You are on page 1of 12

MODUL 2

MOMEN INERSIA BENDA

Nama Praktikan : Jean Juliet Latupeirissa


NIM : 101321021
Kelas : PE-1A
Tanggal Praktikum : Selasa, 30 Oktober 2021
Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul Akbar, S.Si

3 0
I. INTISARI
Momen inersia merupakan ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
pada porosnya. Momen inersia dipengaruhi oleh massa dan jari jari atau jarak benda ke
porosnya. Cara menghitung momen inersia setiap benda juga berbeda beda, namun
semua rumus tersebut merupakan turunan dari rumus yang sama. Semakin jauh jarak
benda ke porosnya, maka akan semakin besra pula momen inersianya. Selain momen
inersia ada juga torsi atau momen gaya, torsi. Momen gaya atau torsi adalah gaya yang
mengakibatkan benda berotasi pada porosnya.

Kata Kunci : Momen inersia, perioda, simpangan, torsi.

II. PENDAHULUAN

2.1 Tujuan

1. Menentukan simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan massa


pada benda.
2. Menetukan waktu rata rata dan perioda diri dari waktu 10 getaran alat momen
inersia.
3. Menghitung gaya, torsi dan simpangan pada setiap penambahan massa pada
benda.
4. Menetukan waktu rata rata dan perioda diri dari waktu 10 getaran pada setiap
benda.
5. Menentukan momen inersia hasil percobaan

2.2 Dasar Teori

A. Momen Gaya/Torsi

Benda tegar merupakan benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan
volume akibat adanya gaya yang diberikan. Benda tegar dapat melakukan gerak
translasi (lurus) dan gerak rotasi. Benda diam hanya akan bergerak translasi jika

3 0
diberikan gaya (F). Begitu pula benda tegar hanya akan berotasi jika diberikan torsi
(dari Bahasa latin torquere; memutar). Jadi, Momen gaya atau torsi (τ) adalah besaran
vector yang mengakibatkan benda berotasi atau berputar pada porosnya. Besar momen
gaya atau torsi tidak hanya ditentukan oleh besar gaya (F) yang diberikan tetapi juga
panjang lengan gaya (r) . Semakin panajng lengan gaya (r), semakin kecil gaya yang
diperlukan (F) .[1]

atau τ = r F sin θ (1)


τ=r×F

Keterangan :
τ = Momen gaya (Nm)
F = Gaya yang bekerja (N)
r = Lengan momen (m)
θ = sudut yang membentuk antara garis kerja gaya F terhadap lengan momen r.

B. Momen Inersia
Inersia adalah kecenderungan benda untuk mempertahankan benda itu tetap diam
atau bergerak. Inersia ini sangat berhubungan erat dengan hokum newton I. Contohnya
adalah bumi yang berotasi memiliki inersia rotasi.[2] Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Momen inersia (I) merupakan besaran yang menyatakan ukuran kecenderungan
benda untuk tetap mempertahankan keadaannya (kelembaman). Secara sistematis
momen inersia dapat ditulis sebagai berikut :

I = m 𝒓𝟐 (2)

Keterangan :
I = Momen Inersia (Kg 𝑚2 )
M = Massa partikel (Kg)
r = Jarak partikel dari sumbu rotasi (m)

3 0
Jika terdapat lebih dari satu partikel dengan massa dan jarak partikelnya masing
masing, maka momen inersia totalnya adalah penjumlahan momen inersia setiap
partikel.[3]

I = ∑𝒎𝒓𝟐 = 𝒎𝟏𝒓𝟏 .2 + 𝒎𝟐𝒓𝟐.2 + 𝒎𝟑𝒓𝟑.2 + … (3)

𝑰 = ∫ 𝒓 𝟐 𝒅𝒎 (4)

Dari persamaan diatas, kita dapat menghitung momen inersia berbagai bentuk benda.
Adapun momen inersia beberapa benda disajikan dalam tabel berikut :

Gambar 1. Momen inersia pada benda

3 0
Alat yang digunakan untuk menghitung momen inersia, memiliki momen inersianya
sendiri. Sehingga rumus menghitung inersia alat tersebut adalah sebagai berikut.[4] :

𝑘
𝐼0 = 4𝜋2 𝑇02 (5)

Apabila sebuah benda dipasangkan pada alat momen inersia, kemudian disolasikan,
maka perioda osilasinya adalah :

4𝜋 2
𝑇2 = 𝑘
I + 𝐼0 (6)

Momen inersia benda yang terpasang pada alat momen inersia dapat diketahui dengan
persamaan :

𝑇2
I=( − 1) 𝐼0 (7)
𝑇02

2.3 Daftar Peralatan

Tabel 1. Alat Percobaan


Alat Percobaan Jumlah
Alat momen inersia 1 set
Bola pejal 1 Buah
Silinder pejal 1 Buah
Silinder berongga 1 Buah
Piringan 213 1 Buah
Piringan 174 1 Buah
Kerucut pejal 1 Buah
Jangka sorong 1 Buah
Penggaris 1 Buah
Neraca 1 Buah

3 0
Gerbang cahaya (photo gate) 1 Buah
Pencacah waktu ( Timer counter AT 01) 1 Buah

2.4 Prosedur Percobaan


A. Pengukuran Konstanta Pegas Spiral
• Beban digantung pada alat momen inersia, dengan massa yang telah
ditentukan atau sesuai dengan tabel praktikum.
• Besar simpangan yang terjadi di amati dan di catat.
• Cara yang sama juga dilakukan pada massa beban lainnya.

B. Penentuan perioda alat (𝑇0 )


• Pencacah waktu dinyalakan terlebih dahulu.
• Mode cycle dipilih dan alat momen inersia disimpangkan sejauh 180º.
• Banyaknya cycle diatur sebanyak 10 kali.
• Hasil penentuannya akan muncul. Hasil yang tertera pada pencacah
waktu merupakan waktu untuk 10 getaran.
• Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali dengan langkah yang sama.

C. Pengukuran momen inersia benda


• Pencacah waktu dinyalakan terlebih dahulu dengan mode cycle.
• Salah satu benda diletakan diatas alat momen inersia.
• Alat momen inersia disimpangkan sejauh 180º dan mode cycle diatur
sebanyak 10 kali.
• Hasil yang tertera pada pencacah waktu dicatat sebagai waktu 10
getaran.
• Pengukuran pada setiap benda dilakukan sebanyak 10 kali. Dan
langkah yang sama dilakukan untuk benda lainnya.

3 0
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengukuran Dimensi Benda

Tabel 2. Pengukuran dimensi benda

No Nama Benda Massa (Kg) Diameter luar (m) Diameter dalam


(m)
1 Bola pejal 0.5 0.1109 -
2 Silinder pejal 0.5 0.089 -
3 Silinder berongga 0.5 0.07355 0.0635
4 Piringan 213 0.5 0.218 -
5 Piringan 714 0.5 0.175 -
6 Kerucut pejal 0.5 0.157 -

3.2 Konstanta Pegas Spiral Pada Alat Momen Inersia

Tabel 3. Simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan beban

Massa Beban Repetisi Pengkuran


Simpangan 𝜽 rata-rata (º)
(g) 1 2 3
50 𝜽1 28 29 30 29
60 𝜽2 35 34 35 34.67
80 𝜽3 49 49 48 48.67
100 𝜽4 60 60 60 60
150 𝜽5 89 88 89 88.67
200 𝜽6 117 118 117 117.34
Sampel 1 :

𝟐𝟖+𝟐𝟗+𝟑𝟎
𝜽 rata-rata = ( ) = 29º
𝟑

3 0
Tabel 4. Waktu 10 getaran alat momen inersia

Waktu 10 getaran (s) Waktu Perioda


rata diri
rata 𝑻0
(s)
𝒕1 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8 𝒕9 𝒕10

4.000 4.101 4.102 4.101 4.104 4.103 4.102 4.103 4.101 4.104 4.092 0.4092

𝟒.𝟎𝟎𝟎+𝟒.𝟏𝟎𝟏+𝟒.𝟏𝟎𝟐+𝟒.𝟏𝟎𝟏+𝟒.𝟏𝟎𝟒+𝟒.𝟏𝟎𝟑+𝟒𝟕.𝟏𝟎𝟐+𝟒.𝟏𝟎𝟑+𝟒.𝟏𝟎𝟏+𝟒.𝟏𝟎𝟒
Waktu rata rata (t) = ( )
𝟏𝟎

= 4.092 s

𝑡 4.092
𝑻0 = 10 = = 0.4092
10

Tabel 5. Perhitungan gaya, torsi dan simpangan iuntuk setiap penambahan beban

M (Kg) F (N) τ (Nm) 𝜽 (rad)


0.05 0.49 0.022 0.504
0.06 0.588 0.027 0.604
0.08 0.784 0.035 0.847
0.10 0.98 0.044 1.044
0.15 1.47 0.066 1.543
0.20 1.96 0.088 2.042

3 0
R = 0.045 m ; g = 9.80 𝑚/𝑠 2

Grafik τ (Nm) terhadap θ (rad)


0.1
0.08 y = 0.0428x - 2E-05
R² = 0.9988

τ (Nm)
0.06
0.04 τ (Nm)
0.02 Linear (τ (Nm))
0
0 1 2 3
θ (rad)

Gambar 2. Grafik τ (Nm) terhadap θ (rad)

Sampel :

F = m g = 0.05 (9.8) = 0.49

τ = F R = 0.49 (0.045) = 0.022


𝝅 𝜋
θ (rad) = θ (º) = 29 = 0.5046
𝟏𝟖𝟎 180

𝒌 0.0428
𝑰𝟎 = 𝑻𝟎𝟐 = 4(3.14)2
0.40922 = 4.46 × 10−4
𝟒𝝅𝟐

3.3 Momen Inersia Benda

Tabel 6. Waktu 10 getaran untuk setiap benda

Waktu 10 Getaran Waktu Perioda


Nama 𝒕1 𝒕2 𝒕3 𝒕4 𝒕5 𝒕6 𝒕7 𝒕8 𝒕9 𝒕10 rata ( 𝑻𝟎 )
Benda rata (s)

Bola Pejal 92 9.26 9.257 9.259 9.26 9.260 9.262 9.262 9.261 9.263 9.254 0.9254

3 0
Silinder 8.198 8.2 8.2 8.2 8.201 8.201 8.201 8.2 8.202 8.2 8.200 0.82
Pejal
Silinder 8.540 8.539 8.539 8.541 8.541 8.541 8.542 8.541 8.539 8.541 8.540 0.854
berongga
Piringan 16.88 16.88 16.88 16.88 16.89 16.89 16.89 16.89 16.91 16.90 16.889 1.6889
213
Piringan 13.97 13.96 13.96 13.96 13.97 13.96 13.96 13.96 13.97 13.96 13.963 1.3963
174
Kerucut 10.40 10.39 10.93 10.40 10.39 10.40 10.39 10.39 10.39 10.39 10.447 1.0447
Pejal

92+9.26+9.257+9.259+9.26+9.26 +9.262+9.262+9.261+9.263
Waktu rata rata = 3
= 9.254 s

𝒕 9.254
𝑻𝟎 = 𝟏𝟎 = 10
= 0.9254

Tabel 7. Momen Inersia benda hasil percobaan

No Nama Benda 𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 (Kg 𝒎𝟐) I (Kg 𝒎𝟐) KSR (%)

1 Bola Pejal 0.0006 18.357 17.357

2 Silinder Pejal 0.000484 0.00135 0.99

3 Silinder berongga 0.0005811 0.001498 0.027

4 Piringan pejal 213 0.02725 0.00715 2.40

5 Piringan pejal 174 0.00191 0.004749 0.254

6 Kerucut pejal 0.000912 0.00246 0.69

Sampel Bola Pejal :

𝟐 2
𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 = 𝟓 m 𝒓𝟐 = 5 (0.5) 0.0552 = 0.0006 Kg 𝑚2

3 0
𝑻𝟐 0.92542
I =( 𝑻𝟎𝟐 − 𝟏) 𝑰𝟎 = ( 0.40922 − 1) 4.462 ×10−4 = 18.357 Kg 𝑚2

𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 −𝑰 𝟎.𝟎𝟎𝟎𝟔−𝟏𝟖.𝟑𝟓𝟕
KSR = | 𝑰𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊
| × 100% = | | × 100% = 30%
𝟎.𝟎𝟎𝟎𝟔

IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan modul 2, masa beban hampir sama yaitu 0.5 Kg, namun
momen inersianya berbeda. Hal ini dikarenakan momen inersia tidak hanya
ditentukan oleh massa benda, tetapi juga oleh jari jarinya. Semakin besar jari
jarinya, maka semakin besar momen inersia yang didapatkan atau semakin jauh
benda terhadap porosnya maka semakin besar pula momen inersianya.
Periode setiap benda memiliki nilai yang berbeda dikarenakan periode
berbanding lurus dengan momen inersia.semakin besar momen inersia, maka
semakin besar periodanya. Sebenarnya untuk penghitungan perioda sendiri
biasanya digunakan alat pencacah waktu. Namun dari data yang diberikan pada
tabel 5 dan tabel 6 kita dapat melihat bahwa semakin besar massa, torsi dan
gaya yang bekerja pada benda, maka akan semakin besar pula periodanya.
Momen inersia merupakan ukuran kelembaman suatu benda untuk
berotasi pada porosnya. Semakin jauh jarak beda terhadap porosnya maka akan
semakin besar pula momen inersianya. Kita dapat mengambil contoh baut yang
akan dikencangkan menggunakan kunci inggris. Semakin jauh tangan kita
dengan baut(poros) maka semakin sedikit tenaga yang diperlukan dan semakin
besar momen inersianya. Rumus momen inersia untuk setiap benda berbeda
seperti pada gambar 1.
Dilihat dari tabel 7. Moment inersia teori dan momen inersia percobaan
memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Hal ini dikarenakan momen inersia
pada percobaan juga mengacu pada momen inersia teori.

3 0
V. KESIMPULAN
• Untuk menentukan simpangan alat momen inersia untuk setiap penambahan
massa pada benda dapat dilihat pada tabel 3 dan cara pengolahan datanya.
• Untuk menetukan waktu rata rata dan perioda diri dari waktu 10 getaran alat
momen inersia dapat dilihat dari tabel 4 dan cara pengolahan datanya.
• Untuk menghitung gaya, torsi dan simpangan pada setiap penambahan massa
pada benda dapat dilihat pada tabel 5 dan cara pengolahan datanya.
• Untuk menetukan waktu rata rata dan perioda diri dari waktu 10 getaran pada
setiap benda dapat dilihat pada tabel 6 dan cara pengolahan datanya.
• Untuk menentukan momen inersia hasil percobaan dan inersia teori dapat
dilihat pada tabel 7 dan cara pengolahan datanya. Namun untuk I teorinya
disesuaikan dengan momen inersia masing masing benda.

VI. REFERENSI

[1] Asnal Effendi, ST, MT., 2010. Fisika I. Padang : Institut Teknologi Padang.

[2]Herry Setiawan., 2020. Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan benda Tegar (Fisika
Kelas XI). Jambi : SMAN 2 Sarongalun.

[4]N. Fajar D., dkk. 2021. Fisika Dasar 1 Modul Praktikum. Jakarta:Universitas
Pertamina

[3] M. Nurhudayah, S.Pd. 2019. Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar.
Bojonegoro : Direktorat Pembinaan SMA-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

3 0

You might also like