You are on page 1of 12

MAKALAH

BAHASA ARAB
Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Arab

Dosen Pengampu: Muryanto M.Pd.I

Oleh : Kelompok 8

1. Selamodi Metayori (222105010084)


2. Rahma Selfia (222105010067)
3. Dina Ma’rifah (222105010089)
4. Abdul Aziz (222105010073)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar bisnis islam.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang bahasa arab tentang
Majruratul Asma’, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa UIN KHAS JEMBER. Kami
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,kepada
dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH BAHASA ARAB.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN PENULIS..................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN MAJRURATUL ASMA’.................................................................................7
B. TANDA I’RAB ISIM MAJRUR...............................................................................................8
C. MACAM-MACAM ISIM MAJRUR.......................................................................................10
D. MUSTATSNA.........................................................................................................................14
E. NA’AT.....................................................................................................................................15
F. ‘ATHAF..................................................................................................................................15
G. TAUKID..................................................................................................................................15
H. BADAL...................................................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
 KESIMPULAN.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an, dan
bahasa yang digunakan oleh Rasulullah dalam menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an –kitab suci
kaum Muslimin. Sehingga Bahasa Arab menjadi bahasa yang akan tetap ada dan tidak akan
pernah hilang dari belahan dunia. Inilah yang menjaga bahasa Arab menjadi bahasa utama
hingga lebih dari 1400 tahun peradaban Islam. Mengenai keterjagaan Al-Qur’an, yang secara
otomatis juga keterjagaan Bahasa Arab, Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku yang menurunkan
adz-Dzikra (al-Qur’an) dan Aku lah yang akan menjaganya.” Orang yang ingin menafsirkan Al-
Qur’an maka ia juga harus bisa belajar bahasa arab.

Oleh karena itu bahasa arab sangat penting untuk dipelajari. Ketika belajar bahasa arab,
maka juga harus belajar dan mengerti tentang Al-Asma’ Al-Majrurah. Al-Asma’ Al-Majrurah
sangat penting untuk dipelajari karena digunakan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar karena Al-Asma’ Al-Majrurah ini sangat menentukan harakat atau pembacaan Al-Qur’an..
Al-Asma’ Al-Majrurah sering juga disebut dengan isim majrur. Isim majrur adalah isim yang
dijarrkan sehingga selalu dibaca kasrah.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Al-Asma’ Al-Majrurah?

2. Apa saja yang mempengaruhi isim itu di jarrkan?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu Al-Asma’ Al-Majrurah

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suatu isim dijarrkan


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAJRURATUL ASMA’ (isim-isim yang majrur)

Majrur (‫ )المجرور‬berasal dari kata jar (‫)الجر‬, ia merupakan salah satu dari macam-macam i’rab
yang berjumlah empat. Jarr (‫ )الجر‬juga sering disebut dengan khafadh (‫)الخفض‬, yang mana kata
jarr merupakan istilah yang dipakai oleh para ulama nahwu dari kalangan basriyyin atau ulama
nahwu dari daerah Bashrah. Sedangkan istilah khafadh adalah istilah yang dipakai kufiyyin atau
ulama nahwu dari daerah Kufah.

Jadi kesimpulannya, majruratul asma’ (isim-isim yang majrur) adalah isim-isim yang
mempunyai I’rab jar atau majrur. Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa I’rab jar hanya
digunakan oleh isim, sedangkan fi’il dan huruf tidak menggunakannya.

Contoh-contoh Isim Majrur:

Aku shalat du masjid ِ ‫ ْال َمس‬ ‫ْت فِ ْي‬


‫ْج ِد‬ ُ ‫صلَّي‬َ
Aku tinggal di apartemen ‫ال َّشقَّ ِة‬ ‫َأ ْس ُك ُن فِ ْي‬
Aku duduk di kursi ‫ ْال ُكرْ ِسي‬ ‫ْت َعلَى‬ ُ ‫َجلَس‬
Muhammad adalah ِ ‫هَّللا‬ ‫ُم َح َّم ٌد َرس ُْو ُل‬
rasulullah
Sesungguhnya shalat itu ٌ‫اجبَة‬
ِ ‫صاّل ةَ َو‬ َّ ‫ِإ َّن ال‬
wajib bagi semua umat
islam
‫ ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬ ‫َعلَى‬
Kamu seperti singa ‫ت َكاَأْل َس ِد‬ َ ‫َأ ْن‬
Aku menulis dengan pena ‫بِ ْالقَلَ ِم‬ ‫ْت‬
ُ ‫َكتَب‬
Jauhilah keburukan ‫ال َّش ِّر‬ ‫اِ ْبتَ ِع ْد َع ِن‬

Semua kata yang berwarna merah adalah contoh isim majrur.

B. TANDA I’RAB DAN ISIM MAJRUR

Isim majrur adalah isim yang beri’rab majrur, atau jar. Sedangkan i’rab jar mempunyai 3
tanda i’rab, yaitu kasrah, fathah, huruf ya’. Tanda kasrah digunakan oleh isim mufrad, isim
jamak taksir, isim jamak muannats salim, isim maqshur, dan isim mamdud . Tanda fathah
digunakan apabila kata tersebut isim ghairu munsharif. Tanda ya’ digunakan oleh isim mutsanna,
isim jamak mudzakkar salim, dan asma’ khamsah.

C. MACAM-MACAM ISIM MAJRUR

Isim majrur mempunyai tiga macam, yaitu isim yang didahului huruf jar, isim yang
berkedudukan sebagai mudhaf ilaih, dan isim yang mengikuti isim yang beri’rab majrur.

isim yang didahului huruf jar

Huruf jar ada 9 macam, yaitu:

HURUF JAR

‫ِم ْن‬ Dari

‫ِإلَى‬ Ke

‫ع َْن‬ Dari

‫َعلَى‬ Di atas

‫فِ ْي‬ Di / di
dalam

َّ‫رُب‬ Barangkali

‫ب ُء‬َ ‫ْال‬ Dengan


)‫ب‬
ِ (

ُ‫ْالكَاف‬ Seperti
) َ‫(ك‬

‫الاَّل ُم‬ Untuk


)‫(ل‬
ِ

‫ُم ْذ‬ Sejak

‫ُم ْن ُذ‬ Sejak

Selain 9 macam diatas, ada juga yang disebut huruf Qasam (huruf untuk bersumpah),
yaitu ‫ب‬ , ‫و‬ , dan ‫ت‬. Semua huruf qasam mempunyai arti “demi”. Dan ia juga menjadikan isim
yang berada dibelakangnya beri’rab majrur.
Ada juga adat istisna’ yang dianggap huruf jar karena membuat isim yang ada setelahnya
beri’rab majrur. Mereka adalah ‫خال‬ ,‫عدا‬ dan ‫حاشا‬, ketiganya mempunyai arti “kecuali”.

Contoh:

Aku melewati Muhammad ‫بِ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ت‬ ُ ْ‫َم َرر‬


Aku duduk di atas kursi ‫ ْال ُكرْ ِس ِّي‬ ‫ْت َعلَى‬ ُ ‫َجلَس‬
Demi Allah ِ ‫وَهَّللا‬
Demi Allah ِ ‫بِاهَّلل‬
Demi Allah ِ ‫تَاهَّلل‬
Para lelaki sudah datang ‫ َز ْي ٍد‬ ‫ل َع َدا‬Žُ ‫الرِّجا‬
َ ‫َجا َء‬
kecuali zaid
Dengan menyebut nama ِ ‫هَّللا‬ ‫بِس ِْم‬
Allah

Semua kata yang ditulis berwana merah adalah isim majrur karena mereka didahului huruf jar.

sebagai mudhof ilaih

Mudhof ilaih adalah isim yang menjadi tempat bersandar isim yang lain. Adapun isim yang
disandarkan kepada mudhof ilaih disebut mudhof. Contoh:

Pulpennya Muhammad ‫قَلَ ُم ُم َح َّم ٍد‬

Kata ‫قَلَ ُم‬ adalah mudhof, sedangkan ‫ ُم َح َّم ٍد‬ adalah mudhof ilaih. Susunan mudhof dan mudhof ilaih
disebut idhofah.

Contoh mudhof ilaih dalam kalimat:

Penanya muhammad baru ‫ َج ِد ْي ٌد‬ ‫ ُم َح َّم ٍد‬ ‫قَلَ ُم‬


Aku datang dari negara ‫ِإ ْن ُد ْونِي ِْسيَا‬ ‫بِاَل ِد‬ ‫ت ِم ْن‬ ُ ‫ِجْئ‬
Indonesia
Kota makassar ad di pulau ‫فِ ْي‬ ‫ار‬ َ ‫ َما َكا َس‬ ُ‫َم ِد ْينَة‬
Sulawesi
‫س ُْواَل ِو ِسي‬ ‫َج ِزي َْر ِة‬
Ibu kota negara indonesia َ‫ َجا َكرْ ت‬ ُ‫ َم ِد ْينَة‬ ‫ِإ ْن ُد ْونِي ِْسيَا‬ ُ‫ص َمة‬
ِ ‫َعا‬
adalah kota Jakarta
‫ا‬
Semua contoh yang berwarna merah adalah mudhof ilah.

tawabi’ lil majrur (yang mengikuti isim marur)

Tawabi’ adalah isim yang mengikuti isim lainnya. Mereka tidak menetap disatu i’rab
saja. Tawabi’ jumlahnya 4, yaitu na’at, athof, taukid, badal. Jadi mereka apabila mengikuti isim
majrur, maka I’rabnya ikut majrur. Contoh:

Jenis Contoh No

Na’at ‫ ْال َج ِد ْي ِد‬ ‫ق‬ َ َ‫ْت ْال ِكت‬


ِ ‫الس ُّْو‬ ‫اب فِ ْي‬ ُ ‫اِ ْشتَ َري‬ 1

Aku membeli buku di pasar baru

‫ ْال َوا ِس ِع‬ ‫ت‬


ِ ‫ ْالبَ ْي‬ ‫َأ ْس ُك ُن فِ ْي‬ 2

Saya tinggal di rumah yang luas

Athof ُ ْ‫َم َرر‬


‫ َو َخالِ ٍد‬ ‫بِ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ت‬ 3

Aku melewati muhammad dan


Khalid
Taukid ‫نَ ْف ِس ِه‬ ‫بِ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ت‬
ُ ْ‫َم َرر‬ 4

Aku melewati Muhammad

Badal ِ ‫ َرس ُْو ِل هَّللا‬ ‫بِ ُم َح َّم ٍد‬ ‫ت‬


ُ ْ‫َم َرر‬ 5

Aku melewati muhammad


rasulullah

Contoh pada nomor satu dan dua, na'atnya adalah kata yang berwarna biru. Contoh pada
nomor 3, athofnya adalah kata yang berwarna biru. contoh nomor 4, taukidnya adalah kata yang
berwarna biru. dan contoh nomor 5, badalnya adalah kata yang berwarna biru.

D. MUSTATSNA
 Pengertian

Mustatsna (‫)المستثنى‬, adalah isim yang dibaca nashab yang jatuh setelah adat al-istitsna’
(alat atau sesuatu yang digunakan untuk mengecualikan).

E. NA’AT

 Pengertian

Na’at secara bahasa adalah sifat, adapun menurut istilah, pengertian na’at sebagaimana
yang disebutkan di dalam kitab jurumiyah adalah

‫ َوتَ ْن ِكي ِْر ِه‬،‫ْر ْيفِ ِه‬


ِ ‫ َوتَع‬،‫ض ِه‬ ِ ْ‫ْت هُ َو تَابِ ٌع لِ ْل َم ْنعُو‬
ِ ‫ َو خَ ْف‬،‫ َونَصْ بِ ِه‬،‫ت فِ ْي َر ْف ِع ِه‬ ُ ‫النَّع‬

“ na’at adalah mengikuti yang diikuti dari segi rafa’nya, nashabnya, jarnya, makrifatnya, dan
nakirahnya.”

F. ‘ATHAF

 Pengertian

‘Athaf atau Ma’thuf adalah kalimah baik isim atau fi’il yang hukum I’rabnya disamakan
dengan hokum i’rab ma’thuf ‘alaih melalui perantara huruf. Sesuatu yang menjadi perantara
antara ma’thuf dan ma’thuf ‘alaih disebut dengan huruf ‘athaf.

G. TAUKID

 Pengertian

Taukid adalah lafadz yang hokum i’rabnya mengikuti hokum i’rab muakkad (sesuatu
yang dikuatkan) dan berfungsi menguatkan atau menegaskan muakkad.

H. BADAL
 Pengertian

Badal adalah lafadz yang hokum I’rabmya disamakan dengan hokum I’rab dari mubdal
minhunya, karena :
 Sejenis dengan mubdal minhu-nya.
 Bagian dari mubdal minhu-nya.
 Merupakan sesuatu yang terkandung dalam mubdal minhunya.

BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN

sim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot. Isim
yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim majrur
selalu di baca kasrah. Macam-macam isim majrur yaitu :

a) Isim yang ada huruf jarrnya (‫)سبقه حرف جر‬, terdiri dari ‫( ِم ْن‬dari), ‫( ِإلَى‬ke/kepada), ‫ِل‬
(milik/terhadap/karena), ‫( ع َْن‬dari), ‫( َعلَى‬atas/di atas), ‫ك‬
َ (seperti), ‫( فِ ْي‬di/di dalam),
dan lain-lain.
b) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. (‫ )مضاف إليه‬Termasuk dalam
Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf

DAFTAR PUSTAKA
Basith, Abdul. 2009. Ilmu Nahwu. Yogyakarta : Madrasah Diniyah PP. Wahid Hasyim.

Dr. H. Abdul Haris, M.Ag. 2022. Nahwu Sharf. Jember: Al-Bidayah

www.arobiyahinstitute.com

You might also like