You are on page 1of 6

A.

GAS MULIA

Gas mulia adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan VIIIA. Unsur-unsur gas mulia adalah
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Gas mulia
diperoleh dari udara bebas, kecuali radon diperoleh dari rongga batuan uranium. Helium
selain diperoleh dari udara bebas juga dapat diperoleh dari pemisahan gas alam.
Gas mulia merupakan golongan unsur yang paling stabil. Hal ini ditunjukan oleh
keberadaannya di alam adalah dalam bentuk unsur bebasnya. Kestabilannya disebabkan oleh
energi ionisasinya yang sangat tinggi dan elektron valensinya yang duplet untuk helium dan
oktet untuk unsur gas mulia lainnya. Dalam tabel periodik, gas mulia berada di kolom paling
kanan. Ini artinya energi ionisasi gas mulia paling tinggi dibandingkan energi ionisasi
golongan unsur lainnya. Sementara itu, di alam unsur-unsur selain gas mulia umumnya
berada dalam bentuk senyawa. Keadaan seperti ini menunjukan ketidakstabilannya yang
disebabkan oleh energi ionisasinya yang relatif rendah dan elektron valensinya yang tidak
duplet (untuk hidrogen) atau tidak oktet (untuk unsur-unsur selain hidrogen). Tidak ada
senyawa alaminya dari unsur gas mulia, tetapi senyawa buatannya telah berhasil dibuat.
XePtF6 menjadi senyawa pertama dari unsur gas mulia yang telah berhasil dibuat oleh N.
Bartlett. Berikutnya senyawa gas mulia yang telah berhasil dibuat adalah senyawa dari unsur
kripton (KrF4 dan KrF2) dan unsur radon (RnF2). Energi ionisasi He, Ne, dan Ar lebih tinggi
dibandingkan energi ionisasi Kr, Xe, dan Rn, sehingga He, Ne, dan Ar relatif lebih stabil
dibandingkan Kr, Xe, dan Rn. Oleh karena itu, senyawa dari He, Ne, dan Ar sampai saat ini
belum dapat dibuat, sedangkan senyawa dari Kr, Xe, dan Rn telah berhasil dibuat seperti
tersebut di atas. Gas mulia larut dalam air membentuk klatrat. Klatrat adalah keadaan
terjebaknya atom-atom gas mulia dalam struktur heksagonal molekul-molekul air. Makin ke
bawah dalam golongannya, unsur gas mulia makin larut dalam air. Hal ini disebabkan makin
ke bawah, ukuran atom gas mulia makin besar sehingga makin mudah membentuk klatrat
(makin mudah larut dalam air).
Cara mendapatkan gas mulia dari udara bebas adalah dengan mendestilasi udara tersebut.
Destilasi adalah cara pemisahan campuran menjadi zat-zat tunggal dengan dasar perbedaan
titik didih di antara zat-zat yang ada dalam campuran tersebut tidak berbeda jauh. Khusus
untuk Rn hanya diperoleh melalui isolasi gas Rn dari rongga batuan uranium.
Masing-masing gas mulia mempunyai kegunaannya. He berguna sebagai pengisi balon udara,
pencampur oksigen pada tabung penyelam, dan sebagai pendingin untuk suhu mendekati 0 K.
Ne, Ar, dan Kr, ketiganya berguna untuk pengisi bola lampu, lampu TL, lampu reklame (Ne
berwarna merah, Ar berwarna merah muda, Kr berwarna putih, dan Xe berwarna biru) dan
pendingin pada reaktor nuklir. Xe untuk obat bius pada pembedahan. Senyawa Xe dengan
oksigen, seperti XeO3, XeO4 merupakan oksidator yang sangat kuat. Rn bersifat radioaktif
dan berguna untuk terapi kanker.

B. HALOGEN
Semua unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan
karena unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif akibat dari keelektronegatifannya yang
besar, bahkan paling besar di antara semua golongan unsur yang ada. Garam dari air laut
adalah sumber utama unsur-unsur halogen.
Unsur halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali flourin (F2) bereaksi dengan air
membentuk asam halida dan gas oksigen. Semua unsur halogen bereaksi dengan logam
membentuk garam halida. Hidrokrabon tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan
mengalami reaksi adisi bila direaksikan dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur halogen
bila bereaksi dengan sesamanya akan membentuk ¹senyawa interhalogen.
Ada beberapa teknik untuk mendapatkan unsur-unsur halogen. Khusus untuk flourin
diperoleh dari elektrolisis KHF2. Cl2, Br2, dan I2 dapat diperoleh dari reaksi pendesakan,
reaksi oksidasi garam halidanya dengan KMnO4/MnO2, dan atau elektrolisis larutan/lelehan
garamnya. Untuk Cl2 dapat juga diperoleh dari Downs, Gibbs, Deacon, dan Dows.
Asam dari unsur halogen ada dua macam, yaitu asam halida (HX) dan asam oksihalogen
(HXO). Urutan tingkat keasaman dari asam halida adalah HI>HBr>HCl>HI. Tingkat
keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya. Makin besar jari-jari
atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan makin lemah, sehingga atom
H mudah lepas dari molekul asam halidanya. Atom H mudah dilepas itu menunjukan larutan
senyawa halida makin asam karena dalam larutan makin banyak mengandung ion-ion H+.
Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang
mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih
elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur
halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O
yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam.
Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah:
HClO4>HClO3>HClO2>HClO
Kegunaan unsur/senyawa halogen:
•Pendingin: freon (CFC)/gas AC
•Fotografi: AgI, AgBr
•Pupuk batang & akar:KCl
•Pengawet kayu: NaF
•Ukiran gelas: HF
•Anti septik: I2/betadine
•Desinfektan: Ca(OCl)2/kaporit

C. ALKALI (IA) dan ALKALI TANAH (IIA)


Alkali dan alkali tanah bersumber dari air laut, batuan, dan peluruhan unsur radioaktif. Litium
diperoleh dari batuan spodumen (LiAl(SiO3)2, natrium dari air laut berupa garam dapur
(NaCl) dan dari sendawa chili (NaNO3), Kalium dari batuan karnalit (KCl.MgCl2), sesium
dari pollusit (CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan emisi sinar alfa.
Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18), magensium dari magnesit (MgCO3) dan
dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3), kalsium dari batu kapur (CaCO3) dan gips
(CaSO42H2O), stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium dari barit (BaSO4) dan witerit
(BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan memancar sinar alfa.
Di alam, unsur-unsur alkali dan alkali tanah berada dalam bentuk senyawanya. Hal ini di
sebabkan karena alkali dan alkali tanah besifat sangat reaktif, mudah teroksidasi sehingga
keadaannya akan selalu bersenyawa dengan atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan
kemudahan teroksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi
dan potensial reduksi standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali tanah bereaksi
dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg bereaksi dengan air panas.
Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah adalah senyawa basa dan gas hidrogren.
Reaksi alkali dan alkali tanah dengan O2 akan membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa
oksida (biloks O=-2), peroksida (biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2).
Reaksi dengan H2 membentuk senyawa hidrida. Reaksi dengan unsur halogen membentuk
garam halida. Reaksi dengan asam membentuk garam halida dan gas hidrogen. Semua alkali
tanah bereaksi dengan gas nitrogen membentuk garam nitrida. Dari unsur alkali, hanya Li
yang dapat bereaksi dengan N2 membentuk garam nitrida/LiN3.
Uji nyala alkali dan alkli tanah memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya. Dalam
uji nyalanya unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K berwarna
bungur, Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur alkali tanah: Ca
berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau.
Dalam uji kelarutan garamnya dalam air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF dan
Li2CO3. Untuk mendapatkan unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan
dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan garam NaCl dan LiCl untuk
mendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam MgCl2 untuk
mendapatkan Mg disebut proses Dow. Berikut adalah kegunaan garam dan logam alkali dan
alkali tanah, NaCl: bumbu masakan/pengawet. NaOH: bahan baku pembuatan
sabun/detergen. Senyawa alkali tanah: campuran kembang api. Magnalium (Mg, Al, dan Ca)
dan Duralumin ( Mg,Al, Cu, dan Mn): konstruksi pesawat terbang/mobil. CaSO42H2O
(Gips): pembalut tulang patah dan kapur tulis. MgSO47H2O (garam inggris): obat cuci perut.

D. PERIODE III
Unsur-unsur yang ada dalam periode iii adalah natrium (Na), magnesium (Mg), Aluminium
(Al), silikon (Si), Fosfor (P), sulfur (S), klor (Cl), argon (Ar). Na diperoleh dari air laut
berupa garam dapur (NaCl), magnesium diperoleh dari magnesit (MgCO3) dan cangkang
telur/dolomit (MgCO3.CaCO3), aluminium diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O), silikion
diperoleh dari pasir kuarsa/silika (SiO2), fosfor diperoleh dari apatit/batu karang
(Ca3(PO4)2), sulfur diperoleh langsung dalam bentuk unsurnya dari tanah belerang, klor dari
air laut berupa garam dapur, dan argon diperoleh dalam bentuk unsur bebasnya dari udara
bebas.
Na bereaksi dengan air dingin dan Mg bereaksi dengan air panas. Al bereaksi dengan air
hanya dengan uapnya. Hasil reaksi dengan air dari ketiga unsur tersebut membentuk senyawa
basa dan gas hidrogen. Si dan P tidak beraksi dengan air. S bereaksi dengan air dalam suhu
yang tinggi membentuk H2S dan O2. Cl bereaksi autoredoks dengan H2O membentuk HCl
dan HClO. Ar sama sekali tidak bereaksi dengan air. Si mempunyai tingkat titik leleh
tertinggi di antara unsur-unsur dalam periode ketiga. Urutan tingkat titik leleh berikutnya
setelah Si dari unsur-unsur periode ketiga adalah Al>Mg>Na>S>P>Cl>Ar. Dalam satu
periode jari-jari atom semakin ke kiri makin besar. Na mempunyai jari-jari atom paling besar
dan Ar mempunyai jari-jari atom paling kecil di antara jari-jari atom unsur lainnya dalam
periode ketiga. Untuk sifat periodik lainnya, yaitu kelektronegatifan, energi ionisasi, dan
afinitas elektron, makin ke kanan dalam satu periode harganya makin besar. Kecuali
keelektronegatifan VIIIA, harganya adalah nol. Kecuali energi ionisasi IIA lebih besar dari
IIIA dan energi ionisasi VA lebih besar dari VIA. Kecuali afinitas elektron IIA lebih kecil
dari IA, afinitas elektron VA lebih kecil dari IVA, dan afinitas elektron VIIA lebih kecil dari
VIIA. Dalam periode ketiga, unsur yang mempunyai bentuk alotropi adalah sulfur dan fosfor.
Alotropi adalah sifat zat yang beda, tetapi masih tersusun dari unsur yang sama. Sulfur
mempunyai dua alotropi yaitu rombik (suhu di bawah 960C) dan monoklin (suhu di atas
960C). Sama halnya dengan sulfur, fosfor juga mempunyai dua alotropi, yaitu fosfor
berwarna putih dan fosfor berwarna merah. Fosfor putih beracun dan dapat berfosforesensi,
sedangkan fosfor merah tidak beracun dan tidak berfosforesensi. Sifat basa untuk unsur-unsur
periode ketiga, makin ke kiri makin kuat, sedangkan sifat asam makin ke kanan makin kuat.
Khusus untuk Al bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan basa maupun asam. Sifat
amfoter dari Al dijadikan dasar untuk mendapatkan Al2O3 murni dari bauksit (Al2O32H2O).
Yang selanjutnya leburan Al2O3 murni dielektrolisis untuk mendapatkan logam Al.
Untuk mendapatkan unsur Na dan Mg dapat dilakukan dengan mengelektrolisis lelehan
garamnya. Elektrolisis lelehan garam NaCl untuk mendapatkan Na disebut proses Downs dan
elektrolisis lelehan garam MgCl2 untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow. Sedangkan Al
diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O) dengan mengelektrolisis leburan Al2O3. Proses
elektrolisis leburan Al2O3 untuk mendapatkan Al disebut proses hall. Si diperoleh dari
reduksi pasir kwarsa/SiO2 dengan karbon/C. P diperoleh dari proses wohler yaitu pemanasan
batu karang dengan pasir, yang dilanjutkan dengan reaksi reduksi menggunakan karbon.
Adapun untuk mendapatkan S dilakukan proses frasch yaitu belerang dalam tanah ditekan
dengan udara dan uap air bersuhu dan tekanan tinggi. Cl diperoleh dari eletrolisis baik larutan
maupun lelehan garamnya. Sementara itu, unsur terakhir dari periode ketiga dari kiri ke
kanan yaitu argon diperoleh dari destilasi udara bebas dan dari reaksi udara bebas dengan
karbid (CaC2).
Adapun kegunaan unsur-unsur periode ketiga adalah Na untuk industri sabun, penyedap, dan
pemanis. Ar untuk pengisi bola lampu dan lampu reklame. Mg dengan Al dan Ca
(magnalium) untuk rangka pesawat terbang. Cl sebagai bahan untuk plastik dan freon. Si
untuk transistor, chips komputer, gelas, keramik, pengering (silika gel). S untuk membuat
asam sulfat H2SO4 sebagai bahan untuk pupuk, kertas, baterai, tekstil, farmasi dan lain-lain,
dan P untuk membuat H3PO4 sebagai bahan pupuk fosfat.
E. UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE IV
Unsur-unsur transisi periode IV adalah skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Sc
diperoleh dari Sc2O3XH2O, Ti diperoleh dari rutil/ TiO2, V diperoleh dari vanadit/
Pb(VO2)2, Cr dari PbCrO4, Mn dari batu kawi (pirolusit)/MnO2, Fe dari hematit/Fe2O3 dan
magnetit/Fe3O4, Co dari CoS, Ni dari NiS, Cu dari CuFS2 (kalkopirit) dan seng dari ZnS
(seng blende).
Ciri-ciri dari unsur-unsur transisi periode IV adalah elektron valensi tengah mengisi d,
semuanya logam, biloks bervariasi (kecuali Sc3+ dan Zn2+), senyawanya berwarna (kecuali
Sc3+, Zn2+, dan Ti4+), bersifat paramagnetik/menarik medan magnet (dikarenakan
mempunyai elektron tidak berpasangan pada orbital sub kulitnya), membentuk kompleks
koordinasi, dan dapat digunakan sebagai katalis. Misalnya Ni untuk katalis hidrogenasi, Fe
untuk katalis proses Haber-Bosch, dan V2O5 untuk katalis proses kontak dalam pembuatan
H2SO4.
Teknik untuk mengolah bijih menjadi logamnya disebut teknik metalurgi. Langkah - langkah
dalam teknik metalurgi adalah:
1. Flotasi, yaitu membersihkan bijih logam dari pengotornya dengan teknik pengapungan
oleh buih detergen.
2. Pemanggangan, yaitu cara untuk mengolah bijih logam menjadi senyawa oksidanya
dengan mengalirkan gas O2 dalam suhu tinggi ke dalam bijih logam yang sudah dibersihkan.
3. Reduksi, yaitu proses mengolah senyawa oksida logam menjadi logamnya dengan reaksi
reduksi menggunakan karbon.
4. Elektrolisis, yaitu proses memurnikan logam kotor yang diperoleh dari proses reduksi
menjadi logam murninya.

RINGKASAN MATERI
Kimia Unsur
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
ALIA RAHMAN
XII MIPA 4

Guru Pembimbing:
SUPRIATMAN, S.Pd

SMA NEGERI 5 TUALANG


TP. 2022/2023

You might also like