terkait dengan penyelenggaraan otonomi daerah
khususnya pada aspek pengelolaan keuangan daerah
(Gambar di bawah). Permasalahan yang paling utama
adalah inkonsistensi antara perencanaan dan
penganggaran. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya
responden memperkuat permasalahan ini yaitu 69 persen.
Urutan kedua terbesar adalah potensi penerimaan daerah
belum sepenuhnya optimal yakni sekitar 33 persen
didukung oleh responden.
Konsistensi Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran Kabupaten Bantaeng
Konsistensi antara Perencanaan dan Penganggaran (Rencana Kerja dan Rencana
Kegiatan dengan Anggaran, RKA/DPA/APBD) Kabupaten Bantaeng
Untuk mencermati konsistensi antara rencana kegiatan dan rencana penganggaran dapat
dianalisis melalui dua
mekanisme yaitu :
(i) hubungan antara dokumen rencana kegiatan pemerintah daerah (RKPD) dan APBD;
(ii) hubungan antara rencana kerja SKPD dan RKA/DPA
Konsistensi Rencana Kerja dan Rencana Anggaran/DPA
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantaeng
(i) Program 1 terdapat 13 kegiatan yang ditetapkan untuk
menjalankan program usia dini. Sementara kegiatan yang
memperoleh alokasi anggaran berjumlah 3 kegiatan.
(ii) Program 2 meliputi 36 kegiatan yang direncanakan dan hanya 7
kegiatan yang memperoleh penganggaran.
(iii) Program 3 terdiri atas 30 kegiatan yang direncanakan hanya 7
kegiatan yang konsisten dengan penganggarannya.
(iv) Program 4 terdapat 30 kegiatan yang direncanakan untuk
tahun 2010, namun yang memperoleh alokasi anggaran secara
konsisten hanya 4 kegiatan.
(v) Program 5 (program budaya baca) tidak terjabarkan ke dalam
kegiatan DPA
(vi) Program 6 ada 9 kegiatan yang direncanakan, hanya 2 kegiatan
yang konsisten dengan penganggarannya.
Konsistensi Rencana Kerja dan Rencana Anggaran/DPA
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantaeng

Ada 43 rencana kerja yang ditetapkan


dalam dokumen RENJA, hanya 22
rencana kerja memperoleh alokasi
anggaran. Selebihnya sebanyak 21
rencana kegiatan tidak memperoleh
alokasi anggaran
Konsistensi Rencana Kerja dan Rencana Anggaran/DPA
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantaeng
Untuk Dinas Kesehatan, ditemukan 20 program yang direncanakan pada tahun 2010. Kedua puluh
program tersebut terjabarkan kedalam 47 kegiatan dengan sumber pembiayaannya berasal dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Hanya 1 kegiatan diantara 47 kegiatan yang
direncanakan dibiayai oleh APBN.
Gambar berikut memperlihatkan jumlah kegiatan yang direncanakan dalam satu tahun anggaran
dan jumlah kegiatan yang memperoleh alokasi anggaran dalam tahun anggaran 2010.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran tidak sepenuhnya konsisten terutama antara
dokumen perencanaan tahunan dan dokumen penganggaran
tahunan (DPA) untuk ketiga sampel SKPD
Studi kasus 2
Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Aparatur
Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada DInas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bengkalis)
Pendahuluan
● Pemberlakuan Undang-Undang No.32/2004 membawa konsekuensi bagi daerah dalam
bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efektif
dan efisien, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada
masyarakat.
● Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menerapkan anggaran berbasis kinerja pada penyusunan
anggaran tahun 2005. Dengan diterapkannya anggaran berbasis kinerja diharapkan anggaran yang
disusun oleh pemerintah dapat diwujudkan dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh pemerintah tersebut.
● Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh anggaran berbasis
kinerja terhadap peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah di lingkungan Dinas
Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Bengkalis, yang telah menerapkan anggaran berbasis
kinerja yang terfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas.
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Bengkalis

● Capaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2017
berdasarkan hasil pengukuran capaian realisasi fisik mempunyai capaian yakni 96,31% sementara
capaian realisasi fisik pada Tahun Anggaran 2016 yaitu 92.91%, sedangkan capaian realisasi
anggaran pada Tahun Anggaran 2017 tidak jauh menurun dari tahun 2016 yaitu sebesar 75,42%
lebih rendah dari realisasi anggaran tahun 2016 yaitu sebesar 83,79%.
● Adapun rincian realisasi belanja tidak langsung dan belanja langsung untuk program dan kegiatan
pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis untuk tahun anggaran 2017 yang dapat
berjalan dengan baik, terlihat dari angka capaian presentase realisasi keuangan sebesar 75,42%, dimana
sisanya adalah penghematan dari kegiatan, dengan realisasi capaian fisik mencapai 96,31%
Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja Pada Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Bengkalis

Dilihat dari nilai koefisien determinasi


Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
dapat diketahui besarnya pengaruh
nilai thitung sebesar 3,060 dengan nilai
Anggaran Berbasis Kinerja (X) terhadap
probabilitas sebesar 0,04<nilai tingkat
peningkatan kinerja aparatur pemerintah
keliruan α = 0.05. Bahwa Anggaran
daerah (Y) yaitu R2 sebesar 16,6%.
Berbasis Kinerja berpengaruh positif
Sedangkan besarnya pengaruh Anggaran
terhadap peningkatan kinerja aparatur
Berbasis Kinerja (X) yang tidak diteliti
pemerintah daerah.
dalam penelitian ini terhadap
peningkatan kinerja aparatur.
Kesimpulan
Bahwa DInas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkalis telah
menerapkan anggaran berbasis kinerja dan dapat dilihat pada
capaian realisasi anggarannya. Dan dalam penelitian tersebut
ternyata anggaran berbasis kinerja berpengaruh sangat rendah
terhadap peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah.
TERIMAKASIH!

You might also like