Professional Documents
Culture Documents
HERNIA INGUINALIS
Disusun Oleh:
Pembimbing:
COVER............................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat..................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 5
2.1 Definisi...................................................................................................................... 5
2.2 Epidemiologi........................................................................................................... 5
2.3 Klasifikasi................................................................................................................. 6
2.4 Struktur Anatomi Regio Inguinalis................................................................10
2.5 Patofisiologi Hernia Inguinalis........................................................................ 13
2.6 Gejala dan Pemeriksaan Fisik Hernia Inguinalis.......................................16
2.7 Pemeriksaan Penunjang Hernia Inguinalis..................................................18
2.8 Tatalaksana Hernia Inguinalis, Klasifikasi Mesh dan Jenis-Jenis Mesh
19
2.9 Penanganan Pada Hernia Residif....................................................................22
2.10 Komplikasi............................................................................................................ 22
BAB III RINGKASAN........................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit ini tercatat ada sejak tahun 1500 sebelum Masehi. Hernia berasal
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek)
yang diliputi oleh dinding. Hernia dapat terjadi pada berbagai bagian dari
inguinal.
terkena hernia inguinalis adalah 3%. Faktor resiko penyakit ini dibedakan
menjadi faktor yang berasal dari pasien itu sendiri seperti usia tua serta jenis
merupakan kasus tersering yaitu sekitar dua pertiga dari total kasus hernia
1
inguinalis. Meskipun kasusnya lebih jarang, hernia inguinalis medial
Kasus lainnya yaitu hernia femoralis biasanya lebih sering terjadi pada
Terkadang hernia inguinalis bisa menyebabkan rasa sakit yang sangat parah
berdiri, dan penting untuk melakukan pemeriksaan dengan lengkap pada sisi
inguinalis dan tepat pada sebelah lateral tuberculum pubis, pemeriksaan ini
harus lebih diperhatikan terutama pada pasien dengan obesitas. Jika hasil
lebih akurat.
2
masih terus berkembang seiring dengan peningkatan insiden dari penyakit
ini, demi mencapai kualitas hidup pasien yang lebih baik dan menghindari
rasa sakit kronis yang akan diderita oleh pasien hernia.
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Pada hernia abdomen, isi perut
perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong, dan isi hernia. Hernia inguinalis
lateralis adalah keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang
saluran berbentuk tabung yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah
zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi
dilahirkan.
2.2 Epidemiologi
selangkangan, dari semua kasus 95% adalah hernia ingunialis dan sisanya
terkena hernia inguinalis adalah 3%. Penyakit tertua ini menjadikan prosedur
tatalaksana operatif untuk hernia adalah prosedur bedah yang paling umum
dilakukan saat ini, tercatat lebih dari 20 juta tindakan operatif dilakukan setiap
5
Amerika Serikat. Statistik tersebut menjadikan hernia inguinalis merupakan
salah satu kondisi medis yang harus dikuasai oleh seorang ahli bedah umum.
2.3 Klasifikasi
- Hernia Femoralis
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Isi hernia akan
- Hernia Umbilikalis
hanya tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan
- Hernia Paraumbilikus
garis tengah di tepi kranial umbilikus. Pada kasus ini sangat perlu
spontan.
- Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui
6
- Hernia Ventralis
Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut
bagian anterolateral; nama lainnya adalah hernia insisional atau bisa juga
- Hernia Lumbalis
Terjadi pada daerah lumbal antara costae XII dan krista iliaka, ada dua
- Hernia Littre Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia
- Hernia Obturatoria
- Hernia Perinealis
dan fasia, lewat defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada
pelvis. Hernia keluar melalui dasar panggul yang terdiri atas otot levator
anus dan otot sakrokoksigeus beserta fasianya dan dapat terjadi pada
7
Klasifikasi hernia berdasarkan sifatnya :
- Hernia reponibel
Hernia reponibel merupakan keadaan dimana isi hernia masih bisa keluar
masuk, usus akan keluar jika penderita berdiri atau mengejan dan masuk
perut. Hernia yang masih dalam keadaan reponibel biasanya tidak akan
- Hernia ireponibel
Hernia ireponibel apabila isi hernia sudah tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut. Hal ini biasanya disebabkan karena melekatnya isi kantong
- Hernia inkarserata/strangulate
Hernia inkaserata adalah keadaan apabila isi hernia terjepit oleh cincin
8
Gambar 1 Klasifikasi Hernia Menurut Sifat
Keterangan gambar : (1) Kulit dan jaringan subkutan (2) Lapisan otot (3)
kanalis inguinalis. Oleh karena itu kantong hernia masuk kedalam kanalis
rongga perut melalui anulis inguinalis eksternus, lateral dari arteria dan
vena epigastrika inferior. Hernia ini lebih sering dijumpai pada sisi kanan.
9
- Hernia inguinalis direk : disebut juga hernia inguinalis medialis. Hernia ini
abdomen.
10
cacat di bagian luar aponeurosis oblik. Dinding yang membatasi kanalis
inguinalis adalah :
ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini
merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U”
dan “V” dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna
lalu plexus vena pampiniformis, juga terdapat tiga nervus yaitu: cabang
simpatis dari plexus hipogastrik dan tiga lapisan fasia yaitu: fasia
11
spermatika eksterna yang merupakan lanjutan dari fasia innominate,
internus, dan fasia otot lalu fasia spermatika interna yang merupakan
inguinale (Colles).
inguinale dan dibentuk dari serabut tendon oblikus eksternus yang berasal
12
lateral, bagian lateral dari rektus abdominis di medial dan ligamentum
inguinale di inferior.
adalah bawaan. Pada keadaan normal, testis akan turun dari ruang intra abdomen
vaginalis. Saat usia kehamilan memasuki 36-40 minggu maka prosesus vaginalis
menutup dan akses lubang peritoneum pada cincin inguinalis interna menghilang.
dengan skrotum, maka hal ini dapat mengarah ke hernia inguinalis indirek.
Insiden hernia inguinalis indirek paling banyak ditemui pada bayi prematur.
13
Gambar 3 Variasi derajat penutupan prosesus vaginalis. (A) Prosesus Vaginalis
tertutup. (B) Prosesus Vaginalis paten minimal. (C) Prosesus Vaginalis
paten sebagian. (D) Hernia skrotum
Faktor resiko lain yang dapat berpengaruh terhadap hernia inguinalis
Penelitian sebelumnya pada lebih dari 1400 pasien laki-laki dengan hernia
dengan peningkatan resiko 8x lipat terkena penyakit yang sama. Penyakit lainnya
seperti Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) juga meningkatkan insiden hernia
abdomen.
Gangguan jaringan ikat yang juga dapat berkontribusi dalam penyebab hernia
adalah :
- Osteogenesis imperfecta
- Cutis laxa
14
- Ehlers-Danlos syndrome
- Hurler-Hunter syndrome
- Marfan’s syndrome
- α1 -Antitrypsin deficiency
- Williams syndrome
- Robinow’s syndrome
- Alport’s syndrome
- Leriche’s syndrome
- Rokitansky-Mayer-Küster syndrome
- Goldenhar’s syndrome
- Morris syndrome
- Gerhardt’s syndrome
- Menkes’ syndrome
- Kawasaki disease
- Pfannenstiel syndrome
- Beckwith-Wiedemann syndrome
- Rubinstein-Taybi syndrome
15
- Alopecia-photophobia syndrome
disertai dengan terjadinya peningkatan tekanan intra abdomen. Pada pasien hernia
inguinalis ditemukan penurunan rasio kolagen tipe I dan tipe III. Berkurangnya
densitas kolagen juga ditemukan pada pasien dengan hernia inguinalis. Beberapa
atau dengan gejala ekstra inguinal lainnya seperti perubahan kebiasaan buang air
besar, atau frekuensi buang air kecil yang berkurang. Hernia inguinalis dapat
menekan saraf yang berdekatan, menyebabkan nyeri tajam lokal, ataupun nyeri
alih. Rasa sakit biasanya muncul setelah melakukan aktivitas harian. Nyeri dapat
menjalar ke skrotum, testis atau paha bagian dalam. Pemeriksa harus menggali
durasi dan waktu gejala ini muncul, serta harus detail menggali apakah
sebelumnya hernia bisa direduksi manual, dan apakah pasien pernah melakukan
16
Gambar 4 Pemeriksaan kanalis inguinalis
tekanan intra abdomen, dan agar selangkangan serta skrotum dalam posisi terbuka
tidak normal sepanjang selangkangan atau di dalam skrotum. Jika tonjolan yang
jelas tidak terdeteksi, maka dilanjutkan dengan palpasi dengan cara memajukan
pasien untk melakukan valsava manuever sehingga isi hernia dapat menonjol
17
membandingkan kehadirannya dan luasnya herniasi antar sisi. Diagnosis banding
- Varikokel
- Epididymitis
- Torsio testis
- Hidrokel
- Testis ektopik
- Undesensus testis
sensitivitas 86% dan spesifisitas 77%. Sedangkan untuk CT dan MRI dapat
memberikan gambar statis anatomi pangkal paha, dan dalam meta analisis terbaru
tonjolan pada pangkal paha namun hasil USG masih meragukan. MRI termasuk
salah satu tes diagnostic yang efektif dengan sensitivitas 95% dan spesifisitas 96%
namun memerlukan biaya yang tinggi dan keterbatasan akses adalah kendala
18
Gambar 5 CT Scan mengidentifikasi hernia inguinalis kanan (panah) serta
sekaligus memvisualisasikan hernia inguinalis kiri.
2.8 Tatalaksana Hernia Inguinalis, Klasifikasi Mesh dan Jenis-Jenis Mesh
namun operasi tidak diperlukan pada sebagian pasien. Ketika kondisi medis
pasien menunjukkan kondisi yang tidak dapat menerima risiko operasi, operasi
elektif harus ditunda sampai kondisi pasien memungkinkan, namun harus tetap
mempersiapkan operasi cadangan jika suatu saat terjadi keadaan darurat yang
19
Klasifikasi Mesh berdasarkan bahan yaitu :
Hampir semua jenis mesh ini menggunakan PP, PL atau e-PTFE tetapi
sekarang dalam kombinasi satu sama lain dan/atau dengan bahan lain
utama dari mesh ini yaitu dapat digunakan di ruang intraperitoneal. Mesh
sisi non visceral memiliki pori yang lebih besar untuk memungkinkan
yang lebih baik daripada generasi pertama dan kedua. Mesh ini tidak
manusia, babi dan janin sapi. Selain itu juga dapat menggunakan bagian
20
Jenis – Jenis Mesh
yang paling umum digunakan dalam perbaikan hernia. Bahan ini bersifat
jaringan parut yang dihasilkan lebih minimal. Namun bahan mesh sintetis
- Daya serap
- Ketebalan
- Berat
- Porositas
- Kekuatan
penutupan defek.
21
menjadi pertimbangan pada semua perbaikan prostetik agar dapat
- Mesh biologi : Mesh jenis ini bukan merupakan pilihan utama, karena
menjadi pilihan untuk kasus terkontaminasi atau ketika dilakukan perluasan doain
dalam menghadapi resiko infeksi yang tinggi. Mesh ini memiliki kekuatan
tarikan yang lebih rendah dan lebih rawan ruptur dibandingkan mesh sintesis.
hernia insisional melibatkan prosedur berulang dan karenanya satu dari setiap
melakukan diseksi pada bidang baru. Diseksi pada jaringan parut dapat
mengakibatkan cedera pada struktur tali pusat, organ dalam, pembuluh darah
2.10 Komplikasi
prosedur operasi bersih lainnya seperti perdarahan, seroma, infeksi luka operasi,
retensi urin, ileus, serta cedera pada struktur yang berdekatan. Komplikasi khusus
mengalami nyeri atau terdapat tonjolan dilokasi perbaikan. Masalah medis yang
22
dapat memicu kekambuhan yaitu malnutrisi, imunosupresi, diabetes, penggunaan
steroid dan merokok. Penyebab tersering kekambuhan adalah tidak tepat ukuran
- Nyeri : nyeri pasca perbaikan hernia diklasifikasikan sebagai nyeri akut atau
manifestasi kronis dari tiga mekanisme yaitu nosiseptif, neuropatik dan nyeri
visceral. Nyeri nosiseptif adalah yang paling sering dirasakan dan cukup diatasi
dengan istirahat dan pemberian NSAID karena biasanya resolusi spontan dalam
terjepitnya suatu syaraf. Hal tersebut akan bermanifestasi sebagai sensasi tajam,
terbakar atau robek. Pemberian tatalaksana farmakologi dan steroid local atau
- Cedera pada korda spermatika atau testis : cedera pada struktur korda spermatika
biasanya muncul dalam satu minggu setelah tingakan berupa : testis membesar,
bengkak dan nyeri. Jika sudah terjadi nekrosis maka harus dilakukan orchiectomy
cito.
23
BAB III
RINGKASAN
3.1 Ringkasan
1. Hernia merupakan penyakit yang telah ada sejak tahun 1500 sebelum
2. Hernia dapat terjadi pada berbagai bagian dari tubuh, namun sekitar 75%
adalah 3%.
tersering yaitu sekitar dua pertiga dari total kasus hernia inguinalis
dengan skrotum, maka hal ini dapat mengarah ke hernia inguinalis indirek.
prematur.
24
7. Hernia inguinalis yang didapat disebabkan oleh kelemahan otot
dan tipe III. Berkurangnya densitas kolagen juga ditemukan pada pasien
berat. Pemeriksaan fisik yang tepat, bisa sangat berguna untuk penegakan
10. Jenis mesh yang dapat digunakan yaitu sintetik dan biologis, namun mesh
11. Reoperasi yang dilakukan pada kasus hernia residif perlu dilakukan
25
DAFTAR PUSTAKA