You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI UNGGAS DAN NON RUMINANSIA

PROSES PEMBUATAN RANSUM DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PERTUMBUHAN BOBOT BADAN TERNAK AYAM KAMPUNG

OLEH

KELOMPOK 2

1. GEORGE DASILVA
2. INGRIDUS YANSI
3. MONIKA FERNANDEZ AIKOLI
4. MARIA ORSELA RINDIANI
5. YAKOBA WANDA KAPITAN
6. MARIA ALFIANI SERAN
7. APRIYANTI ASA

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Kuasa karna atas berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan praktikum kami tentang pembuatan ransum dan
pengaruhnya terhadap bobot badan ternak ayam dan bai dnegan baik.Kami sangat bersyukur
karena selam praktikum kami senantiasa di lindungi dari awal hingga akir. Pembuatan ransum
yang kami buat ini diharapkan dapat menambah bobot badan ternak yang mengkonsumsi. Kami
juga berterimakasih kepada bapak dosen pendamping yang usdah menemani kami selama proses
praktikum berlangsung serta teman-teman yang senantiasa membantu ketika ada kendala pada
saat praktikum berlangsung.Kami berharap agar praktikum yang kami buat ini dapat bermanafaat
bagi kami sendiri juga teman-teman sekalian yang membacanya. Kami menyadari bahwa laporan
praktikum yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami sangat
mengharapkan saran serta kritikan terhadap laporan yang kami buat sehingga kedepannya kami
dapat membuat laporan yang lebih baik lagi.

Kupang,04 Desember 2022

penulis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam usaha peternakan yang
dikelola secara intensif. Ketersediaan komponen penyusun pakan (terutama pakan
konsentrat) yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, baik oleh manusia
maupun ternak, menyebabkan Indonesia harus mengimpor komponen ransum dari negara
lain.Kandungan gizi suatu bahan sangat diperlukan dalam membuat formula pakan, sesuai
dengan kebutuhan ternak.Untuk bahan pakan konsentrat, informasi yang dibutuhkan
terutama adalah bahan kering, protein kasar, serat kasar (NDF dan ADF) dan energi (energi
metabolis untuk non-ruminan dan energi tercerna untuk ruminan).Informasi mengenai
kandungan kalsium dan fosfor sangat bermanfaat dan juga kandungan asam amino bahan
pakan sumber protein (bila memungkinkan).Untuk ini perlu dilakukan analisis secara
laboratorium terhadap sejumlah bahan yang dapat mewakili produk tersebut di laboratorium.
Populasi ayam kampung di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan tidak
terpengaruh dengan resesi atau kondisi perekonomian negara. Hal ini karena ayam kampung
umumnya menggunakan komoditas pakan lokal seperti dedak,jagung,bungkil kedelai,tepung
ikan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ayam kampung tidak terlalu pesat tetapi harganya
cukup ekonimis dan lebih disukai oleh masyarakat karna kandungan lemaknya yang sedikit.
Untuk itu ransum yang baik sangat dibutuhkan agar bobot dari ayam kampung ini dapat
bertambah sehingga menambah daya jual dari ayam kampung itu sendiri.
Ternak babi merupakan salah satu ternak potong penghasil daging yang dapat
berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani.Ransum merupakan faktor terbesar
dalam meningkatkan produksi ternak babi sehingga peningkatan ketersediaan bahan baku
pakan perlu dilakukan guna meningkatkan produksi peternakan.Dedak halus dalam ransum
ternak babi sering menghadapi kendala dalam pengadaannya dimana pada waktu tertentu
sulit diperoleh dan seringkali mahal dipasaran. Penggunaan ransum bagi ternak babi sangat
berpenagruh kaerena tingkat kebutuhan nutrisi babi sangat perlu diperhatikkan agar bobot
badan dari ternak babi sendiri dapat meningkat dan bisa bertambah.
1.2. Tujuan
Tujuan dari dilakukan praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan
ransum yang baik untuk ayam kampung serta mengetahui pengaruh ransum yang dibuat
terhadap bobot badan ternak serta untuk memenuhi nilai tugas praktikum mata kuliah
NUTRISI UNGGAS DAN NON RUMINANSIA.

1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini dilakukan adalah
1. Mengetahui cara pembuatan ransum untuk ternak ayam kampung.
2. Mengetahui pengaruh pemberian ransum terhadap bobot badan ternak.

BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ransum

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun sedemikian rupa
dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari dan tidak
mengganggu kesehatan ternak.Ransum dapat dinyatakan berkualitas baik apabila mampu
memberikan seluruh kebutuhan nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan
nutrien tersebut bagi ternak.Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang
diperlukan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok, produksi
maupun reproduksi.Ransum perlu mendapatkan perhatian khusus dalam usaha peternakan.
Kualitas dan harga ransum sangat erat kaitannya dengan kandungan protein dalam ransum
tersebut. Semakin tinggi kandungan protein dalam ransum maka harga ransum semakin
mahal, begitu sebaliknya. Pemberian ransum dengan kandungan protein yang terlalu
rendah akan menurunkan produksi ternak dan kelebihan protein akan diubah sebagai energi
sehingga tidak efisien.Ransum seimbang adalah ransum yang diberikan selama 24 jam
yang mengandung semua zat nutrien (jumlah dan macam nutriennya) dan perbandingan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak.
Pengetahuan tentang kualifikasi bahan pakan diperlukan untuk menyusun ransum
seimbang.
Penyusunan ransum seimbang yang sesuai dengan kebutuhan ternak, diharapakan akan
dapat menghasilkan produksi yang optimal.Zat nutrien adalah zat-zat gizi di dalam bahan
pakan yang sangat diperlukan untuk hidup ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air. Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat
nutrien atau komposisi kimianya, serta tinggi rendahnya zat antinutrisi yang terkandung di
dalamnya. Ransum yang memiliki serat kasar tinggi pada umumnya memiliki kecernaan
rendah sehingga penggunaan perlu dilakukan perlakuan terlebih dahulu apa di tambah
mikroba yang dapat mencerna serat kasar, agar dapat dimanfaatkan oleh ternak.

Ransum menempati biaya produksi terbesar yaitu 60-70% dalam suatu usaha
peternakan. Bahan baku pakan yang umum dipergunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan produk asal hewan dalam bentuk produk olahan ataupun produk sampingan (by
product). Penggunaannya sebagai komponen penyusun ransum harus memenuhi beberapa
kriteria, di antaranya mempunyai kualitas baik, murah, dan tidak berbahaya untuk ternak
yang mengkonsumsinya.

2.2. PengertianTernak Ayam Kampung

Ayam Kampung Ayam kampung merupakan jenis unggas lokal yang berpotensi
sebagai penghasil telur dan daging, sehingga banyak dibudidayakan masyarakat
terutama yang bermukim di wilayah pedesaan (Rusdiansyah, 2014).Ayam
kampung merupakan ayam bukan ras (buras) yang dibudidayakan di Indonesia.
Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang masih memiliki gen asli
sebanyak kurang lebih 50% (Subekti dan Arlina, 2011). Ayam kampung (Gallus
gallus domesticus) adalah hasil domestikasi dari ayam hutan merah (Gallus
gallus) karena dilihat dari sifat genetik yang hampir sama (Sulandri et al., 2007).
Ayam kampung memiliki kelebihan dibandingkan ayam ras diantaranya memiliki
daya adaptasi yang baik karena mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi, kondisi lingkungan, perubahan iklim cuaca setempat dan memiliki
kualitas daging serta telur lebih baik dibanding ayam ras (Sartika et al., 2008).

Ayam kampung memiliki ciri-ciri yang khas dilihat dari penampilan fenotipnya
yang sangat beragam, tidak seperti jenis ayam lain (Cahyono, 2002).
Produktivitas ayam kampung perlu didukung dengan pemberian pakan yang
disesuaikan dengan kebutuhan nutrien ayam tersebut, karena pakan adalah salah
satu faktor penting dalam proses pemeliharaan. Pakan sebagai sumber energi dan
nutrien yang digunakan ternak untuk hidup, bertumbuh dan bereproduksi
(Rukmana, 2003).
Energi dibutuhkan oleh ayam untuk proses pertumbuhan jaringan tubuh,
produksi telur, exercise dan mempertahankan temperatur tubuh yang normal,
yang sumbernya berasal dari karbohidrat, lemak dan protein di dalam ransum
(Rusdiansyah, 2014). Energi metabolis yang dibutuhkan oleh ayam kampung
pada fase starter sebesar 2.600 kkal/kg (Mulyono, 2009). Ayam membutuhkan
protein untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan untuk pertumbuhan
(Mahardika et al., 2013). Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian
tubuh ayam, mengganti jaringan tubuh yang rusak, serta untuk produksi (Rahayu
et al., 2011).
BAB 3

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

 Praktikum berlangung dari tanggal 12 November 2022 sampai tanggal 03 Desember 2022
 Bertempat di Dusun Naketuka,Desa Baumata timur,Kecamatan Taebenu,Kabupaten
Kupang Nusa Tenggara Timur.

3.2. Alat dan Bahan

 Alat
 Timbangan
 Sekop
 Sapu Lidi
 Gayung
 Ember
 Bahan Untuk Pembuatan ransum Ayam
 Pollar 50 Kg
 Tepung Ikan 5 Kg
 Jagung yang sudah digiling 10 Kg
 Mineral 500 g
3.3 Langkah-Langkah Pembuatan Ransum

 Pembuatan Ransum Ayam


 Campur tepung ikan dan mineral secara merata. Campur hingga tidak ada yang
menggumpal.
 Tambahkan jagung,kemudin campur lagi hingga merata.
 Ratakan campuran lalu tebar pollar secara merata lalu di campur lagi hingga tidak
ada yang menggumpal.
 Proses pencampuran dilakukan dari bahan yang memiliki ukuran paling kecil.
 Setelah tercampur secara merata lalu masukan ransum yang sudah jadi kedala
karung lalu disimpan dan siap diberikan kepada ternak.

3.4. Ternak yang di Gunakan

 Untuk ternak ayam yang diamati sebanyak 12 ekor dengan pemberian ransum sebanyak
2 gayung yang ditebar di tempat makannya dengan waktu pemberian 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran Ternak

 Data Bobot Ayam

Ayam BB Sebelum Diberi Minggu 1 Minggu 2


ransum
Ayam 1 2.3 Kg 2,5 Kg 2,8 Kg

Ayam 2 1,5 Kg 1,6 Kg 1,7 Kg

Ayam 3 1,3 Kg 1,4 Kg 1,6 Kg

Ayam 4 1,1 Kg 1,2 Kg 1,33 Kg

Ayam 5 1,1 Kg 1,22 Kg 1,5 Kg

Ayam 6 1 Kg 1,2 Kg 1,22 Kg

Ayam 7 1,1 Kg 1,2 Kg 1,35 Kg

Ayam 8 1,3 Kg 1,4 Kg 1,56 Kg

Ayam 9 1,4 Kg 1,5 Kg 1,7 Kg

Ayam 10 1,2 Kg 1,3 Kg 1,4 Kg

Ayam 11 1,5 Kg 1,7 Kg 1,7 Kg


Ayam 12 1,3 Kg 1,35 Kg 1,45 Kg

Dari hasil pengukuran ternak ayam setelah diberikan ransum diperolah data-data
bobot ternak ayam dan seperti yang dilihat pada tabel diatas. Dapat dilihat bahwa bobot
ternak ayam mengalami peningkatan walau tingkat kenaikannya tidak secara efisien.Bobot
badan naik dengan kisaran rata-rata 300-500 gram. Hal ini dikarenakan ayam kampung
sangat sulit dinaikkan bobot badannya berbeda dengan ayam broiler. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kenapa ayam kampung susah naik bobot badannya yaitu pakan yang
diberikan juga kondisi lingkungan kandang yang dihuni oleh ternak. karna jika ayam stres
dapat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi ternak.Ternak akan menjadi kurang napsu
dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan. Hal inilah yang dapat membuaat bobot ternak
ayam kampung lama untuk bertambah.

Selain itu faktor-faktor yang memepengaruhi pertambahan bobot badan pada ayam
kampung yaitu spesies,strain,tipr produksi,jenis kelamin da sistem pemberian ransum dan
bobot awal (Santosa,2012).

4.2 Ransum dan Pengaruhnya terhadap Bobot Badan Ternak

Bahan Pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak guna
memenuhi kebutuhan hidup,produksi dan reproduksi. Keberadaan bahan pakan
merupakan suatu upaya dalam menyediakannya demi pemenuhan kebutuhan ternak
karena dalam usaha peternakaan kehadiran pakan sangat berpengaruh. Dalam proses
pembuatan ransum harus diperhatikkan bahan-bahan apa saja yang akan digunakan agar
kiranya bisa sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak.Semakin terpenuhi
jumlah nutrisinya maka akan semakin berpengaruh pada pertambahan bobot badan
ternak. Namun jika kandungan nutrisi yang tidak sesuai maka pertambahan bobot badan
akan sangat berpengaruh,selain kandungan nutrisi tahap dalam pemberian pakan,kondisi
pakan.kondisi kandang juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi ternak sendiri. Untuk
itu perlu dijaga agar palatabilitas dari ternak dapat dijaga.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang sudah kami buat dapat disimpulkan bahwa ransum sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot badan ternak ayam. Ransum yang baik
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi proses pertambahan bobot badan
ternak ayam . Ransum yang baik adalah ransum yang dapat memenuhi jumlah nutirisi yang
dibutuhkan oleh ternak. Namun harus diperhatikkan juga kesehatan dari ternak
tersebut,walau rnasum yang diberikan sudah baik kadang ada ganguan kesehatan pada
ternak yang bisa membuat fungsi dari ransum sebagai pakan menjadi terganggu.

5.2 Saran

Hal-hal yang perlu diperhatikkan dalam proses penyusunan ransum adalah jumlah
perbandingan antara tiap bahan yang akan digunakan harus sesuai agar tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan nutrisi serat selama proses penyusunan harus diperhatikkan pada
saat pecampuran agar tidak ada bahan yang menggumpal.
LAMPIRAN GAMBAR

Dokumentasi praktik

Praktikum pertama penyusunan ransum untuk ternak babi dan ayam.


DAFTAR PUSTAKA

MATHIUS.I W et.al” BAHAN PAKAN INKONVENSIONAL UNTUK


TERNAK”.WARTAZOA.Vol.11.No 2.(2001)

Baye Arnold et al.” PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM


RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER”.Jurnal Zootek.Vol 35.No 1(2015) :
96-105

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70888/Mengenal-Ransum-Ternak/ Mengenal Ransum


ternak.

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/2638/2/BAB%20I.pdf Mengenal tentang apa itu ternak


babi.

http://eprints.undip.ac.id/71991/3/BAB_II.pdf Mengenal tentang apa itu ayam kampung.

You might also like