You are on page 1of 11

DAMPAK PEMBELAJARAN DARING DENGAN

MEMBENTUK KELOMPOK PADA SETIAP


PERTEMUANNYA
Vina Ariyani
E-mail : Vina.ariyani2971@gmail.com

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pengantar
Menghasilkan lulusan berkualitas dan berkarakter mulia adalah dambaan
banyak pihak, mulai kepala sekolah, guru, orang tua, hingga pemerintah. Untuk
itu, berbagai cara dilakukan oleh sekolah, mulai dari tambahan remedial,
memberikan bimbingan belajar khusus, sampai dengan guru memberikan les
privat kepada siswa yang memerlukan perhatian khusus.

Salah satu sebab hasil belajar belum optimal adalah model pembelajaran
yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Oleh karena
itu, guru harus mencari model pembelajaran yang tepat dan media yang cocok.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah menggunakan cooperative learning


model. Cooperative learning adalah model pembelajaran dengan memberikan
tugas kepada siswa yang lebih pandai dalam sebuah kelompok kecil yang hasilnya
akan dipresentasikan kepada kelompok lain di dalam kelas. Hasil kelompok
tersebut kemudian didalami dan ditanggapi sehingga terjadi proses belajar yang
aktif dan dinamis.

Seperti yang sudah diketahui bahwa saat ini metode pendidikan yang
banyak digunakan adalah student center, di mana student center ini memusatkan
pembelajaran pada peserta didiknya. Dengan inovasi pembentukan kelompok
pada saat belajar daring dan memberikan arahan agar peserta didik memahami
materi yang akan dilombakan menurut saya akan manambah minat belajar peserta
didik, terlebih lagi peserta didik nantinya akan mendapatkan poin disetiap
pertanyaan yang berhasil mereka jawab. Maka dengan metode kelompok ini
diharapkan peserta didik dapat lebih semangat untuk memahami materi
pembelajaran dan memenangkan lomba tersebut.
Tindakan Yang Dilakukan

a. Mempersiapkan pendidik dan peserta didik


Dalam kontek belajar daring di masa covid-19, kualitas belajar
tidak diharapkanmenurun tetapi terus meningkat. Jika kualitas belajar
menurun, maka dapat memberikandampak mutu capaian belajar wawasan
dan pengalamannya (Zulhafizh, Atmazaki, & Syahrul,2013). Sebuah
penelitian menunjukkan jika aktivitas yang dilakukan tidak
mendukungkeberhasilan belajar maka prestasi belajar dapat menurun
(Zulhafizh, Atmazaki, & Syahrul,2013; Slameto, 2010; Lachman, 1997).
Hal ini terkait juga dengan pengalaman belajar yangdiperoleh mahasiswa.
Domjan (2010) dan Ormrod (2008) pengalaman yang
dihadapimemberikan dampak dan pengaruh yang luar biasa terhadap
capaian pengetahuan danpemahaman.

Dampak negatif dari pandemi Covid-19 khususnya dalam


pendidikan dan pembelajaran adanya kompleksitas permasalahan dalam
pendidikan di Indonesia. Selain itu, keterbatasan dana dan kemampuan
sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu upaya inovasi dan
pembaharuan sangat perlu diadakan. Disisi lain, tujuan inovasi adalah
usaha untuk meningkatkan yang meliputi sumberdaya ketenagaan, dana,
sarpras termasuk sistem manajemen operasionalnya. Pemecahan masalah-
masalah pendidikan yang sangat kompleksitas tidak efektif lagi dilakukan
pendekatan yang konvensional.

Proses pembelajaran selama pandemi covid 19 dilaksanakan secara


daring dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana yang
menghubungkan antara guru dengan pserta didik. Media sosial yang paling
umum dimanfaatkan adalah WhatsApps (WA) dan media lain sebagai
media pendukung. Kendala yang dihadapi Pertama, kurang maksimalnya
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaaran, Kedua, ketersedian
fasilitas dalam pembelajaran daring dan Ketiga, keterbatasan guru dalam
pemanfaatan teknologi.
Keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh bagaimana cara siswa tersebut dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dibandingkan dengan siswa tanpa gaya belajar efektif,
siswa dengan gaya belajar efektif dapat memperoleh nilai atau prestasi
yang lebih baik (Kazmi, 2016).

Oleh karnanya mempersiapkan pendidik dan peserta didik dalam


inovasi kali ini menjadi faktor utama, keterbatasan gerak dan tatap muka
seharusnya tidak menjadi alasan untuk menciptakan proses pembelajaran
yang inovatif kreatif dan efektif, kemampuan ajar pendidik dan fokus
peserta didik sangat diperlukan dalam melakukan proses pengajaran di
masa pandemi ini.

b. Membuat kelompok secara acak


Pada saat membuat kelompok belajar, tiap siswa diberikan
kesempatan untuk memilih anggota kelompoknya, dengan harapan mereka
dapat lebih semangat dalam belajar saat satu tim dengan teman yang
menurut mereka mampu dalam belajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Slavin menunjukkan hasil yang


positif. Siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih
baik dari model pembelajaran konvensional. Begitu pula Roger dan
Jhonson yang membandingkan model cooperative learning dengan model
individual dan model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar
ketika bekerja sama. Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk
dicapai. Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa jadi lebih
baik karena mereka tidak membedakan ras, agama, latar belakang
keluarga, dan perbedaan lainnya.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah menggunakan cooperative


learning model.Falsafah model pembelajaran ini adalah pembelajaran
gotong royong. Robert Slavin mengatakan cooperative learning adalah
salah satu bentuk paham pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran
konstruktivisme adalah suatu teknik pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan
pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.

c. Kelompok dipilih oleh ketua kelas


Model ini sangat mudah diterapkan di dalam kelas. Ketua kelas
memilih beberapa siswa yang lebih pandai dan dijadikan ketua dalam
kelompok-nya masing-masing. Kemudian, siswa dibagi dalam beberapa
kelompok kecil yang anggotanya tidak lebih dari sepuluh siswa agar
interaksi antarmereka lebih dinamis. Keaktifan anggota kelompok sangat
penting untuk mencapai keberhasilan optimal dalam membahas materi
yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu, tugas guru untuk
mengontrol dan memfasilitasi siswa pada saat diskusi berlangsung sangat
penting.

Model ini sangat bagus karena komunikasi antarsiswa secara


informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang
dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan
penjelasan temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan
memahami materi yang sedang didiskusikan, di samping mereka juga
terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain.

Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk


menanamkan karakter peduli, tenggang rasa, sifat berbagi,
bertanggungjawab kepada teman sejawat, dan melatih kemampuan
berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui aktivitas ini, siswa yang
pandai akan memperdalam dan memperluas pengetahuannya, dia akan
belajar lebih keras agar bisa lebih baik menjelaskan kepada teman di
kelompoknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Slavin menunjukkan hasil yang
positif. Siswa yang mempraktikkan cooperative learning hasilnya lebih
baik dari model pembelajaran konvensional. Begitu pula Roger dan
Jhonson yang membandingkan model cooperative learning dengan model
individual dan model kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar
ketika bekerja sama. Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk
dicapai. Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa jadi lebih
baik karena mereka tidak membedakan ras, agama, latar belakang
keluarga, dan perbedaan lainnya.

d. Membuat yel-yel sebagai peningkat semangat antar kelompok


Membuat yel-yel merupakan salah satu cara meningkatkan
semangat dan kreatifitas pelajar dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran yang terlalu kaku dapat menyebabkan kurangnya minat
belajar dari siswa, sehingga dapat meningkatkan ketidakfokusan mereka
dalam proses belajar-mengajar.

Saat membuat yel-yel, peserta didik akan mulai mengeluarkan ide


kreatif mereka bukan hanya untuk meningkatkan kekreaifitasan mereka,
namun inovasi ini juga dapat memberikan pelajaran baru tentang
bagaimana melakukan kerja sama, bagaimana menghargai pendapat
oranglain, bagaimana bekerja secara kretif dan inovatif.

Yel-yel dibuat oleh masing-masing kelompok, sehingga saat


sebelum perlombaan dimulai maka tiap kelompok dapat membawakan
Yel-yel yang telah mereka persiapkan. Hal ini dapat menjadi nilai tambah
untuk tiap kelompok yang membuat ide paling menarik.

e. Peserta didik harus memahami materi yang akan dilombakan


Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk lebih memahami materi
yang akan dilombakan. dikarnakan proses pembelajaran menggunakan
sistem berkelompok, maka peserta didik akan lebih mudah memahami
materi, mereka akan memecahkan dan memahami materi secara bersama-
sama, peserta didik yang lebih pandai akan membantu teman kelompoknya
yang kesulitan dengan materi yang akan dilombakan.

Tiap anggota kelompok akan bekerjasama untuk memenangkan


perlombaan sehingga anggota kelompok yang lebih pandai akan semangat
mengajari temannya yang kurang pandai tentang materi agar mereka dapat
memenangkan perlombaan.

f. Memberikan nilai padajawaban yang berhasil dijawab oleh setiap


kelompok
Salah satu keberhasilan seseorang atau siswa dalam menguasai dan
memahami pelajaran ditunjukkan dengan hasil belajar. Meningkatnya
sikap dan motivasi belajar siswa pada aktivitas belajar sangat diharapkan
agar hasil belajar siswa juga meningkat.

Pada saat menggunakan inovasi belajar ini, Pendidik diharapkan


mampu melihat dan menilai tiap kelompok bukan hanya dari keberhasilan
menjawab dengan benar, namun juga bagaimana mereka memberikan dan
menunjukkan kekreatifitasan serta kekompakan mereka.

Nilai tambah juga sebaiknya diberikan untuk kelompok yang


memiliki kekompakan yang tinggi dan kekreatifitasan dalam melakukan
perlombaan, nilai yang diberikan sebaiknya tidak menurunkan semangat
belajar mereka, bahkan diharapkan sebaliknya, sehingga mereka dapat
lebih semangat dalam melakukan proses pembelajaran selama masa
pandemi ini.

g. Membuat nama kelompok dengan sebutan yang lucu dan unik agar
pembelajaran lebih menarik lagi
Pemberian nama kelompok yang unik dapat meningkatkan
semangat dan minat peserta didik dalam belajar, mereka akan mulai
memikirkan ide-ide dan kreatifitas baru untuk nama kelompok mereka,
sehingga mereka akan semangat dalam proses belajar mengajar.

Sarana Pendukung

a. Google Meet/Zoom
b. Whatsapp
c. Youtube
d. Latop/Handphone
e. Kuota Internet
f. Jaringan
g. Situs-Situs Bidang Pendidikan

Pembelajaran daring tentulah memberikan tantangan kepada guru, karena


model pembelajaran ini memerlukan kreativitas dan keterampilan guru dalam
penggunaan teknologi (Mansyur, 2020). Selain itu keefektifan keterlaksanaan
pembelajaran juga didukung dari kemampuan peserta didik dalam mengakses
aplikasi serta peran orang tua sangat menunjang keberlangsungan proses
pembelajaran. Hal ini merupakan dilematis yang diraskan oleh para orang tua,
sebab di Indonesia banyak keluarga yang kurang familiar dengan pembelajaran di
rumah (Aji, 2020). Padahal pembelajaran daring menuntut orang tua untuk
meluangkan waktu untuk mendampingi anak-anak dalam belajar sedangkan tidak
semua orang tua mengerti tentang teknologi (Fauziyah, 2020).

Dalam inovasi kali ini, penggunaan Teknologi sangat dibutuhkan sebagai


jembatan dalam proses pembelajaran, namun hambatan yang mungkin timbul saat
menggunakan teknlogi dalam melakukan inovasi Pembelajaran Daring Dengan
Membentuk Kelompok Pada Setiap Pertemuan Lalu Dibuat Lomba Sesuai
Dengan Materi Pada Pertemuannya yakni jaringan internet yang buruk akan
membuat kurangnya kekompakan antar anggota kelompok serta kurangnya
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan.
Gambar 1. Minat Siswa Dalam Pembelajaran Daring
Sumber : Kompasiana.com, 2020

Gambar diatas menunjukkanminat siswa dalam pembelajaran daring


adalah rendah, inovasiPembelajaran Daring Dengan Membentuk Kelompok Pada
Setiap Pertemuan Lalu Dibuat Lomba Sesuai Dengan Materi Pada Pertemuannya
diharapkan dapat meningkatkan lagi minat siswa dalam proses pembelajaran
secara daring. Sebagaimana kita ketahui bahwa makin hari keadaan Pandemi di
Indonesia tidak kunjung usai, sehingga kita juga diharapkan dapt beradaptasi
dengan keadaan lingkungan saat ini.

Tindakan Solutif
a. Jika Google Meet/Zoom tidak bisa dimaksimalkan maka dapat beralih ke
WA/telegram/GC
b. Jika WA/telegram/GCtidak bisa dimaksimalkan maka dapat beralih ke
Email atau Website
c. Penggunaan Wifi dapat meminimalisir gangguan dalam melakukan
kegiatan pembelajaran daring yang efektif, sehingga disarankan pendidik
dan peserta didik untuk menggunakan Wifi.

Simpulan

Kebijakan penyelenggaraan belajar mengajar secara daring (jaringa online)


sebagai akibat adanya dampak negatif pandemi Covid-19 diseluruh institusi
pendidikan telah menyebabkan gangguan besar. Oleh karena itu sekolah dan
pemerintah haruslah mengupayakan strategi yang efektif dan efisien agar tujuan
dan ketuntasan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok
dan menjadikan materi yang dibahas sebagai bentuk perlombaan dalam
meningkatkan semangat, kekompakan dan pemahaman peserta didik merupakan
salah satu cara efektif yang dapat dilakukan oleh pendidik dimasa pandemi saat
ini. Oleh karnanya diharapkan inovasi ini dapat digunakan dan dikembangkan
oleh pendidik guna meningkatkan konsentrasi dan minat peserta didik.

Referensi

Aminullah, Ikram, Fachrul Chandra, Nur Fitriani, Wasna, Misna, Elihami. (2021).
Proses Pembelajaran Selama Masa Pandami Covid 19(Studi Pelaksanaan
PLP Dasar). Maspul Journal of Community Empowerment,3(1),2716-
4225. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/8503(diakses
pada 02-Oktober-2021)

Buchori, M. (2001). Transformasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Cooperative Learning Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar dan


Pembentukan Karakter
Siswahttps://jendela.kemdikbud.go.id/v2/berita/detail/cooperative-
learning-model-solusi-peningkatan-kualitas-hasil-belajar-dan-
pembentukan-karakter-siswa(diakses pada 03-Oktober-2021)

De Porter, B., & Hernacki, M. (2002). Quantum Learning, Membiasakan Belajar


Nyaman dan Meyenangkan. Bandung: Kaifa.

Herinto Sidik Iriansyah.(2020). Membangun Kreativitas Guru dengan Inovasi


Pembelajarandi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal STKIP Kusuma Negara,
1(1), 2716-0157
http://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2020/article/view/
840(diakses pada 02-Oktober-2021)

I Komang Winata.(2021). Konsentrasi dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap


Pembelajaran Online Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 5(1),13-
2https://scholar.archive.org/work/oij4nsmzuvbb3kk5tytyv4n4xq/access/
wayback/http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/
download/1062/pdf (diakses pada 02-Oktober-2021)

Oktafia Ika Handarini&Siti Sri Wulandari. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai


Upaya Study From Home (SFH)Selama Pandemi Covid 19. Jurnal
Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP),8(3), 496-
503.https://repository.unja.ac.id/15758/ (diakses pada 02-Oktober-2021)

Setyawati, V., & Subowo. (2018). Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan


Keluarga dan Peran Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa. Economic
Education Analysis Journal, 7(1), 29–44.

Sudrajat, J. (2020). Kompetensi Guru Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Riset


Ekonomi dan Bisnis, 13(1), 100-110.

Sukitman, T., Yazid, A., & Mas' odi, M. (2020, September). Peran Guru Pada
Masa Pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Biologi.

Zulhafizh, Atmazaki&Syahrul, R. (2013). Kontribusi Sikap Dan Motivasi Belajar


SiswaTerhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa, Sastra
dan Pembelajaran,1(2), 13-28. http://103.216.87.80/index.php/bsp/article/
viewFile/4991/3943(diakses pada 02-Oktober-2021)

Zulhafizh. (2020).Membina Aktivitas Belajar Mahasiswa di Perguruan


TinggiMelalui Metode TIE (Translation, Interpretation, Extrapolation)
pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kependidikan:Jurnal Hasil
Penelitian dan Kajian Kepustakaandi Bidang Pendidikan, Pengajaran
dan Pembelajaran, 6(3),502-
511.https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/
view/2865(diakses pada 02-Oktober-2021)
Data Penulis

Vina Ariyani, lahir di Pekanbaru, 10 Mei 2001. Pada


tahun akademik 2019-2020, ia melanjutkan studi pada
strata satu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni di
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Riau melalui jalur SBMPTN (Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Kontak :

Hp/WA : 082383883663

E-Mail : Vina.ariyani2971@gmail.com

You might also like