Professional Documents
Culture Documents
Proposal Pembibitan Jeruk
Proposal Pembibitan Jeruk
Dibuat Oleh :
Muhammad Zaini, SP
GAMBARAN PRODUK
Dalam usaha pembibitan jeruk ini tidak hanya jeruk siam banjar yang
diperbanyak bibitnya, adapun selain dari jeruk siam banjar, jeruk nipis,jeruk
sangkis,jeruk purut, jeruk sambal, jeruk bali, jeruk lemon dan jeruk bali.
a. Harga
Harga bibit tanaman Jeruk Siam Banjar ditentukan oleh tinggi tanaman dan sistem
penjualan, eceran atau borongan. Semakin tinggi tanaman maka semakin mahal harga
jualnya. Sebagai contoh bibit jeruk ukuran 30-40 cm adalah Rp 8000 sedang untuk bibit
ukuran 60-70 cm harganya dapat mencapai Rp 10.000. Apabila sistem penjualan bibit
tanaman jeruk secara eceran maka harga bibit dapat meningkat sampai tiga kali lipat
dibandingkan borongan/partai besar. Konsumen yang membeli eceran adalah konsumen
perorangan dan konsumen yang membeli borongan/partai besar adalah pedagang
(pengecer, perantara).
Berdasarkan hasil penelitian, pada tahun 2005 harga jual bibit secara borongan
diambil secara rata-rata, untuk bibit jeruk ukuran 30-40 cm dijual Rp 9.000 per bibit.
Harga jual bibit tanaman jeruk siam banjar cukup berfluktuasi. Hal ini
dikarenakan harga ditentukan oleh banyaknya permintaan. Pada saat permintaan bibit
tinggi maka penangkar menaikkan harganya sedangkan jika permintaan berkurang maka
penangkar menurunkan harga. Pada tahun ini tahun 2021 harga jeruk siam banjar dapat
mencapai Rp 15.000,- per bibit namun pada tahun 2015 harga jualnya langsung jatuh
hingga Rp 7.500,- per bibit. Hal ini dikarenakan sedikitnya permintaan dan melimpahnya
produksi bibit Jeruk siam banjar.
b. Kualitas
Untuk menghasikan bibit berlabel, maka diperlukan mata tempel yang telah lulus
sertifikasi dari Instansi Penyelenggara Sertifikasi dan berasal dari pohon induk yang telah
diobservasi dan telah dilepas varietasnya oleh Menteri Pertanian. Biji atau seedling yang
digunakan sebagai batang bawah harus berasal dari pohon induk yang telah dideterminasi
oleh Instansi Penyelenggara Sertifikasi dan dinyatakan layak sebagai pohon
induk/penghasil benihsumber. Namun, jumlah mata tempel dan biji untuk batang bawah
bersertifikat yang tersedia sangat terbatas, sehingga penangkar menggunakan mata
tempel dan biji untuk batang bawah yang tidak bersertifikat. Akibatnya bibit yang
dihasilkan pun tidak berlabel.
c. Kemudahan penggunaan
Pemasaran bibit tanaman tidak menemukan kendala. Penangkar umumnya tidak
melakukan promosi. Hal ini dikarenakan pembeli biasanya datang sendiri ke penangkar
atau meminta bantuan kepada Dinas Pertanian untuk mencarikan penangkar bibit
tanaman jeruk.
d. Kemasan
Dalam penjualan bibit jeruk agar tidak cepat mati dalam proses pengirim jarak
jauh bibit jeruk kami sediakan polybag agar bibit jeruk aman dalam pengiriman.
e. Rasa
Untuk kualitas rasa jeruk terjamin buah jeruk manis, untuk menghasilkan bibit
berlabel, maka diperlukan mata tempel yang telah lulus sertifikasi dari Instansi
Penyelenggara Sertifikasi dan berasal dari pohon induk yang telah diobservasi dan telah
dilepas varietasnya oleh Menteri Pertanian
f. Kecepatan pelayanan dan pemasaran
Pemasaran bibit tanaman buah dilakukan melalui dua cara, yaitu penjualan secara
langsung ke konsumen (perorangan) dan penjualan melalui pedagang (perantara,
pengecer) kemudian ke konsumen (lembaga, perusahaan, kelompok atau perorangan).
Penjualan sebagian besar melalui pedagang (perantara, pengecer) dan hanya sebagian
kecil saja yang dijual secara langsung ke konsumen. Penjualan secara langsung ke
konsumen dilakukan penangkar dari showroom yang umumnya berada di pinggir jalan.
Bibit yang dijual umumnya melewati karantina dari BPSB terlebih dahulu agar bibit
tersebut memperoleh label dan terjamin mutunya.
g. Cara pembayaran
Hal-hal tersebut seringkali menjadi kendala bagi sebagian penangkar mengenai
kelanjutan usaha di masa-masa yang akan datang apabila terjadi penurunan jumlah
pesanan. Seperti diketahui bahwa bibit tanaman buah yang dijual secara langsung kepada
pembeli di showroom hanya berkisar 10%. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pembentukan asosiasi penangkar bibit perlu dilakukan, meskipun terdapat sistem
kekeluargaan antar penangkar namun keterikatan tersebut tidak tertulis dan tidak
mempunyai kekuatan hukum. Asosiasi berfungsi menyediakan informasi mengenai
permintaan bibit dan perkembangan harga bibit buah-buahan, mengadakan promosi untuk
memperkenalkan penangkar bibit kepada pembeli melalui pameran, bazar atau media
lainnya.
GAMBARAN TATA CARA PRODUKSI/BUDIDAYA
Pembibitan tanaman jeruk umumnya dilakukan selama setahun (satu musim
tanam). Budidaya pembibitan tanaman jeruk dapat dibagi dua teknik yaitu pembibitan di
polybag dan pembibitan secara konvensional yakni pembibitan di lahan. Tahap
pembibitan di polybag adalah sebagai berikut :
1. Media tanam yang digunakan adalah campuran serbuk kayu atau kompos, pupuk
kandang dan guano, dengan perbandingan 1:1:1 satuan volume. Media tanam tersebut
dicampur merata dan dimasukkan ke dalam polybag bervolume sekitar 40 liter.
Polybag diletakkan di bawah naungan seperti di bawah paranet atau di bawah pohon
besar.
2. Persiapan bibit batang bawah : biji untuk batang bawah disemaikan dulu di bedengan,
sesudah biji berkecambah, tiap-tiap bibit ditanam di polybag yang telah tersedia, satu
bibit satu polybag.
3. Okulasi : sesudah bibit batang bawah berumur 4–6 bulan dapat dilakukan okulasi.
Setelah 4–6 bulan berikutnya atau sesudah daun tanaman okulasi tua (warna daun
hijau tua) bibit sudah dapat dijual.
Teknik pembibitan di polybag memiliki keuntungan yaitu waktu okulasi tidak
mengenal musim, lebih mudah dilakukan, efektif dan cepat menghasilkan bibit jual.
Kendalanya, teknik pembibitan ini membutuhkan biaya yang lebih banyak.
Teknik pembibitan yang lain adalah teknik pembibitan secara konvensional
yakni pembibitan di lahan terbuka seperti sawah. Teknik ini banyak dilakukan oleh
penangkar di daerah Buleleng. Keuntungan teknik ini adalah biaya yang diperlukan
lebih murah, sedang kendalanya adalah pada saat okulasi yang hanya dilakukan saat
musim-musim tertentu saja.
Teknik pembibitan ini didapatkan penangkar tidak secara turun-menurun tetapi
belajar sendiri dan atau dari pembinaan/pelatihan Dinas Pertanian setempat. Pada
Gambar. di bawah ini dijelaskan tentang teknik budidaya bibit tanaman buah-buahan
mulai dari pengolahan tanah dengan bajak hingga panen atau transplanting bibit.
Tahapan-tahapan pembibitan tanaman buah-buahan terdiri dari pengolahan
tanah, pembuatan guludan/bedengan, penyemaian biji batang bawah, pemeliharaan,
okulasi, pemeliharaan dan panen. Berikut akan diuraikan tahapan-tahapan dalam
teknik budidaya pembibitan jeruk :
Gambar. Teknik budidaya dalam usaha pembibitan Jeruk
TARGET PENJUALAN
Pemasaran bibit tanaman buah dilakukan melalui dua cara, yaitu penjualan
secara langsung ke konsumen (perorangan) dan penjualan melalui pedagang
(perantara, pengecer) kemudian ke konsumen (lembaga, perusahaan, kelompok atau
perorangan). Penjualan sebagian besar melalui pedagang (perantara, pengecer) dan
hanya sebagian kecil saja yang dijual secara langsung ke konsumen.
Penjualan secara langsung ke konsumen dilakukan penangkar dari showroom
yang umumnya berada di pinggir jalan. Bibit yang dijual umumnya melewati karantina
dari BPSB terlebih dahulu agar bibit tersebut memperoleh label dan terjamin mutunya.
Segmentasi saat ini untuk penjualan secara langsung kekonsumen atau
penjualan melalui kelompok tani, kerena kondisi saat ini konsumen kesulitan dalam
membeli bibit dampak pasca banjir dikecamatan astambul.
ANALISIS SWOT
Persaingan pasar bibit tanaman buah di Kecamatan Astambul masih belum ada
penangkar bibit saat ini. Penangkar bibit bersertifikat umumnya tidak takut kehilangan
pelanggan karena bibit yang dijual adalah bibit berlabel dan terjamin kualitasnya.
Jumlah penangkar bibit bersertifikat di wilayah Kabupaten Banjar belum banyak
persaingan tidak terlihat.
Bibit tanaman jeruk di wilayah Kabupaten Banjar masih diminati oleh
konsumen. Bibit yang diproduksi penangkar umumnya terjual 70-100% dari total
produksi bibit dan apabila terdapat bibit yang tidak terjual pada tahun tersebut, bibit
masih dapat dipasarkan pada tahun berikutnya.
Dalam pembibitan jeruk dalam jangka panjang kami menyediakan bibit jeruk
tidak hanya jeruk manis saja, ada juga bibit jeruk lemon, bibit jeruk siam madu, bibit
jeruk pontianak, bibit jeruk purut, bibit jeruk nipis,bibit jeruk sangkis dan bibit jeruk
bali.
Dalam strategi pemasaran tidak hanya menjual kekonsumen langsung, dalam
pemasaran kami secara online bisa menggunakan Sosial Media seperti Facebook,What
apps, dan Instagram penjualan bisa dilakukan Aplikasi Shoppe dan lainnya.
B. Perkiraan Profit
No Harga Profit
Jenis Produk/jasa Jumlah Harga Jual
. Pokok ( per satuan
1. a. Bibit Jeruk
1. jeruk Siam Banjar 15.000 5.000 7.500 2.500
2. jeruk Pontianak 5.000 5.000 15.000 10.000
3. jeruk lemon 1.000 5.000 7.500 2.500
4. jeruk nipis 1.000 5.000 7.500 2.500
5. jeruk sankis 500 5.000 7.500 2.500
6. jeruk purut 1.000 5.000 7.500 2.500
7. jeruk 1 pohon 2 varietas 150 5.000 30.000 25.000
Total Profit 23.650 35.000 82.500 47.500
*) Penentuan harga jual disesuaikan dengan kelayakan harga pasar
C. Saldo Akhir
1. Saldo Akhir = B – A : 1.123.375.000 - 196.530.000 = 926.845.000
2. Untuk Cicilan Utang : 25.000.000
3. Untuk Investasi : 926.845.000
RENCANA TARGET PENJUALAN
Target penjualan bibit jeruk waktu jangka panjang, pasca dampak banjir 275.495
jeruk siam banjar yang mati dikecamatan astambul, budidaya jeruk masih dalam proses
pengembangan tanaman jeruk baru lagi pasca dampak banjir yang dialami petani jeruk
dikecamatan astambul.
Periode Target Biaya
No. Profit Investasi
Ketahun penjualan produksi
1. Tahun Pertama 23.650 196.530.000 1.123.375.000 926.845.000
Tahun Kedua 40.000 196.530.000 1.900.000.000 1.703.470.000
Tahun Ketiga 60.000 196.530.000 2.850.000.000 2.653.470.000
Titik impas usaha pembibitan jeruk secara okulasi adalah jika usahanya tidak
mendapatkan keuntungan atau tidak mendapatkan kerugian atau hasil penjualan bibit
jeruk sama besarnya dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan.
TIM KERJA
Tim kerja yang bekerja pada usaha pembibitan tanaman jeruk umumnya dapat
digolongkan menjadi tenaga kerja tetap yang merupakan anggota keluarga dengan jumlah
tenaga kerja sekitar 5 orang dan tenaga kerja tidak tetap yakni masyarakat sekitar dengan
jumlah tenaga kerja berkisar antara 5-10 orang.
Tenaga kerja tetap/keluarga biasanya melibatkan kedua orang tua dan anak-
anaknya yang telah dewasa. Selain tenaga kerja keluarga juga digunakan tenaga kerja
tidak tetap/borongan yang berasal dari luar keluarga. Tenaga kerja keluarga digunakan
untuk kegiatan pemasaran seperti menjaga showroom dan kegiatan pengolahan tanah,
pembuatan bedengan/guludan, penanaman biji/penyemaian dan pemeliharaan tanaman,
sedangkan tenaga kerja borongan biasanya untuk kegiatan okulasi, pendongkeran dan
pengangkutan bibit ke showroom.
PENUTUP
• Target pengembangan usaha yang ingin dicapai.
1. Dapat menyerap tenaga kerja baru.
2. Mengembangkan usaha pertanian dan agroindustri dikawasan pengembangan jeruk.
3. Meningkatan kemandirian dalam meningkatkan hasil jeruk maupun dalam pembibitan
jeruk.
4. Mengembalikan Potensi Wilayah Dikecamatan Sentra jeruk siem banjar pasca bencana
banjir.
5. Meningkatkan nilai tambah (added value) potensi pertanian tanaman Jeruk yang dimiliki
oleh para masyarakat tani dipedesaan diKecamatan Astambul.
Harapan dimasa mendatang ingin membuka cabang baru lagi dengan macam
macam jenis bibit buah-buahan, seperti durian,lengkeng,cempedak,duku,rambutan dll.