You are on page 1of 143

PRINSIP STRATIGRAFI DAN

PENERAPANNYA

Pertemuan ke-13, Tgl 23 November 2022


Kelas Luring (Tatap Muka)
Ir. Oman Abdurahman, M.T.
Dosen Prodi Teknik Geologi
PEP Bandung

SEDIMENTOLOGI (TG1114) PRO DI TEKNOLOGI GEO LOGI SMESTER II 2022/2023


KOLOM STRATIGRAFI

https://www.researchgate.net/f
igure/Gambar-2-Cakupan-
kolom-stratigrafi-daerah-
penelitian-tercakup-di-dalam-
kotak-biru_fig1_330316458
PRETEST & PEMBAHASAN

1. Apa yang kamu ketahui tentang stratigrafi?


2. Sebutkan satu hukum stratigrafi yang kamu ketahui dan
jelaskan maksudnya?

5
Setelah Mengikuti kuliah, mahasiswa diharapkan paham akan:
CPMK SUB-CPMK INDIKATOR
3 Mahasiswa dapat 3.4 Mahasiswa dapat memahami 3.4.1 Mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip atau hukum-
memahami ragam prinsip-prinsip atau hukum hukum stratigrafi, dan analisis stratigrafui berikut fungsi dan
struktur batuan sedimen stratigrafi dan konsep analisis manfaatnya dalam survey geologi
dan penyebabnya, stratigrafi dari singkapan 3.4.2 Mahasiswa mampu memahami pengertian singkapan hasil
klasifikasi dan penamaan maupun dari hasil pemboran, pemboran dan analisis-stratigrafinya
batuan sedimen, serta aplikasinya dalam 3.4.3 Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip hubungan
lingkungan pengendapan, sedimentologi & geologi lateral dan korelasi
prinsip-prinsip atau 3.4.4 Mahasiswa mampu memberikan contoh hubungan lateral dan
hukum-hukum stratigrafi, korelasi
dan analisis stratigrafi 3.4.5 Mahasiswa memahami contoh-contoh aplikasi prinsip
untuk penentuan stratigrafi lainnya
lingkungan pengendapan
dan penerapannya dalam
survei geologi

*) CPMK:CapaianPembelajaranMataKuliah
1. PENDAHULUAN: MENGULANG, SANDI STRATIGRAFI INDONESIA, ARTI
STRATIGRAFI, WAKTU GEOLOGI, FOSIL, KOLOM STRATIGRAFI
2. PRINSIP-PRINSIP STRATIGRAFI
3. FOSIL SEBAGAI ALAT IDENTIFIKASI LAPISAN & KORELASI
4. PENERAPAN DALAM STRATIGRAFI ANALISIS DAN SURVEI MINERBA,
MIGAS, DAN AIRTANAH
5. DISKUSI, TUGAS & EVALUASI PEMBELAJARAN

3
1
PENDAHULUAN : MENGULANG, SANDI
STRATIGRAFI INDONESIA, ARTI STRATIGRAFI,
WAKTU GEOLOGI, FOSIL, KOLOM STRATIGRAFI
4
MENGULANG: STRUKTUR SEDIMEN

STRUKTUR SEDIMEN
• Struktur sedimen : struktur yang terbentuk ketika sebelum, saat
dan sesudah sedimen tersebut diendapkan
• Struktur sedimen: fenomena dalam skala mikroskopis dan kita
dapat melihatnya di dalam contoh batuan besar & terbuka
• Struktur sedimen: tampilan dari perubahan fitur tekstur dan
komposisi mineralogi batuan

5
KLASIFIKASI STRUKTUR SEDIMEN MEGASKOPIS PRIMER ANORGANIK
(Selley, 2000) Keterangan:

I. Predepositional: sebelum
pengendapan (antar
perlapisan/ interbed)
II. Syndepositional: pada saat
pengendapan (di dalam
lapisan/ intrabed)
III. Postdepositional : setelah
pengendapan (struktur
sedimen akibat pengubahan
interbed & intrabed
IV. Miscellanoeus: Struktur
sedimen yang ganjil (tidak
termasuk ketiga klasifikasi
Sumber:
sebelumnya)
Selley, RC., 2000, Applied Sedimentology, 2nd Ed., Elsevier Inc., 521 pages 5
MENGULANG: LINGKUNGAN PENGENDAPAN
KLASIFIKASI LINGKUNGAN PENGENDAPAN (Selley, 2000)

Tabel ini memuat hanya lingkungan pengendapan yang menghasilkan volume batuan sedimen yang
luas/ besar di masa purba (Selley, 2000)
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN DARAT - 1
LINGKUNGAN JENIS BATUAN SEDIMEN STRUKTUR SEDIMEN FOSIL
SUNGAI-SALURAN Konglomerat, Batupasir Cross-bedding, ripple mark Energi tinggi, Oksidasi,
(CHANEL) Lingkungan dgn sedikit fosil
SUNGAI-DATARAN BANJIR Serpih Mud crack Tumbuhan & Fauna darat
KIPAS ALUVIAL Konglomerat, Arkose Sortir buruk, Cross-bedding Energi tinggi, Oksidasi,
Lingkungan dgn sedikit fosil
GURUN (AEOLIAN) Batupasir Sortir baik, cross-bedding Jejak reptile darat
skala besar
GLASIAL-TILL Tillite Butir menyudut-membundar, Energi tinggi, Lingkungan
sortir buruk, massif dgn sedikit fosil
GLASIAL – OUTWASH Batupasir, Konglomerat Ripple mark, cross-bedding, Energi tinggi, Oksidasi,
mirip saluran sungai Lingkungan dgn sedikit fosil
RAWA Batubara Cross-bedding, ripple mark, Fosil tumbuhan
mud crack
DANAU Konglomerat, Batupasir, Gradded-bedding, lapisan Organisme yang berlubang
Serpih, batugamping air tipis, varve, ripple mark di danau
tawar (jarang)
Sumber: https://www.slideshare.net/UmerBhatti4/depositional-environments-78887824
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN DARAT - 2
KIPAS ALUVIAL FLUVIAL (SUNGAI) DANAU GURUN RAWA

JENIS Breksi, Konglomerat, Batupasir, Batulanau, Serpih, Bt. Kuarsa arenit (Bt. Gambut, Batubara,
BATUAN Konglomerat, Batulanau, Serpih Gamping, Evaporit Pasir) atau Serpih Hitam, Bt.
Batupasir Arkose (Gipsum) Gipsum Lanau
KOMPOSISI Asal Darat Asal Darat Asal Darat, Karbonat, Asal Darat atau Asal Darat
(Terrigenous) Evaporit Evaporit
WARNA Coklat atau Merah Coklat atau Merah Hitam, Coklat, Abu, Hijau, Kuning, Merah, Hitam, Abu atau
Merah Putih Coklat
UKURAN Lempung-Gravel Lempung, Lanau, Pasir, Lempung-Lanau/ Pasir Pasir Lempung - Lanau
BUTIR Gravel (Fining upward) (Coarsening upward)
BENTUK Menyudut Menyudut-Membundar … Membundar, …
BUTIR terkilapkan
SORTIR Jelek Bervariasi Bervariasi Baik Bervariasi
STRUKTUR Cross-bedding & Asymetrical ripples, Symetrical ripples, Cross-bedding Laminasi - masif
SEDIMEN Graded-bedding cross-bedding, graded- laminasi, cross-bedding,
INORGANIK bedding, tool mark graded-bedding,
mudcrack, raindrop print
STR. SED. … Tracks, Trail, Burrow Track, Trail, Burrow, Track, Trail Root mark, Burrow
BIOGENIK Stromatolit (langka)
FOSIL … Cangkang fauna air Cangkang fauna air tawar, … Tumbuhan,
tawar (langka), tulang, tulang ikan, fragmen cangkang fauna air
fragmen tumbuhan tumbuhan tawar, tulang, ikan
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI (1)
LINGKUNGAN JENIS BATUAN STRUKTUR FOSIL
SEDIMEN SEDIMEN
DELTA Batulempung jenis/asal Mungkin cross- Tumbuhan Darat,
marine atau nonmarine, bedding, ripple cangkang Moluska,
Batulanau, Batupasir, mark Bioturbasi
Batubara
PANTAI Batupasir Butir halus-sedang, Cangkang Moluska,
(BEACH) sortir bagus, Cross- Bioturbasi
bedding
PASANG- Batulempung, Butir halus, ripple Cangkang Moluska,
SURUT Batulanau, Batupasir, mark, cross- Bioturbasi
(TIDAL) dimungkinkan Evaporit bedding, mud crack

Sumber: https://www.slideshare.net/UmerBhatti4/depositional-environments-78887824
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN TRANSISI (2)
DELTA BARRIER BEACH LAGOON TIDAL FLAT

JENIS Batupasir, Batuanau, Serpih, Kuarsa arenit, Kokuina Batulanau, Serpih, Batulanau, serpih,
BATUAN Batubara Batugamping, Bt.gamping Kalsilutit, Dolomit
Oolitik, Gipsum atau Gipsum
KOMPOSISI Asal Darat, Beberapa Asal Darat atau Asal Darat, Karbonat, Evaporit Asal Darat atau
materialorganik Karbonat Evaporit
WARNA Coklat, Hitam, Abu, Hijau, Putih hingga cokelat Abu gelap hingga Hitam, Abu, Cokelat
Merah Cokelat
UKURAN Lempung-Pasir (Coarsening Pasir Lempung-Lanau Lempung-Lanau
BUTIR upward)
BENTUK … Membundar-Menyudut … …
BUTIR
SORTIR Bervariasi Baik Buruk Bervariasi
STRUKTUR Cross-bedding & Graded- Cross-bedding, Laminasi, ripples, cross- Laminasi, mudcrack,
SEDIMEN bedding Symetrical ripples bedding ripple, Cross-bedding
INORGANIK
STR. SED. Trail, Burrow Tracks, Trail, Burrow Trail, Burrow Stromatolit, Trail,
BIOGENIK Track, Burrow
FOSIL Tumbuhan, Fragmen Cangkang Cangkang fauna laut Cangkang fauna laut Cangkang fauna laut
Sumber: https://www.slideshare.net/sedimentology/sedimentary-depositional-environments
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN LAUT (MARINE) (1)
LINGKUNGAN JENIS BATUAN SEDIMEN STRUKTUR SEDIMEN FOSIL
PAPARAN LAUT Batugamping, Serpih, Cross-bedding, Ripple Ikan, cangkang Moluska,
DANGKAL (SHELF) Batupasir mark Sponge, Echinoderm
TERUMBU (REEF) Batugamping, batupasir Masif Koral
LERENG Batulempung, Graywacke Gradded-bedding, Plankton mikro
(SLOPE/RISE) (Batupasir) Turbidit
LAUT DALAM Rijang, Kapur (Chalk), Lapisan tipis Plankton mikro
Batugamping, Batulempung
DANGKALAN Gipsum, Anhidrit, Halit Mudcrack, Lapisan tipis, Lingkungan kimia
SIRKULASI Saltcast ekstrim, sangat sedikit
TERBATAS PD fosil
IKLIM PANAS

https://www.slideshare.net/UmerBhatti4/depositional-environments-78887824
RESUME LINGKUNGAN PENGENDAPAN LAUT (MARINE) (2)
TERUMBU (REEF) PAPARAN (SHELF) LERENG (SLOPE/RISE) LAUT DALAM
JENIS Batugamping fosilan Batupasir, Serpih, Batulanau, Batuan arenit, Batulanau, Serpih, Rijang, Mikrit,
BATUAN Batugamping fosilan & Oolit Serpih (atau Batugamping) Kapur, Dolomit
KOMPOSISI Karbonat Asal Darat atau Karbonat Asal Darat atau Karbonat Asal Darat atau
Karbonat
WARNA Abu hingga Putih Abu, Cokelat, Hijau Abu, Hijau, Cokelat Hitam, Putih, Merah
UKURAN Bervariasi, kerangka, sedikit Lempung, Lanau, Pasir, Gravel Lempung-Pasir Lempung
BUTIR berbutir – tak berbutir
BENTUK … … … …
BUTIR
SORTIR … Buruk-Baik Buruk Baik
STRUKTUR … Laminasi, Cross-bedding Graded-bedding, cross- Laminasi
SEDIMEN bedding, laminasi, flute
INORGANIK mark, tool mark (turbidit)
STR. SED. … Tracks, Burrow Trail, Burrow Trail, Burrow
BIOGENIK
FOSIL Koral, Cangkang fauna laut Cangkang fauna laut, gigi hiu Cangkang fauna laut, Cangkang fauna laut
fragmen tumbuhan (jarang) (mikroskopik)
https://www.slideshare.net/sedimentology/sedimentary-depositional-environments &
• Sandi Stratigrafi Indonesia (SSI) dimaksudkan untuk memberikan
pengarahan kepada geologiawan yang bekerja di Indonesia dalam cara
penggolongan stratigrafi. Sandi Stratigrafi Indonesia ini memberikan
kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam pengertian dan
tatanama satuan-satuan stratigrafi di Indonesia
• Tujuan Sandi Stratigrafi Indonesia terutama memberikan konsepsi aturan
pembagian batuan secara bersistem disrtai tatanannya sehingga
pembahasan stratigrafi di Indonesia menjadi lebih jelas, mudah
dimengerti dan penerapannya sederhana
• Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara mulajadi dan aturan batu
di alam, dalam kedudukan ruang dan waktu gelogi. Stratigrafi membahas
aturan, hubungan, mulajadi lapisan serta tubuh batuan di alam
• Pada azasnya, Sandi Stratigrafi Indonesia mengakui adanya satuan
litostratigrafi, satuan litodemik, satuan stratigrafi gunungapi, satuan
biostratigrafi, satuan sikuenstratigrafi, satuan kronostratigrafi dan satuan
geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua macam batuan yang
kedudukannya dapat dijelaskan dalam ruang dan waktu

Dokumen Sandi Stratigrafi Indonesia, edisi Tahun 1996. Sumber: https://www.iagi.or.id/wp-


content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
ARTI STRATIGRAFI & BEBERAPA PENGERTIAN DASAR LAINNYA
(Sandi Stratigrafi Indonesia, 1996)
• Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan
dalam arti sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan
• Penggolongan Stratigrafi ialah pengelompokkan bersistem batuan menurut berbagai
cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu
terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut di atas dikenal sebagai Satuan
Stratigrafi
• Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan
tersebut sebagaimana didefinisikan. Batas Satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus
berhimpit dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu
sama lain
• Dst, lihat “Sandi Stratigrafi Indonesia”, edisi tahun 1996: https://www.iagi.or.id/wp-
content/uploads/2012/04/Sandi-Stratigrafi-Indonesia-1996.pdf
WAKTU GEOLOGI
Divisions of Geologic Time—Major Chronostratigraphic and Geochronologic Units
Divisions of Geologic Time—Major Chronostratigraphic and
Geochronologic Units by USGS

Sumber: https://pubs.usgs.gov/fs/2007/3015
Geological timechart, Discovering Geology — Fossils and geological time (BGS)

Sumber: https://www.bgs.ac.uk/discovering-geology/fossils-and-geological-time/geological-timechart/
UMUR RELATIF BERDASARKAN FOSIL
• Penentuan umur geologi sebelum ditemukannya metode penentuan umur mutlak
(radioactive dating) adalah dengan bantuan fosil. Hasilnya merupakan umur relatif batuan
• Fosil adalah sisa-sisa kehidupan prasejarah, terutama yang terawetkan dalam batuan
sebelum akhir zaman es terakhir
• Fosil dapat berupa hewan, tumbuhan, tulang, cangkang hewan (terkadang mengalami
pengubahan), atau jejak tumbuhan/hewan (misalnya: cetakan cangkang)
• Fosilisasi = proses pembuatan fosil, mengubah sisa tumbuhan atau hewan ini menjadi
batuan, terkadang dengan mengganti bahan dengan mineral baru yang lebih keras, dalam
proses yang disebut "mineralisasi“
• Umumnya, jika hewan memiliki bagian yang keras, kemungkinan besar ia akan menjadi fosil,
sehingga serangga, cacing, dan makhluk bertubuh lunak lainnya jarang menjadi fosil. Secara
keseluruhan, hanya sebagian kecil spesies yang pernah ada di Bumi yang telah menjadi fosil
• Jejak fosil adalah bukti kehidupan yang terekam dalam batuan sedimen. Yaitu, catatan
tentang hal-hal yang terjadi ketika hewan atau tumbuhan teresbut hidup. Beberapa contoh
fosil jejak termasuk jejak kaki, liang, dan bahkan koprolit (feses yang membatu)!
Fosil pohon seperti stempel di Skotlandia (kiri atas) (Sumber:
1); fosil kayu di Merangin, Jambi (kanan atas), Sumber : 2) &
Nautilus (kiri bawah) (Sumber: 3)

1. https://www.bgs.ac.uk/discovering-geology/fossils-and-geological-time/ammonites/
2. https://geopark.meranginkab.go.id/id/berita/detail/fosil-kayu-teluk-gedang
3. https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Nautilus_side.jpg
Fosil daun dari Merangin, Jambi (atas kiri
dan tengah) (Sumber:
https://geopark.meranginkab.go.id/id/beri
ta/detail/fosil-daun-muara-karing- ); lukisa
dari fosil terkenal dari Indonesia, Java man
(kanan atas) (Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Prehistoric_
Indonesia ); fosil tengkorak Sangiran 17
(kanan bawah) (Sumber: koleksi Museum
Geologi); & fosil Stegodon trigonocephalus
(kiri bawah) (Sumber: koleksi Museum
Geologi)
MIKROPALEONTOLOGI
• Mikropaleontologi : studi tentang mikrofosil, cabang paleontology
• Mikrofosil adalah fosil yang umumnya lebih kecil dari 1 mm.
Studinya membutuhkan penggunaan mikroskop elektron cahaya 1 2
atau pemindaian
• Beberapa sisa bentuk kehidupan purba diawetkan sebagai fosil di
berbagai sedimen dan memberikan informasi tentang perubahan
kelimpahan dan keanekaragaman spesies, juga tentang kondisi 3 4
lingkungan selama masa lampau
• Spesies yang hanya hidup dalam kurun waktu singkat dalam sejarah
geologis, tetapi tersebar luas, berperan sebagai fosil indeks yang
dengannya umur endapan sedimen dapat ditentukan (biostratigrafi)
• Analisis fosil mikro ini juga penting untuk eksplorasi & rekonstruksi 5 6
lingkungan masa lalu (paleoenvironment), distribusi tanah dan air di
masa lalu (paleogeografi), laut purba (paleoceanography) dan
perkembangan iklim purba (paleoclimate)
7 8
Ket foto: Mikrofosil laut: diatom (1), ostrakoda (2), radiolaria (3), spikula spons (4), coccolith (5), dan foraminifera planktonic (6,7 & 8).
Sumber foto: Wikipedia dengan modifikasi
MIKROPALEONTOLOGI INDONESIA (1)

Sumber: Gorsel, J.T. van & J.T. (Han), Lunt, P., and
Morley, R. 2014. “Introduction to Cenozoic
biostratigraphy of Indonesia- SE Asia” dalam “Berita
Sedimentologi -Indonesian Journal of Sedimentary
Geology, Number 29, 04/2014. FOSI-IAGI.
UMUR RELATIF
DAN
FOSIL INDEKS

pada mulanya hanya


dengan bantuan fosil
indeks, saat ini, batas
umur raltif ini juga
diperoleh dari umur
mutlak

https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/
stratigraphy/lesson3/stratigraphy3d.html
https://www.academia.edu/1415651/Biostratigr
aphy_in_Indonesia_methods_pitfalls_and_new_
directions_Proc_17th_Ann_Conv_Indon_p_275_
300_1988_
https://www.academia.edu/1415651/Biostratigraphy_in_Indonesia_methods_pitfalls_and_new_directions_Proc_17th
_Ann_Conv_Indon_p_275_300_1988_
https://journal.iagi.or.id/index.php/FOSI/article/do
wnload/140/110
https://journal.iagi.or.id/index.php/FOSI/
article/download/140/110
UMUR MUTLAK
• Geokronologi: ilmu untuk menentukan umur batuan, fosil,
dan sedimen dengan menggunakan unsur yang melekat
pada batuan itu sendiri→ salah satunya: isotop radioaktif
• Dengan mengukur jumlah peluruhan radioaktif dari isotop
radioaktif dengan waktu paruh yang diketahui, ahli geologi
dapat menentukan usia absolut bahan induk → ada yang
lebih memilih nama “umur kalender”
• Sejumlah isotop radioaktif digunakan untuk tujuan ini, dan
periode geologi yang diukur tergantung pada tingkat
peluruhan isotop tersebut.
• Isotop yang meluruh lebih lambat digunakan untuk
periode waktu yang lebih lama, dan sebaliknya
• Dengan pengecualian metode radiokarbon, sebagian besar
teknik absolut dating ini sebenarnya didasarkan pada
pengukuran peningkatan kelimpahan isotop radioaktif
yang terbentuk, yakni produk peluruhan dari isotop induk
UMUR MUTLAK: TEKNIK YANG UMUM DIPAKAI
• Radiokarbon (C14) : .Teknik ini mengukur peluruhan karbon-14 dalam bahan organik dan
paling baik untuk batuan dengan umur (taksiran) lebih muda dari sekitar 60.000 tahun
• Uranium-Timbal (U-Pb): Teknik ini mengukur rasio dua isotop timbal (timbal-206 dan
timbal-207) dengan jumlah uranium dalam mineral atau batuan. Sering diterapkan pada
jejak mineral zirkon dalam batuan beku. Metode ini bersama dengan metode Argon-
Argon (Ar-Ar) adalah salah satu dari dua metode yang paling umum digunakan untuk
penanggalan geologis. Geokronologi monasit adalah contoh lain dari penanggalan U-Pb.
Uranium-timbal diterapkan pada sampel yang lebih tua dari sekitar 1 juta tahun.
• Uranium-Thorium (U-Th): Teknik ini digunakan untuk penanggalan speleothems,
karang, karbonat, dan tulang fosil. Jangkauannya dari beberapa tahun hingga sekitar
700.000 tahun.
• Kalium-Argon (K-Ar) dan Argon-Argon (Ar-Ar): Teknik-teknik ini menentukan umur
batuan metamorf, batuan beku dan batuan vulkanik. Misalnya, penentuan umur lapisan
abu vulkanik di dalam atau di atas situs paleoantropologi. Rentang umur Ar-Ar: beberapa
ribu tahun.
Masa KENOSOIK (Cenozoic Era)
1. PALEOGEN : 66-23 juta tahun yang lalu (tyl)
1.1 Paleosen : 66-56 juta tyl
1.2 Eosen : 56-34 juta tyl
1.3 Oligosen : 34-23 juta tyl
2. NEOGEN : 23-2,6 juta tyl
2.1 Miosen : 23-5 juta tyl
2.2 Pliosen : 5-2,6 juta tyl
3. KUARTER : 2.6 juta tyl s.d sekarang
3.1 Plistosen: 2.6 juta – 10.000 tyl
3.2 Holosen : 10.000 tyl - sekarang
Sumber:
1) https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/cenozoic-era
2) https://www.usgs.gov/science-support/osqi/youth-education-science/cenozoic
periksa pula: 3) https://ucmp.berkeley.edu/cenozoic/cenozoic.php --> Bodjong
Formation, Locallity of Pliocene Epoch from Indonesia
Kolom Stratigrafi Daerah Lok-ulo,
Karangsambung, Kebumen (Asikin, 1974) KOLOM STRATIGRAFI
• Kolom stratigrafi adalah kolom yang
menggambarkan susunan dari batuan yang
memperlihatkan hubungan antar batuan
atau satuan batuan mulai dari yang tertua
hingga termuda menurut umur geologi,
ketebalan setiap satuan batuan, serta
genesa/pembentukannya
• Dengan kata lain, kolom stratigraf harus
dapat menjelaskan tentang sejarah
sedimentasi dan sejarah tektonik dari
batuan-batuan yang ada di suatu wilayah
KOLOM STRATIGRAFI
• Stratigrafi : cabang ilmu geologi yang membahas tentang
urutan dan kedudukan relatif strata (lapisan) geologi
serta hubungannya dengan skala waktu geologi. Urutan
waktu relatif memerlukan analisis urutan dan posisi
lapisan tinggalan arkeologi dan struktur himpunan strata
tertentu. Untuk itu, diperlukan penggambaran berupa
“kolom stratigrafi”
• Kolom stratigrafi : ilustrasi yang digunakan dalam geologi
dan stratigrafi, untuk menggambarkan lokasi vertikal
unit batuan di area tertentu
• Sebuah kolom stratigrafi khas menunjukkan urutan
batuan sedimen dari tertua di bagian bawah dan termuda
di bagian atas
• Di daerah yang lebih kompleks secara geologis, seperti
daerah berbatuan intrusi, patahan, dan/atau metamorf,
kolom stratigrafi masih dapat menunjukkan lokasi relatif
unit-unit ini terhadap satu sama lain. Namun, dalam
kasus ini, kolom stratigrafi akan lebih kompleks lagi

https://en.wikipedia.org/wiki/Stratigraphic_column dengan modifikasi


KOLOM STRATIGRAFI DAERAH TELUK SUEZ, KOLOM STRATIGRAFI REGIONAL ZONA REMBANG
TIMUR TENGAH (Pringgoprawiro, 1983)

https://www.researchgate.net/figure/Stratigraphic-column-of-Gulf-of-Suez-Egypt-Wikipedia-2010_fig1_321159124 https://divergenmor.blogspot.com/2018/05/stratigrafi-jawa-timur-rembang-menurut.html
CONTOH KOLOM STRATIGRAFI: POTENSI SHALE GAS PADA CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN
Sumber: https://psg.bgl.esdm.go.id/survei/sumber-daya-minyak-dan-gas-bumi/445-potensi-shale-gas-cekungan-kutai

Foto: A. Perselingan batulanau, batupasir halus


dan batupasir sedang. B Erosional surface pada
bagian atas dari Formasi Pemaluan C. Singkapan
Kolom Stratigrafi Regional (kiri) & Kolom batubara brigth banded, D. Singkapan bagian
Stratigrafi Daerah Penelitian (tengah) atas dari Formasi Pemaluan
Cara Membuat Kolom Stratigrafi di Buku Catatan Lapangan

http://www.geoinside.web.id/2019/05/cara-membuat-kolom-stratigrafi-di-buku.html
2
PRINSIP-PRINSIP
STRATIGRAFI
6
ILUTSRASI PERLUNYA PEMAHAMAN PRINSI-PRINSIP STRATIGRAFI
Di suatu daerah yang cukp
luas, ditemukan lapisan-
lapisan batuan A, B, C. D, E,
F, G, H, I, J, K, dan L (lihat
gambar. Tentukan:
• Urutkan batuan-batuan
tersebut dari yang muda
ke yang tua!
• Ada 2 peristiwa geologi
yang menyebabkan
gambar seperti di
sebalah. Peristiwa
geologi apa saja?
STRATIGRAFI
• Studi tentang hubungan temporal
(waktu) dalam tubuh batuan
sedimen dan mencerminkan
perubahan keseimbangan antara
kecepatan pembentukan dan
pengisian ruang pengendapan
• Dapat dianggap sebagai sejarah
Cabang geologi yang mempelajari peristiwa geologi di masa lalu dan
tentang bentuk, susunan, distribusi merupakan dimensi waktu pada
sedimentologi
geografis, rangkaian kronologi,
klasifikasi, korelasi, dan hubungan dari
lapisan batuan, khususnya sedimen https://www.slideshare.net/wwlittle/principles
-of-stratigraphy
(Sybil P. Parker, 1984)
• Stratigrafi : ilmu yang mempelajari tentang strata (lapisan sedimen) di
dalam Bumi, terutama hubungan antara batuan dan waktu.
• Ahli stratigrafi fokus pada pengamatan, deskripsi dan interpretasi bukti
langsung dan nyata dalam batuan untuk menentukan sejarah Bumi
• Kombinasi sedimentologi dan stratigrafi memungkinkan kita untuk
membuat gambaran (merekonstruksi) Bumi pada waktu yang berbeda
di tempat yang berbeda dan menghubungkannya satu sama lain melalui
umur batuan
• Jika kita memahami prinsip-prinsip fisika dan kimia yang dengannya
alam bekerja pada saat ini, kita dapat berasumsi bahwa alam bekerja
dengan cara yang sama di masa lalu.
https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
• Prinsip-prinsip stratigrafi membantu untuk
menyusun urut-urutan lapisan batuan.
• Pada gambar (kanan), batuan tertua berada di
bagian bawah (batupasir). Batupasir merupakan
batuan yang diendapkan di lingkungan laut
dangkal. Batuan yang lebih muda menunjukkan
perubahan lingkungan menjadi daerah pasang
surut (tidal). Seiring waktu daerah pasang surut
berkembang menjadi laguna (lagoonal) dan
kemudian rawa (swamp)
• Stratigrafi memberikan informasi tentang
perubahan lingkungan melalui waktu
• Kita dapat menentukan urutan batuan dan
menghubungkannya antara satu jenis batuan
dengan batuan yang sama di tempat lain
https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson1/stratigraphy1d.html
KOLOM STRATIGRAFI

https://en.wikipedia.org/wiki/Stratigraphic_column dengan modifikasi


PRINSIP-PRINSIP DASAR STRATIGRAFI
1. Prinsi KESERAGAMAN (Principle of UNIFORMITARIANISM)
2. Prinsip KEMENERUSAN MENDATAR (Principle of LATERAL HORIZONTALITY/
ORIGINAL HORIZONTALITY) & Prinsip SUPERPOSISI (Principle of
SUPERPOSITION)
3. Prinsip KEMENERUSAN MENDATAR (Principle of LATERAL CONTINUITY)
4. Prinsip HUBUNGAN SALING MEMOTONG (Principle of CROSS-CUTTING
RELATIONS)
5. Prinsip INKLUSI (Principle of INCLUSIONS)
6. Prinsip SUKSESI KEHIDUPAN (Principle of BIOTHIC SUCCESSION)
7. Prinsip STRATA DIIDENTIFIKASI BERDASARKAN FOSIL (Principle of STRATA
IDENTIFICATION BY FOSSIL)
8. Prinsip KORELASI (Principle of CORRELATION)
5
https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
LOW OF STENO

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
1. PRINCIPLE OF UNIFORMITARIANISM

‘The Present
is the Key to
the Past”
https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
2.A PRINCIPLE OF LATERAL
HORIZONTALITY/ ORIGINAL HORIZONTALITY

https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_struktur https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
5
“Pada awalnya, batuan
sedimen diendapkan
secara horisontal atau
mendekati horisontal.
Apabila kini tampak tidak
lagi horisontal, berarti
endapan tersebut telah
mengalami deformasi,
biasanya karena sesar
atau perlipatan”

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
2.B. HUKUM SUPER POSISI (PRINCIPLE OF SUPERPOSITION)
• Hukum ini menyatakan bahwa dalam urutan lapisan yang belum
terganggu/terbalik oleh peristiwa deformasi, lapisan batuan
yang di atas lebih muda dari lapisan batuan yang berada di
bawahnya dan lebih tua dari batuan yang berada di atasnya
(Nicholas Steno, 1667)
• Hal ini, karena gravitasi bumi, pengendapan sedimen akan
terjadi dengan mengendapkan lapisan yang lebih tua terlebih
dahulu diikuti oleh lapisan yang lebih muda secara berurutan

https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
5
HUKUM SUPERPOSISI

https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
3. Prinsip KEMENERUSAN MENDATAR (LATERAL CONTINUITY)
• Prinsip kontinuitas lateral
menyatakan bahwa lapisan-
lapisan sedimen pada mulanya
memanjang ke segala arah
secara lateral; dengan kata lain,
mereka kontinu (menerus)
secara lateral. Akibatnya, batuan
yang serupa, tetapi sekarang
dipisahkan oleh lembah atau
kenampakan erosi lainnya, dapat
dianggap awalnya kontinu.
• Lapisan sedimen tidak meluas tanpa batas; melainkan, batas-batasnya dapat dikenali dan dikendalikan
oleh jumlah dan jenis sedimen yang tersedia serta ukuran dan bentuk cekungan sedimen
• Selama sedimen diangkut ke suatu daerah, pada akhirnya akan diendapkan. Namun, karena jumlah
material semakin berkurang dari sumbernya, lapisan material tersebut akan menjadi lebih tipis
Sumber: https://www.geologyin.com/2014/02/the-principle-of-lateral-continuity.html
“Pada waktu diendapkan,
lapisan sedimen menerus
secara horisontal untuk
jarak yang panjang. Apabila
tiba-tiba terpotong, berarti
telah terjadi deformasi atau
erosi. Dua gangguan yang
umum: sesar dan ketidak-
selarasan (a.l karena erosi)

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
DUA GANGGUAN UMUM TERHADAP KEMENERUSAN LAPISAN
MENDATARAN: PEN-SESAR-AN (FAULTING) &
KETIDAK-SELARASAN (UNCONFORMITY)

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
• Ketidakselarasan sudut antara lapisan batuan
oranye yang lebih tua dan lapisan batuan hijau
yang lebih muda (angular unconformity - kiri)
• Garis melengkung menunjukkan permukaan
erosi; ketidaksesuaian antara lapisan sedimen
ungu yang lebih tua dan lapisan sedimen oranye
yang lebih muda (disconformity – tengah)

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy • Ketidaksesuaian terjadi antara tubuh beku dan


lapisan batuan sedimen yang diterobosnya
(nonconformity – kanan).
https://timescavengers.blog/introductory-material/geologic-time/principles-of-geology/
Boggs, S, JR., 2006, Principles of Sedimentology and
Stratigraphy, 4th Ed., Pearson Prentice Hall, New
Jersey, 655 pages, page 404.

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
Boggs, S, JR., 2006, Principles of Sedimentology and
Stratigraphy, 4th Ed., Pearson Prentice Hall, New
Jersey, 655 pages, page 404.

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratig
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy raphy/lesson1/stratigraphy1c.html
Boggs, S, JR., 2006, Principles of Sedimentology and
Stratigraphy, 4th Ed., Pearson Prentice Hall, New
Jersey, 655 pages, page 404.

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
Boggs, S, JR., 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, 4th
Ed., Pearson Prentice Hall, New Jersey, 655 pages, page 404.

• Disconformity: exists where the layers above and below an erosional boundary have
the same orientation
• Nonconformity: develops where sediments are deposited on top of an eroded
surface of igneous or metamorphic rocks
• Paraconformity: strata on either side of the unconformity are parallel, there is little
apparent erosion
• Angular unconformity: strata is deposited on tilted and eroded layers
https://www.eoas.ubc.ca/courses/eosc326/resources/Stratigraphy/unconformities-v2.htm
D : Disconformity
LU : Local Unconformity
AU : Angular
Unconformity
NC : Nonconformity

https://www.slideserve.com/file-download/2941156
4. Hukum HUBUNGAN SALING MEMOTONG
(Principles of CROSS-CUTTING RELATIONS)
• Pertama kali dikembangkan oleh Nicholas Steno (1669), kemudian
dirumuskan oleh James Huttton (1795), & dilengkapi oleh Charles Lyell (1830)
• Fitur geologi yang lebih muda akan memotong fitur geologi yang lebih tua
• Misalnya, urutan batuan sedimen yang dipotong oleh dike basal, maka lapisan-
lapisan sedimen itu lebih tua dari pada terobosan basal tesrebut
• Demikian pula jika sebuah sesar memotong lapisan sedimen yang sama, tetapi
sesar tersebut tidak memotong dike basal tersebut, maka sesar lebih muda
dari sedimen, tetapi lebih tua dari dike basal.

https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
5. HUKUM INKLUSI (PRINCIPLE OF INCLUSIONS)
• Jika kami menemukan fragmen batu yang
tertutup di dalam batu lain, kita mengatakan
bahwa fragmen itu adalah sebuah inklusi
• Batuan yang diinklusi harus ada sebelum
masuk ke dalam batuan yang menginklusinya Kiri: C lebih muda dari A dan B inklusi & B lempung; B
(lempung) & B inklusi lebih muda dari A. Kanan : A
yang lebih muda. Batuan yang diinklusi selalu lebih tua dari B, C dan X (inklusi); C lebih tua dari B
lebih tua dari batuan yang mengiklusinya dan X; X lebih tua dari B

• Jika batuan penutupnya adalah batuan beku,


inklusinya disebut XENOLITH
• Prinsip inklusi sering berguna untuk
membedakan antara aliran lava dan ambang

https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
HUKUM PENDINGINAN MULAI DI BAGIAN TEPI
(PRINCIPLE OF CHILLED MARGINS) – tambahan pada batuan beku
• Ketika magma panas menyusup ke dalam batuan
setempat yang dingin, magma di sepanjang tepi
intrusi akan mendingin lebih cepat daripada di
bagian dalamnya
• Batuan berbutir halus/batuan gelas akan berada
(terbentuk) di sepanjang tepi, sedangkan batuan
berbutir kasar akan terjadi lebih jauh dari tepi
• Tepi yang dingin lebih muda dari batuan di
sekitarnya karena batuan di sekitarnya harus ada
terlebih dahulu untuk menyebabkan efek
pendinginan tersebut
• Ketika magma bersentuhan dengan tanah atau
batuan lunak, timbul pemanasan yag
menghasilkan zona bakar di batuan sekitar https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/princi
kontak dengan batuan beku tersebut ples-of-stratigraphy-70556168
6. HUKUM SUKSESI FAUNA/MAKHLUK HIDUP (Principle of BIOTIC SUCCESSION – Abbe Giraud –
Soulavie & 7. HUKUM LAPISAN DIIDENTIFIKASI DENGAN FOSIL (William Smith)
• Bahwa suatu spesies muncul, ada untuk sementara
waktu, dan kemudian punah. Periode waktu sering
dikenali dari jenis fosil yang Anda lihat di dalamnya.
Setiap fosil memiliki 'datum penampilan pertama' dan
'datum penampilan terakhir’ (kejadian tertua dan yang
termuda yang tercatat dari sebuah fosil)
• Batuan yang mengandung fosil terjadi dalam urutan
yang sangat nyata dan dapat dipahami. Batuan
periode waktu tertentu dapat dikenali dan dipisahkan
dari kandungan fosilnya (Boggs, 2012)
• Kelompok fosil, atau kumpulan fosil, dapat digunakan
untuk mengkorelasikan satuan batuan lintas benua.
Sumber: https://timescavengers.blog/introductory-material/geologic-
time/principles-of-geology/
3
IDENTIFIKASI LAPISAN
DENGAN FOSIL & KORELASI
6
FOSIL & PRINSIP SUKSESI FAUNA
• Prinsip Suksesi Fauna berasak dari William Smith (akhir 1700-an)
• Ia menemukan bahwa fosil tertua dalam suatu rangkaian lapisan
batuan sedimen ditemukan pada lapisan terbawah (lapisan A) dan fosil
yang lebih muda terdapat pada lapisan yang lebih tinggi (lapisan B).
• Konsep ini mirip dengan superposisi, tetapi prinsip ini penting untuk
melihat umur dan menetapkan umur relatif lapisan batuan
• Konsep ini paralel dengan evolusi, yakni organisme yang lebih muda
menggantikan organisme yang lebih tua karena yang lebih tua punah
• Karena organisme berubah seiring waktu, ini memungkinkan korelasi
(proses menghubungkan) antara lapisan batuan yang berjauhan. Jika
lapisan-lapisan tersebut memiliki fosil yang serupa, disimpulkan
bahwa lapisan-lapisan tersebut memiliki umur yang sama

https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson1/stratigraphy1d.html
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
LATIHAN: MENEMUKAN FOSIL INDEKS
Manakah dalam gambar fosil
di atas yang merupakan fosil
indeks? Apa alasannya?

atau ?

FOSIL INDKES: fosil dari


spesies yang berumur pendek
dan keterdapatan melimpah di
area yang luas
STRATIGRAFI-BIOSTRATIGRAFI-FOSIL INDEKS
• Penggunaan fosil dalam stratigrafi disebut sebagai
biostratigrafi → lebih akurat daripada penentuan
umur absolut yang memiliki margin kesalahan besar
• Biostratigrafer masih menyempurnakan bagaimana
fosil dapat digunakan, tetapi penggunaannya dalam
penentuan umur relatif sangat kuat
• Telah dicatat bahwa spesies memiliki rentang hidup.
Jika spesies berumur pendek dan melimpah di area
yang luas, itu disebut fosil indeks. Jadi, jika kita
menemukan fosil ideks, maka kita dapat
menghubungkan peristiwa waktu.
• Organisme laut adalah yang terbaik sebagai fosil
indeks, karena mereka dapat ditemukan di
lingkungan geografis yang luas dan diendapkan di
banyak satuan batuan
Beberapa fosil indeks dengan rentang umurnya Ahli
biostratigrafi menggunakan informasi yang jauh lebih rinci.
https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson3/stratigraphy3e.html
PRINSIP KORELASI (Principle of CORRELATION)
• Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan
satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi
Startigrafi Indonesia, 1996).
• Menentukan (menghubungkan) kesetaraan umur dari satuan batuan
• Satuan batuan dapat dihubungkan dalam suatu wilayah, benua, dan bahkan
antar benua berdasarkan kesamaan umurnya
• Juga berdasarkan fitur fisik yang cocok seperti satuan batuan, jenis batuan yang
serupa (lapisan penanda, lapisan batubara, mineral langka, ganjil, warna, dll)
• Fosil merupakan makhluk hidup yang telah berevolusi sepanjang waktu,
sehingga ketika kita menemukan fosil dari jenis yang sama di dua wilayah yang
berbeda yang tidak menerus secara lateral, kita yakin bahwa batu-batuan
tersebut berumur relative sama (sehingga dapat dihubungkan)
Dari berbagai sumber
KORELASI (CORRELATION)
• Salah satu tugas utama seorang ahli stratigrafi adalah mengkorelasikan (atau
mencocokkan) unit stratigrafi yang setara dari satu area ke area lain
• Bidang ini telah melahirkan sejumlah cabang stratigrafi yang berbeda, a.l:
- Litostratigrafi
- Biostratigrafi
- Alostratigrafi
- Magnetostratigrafi
- dll
• Aturan yang mengatur penamaan dan penggunaan unit stratigrafi ditemukan
di Amerika Utara dan kode nomenklatur stratigrafi internasional

https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy
KORELASI: HUBUNGAN KORELASI LANGSUNG-KORELASI TIDAK LANGSUNG-MATCHING
Direct
Physical tracing of stratigraphic unit
(Formal)
Arbitary Systematical

Monothetic Polythetic

Correlation
Indirect
(Informal) Visual comparisons
Numeric Statistical
Equivalence Equivalence

Matching Comparisons of nonstrtigraphic units


https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/25/korelasi-unit-stratigrafi/
https://flexbooks.ck12.org/cbook/ck-12-middle-school-earth-science-flexbook- https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
2.0/section/15.6/primary/lesson/correlation-using-relative-ages-ms-es/
STRATIGRAFI-FOSIL-KORELASI
• Stratigrafi penting untuk memahami peristiwa yang
terjadi dari waktu ke waktu dan pada area yang luas
→ penafiran berdasarkan korelasi
• Untuk menafsirkan peristiwa, kita memerlukan irisan
(kolom stratigrafi) batuan lintas waktu, misal dari
hasil pemboran (inti bor), misal, hasil survei kapal
khusus (gambar atas)
• Dalam gambar , setiap inti mewakili satu lapisan
dalam Bumi. Dalam kolom stratigrafi "A," kerang hijau
adalah yang tertua dan bintang laut biru adalah yang
termuda. Tampak bahwa saat inti A bergeser ke
kolom D, pada kolom B mulai terdapat siput
• Seorang ahli stratigrafi akan menentukan apa sebab
perubahan tersebut dan bagaimana menarik batas
korelasinya dengan bantuan fosil dan bukti lainnya.
https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson1/stratigraphy1d.html
MENENTUKAN UMUR BATUAN DENGAN KORELASI FOSIL YANG SAMA

Trilobit
Sikeun (sequence) Stratigrafi dan Korelasi • Untuk korelasi, biasanya dipakai Sequence
Boundary (SB) dan Maximum Flooding
Surface (MSF). Sebab, pelamparan SB dan
MSF yang luas
• Sequence Boundary (SB) dan Maximum
Flooding Surface (MFS) menandakan suatu
proses perubahan muka air laut yang
terjadi secara global. Keduanya, sering
digunakan untuk korelasi antar sumur
• Dari data Well logs, adanya SB biasanya
ditandai dengan adanya perubahan secara
tiba-tiba dari Coarsening Upward menjadi
Fineing Upward atau sebalikknya
• MFS dari data well log ditunjukkan dari
adanya akumulasi serpih (shale) yang
banyak, dan MSF merupakan amplitude
Kandidat Sequence Boundary (SB) Dan Maximum Flooding Surface (MSF)
(Possamentier & Allen 1999) dari log daerah shale

https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/25/korelasi-unit-stratigrafi/
STRATIGRAFI & KORELASI HASIL SURVEI SESIMIK
• Menafsirkan bagaimana lapisan sedimen
bumi terbentuk itu sulit. Inti yang diambil
di darat dan laut tidak hanya mahal untuk
diambil, tetapi juga hanya mewakili
sebagian kecil dari batuan di Bumu
• Metode menggunakan gelombang
seismik yang dikembangkan pada tahun
1960 membantu untuk mengamati
lapisan kerak secara rinci.
Interpretasi ideal dari suatu profil hasil • Gambar di sebelah menampilkan profil
survei seismik hasil survei seismik yang menunjukkan
ada lapisan berbeda, yaitu: pasir (sand),
lempiung (mudstone), dan serpih (shale)

https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson1/stratigraphy1d.html
KORELASI DENGAN BANTUAN SURVEI LOGGING SUMUR DAN SEISMIK UNTUK
IDENTIFIKASI RESERVOAR

• Korelasi untuk kepentingan


eksplorasi minyak dan gas bumi
perlu mengkombinasikan
antara kronokorelasi (prinsip
sikuen stratigrafi) dan
litokorelasi

• Biasanya lapisan yang dikorelasikan adalah lapisan reservoir baik itu sandstone
maupun limestone karena lapisan inilah yang memungkinkan untuk menyimpan
dan mengalirkan hidrokarbon dalam jumlah yang ekonomis
• Kesamaan lapisan dibaca dari pola log sumur baik itu log gamma ray, resistivity,
neutron, density maupun photoelectric dan juga bila perlu dikalibrasi dengan data
sampel cutting dan side wall core agar hasilnya lebih akurat.
• Lapisan dengan litologi sejenis dan memiliki umur geologi yang sama akan
menujukkan pola kurva log yang sama ketika dideteksi oleh logging tools. Dari
kesamaan pada masing-masing sumur tersebut dapat ditarik garis korelasi
Selanjutnya bisa diperdalam di: https://www.academia.edu/9255206/KORELASI_WELL_LOG
CONTOH KORELASI

Stratigraphic correlation of CSDP well Yaxcopoil-1 and


PEMEX wells of the northern Yucatan Peninsula. Mesozoic
https://www.slideshare.net/wwlittle/principles-of-stratigraphy (kiri)
are based on lithology, correlative fossil zones, and electric-
https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/25/korelasi-unit-stratigrafi/ (kanan)
log characteristics. (modified from Ward et al. 1995).
Prinsip stratigrafi adalah alat geologi yang
membantu dalam menentukan umur relatif,
jumlah kejadian yang ada, hubungan antara
lapisan di lapanga dan hal itu dapat
diperkirakan dari satu singkapan atau
beberapa singkapan yang berbeda.

https://www.slideshare.net/OmerMAhmed/principles-of-stratigraphy-70556168
4
PENERAPAN DALAM STRATIGRAFI
ANALISIS & STUDI SURVEI
MINERBA & MIGAS
6
STRATIGRAFI ANALISIS pada hakekatnya
adalah bagian dari disiplin ilmu geologi yang
termasuk dalam cabang ilmu geologi sejarah.
Pengertiannya adalah suatu data, tampilan dari
urutan-urutan lapisan yang berisikan informasi
mengenai litologi batuan, struktur sedimen,
tekstur, fosil-fosil yang terkandung, fasies
pengendapan ulangan batuan.
Djauhari Noor dalam https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-
20201003072457.pdf

5
MANFAAT ATAU PERAN ANALISIS STRATIGRAFI
1. Untuk mengenali/ menyatakan fasies sedimen
2. Untuk menunjukkan permukaan non sedimentasi,
ketidakselarasan atau bidang erosi
3. Untuk menggambarkan siklus batuan
4. Untuk menunjukkan suatu lingkungan pengendapan
5. Untuk menunjukkan adanya perubahan lingkungan
pengendapan

5
PERAN KOLOM
STRATIGRAFI DALAM
ANALISIS STRATIGRAFI
SANGATLAH PENTING
ANALISIS STRATIGRAFI PADA STUDI GEOLOGI
DAN ANALISIS FASIES PENGENDAPAN SATUAN
BATUPASIR GLAUKONIT KARBONATAN LEDOK
DAERAH LODAN DAN SEKITARNYA,
KECAMATAN SARANG, KABUPATEN REMBANG,
PROVINSI JAWA TENGAH
(https://divergenmor.blogspot.com/2018/07/g
eologi-dan-analisis-fasies-pengendapan.html)

• Korelasi stratigrafi daerah penelitian


dengan stratigrafi regional Zona Rembang
(Pringgoprawiro, 1983) (tidak dalam skala
sebenarnya)
• Sering sekali, korelasi di daerah penelitian
yang sedang kita kerjakan merupakan
bagian dari sebuah cekungan yang kolom
strattigrafinya sudah ada/ dibuat peneliti
lain. Dengan demikian, tugas kita adalah
membandingkan kolom stratigrafi daerah
kita dengan kolom stratigrafi regional tsb.
CONTOH KOLOM STRATIGRAFI DENGAN KETERANGAN LENGKAP
Sumber: https://medium.com/tugas-akhir/stratigrafi-f96ddbbc8c9b
CONTOHKOLOM
CONTOH KOLOMSTRATIGRAFI
STRATIGRAFIDENGAN
DENGANKETERANGAN
KETERANGANLENGKAP
LENGKAP(2)
Sumber: Sumber: https://medium.com/tugas-akhir/stratigrafi-f96ddbbc8c9b
http://eprints.upnyk.ac.id/18374/3/3.%20GEOLOGI%20DAN%20KUALITAS%20AIR%20TANAH%20BERDASARKAN%20SIFAT%20FISIK%20DAN%20KIMIA.pdf
CONTOH KOLOM STRATIGRAFI DENGAN KETERANGAN LENGKAP (3)
Sumber: http://eprints.upnyk.ac.id/18374/3/3.%20GEOLOGI%20DAN%20KUALITAS%20AIR%20TANAH%20BERDASARKAN%20SIFAT%20FISIK%20DAN%20KIMIA.pdf

GEOLOGI DAN KUALITAS AIR TANAH


BERDASARKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA
DAERAH PUTAT DAN SEKITARNYA,
KECAMATAN PATUK, KABUPATEN
GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Shobhi Rafif Rizqullah, Puji Pratiknyo,
Carolus Prasetyadi, 2018
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL: NIKEL (1-1)

“Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi


karakterisasi nikel laterit berdasarkan pada mineralogi
dan profil Zona Laterisasi”
Sumber: https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_Nikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL: NIKEL (1-2)

Sumber: https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_Nikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL: NIKEL (1-3)

Sumber: https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_Nikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL: NIKEL (1-4)

Sumber: https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_Nikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL : URANIUM (2-1)

Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/55378-ID-geologi-dan-potensi-terbentuknya-mineral.pdf
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI MINERAL: URANIUM (2-2)

Sumber: https://media.neliti.com/media/publications/55378-ID-geologi-dan-potensi-terbentuknya-mineral.pdf
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (1-1)
“Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province), R.P. Koesoemadinata & Th. Matasak, 1981
https://www.researchgate.net/publication/285223541_Tectono-stratigraphic_framework_of_Tertiary_coal_deposits_of_Indonesia_Southeast_Asia_Coal_Geology_Conference
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (1-2)
“Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province), R.P. Koesoemadinata & Th. Matasak, 1981
https://www.researchgate.net/publication/285223541_Tectono-stratigraphic_framework_of_Tertiary_coal_deposits_of_Indonesia_Southeast_Asia_Coal_Geology_Conference
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (1-3)
“Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province), R.P. Koesoemadinata & Th. Matasak, 1981
https://www.researchgate.net/publication/285223541_Tectono-stratigraphic_framework_of_Tertiary_coal_deposits_of_Indonesia_Southeast_Asia_Coal_Geology_Conference
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (1-4)
“Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province), R.P. Koesoemadinata & Th. Matasak, 1981
https://www.researchgate.net/publication/285223541_Tectono-stratigraphic_framework_of_Tertiary_coal_deposits_of_Indonesia_Southeast_Asia_Coal_Geology_Conference
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-1)
Lingkungan Pengendapan dan Karakteristik Batubara pada Formasi Sawahlunto, Daerah Rantih dan
Sekitarnya, Sumatera Barat, Ray Diwatra Linggadipura & Budhi Kuswan Susilo, 20017
Abstract
Batubara adalah salah satu energi alternatif sebagai pengganti hidrokarbon, yang dijumpai dalam batuan sedimen
pada Formasi Sawahlunto di Cekungan Ombilin. Secara geografis lokasi penelitian berada pada Daerah Rantih dan
Sekitarnya yang terletak di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah
studi literatur, observasi lapangan dan uji laboratorium berupa analisa maseral batubara, yang dapat membantu
dalam mengetahui karakteristik serta lingkungan pengendapan batubara. Secara keseluruhan dilihat dari
megaskopis pada lapisan batubara berwarna hitam pekat, kilap cemerlang (bright), kekerasan mudah pecah,
pecahan kubus, dengan berat yang ringan dan terdapat pengotor pirit. Ketebalan batubara berkisar antara 0,5
sampai 7 meter. Berdasarkan hasil analisa maseral menunjukkan batubara pada Formasi Sawahlunto tersusun oleh
maseral yang mendominasi yaitu Vitrinit (82,4 %), dengan sedikit inertinit (6,8 %), huminit (8 %) dan adanya mineral
matter (2,8 %). Mineral matter terdiri dari mineral lempung, sebagai butir individual atau pengisi rekahan vitrinit.
Nilai reflektan vitrinit rata-rata (Rv) batubara pada daerah telititan berkisar antara 0,36 – 0,58 %. Berdasarkan nilai
reflektan vitrinit menunjukkan peringkat batubara Sub-Bituminous – High Volatile Bituminous B. Dari hasil
perhitungan Tissue Preservation (TPI) dan nilai Gelification Index (GI) menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan
batubara daerah telitian yaitu limnic. Sedangkan untuk Formasi Sawahlunto secara keseluruhan terendapkan pada
lingkungan pengendapan fluvial dengan tipe sungai yang berkelok (meander river system). Kata Kunci : Batubara,
Maseral, Formasi Sawahlunto, Cekungan Ombilin
https://repository.ugm.ac.id/274071/
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-2)
Lingkungan Pengendapan dan Karakteristik Batubara pada Formasi Sawahlunto, Daerah Rantih dan
Sekitarnya, Sumatera Barat, Ray Diwatra Linggadipura & Budhi Kuswan Susilo, 20017

Lokasi penelitian, geologi


regional dan stratigrafi
regional

https://repository.ugm.ac.id/274071/
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-3)

Kolom stratigrafi pada Desa Prambahan dengan metode pengukuran penampang stratigrafi
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-4)

Kolom stratigrafi pada singkapan di Desa Prambahan dengan metode pengukuran penampang stratigrafi
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-5)

Profi/Kolom stratigrafi pada singkapan di Desa Rantih dengan metode pengukuran penampang stratigrafi
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI BATUBARA (2-6)
Deskripsi: Batupasir dengan ukuran butir kasar hingga halus,
berasosiasi dengan batulempung. Terdapat struktur sedimen cross-
bedding dan pada bagian bawah lapisan memiliki batas erosional.
Lingkungan Pengendapan : CHANNEL

Deskripsi: Fasies yang mendominasi berupa endapan suspensi


yaitu batulempung, batu serpih, batulanau; & terdapat lapisan
batubara, tebal mencapai 3 m. Lingk. Pengendapan : FLOOD PLAIN
Deskripsi: Batupasir halus berstruktur sedimen parallel lamination,
hasil limpasan banjir tanggul sungai. Ling. Pengend. : Crevasse splay
Deskripsi: Perselingan batupasir dengan endapan suspensi hasil
runtuhan erosi pinggiran sungai karena arus yang kuat. Struktur
sedimen: parallel lamination. Lingk. Pengendapamn : Point Bar.
Deskripsi: Endapan suspensi berupa perselingan batulempung dan
batupasir, dan terdapat batubara tebal 1 meter. Lingkungan
Pengendapan : Overbank.
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (1-1)
“Kontrol Tektonik dan Struktur Geologi terhadap Keterdapatan Hidrokarbon di Daerah Papua” (Bachri, Pusat
Survei Geologi, Badan Geologi, 2014; lihat juga: https://psg.bgl.esdm.go.id/docs/e-booklet_wk_migas-psg.pdf )

Peta litotektonik daerah Papua dan Papua Nugini, disederhanakan dari Hamilton (1979) dan Dow,
drr. (1988) (kiri); dan Peta tataan tektonik Papua, diambil dari berbagai sumber oleh Darman dan
Sidi (2000) (kanan). Cekungan Akimeugah (tanda panah) merupakan bagian dari cekungan daratan
muka (foreland basin) Nugini.
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN
POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (1-2)
“Kontrol Tektonik dan Struktur Geologi terhadap Keterdapatan Hidrokarbon di
Daerah Papua” (Bachri, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, 2014)
juga: https://psg.bgl.esdm.go.id/docs/e-booklet_wk_migas-psg.pdf slideke-22

Peta cekungan sedimen wilayah Papua (atas) dan


Kolom Stratigrafi Cekungan Akimeugah (kanan)
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (2-1)

https://www.researchgate.net/publication/330316458_Pemetaan_Bawah_Permukaan_dan_Perhitungan_Cadangan_Hidrokarbon_Formasi_Baturaja_Lapangan_Mawar_Cekungan_Sumatera_Selatan
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (2-2)

https://www.researchgate.net/publication/330316458_Pemetaan_Bawah_Permukaan_dan_Perhitungan_Cadangan_Hidrokarbon_Formasi_Baturaja_Lapangan_Mawar_Cekungan_Sumatera_Selatan
ANALISIS STRATIGRAFI UNTUK KAJIAN POTENSI HIDROKARBON (2-3)

https://www.researchgate.net/publication/330316458_Pemetaan_Bawah_Permukaan_dan_Perhitungan_Cadangan_Hidrokarbon_Formasi_Baturaja_Lapangan_Mawar_Cekungan_Sumatera_Selatan
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (3-1)

Peta Lokasi Penelitian (kiri) & Kolom Stratigrafi Regional (tengah)


http://eprints.upnyk.ac.id/1670/
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN POTENSI HIDROKARBON/MIGAS (3-2)

http://eprints.upnyk.ac.id/1670/
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN AIRTANAH: UNIT HIDROSTRATIGRAFI (1)
Reinvesting hydrostratigraphy in Bandung-Soreang Groundwater Basin: a well-logs re-analysis, a paper by
Bambang Sunarwan et all, 2014,
Source: https://www.slideshare.net/d_erwin_irawan/141030-icmnsbambang

Latar Belakang Tujuan


• Kondisi airtanah di Cekungan Airtanah Bandung-
Soreang telah mengalami penurunan dari waktu • Mengusulkan satu
ke waktu. Tanda-tandanya: klasifikasi baru
➢ Penurunan muka airtanah untuk akuifer
➢ Penurunan kualitas airtanah (lapisan batuan
pembawa airtanah)
• Dengan kondisi yang ada tersebut, ada dua berdasarkan data
masalah utama: log sumur sebagai
➢ Kesulitan untuk mengelola akuifer pengganti daripada
berdasarkan sifat hidrauliknya berdasarkan hanya berdasarkan
uji pompa (pumping test) hasil uji pompa
➢ Terjadi bias pada hasil uji pompa disebabkan tunggal
telah banyak sumur di sekitar sumur yang
diuji (misal, akuifer-akuifer sudah saling
berhubungan – presenter)
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN AIRTANAH: UNIT HIDROSTRATIGRAFI (2)
Reinvesting hydrostratigraphy in Bandung-Soreang Groundwater Basin: a well-logs re-analysis, a paper by
Bambang Sunarwan et all, 2014,
Source: https://www.slideshare.net/d_erwin_irawan/141030-icmnsbambang

UNIT HIDROSTRATIGRAFI
• Dalam paper/ penelitian tersebut diusulkan
konsep “Unit Hidrostratigrafi” (UHS)
(Hydrostratigraphy Unit / HSU)
• Unit Hidrostratigrafi (UHS) didefinisikan
sebagai tubuh batuan dalam tinjauan geologi
dengan penyebaran lateral dan vertikal dan
karakteristik hidrogeologi yang sama atau
serupa teridentifikasi (Maxey, 1964)
• Seaber (2002) menyebutkan nilai porositas dan
permeabilitas sebagai salah satu kriteria
kuantitatif untuk mengklasifikasikan suatu UHS
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN AIRTANAH: UNIT HIDROSTRATIGRAFI (3)
Reinvesting hydrostratigraphy in Bandung-Soreang Groundwater Basin: a well-logs re-analysis, a paper by
Bambang Sunarwan et all, 2014,
Source: https://www.slideshare.net/d_erwin_irawan/141030-icmnsbambang

KESIMPULAN
• Dengan makalah ini kami berhasil mengusulkan hal-hal sbb:
➢ Mengkalibrasi nama litologi dari data log sumur
➢ Persamaan korelasi untuk mengubah data resistivitas
menjadi permeabilitas relatif
➢ Klasifikasi sistem akuifer baru: tiga UHS dan enam sub UHS
• Nilai-nilai yang dihasilkan akan berguna untuk memprediksi
sifat hidrolik lubang bor airtanah di masa depan di Cekungan
Airtanah Bandung-Soreang
• Namun, nilai permeabilitas (K) relatif tidak dimaksudkan
untuk menggantikan nilai K hasil uji pemompaan nyata
• Studi ini juga tidak bermaksud menyederhanakan sistem muti-
akuifer di cekungan ini, namun kami pun berharap klasifikasi
Sumber:
baru ini dapat membantu otoritas dalam mengelola sumber http://erwinirawansblog.blogspot.com/2013/12/seminar-
daya air tanah di Cekungan Airtanah Bandung-Soreang. 04-hidrostratigrafi-cat-bandung.html
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN AIRTANAH: APLIKASI SISTEM INFORMASI HIDROGEOLOGI (1)
Aplikasi Sistem Informasi Hidrogeologi Cekungan Bandung, Malik Ar Rachiem, 2019
http://www.malikarrahiem.com/aplikasi-sistem-informasi-hidrogeologi-cekungan-bandung/

Para mahasiswa yang berminat di dalam kajian hidrogeologi/ bekerja di bidang survey airtanah,
khususnya di wilayah Cekungan Bandung, sebaiknya mengakses situs ini
ANALISIS STRATIGRAFI DALAM KAJIAN AIRTANAH: APLIKASI SISTEM INFORMASI HIDROGEOLOGI (2)
Aplikasi Sistem Informasi Hidrogeologi Cekungan Bandung, Malik Ar Rachiem, 2019
http://www.malikarrahiem.com/aplikasi-sistem-informasi-hidrogeologi-cekungan-bandung/
KUTIPAN:
• “Di Cekungan Bandung ada beberapa lapisan akifer. Ada lapisan akifer dangkal dan lapisan akifer dalam.
Geometrinya cukup kompleks karena terbentuk dari perselingan endapan gunungapi. endapan kipas aluvial, dan
endapan danau-rawa. Masing-masing endapan ini tidak selalu saling berhubungan, membentuk endapan yang
pelamparannya luas. Seringkali endapan-endapan ini hanya berupa kantung-kantung (patches) yang hubungan
antar satuannya itu menjari atau membaji
• Konsumsi air tanah di Cekungan Bandung sudah masuk dalam tahap mencemaskan. Pemompaan berlebih dari
akifer dalam mengakibatkan akifer yang dulu sifatnya artesis, kini muka air tanahnya lebih rendah daripada
batas atas lapisan (Hutasoit, 2009). Ekstraksi air tanah berlebih telah mengakibatkan penurunan ekstrim. Di
beberapa tempat bahkan menyentuh hingga 23 cm/tahun (Abidin dkk, 2012).
• Dalam rangka melindungi akifer, kita harus memahami geometri akifer kita. Hanya dengan begitu kita bisa
membuat strategi pemantauan yang jitu, yang tepat guna. Data yang kita butuhkan untuk memahami geometri
akifer sudah ada, yaitu data sumur-sumur bor yang sudah begitu melimpah kita punya.
• Penelitian mengenai geometri akifer Cekungan Bandung terbaru dilakukan oleh Pak Bambang Sunarwan (2014)
Dalam disertasinya, Sunarwan mengembangkan unit hidrostratigrafi di Cekungan Bandung berdasarkan
parameter hidrolik, hidrokimia dan isotop. Hebatnya disertasi ini adalah keterbukaan akses. Artinya semua bisa
melihat, membaca, dan mengakses datanya. Lisensi datanya adalah cc-by. Dalam lisensi ini, pengguna data dapat
menggunakan dan mengadaptasi data dalam format apapun untuk kebutuhan apapun”.
5
DISKUSI, TUGAS & EVALUASI
PEMBELAJARAN
4
DISKUSI

1. Diskusikan bagaimana hubungan fosil indeks, kolom stratigrafi dan korelasi!


2. Diskusikan kembali fungsi dari stratigrafi Analisa!
3. Diskusikan, mengapa survei seismic banyak digunakan dalam eksplorasi
migas?
TUGAS 1
PRINSIP STRATIGRAFI DAN FOSIL
Gambar menunjukkan penampang dari lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Pepohonan dan
air (warna biru) menunjukkan permukaan Bumi. Setiap lapisan batuan diidentifikasi dengan huruf.
Beberapa lapisan batuan mengandung fosil. Dengan menggunakan prinsip-prinsip stratigrafi,
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut tentang penampang tsb:
1) Lapisan batuan manakah yang paling tua? Lapisan
batuan mana yang paling muda? Apa prinsip/hukum
yang mendasari jawaban Anda?
2) Di antara lapisan apa dan lapisan apa telah terjadi
erosi? Bagaimana Anda bisa tahu hal itu?
3) Unit batuan mana yang terpengaruh oleh bangunan
gunung (mountains)? Apa jenis gunung tersebut?
4) Jenis fosil apa/ pada lapisan apa yang paling tua?
Prinsip stratigrafi mana yang Anda gunakan?
Sumber: https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson2/stratigraphy2b.html
TUGAS 2
KOLOM STRATIGRAFI DAN KORELASI

1) Hubungkan/ korelasikan unit batuan yang


sesuai dengan cara menggambar garis antara
unit yang sama dan warnai dengan tepat
2) Buat legenda menggunakan salah satu contoh
gambar batuan dengan keterangan!
3) Coba Anda interpretasikan, dalam kondisi
lingkungan pengendapan apa unit-unit
batuan tersebut diendapkan (jika lingkungan
pengendapan itu laut, apakah laut dangkal
atau laut dalam?, dst)
Sumber: https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson2/stratigraphy2b.html
TUGAS 3
ANALISIS POTENSI HIDROKARBON CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA
• Cekungan Jawa Barat Utara yang terletak di sebelah barat laut Pulau Jawa
secara geografis merupakan salah satu Cekungan Busur Belakang (Back-Arc
Basin) yang berada di wilayah Indonesia bagian Barat. Cekungan ini dibatasi
oleh Paparan Sunda di bagian Utara, Palung Bogor di Selatan, Busur
Karimunjawa di bagian Timur dan batas Barat terdapat Paparan Seribu
• Secara umum stratigrafi Jawa Barat sebelah Utara berturut-turut dari yang
tertua hingga yang termuda seperti pada gambar di sebelah
• TUGAS : Dengan melihat Kolom Stratigrafi di sebelah, dan literatur seperti pada
situs di bawah (Sumber) dan sumber lainnya, tentukan:
1) Ada berapa batuan dasar ( basement) dan ada berapa formasi batuan di
Cekungan Jawa Barat Utara?
2) Rinci atau deskripsi basement dan masing-masing formasi tersebut,
meliputi: batuan penyusun, struktur sedimen dan lingkugan pengendapan
serta umurnya
3) Tentukan dari formasi-formasi tersebut yang berpotensi sebagai: a) Sumber
migas, 2) reservoir migas, dan 3) lapisan penutup (seal)
Sumber: https://duniageologi.wordpress.com/2015/11/16/cekungan-dan-stratigrafi-jawa-barat-utara/
RUJUKAN (1)
1. https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson2/stratigraphy2b.html
2. https://www.nordwestlabs.com/geochronology?gclid=Cj0KCQiAy4eNBhCaARIsAFDVtI0K0puenOn09HoOhyNl4xNsmGKSc2FQYpOPGgvBDL2M_1KYNut
OAU0aAnO3EALw_wcB
3. http://www.geoinside.web.id/2019/05/cara-membuat-kolom-stratigrafi-di-buku.html
4. https://divergenmor.blogspot.com/2018/05/stratigrafi-jawa-timur-rembang-menurut.html
5. https://divergenmor.blogspot.com/2018/07/geologi-dan-analisis-fasies-pengendapan.html
6. https://www.slideshare.net/nugrahaperdana/09-bab-ii-observasi-geologi-karsam
7. http://eprints.upnyk.ac.id/1670/1/Executive%20Summary.pdf
8. https://suarageologi.blogspot.com/2011/06/geologi-regional-karang-sambung-kebumen.html
9. https://medium.com/tugas-akhir/stratigrafi-f96ddbbc8c9b
10. https://yayageo.wordpress.com/2013/09/14/sedikit-tenang-stratigrai/contoh-kolom-stratigrafi/
11. https://www.researchgate.net/publication/330316458_Pemetaan_Bawah_Permukaan_dan_Perhitungan_Cadangan_Hidrokarbon_Formasi_Baturaja
_Lapangan_Mawar_Cekungan_Sumatera_Selatan
12. https://docplayer.info/71333695-Prinsip-stratigrafi-geologi-sejarah.html
13. https://www.scribd.com/doc/187231388/Kolom-Stratigrafi-Sulawesi
14. http://warmada.blogspot.com/2007/09/glaukonit-mineral-hijau-yang-eksotis.html
15. https://www.researchgate.net/publication/229385475_Stratigraphy_and_base_metal_mineralization_in_the_Otavi_Mountain_Land_Northern_Nami
bia-a_review_and_regional_interpretation
16. https://www.researchgate.net/publication/248516751_Petroleum_systems_of_Indonesia
17. https://www.slideshare.net/d_erwin_irawan/141030-icmnsbambang
18. https://www.researchgate.net/publication/348808933_Analisis_Deret_Waktu_dalam_Korelasi_Stratigrafi_Studi_Kasus_Formasi_Subang_Jawa_Barat
RUJUKAN (2)
19. https://www.researchgate.net/publication/285223541_Tectono-
stratigraphic_framework_of_Tertiary_coal_deposits_of_Indonesia_Southeast_Asia_Coal_Geology_Conference/link/59955fd10f7e9b98953f3b25/dow
nload
20. https://www.researchgate.net/publication/248516751_Petroleum_systems_of_Indonesia
21. https://www.researchgate.net/publication/248211527_Characterisation_and_prediction_of_sediment-
hosted_ore_deposits_using_sequence_stratigraphy
22. https://www.researchgate.net/publication/303389756_Asymmetrical_condition_of_the_Bogor_Basin_West_Jawa_Indonesia_during_the_Middle_Mi
ocene_to_Pliocene_based_on_taphonomic_study_of_shellbed_and_its_sequence_architecture
23. https://media.neliti.com/media/publications/55378-ID-geologi-dan-potensi-terbentuknya-mineral.pdf
24. http://eprints.upnyk.ac.id/18374/3/3.%20GEOLOGI%20DAN%20KUALITAS%20AIR%20TANAH%20BERDASARKAN%20SIFAT%20FISIK%20DAN%20KIMIA
.pdf
25. https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/PAPER-TA-MUHAMMAD-IMAM-PRATAMA.pdf
26. https://psg.bgl.esdm.go.id/digeol/koleksi/laporan/genesa_endapan_timah
27. https://repository.ugm.ac.id/274164/1/PMP-04.pdf
28. https://repository.ugm.ac.id/274835/1/Jalu%20Bias.pdf
29. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/3542/2/H22113503_skripsi%201-2.pdf
30. https://core.ac.uk/download/pdf/233590439.pdf
31. https://www.slideserve.com/file-download/2941156
32. https://www.msnucleus.org/membership/html/jh/earth/stratigraphy/lesson2/stratigraphy2b.html
33. https://www.researchgate.net/publication/334676768_Profil_Endapan_Nikel_Laterit_di_Daerah_Palangga_Provinsi_Sulawesi_Tenggara
34. http://www.malikarrahiem.com/aplikasi-sistem-informasi-hidrogeologi-cekungan-bandung/
35. https://psg.bgl.esdm.go.id/docs/e-booklet_wk_migas-psg.pdf
36. https://psg.bgl.esdm.go.id/survei/sumber-daya-minyak-dan-gas-bumi/445-potensi-shale-gas-cekungan-kutai
RUJUKAN (3)
37. https://ucmp.berkeley.edu/fosrec/Stucky.html
38. https://foraminifera.eu/singlea.php?no=1009861&aktion=suche
TERIMA KASIH

You might also like