You are on page 1of 20

“MAKALAH KETEPATAN MENJELASKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KASUS KAD PERAWATAN DI ICU”

Dosen Pembimbing

Isni Lailatul M., S.Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh

Adhellia Zalfa Nabilah ( 1902012734)

Alifia Meliana Ramadhani (1902012724)

Nadia Ayu Salsabilla (1902012742)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2021/202

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah“KETEPATAN MENJELASKAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KASUS KAD PERAWATAN DI ICU”. Makalah ini disusun
sebagai tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis

Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan materi diambil dari
internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kepada yang terhormat :

1. Dr.Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Lamongan
2. Arifal Aris, M.Kes selaku Dekan Fikes Universitas Muhammadiyah Lamongan
3. Suratmi, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku Kaprodi Fikes Universitas Muhammadiyah
Lamongan
4. Isni Lailatul M., S.Kep., Ns., M. Kes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Gawat Darurat.
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih perlu
penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Lamongan, 9 November 2022

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah...............................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Pengertian KAD...............................................................................................................6
2.2 Penyebab KAD.................................................................................................................6
2.3 Patofisiologis....................................................................................................................7
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................................................8
2.6 Asuhan Keperawatan KAD............................................................................................10
2.6.1 Pengkajian Keperawatan..........................................................................................10
2.6.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................................12
2.6.3 Perencanaan Keperawatan.......................................................................................13
2.6.4 Implementasi Keperawatan......................................................................................17
2.6.5 Evaluasi keperawatan..............................................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa seorang
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Ketoasidosis diabetik (KAD)adalah
keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. Kondisi kehilangan urin, air,
kalium, amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan elektrolit,
kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis
dan sering disertai koma. KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan
membutuhkan pengelolaan gawat darurat (Tarwoto,2012).Data komunitas di Amerika
Serikat, Rochester, menunjukkan bahwa insiden KAD sebesar 8/1000 pasien DM per tahun
untuk semua kelompok umur, sedangkan untuk kelompok umur kurang dari 30 tahun sebesar
13,4/1000 pasien DM per tahun. Sumber lain menyebutkan insiden KAD sebesar 4,6 –
8/1000 pasien DM per tahun. KAD dilaporkan bertanggung jawab untuk lebih dari 100.000
pasien yang dirawat per tahun di Amerika Serikat. Walaupun data komunitas di Indonesia
belum ada, agaknya insiden KAD di Indonesia tidak sebanyak di negara barat, mengingat
prevalensi DM tipe 1 yang rendah. Laporan insiden KAD di Indonesia umumnya berasal dari
data rumah sakit dan terutama pada pasien DM tipe 2 Pasien dengan KAD sering dijumpai
dengan penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus). Beberapa faktor yang dapat
berperan dalam terjadinya KAD yaitu diabetes mellitus yang tidak terkontrol, infeksi dan
riwayat strok.
Diabetes melitus merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau
penurunan sensitifitas jaringan terhadap insulin. Penyakit diabetes melitus ini dapat
mengakibatkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal,
kebutaan, amputasi, dan mudah mengalami atherosklerosis jika dibiarkan tidak terkendali.
Selain itu, komplikasi kronis khas diabetes disebabkan kelainan pada pembuluh darah besar,

4
pembuluh darah kecil/halus, atau pada susunan saraf. Komplikasi pada pembuluh darah besar
bisa menyebabkan atherosklerosis. Walaupun penyakit atherosklerosis dapat terjadi pada
seseorang yang bukan pengidap diabetes melitus, adanya diabetes melitus mempercepat
terjadinya atherosklerosis. Akibat atherosklerosis ini, antara lain penyakit jantung koroner,
hipertensi, stroke, dan gangrene pada kaki.Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak. Pada
pasien dengan adanya riwayat penyakit diabetes mellitus akan mengalami penyakit vaskuler,
sehingga terjadi mikrovaskularisasi dan terjadi aterosklerosis,terjadinya arterosklerosis dapat
menyebabkan emboli yang kemudian menyumbat dan terjadi islemia, iskemia menyebabkan
perfusi otak menurun dan pada akhirnya terjadi stroke

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari KAD?
2. Apa penyebab dari timbulnya penyakit KAD?
3. Bagaimana patofisiologi KAD?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari KAD?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis pada KAD?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada penderita KAD?
1.3. Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada penderita KAD dengan baik dan jelas
sesuai dengan standar asuhan keperawatan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian tentang KAD
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab timbulnya penyakit KAD
3. Untuk mengetahui patofisiologi KAD
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari KAD
5. Dapat mengetahui penatalaksanaan medis pada KAD
6. Dapat mengetahui dan melakukan asuhan keperawatan dengan baik kepada
penderita KAD

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KAD


Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai
oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut
atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius
dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya
mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok. Ketoasidosis
diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari
defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes
ketergantungan insulin. Keadaan lain yang dapat mencetuskan kejadian KAD antara lain
adalah infeksi, infarkmiokard, strok, pangkreatitis, truama serta kepatuhan pengobatan yang
tidak baik (Kristopher, 2018).

Salah satu kendala dalam laporan mengenai insidensi, epidemiologi dan angka
kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD. Kriteria
diagnosis KAD menurut American Diabetes Association (ADA) yaitu kadar glukosa darah
>250 mg/dl, Ph arteri <7,25, HCO3 <18, terdapat keton urine, keton serum positif dan
penurunan kesadaran. (Ria Janita,2017). Diabetic Ketoacidosis (DKA) adalah komplikasi
akut yang mengancam jiwa seorang penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Kondisi
kehilangan urin, air, kalium, amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia,
ketidakseimbangan elektrolit, kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak
bebas menyebabkan asidosis dan sering disertai koma.

6
2.2 Penyebab KAD
Terdapat sekitar 20% pasien KAD yang baru diketahui menderita DM untuk pertama
kali. Pada pasien yang sudah diketahui DM sebelumnya, 80% dapat dikenali adanya faktor
pencetus sementara 20% dan sisanya tidak diketahui faktor pencetusnya (Wira Gotera, 2010).
Mengatasi faktor pencetus ini penting dalam pengobatan dan pencegahan ketoasidosis
berulang. Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat
disebabkan oleh :
• Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi
• Keadaan sakit atau infeksi
• Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan
tidak diobati.
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
• Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa
jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari
infeksi.
• Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis Pengobatan: onset baru diabetes atau
dosis insulin tidak adekuat
• Kardiovaskuler : infark miokardium
• Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan,
pengobatan kortikosteroid and adrenergik.

Menurut hasil penelitian Nusantara AF, Sunanto, Kusyairi A (2019), faktor-


faktor yang menyebabkan penderita DM mengalami KAD, yaitu :
1. Perilaku Makan (Jenis, Jumlah dan Jam) Sebelum Terdiagnosa DM dan atau Kejadian
KAD
2. Perilaku Minum (Jumlah, Jenis, Jam) Sebelum Terdiagnosa DM dan atau Kejadian
KAD,
3. erilaku Diit Di Luar Aturan Yang Dilakukan Di Luar Rumah (Penyebab Kekambuhan
KAD/Komplikasi DM),
4. Stress Fisik dan Psikologis
Pada diabetes tipe 1, krisis hiperglikemia sering terjadi karena menghentikan terapi
insulin ataupun pengobatannya tidak adekuat. Keadaan ini terjadi pada 20-40% kasus
KAD. Akan tetapi pemberian insulin bukan satu-satunya tatalaksana, ada hal-hal lain
yang perlu diperhatikan agar kualitas hidup penderita optimal baik jangka pendek

7
maupun jangka panjang. Pada pasien muda dengan DM tipe 1, permasalahan psikologi
yang diperumit dengan gangguan makan berperan sebesar 20% dari seluruh faktor yang
mencetuskan ketoasidosis.
2.3 Patofisiologis
Ketidakstabilan kadar glukosa darah mengalami defisiensi insulin menyebabkan
glukagon meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (Glukoneogenesis) yang
menyebabkan metabolisme lemak meningkat kemudian terjadi proses pembentukan keton
(Ketogenesis). Terjadinya peningkatan keton di dalam plasma akan menyebabkan ketonuria
(keton di dalam urine) dan kadar natrium menurun serta PH serum menurun yang
menyebabkan asidosis. Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi
menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi (hiperglikemia).
Ketidakstabilan kadar glukosa darah hipoglikemia terjadi akibat dari ketidakmampuan hati
dalam memproduksi glukosa. Ketidakmampuan ini terjadi karena penurunan bahan
pembentuk glukosa, gangguan hati atau ketidakseimbangan hormonal hati. Penurunan bahan
pembentuk glukosa terjadi pada waktu sesudah makan 5-6 jam. Keadaan ini menyebabkan
penurunan sekresi insulin dan peningkatan hormon kontra regulator yaitu glukagon,
epinefrin. Hormon glukagon dan efinefrin sangat berperan saat terjadi penurunan glukosa
darah yang mendadak. Hormon tersebut akan memacu glikonolisis dan glucaneogenesis dan
proteolysis di otot dan lipolisis pada jaringan lemak sehingga tersedia bahan glukosa.
Penurunan sekresi insulin dan peningkatan hormon kontra regulator menyebabkan penurunan
penggunaan glukosa di jaringan insulin sensitive dan glukosa yang jumlahnya terbatas
disediakan hanya untuk jaringan otak (Mansjoer, 2014)

2.4 Manifestasi Klinis


Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24 jam. Poliuri,
polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari menjelang
KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri perut sering disalah-artikan
sebagai ‘akut abdomen. Asidosis metabolik diduga menjadi penyebab utama gejala nyeri
abdomen, gejala ini akan menghilang dengan sendirinya setelah asidosisnya teratasi. Sering
dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus), dehidrasi dan syok hipovolemia
(kulit/mukosa kering dan penurunan turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda lain adalah napas
cepat dan dalam (Kussmaul) yang merupakan kompensasi hiperventilasi akibat asidosis
metabolik, disertai bau aseton pada napasnya.

8
• Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
• Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
• Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )
• Kadang-kadang hipovolemi dan syok
• Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
• Didahului oleh poliuria, polidipsi.
• Riwayat berhenti menyuntik insulin
• Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut

Berdasarkan hasil penelitian Nusantara AF, Sunanto, Kusyairi A (2019), ditemukan


gambaran klinis pre serangan KAD dan pada saat KAD terjadi, yaitu:
1. Pre Klinis KAD
a. Peningkatan Frekuensi BAK (Poliuri)
b. Banyak Minum (Polidipsi)
c. Berat Badan Menuru

2. Ketika Serangan KAD


a. Penurunan Kesadaran
b. Gangguan Pernafasan / Sulit Bernafas

2.5 Penatalaksanaa Medis


Tujuan penatalaksanaan :
1. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi),
2. Menghentikan ketogenesis (insulin),
3. Koreksi gangguan elektrolit,
4. Mencegah komplikasi,
5. Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
6. Airway dan Breathing dan Circulation
7. Oksigenasi / ventilasi

9
2.6 Asuhan Keperawatan KAD
2.6.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan proses pengumpulan data
yang dilaksanakan dengan berbagai cara (wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan diagnostik, dll) untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan klien,
yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar (Suarni & Apriyani, 2017). Tahap ini sangat
penting karena menjadi dasar untuk menegakkan diagnose keperawatan. Data yang
dikumpulkan adalah data tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar klien, baik
kebutuhan fisiologis, contoh: nutrisi, rasa nyaman, eliminasi, dll maupun kebutuhan
psikologis:harga diri, kebutuhan dicintai, dll.
a. Pengumpulan data
1.Anamnesa
a) Identitas klien, meliputi :
Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.
b) Keluhan Utama :
Kondisi hiperglikemia :
Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing, dehidrasi, suhu
tubuh meningkat, sakit kepala.
Kondisi hipoglikemia :
Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar, sakit kepala,susah konsentrasi,
vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa didaerah bibir, pelo, perubahan emosional,
penurunan kesadaran.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai bisul

10
lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping
itu klien juga mengeluh poliurea, polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare
kadang-kadang disertai nyeri perut, kram otot, gangguan tidur/istirahat, haus, pusing/sakit
kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit pankreas, gangguan penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan
seperti glukokortikoid, furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita hipoglikemia atau hiperglikemia.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, letargi,
disorientasi, koma.
b) Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels, kulit panas,
kering dan kemerahan, bola mata cekung.
c) Integritas Ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
d) Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar, kesulitan
berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif
pada diare.
e) Makanan dan Cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.

11
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen,
muntah, pembesaran tiroid, napas bau aseton
f) Neurosensori
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia,gangguan penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan memori,refleks tendon
menurun, kejang.
g) Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural,hipertensi dysritmia,
krekel, DVJ (GJK).
h) Pernafasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda: Pernapasan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
i) Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita.
j) Gastrointestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, wajah meringis pada palpitasi, bising
usus lemah/menurun.
k) Muskuloskeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon menurun
kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
l) Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid,
demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan darah
b) Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urin.
c) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai dengan jenis
kuman.
2.6.2 Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d resistensi insulin

12
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikema,
pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik

2.6.3 Perencanaan Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemia
glukosa darah tindakan keperawatan (l.03115)
(D0027) 1x24 jam diharapkan Observasi :
kestabilan kadar gula - Identifikasi penyebab hiperglikemi
meningkat dengan - Monitor kadar glukosa darah, jika
kriteria hasil : perlu
(L.03022) - Monitor tanda gejala
Tingkat kesadaran hiperglikemia (mis.Poliuria,
membaik polidipsia, polifagia,
Lelah,lesu menurun kelemahan, malaise,pandangan
Kadar glukosa dalam kabur,
darah membaik sakit kepala).
Kadar glukosa dalam Edukasi :
urin membaik -Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga.
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian insulin,jika
perlu

2 Hipovelemia Hipovolemia pasien PEMANATAUAN CAIRAN


(I.03121)
membaik setelah
melakukan 1. Observasi

13
pengkajian o Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
pada waktu 2x24
o Monitor frekuensi nafas
jam : o Monitor tekanan darah
- perasaan lemah o Monitor berat badan
o Monitor waktu pengisian
menurun kapiler
- Keluhan haus o Monitor elastisitas atau
turgor kulit
menurun o Monitor jumlah, waktu
- Berat badan dan berat jenis urine
o Monitor kadar albumin
membaik dan protein total
- Membran mukosa o Monitor hasil
pemeriksaan serum (mis.
meningkat Osmolaritas serum,
- Intake cairan hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
membaik o Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun,
hematocrit meningkat,
haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat
badan menurun dalam
waktu singkat)
o Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis.
Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP
meningkat, CVP
meningkat, refleks
hepatojogular positif,
berat badan menurun
dalam waktu singkat)
o Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan
cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka
bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,

14
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
2. Terapeutik
o Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
o Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
o Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

3 Pola nafas tidak Pola napas Manajemen jalan napas


efektif Setelah dilakukan 1. Observai
tindakan a. Monitor pola napas
keperawatan selama b. Monitor bunyi napas
1x3 jam c. Monitor sputum
diharapkan inspirasi 2. Terapeutik
dan atau a. Pertahankan kepatenan
ekspirasi yang jalan napas
memberikan b. Posisikan semi-fowler
ventilasi adekuat c. Berikan minum hangat
membaik d. Lakukan fisioterafi dada
dengan kriteria hasil : e. Lakukan penghisapan
a. Disspnea menurun lendir
(5) f. Lakukan hiperoksigenasi
b. Penggunaan otot g. Keluarkan sumbatan
bantu benda padat dengan
napas menurun (5) forsep
c. Pemanjangan fase h. Berikan oksigen jika perlu
ekspirasi 3. Edukasi
menurun (5) a. Anjurkan asupan cairan
d. Ortopnea menurun 2000 ml/hari
(5) b. Ajarkan Teknik batuk

15
e. Pernapasanpursed- efektif
lip 4. Kolaborasi
menurun (5) a. Kolaborasi pemberian
f. Pernapasan cuping bronkodilator
hidung
menurun (5)
g. Ventilasi semenit
meningkat (5)
h. Kapasitas vital
meningkat (5)
i. Diameter thorax
anterior-posterior
meningkat (5)
j. Tekanan ekspirasi
meningkat (5)
k. Tekanan inspirasi
meningkat (5)
l. Frekuensinapas
membaik (5)
m. Kedalaman napas
membaik (5)
n. Ekskursi dada
membaik (5)

16
2.6.4 Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
kriteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana tindakan
disusun dan ditunjukkan kepada nursing order untuk membantu klien mencapai
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang klien hadapi. Tahap
pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang mencangkup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan
memfasilitasi koping. Agar kondisi klien cepat membaik diharapkan bekerja sama
dengan keluarga klien dalam melakukan pelaksanaan agar tercapainya tujuan dan kriteria
hasil yang sudah di buat dalam intervensi.
2.6.5 Evaluasi keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah suatu perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga, serta tenaga medis
lainnya

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut yang mengancam jiwa seorang
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Ketoasidosis diabetik (KAD)adalah
keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. Kondisi kehilangan urin, air,
kalium, amonium, dan natrium menyebabkan hipovolemia, ketidakseimbangan elektrolit,
kadar glukosa darah sangat tinggi, dan pemecahan asam lemak bebas menyebabkan asidosis
dan sering disertai koma.

3.2 Saran
Setelah penulisan makalah ini, kami mengharap mahasiswa keperawatan pada khususnya
mengetahui pengertian, tindakan penanganan awal, serta mengetahui asuhan keperawatan pada
pasien KAD di ICU.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nusantara ana fitria, dll.,(2014) pengawasan anak dengan DIABETES MILLITUS TYPE 1.,
Jakarta
Nurul Hidayati, R.A (2019). ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA
PASIEN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) DI RUANG ICU RSUD A. WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA
TRIYATI,S (2019).PENERAPAN PERAWATAN PADA PASIEN PENURUNAN
KESADARAN PADA KASUS KAD DI RUANG ICU RSUD H.HANAFIE MUARA
BUNGO
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

19
20

You might also like