You are on page 1of 175

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

KEUANGAN PERBANKAN

OLEH:
HERIANA (301301191160211)
MURNITASARI (301301191160212)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JAMBATAN BULAN

TIMIKA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur ke hadirat Allah yang maha kuasa, atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas

“Akuntansi Keuangan 2” program studi ekonomi pembangunan (konsentrasi

ekonomi perbankan).

Dalam penyusunan tugas ini penulis banyak mendapat bantuan baik tenaga

maupun pikiran dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa

mengharapkan saran dan kiritikan yang sifatnya membangun guna

penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat

bagi seluruh pembaca terutama bagi penulis sendiri.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Soppeng, Tahun 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR......................................... 1

1.1 Pengertian Kewajiban Lancar................................................... 1

1.2 Jenis-Jenis Kewajiban Lancar................................................... 1

1.3 Penyajian Kewajiban Lancar Dalam Laporan Keuangan......... 5

1.4 Soal Pilihan Ganda.................................................................... 6

1.5 Soal Essai.................................................................................. 9

BAB II AKUNTANSI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG...................... 17

2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang..................................... 17

2.2 Prosedur Akuntansi Untuk Utang Obligasi............................... 18

2.3 Prosedur Akuntansi Untuk Wesel Bayar Jangka Panjang......... 28

2.4 Akuntansi Unruk Retrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah.. 30

2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang Dalam Laporan Keuangan

................................................................................................... 34

2.6 Soal Pilihan Ganda.................................................................... 35

2.7 Soal Essai.................................................................................. 39

BAB III MODAL DISETOR LABA DITAHAN DAN DEVIDEN.............. 46

3.1 Pengertian Modal Disetor......................................................... 46

3.2 Jenis-Jenis Saham...................................................................... 47

iii
3.3 Pencatatan Modal Saham.......................................................... 51

3.4 Pembatalan Pesanan Saham...................................................... 52

3.5 Penjualan Saham Secara Lumpsum.......................................... 53

3.6 Saham Untuk Akuisisi Perusahaan........................................... 54

3.7 Laba Ditahan............................................................................. 55

3.8 Deviden..................................................................................... 56

3.9 Soal Pilihan Ganda.................................................................... 62

3.10 Soal Essai................................................................................ 67

BAB IV AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN........................................ 73

4.1 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21...................................... 73

4.2 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 22...................................... 75

4.3 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23...................................... 76

4.4 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 24...................................... 77

4.5 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 4 (2).................................. 78

4.6 Pajak Dalam Laporan Keuangan............................................... 80

4.7 Akuntansi Pajak Penghasilan.................................................... 80

4.8 Soal Pilihan Ganda.................................................................... 84

4.9 Soal Essai.................................................................................. 90

BAB V INVESTASI (UTANG & MODAL)................................................ 97

5.1 Pengertian Investasi.................................................................. 97

5.2 Jenis-Jenis Investasi.................................................................. 98

5.3 Investasi Dalam Sekuritas Utang.............................................. 99

5.4 Investasi Dalam Sekuritas Ekuitas............................................101

iv
5.5 Penyajian Investasi di Neraca...................................................104

5.6 Soal Pilihan Ganda....................................................................104

5.7 Soal Essai..................................................................................108

BAB VI PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN....114

6.1 Perubahan Metode Akuntansi...................................................114

6.2 Koreksi Kesalahan....................................................................120

6.3 Jenis-Jenis Kesalahan................................................................122

6.4 Jurnal Koreksi...........................................................................123

6.5 Soal Pilihan Ganda....................................................................124

6.6 Soal Essai..................................................................................128

BAB VII AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING).......................136

7.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)...................................136

7.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing...............................137

7.3 Penggolongan Perusahaan Leasing...........................................139

7.4 Pembayaran Sewa Guna Usaha.................................................141

7.5 Manfaat Sewa Guna Usaha.......................................................142

7.6 Soal Pilihan Ganda....................................................................146

7.7 Soal Essai..................................................................................150

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................155

v
BAB I

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR

1.1 Pengertian Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus diselesaikan atau

dibayar dalam waktu satu periode siklus akuntansi atau dalam waktu satu

tahun. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang

likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya

yang ada, yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan

kewajiban lancar lain. Sedangkan yang dimaksud dengan siklus operasi

adalah periode waktu yang diperlukan antara akuisisi barang dan jasa yang

terlibat dalam proses manufaktur serta realisasi kas akhir yang dihasilkan dari

penjualan dan penagihan selanjutnya.

1.2 Jenis-Jenis Kewajiban Lancar

Terdapat banyak jenis kewajiban atau utang lancar, diantaranya adalah

utang dagang atau utang usaha, utang wesel, utang pajak penghasilan, bagian

utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode sekarang, utang

deviden, kewajiban kontingensi dan lain-lain. Berikut penjelasan mengenai

jenis-jenis kewajiban lancar.

a. Utang dagang atau utang usaha (account payable)

Utang dagang atau utang usaha (account payable atau trade account

payable) adalah utang yang timbul sebagai akibat adanya pembelian

1
2

barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Pembelian secara kredit

adalah pembelian yang mempunyai kesenjangan waktu antara penerimaan

barang atau jasa dengan pembayarannya, dimana penerimaan barang atau

jasa tersebut mendahului pembayarannya.

Untuk pembelian secara kredit biasanya pihak penjual mencantumkan

syarat penjualan atau syarat pembelian. Syarat penjualan ini biasanya

dicantumkan dalam faktur penjualan misalnya n/30 (n adalah singkatan

dari netto). Syarat penjualan seperti ini berarti bahwa harga faktur (jumlah

yang tertera dalam faktur) harus dibayar dalamjangka waktu 30 hari sejak

tanggal faktur. Cara lain adalah n.10/EOM (EOM adalah singkatan dari

end of month) yang berarti bahwa faktur harus dibayar dalam jangka

waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tercantum

dalam faktur.

b. Utang wesel (notes payable)

Utang wesel adalah kewajiban yang didukung dengan janji tertulis atau

promes. Dari sisi perusahaan yang berutang janji tertulis ini disebut

dengan wesel bayar, sebaliknya dari sisi perusahaan yang berpiutang janji

tertulis ini disebut dengan wesel tagih. Jangka waktu wesel ini

berbedabeda untuk setiap perusahaan. Apabila jangka waktu kurang dari

satu tahun maka wesel dikelompokkan sebagai kewajiban/utang lancar.

Terdapat dua jenis wesel yaitu wesel berbunga dan wesel tidak berbunga.

Untuk wesel berbunga berarti pemegang wesel bayar akan dikenai bunga
3

sebesar yang tercantum dalam wesel, sebaliknya untuk wesel tidal

berbunga, pemegang wesel bayar tidak akan dikenai bunga.

c. Utang pajak penjualan (sales taxes payable)

Pajak penjualan (PPN Keluaran) merupakan pajak penjualan atau pajak

pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan atas barang-barang yang dijual

perusahaan. Perusahaan (penjual) memungut pajak tersebut dari pembeli

yang selajutnya harus menyetor hasill pemungutannya ke kas negara.

Pajak yang dipungut sebesar tarif yang telah ditetapkan Negara dan

dipungut sebesar persentase tertentu dari nilai penjualannya.

Pemungutan ini menimbulkan utang pajak penjualan bagi perusahaan yang

memungutnya karena timbulnya kewajiban bagi perusahaan untuk

menyetorkan hasil pungutannya ke kas negara

d. Utang pajak penghasilan (Income taxes payable)

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan pada

penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak badan dengan tarip tertentu

pada akhir periode fiskal. Jumlah pajak yang terhitung sesuai dengan

peraturan perpajakan harus segera dibayarkan ke kas negara. Bila

perusahaan tidak segera membayar pajak pada akhir periode akuntansi

(periode pelaporan keuangan) maka pajanya menjadi pajak terutang dan

harus dilaporkan dalam laporan keuangan.

Pajak penghasilan karyawan merupakan pajak yang dikenakan pada

seorang karyawan yang memiliki penghasilan dari perusahaan. Pajak ini

bisa dipungut perusahaan dari karyawannya. Selanjutnya perusahaan kan


4

menyetorkan hasil pemungutan ini kepada kas negara. Prosedur dan jurnal

pencatannya hampir sama dengan pajak penjualan.

e. Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode sekarang

(current maturities of long term debt)

Utang ini timbul karena terdapat utang jangka panjang perusahaan yang

akan jatuh tempo pada periode sekarang. Contoh utang dari jenis ini adalah

bagian dari obligasi, wesel bayar jangka panjang dan utang jangka panjang

lain yang jatuh tempo dalam tahun ini (tahun pelaporan).

Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam masa berjalan tidak boleh

dimasukkan sebagai kewajiban jika :

1. Akan dilunasi dengan aset yang sudah dicadangkan untuk tujuan ini

2. Akan didanakan kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan utang baru.

3. Akan dikonversikan menjadi modal saham.

f. Utang deviden (dividends payable)

Utang dividen adalah jumlah yang terutang oleh perseroan kepada para

pemegang sahamnya sebagai hasil dari diotorisasikannya pembagian

dividen oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam proses

pembagian dividen ini terdapat tiga tanggal yang berpengaruh terhadap

pencatatan akuntansi, yaitu:

1. Tanggal pengumuman atau tanggal disahkannya dan diumumkannya

pembagian dividen,

2. Tanggal pendaftaran saham bagi pemegang saham,

3. Tanggal pembayaran dividen oleh perusahaan kepada pemegang saham.


5

g. Kewajiban kontingensi dll.

Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban yang tergantung pada terjadinya

atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian masa depan untuk

memastikan jumlah kewajiban atau utang yang harus diselesaikan, Contoh

kewajiban kontinjensi adalah biaya garansi dan jaminan dll.

1.3 Penyajian Kewajiban Lancar Dalam Laporan Keuangan

CV ABADI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012
AKTIVA KEWAJIBAN dan EKUITAS
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas Utang dagang
Piutang Utang wesel
Persediaan PPN Keluaran
Investasi Jangka Pendek Utang Deviden
Taksiran Kewajiban Menurut Jaminan
Total Aktiva Lancar Total Kewajiban Lancar
Aktiva Tetap Kewajiban Jangka Panjang
Tanah Utang Obligasi
Gedung Agio (Disagio)
Akumulasi peny. Gedung Total Kewajiban Jangka Panjang
Peralatan EKUITAS
Akumulasi peny.Peralatan Modal Saham
Kendaraan Agio (Disagio)
Akumulasi peny. Kendaraan Laba ditahan
Total Aktiva Tetap Total Ekuitas
Total Aktiva Total Kewajiban dan Ekuitas
6

1.4 Soal Pilihan Ganda

1. Utang yang timbul karena adanya janji tertulis untuk membayar

merupakan definisi dari …

a. Utang Pajak

b. Utang Deviden

c. Utang Wesel

d. Utang Usaha

Jawaban: C

2. Kewajiban yang harus diselesaikan atau dibayar dalam waktu satu

periode siklus akuntansi atau dalam waktu satu tahun disebut…

a. Utang Obligasi

b. Utang Hipotek

c. Utang Jangka Panjang

d. Utang Jangka Pendek

Jawaban: D

3. Mengapa utang listrik, utang air, dan utang telpon dikelompokkan ke

dalam utang jangka pendek?

a. Karena utang-utang tersebut pembayarannya kurang dari 1 tahun

b. Karena utang-utang tersebut merupakan utang internal perusahaan

c. Karena utang-utang tersebut pembayarannya lebih dari 1 tahun

d. Karena utang-utang tersebut merupakan utang external perusahaan

Jawaban: A
7

4. Bagian laba pemegang saham yang sudah diumumkan akan dibayarkan

merupakan pengertian dari .....

a. Utang Obligasi

b. Sewa Dibayar Dimuka

c. Utang Deviden

d. Utang Pajak

Jawaban: C

5. Berikut yang termasuk dalam akun utang jangka pendek adalah ....

a. Asuransi dibayar dimuka

b. Iklan dibayar dimuka

c. Sewa dibayar dimuka

d. Sewa diterima dimuka

Jawaban: D

6. Apabila dalam wesel dicantumkan janji pembayar bunga, wesel yang

dicantumkan adalah ....

a. Obligasi

b. Hipotek

c. Wesel Berbunga

d. Wesel tidak berbunga

Jawaban: C

7. Berikut dalam proses pembagian dividen tanggal yang tidak berpengaruh

terhadap pencatatan akuntansi adalah…


8

a. Tanggal pengumuman atau tanggal disahkannya dan diumumkannya

pembagian dividen.

b. Tanggal pendaftaran saham bagi pemegang saham.

c. Tanggal pembayaran dividen .

d. Tanggal penjualan saham.

Jawaban: D

8. Mengapa terdapat utang jangka panjang yang termasuk dalam kewajiban

lancar?

a. Karena utang tersebut akan jatuh tempo pada periode selanjutnya.

b. Karena utang tersebut pembayarannya lebih dari 1 tahun.

c. Karena utang tersebut pembayarannya tepat 1 tahun.

d. Karena utang tersebut akan jatuh tempo pada periode sekarang.

Jawaban: D

9. Nama lain dari utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode

sekarang adalah…

a. current maturities of long term debt

b. current maturities of short term debt

c. long term debt

d. long term liabilities

Jawaban: A

10. Mengapa pada tanggal pencatatan deviden perusahaan tidak melakukan

penjurnalan?

a. Karena perusahaan belum membayar dividen.


9

b. Karena pada tanggal pencatatan, perusahaan hanya melakukan

pendaftaran saham-saham oleh pemegangnya, yang akan digunakan

sebagai dasar pembayaran dividen.

c. Karena perusahaan mengakui akan membayar dividen di masa yang

akan datang.

d. Karena perusahaan akan melakukan penjurnalan saat akhir periode.

Jawaban: B

1.5 Soal Esai

1. Pada tanggal 1 Nopember 2019 PT. Kenangan membeli peralatan secara

kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30. Buatlah jurnal

yang diperlukan atas transaksi tersebut.

Jawaban:

Jurnal saat transaksi pembelian:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Nov-19 Persediaan 20,000,000
Utang dagang 20,000,000

Jurnal saat pelunasan pada masa potongan:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


10-Nov-19 Utang dagang 20,000,000
Kas 19,600,000
Potongan Pembelian 400,000

Jurnal saat pelunasan setelah masa potongan:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


28-Nov-19 Utang dagang 20,000,000
Kas 20,000,000
10

2. Pada tanggal 1 April 2012 PT Domino memperoleh kredit sebesar

Rp50.000.000 dari Bank Pembangunan Nusantara dengan jangka waktu

pinjaman selama 3 bulan. Sedangkan suku bunga pinjaman yang

dibebankan adalah 2% per bulan, dimana bunga dibayarkan secara bulanan

setiap awal bulan. Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksi tersebut.

Jawaban:

Jurnal saat penerimaan kredit dari Bank:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Apr-12 Kas 50,000,000
Utang Bank 50,000,000

Jurnal saat pembayaran beban bunga per bulan:

Beban bunga = Hutang bank x suku bunga per bulan x jangka waktu

Beban bunga = 50.000.000 x 2% x 1 bulan

Beban bunga = 1.000.000

1. Beban bunga bulan Mei

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-May-12 Beban bunga 1,000,000
Kas 1,000,000

2. Beban bunga bulan Juni

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jun-12 Beban bunga 1,000,000
Kas 1,000,000

3. Beban bunga bulan Juli


11

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jul-12 Beban bunga 1,000,000
Kas 1,000,000

Jurnal saat pelunasan hutang Bank:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jul-12 Utang Bank 50,000,000
Kas 50,000,000

3. PT. Kenanga pada 1 Oktober 2013 menerima utang dari Bank Permata

sebesar Rp100.000.000 dipotong provisi 4%. Tingkat suku bunga sebesar

15%. Bunga dan pokok dibayar saat jatuh tempo. Hitung Effective interest

rate = 19,79%. Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksi tersebut.

Jawaban:

Jurnal saat penerimaan kredit dari Bank:


Date Keterangan Ref Debit Kredit
1-Oct-13 Kas 96,000,000
Utang Bank 96,000,000

Jurnal saat pembayaran beban bunga:


Date Keterangan Ref Debit Kredit
31-Dec-13 Beban bunga 4,750,000
Utang bunga 4,750,000

Jurnal saat pelunasan hutang Bank:


Date Keterangan Ref Debit Kredit
1-Oct-14 Beban bunga 14,250,000
Utang bunga 4,750,000
Utang Bank 96,000,000
Kas 115,000,000
12

4. Pada tanggal 12 Mei 2012, PT Domino (distributor DVD player) menjual

50 unit DVD player dengan harga Rp 400.000 per unit. Atas penjualan

tersebut, konsumennya dibebani PPN sebesar 10%. Buatlah jurnal untuk

transaksi tersebut.

Jawaban:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


12-May-12 Kas 22,000,000
Penjualan 20,000,000
Hutang PPN 2,000,000

5. Pada tanggal 1 Januari 2011 PT ABC menyewakan gudang kepada PT

XYZ sebesar Rp 2.000.000 untuk masa 2 tahun. Pada tanggal 31

Desember 2011 PT ABC menerima pembayaran sewa gudang untuk 1

tahun (1 Januari 2011 s/d 31 Desember 2011) dari PT XYZ sebesar

Rp1.000.000. Buatlah jurnal pencatatannya!

Jawaban:

a. Pendekatan Neraca

Mencatat sewa diterima dimuka untuk 2 tahun

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-11 Kas 2,000,000
Sewa diterima dimuka 2,000,000

Mencatat pendapatan sewa untuk 1 tahun

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-11 Sewa diterima dimuka 1,000,000
Pendapatan Sewa 1,000,000
13

b. Pendekatan Laba Rugi

Mencatat sewa diterima dimuka untuk 2 tahun

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-11 Kas 2,000,000
Pendapatan Sewa 2,000,000

Mencatat pendapatan sewa untuk 1 tahun

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-11 Pendapatan Sewa 1,000,000
Sewa diterima dimuka 1,000,000
14

6. Pada tanggal 31 Maret 2011 PT Delima mencatat pembayaran beban gaji

10 karyawan perusahaan untuk bulan Maret yang masing-masing sebesar

Rp 1.000.000. Hutang gaji ini dibayarkan pada tanggal 1 April 2011 secara

tunai. Buatlah jurnal untuk transaksi tersebut.

Jawaban:

Jurnal utang gaji karyawan


Date Keterangan Ref Debit Kredit
31-Mar-11 Beban Gaji 10,000,000
Utang Gaji 10,000,000

Jurnal kas keluar untuk pembayaran beban gaji


Date Keterangan Ref Debit Kredit
1-Apr-11 Utang Gaji 10,000,000
Kas 10,000,000

7. Pada tanggal 1 Maret 2011 PT ABC menjual 1 tabung gas Elpiji 12 kg

seharga Rp 70.000 dengan jaminan tabung gas Rp 350.000. Buatlah jurnal

untuk mencatat transaksi tersebut.

Jawaban:

Jurnal untuk mencatat transaksi secara tunai

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Mar-11 Kas 420,000
Penjualan Gas Elpiji 70,000
Utang Jaminan Tabung Gas Elpiji 350,000
15

Jurnal untuk mencatat transaksi secara kredit

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Mar-11 Piutang Dagang 420,000
Penjualan Gas Elpiji 70,000
Utang Jaminan Tabung Gas Elpiji 350,000

8. PT ABC adalah produsen kulkas dan selama tahun 2011 telah menjual

produknya dengan memberikan garansi servis kepada pembelinya untuk

menanggung biaya perbaikan cacat atau kerusakan setelah tanggal

penjualan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan PT ABC pada tanggal

31 Desember 2011, taksiran biaya garansi servis yang mungkin akan

terjadi pada tahun 2012 untuk produk terjual yang cacat ringan adalah Rp

100.000.000 dan yang cacat berat adalah Rp 300.000.000. Berdasarkan

data historis dan ekspektasi probabilitas kecacatan diindikasikan bahwa

75% produk terjual tidak cacat/ rusak, 20% cacat ringan, dan 5% cacat

berat. Buatlah jurnal untuk mencatat pengakuan hutang diestimasi garansi

servis tersebut!

Jawaban:

Hutang disetimasi garansi servis kulkas

= (0,75 x Rp 0) + (0,20 x Rp 100.000.000) + (0,05 x Rp 300.000.000)


16

= Rp 0 + Rp 20.000.000 + Rp 15.000.000

= Rp 35.000.000

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-11 Beban Garansi Servis Kulkas 35,000,000
Utang diestimasi garansi servis kulkas 35,000,000

9. Pada tanggal 31 Desember 2016 RUPS suatu perusahaan mengumumkan

pembagian dividen kas sebesar Rp 50.000.000,00. diumumkan juga bahwa

pencatatan saham dilakukan tanggal 10 Januari 2007 sedangkan dividen

tersebut dibayar tanggal 1 Februari 2017. Buatlah jurnal untuk transaksi

tersebut.

Jawaban:

a. Pada Tanggal Pengumuman

Pada tanggal ini mulai timbulnya utang dividen, karena perusahaan

mengakui akan membayar dividen di masa yang akan datang. Jurnal

yang dibuat adalah sebagai berikut:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-16 Laba Ditahan 50,000,000
Utang Deviden 50,000,000

b. Pada tanggal Pencatatan


17

Pada tanggal ini (10 Januari 2017) perusahaan tidak melakukan

penjurnalan, karena pada tanggal ini perusahaan hanya melakukan

pendaftaran saham-saham oleh pemegangnya, yang akan digunakan

sebagai dasar pembayaran dividen.

c. Pada tanggal pembayaran

Pada tanggal ini perusahaan melakukan pembayaran dividen terutang

sesuai dengan jumlah saham yang tercatat/terdaftar sebelumnya. Jurnal

yang dibuat oleh perusahaan untuk mencatat pembayaran dividen ini

adalah:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Feb-17 Utang Deviden 50,000,000
Kas 50,000,000
18

10. Pada tanggal 1 Januari 2017 PT A menjual 100 unit mesin fotokopi

dengan harga per unit @ Rp 15.000.000,00. Setiap mesin mendapat

jaminan satu tahun. Pada tanggal 31 Desember 2017 perusahaan

memperkirakan biaya jaminan untuk tahun 2018 sebesar

Rp25.000.000,00. Buatlah jurnal untuk transaksi tersebut.

Jawaban:

a. Jurnal pada saat penjualan secara tunai:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-17 Kas 1,500,000
Penjualan 1,500,000

b. Jurnal pada saat penjualan secara kredit:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-17 Piutang Dagang 1,500,000
Penjualan 1,500,000

c. Jurnal pada saat pengakuan timbulnya biaya jaminan:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-17 Beban Jaminan 25,000,000
Taksiran Kewajiban Menurut Jaminan 25,000,000
19

Akun taksiran Kewajiban Menurut Jaminan ini dikelompokkan sebagai

kewajiban lancar. Akun inilah yang disebut dengan kewajiban

kontijensi.
BAB II

AKUNTANSI KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

2.1 Pengertian Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban Jangka panjang adalah kewajiban yang periode

pelunasannya lebih dari satu tahun. Hutang Jangka Panjang adalah semua

kewajiban perusahaan yang jatuh temponya ebih dari satu periode akuntansi,

yang akan dilunasi dengan menggunakan sumber-sumber yang bukan

digolongkan sebagai aktiva lancar.

Utang jangka panjang timbul karena adanya kebutuhan dana untuk

pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen,

membeli perusahaan lain atau dimungkinkan untuk melunasi utang-utang

yang lain. Hutang jangka panjang ini, umumnya dibutuhkan oleh perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan dana dalam merealisasikan rencana-rencana

strategis perusahaan, misalnya; penambahan modal kerja permanent,

pembelian mesin-mesin atau aktiva tetap baru, perluasan pabrik, akuisisi,

afiliasi, pelunasan hutang jangka panjang lain yang segera jatuh tempo, dll.

Jenis utang jangka panjang diantaranya adalah utang obligasi, utang

wesel jangka panjang, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi,

utang kredit bank jangka panjang dan Iain-lain.

20
21

Jenis kewajiban jangka panjang yang akan dibahas dalam materi ini

seperti di buku Haryono Jusup yaitu:

a. Wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang dan

konsepnya sama dengan wesel jangka pendek, hanya periode waktunya

lebih dari satu tahun.

b. Obligasi merupakan bukti bahwa yang menerbitkan obligasi tersebut

mempunyai hutang kepada pemegang obligasi/pembeli obligasi. Obligasi

juga disertai surat janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok

pinjaman (sering disebut nilai nominal atau nilai pari). Nilai nominal/nilai

pari dan tingkat bunga obligasi dicantumkan pada surat obligasi. Bunga

obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan persentase bunga terhadap

nilai nominal/nilai pari.

2.2 Prosedur Akuntansi untuk Utang Obligasi

2.2.1 Penerbitan Obligasi

Tujuan utama penerbitan obligasi adalah untuk meminjam dalam

jangka panjang, apabila jumlah modal yang diperlukan terlalu besar

untuk disediakan oleh satu pemberi pinjaman. Seluruh obligasi yang

diterbitkan perusahaan, dapat dijual kepada bank investasi yang

bertindak sebagai agen penjualan dalam proses pemasaran obligasi.

Selain itu, perusahaan penerbit juga dapat secara langsung menjual

obligasinya kepada instansi lain.


22

Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture

obligasi (bond indenture) dan merupakan janji untuk membayar :

a. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo,

ditambah.

b. Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo

(nilai nominal).

a) Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai

nilai nominal.

b) Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah

tahunan.

2.2.2 Jenis-Jenis Obligasi

a. Obligasi berdasarkan jaminan

 Obligasi berjamin (secured bond) didukung oleh janji beberapa

orang penjamin.

Contoh: obligasi hipotik dijamin oleh klaim atas real estat,

obligasi perwalian kolateral dijamin oleh saham dan obligasi

korporasi lain.

 Obligasi tanpa jaminan (unsecured bond) tidak didukung

dengan jaminan.

Contoh: Debenture Bond, Junk Bond

b. Obligasi berdasarkan waktu jatuh tempo yaitu obligasi berjangka,

obligasi berseri, obligasi yang dapat ditebus


23

 Obligasi berjangka adalah obligasi yang diterbitkan dengan satu

tanggal jatuh tempo

 Obligasi berseri (serial bond) adalah obligasi yang diterbitkan

dengan memiliki beberapa tanggal jatuh tempo (serangkaian

pembayaran angsuran).

 Obligasi yang dapat ditebus adalah obligasi yang diterbitkan

dengan memiliki hak untuk menebus dan menarik obligasi

tersebut sebelum jatuh tempo.

c. Obligasi Konvertibel, Obligasi yang didukung komoditas, dan

dengan diskonto besar

 Obligasi konvertibel (convertible bonds) adalah obligasi yang

dapat dikonversi menjadi sekuritas lain milik korporasi dalam

jangka waktu tertentu setelah penerbitannya.

 Obligasi yang didukung dengan komoditas dapat ditebus dengan

ukuran komoditas seperti minyak dalam barel, batubara dalam

ton, dll

 Obligasi dengan diskonto besar obligasi yang dijual pada

diskonto yang memberikan total pembayaran bunga pada saat

jatuh tempo kepada pembelinya.

d. Obligasi berdasarkan bentuk

 Obligasi terdaftar atauu obligasi atas nama (registered bond)

adalah obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik dan


24

mensyaratkan penyerahan sertifikat serta penerbitan sertifikat

baru untuk menyelesaikan penjualan.

 Obligasi atas unjuk (beaner / coupon bond) adalah obligasi yang

diterbitkan tanpa nama pemilik dan dapat ditransfer dari satu

pemilik ke pemilik lain cukup dengan penyerahan.

e. Obligasi laba dan Obigasi Pendapatan

 Obligasi laba adalah obligasi tanpa pembayaran bunga kecuali

perusahaan penerbit mendapatkan laba.

 Obligasi Pendapatan adalah obligasi yang memberikan bunga

bersumber dari pendapatan tertentu, missal Bandar udara,

otoritas jalan tol, dll.

2.2.3 Penilaian Utang Obligasi

Tahapan penerbitan obligasi dan pemsarannya adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan penerbit harus mendapatkan para penanggung

(underwriter) yang akan membantu memasarkan dan menjual

obligasinya.

b. Persetujuan Securities Exchange Comission

c. Audit

d. Penerbitan prospektus (dokumen yang menjelaskan tentang fitur

obligasi dan informasi keuangan)

e. Pencetakan sertifikat obligasi


25

Harga Jual obligasi ditetapkan berdasarkan penawaran dan permintaan

dari pembeli serta penjual, risiko relatif, kondisi pasar dan keadaan

perekonomian.

Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi :

a. Nilai Nominal : yaitu nilai yang tercantum (tercetak) pada surat

obligasi. Nilai tersebut menunjukkan jumlah rupiah yang akan

dilunasi pada tanggal jatuh tempo obligasi tersebut.

b. Tanggal Jatuh : adalah tanggal obligasi yang bersangkutan akan

dilunasi.

c. Bunga Obligasi : adalah bunga per tahun yang akan dibayar kapada

pemegang obligasi.

d. Tanggal Bunga : adalah tanggal pembayaran bunga obligasi. Pada

umumnya bunga obligasi dibayar secara setengah tahunan (setiap 6

bulan sekali). Misalkan obligasi yang mencantumkan tanggal

bunga 1/4 - 1/10, berarti bahwa bunga akan dibayar setiap tanggal 1

april dan 1 oktober.

Para investor menilai obligasi pada nilai sekarang dari arus kas

masa depan yang diharapkan, yang terdiri dari: Bunga dan Pokok.

Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga yang memberikan

nilai pengembalian atas investasi yang dapat diterima yang sebanding

dengan risiko penerbitnya.

Suku bunga yang tertulis dalam indenture obligasi dikenal

sebagai suku bunga ditetapkan, kupon atau nominal. Suku bunga ini
26

ditetapkan oleh penerbit obligasi dinyatakan sebagai persentasi nilai

nominal yang disebut nilai pari. Jika suku bunga yang digunakan oleh

pembeli berbeda dengan suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang

obligasi yang dihitung oleh pembeli akan berbeda dengan nilai

nominal obligasi. Selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang

obligasi disebut diskonto atau premi.

Apabila obligasi dijual dengan harga < nilai nominal, selisihnya

disebut Diskonto

Apabila obligasi dijual dengan harga > nilai nominal, selisihnya

disebut Premi

Suku bunga yang dihasilkan oleh pemegang obligasi (pembeli)

disebut hasil efektif (effective yield), atau suku bunga pasar. Apabila

obligasi dijual dengan diskonto, maka hasil efektifnya lebih tinggi dari

suku bunga ditetapkan. Apabila obligasi dijual dengan premi, maka

hasil efektifnya lebih rendah dari suku bunga ditetapkan.

2.2.4 Obligasi Yang Diterbitkan Dengan Nilai Pari Pada Tanggal Bunga

Apabila obligasi diterbitkan dengan nilai pari pada tanggal bunga,

maka tidak ada premi maupun diskonto yang diperhitungkan.

Contoh:

Obligasi berjangka 10 tahun dengan nilai pari $800,000, tertanggal 1

januari 2009, suku bunga 10% dibayarkan setengah tahunan setiap

tanggal 1 Januari dan 1 Juli.

Jurnal saat penerbitan:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-09 Kas $800,000
Utang Obligasi $800,000
27

Saat pembayaran bunga tahun 2009:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jul-09 Beban Bunga Obligasi $40,000
Kas $40,000

Jurnal penyesuaian untuk mencatat beban bunga 31 Desember 2001

(akhir tahun):

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-09 Beban Bunga Obligasi $40,000
Utang Bunga Obligasi $40,000

Saat pembayaran bunga:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-10 Utang Bunga Obligasi $40,000
Kas $40,000

2.2.5 Obligasi Diterbitkan Dengan Diskonto Atau Premi Pada Tanggal

Bunga
28

Jika Obligasi $ 800,000 diterbitkan tanggal 01 januari 2009, pada 97

(maksudnya adalah 97% dari nilai pari).

Jurnal yang dibuat saat penerbitan:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Jan-09 Kas $776,000
Diskon atas Utang Obligasi $24,000
Utang Obligasi $800,000

Diskonto akan diamortisasi dan dibebankan ke beban bunga selama

periode waktu obligasi tersebut beredar.

Apabila Diskonto obligasi sebesar $24,000 diamortisasi

menggunakan metode garis lurus, maka amortisasi setiap tahun :

$24,000 / 10 th = $ 2,400

Jurnal yang dibuat akhir periode adalah:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-09 Beban Bunga Obligasi $2,400
Diskon atas Utang Obligasi $2,400

Pada akhir tahun pertama 2001 saldo diskonto hutang obligasi yang

belum diamortisasi adalah ($24,000 - $2,400 =. $ 21,600)

Premi Hutang Obligasi diperhitungkan dengan cara yang sama seperti

pada Diskonto Hutang Obligasi.


29

Jika Obligasi berjangka 10 tahun dengan nilai pari $ 800,000

bertanggal dan dijual 1 Januari 2010 seharga 103, maka :

Jurnal saat penerbitan:

Keterangan Ref Debit Kredit


Kas $824,000
Utang Obligasi $800,000
Premi atas Utang Obligasi $24,000

Pada akhir 2010 dan selama tahun obligasi beredar, ayat jurnal untuk

mengamortisasi premi menurut metode garis lurus adalah

Keterangan Ref Debit Kredit


Premi atas Utang Obligasi $2,400
Beban Bunga Obligasi $2,400

Beban bunga obligasi naik dengan amortisasi diskonto dan menurun

dengan amortisasi premi.


30

2.2.6 Obligasi Diterbitkan Di Antara Tanggal Bunga

Obligasi itu akan membayar bunga obligasi yang terutang dari tanggal

pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan.

Sebenarnya pembeli obligasi membayar dimuka kepada penerbit

obligasi untuk bagian dari pembayaran bunga 6 bulan penuh yang

bukan haknya, yaitu karena belum memiliki obligasi itu selama

periode berjalan. Pembeli akan menerima pembayaran bunga 6 bulan

penuh pada tanggal pembayaran bunga setengah tahun berikutnya.

2.2.7 Metode Bunga Efektif

Salah satu metode amortisasi diskonto atau premi yang lebih disukai

adalah metode bunga efektif atau disebut juga sebagai metode

amortisasi nilai sekarang. Dalam metode ini:

a. Beban bunga obligasi dihitung pertama kali dengan mengalikan

nilai tercatat (nilai buku) obligasi pada awal periode dengan suku

bunga efektif.

b. Amortisasi diskonto dan premi obligasi kemudian ditentukan

dengan membandingkan beban bunga obligasi terhadap bunga yang

dibayarkan.

Metode bunga efektif menghasilkan beban bunga periode yang

sama dengan persentase konstan dari nilai tercatat obligasi tersebut.

Karena persentasenya adalah suku bunga efektif yang dikeluarkan

peminjam pada waktu penerbitan, maka metode bunga efektif


31

menghasilkan penandingan yang lebih baik terhadap pendapatan

daripada metode garis lurus.

2.2.8 Pelunasan Utang Obligasi

Apabila utang obligasi dilunasi pada saat jatuh tempo, maka tidak

perlu dilakukan perhitungan untung atau rugi. Setiap premi atau

diskonto atau setiap biaya penerbitan akan diamortisasi sepenuhnya

pada tanggal obligasi jatuh tempo. Akibatnya, jumlah tercatat/nilai

buku akan sama dengan nilai jatuh tempo obligasi tersebut. Tetapi,

apabila obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempo, maka ada

beberapa hal yang harus diperhitungkan. Jumlah yang dibayarkan

untuk pelunasan obligasi tersebut, mencakup:

a. Harga reakuisisi (reacquisition price)

b. Premi atau diskonto yang belum diamortisasi

c. Biaya reakuisisi

Pada saat reakuisisi, premi/diskonto/biaya penerbitan obligasi, harus

diamortisasi sampai tanggal reakuisisi.

Apabila jumlah bersih yang dicatat/nilai buku lebih besar dari harga

reakuisisi, maka selisihnya merupakan keuntungan pelunasan. Apabila

jumlah bersih yang dicatat/nilai buku lebih kecil dari harga reakuisisi,

maka selisihnya merupakan kerugian pelunasan.

Jurnal yang dibuat pada saat pelunasan meliputi:

a. Menghapus utang obligasi

b. Mencatat jumlah kas yg dibayar


32

c. Mencatat amortisasi pada periode berjalan

d. Mencatat beban bunga

e. Mengakui kerugian/keuntungan penarikan

2.3 Prosedur Akuntansi untuk Wesel Bayar Jangka Panjang

Akuntansi untuk wesel bayar dan obligasi sangat mirip. Seperti halnya

obligasi, wesel bayar juga dinilai pada nilai sekarang dari arus kas bunga dan

pokok masa depan, dimana setiap premi dan diskonto diamortisasi dengan

cara yang sama selama umur wesel tersebut.

1. Wesel Bayar Diterbitkan pada Nilai Nominal

Akuntansi untuk wesel yang diterbitkan pada nilai nominal, akan

dicatat pada nilai nominal, tanpa nilai premi ataupun diskonto. Karena,

wesel yang diterbitkan pada nilai nominal, nilai sekarang wesel akan

sama dengan nilai nominalnya.

2. Wesel Bayar Tidak Diterbitkan pada Nilai Nominal

a. Wesel Tanpa Bunga (Zero-Interest-Bearing Notes)

Apabila wesel bayar berbunga nol atau tanpa bunga, maka nilai

sekarang diukur dengan kas yang diterima. Suku bunga implisit

adalah suku bunga yang menyamakan kas yang dibayarkan dengan

jumlah yang diterima di masa yang akan datang. Sedangkan selisih

antara nilai nominal dengan nilai sekarang (kas yang diterima)

dicatat sebagai diskonto dan diamortisasi ke beban bunga selama

umur wesel tersebut.


33

b. Wesel dengan Bunga (Interest-Bearing Notes)

Akuntansi pada wesel bayar dengan kupon/bunga serupa dengan

akuntansi pada obligasi. Jika terdapat diskon atau premium, maka

jumlah tersebut diamortisasi selama umur wesel bayar dengan

menggunakan metode suku bunga efektif.

3. Wesel Bayar Dalam Situasi Khusus

Wesel yang diterbitkan untuk properti, barang, dan jasa

Ketika melakukan penukaran instrumen liabilitas dengan properti,

barang, atau jasa di dalam transaksi tawar-menawar, maka suku bunga

tercantum dianggap wajar, kecuali:

a. Tidak dicantumkan suku bunga, atau

b. Suku bunga tercantum tidak masuk akal, atau

c. Nilai nominal berbeda secara material dengan harga kas saat

transaksi untuk item serupa atau dari nilai wajar instrumen liabilitas

saat transaksi.

Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas properti,

barang, jasa, atau hak lainnya, dan belum ada pasar tersedia untuk wesel

tersebut, maka perusahaan harus memperkirakan suku bunga yang

dapat digunakan (imputation) di dalam menggunakan metode suku

bunga efektif.

Pemilihan suku bunga dipengaruhi oleh:

► Suku bunga berlaku untuk instrumen sejenis.


34

► Faktor seperti perjanjian pengikat, jaminan, jadwal pembayaran, dan

suku bunga utama.

4. Wesel Bayar Mortgage

Wesel bayar mortgage merupakan wesel dengan jaminan dokumen

yang yang menjanjikan hak untuk properti sebagai pengaman pinjaman.

a. Bentuk paling umum untuk wesel bayar.

b. Dapat dibayar penuh saat jatuh tempo atau angsuran.

c. Fixed-rate mortgage.

d. Variable-rate/floating rate/adjustable mortgages.

2.4 Akuntansi untuk Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah

Risiko bagi pihak yang memberikan pinjaman (kreditur) adalah tidak

terbayarnya dana pinjaman yang telah diberikan kepada peminjam (debitur),

dikarenakan oleh beberapa hal seperti memburuknya ekonomi debitur.

Apabila kreditur menghadapi situasi seperti ini, beberapa hal yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan utang yang bermasalah ini adalah sebagai

berikut:

2.4.1 Pengurangan

Jika pinjaman dianggap harus dikurangi, maka kerugian akibat

pengurangan (impairment) tersebut adalah selisih antara investasi dalam

pinjaman (umumnya pokok ditambah bunga akrual) dan arus kas masa

depan yang diharapkan yang didiskontokan pada suku bunga efektif

historis atas pinjaman tersebut.


35

Contoh: Tanggal 31 Desember 2010, PT Romuna menerbitkan wesel

tanpa bunga senilai $350.000, jangka waktu 5 tahun kepada PT

Nayotama. Wesel tersebut diterbitkan dengan hasil bunga tahunan

sebesar 10%. Amortisasi menggunakan metode bunga efektif. Selama

tahun 2012 usaha bisnis PT Romuna mulai memburuk, yang

mengakibatkan adanya indikasi ketidakmampuan dalam hal

mengembalikan pinjamannya kepada PT Nayotama. Setelah menelaah

bukti yang ada pada tanggal 31 Desember 2012, PT Nayotama

menentukan bahwa PT Romuna mungkin hanya dapat melunasi

$150.000 dari pokok pada saat jatuh tempo.

Jawab:
36

Cara penentuan kerugian yang dilakukan PT Nayotama akibat utang

yang tidak terbayar:

a. Menghitung nilai sekarang dari diskonto arus kas yang diharapkan

pada suku bunga efektif historis.

b. Menentukan kerugian akibat pengurangan utang (perbedaan antara

nilai sekarang arus kas masa depan yang diharapkan dan jumlah

tercatat investasi dalam pinjaman yang dicatat/nilai buku)

Kerugian akibat pengurangan adalah sebesar $150.261,62, bukan

$200.000 ($350.000 - $150.000), karena kerugian tersebut diukur pada

jumlah nilai sekarang, bukan jumlah yang belum didiskontokan pada

waktu kerugian tersebut dicatat.

2.4.2 Restrukturisasi Utang (Troubled Debt Restructuring)

Restrukturisasi utang bermasalah terjadi apabila kreditur memberikan

konsesi kepada debitur karena alasan ekonomi dan hukum yang

berhubungan dengan kesulitan keuangan debitur yang tidak akan

diberikan dalam kondisi normal.


37

Restrukturisasi utang bermasalah melibatkan satu dari dua jenis

transaksi dasar:

 Penyelesaian utang pada jumlah yang lebih kecil dan jumlah

tercatatnya

 Kelanjutan utang dengan modifikasi persyaratan

a. Penyelesaian Utang

Penyelesaian utang ini dapat dilakukan dengan cara transfer aktiva

non kas seperti real estat, piutang atau aktiva lainnya, dan pemberian

hak ekuitas. Dalam kondisi seperti ini, aktiva non kas atau hak

ekuitas yang diterima harus diperhitungkan pada nilai wajar.

b. Modifikasi (perubahan) persyaratan

Beberapa modifikasi perubahan persyaratan atas utang yang tidak

dapat dipenuhi oleh debitur dalam kondisi normal adalah sebagai

berikut:

a) Pengurangan suku bunga yang ditetapkan

b) Perpanjangan tanggal jatuh tempo dari jumlah nominal utang

c) Pengurangan nilai nominal utang

d) Pengurangan atau penangguhan setiap bunga akrual


38

2.5 Penyajian Kewajiban Jangka Panjang dalam Laporan Keuangan

CV ABADI
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012
AKTIVA KEWAJIBAN dan EKUITAS
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas Utang dagang
Piutang Utang wesel
Persediaan PPN Keluaran
Investasi Jangka Pendek Utang Deviden
Taksiran Kewajiban Menurut Jaminan
Total Aktiva Lancar Total Kewajiban Lancar
Aktiva Tetap Kewajiban Jangka Panjang
Tanah Utang Obligasi
Gedung Agio (Disagio)
Akumulasi peny. Gedung Total Kewajiban Jangka Panjang
Peralatan EKUITAS
Akumulasi peny.Peralatan Modal Saham
Kendaraan Agio (Disagio)
Akumulasi peny. Kendaraan Laba ditahan
Total Aktiva Tetap Total Ekuitas
Total Aktiva Total Kewajiban dan Ekuitas
39

2.6 Soal Pilihan Ganda

1. Ketika metode bunga efektif (effective interest method) digunakan untuk

amortisasi bond premium atau diskon , amortisasi periodiknya akan …

A. Meningkat jika obligasi tersebut diterbitkan dengan harga diskon

B. Menurun jika obligasi tersebut diterbitkan pada harga premium

C. Meningkat jika obligasi tersebut diterbitkan pada harga premium

D. Meningkat jika obligasi tersebut diterbitkan baik di diskon atau pada

premium

Jawaban: D

2. Tingkat suku bunga yang benar-benar diterima oleh pemegang obligasi

disebut …

A. Stated rate.

B. Yield rate.

C. Effective rate.

D. Effective yield atau market rate.

Jawaban: D

3. Sebuah diskon pada wesel bayar (notes payable ) dibebankan pada beban

bunga….

A. Sama rata sepanjang umur catatan

B. Hanya pada tahun catatan dikeluarkan

C. Menggunakan metode bunga efektif (effective interest method )

D. Hanya pada tahun catatan jatuh tempo

Jawaban: C
40

4. Istilah yang digunakan untuk obligasi yang tidak dijamin untuk principal

(pokok) nya adalah …

A. Junk bonds.

B. Debenture bonds.

C. Indebenture bonds.

D. Callable bonds.

Jawaban: B

5. Berikut yang merupakan kerugian apabila mengeluarkan obligasi

yaitu…..

A. Biaya bunga akan menjadi beban tetap bagi perusahaan pertahunnya.

B. Pemegang obligasi (bondholders) tidak dapat mengatur jalannya

perusahaan

C. Biaya bunga yang dikeluarkan relatif lebih kecil dari bunga saham

D. EPS lebih tinggi dibandingkan apabila perusahaan mengeluarkan

saham.

Jawaban: A

6. Bank Rakyakirti menerbitkan bonds sebesar Rp10. 000.000.000 untuk 10

tahun dengan bunga 9 % pada tanggal 1 Maret 2010 pada 97 ditambah

bunga yang masih harus dibayar (97 plus accrued interest). Obligasi

tersebut tertanggal 1 Januari 2010, dan membayar bunga pada tanggal 30

Juni dan 31 Desember. Berapa total kas yang diterima pada tanggal

penerbitan ?

A. 9.700.000.000
41

B. 10.225.000.000

C. 9.850.700.000

D. 9.550.000.000

Jawaban: C

7. CV. Segar Jaya menerbitkan bonds senilai Rp10.000.000.000 dengan

bunga 7,8% , obligasi 20 - tahun untuk menghasilkan 8 % (20 years bond

to yield 8%) pada tanggal 1 Januari 2010. Bunga dibayarkan pada tanggal

30 Juni dan 31 Desember . Dana yang diperoleh dari obligasi Rp.

9.802.072.500 . Menggunakan amortisasi bunga efektif (effective interest

amortization), berapa nilai carrying amount obligasi di 31 Desember

2010 pada laporan posisi keuangan ?

A. 9.806.321.500

B. 10.000.000.000

C. 9.812.562.500

D. 9.804.155.000

Jawaban: A

8. PT. Bengali Indo menerbitkan bonds senilai Rp5.000 , 000,000 , 8 % ,

10-year bonds pada 9 Rp 48.250 pada 1 Juli 2011. Bunga dibayarkan

pada tanggal 1 Juli dan 1 Januari . Ayat jurnal untuk mencatat penerbitan

akan mencakup ….

A. Debit untuk cash untuk Rp5000 , 000,000

B. Kredit cash untuk Rp4, 825,000.000

C. Debit untuk discount on bonds payable Rp175 , 000 obligasi


42

D. Kredit untuk bonds payable Rp4,825,000,000

Jawaban: D

9. Pada tanggal 1 Januari 2010, PT. Sulisco Makmur Perkasa menerbitkan

obligasi dengan bunga 10 % dalam jumlah nominal Rp 150.000.000 yang

jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2020. Obligasi tersebut diterbitkan

senilai Rp 170.250.000 dengan yield 8 % , sehingga premi obligasi

20.250.000 . Sulisco menggunakan metode bunga efektif (effective

interest method) dari amortisasi premium . Bunga dibayarkan setiap

tahun pada tanggal 31 Desember . Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai

tercatat obligasi senilai …

A. 6.810.000 . Rp 170.250.000

B. 3.377.400 .Rp 84.435.000

C. 6.729.000 . Rp 168.225.000

D. 6.609.000 . Rp 165.225.000

Jawaban: B

10. Berikut merupakan keuntungan apabila mengeluarkan obligasi kecuali….

A. Biaya bunga yang dikeluarkan relatif lebih kecil dari bunga saham

B. EPS lebih tinggi dibandingkan apabila perusahaan mengeluarkan

saham.

C. Biaya bunga dapat digunakan untuk mengurangi laba sebelum pajak.

D. Obligasi memiliki hak untuk melikuidasi perusahaan.

Jawaban: D
43

2.7 Soal Essai

1. Sebutkan dan berikan contoh secara ringkas dan jelas peristiwa yang

menimbulkan kewajiban!

Jawaban:

 Transaksi dengan pertukaran

Contohnya: Transakasi dengan rekanan pemerintah yang belum

dibayar.

 Transaksi tanpa pertukaran

Contohnya: Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar

 Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah

Contohnya: Ganti rugi akibat kesalahan yang dilakukan pemerintah

 Kejadian yang diakui pemerintah

Contohnya: Kejadian luar biasa seperti lumpur lapindo.

2. Pada 1 Mei 2015, Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape mempunyai

utang jangka panjang sebesar Rp10.000.000 yang harus diangsur setiap

tahun sebesar Rp1.000.000. Bagaimana penyajian hal tersebut di neraca

keuangan pemerintah apabila terjadi kondisi berikut:

a. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape tidak melakukan perjanjian

pendanaan kembali (refinancing) dengan pihak pemberi utang.

b. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape melakukan perjanjian

pendanaan kembali (refinancing) dengan pihak pemberi utang

sebelum Laporan Keuangan Pemerintah disetujui.


44

c. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape melakukan perjanjian

pendanaan kembali (refinancing) dengan pihak pemberi utang

setelah Laporan Keuangan Pemerintah disetujui.

Jawaban:

a. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape harus melakukan reklasifikasi

atas kewajiban tersebut menjadi Kewajiban Jangka Pendek pada

akhir tahun 2015 sebesar Rp 1.000.000, sehingga Kewajiban Jangka

panjang akan disajikan di neraca sebesar Rp 9.000.000.

b. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape tidak melakukan reklasifikasi

atas kewajiban tersebut menjadi Kewajiban Jangka Pendek pada

akhir tahun 2015 karena telah menyetujui perjanjian pendanaan

kembali sehingga Kewajiban Jangka panjang akan disajikan di

neraca tetap sebesar Rp 10.000.000.

c. Pemerintah Kabupaten Tujuh De Ape harus melakukan reklasifikasi

atas kewajiban tersebut menjadi Kewajiban Jangka Pendek pada

akhir tahun 2015 sebesar Rp 1.000.000, karena perjanjian pendanaan

kembali dilakukan setelah penyusunan Laporan Keuangan sehingga

Kewajiban Jangka panjang akan disajikan di neraca sebesar Rp

9.000.000

3. Obligasi yang timbul dari suatu kontrak dikenal sebagai indenture

obligasi (bond indenture) dan merupakan janji untuk membayar…


45

Jawaban:

a. Sejumlah uang yang sudah ditetapkan pada tanggal jatuh tempo,

ditambah.

b. Bunga periodik pada tingkat tertentu atas jumlah yang jatuh tempo

(nilai nominal)

a) Setiap obligasi dinyatakan dengan sertifikat dan mempunyai nilai

nominal

b) Pembayaran bunga obligasi biasanya dilakukan setengah tahunan

4. Pada tanggal 1 Januari 2012 PT ABC menerbitkan obligasi

senilai Rp8.000.000.000 bunga 9% jangka waktu 20th, pembayaran

bunga setiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari. Buatlah jurnal untuk mencatat

penerbitan obligasi dan untuk pembayaran bunga obligasi.

Jawaban:

Jurnal untak mencatat penerbitan obligasi 1 Jan 2012

Kas 8,000,000,000
Utang Obligasi 8,000,000,000

Jurnal untak mencatat pembayaran bunga obligasi 1 Juli 2012

Beban Bunga Obligasi 360,000,000


Kas 360,000,000

Penjelasan:

Beban Bunga Obligasi= 6/12 x 9% x 8.000.000.000 = 360.000.000

5. Bank A pada tanggal 1 Oktober 2008 setuju memberikan pinjaman

kepada PT. B sebesar Rp.6.000.000, untuk itu PT B harus


46

menandatangani promes dengan bunga 10% yang berjangka waktu 5

tahun. Buatlah jurnal penerimaan kas oleh PT B.

Jawaban:

Jurnal penerimaan kas oleh PT B yaitu:

Kas 6,000,000
Utang Wesel 6,000,000

6. Pada tanggal 31 Desember 2010 PT ABC meminjam uang sebesar

Rp.60.000.000 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes

tersebut akan dilunasi dengan 6x angsuran tahunan. Diangsur setiap

tanggal 31 Desember. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

dan untuk mencatat angsuran pertama.

Jawaban:

Jurnal untuk mencatat transaksi:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-10 Kas 60,000,000
Utang Wesel 60,000,000

Jurnal untuk mencatat angsuran pertama:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


31-Dec-11 Utang Wesel 10,000,000
Beban Bunga Wesel 7,200,000
Kas 17,200,000
47

60,000,000
Angsuran Per Tahun = = 10,000,000
6
Beban Bunga Wesel 12% X 60,000,000 = 7,200,000
7. Pada tanggal 1 April 2009 PT ABC mendapat pinjamansebesar Rp

100.000.000 jangka waktu 10th denganbunga 12% per tahun, dibayar

tiap tanggal 1 April dan1 Oktober. Sebagai jaminan diserahkan sebidangtanah,

pinjaman diangsur 10x dengan angsuran Rp10.000.000/angsuran.

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi pinjamantersebut !

Jawaban:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


1-Apr-09 Kas 99,400,000
Beban Bunga Hipotik 600,000
Utang Hipotik 100,000,000
Beban Bunga Hipotik 100,000,000 X 12% X (6/12 )/10 (angsuran)= 600,000

8. Jelaskan apa yang dimaksud agio dan disagio!

Jawaban:

Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai

nominal. Dalam hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal,

selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal selisihnya


48

dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di bawah nilai

nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.

9. Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Tamma Selamat merencanakan

pengeluaran obligasi sebesar Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per

tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda tergantung

pada kebutuhan uang. Buatlah jurnal pengeluaran obligasi dengan dua

cara yaitu:

a) Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual.

b) Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.


49

Jawaban:

Yang dicatat hanya obligasi yang terjual


Transaksi Jurnal
1 Januari 2005 merencanakan
pengeluaran obligasi 10%, tidak ada jurnal
Rp1.000.000,
Kas 735,000
1 April 2005 Obligasi nominal
Utang Obligasi 700,000
Rp700.000,- dijual dengan kurs 105
Agio Obligasi 35,000
18 Juli 2005 Obligasi nominal Kas 99,000
Rp100.000,- dijual dengan kurs 99% Disagio Obligasi 1,000
Utang Obligasi 100,000

Obligasi yang terjual ataupun belum terjual dicatat


Transaksi Jurnal
1 Januari 2005 merencanakan Obligasi yang belum terjual 1,000,000
pengeluaran obligasi 10%, Otorisasi utang obligasi 1,000,000
Rp1.000.000,
Kas 735,000
1 April 2005 Obligasi nominal
Utang Obligasi 700,000
Rp700.000,- dijual dengan kurs 105
Agio Obligasi 35,000
18 Juli 2005 Obligasi nominal Kas 99,000
Rp100.000,- dijual dengan kurs 99% Disagio Obligasi 1,000
Utang Obligasi 100,000

10. PT Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl.000.000,-, umur 5

tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu

dijual pada awal periode dengan harga Rpl.081.105,-. Pembeli

mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8%.

Harga jual obligasi sebesar Rpl.081.105.


50

Jawaban:

Nilai jatuh tempo obligasi Rp.l.000.000

Nilai tunai Rpl.000.000 bunga 8%, 5

tahun =Rp.675.560

Nilai tunai bunga Rp50.000, sepuluh

kali tiap setengah tahun, dengan tarif

8% =Rp.405.545

Harga jual obligasi Rp.1.081.105

Agio obligasi Rp.81.105

Agio obligasi sebesar Rp.81.105, yang diamortisasi selama umur obligasi

dengan metode bunga efektif yaitu sebagai berikut :

Tabel perhitungan amortisasi agio metode bunga efektif obligasi

berbunga 10% dengan yield (hasil) diharapkan 8% :

Debit Kredit Kas


Tahun Pembayaran Debit Agio Nilai Buku
Pembayaran (Bunga yang
ke bung ke obligasi Obligasi
Bunga dibayar)
1,081,105
1 1 43,244.20 6,755.80 50,000 1,074,349.20
2 42,973.97 7,026.03 50,000 1,067,323.17
2 1 42,692.92 7,307.08 50,000 1,060,016.10
2 42,400.64 7,599.36 50,000 1,052,416.80
3 1 42,096.67 7,903.33 50,000 1,044,513.50
2 41,780.54 8,219.46 50,000 1,036,294.10
4 1 41,451.76 8,548.24 50,000 1,027,745.90
2 41,109.84 8,890.16 50,000 1,018,855.80
5 1 40,754.23 9,245.77 50,000 1,009,610.10
2 40,384.40 9,615.60 50,000 1,000,000.00
BAB III

MODAL DISETOR, LABA DITAHAN dan DEVIDEN

3.1 Pengertian Modal Disetor

Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul

sebagai akibat penanaman (investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para

pemilik.

Di dalam akte pendirian perseroan (akta resmi yang dibuat notaris)

harus dicantumkan jumlah maksimum lembar saham yang dikeluarkan, yang

disebut modal dasar perseroan. Saham yang dicetak dan siap untuk dijual

(masih berada di tangan perseroan) di sebut dengan modal yang ditempatkan.

Bila saham yang ditempatkan telah dijual dan berada di tangan pemegang

saham, maka saham-saham tersebut disebut modal yang disetor atau modal

saham yang beredar.

Hak dari pemegang saham adalah sebagai berikut:

a. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan,

yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.

b. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang

dibagi oleh perusahaan.

c. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar

proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat tidak

berubah.

51
52

d. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan

dilikuidasi.

Apabila perusahaan itu mengeluarkan satu jenis saham maka seluruh

pemegang saham mempunyai hak yang sama, tetapi bila saham yang

dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada

masingmasing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham

yang disetujui.

Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham

yang akan dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominalnya. Nilai

nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap-tiap lembar saham,

yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing-masing lembar.

3.2 Jenis-Jenis Saham

Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka

sahamsaham itu disebut saham biasa (common stock). Sedangkan jenis sham

lain adalah saham preferen (preferred stock).

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan

yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya

adalah yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha

perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih

besar daripada saham preferen. Dibandingkan dengan saham preferen,

saham biasa tidak mempunyai preferensi, karena saham preferen juga


53

mempunyai hak yang sama dengan saham biasa seperti yang telah

disebutkan di muka. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang

saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham

preferen mempunyai hak suara. Jika saham perusahaan yang dikeluarkan

cuma satu macam maka saham itu selalu saham biasa.

b. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,

biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau

pembagian aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian

dividen adalah bahwa dividen yang dibagi pertama kali harus dibagikan

untuk saham preferen, kalau ada kelebihan, baru dibagikan kepada

pemegang saham biasa. Dividen saham preferen tidak terutang atas dasar

waktu, tetapi baru terutang jika sudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam

hal kebijakan perusahaan tidak mengumumkan pembagian dividen dalam

satu periode maka dividen tadi hilang. Biasanya saham preferen

mempunyai nilai nominal dan dividennya dinyatakan dalam persentase

dari nilai nominal. Apabila saham preferen itu tidak mempunyai nilai

nominal maka dividennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan bukan

dalam bentuk persentase. Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari

satu macam saham preferen yang disebut saham preferen kesatu, saham

preferen kedua dan seterusnya, di mana saham preferen kesatu mempunyai

klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen kedua mempunyai

klaim kedua dan seterusnya.


54

Terdapat beberapa kelebihan pada saham preferen yaitu sebagai berikut:

a) Deviden Saham Preferen Kumulatif dan Tidak Kumulatif

Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang dividennya

setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Apabila dalam

suatu tahun dividen tidak dapat dibayarkan, maka pada tahun-tahun

berikutnya dividen yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu

sehingga dapat mengadakan pembagian dividen untuk saham biasa.

Kumulatif ini tidak berlaku pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak

terdapat saldo laba tidak dibagi. Jika saham preferen itu tidak kumulatif,

dividen tahun-tahun sebelum-nya yang belum dibayar tidak perlu

dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. jadi jika akan membagi dividen

untuk saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar dividen

saham preferen untuk tahun tersebut.

b) Saham Preferen Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi

Saham preferen mungkin berpartisipasi penuh atau sebagian. Maksud

dari partisipasi penuh adalah jika saham preferen berhak atas dividen

dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham

biasa mendapat dividen sebesar persentase dividen saham preferen.

Partisipasi sebagian berarti saham preferen akan mendapat dividen

sampai jumlah tertentu yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat

dividen dengan tarif yang sama dengan saham preferen. Jumlah tertentu

yang akan diterima oleh saham preferen biasanya dinyatakan dalam

persentase.
55

c) Saham Preferen atas Aktiva dan Dividen pada Saat Likuidasi

Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidasi akan tetap

menerima dividen yang belum dibayar, walaupun saldo laba tidak

dibagi tidak mencukupi. Sesudah pelunasan dividennya, saham preferen

ini dilunasi Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka

pelunasan dividen dan nominal saham preferen dilakukan dari modal

yang disetor dari saham biasa. Saham biasa yang pelunasannya jatuh

pada urutan terakhir akan menerima jumlah pengembalian sebesar sisa

modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga

saham biasa tidak memperoleh pengembalian.

d) Saham Preferen yang Dapat Ditukar dengan Saham Biasa

Kadang-kadang saham preferen mempunyai preferensi dapat ditukar

dengan saham biasa. Pemegang saham preferen jenis ini akan

menukarkan sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen

yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar daripada

dividen untuk saham preferen. Apabila keadaan seperti yang disebutkan

di atas diperkirakan akan berlangsung terus maka lebih menguntungkan

memiliki saham biasa daripada saham preferen karena saham biasa

mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba.


56

3.3 Pencatatan Modal Saham

Untuk dapat memahami dan melakukan pencatatan modal saham

dengan baik perlu diketahui istilah-istilah sebagai berikut:

a. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi, yaitu jumlah

saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akta pendirian perusahaan.

b. Modal saham beredar, yaitu jumlah saham yang sudah dijual (beredar).

c. Modal saham belum beredar, yaitu jumlah saham yang sudah diotorisasi

tetapi belum dijual.

d. Treasury stock, yaitu modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli

kembali oleh perusahaan.

e. Modal saham dipesan, yaitu jumlah saham yang disisihkan karena sudah

dipesan untuk dibeli. Modal saham yang dipesan ini baru dikeluarkan bila

harga jualnya sudah dilunasi.

Modal saham yang dijual dicatat dalam rekening modal saham sebesar

nilai nominalnya yaitu nilai yang tercantum dalam lembaran saham. Jika

harga jualnya tidak sama dengan nilai nominal, selisihnya dicatat dalam

rekening agio saham atau disagio saham. Rekening agio saham menunjukkan

selisih di atas nilai nominal dan rekening disagio saham menunjukkan selisih

di bawah nilai nominal.

Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit

rekening kas dan mengkredit rekening modal saham. Selisih harga jual saham

perdana pada saat IPO dengan nilai nominalnya akan dicatat dengan

mengkredit rekening agio saham atau mendebit rekening disagio saham.


57

Jurnal untuk mencatat penjualan saham perdana adalah:

Kas xxx Kas xxx


Modal Saham xxx atau Disagio Saham xxx
Agio Saham xxx Modal Saham xxx

Sedangkan bila penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu

dengan cara dibayar sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah

harga yang belum dilunasi dicatat sebagai piutang pesanan saham, dan jumlah

nominal saham yang dipesan dikreditkan ke rekening modal saham dipesan.

Apabila harga jual saham tidak sama dengan nilai nominalnya, selisihnya

dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham pada waktu pesanan

itu diterima. Untuk pemesan yang sudah melunasi harga saham maka

sahamnya dikeluarkan. Pengeluaran saham ini dicatat dengan mendebit

rekening modal saham dipesan dan mengkredit modal saham.

Rekening piutang pesanan saham dapat dibuat sebagai rekening

kontrol dan dibuatkan buku pembantunya dalam hal pemesan saham ini

jumlahnya banyak. Biasanya piutang pesanan saham akan segera dilunasi

oleh pemegang saham sehingga dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.

3.4 Pembatalan Pesanan Saham

Saham yang sudah dipesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri

dan akan diserahkan kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi.

Apabila terjadi pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya

maka perusahaan dapat mengambil berbagai langkah salah satunya adalah:

a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.


58

b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi

biaya atau kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut.

c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).

d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah

diterima.

Pencatatan yang dilakukan perusahaan jika terjadi adanya pemesan

yang tidak dapat melunasi kekurangannya tergantung dari tindakan yang

diambil perusahaan.

3.5 Penjualan Saham Secara Lumpsum

Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara penjualan per unit

saham. Unit saham ini terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan

dilakukan dengan cara seperti ini maka penerimaan dari penjualan akan

dibagikan untuk setiap jenis saham. Dalam penjualan cara ini dasar

pembagiannya adalah harga pasar dari saham tersebut. Metode yang dapat

digunakan adalah ;

a. Metode Inkremental

b. Metode Proporsional.

Bila harga pasar kedua jenis saham diketahui maka perhitungannya

menggunakan metode proporsional. Namun apabila hanya harga salah satu

jenis saham saja yang diketahui, maka digunakan metode inkremental.


59

3.6 Saham Untuk Akuisisi Perusahaan

Sebuah perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dan

digabungkan (merger) menjadi satu. Pembelian ini dapat dibayar dengan

saham dari perusahaan tersebut. Jumlah saham yang akan dipakai untuk

pembayaran tergantung pada harga pasar saham tersebut dan juga harga pasar

dari aktiva perusahaan yang dibeli. Dapat terjadi perusahaan yang diakuisisi

dinilai lebih tinggi daripada harga pasar aktivanya, hal ini bisa disebabkan

oleh beberapa hal, antara lain kemampuan perusahaan itu dalam memperoleh

laba. Selisih harga pasar aktiva yang diakuisisi dengan jumlah harga

pembelian yang disetujui dicatat sebagai goodwill.

Dimungkinan juga perusahaan-perusahaan perseorangan bergabung

untuk membentuk suatu perseroan terbatas. Masing-masing perusahaan akan

menerima saham dari perseroan terbatas tersebut sebagai ganti aktiva yang

diserahkan kepada perseroan baru. Bisa juga sebuah perusahaan

perseorangan berganti bentuk menjadi perseroan terbatas. Apabila perusahaan

yang lama itu berbentuk firma maka para anggota firma tersebut akan

menerima saham dari peerseroan yang baru sebanding dengan modal masing-

masing anggota terdapat dua cara pencatatan yang dapat dilakukan:

a. Buku-buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru.

b. Buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk

perusahaan baru
60

3.7 Laba Ditahan

Laba Ditahan (Laba Tidak dibagi) merupakan modal yang berasal dari

dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan rugi sampai saat tertentu sesudah

dikurangi deviden yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan ke rekening

modal. Rugi laba ini dapat berasal dari:

a. Rugi laba usaha;

b. Rugi laba kegiatan yang tidak rutin seperti laba penjualan aktiva tetap;

c. Koreksi atas laba tahun-tahun lalu.

Apabila rekening laba ditahan menunjukkan saldo debit maka disebut

defisit. Laba ditahan dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:

a. Pembagian dividen

b. Pembelian treasury stock

c. Pembatasan laba ditahan untuk tujuan-tujuan tertentu (appropriations)

d. Rekapitalisai

e. Penyerapan kerugian

Pencatatan laba ditahan hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar

dapat diketahui sumber masing-masing modal. Dalam Neraca jumlah laba

ditahan terdiri dari dua golongan rekening yaitu:

1. Laba ditahan yang masih bebas.

2. Laba ditahan yang sudah mempunyai tujuan penggunaan.


61

3.8 Deviden

3.8.1 Pengertian deviden

Pengertian dari kebijakan dividen ada beberapa pengertian

dividen yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Sawidji Widoatmodjo (2008: 58), dividen adalah bagian

laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.

b. Menurut Dermawan Sjahrial (2009: 305), dividen adalah seluruh

laba yang diperoleh perusahaan, dan sebagian dari tersebut dibagikan

kepada pemegang saham.

c. Menurut Abdul Halim (2015: 135), dividen adalah dividen akan

dipergunakan investor sebagai alat penduga mengenai prestasi

perusahaan dimasa mendatang, dividen menyampaikan pengharapan

pengharapan manajemen menganai masa depan.

d. Menurut Ahmad Syafi’i Syakur (2015: 201), dividen merupakan

bagian dari laba ditahan perusahaan yang dibagikan kepada

pemegang saham sebagai keuntungan invesatasi.

e. Menurut Mamduh M. Hanafi (2016: 361), dividen merupakan

kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital

gain. Berdasarkan beberapa definisi di atas menunjukkan bahwa

dividen adalah laba yang dibagikan kepada pemegang saham atas

modal yang mereka tanamkan diperusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai deviden dari

beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa deviden merupakan laba


62

yang dibagikan kepada para pemegang saham suatu perusahaan atas

modal yang mereka tanamkan di perusahaan tersebut.

3.8.2 Jenis-jenis deviden

Dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang

saham terdiri dari beberapa jenis dividen yang berbeda-beda. Menurut

Tatang Gumanti (2013: 21), ada sejumlah cara untuk membedakan

dividen. Pertama, dividen dapat dibayarkan bentuk tunai (cash dividen)

atau dalam bentuk saham (stock dividen). Pembagian dividen umumnya

didasarkan atas akumulasi laba (yaitu laba ditahan) atau atas beberapa

pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 127) dalam Mirna Amirya

dan Sari Atmini (2008) dividen, dapat berbentuk dividen kas ataupun

dividen saham, merupakan laba bersih perusahaan yang didistribusikan

kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang

Saham. Sedangkan meurut Wibowo dan Abubakar Arif (2009:61)

dividen dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu:

1. Dividen Tunai (Cash Dividend) merupakan distribusi laba kepada

para pemegang saham yang berbentuk tunai atau kas.

2. Dividen Properti (Property Dividend) merupakan distribusi laba

kepada para pemegang saham bukan dalam bentuk kas, melainkan

properti (merchandise, real estate atau investment, dll). Besarnya

dividen dicatat sebesar nilai pasar wajar dari properti pada saat

pengumuman dividen, dan selisih antara nilai pasar wajar dengan


63

biaya perolehan diakui sebagai laba atau rugi dari apresiasi terhadap

properti tersebut.

3. Dividen Surat Wesel (Scrip Dividend) merupakan distribusi laba

kepada para pemegang saham oleh perusahaan dengan cara

menerbitkan surat wesel khusus kepada para pemegang saham yang

akan dibayarkan pada waktu yang akan datang ditambah dengan

bunga tertentu.

4. Dividen Likuiditas (Liquidating Dividend) merupakan distribusi laba

kepada para pemegang saham yang didasarkan kepada modal disetor

(paid in capital) bukan didasarkan kepada laba ditahan. Oleh sebab

itu, dividen ini lebih tepat disebut sebagai pengembalian investasi

kepada para pemegang saham.

5. Dividen Saham (Stock Dividend) merupakan distribusi laba kepada

para pemegang saham bentuk saham atau stock bukan aktiva.

3.8.3 Pengertian kebijakan deviden

Seorang investor yang menanamkan modalnya pada suatu

perusahaan tentu saja mengaharapkan return atau keuntungan yang akan

diperoleh dari investasi yang telah dilakukannya. Keuntungan yang

dapat diterima oleh investor atau pemegang saham dari pemilik

perusahaan melalui pembelian saham terdiri dari dua macam yaitu,

dividen dan capital gain.

Pengertian kebijakan deviden menurut beberapa sumber sebagai

berikut:
64

a. Menurut Martono dan Agus Harjito (2010:253) kebijakan dividen

(dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham

dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal

guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang .”

b. I Made Sudana (2011:167) kebijakan dividen merupakan bagian dari

keputusan pembelanjaan perusahaan. Khususnya berkaitan dengan

pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya

dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar kecilnya laba

yang ditahan.

c. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan

investasi di masa yang akan datang. (Tampubolon 2004:67)

d. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditanam dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan

investasi di masa datang. Agus Sartono (2010:281)

e. Menurut Abdul Halim (2015: 135), kebijakan dividen adalah

penentuan tentang berapa besarnya laba yang diperoleh dalam suatu

periode akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk

dividen, dan akan ditahan di perusahaan dalam bentuk laba ditahan.


65

f. Sundjaja dan Barlian (2003: 390) dalam Mirna Amirya dan Sari

Atmini (2008) pengertian kebijakan dividen adalah rencana tindakan

dalam membuat keputusan dividen untuk dua tujuan dasar, yaitu

maksimalisasi kekayaan pemilik dan pembiayaan yang cukup.

Kedua tujuan tersebut saling berhubungan dan harus memenuhi

faktor hukum, perjanjian, pertumbuhan, hubungan dengan pemilik

dan hubungan dengan pasar yang membatasi alternatif kebijakan.

g. Menurut Bambang Riyanto (2010: 265), kebijakan dividen adalah

kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian

pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan

kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan

dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di

dalam perusahaan.

h. Menurut Sutrisno (2012: 266), kebijakan dividen adalah salah satu

kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan

apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode

akan dibagi semua atau sebagian untuk dividend dan sebagian lagi

tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan.

i. Menurut Eugene F. Brigham & Joel F. Houston yang

dialihbahasakan oleh Ali Akbar Yulianto (2011: 32), kebijakan

dividen adalah keputusan mengenai berapa banyak laba saat ini yang

akan dibayarkan sebagai dividen sebagai ganti dari dipertahankan

untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan.


66

j. Lease (2000: 29) dalam Tatang Gumanti (2013: 7), yang

mengartikan kebijakan dividen sebagai praktik yang dilakukan oleh

manajemen dalam membuat keputusan pembayaran dividen, yang

mencakup besaran rupiah, pola distribusi kas kepada pemegang

saham.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kebijakan dividen adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen

untuk menentukan berapa besarnya laba yang akan dibagikan kepada

investor atau perusahaan lebih memilih untuk tidak membagikan

dividen, karena akan digunakan sebagai laba ditahan untuk membiayai

pendanaan perusahaan.

3.8.4 Deviden Kas

Deviden yang paling umum dibagikan oleh perseroan terbatas

adalah dalam bentuk kas. Yang penting adalah bahwa perusahaan

sebelum membuat pengumuman adanya deviden kas apakah jumlah

uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian deviden tersebut.

Jurnal untuk mencatat pembagian deviden kas ini dibuat pada tanggal

pengumuman dan pembayaran. Selanjutnya disajikan contoh, PT

Millenia Utama pada tanggal 20 Desember 2006 mengumumkan

pembagian deviden sebesar Rpl .000,- untuk setiap lembar saham biasa

dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2007 kepada pemegang saham

yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2007. Saham biasa yang beredar
67

sebanyak 1.000 lembar. Jurnal yang dibuat oleh PT Millenia Utama

untuk mencatat pembagian deviden di atas adalah sebagai berikut:

Tanggal Pengumuman:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


20-Dec-06 Laba Ditahan 1,000,000
Utang Deviden Kas 1,000,000

Tanggal Pembayaran:

Date Keterangan Ref Debit Kredit


20-Jan-07 Utang Deviden Kas 1,000,000
Kas 1,000,000

Dalam neraca yang disusun pada tanggal 31 Desember 2006,

utang deviden kas dilaporkan dalam kelompok utang lancar karena

segera akan dilunasi.

3.9 Soal Pilihan Ganda

1. Tanggal 6/12/2010, Dewan komisaris PT. ABC mengumumkan dividen

sebesar Rp 72 atas 100.000 /lembar saham biasa yang beredar dengan


68

nilai pari Rp 1440/lembar. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut

adalah?

A. Debit Deviden Kredit Utang Deviden seabanyak Rp.7.200.000

B. Debit Deviden Kredit Utang Deviden seabanyak Rp.144.000.000

C. Debit Utang Deviden Kredit Deviden seabanyak Rp.7.200.000

D. Debit Utang Deviden Kredit Deviden seabanyak Rp.144.000.000

Jawaban: A

2. Masalah akuntansi dalam penerbitan lump sum adalah alokasi dana

antara kelas sekuritas. Sebuah metode yang dapat diterima dari alokasi

adalah ..

A. Metode proforma.

B. Metode proporsional .

C. Metode incrimental.

D. Baik dengan metode proporsional atau metode tambahan.

Jawaban: D

3. PT. Makan Minum menerbitkan 10.000 saham senilai Rp 5 ,saham biasa

memiliki nilai wajar sebesar Rp 25 per saham dan 15.000 saham dengan

nilai par Rp 15 memiliki nilai wajar sebesar Rp 20 per saham untuk

lump sum sebesar Rp 480.000. Berapa banyak dana yang diperoleh yang

dialokasikan untuk saham biasa ?

A. Rp 50.000

B. Rp 218.182

C. Rp 250.000
69

D. Rp 255.000

Jawaban: B

4. Pada tanggal 1 Juli , 2012, PT. Palyja menerbitkan 2.500 lembar saham

sebesar Rp 10 (par) dan 5.000 saham yang $ 10 (par) yang dapat di

konversi untuk lump sum sebesar Rp 125.000. Pada saham biasa tanggal

tersebut Nall menjual sebesar Rp 24 per saham dan saham preferen

konversi sebesar Rp 18 per saham. Jumlah hasil yang dialokasikan untuk

saham preferen Nall yang harus dicatat, sebesar?

A. Rp 62.500

B. Rp 75.000

C. Rp 90.000

D. Rp 68.750 .

Jawaban: B

5. Berikut merupakan hak dari pemegang saham kecuali….

A. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan

perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.

B. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen

yang dibagi oleh perusahaan.

C. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar

proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat

tidak berubah.

D. Hak untuk untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan

perusahaan, yaitu dengan cara mengatur keuangan perusahaan.


70

Jawaban: D

6. Ketika saham treasuri dibeli dengan nilai lebih dari nilai nominal saham

dan metode biaya (cost method) yang digunakan untuk memperhitungkan

saham treasury, Akuna pa yang harus didebit ?

A. Saham Treasury pada par value dan agio saham (share premium)

untuk selisih antara harga perolehan dengan nilai nominal.

B. Memiliki premi upada harga pembelian.

C. Treasury Shares pada harga pembelian.

D. Treasury shares ada nilai nominal, dan retained earning untuk selisih

harga pembelian dengan nilai nominal.

Jawaban: C

7. Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya kelebihan ini

dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva pada saat

likuidasi merupakan pengertian dari saham…

A. Saham Preferen

B. Saham Biasa

C. Saham

D. Common Stock

Jawaban: A

8. Saham preferen yang dividennya setiap tahun harus dibayarkan kepada

pemegang saham merupakan pengertian dari…

A. Saham Preferen atas Aktiva dan Dividen pada Saat Likuidasi

B. Saham Preferen Partisipasi dan Tidak Berpartisipasi


71

C. Saham Preferen yang Dapat Ditukar dengan Saham Biasa

D. Deviden Saham Preferen Kumulatif dan Tidak Kumulatif

Jawaban: D

9. PT. Perumahan Rakyat memiliki 4.000.000 saham dari PT. Honai. Pada

tanggal 31 Desember 2012, PT. Perumahan Rakyat membagikan saham

ini sebagai dividen kepada pemegang sahamnya . Ini merupakan contoh

dari…

A. property dividend.

B. share dividend.

C. liquidating dividend.

D. cash dividend

Jawaban: A

10. Pada tanggal 1 Desember 2012, PT Aneka Tambang menukar 20.000

saham biasa yang Rp 10 (par) yang dipegang sebagai saham treasuri

dengan mesin yang akan digunakan . Saham treasury diakuisisi oleh Abel

dengan biaya sebesar Rp 40 per saham , dan dicatat dengan metode biaya

(cost method). Pada tanggal pertukaran, saham biasa memiliki nilai wajar

sebesar Rp 55 per saham ( saham tersebut diterbitkan pada awalnya Rp

30 per saham) . Sebagai hasil dari pertukaran ini , total ekuitas Aneka

Tambang akan meningkat sebesar?

A. Rp 200.000.

B. Rp 800.000.

C. Rp 1.100.000.
72

D. Rp 900.000 .

Jawaban: C
73

3.10 Soal Esai

1. PT. Rose memiliki saham beredar sebanyak 100.000 lembar dengan nilai

par @Rp.1.000,- Pada tanggal 20 Pebruari 2007, perusahaan

mengumumkan deviden Rp.100,- per lembar dan akan dibagikan pada

tanggal 11 April 2007.

Diminta:

a. Buatlah jurnal saat pengumuman

b. Buatlah jurnal saat pembayaran

Jawaban:

a. Jurnal saat pengumuman

Keterangan Ref Debit Kredit


Laba Ditahan 10,000,000
Utang Deviden 10,000,000

b. Jurnal saat pembayaran

Keterangan Ref Debit Kredit


Utang Deviden 10,000,000
Kas 10,000,000

2. PT. Mulia memiliki saham beredar sebanyak 10.000 lembar dengan nilai

par @Rp. 1.000,-. Pada tanggal 21 Pebruari 2007, perusahaan

mengumumkan deviden dalam bentuk surat berharga. Harga perolehan

surat berharga @Rp. 200,- sedangkan harga pasar surat berharga pada

saat diumumkan dan ketika pembagian deviden 30 Maret 2007 adalah

@Rp. 230,-. Deviden dalam bentuk surat berharga diberikan kepada


74

pemegang saham sebanyak satu lembar untuk setiap satu lembar saham.

Diminta:

a. Buatlah jurnal saat pengumuman dalam bentuk (Surat berharga)

b. Buatlah jurnal saat pembayaran deviden

Jawaban:

a. Jurnal saat pengumuman

Keterangan Ref Debit Kredit


Surat Berharga dalam bentuk Investasi 300,000
Keuntungan atas surat berharga (Investasi) 300,000

Keterangan Ref Debit Kredit


Laba Ditahan 2,300,000
Hutang deviden dalam bentuk surat berharga 2,300,000

b. Jurnal saat pembayaran

Keterangan Ref Debit Kredit


Hutang deviden atas surat berharga (investasi) 2,300,000
Surat Berharga (Investasi) 2,300,000

3. Sebutkan hak-hak yang melekat pada pemegang saham!

Jawaban:

a. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan

perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.

b. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen

yang dibagi oleh perusahaan.


75

c. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar

proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat

tidak berubah.

d. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal

perusahaan dilikuidasi.
76

4. Jelaskan perbedaan saham biasa dengan saham preferen!

Jawaban:

Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan

yang paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya

adalah yang paling besar. Sedangkan saham preferen adalah saham yang

dalam hal pembagian dividen yang pertama kali harus dibagikan, kalau

ada kelebihan, baru dibagikan kepada pemegang saham biasa.

5. Jelaskan tindakan-tindakan yang dapat diambil perusahaan bila ada

pemesan saham yang membatalkan pesanannya!

Jawaban:

Jila ada pemesan saham yang membatalkan pesanannya, perusahaan

dapat mengambil berbagai langkah salah satunya adalah:

a. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.

b. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah

dikurangi biaya atau kerugian penjualan kembali saham-saham

tersebut.

c. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).

d. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang

sudah diterima.

6. Pencatatan pembatalan pesanan saham yaitu pesanan sebanyak 500

lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan

tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar

tidak dapat melunasi kekurangannya. Modal saham dipesan yang


77

dibatalkan oleh perusahaan dapat dijual kembali dengan kurs 105. Jurnal

yang dibuat PT Tamma Selamat apabila PT Tamma Selamat dalam

keadaan Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan?

Jawaban:

Modal Saham dipesan 100,000


Agio Saham 10,000
Piutang Pesanan Saham 33,000
Kas 77,000
Kas 105,000
Modal Saham 100,000
Agio Saham 5,000
7. Suatu

perseroan memiliki 2000 lembar saham biasa yang beredar dengan nilai

pari Rp 100.000/lembar. Perseroan tersebut bermaksud membeli kembali

100 lembar sahamnya dengan harga Rp 120.000/lembar. Buatlah jurnal

untuk mencatat transaksi yang terjadi.

Jawaban:

Saham diperoleh kembali Rp12.000.000

Kas Rp12.000.000

(pembelian kembali 100 lembar saham biasa dengan harga Rp120 per

lembar)

8. Suatu perseroan memiliki 1.000 lembar saham preferen 6% dengan nilai

pari Rp 100.000,00 dan 3.000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp

50.000,00. Perseroan tsb mengumumkan akan membayar dividen tetap

untuk saham preferen sebesar Rp 6.000,00 per lembar dan untuk saham
78

biasa akan dibayar dividen sebesar Rp 4.000,00. Dengan demikian laba

yang akan dibagikan sebagai dividen seluruhnya berjumlah

Rp18.000.000.

Diminta:

a. Buatlah jurnal saat pengumuman

b. Buatlah jurnal saat pembayaran

Jawaban:

a. Jurnal pada tanggal pengumuman pembagian dividen.

Keterangan Ref Debit Kredit


Laba Ditahan 18,000,000
Utang Deviden-Preferen 6,000,000
Utang Deviden-Biasa 12,000,000

(Untuk mencatat dividen saham preferen Rp 6.000,00 dan saham

biasa Rp 4.000,00 per lembar saham)

b. Jurnal pada saat pembayaran.

Keterangan Ref Debit Kredit


Utang Deviden-Preferen 6,000,000
Utang Deviden-Biasa 12,000,000
Kas 18,000,000

(Untuk mencatat pembayaran dividen atas saham preferen dan saham

biasa)
79

9. Perusahaan menjual 1000 lembar saham preferen 6%, nilai pari

Rp100.000, dengan kurs 98. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi

yang terjadi.

Jawaban:

Kas 98,000,000
Disagio Saham 2,000,000
10. Saham Preferen 100,000,000 Perusahaan

menjual 5.000 lembar saham biasa tanpa nilai pari, harga yang

ditetapkan Rp 20.000 per lembar dengan harga jual Rp 30.00. Buatlah

jurnal untuk mencatat transaksi yang terjadi.

Jawaban:

Kas 150,000,000
Saham Biasa 100,000,000
Agio Saham 50,000,000
BAB IV

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

4.1 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Dasar Hukum

1. Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan

Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK. 03/2008 tentang

Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang dapat Dikurangkan

dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan.

4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per - 57/Pj/2009 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

Per-31/Pj/2009 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,

Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak

Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan

Kegiatan Orang Pribadi.

5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 46 Tentang

Akuntansi Pajak Tangguhan.

80
81

b. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pemotongan pajak atas

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan

nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak

orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh pemberi kerja yang

membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau

bukan pegawai, Bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Dana pensiun atau badan lain yang

membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa pun

dalam rangka pensiun. Badan yang membayar honorarium atau

pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa

tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, dan Penyelenggara kegiatan

yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu

kegiatan.

Akuntansi PPh Pasal 21 adalah proses pencatatan transaksi

kaitannya dengan PPh Pasal 21 misalnya pembayaran gaji, upah dan lain

sebagainya. Ketika ada transaksi kaitannya dengan pemotongan/

pemungutan PPh Pasal 21, pembayaran PPh Pasal 21 dan juga pembayaran

gaji/upah karyawan maka perlu ada pencatatan akunatnsi yang sesuai

dengan peraturan perpajakan yang berlaku


82

4.2 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 22

a. Dasar Hukum

1. Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 - Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 08/ PMK.03/2008

2. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S - 1637/PJ.532/2000 Tentang

Pembebasan PPN Dan PPh Pasal 22 Impor

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/PMK.03/2008 Tentang Wajib

Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan Dari

Pembeli Atas Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah

b. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 22

PPh Pasal 22 merupakan salah satu bentuk pemotongan dan pemungutan

PPh yang dilakukan oleh Pihak lain terhadap Wajib Pajak yang melakukan

penyerahan barang. Pada umumnya pengenaan PPh Pasal 22 ini dikenakan

terhadap perdagangan barang yang dianggap menguntungkan sehingga

penjual atau pembelinya kemungkinan besar akan mengalami keuntungan.

Selain itu juga PPh pasal 22 ini dapat dikenakan pada Pengusaha Kena

Pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak yang tergolong

mewah. Jadi Akuntansi PPh Pasal 22 adalah bagaimana proses pencatatan

transaksi kaitannya dengan PPh Pasal 22.

c. Beberapa Barang yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak

Penghasilan Pasal 22

Berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 253/

PMK.03/2008. Beberapa penjualan barang yang tergolong sangat mewah


83

adalah sebagai berikut: 1. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih

dari Rp 20 milyar; 2. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih

dari Rp10 milyar; 3. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga

pengalihannya lebih dari Rp 10 miliar dan luas bangunan lebih dari 500

m2 4. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau

pengalihannya lebih dari Rp 10 milyar dan/atau luas bangunan lebih dari

400 m2 5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang

dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi

purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih

dari Rp 5 milyar dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc

4.3 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23

a. Dasar Hukum

1. Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/

PMK.03/2008 tentang objek dan besarnya tarif PPh Pasal 23

b. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 23

PPh Pasal 23 merupakan salah satu bentuk pemotongan dan pemungutan

PPh yang dilakukan atas penghasilan (dividen, bunga, royalti, dan hadiah,

penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 serta sewa dan

penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan

penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai


84

Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan

imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,

jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak

Penghasilan Pasal 21) dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang

dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo

pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,

penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan

luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha

tetap. Jadi Akuntansi PPh Pasal 23 adalah bagaimana proses pencatatan

transaksi kaitannya dengan PPh Pasal 23.

4.4 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 24

a. Dasar Hukum

Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

b. Pengertian Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 24

PPh Pasal 24 merupakan salah satu bentuk pemotongan dan pemungutan

pajak atau pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan

dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri

boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-

undang ini dalam tahun pajak yang sama. Pajak penghasilan pasal 24 ini

biasanya telah dipotong oleh pemberi kerja yang berada di luar negeri. Jadi

Pajak yang telah dipotong diluar negeri tersebut nantiya dapat dikreditkan

dengan pajak terutang di dalam negeri untuk tahun pajak yang sama.
85

Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 24 bagaimana proses pencatatan

transaksi kaitannya dengan PPh Pasal 24. Ketika perusahaan menerima

penghasilan yang berasal dari luar negeri dengan nama dan dalam bentuk

apapun (misalnya laba bersih, deviden dan lain-lain) sebagaimana yang

telah diatur dalam undang-undang, maka perusahaan akan dipotong pajak

oleh Negara dimana perusahaan tersebut berada.

4.5 Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 4 (2)

a. Dasar Hukum

Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

b. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 4 (2)

PPh Pasal 4 (2) adalah salah satu pemotongan atau pemungutan pajak

yang bersifat final yang dikenakan kepada wajib pajak

yang memperoleh penghasilan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang No 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 2 seperti penghasilan deposito,

hadiah undian,dan lain-lain. Pajak ini bersifat final

maksudnya adalah kewajiban pajak oleh wajib pajak yang memperoleh

penghasilan yang dikenakan pajak ini telah berakhir artinya sudah

dipotong pada saat memperoleh penghasilan tersebut dan wajib pajak

tersebut tidak mempunyai kewajiban lagi atas pajak tersebut.

Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) bagaimana proses pencatatan

transaksi kaitannya dengan PPh Pasal 4 (2). Ketika perusahaan menerima

penghasilan penghasilan deposito, hadiah undian, dan lain-lain


86

sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang, maka perusahaan

akan dipotong Pajak Penghasilan Pasal 4 (2). Pajak Penghasilan Pasal

4 (2) ini merupakan bersifat final sehingga nantinya tidak dapat

dikreditkan dengan pajak terutang tahunan perusahaan.

c. Objek Pajak

Berikut ini adalah beberapa penghasilan yang dikenai pajak bersifat Final

adalah sebagai berikut:

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan

oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b. Penghasilan berupa hadiah undian;

c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham

atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura;

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah

dan/atau bangunan; dan

e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah.
87

4.6 Pajak Dalam Laporan Keuangan

A. Aktiva

Piutang restitusi pajak

Pajak dibayar dimuka

B. Kewajiban

Hutang pajak

Kewajiban pajak tangguhan-bersih

C. Beban Pajak

(Beban) Manfaat Pajak

 Pajak Kini

 Pajak tangguhan

D. Arus Kas

Pembayaran pajak penghasilan

4.7 Akuntansi Pajak Penghasilan

Fokus pada pajak penghasilan perusahaan sebelum PSAK 46, Beban

pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal > PSAK

ETAP. PSAK 46 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed)

Beban pajak kini > pajak terutang menurut fiskal

Beban / penghasilan pajak tangguhan

Aktiva / kewajiban pajak tangguhan

4.7.1 Tujuan PSAK 46

a. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan

b. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak :


88

a) pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di

masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.

b) transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini

yang diakui pada laporan keuangan entitas.

c. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa

rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.

d. Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : pengaturan pajak final,

SKP, penambahan kesesuaian dengan peraturan perpajakan untuk

definisi aset pajak tangguhan

4.7.2 Ruang lingkup PSAK 46

a. Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan

b. Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri maupun luar

negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.

c. Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas anak,

entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi kepada entitas

pelapor.

d. Tidak berlaku pada :

a) Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan

Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi.

b) Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan

dari hibah tersebut atau kredit pajak investasi.


89

4.7.3 Defenisi

a. Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat

dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya:

a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; b) akumulasi rugi

pajak belum dikompensasi; dan

b) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal

peraturan perpajakan mengizinkan.

b. Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan

terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan

temporer kena pajak.

c. Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini

dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba

atau rugi pada satu periode > dipadankan dengan dengan laba

akuntansi.

d. Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum

dikurangi beban pajak.

e. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah

laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan

peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak

penghasilan yang terutang (dilunasi).

f. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan

peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak

entitas.
90

g. Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat

final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah

selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final

tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena

pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat

dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha

tertentu.

h. Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi)

atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.

i. Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset

atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan

pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:

a) Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas

b) Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset

4.7.4 Pengakuan Pajak Kini

a. Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai

liabilitas.

b. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan

dan periode sebelumnya melebihi jumlah pajak terutang, maka

selisihnya, diakui sebagai aset.

c. Manfaat yang berkaitan dengan rugi pajak yang dapat ditarik

kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya

harus diakui sebagai aset.


91

4.7.5 Pajak Tangguhan

Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak lebih besar dari

Penghasilan kena pajak maka ada pengakuan pajak menurut

akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak

tangguhan. Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak lebih kecil

dari Penghasilan kena pajak maka pajak yang dibayarkan lebih besar

dari pada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak

tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. Perusahaan memiliki

kerugian → dapat dikompensasikan di masa mendatang → manfaat

tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi → Aset pajak

tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan

direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa mendatang akan

diperoleh entitas.

4.8 Soal Pilihan Ganda

1. Berikut tujuan PSAK 46, kecuali…

A. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan

B. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pemulihan

(penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang

diakui pada laporan posisi keuangan entitas dan transaksi-transaksi

dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan

keuangan entitas.
92

C. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa

rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.

D. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penyerahan barang.

Jawaban: D

2. Laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan

yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang

(dilunasi) merupakan pengertian dari…

A. Laba akuntansi

B. Laba kena pajak

C. Beban pajak

D. Pajak penghasilan

Jawaban: B

3. Penghasilan Kena Pajak dari suatu perusahaan ….

A. Berbeda dari laba akuntansi karena perbedaan alokasi intraperiod

antara dua metode penentuan pendapatan .

B. Berbeda dari laba akuntansi karena perbedaan alokasi antarperiod dan

perbedaan permanen antara dua metode penentuan pendapatan .

C. Didasarkan pada standar pelaporan keuangan internasional.

D. Dilaporkan pada laporan laba rugi korporasi

Jawaban: B

4. Sebuah asumsi yang melekat dalam pernyataan IFRS mengenai posisi

keuangan adalah bahwa perusahaan pulih dan menyelesaikan aset dan

kewajiban pada …
93

A. Jumlah yang besar kemungkinan di mana " probability" berarti tingkat

kemungkinan setidaknya lebih dari 50 %.

B. Nilai sekarang dari arus kas masa depan.

C. Mereka melaporkan jumlah.

D. Nilai realisasi bersih.

Jawaban: C

5. Tangguhan yang ada harus …

A. Ditangani surut sesuai dengan pedoman yang berkaitan dengan

perubahan dalam standar akuntansi.

B. Dipertimbangkan, tetapi hanya harus dicatat dalam rekening jika

mengurangi kewajiban pajak tangguhan atau meningkatkan aktiva

pajak tangguhan.

C. Dilaporkan sebagai penyesuaian atas beban pajak pada periode

perubahan .

D. Diterapkan untuk semua perbedaan temporer atau permanen yang

timbul sebelum tanggal berlakunya perubahan tarif pajak , tetapi tidak

setelah tanggal perubahan.

Jawaban: C

6. Pengakuan manfaat pajak di tahun yang mengalami kerugian yang

mengakibatkan kompensasi rugi membutuhkan ….

A. Pembentukan kewajiban pajak tangguhan.

B. Pembentukan aktiva pajak tangguhan.

C. Pembentukan piutang pengembalian pajak penghasilan.


94

D. Hanya sebuah catatan atas laporan keuangan.

Jawaban: B

7. PT. Adara membeli mesin pada tanggal 2 Januari 2009, untuk $

2.000.000. Mesin ini memiliki hidup 5 tahun diperkirakan dengan tidak

ada nilai sisa. Metode garis lurus penyusutan (straight line) yang

digunakan untuk tujuan laporan keuangan serta jumlah depresiasi

dipercepat berikut akan dipotong untuk tujuan pajak : 2009 $ 400.000

2012 $ 230.000 2010 640.000 2013 230.000 2011 384.000 2014 116.000

Dengan asumsi tingkat pajak penghasilan sebesar 30% selama beberapa

tahun kewajiban pajak tangguhan bersih yang harus tercermin dalam

laporan posisi keuangan PT. Adara pada tanggal 31 Desember 2010,

berapakah kewajiban pajak tangguhan dan lancar lancar?

A. $ 0 $ 72.000

B. $ 4.800 $ 67.200

C. $ 67,200 $ 4,800

D. $ 72,000 $ 0

Jawaban: A

8. PT. Mundo menunjukkan pendapatan keuangan sebelum pajak sebesar $

1.500.000 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Dalam

perhitungan pajak penghasilan , data berikut dianggap :

a) Keuntungan konversi paksa $ 650.000 (Mundo telah terpilih untuk

menggantikan properti dalam hukum Periode menggunakan total

hasil)
95

b) Penyusutan dikurangkan untuk tujuan pajak lebih dari penyusutan

c) dikurangkan untuk tujuan buku besar 100.000

d) Perkiraan pembayaran pajak 2011 125.000

e) Tarif pajak yang berlaku , 2011 30 %

Berapa jumlah yang harus dilaporkan Mundo sebagai kewajiban pajak

penghasilan saat ini pada tanggal 31 Desember 2011 yang dicatat pada

laporan posisi keuangan ?

A. $ 100.000

B. $ 130.000

C. $ 225.000

D. $ 255.000

Jawaban: A

9. Pada tanggal 1 Januari 2011, PT. Garuda membeli mesin untuk $

720.000 yang akan disusutkan $ 72.000 per tahun untuk tujuan pelaporan

laporan keuangan. Untuk pelaporan pajak penghasilan, PT. Garuda

memakai biaya $ 80.000 dan untuk menggunakan penyusutan garis lurus

(straight line method) yang akan memungkinkan pengurangan

penyusutan $ 64.000 untuk 2011. Asumsikan berlaku tarif pajak

penghasilan sekarang dan masa depan dari 30 %. Berapa jumlah yang

harus ditambahkan pada kewajiban pajak tangguhan Gore untuk

perbedaan ini temporer pada tanggal 31 Desember 2011?

A. $ 43.200

B. $ 24.000
96

C. $ 21.600

D. $ 19.200

Jawaban: C

10. PT. Wrinko , yang diselenggarakan pada tanggal 2 Januari 2010,

memiliki laba akuntansi sebelum pajak sebesar $ 880.000 dan

penghasilan kena pajak dari $ 1.600.000 untuk tahun yang berakhir 31

Desember 2010 Satu-satunya perbedaan temporer diakui biaya garansi

produk yang diharapkan akan dibayar sebagai berikut :

a. 2011 $ 240.000

b. 2012 120.000

c. 2013 120.000

d. 2014 240.000

Tarif pajak penghasilan yang berlaku adalah 35 % untuk tahun 2010 , 30

% untuk 2011 sampai 2013 , dan 25 % untuk 2014.

Jika Wright mengharapkan penghasilan kena pajak di masa mendatang ,

aset pajak tangguhan pada 31 Desember , 2010 laporan posisi keuangan

harus sebesar…

A. $ 144.000

B. $ 168.000

C. $ 204.000

D. $ 252.000

Jawaban: C
97

4.9 Soal Esai

1. Tuliskan tujuan PSAK 46 !

Jawaban:

a. Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan

b. Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak :

a) Pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa

depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.

b) Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini

yang diakui pada laporan keuangan entitas.

c. Mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa

rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.

d. Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : pengaturan pajak final, SKP,

penambahan kesesuaian dengan peraturan perpajakan untuk definisi

aset pajak tangguhan.

2. Apakah yang dimaksud aset pajak tangguhan adalah . . . .

Jawaban:

Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat

dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya:

a) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; b) akumulasi rugi pajak

belum dikompensasi; dan

b) Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan

perpajakan mengizinkan.
98

3. Apakah yang dimaksud beban pajak (Penghasilan pajak) ?

Jawaban: Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak

kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba

atau rugi pada satu periode > dipadankan dengan dengan laba akuntansi.

4. Jelaskan pengertian laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi

fiskal) !

Jawaban:

Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba

(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang

ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang

(dilunasi).

5. Apakah yang dimaksud dengan pajak penghasilan final dan pajak kini?

Jawaban: Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat

final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai

dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak

digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak

penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan

terhadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas

laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.


99

6. Apakah yang dimaksud liabilitas pajak tangguhan?

Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang

pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena

pajak.

7. Entitas membeli komputer seharga 10.000. Menurut akutansi disusutkan

5 tahun dengan nilai sisa 2.000. Menurut pajak disusutkan 4 tahun

dengan nilai sisa 2.000. Buatlah perbedaan pajak dan akuntansi serta

jurnal beban pajak tangguhan.

Penyelesaian:

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Pendapatan 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000
Peyusutan untuk tujuan pajak 2,500 2,500 2,500 2,500 -
Laba (rugi) pajak 2,500 2,500 2,500 2,500 5,000
Beban (penghasilan) pajak kini 625 625 625 625 2,500

Pendapatan 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000


Peyusutan untuk tujuan pajak 1,600 1,600 1,600 1,600 1,600
Laba (rugi) pajak 3,400 3,400 3,400 3,400 3,400
Beban (penghasilan) pajak kini 850 850 850 850 850

Perbedaan 900 900 900 900 (1,600)


Beban (manfaat) pajak tangguhan 225 225 225 225 (400)
Kewajiban pajak tangguhan 225 450 675 900 500
100

Pada tahun 1-4 entitas akan mencatat beban pajak tangguhan karena

secara akuntansi entitas memiliki pendapatan lebih tinggi.

Beban pajak tangguhan 225


Kewajiban pajak tangguhan 225
101

8. Jika soal nomor 7 diasumsikan pendapatan sebelum biaya penyusutan

sebesar 5.000 tiap tahun, sama selama 5 tahun, dan asetnya dijual pada

tahun ke 7 dengan harga 3.000. Buatlah jurnal yang dibutuhkan.

Penyelesaian:

Pada tahun 5 entitas akan mencatat manfaat pajak tangguhan dan

mengurani kewajiban pajak tangguhan karena laba menurut pajak lebih

besar  pajak yang dibayarkan lebih besar dari beban pajak menurut

akuntansi.

Kewajiban pajak tangguhan 400


Manfaat pajak tangguhan 400

Pada tahun 7 entitas menjual mesin, menurut pajak keuntungan 3.000,

menurut akuntansi keuntungan 1.000. Pajak kini yang terlalu besar

menurut pajak akan dikurangi dengan manfaat pajak, sehingga beban

pajak menurut akuntansi = 750 – 500 = 250.

Kewajiban pajak tangguhan 500


Manfaat pajak tangguhan 500
102

9. Entitas A membeli mesin senilai 10.000 2/1/X1. Mesin menurut

akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, tanpa nilai sisa. Untuk tujuan

pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun.

Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi selain

depresiasi 2.000.

Penyelesaian:

Depresiasi menurut akuntansi = 10.000/5=2.000

Keterangan 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Pendapatan 7,000 7,000 7,000 7,000 7,000
bbn Operasi 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000
bbn Penyusutan 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000
Total Beban 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000
Laba sblm pajak 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2,250 2,250 2,250 2,250 2,250

Depresiasi menurut pajak = 10.000/4=2.500

Keterangan 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Pendapatan 7,000 7,000 7,000 7,000 7,000
bbn Operasi 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000
bbn Penyusutan 2,500 2,500 2,500 2,500
Total Beban 4,500 4,500 4,500 4,500 2,000
Penghasilan kena pajak 2,500 2,500 2,500 2,500 5,000
Pajak terutang 625 625 625 625 1,250
103

Keterangan 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Akuntansi
Laba sebelum pajak 3,000 3,000 3,000 3,000 3,000
Beban pajak (akt) 750 750 750 750 750
Pajak
Penghasilan kena pajak 2,500 2,500 2,500 2,500 5,000
Pajak terutang 625 625 625 625 1,250
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 (2,000)
Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500)
Kewajiban pajak tangguhan 125 250 375 500 -
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1,250
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500)
Total beban pajak 750 750 750 750 750

Jurnal yang dibuat pada saat 20X1-20X4

Beban pajak tangguhan 125


Liabilitas pajak tangguhan 125
Jurnal yang dibuat pada 20X5

Liabilitas pajak tangguhan 500


Pendapatan pajak tangguhan 500

Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar

500.
104

Pada akhir tahun menjadi tidak ada, sehingga liabilitas pajak tangguhan

nilainya 0 (nol).

10. Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000

(diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama). Pada 20x2 entitas laba

2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000. Tidak terjadi

perbedaan akuntansi dan pajak.


105

Penyelesaian:

Keterangan 20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi (8,000) 2,000 3,000 5,000
Beban pajak kini - - - 500
Beban pajak tangguhan (2,000) 500 750 750
Total beban pajak (2,000) 500 750 1,250
Laba setelah pajak (6,000) 1,500 2,250 3,750

Aset pajak tangguhan 2,000


Pendapatan pajak tangguhan 2,000

Beban pajak tangguhan 500


Aset pajak tangguhan 500

Beban pajak tangguhan 750


Aset pajak tangguhan 750

Beban pajak tangguhan 750


Aset pajak tangguhan 750

Beban pajak kini 1,250


Aset pajak tangguhan 750
Utang pajak kini 500
BAB V

INVESTASI (UTANG & MODAL)

5.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang

untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284).

Investasi juga dapat didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan

sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

periode akuntansi yang akan datang (Supriyono, 1987:424). Investasi dapat

pula didefinisikan sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2003:2)

Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.

Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan)

maupun asset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas

yang umum di lakukan. Menurur Jogiyanto, investasi dapat didefinisikan

sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang

efesien selam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Menurut Sukirno

kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni

(1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

106
107

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,

pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal

sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi

selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

5.2 Jenis-jenis Investasi

Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi

pada asset finansial dan investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial

dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi langsung dan investasi tidak

langsung.

a. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva

keuangan yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau

pasar turunan. Investasi langsung juga dapat dilakukak dengan membeli

aktiva yang tidak diperjual belikan, biasanya diperole dari bank komersial.

Aktiva ini dapat berupa tabungan dan sertifikat deposito.

b. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat

berharga dari perusahaan investasi, seperti reksadana.


108

5.3 Investasi Dalam Sekuritas Hutang

Untuk maksud akuntansi dan pelaporan, investasi dalam sekuritas

hutang dapat dikelompokkan atas:

1. Sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh tempo (Held-to-maturity)

2. Sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja (Available for sale)

3. Sekuritas hutang perdagangan (Trading Securities)

Sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh tempo (Held to

Maturity) dan yang siap dijual kapan saja (Available for sale) disajikan pada

neraca sebagai Investasi (lancar maupun tidak lancar). Sedangkan sekuritas

hutang perdagangan disajikan sebagai kas dan setara kas. Perbedaan

penyajian terjadi karena sekuritas perdagangan memang dikususkan untuk

mengambil keuntungan dari kenaikan atau penurunan harga obligasi di

pasaran (spekulasi).

Perlakuan akuntansi dan pelaporan

Unrealized holding Gains Pengaruh pada pendapatan lain-lain


Kategori Penilaian
or Losses (other Income)
Pendapatan bunga ketika diterima:
Held-to Maturiity Kos Amortisasi Tidak diakui
keuntungan dan kerugian dari penjualan
Diakui pada penghasilan Pendapatan bunga ketika diterima:
Trading Securities Nilai Wajar
(laba) bersih keuntungan dan kerugian dari penjualan
Diakui sebagai laba
komprehensif lainnya dan Pendapatan bunga ketika diterima:
Available-for-sale Nilai Wajar
sebagai komponen terpisah keuntungan dan kerugian dari penjualan
dari ekuitas pemegang saham
109

a. Sekuritas hutang yang dipegang sampai jatuh tempo (heldto-maturity)

b. Sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja (available for sale)

a) Investasi sekuritas hutang yang siap dijual kapan saja dilaporkan

pada nilai wajarnya (Fair Value).

b) Keuntungan dan kerugian berkaitan dengan perubahan dalam nilai

wajar sekuritas hutang dicatat pada akun keuntungan/ kerugian

yang belum terealisasi (unrealized holding gain or loss). Akun ini

dilaporkan sebagai laba komprehensif lainnya (Other

Comprehensive Income) sebagai komponen dari Ekuitas Pemegang

Sahan (Stockholder’s Equity).

c) Perubahan dalam nilai wajar tidak dilaporkan sebagai bagian dari

penghasilan (laba) bersih sampai sekuritas tersebut dijual.

c. Sekuritas perdagangan (trading securities/marketable securities)

a) Sekuritas perdagangan dipegang dengan maksud untuk menjual

kembali pada periode yang singkat. Sekuritas perdagangan

digunakan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga

(spekulasi). Periode memegang sekuritas tidak melebihi 3 bulan,

bahkan harian atau jam.

b) Sekuritas ini dilaporkan pada nilai wajar. Keuntungan atau

kerugian sebagai akibat penilaian atas nilai wajar diperlakukan

sebagai bagian dari penghasilan 7 (laba) neto. Ayat jurnal


110

penyesuaian untuk nilai wajar sama dengan Sekuritas Hutang Siap

Jual; (Available-for-sale).

c) Diskon atau premi tidak diamortisasi.

5.4 Investasi Dalam Sekuritas Ekuitas

1. Sekuritas ekuitas adalah sekuritas yang menunjukkan kepemilikan pada

suatu entitas atas saham biasa, saham preferen atau modal saham lainnya.

2. Sekuritas ekuitas termasuk juga hak untuk memperoleh atau melepas

kepentingan kepemilikan pada harga kesepakatan, misalnya waran, atau

opsi right dan call.

3. Obligasi yang bisa dikonversi atau saham preferen yang dapat ditebus

tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas ekuitas.

4. Sekuritas dicatat pada kos pembelian sekuritas. Kos pembelian sekuritas

ekuitas termasuk: harga pembelian, komisi broker, dan komisi lainnya

terkait dengan pembelian. Apabila kos sekuritas tidak dapat ditentukan,

makakos sekuritas ekuitas dicatat sesuai dengan nilai wajar atau nilai

aktiva yang diterima (apabila non kas).

5. Perlakuan akuntansi terhadap sekuritas ekuitas ditentukan oleh besar

kepemilikan investor atas saham dari entitas penjual.

Pengaruh pada pendapatan lain-lain


Kategori Penilaian Unrealized holding Gains or Losses
(other Income)
Kepemilikan < 20%
Diakui sebagai laba komprehensif lainnya dan
Metode Nilai Deviden diumumkan, keuntungan dan
Available for sale sebagai komponen terpisah dari ekuitas
Wajar kerugian dari penjualan
pemegang saham
Metode Nilai Deviden diumumkan, keuntungan dan
Perdagangan Diakui dalam penghasilan (laba) bersih
Wajar kerugian dari penjualan
Kepemilikan 20%-
Metode Ekuitas Tidak Diakui Proporsi laba bersih dari investe
50%
Kepemilikan > 50% Konsolidasi Tidak Diakui Tidak bisa diterapkan
111

5.4.1 Kepemilikan Kurang Dari 20%

Ketika investor memiliki kepentingan kepemilikan kurang dari

20%, maka dianggap investor memiliki pengaruh yang kecil

ataupun tidak memiliki pengaruh terhadap pemilik saham

(investee). Jika harga pasar tersedia, maka sekuritas ekuitas dinilai

dan dilaporkan menggunakan metode nilai wajar (fair value

method). Namun, apabila nilai pasar wajar tidak tersedia,

makainvestasi dinilai dan dilaporkan sebesar kos perolehan (Cost

Method). Metode nilai wajar mengharuskan perusahaan

mengklasifikasi sekuritas ekuitas pada saat pemerolehan sebagai

Sekuritas siap jual (Available for sale securities) ataupun Sekuritas

Perdagangan (Trading securities).

Untung atau rugi yang belum direalisasi atas sekuritas ekuitas

(Unrealized holding gain or loss-equity) disajikan sebagai

pengurang penghasilan (laba) komprehensif pada kelompok ekuitas

pemegang saham (Stockholder’s equity)di neraca. Sedangkan akun

penyesuaian atas nilai wajar sekuritas (securities fair value

adjustment) diperlakukan sebagai pengurang investasi di neraca

(akun kontra/contra account)


112

5.4.2 Kepemilikan Saham Antara 20% Dan 50%

Kepemilikan saham antara 20% dan 50% saham entitas lainnya,

suatu entitas dapat dianggap memiliki pengaruh yang signifikan.

Pengaruh yang signifikan merupakan kemampuan untuk

melakukan pengaruh pada suatu entitas (investee) terkait dengan:

1. Menetapkan wakil pada dewan direktur.

2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan.

3. Transaksi antar perusahaan 11

4. Perubahan-perubahan atas personil-personil manajerial, atau

5. Ketergantungan teknologi apabila kepemilikan antara 20% dan

50% maka investor dianggap mampu melakukan pengaruh pada

investee dan investor harus mencatat penyertaan dengan metode

ekuitas.

5.4.3 Kepemilikan Melebihi 50%

Apabila kepemilikan saham melebihi 50%, maka investor telah

memiliki hak pengendalian pada investee. Perusahaan investor

disebut sebagai perusahaan induk (Parent Company) dan Investee

merupakan perusahaan anak (subsidiary). Ketika kepemilikan

mencapai 50% maka perusahaan induk wajib menyusun laporan

keuangan, konsolidasi, sedangkan perusahaan induk tetap mencatat

investasi dengan metode ekuitas.


113

5.5 Penyajian Investasi di Neraca

Sekuritas perdagangan disajikan sebagai aktiva lancar 2. Sekuritas

hutang yang ditahan sampai jatuh tempo (held to maturity) diklasifikasikan

sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar tergantung tanggal jatuh tempo

masing-masing sekuritas. 3. Sekuritas hutang siap jual (available for sale)

dikalsifikasi sebagai aktiva lancar atau non lancar tergantung tanggal jatuh

tempo dan kapan akan dijual. 4. Sekuritas ekuitas dikatakan sekuritas siap

jual harus diklasifikasi lancar jika sekuritas ekuitas siap untuk digunakan

dalam perode operasi saat ini.

5.6 Soal Pilihan Ganda

1. Manakah di antara pernyataan berikut ini yang bukan merupakan bagian

dari pengertian investasi?

A. Komitmen sejumlah dana.

B. Tujuan mengurangi dampak inflasi.

C. Komitmen sejumlah sumber daya tertentu.

D. Tujuan memperoleh manfaat di masa depan.

Jawaban: B

2. Manakah yang merupakan tujuan seseorang melakukan investasi?

A. Meningkatkan kemakmuran investor.

B. Mengurangi dampak inflasi.

C. Mengurangi beban pajak.

D. Semua jawaban di atas benar.


114

Jawaban: B

3. Investasi utang (debt investment) yang memenuhi model bisnis dan

contractual cash flow test dilaporkan pada….

A. Nilai realisasi bersih – net realizable value.

B. Nilai wajar – fair value.

C. Amortized cost .

D. Yang lebih rendah dari amortized cost atau fair value .

Jawaban: C

4. IFRS mengharuskan perusahaan untuk mengukur aset keuangan

berdasarkan semua hal berikut kecuali…

A. Model bisnis perusahaan untuk mengelola aset keuangannya.

B. Apakah aset keuangan adalah hutang atau investasi ekuitas.

C. Karakteristik arus kas kontraktual (contractual cashflow characteristic)

dari aset keuangan.

D. Semua pilihan adalah persyaratan IFRS .

Jawaban:B

5. Biaya perolehan diamortisasi adalah jumlah pengakuan awal investasi

dikurangi…

A. Pembayaran dan dikurangi pengurangan untuk tidak tertagihnya.

B. Amortisasi kumulatif dan dikurangi pengurangan untuk tidak

tertagihnya.

C. Cicilan plus atau minus amortisasi kumulatif dan dikurangi

pengurangan untuk tidak tertagihnya.


115

D. Cicilan plus atau minus amortisasi kumulatif .

Jawaban:C

6. Manakah dari berikut ini yang tidak benar tentang pencatatan penjualan

investasi utang (debt investment) sebelum jatuh tempo?

A. Bunga yang masih harus dibayar akan diterima oleh penjual meskipun

bukan merupakan tanggal pembayaran bunga.

B. Entri harus dibuat untuk amortisasi diskon untuk tanggal penjualan.

C. Entri untuk amortisasi premi pada tanggal penjualan termasuk debit

untuk investasi Utang.

D. Sebuah keuntungan atas penjualan adalah selisih antara harga jual atas

nilai buku obligasi .

Jawaban:C

7. Penurunan investasi utang (debt investment) adalah ..

A. Berdasarkan discounted contractual cash flow.

B. Diakui sebagai realized loss jika penurunan nilai tersebut akan dinilai

sementara.

C. Berdasarkan nilai wajar untuk investasi non-trading dan negotiated

value untuk held fro collection investment.

D. Dievaluasi pada setiap tanggal pelaporan untuk setiap held for

collection investment.

Jawaban:D

8. PT. Kencana Jaya membeli obligasi dengan jumlah nominal sebesar Rp

400,000. Kencana Jaya membeli obligasi pada 102 dan membayar biaya
116

broker sebesar Rp 6.000 . Jumlah untuk mencatat sebagai biaya debt

investment ini sebesar?

A. Rp 406.000.

B. Rp 414.000.

C. Rp 408.000.

D. Rp 400.000 .

Jawaban:B

9. Pada 1 Juli 2012 , PT. Horas Lautan Kasih membeli obligasi PT. Lopis

Dua Dunia , 10 tahun , 9 % , obligasi dengan face value sebesar Rp

500.000 , pada Rp 470,000 ( tingkat bunga efektif 10 % ) . Bunga obligasi

dibayarkan setiap semester pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli . Obligasi

akan jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2022. Horas menggunakan amortisasi

metode bunga efektif . Mengabaikan pajak penghasilan , jumlah yang

dilaporkan dalam laporan laba rugi 2012 Horas sebagai hasil dari investasi

nontrading Horas di PT. Lopis adalah sebesar?

A. Rp 23.500.

B. Rp 21.150.

C. Rp 22.500.

D. Rp 20.000

Jawaban: A

10. Pada tanggal 1 Juli , 2012, PT. Wings Indonesia membeli senilai 600 dari

Rp 1.000 face value , 8 % obligasi PT. Loy, sebesar Rp 630,000 ( tingkat

bunga efektif 7 % ) . Obligasi yang jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2017,
117

Loy membayar bunga setiap semester pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli .

Wings menggunakan amortisasi metode bunga efektif dan mencatat

obligasi sebagai non -trading . Pada tanggal 31 bulan Desember 2012

laporan posisi keuangan wing , nilai tercatat obligasi adalah…

A. Rp 630.000.

B. Rp 625.800.

C. Rp 626.100.

D. Rp 628.050.

Jawaban: D

5.7 Soal Esai

PT Original membeli 10.000 lembar Obligasi KW dengan nilai par

Rp20.000 per lembar pada tanggal 1 Juli 2012. Tingkat bunga kupon sebesar

12% dibayar tiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat bunga efektif obligasi

sejenis sebesar 10%. Obligasi akan jatuh tempo empat tahun mendatang.

Nilai wajar saat penerbitan sebesar Rp212.926.425,52. Nilai wajar per lembar

Obligasi KW pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2013 masing-masing

Rp21.000 dan Rp20.900.

1. Buatlah tabel amortisasi diskon atau premium atas obligasi!


Jawaban:
Bunga Pendapatan Amortisasi Saldo Investasi
Periode
Diterima (6%) Bunga (5%) Premium Obligasi
1 Juli 2012 212,926,425.52
1 Januari 2013 12,000,000 10,646,321.28 1,353,678.72 211,572,746.79
1 Juli 2013 12,000,000 10,578,637.34 1,421,362.66 210,151,384.13
1 Januari 2014 12,000,000 10,507,569.21 1,492,430.79 208,658,953.34
1 Juli 2014 12,000,000 10,432,947.67 1,567,052.33 207,091,901.01
1 Januari 2015 12,000,000 10,354,595.05 1,645,404.95 205,446,496.06
1 Juli 2015 12,000,000 10,272,324.80 1,727,675.20 203,718,820.86
1 Januari 2016 12,000,000 10,185,941.04 1,814,058.96 201,904,761.90
1 Juli 2016 12,000,000 10,095,238.10 1,904,761.90 200,000,000.00
118

2. Buat jurnal pada tanggal 1 Juli 2012, 31 Desember 2012, 1 Januari 2013,

1 Juli 2013, dan 31 Desember 2013. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo!

Jawaban:

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jul-12 Investasi Obligasi 212.926.425,52
Kas 212.926.425,52

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-12 Piutang Bunga 12,000,000.00
Pendapatan bunga 10.646.321,28
Investasi obligasi 1.353.678,72

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jan-13 Kas 12,000,000.00
Piutang Bunga 12,000,000.00

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jul-13 Kas 12,000,000.00
Pendapatan bunga 10.578.637,34
Investasi obligasi 1.421.362,66

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-13 Piutang Bunga 12,000,000.00
Pendapatan bunga 10.507.569,21
Investasi obligasi 1.492.430,79
119
120

3. Buat jurnal pada tanggal 1 Juli 2012, dan 31 Desember 2012, Tersedia

untuk dijual!

Jawaban:

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jul-12 Investasi Obligasi 212.926.425,52
Kas 212.926.425,52

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-12 Piutang Bunga 12,000,000.00
Pendapatan bunga 10.646.321,28
Investasi obligasi 1.353.678,72

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-12 Keuntungan/kerugian belum terealisasi-
1,572,746.79
pendapatan komprehensif lain
Penyesuaian perubahan nilai wajar
1,572,746.79
aset keuangan-tesedia untuk dijual

Nilai wajar 31 Des 2012 = Rp21.000 x 10.000 = Rp210.000.000

Kerugian belum terealisasi

= Nilai tercatat 31 Des 2012 - Nilai wajar 31 Des 2012

= Rp211.572.746,79 - 210.000.000 = 1.572.746,79


121

4. Buat jurnal pada tanggal 1 Juli 2012, 31 Desember 2012, 1 Januari 2013,

1 Juli 2013, dan 31 Desember 2013. Diukur pada nilai wajar melalui laba

rugi.

Jawaban:

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jul-12 Investasi Obligasi 212.926.425,52
Kas 212.926.425,52

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-12 Piutang Bunga 12,000,000.00
Pendapatan bunga 10.646.321,28
Investasi obligasi 1.353.678,72

Date Keterangan Debit Kredit


31-Dec-12 Keuntungan/kerugian belum terealisasi-
1,572,746.79
pendapatan komprehensif lain
Penyesuaian perubahan nilai wajar
1,572,746.79
aset keuangan-tesedia untuk dijual

Nilai wajar 31 Des 2012 = Rp21.000 x 10.000 = Rp210.000.000

Kerugian belum terealisasi

= Nilai tercatat 31 Des 2012 - Nilai wajar 31 Des 2012

= Rp211.572.746,79 - 210.000.000 = 1.572.746,79

5. Sajikan investasi di laporan keuangan akhir tahun 2012 dan 2013.


122

(Dimiliki Hingga Jatuh Tempo)

Jawaban:

Per Per 31 Desember 2012

Aset Tidak Lancar Investasi obligasi – biaya perolehan diamortisasi

Rp211.572.746,79

Per 31 Desember 2013

Aset Tidak Lancar Investasi obligasi – biaya perolehan diamortisasi

Rp208.658.953,34

6. Sajikan investasi di laporan keuangan akhir tahun 2012 dan 2013.

(Tersedia untuk dijual)

Jawaban:

Per 31 Desember 2012

Aset Tidak Lancar Investasi obligasi – nilai wajar tersedia untuk dijual

Rp210.000.000

Ekuitas Pendapatan komprehensif lain Rp (1.572.746,79)


123

Per 31 Desember 2013

Aset Tidak Lancar Investasi obligasi – nilai wajar tersedia untuk dijual

Rp209.000.000

Ekuitas Pendapatan komprehensif lain Rp341.046,66

7. Sajikan investasi di laporan keuangan akhir tahun 2012 dan 2013.

(Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi)

Jawaban:

Per 31 Desember 2012

Aset Lancar Investasi obligasi – nilai wajar pada nilai wajar diukur

Rp210.000.000

Per 31 Desember 2013

Aset Lancar Investasi obligasi – nilai wajar diukur pada nilai wajar

Rp209.000.000

8. Pada tanggal 1 Januari 2014, setelah memperoleh pembayaran bunga, PT

Original menjual seluruh Obligasi KW dengan harga per lembar

Rp20.500. Pada tanggal 1 Januari 2014, setelah memperoleh pembayaran

bunga, PT Original menjual seluruh Obligasi KW dengan harga per

lembar Rp20.500. (Dimiliki Hingga Jatuh Tempo).

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jan-14 Kas 205,000,000
Kerugian Penjualan Investasi 3.658.953,34
Investasi obligasi 208.658.953,34
124

9. Pada tanggal 1 Januari 2014, setelah memperoleh pembayaran bunga, PT

Original menjual seluruh Obligasi KW dengan harga per lembar

Rp20.500. (Tersedia untuk dijual).

Jawaban:

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jan-14 Kas 205.000.000
Kerugian Penjualan Investasi 3.658.953,34
Keuntungan/kerugian belum terealisasi-
341.046,66
pendapatan komprehensif lain
Investasi Obligasi 208.658.953,34
Penyesuaian perubahan nilai wajar
341.046,66
aset keuangan-tesedia untuk dijual

10. Pada tanggal 1 Januari 2014, setelah memperoleh pembayaran bunga, PT

Original menjual seluruh Obligasi KW dengan harga per lembar

Rp20.500. (Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi).

Jawaban:

Date Keterangan Debit Kredit


1-Jan-14 Kas 205.000.000
Kerugian Penjualan Investasi 4,000,000
Investasi Obligasi 208.658.953,34
Penyesuaian perubahan nilai wajar
341046,66
aset keuangan-tesedia untuk dijual
BAB VI

PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN

6.1 Perubahan Metode Akuntansi

Bila suatu entitas pelaporan menyesuaikan estimasinya dimasa lalu

atas pendapatan yang diterima atau biaya yang dikeluarkan, mengubah

prinsip akuntansi dari suatu metode ke metode lain, mengubah sifat entitas

pelaporannya, atau mengoreksi kesalahan dimasa lalu, maka para pemakai

loporan keuangan akan mendapatkan kesulitan dalam membuat prediksi

untuk masa depan dengan mengunakan laporan-laporan sebelumnya. Masalah

akuntansi yang mendasar adalah apakah perubahanperubahan serta koreksi

kesalahan tersebut harus dilaporkan sebagai perbaikan atas laporan tahun-

tahun sebelumnya sehingga meningkan komparabilitas dari laporan-laporan

tersebut dengan laporan tahun berjalan dan laporan masa mendatang, ataukah

perubahan tersebut hanya mempengaruhi laporan tahun berjalan dan laporan

tahun-tahun mendatang?

Beberapa alternatif telah diusulkan untuk melaporkan perubahan

akuntansi dan koreksi kesalahan, yaitu :

1. Menyusun kembali laporan keuangan yang disajikan pada tahun-tahun

sebelumya, agar mencerminkan pengaruh dari perubahan atau koreksi

tersebut. Menyesuaikan saldo awal laba yang ditahan pada periode

berjalan karena pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut.

125
126

2. Tidak melakukan koreksi atas laporan keuangan yang disajikan pada

tahun-tahun sebelumnya. Melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan

atau koreksi tersebut dalam tahun berjalan sebagai koreksi langsung

terhadap laba yang ditahan.

3. Kecuali melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi

tersebut sebagai pos tersendiri dalam perhitungan laba-rugi dan tidak

membuat koreksi langsung terhadap laba yang ditahan.

4. Melaporkan pengaruh kumulatif tersebut dalam tahun berjalan

sebagaimana halnya pada no 3, tetapi juga menyajikan informasi

proforma, terbatas untuk seluruh tahun sebelumnya yng disertakan dalam

laporan keuangan tersebut, mengenai “apa yang terjadi” bila perubahan

atau koreksi tersebut dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

5. Membuat perubahan itu hanya berpengaruh untuk periode berjalan dan

periode mendatang tanpa membuat koreksi yang berhubungan dengan

periode lalu. Koreksi kesalahan hanya dilakukan bila mempunyai

pengaruh terhadap laporan tersebut.

6.1.1 Perubahan estimasi akuntansi

Bertentangan dengan kepercayaan orang banyak, informasi

akuntansi tidak dapat diukur dan dilaporkan secara tepat. Begitu pula,

untuk membuat laporan tepat waktu sebagai dasar pengambilan

keputusan, data akuntansi sering harus didasarkan pada estimasi

kejadian di masa mendatang. Estimasi yang terdpaat dalam laporan

keuangan didasarkan pada pertimbangan professional yang baik atas


127

informasi yang tersedia saat itu. Di hari kemudian, berdasarkan

tambahan pengalaman atau adanya fakta baru, kadang-kadang

mesalahnya menjadi jelas sehingga estimasi itu perlu disesuaikan agar

menggambarkan keadaan perusahaan saat ini dengan lebih akurat.

Dengan demikian, telah terjadi perubahan estimasi akuntansi

dan semua perubahan harus dicerminkan entah pada periode berjalan

saja atau pada periode periode berjalan dan periode-periode mendatang

seta tidak ada penyesuaian retroaktif (berlaku surut) atau laporan

proforma yang harus dibuat akibat adanya perubahan estimasi

akuntansi. Perubahan estimasi dianggap sebagai baian dari proses

akuntansi yang normal dan bukan merupakan koreksi atau perubahan

dari periode lalu.

6.1.2 Perubahan prinsip akuntansi

Kontrak-kontrak pembangunan jangka dpaat dicatat berdasarkan

metode persentase penyelesiaan atau metode kontrak selesai. Persediaan

dapat dicatat dengan metode FIFO, LIFO, atau metode yang diakui

lainnya. Metode-metode alternative ini sering kali sama-sama dapat

digunakan oleh perusahaan tersebut. Tetapi pada kebanyakan, kriteria

untuk memilih metode tersebut tidaklah memadai.

Akibatnya, perusahaan menganggap mudah untuk melakukan

perubahan dari suatu metode ke metode lain.

Pada umumnya, pengaruh perubahan prinsip akuntansi

digambarkan dengan melaporkan pengaruh kumulatif perubahan


128

tersebut dalam perhitungan rugi-laba, pada periode terjadinya

perubahan tersebut. Penyesuaian kumulatif tersebut disajikan setelah

pos luar biasa dan sebelum laba bersih. Laporan keuangan tahun-tahun

sebelumnya yang dijadikan sebagai perbandingan untuk laporan

keuangan tahun berjalan, disajikan sebagaimana telah dilaporkan.

Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi biayanya

harus disesuaikan terhadap alokasi pajak antar periode. Perubahan

tersebut sering berasal dari metode yang digunakan baik untuk

perpajakan maupun pelaporan, ke metode lain untuk pelaporan.

Perubahan retroaktif dalam metode untuk perpajakan pada umunya

tidak diperbolehkan. Dengan demikian, pajak penghasilan yang

terhutang pada tahun berjalaan biasanya tidak terpengaruh oleh

perubahan tersebut. Sekalipun demikian, penyesuaian perlu dibuat pada

perkiraan pajak penghasilan yang ditangguhkan.

6.1.3 Perubahan entitas pelaporan

Perusahaan kadang-kadang mengubah sifat dari bentuknya atau

melaporkan operasinya sedemikian rupa sehingga laporan keuangannya

terpengaruh oelh perbedaan entitas pelaporannya. Perubahan itu

meliputi :

a. Penyajian laporan konsolidasi atau laporan gabungan sebagai

pengganti laporan dari masing-masing perusahaan afiliasi.

b. Mengubah perusahaan anak tertentu yang termasuk dalam kelompok

perusahaan yang dibuatkan laporan konsolidasinya.


129

c. Mengubah perusahaanperusahaan yang tercakup dalam laporan

keuangan gabungan,

d. Penggabungan usaha yang merupakan suatu penyatuan hak

pemilikan kepentingan.

Karena tujuan dasar dari penyajian laporan keuangan adalah

untuk membantu memprediksi arus kas di masa mendatang, APB

merekomendasi agar laporan keuangan disesuaikan secara retroaktif

untuk mengungkapkan bagaimana laporan tersebut akan disajikan

seandainya entitas tahun-tahun sebelumnya sama seperti sekarang.

Tentu saja rekomendasi ini mengasumsikan bahwa beberapa

perusahaan sebagai satu unit akan membuat keputusan yang sama

dengan keputusan masing-masing perusahaan. Meskipun asumsi ini

mungkin tidak absah, namun penyesuiaan retroaktif tersebut mungkin

akan menyajikan informasi yang lebih berguna untuk analisis tren

ketimbang laporan keuangan yang tidak jelas mempunyai daya banding

akibat perbedaan komponen entitasnya.

Dalam periode terjadinya perubahan tersebut, laporan keuangan

harus menjelaskan sifat dan alasan terjadinya perubahan. Laporan itu

juga harus secara jelas menunjukan pengaruh dari perubahan itu

terhadap laba dari operasi berlanjut, laba bersih dan jumlah laba per

saham untuk semua periode yang disajikan. Laporan tahuh-tahun

mendatang tidak perlu mengulangi pengungkapan ini.


130

6.1.4 Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi

Alokasi atau pembebanan biaya di dasarkan pada taksiran-

dimana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya

pembebanan kerugian piutang, taksiran umur dalam perhitungan

depresiasi, taksiran jumlah garansi yang akan dibayar dan lainlain.pada

periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-

taksiran yang sudah dibuat adalah tidak benar sehingga di revisi. Dalam

hal taksiran sudah dibuat dengan sebaik-baiknya tetapi ternyata tidak

tepat, maka perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode

berjalan dan periode-periode yang akan datang. Periode-periode yang

lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan taksiran ini baru

diketahui pada periode berjalan.

6.1.5 Perubahan kesatuan usaha

Laporan Keuangan bisa berubah karena adanya perubahan

kesatuan usaha. Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal

disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti laporan

keuangan msing-masing perusahaan , perubahan-perubahan dalam anak

perusahaan yang laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya

penggabungan baru. Apabila terjadi perubahan kesatuan usaha maka

laporan keuangan tahun berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan

sebab-sebab perusahaan itu. Disamping itu akibat-akibat perubahan

terhadap laba-rugi juga harus dicantumkan juga dalam laporan laba rugi

sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu pula laba bersih dan jumlah
131

pendapatan perlembar saham. Laporan keuangan tahun berikutnya tidak

perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan.

Agar laporan keuangan tahun berjalandapat dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya, laporan keuangan tahun sebelumnya harus

disusun dengan anggapan jika seandainya sudah terjadi perubahan

kesatuan usaha.

6.2 Koreksi Kesalahan

Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang

tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang

seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau

beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan.

Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti

transaksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan

matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi,

kesalahan interpretasi fakta, kecurangan , atau kelalaian. Dalam situasi

tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih

laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporanlaporan keuangan

tersebut tidak dapat diandalkan lagi.

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompok-kan dalam 2

(dua) jenis:

1. Kesalahan yang tidak berulang


132

Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak

akan terjadi kembali yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

1) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan

2) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode

sebelumnya;

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik;

Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan

oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang

diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak

dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan

restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.

Untuk mencegah timbulnya kesalahan-kesalahan disusun suatu sistem

dan prosedur akuntansi yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang

saling memeriksa sehingga kesalahankesalahan diharapkan dapat di batasi

seminimum mungkin. Kesalahan – kesalahan yang timbul dalam pencatatan

bisa terjadi karena disengaja atau tidak. Kesalahankesalahan yang disengaja

dapat disebabkan keinginan untuk menghindarkan pajak, menyusun laporan

keuangan yang menguntungkan sehingga harga pasar surat berharga

perusahaan dapat di pengaruhi, mempengaruhi pandangan lembaga –lembaga

tertentu seperti bank, menutupi kecurangankecurangan dalam perusahaan

seperti pencurian uang, atau persedian barang dan lain-lain. Apabila

kesalahan-kesalahan ini timbul dari kehendak pimpinan perusahaan maka

sistem dan prosedur akuntansi yang disusun tidak dapat mencegahnya.


133

Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja timbul karena kesalahan

dalam melakukan pencatatan. Kesalahan-kesalahan ini antara lain kesalahan

membukukan ke rekening yang lain, kesalahan mencatat jumlah dan

penjumlahan baik footing maupun cross footing, kesalahan memisahkan

antara pengeluaran modal dan pengeluaran penghasilan, kelupaan tidak

membebankan depresiasi dan lain lain.

6.3 Jenis-Jenis Kesalahan

Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mempengaruhi necara saja

atau mungkin hanya mempengaruhi laporan laba-rugi saja. Selain

kesalahankesalahan itu ada juga kesalahan yang mempengaruhi keduanya.

Baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan kesalahan jenis terakhir ini

yaitu yang mepengaruhi neraca dan laporan labarugi dapat dipisahkan

menjadi 2 yaitu:

1. Kesalahan-kesalahan yang bila tidak dibetulkan, akan menjadi betul

sendiri dalam periode berikutnya (counter balanced). Jika ada kesalahan-

kesalahan seperti ini maka laporan laba rugi untuk dua periode berturut-

turut menjadi tidak benar. Neraca periode pertama tidak benar, tetapi

neraca periode berikutnya sudah menjadi sendiri. Contoh kesalahan jenis

ini adalah kesalah dalam persediaan barang, kesalahan tidak membuat

penyesuain untuk utang-utang biaya dan pendapatan yang masih akan

diterima, dan kesalahan tidak membuat penyesuaian untuk biaya yang

dibayar dimuka dan penghasilan yang diterima dimuka.


134

2. Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi neraca dan laporan laba tetapi

tidak menjadi benar dengan sendirinya pada periode berikutnya. Neraca

yang disusun sesudah adanya kesalahan ini tidak akan benar sampai dibuat

koreksi yang perlu. Laporan laba rugi tahun berjalan menjadi tidak benar

tetapi tahun-tahun berikutnya akan tergantung pada jenis kesalahan itu.

Mungkin pengaruhnya hanya dalam periode berjalan atau juga

mempengaruhi periode-periode yang akan datang. Contoh kesalahan jenis

ini adalah kesalahan dalam depresiasi dan kesalahan mencatat pengeluaran

modal sebagai pengeluaran penghasilan atau sebaliknya.

6.4 Jurnal Koreksi

Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan-kesalahan

akan tergantung pada bentuk laporan laba rugi yang disusun. Apabila laporan

laba rugi disusun dengan cara all inclusive , yaitu semua elemen yang

mempengaruhi perhitungan laba rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi,

maka junal koreksi akan dicatat dalam rekening-rekening nominal. Apabila

laporan laba rugi disusun dengan cara current operating performance yaitu

laporan laba rugi hanya menunjukkan transaksi-transaksi yang sering terjadi

yang timbul dalam periode itu maka jurnal koreksi akan dicatat dalam

rekening laba tidak di bagi. Bila mengikuti prinsip yang sekarang berlaku,

maka koreksi atas kesalahan dicatat ke rekening laba tidak dibagi dan

dilaporkan dalam laporan laba tidak di bagi.


135

6.5 Soal Pilihan Ganda

1. Dibawah ini merupakan peristiwa yang memerlukan koreksi, kecuali:

A. Kesalahan berulang

B. Kelebihan pembayaran belanja

C. Kesalahan pencatatan asset

D. Kesalahan pencatatan utang jangka panjang

Jawaban : A

2. Perubahan akuntansi sering dibuat dan dampak moneter tercermin dalam

laporan keuangan perusahaan meskipun, secara teori, hal ini dapat menjadi

pelanggaran terhadap konsep akuntansi…

A. Materialitas .

B. Konsistensi.

C. Kehati-hatian.

D. Objektivitas .

Jawaban: B

3. Mengapa sebuah perusahaan perlu melakukan perubahan metode

akuntansi?

A. Untuk membuat laporan keuangan yang bisa diperbandingkan

B. Untuk membuat laporan keuangan yang baik

C. Untuk membuat laporan keuangan yang meramalkan

D. Untuk membuat laporan keuangan yang handal

Jawaban: A
136

4. Berikut adalah macam-macam perubahan dalam metode akuntansi,

kecuali…

A. Perubahan dalam prinsip akuntansi

B. Perubahan dalam taksiran-taksiran akuntansi

C. Perubahan dalam satuan usaha

D. Perubahan dalam struktur organisasi

Jawaban: D

5. Berikut ini adalah contoh perubahan pronsip akuntansi, kecuali..

A. Perubahan dalam metode pembebasan harga pokok persediaan

B. Perubahan dalam metode depresiasi

C. Perubahan dalam metode pencadangan piutang

D. Perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang

Jawaban: C

6. Bagaimana menegah kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dalam

pembuatan laporan keuangan?

A. Mengadakan bimbingan kepada para pegawai keuangan

B. Mengadakan penggantian pegawai atau roling

C. Mengangkat pegawai yag kompoten

D. Menyusun suatu system dan prosedur akuntansi yang didalamnya

terdapat langkah-langkah yang saling memeriksa

Jawaban: D
137

7. Persediaan barang pada tanggal 31 Desember 2010 terlalu kecil Rp.10.000,

bagaimana pengaruh kasalahan tersebut apabila kesalahan ini diketahui

sebelum tutup buku tahun 2011?

A. Pada tahun 2010 harga pokok penjualan terlalu besar karena persediaan

akhir terlalu kecil

B. Pada tahun 2011 harga pokok penjualan terlalu kecil karena persediaan

awal terlalu kecil

C. Pada tahun 2010 aktiva terlalu kecil karena persediaan terlalu kecil

D. Semua Benar

Jawaban: D

8. Barang dibeli dengan FOB shipping point dengan pengapalan dilakukan

kepada CV Abadi pada 31 Desember 2008. Pembelian dicatat pada tahun

2008, tetapi barang tersebut tidak dimasukkan dalam persediaan akhir.

Ayat jurnal yang harus dibuat dalam pembukuan untuk memperbaiki

kesalahan tersebut, diasumsikan bahwa pembukuan belum ditutup untuk

tahun 2008.

A. Tidak ada jurnal

B. Debet: Pembelian Kredit: Persediaan Barang Dagang

C. Debet: Persediaan Barang Dagang Kredit: Pembelian

D. Debet: Pembelian Kredit: Utang Dagang

Jawaban: A
138

9. Berdasarkan soal nomor 8, ayat jurnal yang harus dibuat dalam

pembukuan untuk memperbaiki kesalahan tersebut, diasumsikan bahwa

pembukuan sudah ditutup untuk tahun 2008.

A. Tidak ada jurnal

B. Debet: Pembelian Kredit: Persediaan Barang Dagang

C. Debet: Persediaan Barang Dagang Kredit: Pembelian

D. Debet: Pembelian Kredit: Utang Dagang

Jawaban: C

10. Masih harus dibayar hutang gaji $ 51.000 tidak dicatat pada tanggal 31

Desember 2010. Perlengkapan kantor di tangan $4.000 pada 31

Desember 2011 yang keliru diperlakukan sebagai beban bukannya

persediaan persediaan. Tak satu pun dari kesalahan ini ditemukan atau

diperbaiki . Efek dari dua kesalahan akan menyebabkan..

A. 2011 laba bersih yang bersahaja $ 75.000 dan 31 Desember 2011

saldo laba untuk dikecilkan $ 24.000.

B. Laba bersih tahun 2010 dan 31 Desember 2010 laba ditahan untuk

dikecilkan $ 51.000 masing-masing.

C. Laba bersih tahun 2010 untuk dilebih-lebihkan $ 27.000 dan 2011

laba bersih dikecilkan $ 24.000.

D. Laba bersih 2011 dan 31 Desember 2011 laba ditahan untuk

dikecilkan $ 24.000 masing-masing .

Jawaban: A
139

6.6 Soal Esai

1. Tuliskan contoh kesalahan yang bila tidak dibetulkan, akan menjadi betul

sendiri dalam periode berikutnya (counter balanced)!

Jawaban: Kesalah dalam persediaan barang, kesalahan tidak membuat

penyesuain untuk utang-utang biaya dan pendapatan yang masih akan

diterima, dan kesalahan tidak membuat penyesuaian untuk biaya yang

dibayar dimuka dan penghasilan yang diterima dimuka.

2. Tuliskan contoh kesalahan yang mempengaruhi neraca dan laporan laba

tetapi tidak menjadi benar dengan sendirinya pada periode berikutnya!

Jawaban: kesalahan dalam depresiasi dan kesalahan mencatat

pengeluaran modal sebagai pengeluaran penghasilan atau sebaliknya.

3. Persediaan barang tanggal 31 Desember 2005 terlalu kecil Rp.l0.000,- .

Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak

sebagai berikut:

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Harga pokok penjualan terlalu besar Aktiva terlalu kecil karena persediaan
2005 karena persediaan akhir terlalu kecil terlalu kecil. Laba ditahan terlalu kecil.
Laba bersih terlalu kecil.
Harga pokok penjualan terlalu kecil Neraca sudah benar karena kesalahan
2006 karena persediaan awal terlalu kecil tahun 200S dibenarkan oleh kesalahan
Laba bersih terlalu besar. tahun 2006.
140

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006,

maka kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk membetulkan

kesalahan seperti ini adalah…


141

Jawaban:

Persediaan Barang 10,000


Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba ditahan) 10,000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006,

tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir 2005

yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan persediaan awal

tahun 2006 yang terlalu besar.

4. Pada barang-barang seharga Rp20.000,- yang dibeli tahun 2005 baru

dicatat dalam tahun 2006. Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam

perhitungan persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini

terhadap neraca dan laporan laba rugi sebagai berikut:

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Harga pokok penjualan benar karena Aktiva dan utang terlalu kecil.
pembelian terlato kecil diimbangi
2005
dengan persediaan akhir yang terlalu
kecil. Laba bersih benar
Harga pokok penjualan benar Laba ditahan benar. Aktiva dan utang
karena pembelian terlalu besar sudah benar karena kesalahan tahun
2006 diimbangi dengan persediaan awal 200S dibenarkan oleh kesalahan tahun
yang terlalu kecil. 2006.
Laba bersih benar
142

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup dalam tahun

2006, maka kesalahan ini perlu dibetulkan. jurnal koreksi untuk

membetulkan kesalahan seperti ini adalah…

Jawaban:

Persediaan Barang 20,000


Pembelian 20,000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006

tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir dan

pembelian tahun 2005 sudah dibetulkan dengan adanya kesalahan

persediaan awal dan pembelian tahun 2006.

5. Pada pembelian sebesar Rpl5.000,- pada akhir tahun 2005 baru dicatat

pada awal tahun 2006. Barang-barang ini termasuk dalam perhitungan

persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan

laporan laba rugi nampak sebagai berikut :

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Harga pokok penjualan terlalu kecil Aktiva benar tetapi utang terlalu kecil.
2005 karena pembelian terlalu kecil. Laba Laba ditahan terlalu besar.
bersih terlalu besar.
Harga pokok penjualan terlalu besar Neraca sudah benar karena kesalahan
2006 karena pembelian terlalu besar. Laba tahun 200S sudah dibetulkan oleh
bersih terlalu kecil. kesalahan tahun 2006.

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2006,

maka kesalahan ini perlu dibetulkan. Jurnal koreksi untuk membetulkan

kesalahan adalah…

Jawaban:
143

Laba Ditahan 15,000


Pembelian 15,000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006

tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan pembelian tahun 2005

yang terlalu kecil sudah dibetulkan dengan kesalahan pembelian tahun

2006 yang terlalu besar.

6. Penjualan barang seharga Rp35.000,- pada akhir Desember 2005 baru

dicatat pada tahun 2006. Karena barangnya sudah dikirim pada akhir tahun

2005 maka tidak termasuk dalam persediaan akhir tahun 2005. Akibat dari

kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai

berikut:

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Penjualan terlalu kecil. Laba bersih Aktiva terlalu kecil karena piutang tidak
2005 terlalu kecil. dicatat. Laba ditahan terlalu kecil.

Penjualan terlalu besar. Laba bersih Neraca benar karena kesalahan 2005
2006
terlalu besar. dibenarkan oleh kesalahan 2006.

Apabila kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2005 maka

jurnal koreksinya adalah…

Jawaban:

Penjualan 35,000
Laba Ditahan 35,000

7. Pada tanggal 1 Januari 2005 perusahaan membuat perjanjian asuransi

kebakaran untuk jangka waktu 5 tahun dengan premi sebesar Rp 50.000,-

yang dibayar di muka. Pembayaran premi didebitkan ke rekening biaya

asuransi dalam tahun 2005, pada akhir tahun 2005 dibuat penyesuaian
144

yang mencatat asuransi dibayar di muka sebesar saldo per 31 Desember

2006. Apabila pada akhir tahun 2005 tidak dibuat penyesuaian untuk

premi asuransi maka kesalahan ini akan membawa akibat sebagai berikut:

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Biaya terlalu besar karena tidak ada Aktiva terlalu kecil karena tidak ada
2005 penyesuaian untuk asuransi dibayar asuransi dibayar di muka Laba ditahan
di muka. Laba bersih terlalu kecil. terlalu kecil.
Biaya sudah benar. Laba bersih Aktiva benar. Laba ditahan terlalu kecil
2006
sudah benar akibat kesalahan tahun 2005.

Apabila kesalahan ini diketahui sesudah, penutupan buku tahun 2005 maka

jurnal koreksinya adalah…

Jawaban:

Asuransi dibayar dimuka 30,000


Biaya Asuransi 10,000
Laba Ditahan 40000

Jika pada akhir 2006 tidak dibuat jurnal untuk mencatat biaya dibayar di

muka dan kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun

2006, maka jurnal koreksi-nva sebagai berikut:

Asuransi dibayar dimuka 30,000


Laba Ditahan 30,000

8. Bunga yang masih akan dibayar pada akhir tahun 2005 sebesar Rpl0.000,-

tidak dicatat. Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi

nampak sebagai berikut:


145

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Biaya terlalu kecil karena bunga tidak Utang terlalu kecil karena utang bunga
2005 dicatat Laba bersih terlalu besar tidak dicatat. Laba ditahan terlalu besar.

Biaya terlalu besar karena bunga Neraca sudah benar karena kesalahan
2006 tahun 2005 dicatat tahun 2006. Laba tahun 2005 dibenarkan oleh kesalahan
bersih terlalu kecil. tahun 2006.

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku tahun 2006,

maka harus dibuatkan pembetulan. Jurnal koreksi yang dibuat untuk

membetulkan kesalahan ini adalah…

Jawaban:

Laba Ditahan 10,000


Biaya Bunga 10,000

Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006

maka tidak perlu dibuat jurnal koreksi karena kesalahan mencatat biaya

bunga yang terlalu kecil dalam tahun 2005 sudah dibetulkan oleh

kesalahan biaya bunga tahun 2006 yang terlalu besar.

9. Pendapatan bunga yang masih akan diterima pada akhir tahun 2005

sebesar Rp25.000,- tidak dicatat pada akhir tahun 2005. Pendapatan bunga

baru dicatat pada tahun 2006 yaitu pada saat diterimanya. Akibat

kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai

berikut:
146

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Penghasilan terlalu kecil Laba bersih Aktiva terlalu kecil karena piutang
2005 terlalu kecil pendapatan bunga tidak dicatat Laba
ditahan terlalu kecil
Penghasilan terlalu besar. Laba Neraca sudah benar karena kesalahan
2006 bersih terlalu besar. tahun 2005 sudah dibetulkan oleh
kesalahan tahun 2006

Apabila kesalahan ini diketahui sebelum penutupan buku 2006, Jurnal

koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan ini adalah…

Jawaban:

Pendapatan Bunga 25,000


Laba Ditahan 25,000

Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka

tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan mencatat pendapatan

bunga tahun 2005 yang terlalu kecil sudah dibetulkan oleh kesalahan

mencatat pendapatan bunga tahun 2006 yang terlalu besar.

10. Pada tahun 2005 diterima uang sewa sebesar Rp45.000,- dan pada tahun

2006 diterima Rp50.000,-. Penerimaan sewa ini dikreditkan ke rekening

pendapatan sewa. Pada akhir tiap tahun 2005 dan 2006 tidak dibuat

penyesuaian untuk mencatat pendapatan diterima di muka sebesar

Rp30.000,- dan Rp35.000,- Akibat kesalahan ini terhadap neraca dan

laporan laba rugi nampak sebagai berikut:

Thn Laporan Laba Rugi Neraca


Penghasilan terlalu besar karena Utang terlalu kecil karena pendapatan
2005 pendapatan sewa terlalu besar. Laba diterima di muka tidak dicatat. Laba
bersih terlalu besar. ditahan terlalu besar.
Penghasilan terlalu kecil karena Neraca sudah benar karena kesalahan
2006 pendapatan sewa terlalu kecil. tahun 2005 sudah dibenarkan oleh
kesalahan tahun 2006.
147

Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima di muka pada akhir tahun

2006 sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi Neraca


Penghasilan terlalu tinggi. Utang terlalu kecil karena pendapatan
diterima di muka tidak dicata
Laba bersih terlalu tinggi. Laba ditahan terlalu tinggi
148

Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2006 maka

tidak perlu dibuatkan koreksi karena kesalahan tahun 2005 sudah

dibetulkan oleh kesalahan tahun 2006. Kesalahan tahun 2006 yang tidak

mencatat pendapatan diterima di muka belum menjadi benar pada tahun

2007 sebelum buku-buku ditutup. Jurnal koreksi yang dibuat untuk

membetulkan kesalahan ini adalah…

Jawaban:

Laba Ditahan 35,000


Pendapatan Sewa 35,000
VII

AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA

7.1 Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)

Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan

No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa

Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance

lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk

digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran

secara berkala.

Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan

sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi

untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek

sewa guna usaha.

Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa

guna usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek

sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi

dengan harga berdasarkan nilai sisa.

Dalam setiap transaksi leasing di dalamnya selalu melibatkan 3 pihak

utama, yaitu:

149
150

a. Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak

yang memiliki hak kepemilikan atas barang.

b. Lessee adalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki

hak opsi pada akhir perjanjian.

c. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.

7.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat)

pihak yang berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier, dan bank atau

kreditor.

a. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor

dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang

telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan

mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor

bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta

pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan pemeliharaan serta

pengoperasian barang modal tersebut.

b. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam

bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease bertujuan

mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara

pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee

memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki
151

hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai

sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan

peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa

risiko bagi lessee terhadap kerusakan.

c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau

menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara

tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung

menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai

pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease,

supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran

sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau

berkala.

d. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau

kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun

pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor,

terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana

pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal

ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk

memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek

leasing kepada lessee atau lessor.


152

7.3 Penggolongan Perusahaan Leasing

Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat

digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1. Independent leasing company

Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing.

Perusahaan tipe ini berdiri sendiri atau independent dari supplier yang

mungkin dapat sekaligus sebagai pihak produsen barang dan dalam

memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Perusahaan dapat

membelinya dari berbagai supplier atau produsen kemudian di-lease

kepada pemakai.

Gambar 7.1 Independent lessor

Sumber: staffnew.uny.ac.id
153

Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya

bank-bank, dapat pula disebut sebagai lessor independent. Banyak

lembaga keuangan yang bertindak sebagai lessor tidak hanya memberikan

pembiayaan leasing kepada lessee tetapi juga memberikan pendanaan

kepada perusahaan leasing. Di samping itu lessor independen dapat pula

memberikan pembiayaan kepada supplier (manufacturer) yang sering

disebut dengan vendor program.

2. Captive Lessor

Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan

perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini

dapat terjadi apabila pihak supplier berpendapat bahwa dengan

menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat meningkatkan

kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan

pembiayaan tradisional. Captive lessor ini sering pula disebut dengan

twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak

perusahaan leasing (subsidiary) dan pihak kedua adalah lessee atau

pemakai barang.

Gambar 7.2 Captive Lessor


154

Sumber: staffnew.uny.ac.id

3. Lease Broker atau Package

Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager.

Broker leasing berfungsi mempertemukan calon lessee denngan pihak

lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing. Broker

leasing beasanya tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani

transaksi leasing untuk atas namanya. Disamping itu perusahaan broker

leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing

tergantung apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.


155

Gambar 7.3 Lease Broker

Sumber: staffnew.uny.ac.id

7.4 Pembayaran Sewa Guna Usaha

Terdapat dua cara untuk melakukan pembayaran pada leasing ini

yaitu:

1. Pembayaran Dimuka Pembayaran angsuran pertama dilakukan pada saat

realisasi atau saat tanggal dimana perjanjian leasing disepakati.Angsuran

ini hanya mengurangi utang pokok karena saat itu belum dikenakan bunga.

2. Pembayaran Sewa Dibelakang


156

Angsuran ini dilakukan pada periode berikutnya setelah realisasi atau

sebulan setelah perjanjian leasing disepakati. Angsuran ini mengandung

unsur bunga dan cicilan pokok. Besarnya pembayaran sewa guna usaha

ditentukan dari beberapa faktor antara lain:

a. Nilai barang modal = total nilai harga barang modal dengan nilai sisa

pada akhir masa kontrak.

b. Simpanan jaminan = semakin besar simpanan pinjaman maka semakin

sedikit besarnya uang sewa periodic.

c. Nilai sisa = perkiraan yang wajara atas nilai suatu barang modal yang

ditransaksikan dalam kontrak lease pada akhir masa kotrak.

d. Jangka waktu = jangka waktu kontrak leasing dikaitkan dengan jangka

waktu kegunaan ekonomis atau manfaat barang modal tersebut.

e. Tingkat bunga = tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor yang

dihitung berdasarkan besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat

keuntungan yang diharapkan.

7.5 Manfaat Sewa Guna Usaha (Leasing)

Leasing sebagai alternatif sumber pembiayaan memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan sumber-sumber pembiayaan lainnya antara

lain sebagai berikut:

a. Pembiayaan Penuh

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan

pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan
157

membantu cash flow terutama bagi perusahaan (lessee) yang berdiri atau

beroperasi dan perusahaan yang mulai berkembang.

b. Lebih Fleksibel

Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing

lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan

dengan perbankan. Pembayaran angsuran secara berkala akan ditetapkan

berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee sehingga pengaturan

pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan

pendapatan yang dihasilkan objek yang di-lease. Artinya pembayaran

sewa baru dilakukan setelah barang modal yang di-lease tersebut telah

mulai produktif.

c. Sumber Pembiayaan Alternatif

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa

mengganggu fasilitas kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi

jaminan leasing tidak terlalu menuntut adanya jaminan tambahan yang

lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh pinjaman dari

pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta

pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan

oleh objek lease sehingga merupakan jaminan bagi leasing itu sendiri.

Dengan demikian harta yang telah dijaminkan untuk kredit tetap dapat

menjamin kredit yang sudah ada.

d. Off Balance Sheet


158

Tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan transaksi leasing

dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada lessee karena tanpa

mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur pembelian barang tidak

perlu dipenuhi secara terperinci karena mungkin masih dalam batas

kewenangan direksi (seringkali kewenangan pembelian barang modal

baru sah apabila disetujui Dewan Komisaris atau bahkan Rapat

Pemegang Saham). Dengan demikian keputusan secara cepat dan tepat

dapat lebih mudah dilakukan oleh direksi.

e. Arus Dana

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam

perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak

yang berarti terhadap pendapatan lessee. Di samping itu, persyaratan

pembayaran di muka yang relatif lebih kecil akan sangat berpengaruh

pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan

menghasilkan laba dalam investasi.

f. Proteksi Inflasi

Leasing dapat merupakan pelindung terhadap inflasi meskipun dalam

beberapa keadaan sering dikatakan hal ini kurang relevan. Dalam tahun-

tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan, khususnya apabila

leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap,maka lessee akan membayar

dengan jumlah tetap atas sisa kewajibannya yang berasal dari pelunasan

pembelian yang dilakukan di masa lalu.

g. Perlindungan Akibat Kemajuan Teknologi


159

Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian

akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model dan

teknologi disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Dalam

suatu kontrak leasing objek leasing sering dimasukkan sebagai perjanjian

bahwa barang yang sedang disewa tersebut dapat ditukarkan dengan

barang yang serupa yang lebih canggih apabila di kemudian hari terdapat

penemuan-penemuan baru yang lebih unggul daripada produk barang

yang sama.

h. Sumber Pelunasan Kewajiban

Pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui

leasing karena pada umumnya pelunasan atau pembayaran angsuran

hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh

adanya barang yang di lease. Sehingga kekhawatiran para kreditor

terhadap gangguan penggunaan modal kerja yang akan mempengaruhi

pelunasan kredit yang telah diberikan dapat diatasi.

i. Kapitalisasi Biaya

Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya

penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan dan sebagainya

dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam

leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya leasing.

j. Risiko Keuangan

Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang

berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee


160

terhadap risiko keusangan (obsolescence) sehingga lessee tidak perlu

mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi.


161

k. Kemudahan Penyusutan Anggaran

Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap

akan merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee.

l. Pembiayaan Proyek Skala Besar

Adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan

proyek yang seringkali menjadi masalah di antara pemberi dana, masalah

tersebut biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing sepanjang

tersedianya suatu jaminan penuh yang dapat diterima dan/serta

kemudahan untuk menguasai barang yang dibiayai apabila terjadi suatu

kelalaian.

7.6 Soal Pilihan Ganda

1. Salah satu keunggulan Leasing bagi Lessor adalah…

A. Nilai Residu yang tinggi

B. Fleksibilitas

C. Pembiayaan yang lebih murah

D. Off-Balance-Sheet Financing

Jawaban: A

2. Defenisi tentang kegiatan sewa guna usaha (Leasing) menurut Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1169/KMK.01/1991

adalah…

A. Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan

barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk


162

suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pebayaran

secara berkala.

B. Perjanjian/kontrak antara dua pihak, satu pihak (lessor) menyediakan

aset untuk dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam jangka waktu

tertentu sebagai imbalan atas pembayaran sejumlah tertentu.

C. Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak

opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi

(operating leese) untuk digunakan oleh selama jangka waktu tertentu

berdasarkan pembayaran secara berkala.

D. Perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang telah

memperoleh ijijn usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan

kegiatat sewa guna usaha.

Jawaban: C

3. Berikut ini adalah bentuk dari operating lease, kecuali

A. Menyewa mobil yang umur ekonomisnya 10 tahun selama 2 tahun

B. Menyewa peralatanl dengan harga 10 juta per tahun selama 3 tahun,

dimana harga mobil tersebut adalah 50 juta.

C. Menyewa peralatan yang didesain khusus yang umur ekonomisnya 10

tahun selama 1 tahun.

D. Menyewa peralatan dengan klausul kontrak tidak dapat membeli

peralatan di akhir tahun

Jawaban: C
163

4. Sebuah transaksi leasing dikatakan sales type adalah sebagai berikut,

kecuali…

a.Lessor adalah pihak ketiga yang membayarkan didepan aset yangingin

di leasingkan b.Lessor menyewakan aset dengan opsi beli di atas harga

pasar c.Lessor adalah produsen dari aset yang akan di leasekan d.Lessor

mengetahui harga pasar dari aset, dan menyewakan aset dengan total

lebih rendah dari harga pas

Jawaban: A

5. Jika nilai sekarang “minimum lease payment” sama atau melebihi nilai

wajar aset secara substansial, maka dikategorikan:

A. Finance lease

B. Operating lease

C. Bukan leasing

D. Jawaban a dan b benar

Jawaban: A

6. Ciri-ciri akuntansi leasing secara annuity due, kecuali..

A. Tidak mengakui adanya interest liability

B. Pembayaran pertama tidak dikenakan bunga

C. Pembayaran sewa setiap awal tahun

D. Ada interest liability untuk mengakui beban akrual

Jawaban: A

7. Pada awal tahun 2012, PT Pipa menyewakan aset pada Kuku Co. Masa

manfaat aset 7 tahun. Aset disewakan dengan masa sewa 5 tahun dengan
164

harga sewa 6 juta per tahun. Aset dibeli tahun 2010. Biaya eksekutori 5

juta/tahun. Tingkat bunga implisit 10 % dan Sewa dibayar tiap akhir

tahun.Dari data yang diberikan di atas, maka kategori leasing tersebut

adalah…

A. Pasti sales type lease

B. Pasti operating Lease

C. Pasti finance Lease

D. Pasti direct finance lease

Jawaban: C

8. Keuntungan leasing bagi lessor secara umum adalah..

A. Pendapatan bunga

B. Resiko aset terkendali

C. Biaya perawatan aset rendah

D. Residual valuenya rendah

Jawaban: A

9. Lessor akan mencatat asset pada finance lease sebagai..

A. Receivable

B. Held-for-sale asset

C. A leased asset

D. Semua jawaban salah

Jawaban: A

10. Jika suatu transaksi sewa guna usaha diketahui merupakan operating

lease, dan transaksi ditetapkan at fair value, maka profit or loss akan..
165

A. Diakui sesegera mungkin

B. Ditangguhkan, diamortisasi, setelah lease term

C. Diakui pada akhir periode leasing

D. Semua jawaban salah

Jawaban: A

7.7 Soal Essai

1. Apakah yang dimaksud dengan finance lease?

Jawaban: Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee

pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa

guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.

2. Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 pihak yang

berkepentingan, yaitu…

Jawaban:

a. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa

pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal.

b. Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan

dalam bentuk barang modal dari lessor.

c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau

menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran

secara tunai oleh lessor.

d. Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau

kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun


166

pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada

lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber

dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank.

3. Perusahaan leasing yang berfungsi mempertemukan calon lessee denngan

pihak lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing

adalah..

Jawaban: Broker leasing

4. Tujuan Lessee dalam financial lease!

Jawaban: Lessee dalam financial lease bertujuan mendapatkan

pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran

angsuran atau secara berkala.

Soal untuk nomor 5 dan 6

Smart Konstruksi menyewa sebagian alat kerja yang digunakannya.

Dengan pembayaran selama 5 tahun dengan cara dibayar tiap awal

1 Januari 1999 180,000


Walaupun pembayaran
1 Januari 2000 tersebut berbeda tiap tahunnya namun akan
200,000
1 Januari 2001 205,000
dibebankan
1 Januari 2002sejumlah yang sama untuk tiap tahunnya selama 5 thn.
215,000
1 Januari 2003 225,000
Jumlah 1,025,000
167

5. Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksitersebut ketika anda adalah

Pihak Smart Kontruksi ( Lessee )

Jawaban: Tahun 1999


Beban Sewa 205,000
Kas 180,000
Hutang Sewa 25,000
Tahun 2000
Beban Sewa 205,000
Kas 200,000
Hutang Sewa 5,000
Tahun 2001
Beban Sewa 205,000
Hutang Sewa 205,000
Tahun 2002
Beban Sewa 205,000
Hutang Sewa 10,000
Kas 215,000
Tahun 2003
Beban Sewa 205,000
Hutang Sewa 20,000
Kas 225,000

6. Buatlah jurnal yang diperlukan atas transaksitersebut ketika anda adalah

Pihak Pemilik Alat ( Lessor )

Jawaban: Tahun 1999


Kas 180,000
Piutang Sewa 25,000
Pendapatan Sewa 205,000
Tahun 2000
Kas 200,000
Piutang Sewa 5,000
Pendapatan Sewa 205,000
Tahun 2001
Piutang Sewa 205,000
Pendapatan Sewa 205,000
7. Captive lessor Tahun 2002
akan tercipta
Kas 215,000
apabila.. Pendapatan Sewa 205,000
Piutang Sewa 10,000
Jawaban: Supplier atau
Tahun 2003
Kas 225,000
produsen mendirikan
Pendapatan Sewa 205,000
Piutang Sewa 20,000
168

perusahaan leasing sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini

dapat terjadi apabila pihak supplier berpendapat bahwa dengan

menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat meningkatkan

kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan

pembiayaan tradisional.

8. Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat

digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu…

Jawaban: Independent leasing company, Captive Lessor, dan Lease

Broker atau Package.

9. Jelaskan beberapa manfaat sewa guna usaha (Leasing)!

Jawaban:

a. Pembiayaan Penuh, transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu

uang muka dan pembiayaannya dapat diberikan sampai 100% (full

pay out). Hal ini akan membantu cash flow terutama bagi perusahaan

(lessee) yang berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai

berkembang.

b. Lebih Fleksibel, dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih

luwes karena leasing lebih mudah menyesuaikan keadaan keuangan

lessee dibandingkan dengan perbankan.

c. Sumber Pembiayaan Alternatif, leasing merupakan sumber

pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa mengganggu fasilitas kredit

(credit line) yang telah dimiliki.


169

d. Off Balance Sheet, tidak adanya ketentuan keharusan mencantumkan

transaksi leasing dalam neraca memberi daya tarik tersendiri kepada

lessee karena tanpa mencantumkan sebagai aktiva berarti prosedur

pembelian barang tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena

mungkin masih dalam batas kewenangan direksi (seringkali

kewenangan pembelian barang modal baru sah apabila disetujui

Dewan Komisaris atau bahkan Rapat Pemegang Saham).

10. Tuliskan cara untuk melakukan pembayaran pada leasing!

Jawaban:

Terdapat dua cara untuk melakukan pembayaran pada leasing ini yaitu:

1) Pembayaran dimuka pembayaran angsuran pertama dilakukan pada

saat realisasi atau saat tanggal dimana perjanjian leasing

disepakati.Angsuran ini hanya mengurangi utang pokok karena saat

itu belum dikenakan bunga.

2) Pembayaran Sewa Dibelakang, Angsuran ini dilakukan pada periode

berikutnya setelah realisasi atau sebulan setelah perjanjian leasing

disepakati.
170

DAFTAR PUSTAKA

https://akuntansikeuanganmenengah.files.wordpress.com/2015/01/akm-leasing-
operating-lease.pdf

https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/185/mod_resource/content/0/SOAL
%20AK2%20Pertemuan%206%20Investasi%20Bonds.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/sewa+guna+usaha.pdf

https://www.academia.edu/19550537/
tugas_akuntansi_perubahan_akuntansi_dan_koreksi_kesalahan

https://www.academia.edu/11713576/
TUGAS_KEWAJIBAN_JANGKA_PANJANG

https://www.slideshare.net/DIANALESTARI3/utang-wesel-jangka-panjang-
akuntansi-keuangan-menengah-2

https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/209/mod_resource/content/0/SOAL
%20AK2%20Pertemuan%2014%20Perubahan%20Kebijakan
%20Akuntansi.pdf

Ilham Dy Satria. Modul Akuntansi Keuangan 2.Universitas Malikussaleh. 2016.

Mulyaningsih May , SE., M.Ak. Modul Akuntansi Keuangan 2.

Supriyanto eddy. Akuntansi Perpajakan. Edisi pertama. Yogyakarta; Graha Ilmu,


2011.

You might also like