You are on page 1of 10

SPESIFIKASI TEKNIS

A. Informasi Pekerjaan
1. Latar Belakang
a. Pembangunan Jalan dalam pelaksanaannya harus memenuhi azas dan
prinsip kemanfaatan, keselamatan, keselarasan sungai dengan
lingkungannya, efektif, efisien, terarah dan terkendali sesuai program
dan fungsi.
b. Perlunya lanjutan penanganan pada ruas mengingat ruas jalan tersebut
kondisi existingnya masih lapisan tanah yang cukup berlubang
sehingga kurang nyaman untuk dilewati kendaraan warga.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud : Terlaksananya Pembangunan Jalan
b. Tujuan : Tersedianya jalan yang aman dan nyaman bagi masyarakat
pengguna Pembangunan Jalan
3. Sasaran
Terselenggaranya Pekerjaan Pembangunan jalan yang efektif dan efisien
sehingga pembangunan fisik dapat terlaksana tepat mutu, waktu dan biaya
sebagaimana yang telah ditentukan oleh pengguna jasa.

4. Lokasi Kegiatan
Pembangunan Jalan
5. Sumber Pendanaan
APBD Kota Samarinda Tahun 2021.
Dengan Rincian Sebagai Berikut :
- Nama Kegiatan : Semenisasi Jalan dan Rehab Drainase Jl M Said Gg
Asri, Gg Kasih Kel Lok Bahu Kec Sungai Kunjang
- Sumber Dana : APBDP
- DPA Nomor : 1.03.10.2.01.05
- Pagu Anggaran : Rp. 380.000.000,00
- Harga Perkiraan Sendiri (HPS) : Rp. 379.866.000,00

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Budy Santoso, ST ( Pejabat Pembuat Komitmen)
19770327 200901 1 002

7. Data Dasar
a. Kerangka Acuan Kerja, beserta lampirannya
b. Histori HPS (Harga Perhitungan Sendiri);
c. Gambar;

8. Standar Teknis
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 34/PRT/M/2006 tanggal 31
Oktober 2006 tentang Jalan;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2016 tanggal 01
Agustus 2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum;
c. SNI yang masih berlaku yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.

9. Referensi Hukum
a. Undang-Undang RI No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
b. Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2000 tentang Usaha Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi;
c. Peraturan Pemerintah RI No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016 ;
d. Peraturan Pemerintah RI No. 59 tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah RI No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi;
e. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2019 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2011 tentang
Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi;
h. Peraturan Kepala LKPP yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan;
i. Pedoman Standarisasi Biaya Umum untuk Keperluan Pemerintah Kota
Samarinda Tahun Anggaran 2020 .

10. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


a. Masa Kontrak adalah sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan serah terima akhir pekerjaan pembangunan fisik;

11. Kualifikasi Penyedia


a. Harus memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) bidang Jasa
Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) yang masih berlaku;
b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan klasifikasi Bangunan
Sipil yang masih berlaku (jika Golongan Usaha Kecil)
c. Persyaratan Kualifikasi lainnya sesuai yang tercantum di Lembar Data
Kualifikasi (LDK) pada Dokumen Pemilihan
B. Uraian Spesifikasi Teknis
Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan ditenderkan

1. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:

TABEL PERALATAN UTAMA


KONSTRUKSI BESERTA
URAIANNYA
N NAMA STATUS
JUMLAH KAPASITAS
O PERALATAN KEPEMILIKAN
1 Ready Mix 1 Unit Milik/Sewa 5 m3
2 Concrete Vibrator 1 Unit Milik/Sewa 5,5 hp

a. Memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil yang telah
diidentifikasi oleh PPK.
b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah
paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
c. Informasi tentang jenis, cara
penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas dapat
diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari
pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
2. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Penyedia menyiapkan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan identifikasi
bahayanya di bawah ini :

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya

Berisik/Bising, Tersandung,
1. Pekerjaan Pendahuluan
Terbentur

Terkena benda tajam,mata


2. Pekerjaan Tanah
terkena serpihan batu

Tertindih/Tertimpa,
2. Pekerjaan Struktur Berisik/Bising, Tersandung,
Terbentur, Terjepit

a. Menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan


yang sudah ditetapkan oleh PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus
lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety
Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.

3. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja

Ketentuan Umum :

a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus


dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam
menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi
penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan
konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
dianalisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji
efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua
faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan
kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan
dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin keselamatan,
kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar
dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang
didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job
Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian,
mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan
tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri
(APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran
galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga
akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat
ahli terkait yang independen.

Sebagai pekerjaan utama untuk paket pekerjaan ini adalah :


a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Struktur

SPESIFIKASI UMUM
1. GAMBAR PEKERJAAN
Gambar pekerjaan dilaksanakan dengan ukuran kertas gambar A3 dan
berskala, satuan ukuran yang digunakan dalam spesifikasi, Bill of
Quantity dan gambar kerja adalah dalam sistem metrik, ukuran‐ ukuran
patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar‐gambar kerja.
Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar‐gambar rencana dengan
gambar‐gambar perincian maka yang mengikat adalah volume yang
terdapat di dalam Bill of Quantity atau Rencana Anggaran Biaya
terkontrak. Namun demikian hal‐hal tersebut harus dilaporkan pada
Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Pengambilan dan pemakaian ukuran‐ukuran yang keliru sebelum dan
selama pekerjaan dilaksanakan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
2. AREA KERJA KONTRAKTOR
Kontraktor dapat menyusun area kerja sendiri, untuk menimbun bahan
bangunan, peralatan konstruksi, kantor sementara Kontraktor dan lain‐
lain.
Kontraktor harus menjaga areanya tetap bersih dan terkoordinir baik
selama pelaksanaan pekerjaan.
3. BAHAN DAN TENAGA KERJA
Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan didalam kontrak ini dengan material baru dan bermutu baik,
metoda pelaksanaan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dan tenaga
kerja‐tenaga kerja yang baik. Material dan penyelesaian pekerjaan yang
tidak memenuhi standar yang disyaratkan didalam kontrak ini dapat
ditolak dan Kontraktor harus memindahkan dan mengulang pekerjaan
yang tidak memenuhi standard dan tidak berhak merubah atau
menyesuaikan jadwal pelaksanaan pekerjaan (perpanjangan waktu) dan
pembayaran tambahan.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kontraktor harus mengambil langkah‐langkah tindakan yang diperlukan
untuk mencapai kemajuan pekerjaan sesuai dengan jadwal pekerjaan.
4. PEKERJAAN TAMBAH KURANG
Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan design/gambar
yang menyebabkan perubahan volume pekerjaan, maka perubahan
volume ini akan dihitung sebagai pekerjaan tambah kurang dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan dan diterapkan dalam Amandemen
Kontrak.
5. SURVEY / SETTING OUT
Kontraktor bertanggung jawab atas semua survey, pengukuran dan
setting out yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
tujuan ini harus menggunakan surveyor yang berkompeten dan bermutu
yang nama dan kwalitasnya telah disetujui Direksi Pekerjaan.
Kontraktor bisa mendapatkan secara tertulis keterangan mengenai
elevasi dan lokasi koordinat permanent dan bench mark yang akan
digunakan sebagai referensi untuk survey dan setting out dari pekerjaan
pada Direksi Pekerjaan.
Untuk tujuan pengecekan survey dan setting out oleh Direksi Pekerjaan,
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang diperlukan Direksi
Pekerjaan.
Untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan pada tiap lokasi survey,
Kontraktor harus memberikan keterangan tertulis kepada Direksi
Pekerjaan tidak kurang dari 3 (tiga) hari dari rencana pelaksanaan survey
dan setting out agar dapat dilakukan persiapan untuk pengawasan oleh
Direksi Pekerjaan.

6. PERALATAN SURVEY
Kontraktor harus membuat daftar peralatan yang akan digunakan dalam
survey dan peralatan harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebelum pekerjaan survey dilaksanakan. Peralatan ukur
mekanis yang akan digunakan harus dalam kondisi dan kinerja yang baik
dan telah dikalibrasi oleh pihak yang berkompeten.
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey topografis (theodolite
dan Waterpass), alat pengukur panjang dan lain‐lain yang diperlukan.
Kontraktor harus menjaga peralatan ini agar tetap dalam keadaan baik
jika digunakan Direksi pekerjaan selama masa kontrak.
7. LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
Fasilitas pengujian semua material dapat disewa oleh Kontraktor dari
instansi lain sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengujian dilakukan oleh :
Laboratorium milik Pemerintah atau Universirtas yang independen,
sewaktu‐waktu untuk digunakan selama pelaksanaan pekerjaan sebagai
Counter Check. Biaya pengujian ditanggung oleh Pihak Kontraktor.

8. PERSETUJUAN DIREKSI PEKERJAAN


Kecuali dipersyaratkan lain, semua gambar‐gambar, dokumen‐dokumen,
contoh material dan bahan lain yang memerlukan persetujuan Direksi
Pekerjaan harus dikirimkan dalam rangkap 3 (tiga), dan dikirimkan
kembali kepada Kontraktor setelah disetujui dan kopi yang lain tetap
pada Direksi
9. PELAYANAN PERTOLONGAN PERTAMA
Kontraktor harus menyediakan pelayanan pertolongan pertama yang
memadai di lapangan, selama pelaksanaan pekerjaan
10. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Mobilisasi dan demobilisasi material sebagaimana tercantum dalam Bill
of Quantity mencakup penyediaan : sarana pengangkutan dilokasi untuk
tenaga kerja, staf, bahan, peralatan kebutuhan sarana incidental
pelaksanaan pekerjaan, dan pemindahan semua instalasi di lapangan
setelah pelaksanaan pekerjaan selesai. Selain itu harus mencakup, tetapi
tidak terbatas pada :
a. Transportasi dan pemasangan semua material ke lokasi dimana
material tersebut akan digunakan.
b. Transportasi untuk staf, personil dan tenaga kerja lapangan.
c. Pemindahan semua instalasi, konstruksi bangunan sementara dan
perlengkapan lain dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, sehingga
area tersebut ditinggalkan dalam keadaan bersih.

METODE PELAKSANAAN :
Pemborong harus menyiapkan suatu rencana kerja dan harus
ditempatkan kepada direksi, Rencana kerja tersebut harus mencakup :
1) Tanggal mulai, serta selesainya pekerjaan konstruksi dan atau
pemasangan. Instruksi dari berbagai bagian pekerjaan termasuk
pengujiannya.
2) Jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan pemborong.
3) Jumlah dari tenaga kerja yan dipakai pada setiap tahap pekerjaan
dengan disertai latar belakang pendidikan serta pengalamannya.
4) Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang akan dipakai
pada pelaksanaan pekerjaan.
5) Cara pelaksanaan pekerjaan.

Pemborong diharuskan untuk memberitahukan penjelasan tertulis


selengkapnya, apabila direksi memerlukan tentang asal mula material
didatangkan untuk tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang
sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapai persetujuan dari
direksi. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada direksi, dan dalam jangka waktu yang cukup
sebelum dimulainya pekerjaan itu, agar perlu mengadakan penelitian dan
pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

DIVISI 7. PEKERJAAN STRUKTUR


1. Pekerjaan Beton f'c 20 Mpa
- Pengangkutan Adukan
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan akan dicor.
Dalam hal beton berupa ready‐mix yang diambil dari mixing plant diluar
areal pabrik, maka pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan
truck‐mixer, dengan memperhatikan hal‐hal yang dapat mengurangi
kekuatan beton
- Pengecoran dan Pemadatan Beton
Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya
harus dibersihkan dari semua bahan perusak dari pelaksanaan
pengecoran beton sebelumnya.
Bentuk dan ukuran cetakan beton (formwork) harus diperiksa secara
teliti dan tempat pengecoran beton harus benar‐benar bersih.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua
pekerjaan persiapan pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton harus dibawah pengawasan langsung foreman yang
berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada Pemilik
Pekerjaan mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton. Beton harus
dicor sedekat‐dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah
terjadinya segregasi. Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi
1,2m.
Pengecoran slab beton dilakukan per lapis dengan tebal lapisan
maksimum 50.0 cm (British Standard). Sejak pengecoran dimulai,
pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar‐siar
pelaksanaan yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pemadatan beton selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya rongga‐rongga kosong dan sarang‐sarang kerikil.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis (alat
penggetar). Penggunaan alat penggetar ini harus mengikuti peraturan di
dalam NI‐2. 71.23
- Pembongkaran Cetakan
Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakan bisa dilakukan
setelah beton berumur Kurang Lebih 3 minggu

DAFTAR PERSONEL MANAJERIAL :

TABEL PERSONEL
MANAJERIAL BESERTA
KUALIFIKASINYA
PENGALAMAN DI
JABATAN JUMLA PENDIDIKAN KEAHLIAN BIDANGNYA
H (minimal) (minimal)

Pelaksana Lapangan
1. Pelaksana Lapangan 1 Orang D3 Teknik Sipil Pekerjaan Jalan (TS 0 Tahun
028)

Samarinda, 28 Maret 2022

Ditetapkan Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Budy Santoso, ST
NIP. 19770327 200901 1 002

You might also like