You are on page 1of 10

“PULANG PAKSA”

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

Andita Dewi Purnama 1914201038


Asry Yosepha C. Sihotang 1914201040
Erna Syarifah 1914201046
Elfin lina Daeli 1914201044
Indah Sari Q. Panggabean 1914201051
Ruti Giawa 1914201063
Sabrina Iwanda Anita 1914201064
Serius Halawa 1914201047

DOSEN PENGAMPU:
Chirstine Handayani Siburian,S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Pulang Paksa” ini
dapat terselesaikan. Tim penyusun juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
makalah pendidikan promosi kesehatan ini.
Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan ICU Ibu Christine Handayani Siburian,S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah
memberi ilmu serta kesempatan bagi kami untuk menyelesaikan tugas ini. Tim
penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu, tim penulis mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat lebih
baik lagi dalam pembuatan makalah kedepannya. Kiranya makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih

Medan , Oktober 2022

Tim Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap rumah sakit dituntut harus dan mampu memberikan pelayanan
yang efisien, efektif dan bermutu secara paripurna serta berorientasi pada
kepuasan pasien. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh rumah sakit
agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas melalui peningkatan sarana,
fasilitas serta sumber daya manusia (Wiyono dkk, 2006). Hakikat dasar dari
Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien yang
mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannyapada rumah sakit. Pasien
memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis
sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya.
Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap
keluhan penyakit pasien. Dalam memenuhi kebutuhan pasien tersebut, pelayanan
bermutu yang menjadi utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan
bermutu di Rumah Sakit akan tercapai jika setiap seluruh SDM rumah sakit
mempunyai ketrampilan khusus, diantaranya memahami produk secara
mendalam, berpenampilan menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsif
(peka) dengan pasien, menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan
mampu menanggapi keluhan pasien secara professional.
Kualitas pelayanan dan kepuasan pasien mempunyai hubungan yang
sangat erat. Pelayanan rumah sakit yang berkualitas akan memberikan kepuasan
kepada pasien dan menjadi modal awal bagi rumah sakit untuk membangun
hubungan yang kuat untuk jangka waktu yang panjang (loyalitas), begitupun
sebaliknya apabila pelayanan kesehatan yang diterima tidak memuaskan atau
tidak sesuai dengan harapan pasien, maka pasien atau keluarga lebih memilih
pulang paksa atau memutus kontrak dengan provider karena ketidakpuasan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit (Thenie, 2002). pulang paksa
adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang menolak
perawatan yang diajukan oleh pihak rumah sakit atau pasien yang minta pulang
walaupun belum sembuh dari penyakit yang dideritanya. Bila mengacu pada

3
ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dipersyaratkan bahwa standar kejadian
pulang paksa di rumah sakit adalah ≤ 5%,
Sikap dan keputusan pasien untuk pulang paksa sedapat mungkin
dihindari, karena jika banyak terjadi akan menimbulkan citra rumah sakit yang
kurang baik dan dapat juga mempengaruhi efisiensi pelayanan yang ditandai oleh
menurunnya lamanya pasien dirawat atau length of stay (LOS). Salah satu sebab
turunnya LOS adalah pasien pulang paksa. Angka pulang paksa berhubungan
dengan kepercayaan masyarakat pada rumah sakit. Akibat lebih lanjut dari
menurunnya kepercayaan masyarakat pada suatu rumah sakit antara lain adalah
menurunnya angka pemanfaatan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR)
yang disebabkan oleh karena visite rate yang rendah. Penurunan BOR tersebut
dimungkinkan juga oleh karena pasien pulang paksa termasuk pasien minta
pindah rawat ke rumah sakit yang mempunyai mutu pelayanan kesehatan yang
baik. Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman,
yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan
dan ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Eko, 2001), maka pelayanan rumah
sakit harus memperhatikan hal-hal yang dapat memberi persepsi yang baik bagi
semua masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kepuasan dan kepercayaan,
karena tidak dapat diulang untuk mengkonsumsi dengan hal yang sama, oleh
karena itu apabila rumah sakit memberikan mutu pelayanan kesehatan yang
handal, canggih, modern, lengkap dan cepat dalam merespon pasien serta lokasi
yang dapat dijangkau dengan mudah dan strategis, dengan begitu konsumen akan
mengambil keputusan untuk menggunakan jasa rawat inap kembali dan tidak akan
mengajukan komplain dan pulang paksa (Kotler, 2000).
Menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry (2010) dimensi yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
dilihat dari lima dimensi yang dikenal dengan nama ServQual yaitu bukti
langsung (Tangibles) kehandalan (Reliability), daya tangkap (Responsiveness),
jaminan (Assurance), empati (empaty). Banyaknya kasus pulang paksa di rumah

4
sakit, tenaga kesehatan sebaiknya mempunyai standar dalam melakukan
pelayanan terhadap pasien, terutama jika karakteristik masing-masing pasien yang
menjadi tanggung jawab di kelas perawatan yang diampunya semakin beragam,
apakah ada perbedaan cara memberikan pelayanan dengan melihat karakteristik
pasien yang berbeda karena pengaruh karakteristik yang dimiliki oleh pasien,
mulai dari umur, jenis kelamin, pendidikan, suku, penghasilan, pekerjaan atau
ruang kelas perawatan, mungkin akan membuat situasi pelayanan yang diberikan
oleh perawat berbeda karena pasien bisa saja mempunyai harapan yang berbeda
berdasarkan karakteristik yang mereka miliki. Tenaga kesehatan diharapkan
mampu memahami karakteristik pasien berdasarkan hal-hal yang bersifat pribadi
sampai pada jenis penyakit yang diderita pasien, sebagai suatu referensi dalam
melakukan pendekatan kepada pasien. Sehingga harus di tentukan terlebih dahulu
karakteristik pengguna layanan yang meliputi 6 hal.
Hal yang pertama yaitu usia, usia yang relatif lebih muda sangat rentan
untuk pulang paksa dari rumah sakit. Hal kedua jenis kelamin, dalam studi
epidemiologi, jenis kelamin juga menjadi salah satu bagian dari karakteristik yang
memiliki pengaruh terhadap pulang paksa (Franks et al, 2006). Hal ketiga
pendidikan, tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status
sosial ekonomi. Menurut Lukito (2003), pemanfaatan masyarakat terhadap
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin mudah seseorang untuk
memahami sebuah perubahan dan manfaat sebuah perubahan, khususnya dalam
bidang kesehatan.
Hampir kejadian pulang paksa dialami oleh populasi dengan tingkat
pendidikan rendah, dan bila dibandingkan dengan pendidikan tinggi perbedaan itu
tampak nyata. Pendidikan dan sosial ekonomi menentukan kejadian pulang paksa
di rumah sakit. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku kesehatan serta membantu
mencegah penyakit (Wike, 2010 dalam Kusrini, 2012). Hal Keempat pekerjaan,
Jenis pekerjaan seseorang akan mempengaruhi tingkat pendapatan, tingkat
pendapatan juga mempunyai kontribusi yang besar dalam kejadian pulang paksa,
karena semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin leluasa untuk memilih
pelayanan kesehatan yang baik (Sutanto, 2002). Kelima yaitu suku, berbagi

5
golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan berkomunikasi, gaya hidup dan
sebagaianya yang dapat mengakibatkan pulang paksa di rumah sakit (Franks et al,
2006).
Kemudian hal yang keenam yaitu kelas perawatan, kelas perawatan
adalah tingkatan fasilitas ruangan perawatan yang dipilih pasien dengan
disesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki, semakin baik fasilitasnya maka
nilai nominal yang dikeluarkan semakin tinggi dan semakin tinggi pula terjadinya
pulang paksa (Franks et al, 2006). Dengan mengetahui karakteristik demografi
pasien maka dapat menunjukkan tingkat keinginan, persepsi dan kebutuhan
pasien. Sehingga dalam menentukan kebutuhan pasien bukan hanya karakteristik
dari pasien saja yang dilihat, tetapi banyakfaktor yang berhubungan dengan
keputusan pasien dalam memanfaatkan jasa pelayanan di rumah sakit. Kotler
(2002) menjelaskan bahwa keputusan konsumen dalam memilih, memakai, dan
memanfaatkan jasa pelayanan serta memuaskan kebutuhan mereka merupakan
hasil dari rangsangan yang berasal dari luar dirinya dan diolah dalam diri
konsumen tersebut.
1.2 Rumusan Masalah :
1. Apakah pengertian Pulang paksa
2. Apakah Tujuan dari tindakan Pulang paksa
3. Apa saja factor yang melatarbelakangi pasien Pulang paksa
4. Bagaimana alur system pasien rawat inap Pulang paksa
1.3 Tujuan Makalah :
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pulang paksa
2. Untuk mengetahui tujuan tindakan Pulang paksa
3. Untuk mengetahui apa saja Faktor yang melatarbelakangi pasien
Pulang paksa
4. Untuk mengetahui alur system pasien rawat inap Pulang paksa

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pulang paksa

Pulang paksa merupakan tanda adanya ketidakpuasan pasien terhadap


pelayanan rumah sakit. Menurut Imbalo (2007) kepuasan pasien diukur dengan
indikator akses pelayanan kesehatan, kepuasan mutu layanan kesehatan, proses
layanan kesehatan dan sistem layanan kesehatan. Pengukuran tingkat kepuasan
psien mutlak di perlukan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan.
Melalui pengukuran tersebut, dapat di ketahui sejauh mana mutu layanan yang
telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien. Namun adakalanya
layanan yang diterima tidak sesuai dengan harapan pasien, hal ini menyebabkan
pasien merasa tidak puas akhirnya memutuskan untuk menghakiri pengobatan
terhadap dirinya dan pasien pulang sebelum selesai masa pengobatannya, ini
dikenal sebagai pulang atas permintaan sendiri (PAPS) atau pulang paksa.

2.2 Tujuan tindakan pulang paksa


Sebagai acuan memulangkan klien yang ingin pulang atas permintaan
klien atau keluarga klien yang disertai dengan form APS (Atas Permintaan
Sendiri) yang ditanda tangani klien atau keluarga klien.

2.3 Faktor yang melatarbelakangi pasien pulang paksa


Penelitian yang dilakukan oleh Hari Purwanto (2007), faktor-faktor yang
melatarbelakangi klien pulang paksa :
a. Factor promotion (40%) dengan kategori penjelasan yang diberikan
kurang/tidak dimengerti klien,
b. faktor proses (30%) dengan kategori prosedur dan penanganan membuat
klien tidak nyaman,
c. faktor price (23%) dengan kategori harga yang tidak sesuai dengan daya
beli klien,
d. faktor place (16%) dengan kategori jarak RS dengan rumah klien
membutuhkan biaya transport yang banyak,
e. faktor product (10%) dengan kategori penanganan yang diberikan tidak
mengatasi keluhan,
f. faktor people (6,6%) dengan kategori pendekatan terhadap klien tidak
dilakukan.

7
2.4 Alur system pasien rawat inap pulang paksa
ALUR SISTEM PASIEN RAWAT INAP PULANG PAKSA
PASIEN RANAP PULANG PAKSA

PERAWAT LAPOR DOKTER JAGA

DOKTER JAGA KONSUL DOKTER


SPESIALIS→MEMO BLPL
DITANDATANGANI DR JAGA, DOKTER
JAGA MENULIS LAPOR PASIEN PULPAK

PERAWAT: DOKUMEN KELUARGA MENGURUS


PULANG PAKSA ADMNISTRASI
TANDATANGAN KELUARGA
PASIEN

BUKTI TANDA LUNAS DISERAHKAN KE


PERAWAT

TINDAKAN KEPERAWATAN:
 LEPAS INFUS
 SURAT KONTROL/
SURAT SAKIT
 OBAT PULANG

PASIEN DIANTAR SAMPAI


PINTU KELUAR DENGAN KURSI
RODA

8
PASIEN PULANG DENGAN PASIEN PULANG DENGAN
KENDARAAN SENDIRI AMBULANCE
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pulang paksa merupakan tanda adanya ketidakpuasan pasien terhadap


pelayanan rumah sakit. Namun adakalanya layanan yang diterima tidak sesuai
dengan harapan pasien, hal ini menyebabkan pasien merasa tidak puas akhirnya
memutuskan untuk menghakiri pengobatan terhadap dirinya dan pasien pulang
sebelum selesai masa pengobatannya, ini dikenal sebagai pulang atas permintaan
sendiri (PAPS) atau pulang paksa. Tujuannya Sebagai acuan memulangkan klien
yang ingin pulang atas permintaan klien atau keluarga klien yang disertai dengan
form APS (Atas Permintaan Sendiri) yang ditanda tangani klien atau keluarga
klien.

3.2 Saran

Adapun saran dari penulis sekiranya hendaknya senantiasa


mengembangkan keilmuannya terkait dengan konsep-konsep APS yang mana
APS merupakan salah satu indicator mutu yang dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan keperawatan

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Erdi, (2013). Pengaruh Kepuasan Atas Kualitas Pelayanan Kesehatan


dan Tarif Rumah Sakit Terhadap Pasien Pulang Paksa. Sumedang:
Universitas Padjajaran.

Lubis dan Simanjorang, 2018. Faktor yang mempengaruhi kejadian pulang atas
permintaan sendiri ( PAPS) pada pasien rawat inap di RSU Madani Kota
Medan

Menap, (2009). Analisis alasan pasien pulang paksa (Discharge Against Medical
Advice) di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah. Yogyakarta
Universitas Gadjah Mada.

10

You might also like