You are on page 1of 34

KARTU KONTROL BIMBINGAN PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Syahrul


NIM : 105 4411 087 16
Program Studi : Pendidikan Biologi
Judul Proposal Pengaruh Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Sistem Ekskresi Kelas XI SMA Negeri
6 Takalar
Pembimbing : I. Hilmi Hambali, S.Pd., M.Kes.
: II. Wira Yustika Rukman, S.Farm., Apt., M.Kes.

Tanda
No. Hari/ Tanggal Uraian Perbaikan
Tangan
1. Senin, 11 Mei
2020 1. Sampul
2. Bab I
a. Spasinya.
b. Paragraf baru dan ada paragraf
yang terlalu panjang.
c. Yang mana hasil wawancaranya?
d. Revisi latar belakang, gunakan
kalimat sendiri lebih banyak,
susunan piramida terbalik umum ke
khusus untuk menjabarkannya,
silahkan baca sendiri dengan suara
lantang latar belakang akan
bertemu beberapa paragraph atau
kaliamt tidak nyambung atau tdk
perlu ada.
e. Pada bagian manfaat penelitian
Buat Manfaat teoritis, Manfaat
praktis.
3. Bab II
a. Kata Landasan Teori ganti jadi
Kajian Teori.
b. Pengertian Belajar hapus, tidak
usah yang harus ada itu Hasil
Belajar.
c. Sumbernya? Mana semua
sumbernya? Perbaiki semua,
lengkapi sumber , tahun, tulis tiap
paragraph satu penelitian dan
2. Selasa, 26 Mei hasilnya.
2020 d. Lengkapi bagan kerangka pikirnya.
1. Membahas mengenai media yang akan

i
digunakan apakah buat sendiri atau
download.
a. “kalau ingin buat sendiri medianya,
lebih baik sekalian ke jenis
penelitian pengembangan.
Mediamu bisa dijadikan produk.
Mungkin bisa dipertimbangkan,
jadi tinggal revisi di bab 3 dan
sedikit di bab 2”. (Jum’at, 5 Juni
2020).
b. “Ubah saja jenis penelitian atau
desain penelitiannya. Jadi variabel
penelitiannya tetap” (Sabtu, 13 Juni
2020).
Catatan :
Mahasiswa dapat mengikuti seminar proposal jika telah melakukan
pembimbingan minimal 3 (tiga) kali dan telah disetujui oleh pembimbing.

Makassar, ....., ……….………, 2019


Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi

Irmawanty, S.Si., M.Si.


NBM. 993638

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI DI
SMA NEGERI 6 TAKALAR
PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Oleh

SYAHRUL

NIM 105441108716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Proses pendidikan diimplementasikan

melalui lembaga pendidikan formal seperti pendidikan dasar sampai tingkat

tinggi. Pendidikan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi agar

menjadi manusia yang beriman, berakhalkul mulia, kreatif, dan bertanggung

jawab. Tentang pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang RI

Nomor: 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (1) yaitu : “pendidikan adalah usaha

dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Pendidikan sebagai bagian darai kebudayaan merupakan sarana penerus

nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta

dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu,

untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, salah satu yang harus ada adalah

guru yang berkualitas dan media pembelajaran yang memadai.

Guru yang berkualitas ini adalah guru yang memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujua pendidikan rasional, yakni yang memiliki kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional.
Pada pelaksanaan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki

kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media

pembelajaran. Bahkan dalam era reformasi yang ditandai dengan tersedianya

informasi yang makin banyak dan bervariasi, informasi tersebar meluas dan

seketika. Oleh karena itu, guru perlu menyajikan informasi dalam berbagai

dalam bentuk waktu yang cepat. Karena semua usaha pengumpulan,

pengelolaan, penyimpanan, dan penyajian informasi senantiasa menggunakan

media, maka era ini dapat pula disebut lingkungan bermedia.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin

mendorong pembaharuan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi ke dalam

pembelajaran. Dengan keadaan itu guru dituntut agar mampu menggunakan

alat-alat yang sesuai dengan perkembangan zaman. Guru juga dituntut

sekurang-kurangnya dapat mengguanakan alat-alat yang murah dan efisien

yang meskipun sederhana tetatpi dapat mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

akan disampaikan dapat dibantu dengan dengan menghadirkan media sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat

disederhanakan dangan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang

kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan
demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan

media.

Media pembelajaran juga termasuk sarana dan prasarana untuk

menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran serta menunjang pendidikan

dan pelatihan. Keberadaan media tidak dapat diabaikan begitu saja dalam

proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajarab. Hal ini dikarenakan

tanpa adanya media pembelajaran, pelaksanaan pendidikan tidak akan berjalan

dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran biologi. Pemilihan

penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat siswa dapat belajar

dengan mudah dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran. Jika

pembelajaran yang diselenggarakan tersebut membuat siswa merasa senang,

maka siswa dapat dengan mudah menangkap dan mencerna materi pelajaran

tersebut. Dengan demikian, tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan

efektif fan efisien.

Pembelajaran biologi menuntut siswa untuk menguasai kemampuan

berdaya visualisasi yang tinggi, dan kemahiran dalam menggambarkan objek

keseluruhan. Siswa juga dituntut untuk menjelaskan pelajaran biologi secara

visual konsep, prinsip, dan langkah dalam setiap objek biologi. Namun pada

dasarnya beberapa konsep yang terdapat dalam biologi merupakan konsep

yang abstra (tidak dapat dilihat langsung baik secra ukuran maupun proses

biologinya). Oleh karena itu, pembelajaran biologi yang memerlukan daya

imajinasi tinggi, dapat dibantu dengan media bergambar ber-audio visual.

Media yang bergambar dan bersuara (audio visual) dapat membantu


pembelajaran yang mebutuhkan demonstrasi yang sulit menjadi mudah, dan

sebaliknya, sehingga pada waktu mengajar guru lebih mudah menyajikan

konsep. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,

sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada

penyajiannya.

Penggunaan media audio visual akan menutun siswa dalam

meningkatkan kemampuan persepsi dan meningkatkan pengertian siswa.

Tidak hanya itu, media video yang bersifat dapat dilihat dan didengar (audio

visual) juga akan membantu untuk mengalihkan perhatian siswa kepada materi

yang diajarkan. Sehingga media video dapat mempengaruhi kemampuan

belajar siswa.

Mata pelajaran Biologi yang sebagian besar materinya berisikan

pengertian-pengertian, istilah-istilah dan bahasa-bahasa yang pada umumnya

sulit untuk dihafalkan dan diingat. Seperti pada konsep sistem ekskresi yang

menggunakan istilah-istilah berdasarkan proses terjadinya beserta senyawa

kimia yang berperan dalam proses tersebut. Proses yang terjadi pada konsep

sistem ekskresi tidak dapat dilihat secara langsung, oleh karena itu perlu

media video agar penyampaian konsep menjadi mudah. Sehingga

pengguanaan media selain menarik perhatian siswa, media dapat dibuat untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap

pengertian yang dijelaskan guru.

Dengan demikian, seorang guru harus mampu menggunakan media

pembelajaran yang mutakhir, sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa


dalam memahami materi pembelajaran, tidka membosan ka dan dapat

mempegaruhi hasil belajar siswa. Namun, media pembelajaran tidak semua

efektif diterapkan terhadap semua materi dan mata pelajaran. Oleh karena itu,

untuk mengetahui peranan media video terhadap hasil belajar siswa, maka

penelitian ini dilakukan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio-

Visual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Materi Sistem

Ekskresi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu, “Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh

terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Sistem Ekeskresi?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penggunaan dari

media audio-visual terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Sistem

Ekskresi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti lain

untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap hal-hal yang

belum terjangkau dalam penelitian ini baik yang berhubungan dengan

proses pembelajaran maupu keefektifan dari media pembelajaran yang

digunakan.
2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai pengembangan media pembelajaran yang inovatif

sebagai wahana pendidikan siswa SMA serta dalam pengembangan

kurikulum Biologi.

b. Sebagai bahan pertimbangan pembuatan program pembelajaran

Biologi yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi

pelajaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Istilah belajar merupakan hasil dari penguasaan ilmu

pengetahuan yang diungkapkan dalam bentuk perubahan perilaku yang

menyangkut yang harus dicapai oleh siswa selama belajar disekolah

yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Dengan demikian,

prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dibuktikan dengan

kemampuan siswa menjawab soal-soal tes baik formatif maupun

sumatif yang menyangkut tiga ranah tersebut, kemudian oleh guru

dituangkan dalam bentuk angka (Sinar, 2018: 20).

Tingkat kemampuan dapat dilihat melalui hasil belajar. Hasil

belajar siswa akan mengukur penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran. Hasil belajar merupakan bagian terpenting berubahnya

tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2009) bahwa

hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup

bidang kognitif, afektif fan psikomotor. Hasil belajar juga merupakan

hasil dari sebuah inetraksi. Seperti yang dikemuakakan oleh Dimayanti

dan Mudjiono (2006) bahwa hasil belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil


belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran

dari puncak proses belajar (Syahputra, 2020: 24).

Menurut Sinar (2018: 20-21) hasil belajar merupakan prestasi

yang dicapai setelah siswa menyelesaikan sejumlah materi pelajaran.

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal meliputi seganap

ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar disini adalah

hasil seseorang setelah mereka menyelesaikan belajar dari sejumlah

mata pelajaran dengan dibuktikan melalui hasil tes yang berbentuk

nilai hasil belajar.

Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada

diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Syahputra,

2020: 25).

Menurut Yudha (2018: 33) “hasil belajar akan tampak pada

setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian,

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,

jasmani, setis atau budi pekerti, dan sikap”.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari adanya inetraksi, proses, dan evaluasi belajar.


Interaksi antara siswa dan guru untuk melakukan proses pembelajaran

dan evaluasi belajar agar hasilnya memuaskan (Syahputra, 2020: 25).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Syahputra (2020: 26), berhasil atau tidaknya seseorang

dalam belajar disebabkan beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar yaitu yang berasal dari dalam peserta didik

yang belajar (faktor internal) dan ada pula yang berasal dari luar

peserta didik yang belajar (faktor eksternal). Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar yaitu:

1) Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah.

b) Faktor psikilogis.

2) Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga.

b) Faktor sekolah.

c) Faktor masyarakat.

Menurut Yudha (2018: 36), faktor yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar yaitu:

1) Faktor intern.

a) Faktor fisiologis, terdiri dari kondisi fisiologis, kondisi panca

indra.

b) Faktor psikologis, terdiri dari minat, kecerdasan, bakat,

motivasi, kemampuan kognitif.


2) Faktor ekstern.

a) Faktor lingkungan, terdiri dari lingkungan alami dna

lingkungan sosial budaya.

b) Faktor instrumental, terdiri dari kurikulum, program, sarana

dan fasilitas, guru.

Dengan demikian, faktor yang terjadi pada diri organisme itu

sendiri disebut dengan faktor individual adalah faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

pribadi. Sedangkan faktor yang ada diluar individu yang kita sebut

dengan faktor sosial, faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan atau media pengajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang

tersedia dan motivasi (Syahputra, 2020: 26-27).

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Secara harafiah kata

media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for

education and communication technology (AECT) mendefinisikan

media yaitu segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk suatu

proses penyaluran pesan. Sedangkan menurut education association

(NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat

dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta


instrumen yang dipergunakan dengan baik-baik. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara

lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal (Satrianawati, 2018: 5-7).

Dalam buku Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah (2017: 3)

banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai

pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media

adalah sebagai berikut:

1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru

(Schram, 1997).

2) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,

termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

3) Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi

proses belajar (Briggs, 1970).

4) Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk prose

penyaluran pesan ( ACT, 1977).

5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970).


6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

siswa untuk bealjar (Miarso, 1989).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media

merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat

merangsang pikiran dan perasaan bagi penggunanya, sedangkan media

pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan untuk

mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Satrianawati, 2018: 8).

Media pembelajaran adalah semua bentuk fisik yang digunakan

pendidik untuk penyajian pesan dan memfasilitasi peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran. Medai pembelajaran dapat berupa

bahan yang bersifat tradisional seperti kapur tulis, handout, gambar,

slide, OHP, objek langsung, videotape, atau film begitu pula dengan

bahan dan metode terbaru seperti komputer, DVD, CD-ROM, Internet,

dan konferensi video interaktif (Yaumi, 2018: 7)

b. Jenis-jenis Media

Menurut Satrianawati (2018: 10) jenis-jenis media secara umum

dapat dibagi menjadi:

1) Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat. Media

ini mengandalkan indra penglihatan. Contoh: media foto, gambar,

komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga

dan sebagainya.
2) Media Audio: maedia audio adalah media yang bisa didengar.

Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya.

Contohnya. Suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio, dan

kaset suara, atau CD dan sebagainya.

3) Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa

didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan

indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya:

media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang

menjamur, yaitu VCD.

4) Multimedia: multimedia adalah semua jenis media yang etrangkum

menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan menggunakan

media internet artinya mengaplikasikan semua media yang ada,

termasuk pembelajaran jarak jauh.

c. Media Pembelajaran Audio Visual

“Audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani,

1997: 97-98). Media audio visual merupakan media perantara atau

penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Duludu,

2017: 51).
Menurut Utama (2018: 57), media pembelajaran berbasis audio

visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera

pendengar dan penglihatan. “Audio visual merupakan kombinasi audio

visual atau bisa disebut media pandang-dengar.” Dengan demikian,

media pembelajaran audio visual merupakan media berupa alat yang

menggabungkan penggunaan suara dan penglihatan dalam

pembelajaran.

d. Kriteria Umum Pemilihan Media

Menurut Duludu (2017: 44) secara singkat dapat dikatakan

bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat

terpenuhinya kebutuhan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak

digunakan. Mc. M. Conel (1974) dengan tegas mengatakan “if the

medium fits use it” artinya jika media sesuai maka gunakanlah. Ada

beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan

media. Namun demikian secara teoritik bahwa setiap media memiliki

kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada

efektifitas program pembelajaran.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio

Visual

Menurut Duludu (2017: 53), beberapa pertimbangan yang harus

diperhatikan dalam mempertimbangkan pemilihan media pengajaran

sebagai berikut:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip yang genaralisasi agar dapat membantu proses pengajaran

secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan

tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.

3) Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam

memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media

yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran.

Menurut Yaumi (2018: 12-13) menjabarkan empat alasan

rasional mengapa media pembelajaran itu penting untuk digunakan

dalam pembelajaran, yakni:

1) Meningkatkan mutu pembelajaran.

2) Tuntutan paradigma baru.

3) Kebutuhan pasar.

4) Visi pendidikan global.

3. Materi Ajar

a. Sistem Ekskresi Manusia

Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme. Metabolisme

merupakan proses molekul suatu zat dalam sel dari bentuk sederhana

ke bentuk kompleks atau sebaliknya. Metabolisme tidak menghasilkan

bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh. Jika bahan-bahan tersebut

terus berada di dalam tubuh kita, akan terjadi ketidakseimbangan kimi


di dalam tubuh kita. Ketidakseimbangan tersebut akan mengganggu

proses-proses metabolisme yang lain.

Proses pengeluaran bahan-bahan sisa metabolisme ini disebut

ekskresi. Ekskresi membantu menjaga homeostasis dengan

mempertahankan lingkungan dalam tubuh agar tetap stabil dan bebas

dari materi-materi yang membahayakan. Bahan-bahan hasil

metabolisme yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh diantaranya

adalah karbon dioksida, kelebihan air, dan urea. Alat-alat ekskresi

yang ada pada manusia adalah kulit, paru-paru, hati dan ginjal.

1) Kulit

Sebagai alat ekskresi, kulit mengeluarkan keringat. Keringat

terdiri atas air dan garam-garam mineral (terutama NaCl, itu

sebabnya keringat terasa asin), serta sedikit sampah buangan,

seperti urea, asam urat, dan amonia. Pengeluaran keringat juga

dipengaruhi oleh makanan, keadaan kesehatan, dan emosi.

Kulit dibagi menjadi dua lapisan utama, yaitu epidermis dan

dermis. Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar dan lebih

tipis dibandingkan lapisan dermis. Epidermis terdiri atas beberapa

lapisan, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidium,

stratum granulosum, dan stratum germinativum.

2) Hati

Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah

diafragma yang dilindungi oleh selaput tipis bernama kapsula


hepatis. Hati berfungsi untuk mengekskresikan getah empedu zat

sisa dari perombakan sel darah merah yang telah rusak dan

dihancurkan di dalam limpa. Selain berfungsi sebagai organ

ekskresi, hati juga berperan sebagai penawar racun, menyimpan

glikogen (gula oto), pembentukan sel darah merah pada janin dan

sebagai kelenjar pencernaan.

3) Paru-paru

Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam

rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru memiliki

fungsi utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru juga merupakan

organ ekskresi yang berfungsi mengeluarkan gas-gas sisa proses

pernapasan yaitu gas CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

4) Ginjal

Ginjal adalah organ utama dalam sistem ekskresi. Giinjal

mengeluarkan urea, kelebihan air, dan mineral sampaj lainnya

dalam bentuk urine.

b. Gangguan Pada Sistem Ekskresi

Gangguan pada sistem ekskresi yang umum terjadi antara lain

sebagai berikut:

1) Sistitis (Cystitis) adalah peradangan yang terjadi di kantung

urinaria. Biasanya terjadi karena infeksi oleh bakteri yang masuk

ke dalam tubuh.
2) Hematuria, terjadi karena dikemukan eritrosit dalam urine.

Penyebabnya bermacam-macam, seperti adanya batu dalam ginjal,

tumor di renal pelvis, ureter, kandung kemih, kelenjar prostat atau

eretra.

3) Glomerulonefritis adalah peradangan yang terjadi di glomerulus

sehingga proses filtrasi darah terganggu.

4) Batu ginjal adalah adanya objek keras yang ditemukan di pelvis

renalisginjal. Batu ginjal terjadi karena terlalu banyak

mengonsumsi garam mineral, tetapi sedikit mengonsumsi air. Batu

ginjal tersebut sering mengakibatkan iritasi dan pendarahan pada

bagian ginjal yang kontak dengannya.

5) Gagal ginjal, terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk

melakukan fungsinya secara normal. Hal ini dapat terjadi karena

senyawa toksik, seperti merkuri, arsenik, karbon tetraklorida,

insektisida, antibiotik, dan obat penghilang sakit pada tingkat yang

tinggi. Gagal ginjal dapat diatasi dengan dialisis (cuci darah).

c. Sistem ekskresi Pada Hewan

4. Penelitian Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti mendapatkan data

bahwa ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitianini,

yaitu:

a. Rizal Guntara, dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual

Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Fotosintesi”. Hasil penelitian


menunjukkan bahwa rata-rata retensi (daya ingat) siswa kelas

eksperimen (99%) lebih tinggi dibandingkan dengan retensi kelas

kontrol (95%). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan pembelajran menggunakan media audio visual terhadap

retensi siswa pada konsep fotosintesis berdasarkan hasil uji

hipotesis dengan uji-t.

b. Yanti Herlanti, Nuryani Y, dan Wawan Setiawan menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa pada kelompok multimedia lebih tinggi

dari pada kelompok non multimedia, ini menandakan multimedia

yang mempunyai kekuatan imaginery, terbukti mampu menyimpan

lebih laama abstraksi-abstraksi konsep di dalam struktur kognitif

siswa.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Widha Sunarno dengan judul

“Pembelajaran Fisika dengan Media Audio Visual, dan

Konvensional Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Siswa”

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media

audio visual lebih efektif dibandingkan dengan secara

konvensional. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan media

audio visual memperoleh mean =42,71 dan pembelajaran secara

konvensional memperoleh mean = 41,23.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Biologi sudah mencapai perkembangan terlebih dalam hal

teknologi pembelajaran. Hal ini merupakan tantangan bagi para pendidik dan
peserta didik untuk mampu menyesuaikan dengan perkembangan itu. Telah

kita ketahui, apabila kita tidak menyesuaikan dengan perkembangan zaman,

maka pembelajaran pun tidak akan mengalami perkembangan bahkan dapat

dikatakan terbelakang dan pada akhirnya tidak tercapainya tujuan pendidikan.

Dalam praktiknya di sekolah, masih ada yang menggunakan teknologi

yang kurang variatif dalam artian masih menggunakan satu macam teknologi

misalnya hanya menggunakan gambar saja. Padahal teknologi pembelajaran

itu sangat banyak dan beragam shingga apabila digunakan dalam

pembelajaran disesuaikan dengan jenis materi yang diajarkan, maka proses

belajar mengajar akan menyenangkan, memotivasi, dan tentunya

meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu solusinya adalah faktor

keprofesionalan dalam menggunakan atau mengaplikasikan teknologi

pembelajaran.

Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau sebagai sumber

belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan,

teknik latar, dan peralatan. Dengan semakin masuknya berbagai pengaruh ke

dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku

(behaviorisme), komunikasi, dan laju perkembangan teknologi elektronik,

media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai bentuk seperti cetak,

film, televisi, film bingkai, film rangkai, radio, video, komputer, dan lain

sebagainya masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya.

Salah satu media pembelajaran adalah media Audio Visual, dalam hal ini

berbentuk video. Namun, yang akan diteliti dalam hal ini adalah pengaruh
media tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

yaitu penggunaan video dengan bantuan proyektor, siswa akan melihat

sekaligus mendengarkan kejelasan materi dari isi tersebut dan setelah itu guru

menjelaskan ulang apa yang telah dijelaskan. Dengan teknik seperti ini akan

memberikan suasana berbeda pada gaya belajar peserta didik.

Dalam pelajaran Biologi, siswa memang harus dapat melihat langsung

objek yang dia pelajari supaya lebih memudahkan pemahamannya. Tetapi,

bagaimana dengan materi yang sulit untuk menampilkan objek yang dipelajari

atau materi yang bersifat abstrak mislanya mempelajari proses respirasi,

proses metabolisme dalam tubuh dan lain-lain. Dengan demikian memerlukan

media pembelajaran yang mampu menampilkan hal itu semua tanpa harus

menggunakan objek aslinya. Dalam hal ini, materi yang akan dicobakan dalam

uji efektivitas media video ini adalah sistem ekskresi karena kompleksnya

materi ini sehingga membutuhkan media untuk mempelajarinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media ini diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam materi sistem ekskresi. Dikarenakan media ini dapat

membantu guru dalam menjelaskan materi ajar dan juga dapat menjelaskan

secara visual proses-proses yang terjadi pada saat melakukan proses ekskresi.

Rendahnya Hasil Belajar Siswa

Media Pembelajaran Yang Digunakan


masih Menggunakan Media Konvensional
Media Pembelajaran Audio Visual

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa, “penggunaan media audio visual

pada materi sistem ekskresi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

siswa”.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok rancangan

eksperimen semu (Quasi Experiment Design), yaitu metode penelitian

yang dapat memberikan kemungkinan sebanyak-banyaknya bagi peneliti

untuk mengendalikan variabel dalam situasi yang ada. Kelompok uji coba

(eksperimen) dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara

acak.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 6 Takalar, di kelas XI

dimana sekolah ini berlokasi di Jln. Hj. Manila Dg. Pati, Kelurahan

Malewang Kecamatan POLUT Kabupaten Takalar.

B. Variabel dan Desain Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan

media audiovisual, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta

didik yang dipengaruhi oleh penggunaan media audiovisual. Adapun desain

penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group Design yaitu desain

eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, adapun bagannya seperti tabel di

bawah ini:

Kelompok Pre-test Treatment Post-test


Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

O1 = Pretest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

O2 = Posttest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

O3 = Pretest hasil belajar siswa pada kelas kontrol

O4 = Posttest hasil belajar siswa pada kelas kontrol

X = Pelaksanaan penggunaan media audiovisual

Pada penelitian ini, digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol, kemudian kedua kelompok ini diberikan tes awal (pretest)

dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian

dilakukan pelaksanaan penggunaan media audio-visual untuk kelas

eksperimen dan media power point untuk kelas kontrol dan terakhir siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (posttest) dengan

menggunakan instrumen tes yang sama seperti pada tes awal (pretest). Adapun

langkah-langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:
Populasi

Sampel

Pre-Test

Pembagian Kelompok
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Media Audio Visual Tanpa Media

Post-test

Analisis dan Pengolahan

Kesimpulan

C. Populasi dan Sampel

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 6

Takalar. Sedangkan untuk populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI

SMA Negeri 6 Takalar. Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu kelas

XI. Adapun teknik sampling adalah sampling purposive, yaitu teknik sampel

yang didasarkan pada tujuan tertentu dimana peneliti hanya mengambil dua

kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu

nilai, keadaan, kategori, dan kondisi. Dalam penelitian ini, peneliti

memusatkan perhatiannya untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang ada

antar variabel. Variabel penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini

terdiri atas :

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)


Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab berubahnya variabel dependen. Adapun yang menjadi

variabel bebas pada penelitian ini adalah Media Pembelajaran Audio

Visual.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Adapun yang menjadi variabel terikat pada penelitian

ini adalah hasil belajar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes objektif (pretest dan postest) dalam bentuk tes pilihan berganda

(multiple choice) berjumlah 30 soal tervalidasi dengan 5 pilihan ganda a, b, c,

d dan e dengan skor masing-masing soal bernilai 0 untuk jawaban salah dan 1

untuk jawaban benar. Tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar

siswa pada materi keragaman pada organisasi kehidupan dengan

menggunakan media video audiovisual.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Obervasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka pengumpulan

data dalam suatu penelitian. Merupakan hasil perbuatan peserta didik

secara aktif dan perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan

tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis

tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis. Teknik


pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi yang

digunakan adalah lembar observasi yang digunakan dalam mengamati

pada saat proses pembelajaran.

2. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus diberi tanggapan, atau

sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan. Tes juga merupakan

suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan

kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,

pernyataan, atau serangkain tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh

peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dengan tujuan

mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu

dari orang yang dikenai tes. Tes juga dapat diartikan sebagai salah satu

cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak

langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap sejumlah stimulus atau

pertanyaan. Oleh karena itu agar diperoleh informasi yang akurat

dibutuhkan tes yang handal.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh suatu data dengan

melakukan atau melihat kembali sumber tertulis yang lalu, baik berupa

angka atau keterangan seperti buku-buku, majalah, atau catatan harian,

transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan dan memperoleh data dari Mts Negeri Barru yang akan
digunakan sebagai dasar untuk mengadakan penelitian berupa jumlah

kelas, jumlah siswa, dan nama siswa.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan uji statistik yaitu Uji Normalitas dan Uji

Homogenitas. Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Chi

Kuadrat sedangkan Uji Homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji F.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian Normalitas yang

digunakan adalah Uji Lilifors, dengan cara sebagai berikut:

a. Disusun sebaran data yang akan diuji dengan terlebih dahulu diurutkan

dari yang terkecil sampai dengan yang paling besar.

b. Menghitung nilai normal standar setiap data (datum) dengan rumus

( Xi−X )
Z=
S

Keterangan:

Z= Nilai normal standar

Xi=Datum

X = Rerata variable

S= Simpangan baku (standar deviasi) Menentukan hipotesis penelitian

c. Digunakan tabel Z untuk menghitung luas di bawah kurva normal

baku.

d. Dihitung besar peluang dengan cara menghitung luas masing-

masing nilai Z.
e. Dihitung S(z) yakni frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing

nilai Z.

f. Menentukan nilai liliefors hitung Lh dengan rumus Lh = |F(z)-S(z)|

g. Menentukan nilai liliefors tabel dengan rumus Lt pada tingkat

kepercayaan 95% adalah:

0,8 :86
¿=
√n

Dibandingkan nilai Liliefors hitung terbesar (Lh) dengan nilai

liliefors tabel (Lt) jikan nilai Lh<Lt maka dapat disimpulkan data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama tidaknya

variansivariansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian Homogenitas

yang digunakan adalah Uji F. Tabel distribusi F selanjutnya disebut

tabel F digunakan dengan cara membandingkannya nilai Fhitung dengan

nilai Ftabel yang didapat dari tabel F. F tabel dicari dengan cara sebagai

berikut:

a. Menentukan nilai α apakah 0,01 atau 0,05; 2.

b. Menghitung df atau dk dengan rumus F = , sehingga didapat

pembilang dan penyebut.

c. Dalam tabel F terdapat dk untuk pembilang dan dk untuk penyebut

sehingga ditulis F(dk pembilang,dk penyebut).


d. Mencari nilai tersebut didalam tabel F, dengan kriteria : Fhitung ≤

F tabel, maka datahomogen dan jika Fhitung ≥ F tabel, maka data

tidak homogen.

3. N-gain

Hasil penelitian yang diperoleh diuji dengan menggunakan

nilai gain yang ternormalisasi, yaitu perbandingan antara rata-rata

pertumbuhan nyata dengan pertumbuhan rata-rata maksimum yang

mungkin. Yaitu dengan rumus :

% Sf −% Si
N-gain ¿
100−% Si

Dimana:

Sf = nilai final / posttest

Si = nilai initial / pretest

Dengan :

No. N-gain Kemajuan

1. ≥0,7 Tinggi

2. 0,7 ¿N-gain ¿0,3 Sedang

3. ≤0,3 Rendah
DAFTAR PUSTAKA

Duludu, Ummyssalam A.T.A. 2017. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media

Pembelajaran PLS. Yogyakarta: Deepublish

Satrianawati. 2018. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: Deepublish

Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yogyakarta: Deepublish

Sumiharsono, Rudy & Hasbiyatul Hasanah. 2017. Media Pembelajaran. Jember:

Pustaka Abadi

Syahputra, Edy. 2020. Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar.

Sukabumi: Haura Publishing

Utama, Dwija. 2018. Jurnal Penelitian Forum Komunikasi Pengembangan Profesi

Pendidikan Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan. ISSN: 1987-9098. Vol. 9

(38)

Yaumi, Muhammad. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:

Prenadamedia Group

Yudha, Rahmat Putra. 2018. Motivasi Berprestasi dan Disiplin Peserta Didik

Serta Hubungannya dengan Hasil Belajar. Pontianak: Yudha English

Gallery

You might also like