Professional Documents
Culture Documents
Combinepdf
Combinepdf
Standar IV
Membuat kebijakan & prosedur tertulis terutama prosedur
kegiatan PemantauanTerapi Obat dilaksanakan serta
membuat tanggung jawab &akuntabilitas
Standar V
• Mekanisme jaminan mutu harus merefleksikan dampak dari
kegiatan Pemantauan Terapi Obat pada perawatan pasien
• Informasi ini digunakan oleh mekanisme pengembangan
keputusan terapi dan kebijakan obat dalam RumahSakit
PENDEKATAN UMUM DALAM
PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Identifikasi Obat yang ditulis Dokter
PERESEPAN
RASIONAL PENGKAJIAN
4T+1W REKOMENDASI
FARMASIS PENGGUNAAN
OBAT SECARA
RASIONAL
( PPOSR )
Proses Pemantauan Terapi Obat
Salah Penggunaan
Obat
Me re kome nda sika n pe ruba ha n
a lt e rna t if da la m t e ra pi jika sit ua si
tertentu memerlukan
Tanda- tanda fisik dan gejala klinik
yang relevan dengan terapi obat
pasien.
PROSES PELAYANAN KEFARMASIAN DIGAMBARKAN DALAM 3 KOMPONENsbb:
Gagal
Terapi
PENYUSUNAN PRIORITAS SELEKSI
PASIEN
a. Seleksi Pasien Berdasarkan Keadaan Penyakit
* Pasien yang masuk rumah sakit dengan : “Multiple Desease"
* Pasien dengan masalah memerlukan bahan obat yang
bersifat racun ( toksis )
Misalnya :
Pasien kanker yang beresiko tinggi keracunan obat
TindakanFarmasis :
Mulailahmenyortir data dengan mengkaji informasi dasar
status penyakit dan terapiobat
Identifikasipenggunaan obat mutakhir pasien secara
retrospektif “ Mengapapasien menerima suatu obat ?“
Gunakan pustaka yang tekait untuk memberi arah
mekanisme, signifikansi klinik dan tindakan yang
diperlukan farmasis.
Misalnya : DRUG INTERACTION oleh Philips Hanstein
untuk menilai Interaksi Obat
Formulasikan suatu DaftarMasalah
Seleksi Terapi Obat dengan mempertimbangkan:
* Efekasi
* Efek Samping
* Metode Pemberian
* Interaksi pada terapibersamaan
*Rute pemberian yang berkontribusi pada ketidakpatuhan
dan ketidaknyamanan pasien
*Harga obat merupakan pertimbangan terakhir pada
proses seleksi
3. Mengidentifikasi SasaranTerapi :
Beberapa tahap dalam mengidentifikasi sasaran farmakoterapi sbb :
1. Identifikasi karakteristik penyakit yang mempengaruhi sasaran
farmakoterapi
2. Identifikasi sasaran perawatan kesehatan dari profesional
kesehatan lainnya yang mempengaruhi sasaranfarmakoterapi
3. Identifikasi masalah terapi obat yang mempengaruhi sasaran
farmakoterapi
4. Identifikasi berbagai faktor nonpenyakit yang mempengaruhi
sasaran farmakoterapi
5. Padukan pengaruh karakteristik penyakit, sasaran dari
profesional kesehatan lain ( dokter, perawat ), masalah terapi
obat dan berbagai faktor nonpenyakit untuk mengidentifikasi
sasaran farmakoterapi
6. Sasaran terapi yang tidak jelas dapat dikaji dari catatan dokter,
rencana terapi dan rencana perawatan. Juga diagnosa pasien
secara tidak langsung menunjukan sasaran terapi
ALUR MENGIDENTIFIKASI SASARAN TERAPI
Identifikasi karakteristik penyakit berkaitan dengan kebutuhan perawatan kesehatan
yang mempengaruhi sasaran farmakoterapi
- Perubahanfisiologi pasien
Perubahanfisiologi pasien dapat mengubah
farmakokinetika obat (ex: penurunan fungsi ginjal pada
pasien geriatric mencapai 40%)
- Kepraktisan, ketersediaan dan biaya pemantauan Seleksi
parameter yang digunakan berdasarkan kepraktisan (ex:
pemeriksaan kadar kalium dalam darah untuk penggunaan
furosemide dan digoxin secara bersamaan), ketersediaan(pilih
parameterpemeriksaanyang tersedia) dan biaya yang efisien
sehingga dapat terlaksana dengan baik
b. Penetapan Titik Akhir Farmakoterapi
Suatu titik akhir menandakan pencapaian sasaran terapi atau
penyelesaian dari proses terapi yang terukur dan dapat diamati.
Beberapa pertimbangan menentukan titik akhir Farmakoterapi :
- Faktor khusus pasien
Seperti umur dan penyakit yang bersamaan diderita pasien
Misalnya : Perbedaan pengobatan Hipertensi sistolik pada pasien
dewasa dan anak (tekanan darah berbeda)
- Karakteristik Obat
bentuksediaan, rutepemberian, dan carapemberianakan
mempengaruhisasaranterapiyang diinginkan(ex: perbedaan
penurunankadargula darahpada pemberianinsulin dan ADO)
- Efekasi dan Toksisitas
Jika kondisi pasien memberikan kesan kemungkinan terjadi
toksisitas maka titik akhirdisesuaikan
c. Penetapan Frekuensi Pemantauan
Langkah akhir adalah menetapkan frekuensi
pemantauan. Beberapa faktor yang mempengaruhi
penetapanfrekuensi pemantauan
- Kebutuhan khusus pasien
Mis : Pasien Hipertensi dengan TD : 200 / 120 mm Hg
memerlukan pemantauan lebih sering dibanding
pasien Hipertensi denganTD: 145/95 mmHg
- Rincian dari terapi obat
Pasien memerlukan pemantauan yang lebih sering pada
awal rangkaian terapi ( atau sebaliknya, kemudian
dalam terapi )
Mis: Penggunaan Tiklopidin (aritmia jantung) memerlukan
pemantauan tiap 2 minggu sekali selama 3 bulan disebabkan
bersifat neutropenia ( penurunan neutrofil + 2 %sel darah putih.
Bilasetelah
3 bulan jumlah neutrofil stabil 3500 / mm maka pasien hanya
dipantau untuk tanda & gejala infeksi yang memberi kesan
netropenia ( miskerangkan sakit, demam)
- Biaya dan Kepraktisan Pemantauan
Pertimbangkan biaya seefisien mungkin dan kepraktisan
dalam melaksanakan pemantauan
- Keinginan Profesional Kesehatan lainnya
Koordinasikan dengan pasien dan dokter rencana
pemantauan farmakoterapi ini karena dapat saja ditolak
karena pertimbangan
lain sehingga Farmasis dapat meminimalkan pemanatauan
yang tidak perlu
5. IDENTIFIKASI MASALAH
Formulasi Daftar Masalah
* Daftar masalah merefleksikan hal –hal berbasis
pengobatan dan tidak terfokus pada Daftar Diagnostik
*Kumpulkan Data subjektif &Objekstif pasien berbasis
terus menerus dari berbagai sumber ( RMK,
komunikasi dengan pasien, perawat, dokter )
*Kaji data tersebut untuk kecenderungan yang
merefleksikan seberapa efektif terapi obat bekerja (efekasi)
dan apakah ada tanda / gejala toksisitas terjadi
O=Objektif
Pasien laki – laki, 83 tahun dengan kanker
prost a t da n ra sa sa k i t he ba t me ni ngk a t . Re se p
sekarang untuk rasa sakit adalah
asetaminophen / kodein 30 mg, 1-2 tablet tiap 3
– 6 jam pro renata. Tanda vital : Tekanan Darah
140 / 70 mm Hg, Denyut Nadi: 76 tanpa demam.
A=Assessment
Pasien mengalami rasa sakit yang hebat, kemungkinan
besar kanker prostate yang metastasis. Ia memerlukan
penyesuaian dalam obat mengurangi rasa sakit dan mulai
lagi kegiatan normal Ia juga mengalami konstipasi karena
kodein
P=Perencanaan
1. Berikan ibuprofen 600 mg per oral, 3 x 1 hari, 1 tablet,
setelah makan untuk regimen analgetik
2. Jika asetaminofen /kodein diteruskan pertimbangan
untuk memberinya berdasarkan jadwal ( kemungkinan
suatu dosis p r n untuk mengatasi rasa sakit ).
Saran :
Dosis awal asetaminophen 325 / kodein 30 mg ,
tablet setiap 4 jam ( dan 1 tablet tipa 2-3 jam, jika perlu
untuk menghilangkan rasa sakit )
3. Direkomendasikan untuk menggunakan suatu
skala rasa sakit paling sedikit tiap hari
sampai pasien merasa lega untuk memantau
k ee fek ti pan regimen. (Diinginkan suatu titik
akhir 0)
4. Berikan tablet Bisakodil 5 mg sehari 2 tablet.
Jika konstipasi berlanjut, gunakan tablet
bisakodil 2 – 3 hari. Pertimbangkan
pe na mba ha n suspe nsi ma gne si a 3 0 ml dua k a l i
sehari bila perlu (prn)
TUGAS
Subjektif : Ny B, 60 tahun nefropati, DM, HT,
oedem, CKD, UTI
Objektif :
pasien mendapat terapi Levofloxacin 500 mg
tab 1x1 dari tanggal 21/4 hingga 3/6
Pemeriksaan urine laboratorium terakhir
dilakukan pada tanggal 14/5 dengan Bakteri Urin
8911/uL (H) dan Leukosit Urine sudah dalam
rentang normal. Setelah itu belum dilakukan cek
urinalisis lagi
Obat
Definisi PIO
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
– merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi, rekomendasi Obat yang independen, akurat,
tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh
Apoteker kepada dokter, Apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya serta pasien
Dasar Hukum Pelayanan
Informasi Obat
• Permenkes Nomor 35 • Permenkes Nomor 58 Tahun
tahun 2004 tentang 2014 tentang Standar
Standar Pelayanan Pelayanan Kefarmasian Di
kefarmasian Di Apotek Rumah Sakit
Identifikasi DRP
Pelayanan
Pharmaceutical care Mengatasi DRP Informasi
Obat (PIO)
Mencegah DRP
PIO
memerlukan integrasi pengetahuan dan keahlian
Pengetahuan
terapi
Farmakologi Pengetahuan
Pengetahuan
terapi non
penyakit
farmakologi
Pengetahuan Pengetahuan
interpretasi uji
Teknologi PIO
Farmasi lab & diagnostik
Ketrampilan Ketrampilan
Informasi & penentuan DRP &
Konsultasi Ketrampilan penyelesaiannya
Obat Memonitor
pasien
Tujuan PIO
PIO bertujuan untuk
2 • Perawat
3 • Pasien
4 • Apoteker
KEPATUHAN PASIEN
Informasi Yang
Indikasi
Perlu
disampaikan Kontra indikasi
interaksi obat
Stabilitas obat
Ketersediaan hayati
Inkompatibilitas terapi
Efek samping
Penyimpanan
Inkompatibilitas
• Diberikan pada pasien :
– Rawat inap : saat visite
P – Rawat jalan : saat penyerahan obat
a
s
• Informasi harus :
i
– Praktis
e
n – Kurang ilmiah
Indikasi
PASIEN
Efek samping
• Antar sejawat Apoteker
A – RS
p – Apotek
o – Pendidikan
t – Distribusi
e – Pemerintahan
k
– Industri
e
r • Apoteker RS mempunyai tugas &
fungsi tertentu
– Struktural
– Fungsional
• Kelompok :
K – Profesional kesehatan
e – Masyarakat
l – Mahasiswa
o – Peneliti
m – Kepanitiaan :
p • PFT
o • EPO
k • Pengendalian infeksi
• Edukasi & konseling
• Sistem pemantauan kesalahan obat
Lingkup Jenis Pelayanan Informasi
Obat
Studi Obat
Edukasi EPO
Investigasi
Lingkup Jenis Pelayanan Berdasarkan
Informasi Obat permintaan
penanya
Menjawab
pertanyaan
Informasi tepat pd
waktunya
Sumber informasi
dipusatkan dlm suatu
sentra
Ukuran Keberhasilan :
Jumlah pertanyaan &
jenis pertanyaan
Lingkup Jenis Pelayanan Bentuk monografi
obat & materi latar
Informasi Obat belakang lain utk
pertimbangan PFT
Mendukung
Panitia Farmasi
Membantu PFT dlm
Terapi pembuatan keputusan
Bentuk
Publikasi Perkembangan mutakhir
dlm pengobatan yg
mempengaruhi seleksi obat
Profesional
Kesehatan
• Program
pendidikan
“in-service”
Lingkup Jenis Pelayanan
Informasi Obat Suatu program jaminan
mutu penggunaan obat
Evaluasi
Penggunaan Memerlukan
standar/kriteria
Obat penggunaan obat
Pengembangan standar
Lingkup Jenis Pelayanan Obat yg dipertimbangkan
untuk dipasarkan secara
Informasi Obat komersial, ttp belum
disetujui BPOM utk
digunakan pd manusia
Studi Obat
Investigasi Rutin dilakukan, ditekankan
agar informasi obat yg sesuai
diberikan bagi semua
profesional kesehtan yg
terlibat dgn studi obat tsb
menjawab pertanyaan
melakukan penelitian.
Kegiatan PIO di Apotek
menjawab pertanyaan
Searching Literatures
(PENELUSURAN PUSTAKA
KATALOG JAWABAN SECARA SISTEMATIS)
1st, 2nd, 3rd
Hal-hal yg perlu diperhatikan
dalam dokumentasi PIO
• Sifat jawaban
• Nomor, waktu dan metode pertanyaan
• Identitas penanya
• Jenis pertanyaan
• Uraian pertanyaan
• Waktu dan metode jawaban
• Waktu penyampaian jawaban
• Isi jawaban
• Referensi
• Identitas apoteker yg memberikan jawaban
• Sifat jawaban
– cito / dapat ditunda
• Waktu dan metode pertanyaan
– lisan/telepon/tertulis
• identitas penanya
– Nama
– Nomer telepon
– Status
– Pekerjaan
• Jenis pertanyaan
– Identifikasi obat
– Stabilitas
– Harga obat
– Efek samping obat
– Dosis
– Interaksi obat Pustaka
– Farmakokinetik/farmakodinamik acuannya???
– Toksisitas
– Cara pemakaian
– Cara penyimpanan
– Komposisi
– Indikasi obat
– Lain-lian
Hambatan dalam PIO
• Kurangnya SDM
• Kurangnya rasa percaya diri dari apoteker
• Kurangnya fasilitas dan sarana yang menunjang
dalam pelaksanaan PIO
Indikator Keberhasilan
Penerapan PIO
• Meningkatnya jumlah pertanyaan yang diajukan
• Metode penyampaian jawaban
• Pertanyaan yang diajukan
• Orang yang meminta jawaban
• Orang yang menjawab
• Kontak personal untuk tambahan informasi
• Lama penelusuran informasi
• Referensi/sumber pustaka yang digunakan
Manfaat Dokumentasi
• Mengingatkan apoteker tentang informasi
pendukung yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan dengan lengkap
• Sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa
• Catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh
penanya
• Media pelatihan tenaga farmasi
• Basis data penelitian, analisis, evaluasi dan
perencanaan layanan
• Bahan audit dalam melakukan QA dari pelayanan
informasi obat
Contoh Kasus
1. Pasien anak menderita flu dan batuk diberikan obat
paten yang mengandung paracetamol dan
dextrofan. Apakah sirup ini harus diminum terus
jika pasien tsb tidak panas lagi tetapi batuknya
masih ada?
2. Pasien Askes osteoarthritis mendapat obat untuk 10
hari :
Glucosamin 30 tab
Ranitidin 20 tab
Meloxicam 20 tab
Pasien bingung karena pada waktu mengambil obat
tanpa penjelasan bahwa yang mana harus tetap
diminum walaupun nyeri sudah hilang.
• Apakah ranitidin masih juga terus diminum
walaupun meloicamnya sudah dihentikan, dan kapan
meminumnya? Efektifkah bila diminum setelah
diminum meloxicamnya?
3. Pasien setengah tua datang ke IFRS menanyakan
mengapa setelah minum obat urine nya berwarna
merah?
4. Pasien penyakit jantung datang bertanya mengapa
setelah minum obatnya mengalami batuk terus
menerus?
TERIMA KASIH
VISITE / RONDE
Apt Dian Handayani.,M.Farm
Visite
Implementasi dari perluasan paradigma pelayanan
kefarmasian yang lebih berfocus pada pasien
(Patient Oriented) yang mengharuskan terciptanya
pelayanan kefarmasian (Pharmaceutical Care)
komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien
Visite apoteker : kunjungan rutin yang dilakukan apoteker
kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil
terapi (clinical outcome) yang lebih baik
Berorientasi pada pasien dan ruang rawat (ward pharmacist).
Aktivitas visite dapat dilakukan secara :
mandiri atau
kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi
kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan
terkait terapi obat pasien.
Profesi yang terlibat
• Dokter spesialisasi
• Perawat
• Farmasis
• Ahli gizi
VISITE/RONDE DI RUANG RAWAT
YULIA TRISNA
INSTALASI FARMASI RSCM
TIM TENAGA KESEHATAN
DOKTER PERAWAT
PELAYANAN
MEDIS
ASUHAN
KEPERAWATAN
PASIEN
PELAYANAN
FARMASI
PELAYANAN
GIZI AHLI GIZI
APOTEKER
PELAYANAN
KESEHATAN
LAINNYA
PROFESIONAL
LAINNYA KONTAK
PROFESIONAL
Instruksi Obat Tindak
Pasien Instruksi Pengobatan Obat Respons lanjut
Pengobatan diberikan pasien
dinilai diterima dan disiapkan kepada berdasarkan
dibuat diproses dievaluasi respons
pasien
pasien
PELAYANAN FARMASI
Tujuan VISITE
• Mengevaluasi secara sistematis tiap pasien
terhadap terapi yang diberikan
• Menentukan rencana terapi selanjutnya
• Mengkomunikasikannya kepada pasien dan
anggota tim kesehatan lain
Tujuan (Farmasis)
• Mengamati perkembangan kondisi klinis
pasien secara langsung yang berkaitan
dengan penggunaan obat
• Memberikan informasi mengenai
farmakologi, farmakokinetika, bentu sediaan
obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait
terapi obat pada pasien
• Mengumpulkan informasi
• Memantau terapi obat pasien
• Memberikan rekomendasi kepada tim
kesehatan dan atau pasien
Proses kegiatan
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak lanjut
1. Persiapan
• Seleksi pasien
• Memeriksa terapi obat : indikasi, dosis, rute,
interaksi, efek samping
• Mengumpulkan informasi
sumber: catatan medis, kardeks
data : keluhan pasien, hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnostik, penilaian dokter, terapi
• Menyiapkan “quick reference” yang akan dibawa
pada saat ronde
Seleksi Pasien
Pasien baru (dalam 24 jam pertama)
Pasien dalam perawatan intensif
Pasien yang mendapat lebih dari 5 macam obat
Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ terutama hati
dan ginjal
Pasien yang hasil pemeriksaan labratoriumnya mencapai nilai
kritis (critical value), misal : ketidakseimbangan elektrolit,
penurunan kadar albumin
Pasien yang mendapatkan obat yang mempunyai indeks terapi
sempit, berpotensi menimbulkan reaksi obat yang tidak
diinginkan (ROTD) yang fatal. Ex : pasien yang mendapat
terapi obat digoksin, teofilin, sitostatika, karbamazepin
Pengumpulan Informasi
REKAM MEDIS :
Kumpulan data medik seorang pasien mengenai
pemeriksaan, pengobatan dan perawatannya.
Bekal yang harus dimiliki dalam membaca rekam
medik :
Pengetahuan tentang Penyakit (Patogenesis,
Patofisiologi, Manajemen Terapi)
Pengetahuan terminologi medis
Database Pasien (1)
• Deskripsi pasien : nama, umur, jenis kelamin, BB,
TB, ruang rawat, no. tempat tidur
• Keluhan utama (Chief Complaint)
• Riwayat penyakit saat ini (History of Present
Illness)
• Riwayat penyakit terdahulu (Past Medical History)
• Riwayat sosial (Social History)
• Riwayat keluarga (Family History)
• Riwayat Penggunaan Obat, alergi/ESO
Database Pasien (2)
• Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, Review
of System
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan diagnostik
• Masalah medis (Medical Problem)
• Penggunaan obat saat ini
• Catatan perkembangan pasien dari hari ke
hari
Tujuan Pemeriksaan
Laboratorium
Menilai apakah diperlukan terapi obat
Penyesuaian dosis
Menilai efek terapeutik obat
Menilai adanya ROTD
Mencegah terjadinya kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil pemeriksaan
laboratorium
Tujuan Pemeriksaan
Diagnostik
Menunjang penegakan diagnosis
Menilai hasil terapeutik
pengobatan
Menilai adanya risiko pengobatan
Masalah-masalah Dalam Membaca Rekam
Medik
Tulisan tidak terbaca
Menggunakan istilah dan singkatan yang
tidak standar / lazim
Kadang keluhan pasien tidak dicatat
Urutan hasil pemeriksaan tidak tersusun rapi
Pemeriksaan yang diperlukan tidak
dilakukan
Pengetahuan Farmasis tentang penyakit dan
terminologi medik terbatas
2. Pelaksanaan
•Kelebihan Visite Mandiri Kekurangan Visite Mandiri
Waktu visite disesuaikan Rekomendasi yang dibuat
dengan jadwal kegiatan lain terkait dengan peresapan
Melakukan konseling, tidak dapat segera
monitoring respon pasien diimplementsikan sebelum
terhadap pengobatan bertemu dengan dokter
Dapat dijadikan persiapan
penulis resep
untuk melakukan visite Pemahaman tentang
bersama dengan tenaga patofisiologi pasien terbatas
kesehatan lain (visite tim)
Kegiatan Visite Mandiri
• Memperkenalkan diri kepada tim
• Mendengarkan respon yang disampaikan
oleh pasien dan identifikasi masalah
• Memberikan rekomendasi berbasis bukti
berkaitan dengan masalah terkait
penggunaan obat
• Melakukan pemantauan implemntasi
rekomendasi
• Melakukan pemantauan efektivitas dan
keamanan terkait penggunaan obat
Visite Tim
Kelebihan Kekurangan
Dapat memperoleh Jadwal visite hasrus
informasi terkini yang disesuaikan dengan jadwal
komprehensif tim
Sebagai fasilitas Waktu pelaksanaan visite
pembelajaran terbatas sehingga diskusi
Dapat langsung dan penyapaian
mengkomunikasikan informasinya kurang
masalah terkait penggunaan lengkap
obat dan
mengimplementasikan
rekomendasi yang dibuat
Kegiatan Visite Tim
• Memperkenalkan diri kepada pasien
dan/atau tim
• Mengikuti dengan seksama presentassi
kasus yang disampaikan
• Memberikan rekomendasi berbasis bukti
berkaitan dengan masalah terkait
penggunaan obat
• Melakukan pemantauan implementasi
rekomendasi
• Melakukan pemantauan efektivitas dan
keamanan terkait penggunaan obat
3. Tindak lanjut
• Mencari segera data yang dibutuhkan
• Menghubungi bagian yang terkait dengan
masalah (contoh: pusat informasi obat,
apotek, depo, laboratorium)
• Mengevaluasi data dan
memformulasikannya
• Mengkomunikasikan ke pihak yang
berkepentingan
Interaksi dengan
tenaga kesehatan lain
• Bersikap empathy
• Menggunakan istilah yang dapat dipahami
oleh orang awam (lay language)
• Memberikan kesempatan pasien untuk
mengungkapkan keluhannya
• Menjaga privacy pasien
• Menyesuaikan sikap (komunikasi verbal dan
non verbal)
Dokumentasi Visite
Pendokumentasian adalah kegiatan merekam
praktik visite yang meliputi :
Informasi penggunaan obat
Perubahan terapi
Catatan kajian penggunaan obat (masalah
terkait penggunan obat, rekomendasi, hasil
diskusi dengan dokter yang merawat,
implementasi, dan hasil terapi)
Tujuan Dokumentasi
Visite
Menjamin akuntabilitasdan
kredibilitas
Bahan evaluasi dan perbaikan
mutu kegiatan
Bahan pendidikan dan penelitian
kegiatan
Con’t
Pendokumentasian dilakukan pada lembar
kerja praktik visite dan lembar kajian
penggunaan obat
Penyimpanan dokumentan kegiatan visite
disusun berdasarkan nama pasien dan
tanggal lahir, serta nomor rekam medik agar
mudah ditelusuri kembali
Dokumen bersifat rahasia
Evaluasi Praktik Visite
Pengkajian rencana pengobatan pasien
Pengkajian dokumentasi pemberian obat
Frekuensi diskusi masalah klinis terkait
pasien termasuk rencana apoteker untuk
mengatasi masalah tersebut
Rekomendasi apoteker dalam perubahan
rejimen obat (clinical pharmacy
intervention)
Indikator Kunci Kinerja Visite
Apoteker
Aktivitas Klinik Indikator Kinerja
Akurasi riwayat pengobatan Persentasi pasien yang
pasien diwawancara apoteker tentang
riwayat pengobatannya dalam 24
Penilaian perencanaan jam setelah pasien MRS
pengobatan pasien saat ini Jumlah penilaian apoteker
Pengkajian rejimen obat terhadap perencanaan pengobatan
pasien saat ini per total hari rawat
pasien
pasien
Pemberian konsultasi obat Jumlah penilaian apoteker
kepada pasien pulang terhadap rejiemn obat pasien per
(discharge patient) total hari rawat pasien
Persentase pasien yang mendapat
konsultasi tentang obat oleh
apoteker pada saat pasien KRS
Tabel 3. Model Ringkasan Informasi Pasien
Kegagalan Waktu
Beban kerja Kesalahan
dalam pemberian obat
berlebih pada label tidak tepat
berkomunikasi
Wrong dosage-form
error Wrong drug-
Pemberian obat preparation error
dengan bentuk Penyiapan formulasi
sediaan berbeda dari atau pencampuran
yang diresepkan obat yang tidak sesuai
dokter
Lanjutan...
Deteriorated drug error
Wrong administration-
Pemberian obat yang telah
technique error
kadaluarsa atau keutuhan
Obat diberikan tidak sesuai
bentuk takaran fisik atau
rute yang diperintahkan
kimia yang telah berubah
Extra dose
Kesalahan dalam frekuensi Monitoring error
pemberian obat yang lebih Kesalahan yang terjadi
sering dari yang saat melakukan monitoring
dinstruksikan oleh dokter
Prescribing Error
Kesalahan saat pada saat penulisan resep. Fase ini merupakan ME yang
utama
• Kesalahan karena
pemantauan yang keliru
• Kesalahan karena ROM
(Reaksi Obat Merugikan)
Transcription Error
• Kesalahan karena
interaksi obat
Administering Error
Kesalahan pada saat pemberian resep. Fase ini merupakan ME
yang utama
Memiliki waktu
untuk memberikan
informasi obat dan Menjaga kerapihan
rekomenddasi pada dan kebersihan
dokter dan perawat
mengenai regimen ruangan peracikan
pengobatan dan obat
cara menggunakan
obat yang benar Merekomendasika
n dan mengetahui
terapi obat yang
tepat
Hal yang perlu dilakukan oleh
Pharmacist
Meracik obat
dalam suasan
yang kondusif
dan melakukab 1
tahao dalam satu
waktu
Memeriksa kembali
Mengawasi kecocokan obat(dan/atau
penggunaan dan cara penggunaan alat)
dengan resep (atau
penyimpanan prosedur penanganan)
obat oleh pasien sebelum diberikan pada
pasien
Mengecek
kembali label
obat sebelum
diberikan ke
pasien
Hal yang perlu dilakukan oleh
Pharmacist
Mengawasi
penggunaan dan
penyimpanan obat
oleh pasien
Memberikan
konseling kepada
Membuat pasien atau
medication caregivers ketika
record pasien memberikan obat
untuk dibawa
pulang
Khusus untuk Chemotherapy
Membuat
Membuat dan memajang
guideline mengenai cara interprofesional Pengadaan, penyimpanan
rekonstruksi, mengencerkan, education program penanganan dan
mencampur, mengemas dan mengenai medication pembuangan kemoterapi
melabeli kemoterapi yang telah yang terstandarisasi
disetujui PFT RS error dan cara
pencegahannya
Meningkatkan
komunikasi antara
penyedia layanan
kesehatan, pasien
dan keluarga pasien
Strategi Penanganan
Medication Error
Evaluasi
Proses
penilaian kerja
pelayanan
kefarmasian
terkait Program
Keselamatan
Pasien
Monitoring dan Evaluasi
dilakukan terhadap :
Sumber daya manusia