You are on page 1of 3

Pelecehan Seksual. Adakah Ruang Aman Bagi Perempuan?

1. Pengertian Pelecehan Seksual


 Pelecehan Seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tak
diinginkan, termasuk permintaan dan perilaku lainnya yang secara verbal atau fisik merujuk pada
seks.
 Pelecehan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau
menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa
dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk
yang mengganggu kesehatan reproduksi atau mental seseorang
 Pelecehan seksual adalah suatu pelecehan atau tindakan yang dilakukan seseorang terhadap orang
lain yang menimbulkan rasa tak nyaman, baik perilaku verbal atau fisik yang bersifat seksual.
Korban dari pelecehan seksual ini bisa berupa komentar verbal yang bersifat seksual, menyentuh
bagian-bagian tertentu dari tubuh si korban yang seharusnya tidak boleh disentuh atau meminta
melakukan bantuan seksual. Terkadang pelecehan seksual ini juga diikuti dengan tindakan
kekerasan.

2. Penyebab Pelecehan Seksual


Meningkatnya kasus pelecehan seksual sedang ramai diberitakan di berbagai media. Hal ini
menimbulkan keprihatinan dan keresahan di masyarakat. Pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa
saja, di mana saja, dan kapan saja. Faktor penyebab pelecehan sebagai berikut :
1) Lingkungan Sosialnya
Dalam perkembangan anak menjadi remaja, kemudian menjadi orang dewasa, lingkungan di
mana dia melalui proses tumbuh kembang memberi pengaruh yang besar akan terbentuknya
perilaku. Jika di dalam lingkungannya tersebut dia sudah terbiasa melihat praktik perilaku
pelecehan seksual, maka bukan hal aneh kalau akhirnya dia pun menjadi pelaku pelecehan
seksual.Selain itu, Kondisi di mana seorang laki-laki dan perempuan dibesarkan akan
mempengaruhi bagaimana perilakunya nanti. Berbagai sudut pandang bisa menciptakan suasana
yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pelecehan seksual.
2) Suasana Sekitar Mendukung.
Biasanya pelecehan seksual lebih banyak terjadi di fasilitas umum terutama pada angkutan umum
yang penuh, sehingga seseorang suka mencari-cari kesempatan.
3) Cara Berpikir Tidak Setara
Pelecehan seksual sesungguhnya terjadi dimulai dari adanya cara berpikir yang tidak setara
sehingga menyebabkan salah satu pihak dijadikan objek seksual. Kerap sekali korban pelecehan
seksual adalah perempuan dan anak. Sedihnya, korban seringkali disalahkan dalam kasus tersebut.
Akibatnya korban takut untuk melaporkan apa yang terjadi terhadap mereka.
4) Memiliki Kekuasaan Lebih Tinggi.
Beberapa orang terkadang menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan pelecehan,
umumnya pelaku berpikir korban adalah orang yang lemah atau takut kehilangan pekerjaannya.
Cukup banyak orang yang ketika memiliki kekuasaan dan otoritas lebih tinggi dibandingkan
orang lain, maka akan bertindak seenaknya. Dalam hal ini, termasuk berperilaku buruk dan
melakukan pelecehan seksual, baik dalam bentuk tindakan maupun kata-kata.
5) Stres Terhadap Kehidupannya.
Mengalami stres terhadap kehidupan dan kurangnya rasa syukur akan membuat seseorang berada
dalam tekanan emosional sehingga rentan melakukan pelecehan seksual.
6) Mengalami Penurunan Moral.
Saat kondisi seseorang mengalami kelemahan moral, seringkali menganggap seks pranikah atau
'one night stand' adalah sesuatu yang wajar sehingga menganggap hal tersebut bukanlah pelecehan
seksual.
7) Memiliki Perilaku Seks Menyimpang.
Biasanya orang ini memiliki kelainan seperti suka memperlihatkan alat vitalnya, suka membahas
masalah-masalah pornoaksi atau memiliki perilaku suka mengintip.
8) Minimnya Edukasi mengenai Seks dan Etika Pergaulan
Pelecehan seksual seringkali terjadi karena minimnya pengenalan pendidikan tentang seks kepada
anak. Hal ini disebabkan karena adanya pandangan tabu jika membicarakan hal yang berhubungan
dengan seks. Pendidikan seks sejak dini sangat penting agar anak dapat mengetahui seluruh
anggota tubuhnya dan apa fungsinya. Anak dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang lain atas anggota tubuhnya tersebut.
9) Kurangnya Peraturan Hukum

Beberapa orang melakukan pelecehan seksual karena memang belum ada peraturan
hukum yang bisa membuat seseorang merasa jera. Korban pelecehan seksual ini akan merasa
sangat malu, takut dan cenderung menunggu hingga hal tersebut tak tertahankan lagi baru akan
melapor atau mengeluh.

Pemerintah cenderung menganggap tidak penting atas kasus tindakan pelecehan seksual.
Sehingga tidak adanya penanganan khusus dan serius untuk kasus tersebut. perlindungan pada
korban kekerasan seksual di Indonesia saat ini masih sangat minim. Korban pelecehan seksual
masih sulit membuktikan saat dia menjadi korban pelecehan seksual. Selain itu, proses peradilan
yang lama kerap kali menjadikan kasus ini terhambat dan tidak ditindak lanjuti. Mirisnya lagi
ketika kasus yang diajukan oleh korban mendapat SP3 atau dinyatakan sudah tidak dapat
ditindaklanjuti, korban malah kembali dituntut oleh pelaku pelecehan seksual dengan tuntutan
pencemaran nama baik, dan lain sebagainya. Padahal, dampak yang ditimbulkan akibat dari
tindakan pelecehan seksual sangatlah besar bagi korban yang mengalaminya. Dampak yang bisa
ditimbulkan akibat pelecehan seksual adalah menimbulkan stres atau depresi serta merasa
dikucilkan. Dalam pelecehan seksual efek yang ditimbulkan meliputi fisik dan juga masalah
psikologis.

Dari beberapa kasus pelecehan seksual yang bisa kita lihat dan terus meningkat, cukup
jelas bahwa hukum yang ada sekarang kurang tegas dan terkesan lemah. Sehingga perlu sekali
adanya hukum atau undang-undang tegas berlaku bagi para pelaku. Di mana, hukuman yang
diberikan benar-benar adil dan tidak memberatkan korban.
Saat ini, para pelaku pelecehan seksual hanya diberikan hukuman paling lama 5 tahun.
Padahal hukuman tersebut tidak setara dengan apa yang korban alami dan rasakan. Sebuah trauma,
masa depan rusak, muncul penyakit, dan yang lebih parahnya lagi korban bisa saja meninggal
akibat penyakit yang dialami setelah pelecehan seksual terjadi bahkan adanya risiko bunuh diri dan
dibunuh.
Selain itu, pihak-pihak penting dan Komnas Perempuan harus lebih merangkul dan
berada di sisi korban. Karena, ada beberapa kasus terjadi di mana korban merasa enggan
melaporkan sebab terlalu takut tidak mendapatkan pelayanan yang baik oleh beberapa pihak.

You might also like