Professional Documents
Culture Documents
Bab I - Aljabar
Bab I - Aljabar
Disusun oleh:
2022
1
BAB I
ALJABAR
1.1. Aljabar
Berikut ini dibahas materi terkait aljabar yang mencakup pengertian aljabar, operasi dasar
aljabar, aturan perpangkatan dalam aljabar, operasi menggunakan tanda kurung (bracket) dan
faktorisasi aljabar, serta hukum urutan operasi dalam aljabar.
𝐿 =𝑝×𝑙
Berikut ini adalah operasi dasar aritmatika yang digeneralisasi dalam bentuk aljabar. Misal
𝑎, 𝑏, 𝑐 dan 𝑑 merupakan sembarang bilangan, maka berlaku:
(g) (𝑎 + 𝑏)(𝑐 + 𝑑 ) = 𝑎𝑐 + 𝑎𝑑 + 𝑏𝑐 + 𝑏𝑑
2
Berikut ini diberikan beberapa contoh soal dan penyelesaian terkait operasi bilangan dalam bentuk
aljabar.
Contoh 1:
Hitung nilai dari 5𝑎𝑏 − 2𝑏𝑐 + 3𝑎𝑏𝑐 jika 𝑎 = 1, 𝑏 = 3 dan 𝑐 = 5.
Penyelesaian:
Ganti nilai 𝑎, 𝑏 dan 𝑐 sesuai nilai yang diberikan, sehingga diperoleh
Contoh 2:
1 1
Tentukan nilai dari 8𝑝3 𝑞𝑟 4 jika diberikan nilai 𝑝 = 3, 𝑞 = 3 dan 𝑟 = 2.
Penyelesaian:
Ganti nilai 𝑝, 𝑞 dan 𝑟 sesuai nilai yang diberikan, sehingga diperoleh
3 4
1 1 4
3 ( )
(
8𝑝 𝑞𝑟 = 8 3)
3 2
1 1
= 8 × 27 × ×
3 16
9
=
2
Contoh 3:
Tentukan penjumlahan dari 2𝑥, 5𝑦, 3𝑧, −4𝑥, −7𝑦 dan 6𝑧.
Penyelesaian:
Operasi penjumlahan dari 2𝑥, 5𝑦, 3𝑧, −4𝑥, −7𝑦 dan 6𝑧 dapat ditulis sebagai berikut
3
1.1.3. Operasi Perpangkatan dalam Aljabar
(a) 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
𝑎𝑚
(b) = 𝑎𝑚−𝑛
𝑎𝑛
(f) 𝑎0 = 1
Berikut ini diberikan beberapa contoh soal dan penyelesaian terkait operasi perpangkatan dalam
aljabar.
Contoh 4:
Tentukan bentuk sederhana dari 𝑎3 𝑏2 𝑐 × 𝑎𝑏𝑐 3 .
Penyelesaian:
𝑎3 𝑏 2 𝑐 × 𝑎𝑏𝑐 3 = 𝑎3 × 𝑎 × 𝑏2 × 𝑏 × 𝑐 × 𝑐 3
= 𝑎4 × 𝑏 3 × 𝑐 4 (dari sifat (a))
= 𝑎4 𝑏 3 𝑐 4
Contoh 5:
𝑎3 𝑏2𝑐 4 1
Tentukan bentuk sederhana dari dan carilah nilainya jika diberikan 𝑎 = 3, 𝑏 = dan 𝑐 =
𝑎𝑏𝑐 −3 6
1.
Penyelesaian:
𝑎3 𝑏 2 𝑐 4 𝑎3 𝑏 2 𝑐4
= ( ) ( ) ( −3 )
𝑎𝑏𝑐 −3 𝑎 𝑏 𝑐
= (𝑎3−1 )(𝑏2−1 )(𝑐 4−(−3) ) (dari sifat (b))
= 𝑎2 𝑏𝑐 7
1
Diberikan nilai 𝑎 = 3, 𝑏 = 6 dan 𝑐 = 1, sehingga diperoleh
1 1 9 3
𝑎2 𝑏𝑐 7 = 32 × × 17 = 9 × × 1 = =
6 6 6 2
4
Contoh 6:
Tentukan bentuk sederhana dari
𝑥 3 𝑦 2 + 𝑥𝑦 3
𝑥𝑦
Penyelesaian:
Dari sifat operasi dasar aljabar (subbab 1.1.2. sifat (f)) diketahui bahwa bentuk aljabar
𝑎+𝑏 𝑎 𝑏
= +
𝑐 𝑐 𝑐
Sehingga diperoleh
𝑥 3 𝑦 2 + 𝑥𝑦 3 𝑥 3 𝑦 2 𝑥𝑦 3
= +
𝑥𝑦 𝑥𝑦 𝑥𝑦
= 𝑥 3−1 𝑦 2−1 + 𝑥 1−1 𝑦 3−1 (dari sifat (b))
= 𝑥 2𝑦1 + 𝑥 0𝑦 2
= 𝑥 2𝑦 + 𝑦 2 (karena 𝑥 0 = 1, dari sifat (f))
Jika terdapat dua atau lebih suku dalam ekspresi aljabar mengandung faktor persekutuan,
maka faktor ini dapat ditampilkan di luar tanda kurung. Sebagai contoh
𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 + 𝑐)
Persamaan di atas merupakan kebalikan dari sifat (e) dari aljabar pada subbab 1.1.2. Selanjutnya
perhatikan persamaan di bawah ini.
Contoh 7:
Tentukan bentuk sederhana dari 𝑎2 − (2𝑎 − 𝑎𝑏) − 𝑎(3𝑏 + 𝑎).
Penyelesaian:
𝑎2 − (2𝑎 − 𝑎𝑏) − 𝑎(3𝑏 + 𝑎) = 𝑎2 − 2𝑎 + 𝑎𝑏 − 3𝑎𝑏 − 𝑎2
= 𝑎2 − 𝑎2 − 2𝑎 + 𝑎𝑏 − 3𝑎𝑏
= −2𝑎 − 2𝑎𝑏 = −2𝑎(1 + 𝑏)
5
Contoh 8:
Tentukan bentuk sederhana dari (2𝑥 − 3𝑦)2 .
Penyelesaian:
(2𝑥 − 3𝑦)2 = (2𝑥 − 3𝑦)(2𝑥 − 3𝑦)
= 2𝑥 (2𝑥 − 3𝑦) − 3𝑦(2𝑥 − 3𝑦)
= 4𝑥 2 − 6𝑥𝑦 − 6𝑥𝑦 + 9𝑦 2
= 4𝑥 2 − 12𝑥𝑦 + 9𝑦 2
Contoh 9:
Carilah faktorisasi dari 𝑎𝑥 − 𝑎𝑦 + 𝑏𝑥 – 𝑏𝑦.
Penyelesaian:
Dua suku pertama memiliki faktor persekutuan yaitu 𝑎, sedangkan dua suku terakhir memiliki
faktor persekutuan yaitu 𝑏. Sehingga diperoleh
𝑎𝑥 − 𝑎𝑦 + 𝑏𝑥 – 𝑏𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑦) + 𝑏(𝑥 − 𝑦)
Selanjutnya diperoleh bahwa (𝑥 − 𝑦) adalah faktor persekutuan dari persamaan di atas, sehingga
dapat dilakukan faktorisasi sebagai berikut.
𝑎𝑥 − 𝑎𝑦 + 𝑏𝑥 – 𝑏𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑦) + 𝑏(𝑥 − 𝑦)
= (𝑥 − 𝑦)(𝑎 + 𝑏)
Hukum urutan operasi pada aritmatika juga berlaku pada ekspresi aljabar. Urutan operasi
yang dimaksud adalah brackets (tanda kurung), perpangkatan/akar, perkalian, pembagian,
penjumlahan dan pengurangan. Berikut ini adalah beberapa contoh soal terkait prioritas operasi
dalam ekspresi aljabar.
Contoh 10:
Tentukan bentuk sederhana dari 3𝑎 + 7𝑎 × 2𝑎 − 5𝑎.
Penyelesaian:
Perkalian dilakukan terlebih dahulu sebelum penjumlahan dan pengurangan, sehingga diperoleh
6
3𝑎 + 7𝑎 × 2𝑎 − 5𝑎 = 3𝑎 + 14𝑎2 − 5𝑎
= −2𝑎 + 14𝑎2
= −2𝑎(1 − 7𝑎)
Contoh 11:
Tentukan bentuk sederhana dari (𝑎 + 3𝑎) × 2𝑎 − 5𝑎.
Penyelesaian:
Urutan operasinya adalah tanda kurung, perkalian, kemudian pengurangan, sehingga diperoleh
(𝑎 + 3𝑎) × 2𝑎 − 5𝑎 = 4𝑎 × 2𝑎 − 5𝑎
= 8𝑎2 − 5𝑎
= 𝑎(8𝑎 − 5)
Contoh 12:
Tentukan bentuk sederhana dari 𝑎 ÷ (5𝑎 + 2𝑎) − 3𝑎.
Penyelesaian:
Urutan operasinya adalah tanda kurung, pembagian, kemudian pengurangan, sehingga diperoleh
𝑎 ÷ (5𝑎 + 2𝑎) − 3𝑎 = 𝑎 ÷ 7𝑎 − 3𝑎
𝑎
= − 3𝑎
7𝑎
1
= − 3𝑎
7
1.2. Vektor
Vektor berdimensi 𝑛 (dinotasikan dengan 𝑋) yang ada pada field (𝐹) merupakan himpunan
terurut 𝑛 elemen dari 𝑋. Notasi penulisan vektor adalah
𝑋 = [𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … , 𝑥𝑛 ]
7
𝑥1
𝑥2
𝑋 = 𝑥3
⋮
[𝑥𝑛 ]
Oleh karena itu, jika terdapat matriks 𝐴 berordo 𝑝 × 𝑞, maka dapat didefinisikan sebagai vektor
baris 𝑝 (dengan elemen baris menjadi komponen vektor 𝑝) atau didefinisikan sebagai vektor kolom
𝑞.
1.2.2. Sudut antara Dua Vektor dalam Ruang Dimensi 2 dan Dimensi 3
Jika 𝑋 = [𝑥1 , 𝑥2 ] dan 𝑌 = [𝑦1 , 𝑦2 ] adalah vektor berdimensi 2 dan 𝜃 adalah sudut antara
vektor 𝑋 dan 𝑌, maka kosinus sudut antara dua vektor tersebut (𝜃) dapat dihitung dengan
formulasi sebagai berikut.
𝑥1 𝑦1 + 𝑥2 𝑦2
cos 𝜃 =
√𝑥1 2 + 𝑥2 2 √𝑦1 2 + 𝑦2 2
Jika 𝑋 = [𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ] dan 𝑌 = [𝑦1 , 𝑦2 , 𝑦3 ] adalah vektor berdimensi 3 dan 𝜃 adalah sudut
antara vektor 𝑋 dan 𝑌, maka kosinus sudut antara dua vektor tersebut (𝜃) dapat dihitung dengan
formulasi sebagai berikut.
𝑥1 𝑦1 + 𝑥2 𝑦2 + 𝑥3 𝑦3
cos 𝜃 =
√𝑥1 2 + 𝑥2 2 + 𝑥3 2 √𝑦1 2 + 𝑦2 2 + 𝑦3 2
8
1.2.3. Sifat-sifat Operasi Hitung pada Vektor
Jika 𝑋, 𝑌, 𝑍 adalah vektor-vektor berdimensi 𝑛, kemudian 𝑘 dan 𝑙 adalah skalar tak nol,
maka berlaku
𝑋+𝑌=𝑌+𝑋
(𝑋 + 𝑌) + 𝑍 = 𝑋 + (𝑌 + 𝑍)
𝑋+0=0+𝑋 =𝑋
𝑋 + (−𝑋) = 0
(𝑘𝑙 ) 𝑋 = 𝑘 (𝑙𝑋)
𝑘 (𝑋 + 𝑌) = 𝑘𝑋 + 𝑘𝑌
(𝑘 + 𝑙 )𝑋 = 𝑘𝑋 + 𝑙𝑋
1𝑋 = 𝑋
𝑋 ⋅ 𝑌 = |𝑋||𝑌| cos 𝜃
Hasil kali titik antara dua buah vektor juga dapat dihitung dengan formulasi berikut.
𝑋 ⋅ 𝑌 = 𝑥1 ⋅ 𝑦1 + 𝑥2 ⋅ 𝑦2 + 𝑥3 ⋅ 𝑦3
9
Jika 𝑋, 𝑌, 𝑍 adalah vektor-vektor berdimensi 𝑛, kemudian 𝑘 adalah skalar tak nol, maka
berlaku sifat-sifat perkalian titik sebagai berikut.
𝑋 ⋅ 𝑋 = |𝑋 | 2
𝑋⋅𝑌=𝑌⋅𝑋
𝑋 ⋅ (𝑌 + 𝑍 ) = 𝑋 ⋅ 𝑌 + 𝑋 ⋅ 𝑍
𝑋 ⋅ (𝑘𝑌) = 𝑘 (𝑋 ⋅ 𝑌) = (𝑘𝑋) ⋅ 𝑌
Berikut ini beberapa kondisi yang dapat diketahui jika terdapat dua buah vektor.
Jika dua vektor saling tegak lurus, maka sudut yang terbentuk sebesar 90°
Jika dua vektor searah, maka sudut yang terbentuk sebesar 0°
Jika dua vektor berlawanan arah, maka sudut yang terbentuk sebesar 180°
Ketika θ lancip, maka 𝑐𝑜𝑠 𝜃 > 0
Ketika θ tumpul, maka 𝑐𝑜𝑠 𝜃 < 0
Jika 𝑋 dan 𝑌 adalah vektor pada dimensi yang sama, 𝜃 adalah sudut antara vektor 𝑋 dan
𝑌, dengan menerapkan kondisi di atas, maka hasil kali titik antara dua vektor tersebut dapat
didefinisikan sebagai berikut.
𝑋⋅𝑌=0
𝑋 ⋅ 𝑌 = |𝑋||𝑌|
𝑋 ⋅ 𝑌 = −|𝑋||𝑌|
𝑋⋅𝑌>0
10
𝑋⋅𝑌<0
Contoh 1:
Diketahui dua buah vektor 𝑋 dan 𝑌 membentuk sudut sebesar 60°. Jika |𝑋| = 10 dan |𝑌| = 7,
maka tentukan hasil kali titik dari dua vektor tersebut.
Penyelesaian:
𝑋 ⋅ 𝑌 = |𝑋||𝑌| cos 𝜃
= 10 × 7 × cos 60°
1
= 10 × 7 ×
2
= 35
Contoh 2:
Diketahui dua buah vektor 𝑋 = [4 , −3 , 4] dan 𝑌 = [3, 0 , −1]. Tentukan hasil kali titik dari
dua vektor tersebut.
Penyelesaian:
𝑋 ⋅ 𝑌 = 𝑥1 ⋅ 𝑦1 + 𝑥2 ⋅ 𝑦2 + 𝑥3 ⋅ 𝑦3
= 4.3 + (−3). 0 + 4. (−1)
= 12 + 0 − 4
=8
Contoh 3:
Diketahui dua buah vektor 𝑋 = [6 ,0] dan 𝑌 = [4, −4]. Tentukan besar sudut antara dua vektor
tersebut.
Penyelesaian:
Panjang masing-masing vektor adalah
11
𝑋 ⋅ 𝑌 = 𝑥1 ⋅ 𝑦1 + 𝑥2 ⋅ 𝑦2
= 6.4 + 0. (−4)
= 24
𝑋⋅𝑌 24 24 1 √2 √2 1
cos 𝜃 = = = = × = = √2
|𝑋||𝑌| 6.4√2 24√2 √2 √2 2 2
1
Karena cos 𝜃 = √2 , maka 𝜃 = 45°.
2
𝑋 × 𝑌 = [𝑥2 𝑦3 − 𝑥3 𝑦2 , 𝑥3 𝑦1 − 𝑥1 𝑦3 , 𝑥1 𝑦2 − 𝑥2 𝑦1 ]
atau
Bentuk formulasi di atas dapat dituliskan dalam bentuk lain yang disebut “rumus
determinan cross vektor” sebagai berikut.
𝑖 𝑗 𝑘
𝑋 × 𝑌 = |𝑥1 𝑥2 𝑥3 |
𝑦1 𝑦2 𝑦3
𝑖 𝑗 𝑘 𝑖 𝑗
= |𝑥1 𝑥2 𝑥3 | 𝑥1 𝑥2
𝑦1 𝑦2 𝑦3 𝑦1 𝑦2
12
𝑖 𝑗 𝑘 𝑖 𝑗
= |𝑥1 𝑥2 𝑥3 | 𝑥1 𝑥2
𝑦1 𝑦2 𝑦3 𝑦1 𝑦2
Jika 𝑋, 𝑌, 𝑍 adalah vektor-vektor di 𝑅3 , kemudian 𝑘 adalah skalar tak nol, maka berlaku
sifat-sifat operasi perkalian silang sebagai berikut.
𝑋 × 𝑌 = −𝑌 × 𝑋
𝑋 × (𝑌 + 𝐶 ) = (𝑋 × 𝑌) + (𝑋 × 𝑍)
(𝑋 + 𝑌) × 𝑍 = (𝑋 × 𝑍) + (𝑌 × 𝑍)
𝑘 (𝑋 × 𝑌) = (𝑘𝑋) × 𝑌 = 𝑋 × (𝑘𝑌)
Jika 𝑋 ≠ 0, 𝑌 ≠ 0 dan 𝑋 × 𝑌 = 0, maka 𝑋 dan 𝑌 sejajar.
Contoh 4:
Diketahui dua buah vektor 𝑋 = 2𝑖 − 𝑗 + 3𝑘 dan 𝑌 = 𝑖 + 2𝑗 − 2𝑘. Tentukan hasil kali silang
dari dua vektor tersebut.
Penyelesaian:
𝑖 𝑗 𝑘
𝑋 × 𝑌 = |𝑥1 𝑥2 𝑥3 |
𝑦1 𝑦2 𝑦3
𝑖 𝑗 𝑘 𝑖 𝑗
= |2 −1 3 | 2 −1
1 2 −2 1 2
𝑖 𝑗 𝑘 𝑖 𝑗
= |2 −1 3 | 2 −1
1 2 −2 1 2
= (2 − 6) 𝑖 + (3 + 4) 𝑗 + (4 + 1) 𝑘
= −4 𝑖 + 7 𝑗 + 5 𝑘
13