You are on page 1of 194
® r "1 ANALISIS ORGANISASI DAN POLA-POLA PENDIDIKAN a ANALISIS ORGANISASI DAN POLA-POLA PENDIDIKAN Editor: J.C. Tukiman Taruna ISBN : 978-602-6865-45-8 Desain Sampul_ : Hartoyo van Putro Perwajahan Isi_ : Ignatius Eko & “U Knowledge Media Hak Cipta © 2017 $ PENERBIT: Universitas Katolik Soegijapranata Website yww.unika.ac.id Email Penerbit : ebook@unika.ac.id Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT) Taruna. J.C. Tukiman Analisis Organisasi dan Pola-Pola Pendidikan : J.C. Tukiman ‘Taruna. — Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata, 2017 230 hlm.; 19 cm DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB| PENDAHULUAN 1 BAB II ORGANISASI 12 BAB II|_ ORGANISASI PENDIDIKAN 57 A. Pengertian Organisasi Pendidikan 57 B. Sekolah Sebagai Organisasi Pendidikan 58 C. Analisis Organisasi Pendidikan 69 1. Pengertian dan Proses Analisis 69 Organisasi Pendidikan 2. Model Analisis 73 BAB IV POLA PENDIDIKAN 80 A. KONSEP PENDIDIKAN PAULO FREIRE 80 B. POLA PENDIDIKAN BARAT 92 1. Pola Pendidikan di Italia 92 2. Pola Pendidikan di Rusia 7 3. Pola Pendidikan di Finlandia 109 C. POLA PENDIDIKAN DI ASIA TIMUR 7 1. Pola Pendidikan di China 118 2. Pola Pendidikan di Jepang 128 3. Pola Pendidikan di Singapura 132 D. POLA PENDIDIKAN INDONESIA 140 BAB V_ POLA ALTERNATIF 172 A. HOMESCHOOLING 172 B. PENDIDIKAN BERBASIS ALAM 203 BAB VI SIMPULAN 216 DAFTAR PUSTAKA 218 Bahan dengan hak pia DARI PENDAMULIAN Organisasi pendidikan dan pola _pendidikan adalah satu mata uang dengan dua sisi yang saling inheren-melekat. Di dalam suatu — organisasi pendidikan tergambar dengan jelas_ pola pendidikannya; demikian pula di dalam pola pendidikan terkandung dengan jelas organisasi pendidikannya. Organisasi pendidikan Indonesia, contohnya, membagi _secara kelembagaan pendidikan seperti dinyatakan dalam Undang- Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ke dalam pembedaan antara jalur, jenjang, jenis dan satuan pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sementara itu, yang dimaksudkan dengan jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan_tingkat 1 perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, pada pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Ada pun jenis pendidikan didefinisikan sebagai kelompok yang didasarkan pada _ kekhususan _ tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan; dan satuan pendidikan itu sendiri maknanya ialah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal. Uraian dalam buku ini berusaha menelusuri organisasi pendidikan (di mana pun) serta merta mencoba juga membandingkan pola-pola pendidikan (di Negara mana _ pun). Rujukan _ referensi merangkum buku-buku lama maupun baru sebagai upaya “penelusuran sejarah.” Ada_ saatnya dulu, kelompok masyarakat sederhana belum mengenal lembaga-lembaga resmi yang mengatur atau mengorganisasi serta menyalurkan berbagai kebutuhan dan kepentingan hidup mereka. Contohnya masyarakat Indian waktu itu tidak perlu meminta bantuan lembaga sekolah 2 untuk mengajarkan kepandaian memanah kepada generasi penerusnya. Bagi mereka, cukup dengan uluran tangan dari para ayah dan saudara tuanya maka bisa dipastikan hampir seluruh remaja mampu menguasai teknik memanah dari tingkat dasar sampai kategori mahir (Horton dan Hunt, 1999: 333). Seiring dengan bergulirnya roda_ sejarah kehidupan, maka _ prestasi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh manusia menjadi sedemikian kompleks, sehingga pada fase inilah konsep pengetahuan dan kemampuan-kemampuan gemilangnya telah menjadi penentu arah kehidupan di masa datang. Beberapa_ faktor telah melatarbelakangi terbentuknya lembaga-lembaga tertentu. untuk mengelola alokasi pemenuhan kebutuhan di antaranya (i) Pertumbuhan jumlah populasi manusia yang mempengaruhi_ tingkat penguasaan dan ketersediaan sumber daya alam; (ii) | Kompleksnya pranata kebudayaan dan mekanisme pengetahuan beserta teknologi terapan; dan (iii) Implikasi tingkat akal budi dan mentalitas manusia yang kian rasional Horton dan Hunt, 1993) 3 Secara singkat, terbentuknya lembaga pendidikan merupakan konsekuensi logis dari taraf perkembangan masyarakat yang perangkat- perangkat pengetahuan dan keterampilan tidak memungkinkan ditangani secara langsung oleh masing-masing keluarga. Perlunya pihak lain yang secara khusus mengurusi organisasi dan apresiasi pengetahuan serta mengupayakan untuk ditransformasikan kepada para generasi muda agar terjamin kelestariannya merupakan cetak biru kekuatan yang melatarbelakangi berdirinya sekolah sebagai lembaga pendidikan. Walaupun wujudnya berbeda-beda dalam tiap-tiap negara, keberadaan sekolah merupakan salah satu indikasi terwujudnya masyarakat modern. Dalam hal ini para sosiolog telah melakukan ikhtiar ilmiah untuk menentukan taraf evolusi perkembangan masyarakat manusia. Dimulai dari August Comte (1798-1857) dengan karyanya yang berjudul Course de Philosophie Positive (1844). Comte menekankan hukum — perkembangan masyarakat yang terdiri dari tiga jenjang, yaitu 4 jenjang teologi di mana manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal yang bersifat adikodrati. Taraf perkembangan_ selanjutnya_ disusul pencapaian manifestasi kemampuan manusia untuk menangkap fenomena lingkungan dengan menyandarkan pada kekuatan-kekuatan metafisik atau abstrak. Hingga pada level tertinggi, taraf positif. Iklim kehidupan demikian ditandai dengan prestasi kemampuan manusia untuk menjelaskan gejala alam maupun sosial berdasar pada deskripsi ilmiah melalui pemahaman kekuasaan hukum objektif (dalam Sunarto, 2000:3). Dari pengertian tersebut, perwujudan manusia positives hanya mampu ditopang oleh orientasi pendidikan yang sudah ter-lembaga-kan secara mantap melalui aplikasi fungsi sekolah-sekolah modern. Di lain pihak, tak kalah pentingnya buah pikiran Emile Durkheim (1858-1912) berupa buku yang berjudul The Division of Labour in Society (1968) juga menganalisis kecenderungan masyarakat maju yang di dalamnya_ terdapat 5 pembagian kerja dalam pemetaan bidang-bidang ekonomi, hukum, politik pendidikan, kesenian dan bahkan keluarga. Gejala tersebut merupakan dampak dari penerapan sistem ekonomi industri yang di dalamnya memerlukan spesialisasi peran untuk mengusung keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup para anggotanya (Johnson, 1986: 181-184). llustrasi di atas hanya dapat tercermin pada konteks organisasi lembaga pendidikan yang telah mampu memproduksi manusia_ profesional dengan spesifikasi keahlian. Sedangkan untuk mewujudkan figur-figur manusia itu hanya mampu dilakukan lembaga-lembaga pendidikan modern. Dari analisis ilmiah Comte dan Emile Durkheim di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan sekolah yang mewarnai dunia kehidupan manusia saat ini merupakan sebuah keniscayaan peradaban modern yang lekat dengan renik-renik pergulatan ilmu pengetahuan dan aplikasi teknologi mutakhir. Sementara melihat konteks sosial yang terbentuk dapat dijawab pula bahwa sekolah juga masuk dalam kategori organisasi pada umumnya yang 6 mengemban konsekuensi organisatoris. Oleh karena itu keberadaan sekolah patut dimasukkan sebagai salah satu organisasi yang memanfaatkan mekanisme birokratis dalam mengelola kerja-kerja institusinya. Beberapa prinsip penerapan birokrasi juga terdapat dalam lembaga sekolah antara lain: 1) Aturan dan prosedur yang ketat melalui birokrasi, 2) Memiliki hierarki jabatan dengan — struktur pimpinan yang mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda-beda, 3) Pelaksanaan administrasi secara professional, 4) Mekanisme perekrutan staf dan pembinaan secara bertanggung jawab, 5) Struktur karier yang dapat diidentifikasikan, Avianti penafsiran dan 6) Pengembangan hubungan yang bersifat formal dan impersonal (Robinson, 1981: 241) Merujuk analisis Robinson (1981) keberadaan organisasi merupakan hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan organisasi merupakan suatu wadah bagi masyarakat > untuk mencapai tujuan tertentu yang sebelumnya tidak dapat dicapai secara perorangan. Tujuan menjadi penting dalam organisasi karena_turut menentukan arah dan jenis organisasi, misalnya suatu organisasi digolongkan organisasi pendidikan bila tujuan yang ingin dicapai berorientasi pada bidang pendidikan. Pada dasarnya organisasi_ ini bertujuan untuk mendidik dan melatih sumber daya manusia yang ada di dalamnya_— untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Keberhasilan suatu organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilihat dari efektifitas organisasi tersebut. Namun, dalam mencapai tujuan pendidikan tidaklan mudah dan masalah seringkali muncul dalam proses pencapaian. Ada masalah yang akhirnya dapat diselesaikan dengan baik tapi tidak sedikit juga masalah yang dibiarkan terkatung- katung tanpa solusi yang tepat. Jika hal seperti ini tidak segera dicari jalan keluarnya maka dapat mempengaruhi_ kinerja_organisasi _ pendidikan. Disinilah, letak pentingnya analisis organisasi 8 pendidikan untuk menganalisa aspek-aspek penting dalam organisasi. Adanya analisis organisasi pendidikan diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan organisasi pendidikan sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirancang dan ditetapkan bersama. Selain itu diharapkan dengan adanya analisis organisasi pendidikan dapat menciptakan organisasi pendidikan yang efektif dan efisien. Organisasi pendidikan adalah lembaga penyelenggara pendidikan yang sangat mempengaruhi kualitas penyelenggaraan pendidikan. Dalam proses _penyelenggaraan program pendidikan, para pihak dalam organisasi pendidikan terkait langsung dengan pelayanan pendidikan pasti selalu menghadapi permasalahan. Pelbagai permasalahan timbul karena masyarakat membutuhkan pelayanan pendidikan yang bermanfaat dan aplikatif sesuai tuntutan zaman. Oleh karena itu, organisasi pendidikan harus efektif dan dinamis dalam pelayanannya = demi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 9 Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit terkoordinasi yang terdiri dari setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai sasaran (Sagala, 2009:13). Sedang Siagian (1989) mendefinisikan organisasi sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama_ serta secara formal terlibat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan, dimana terdapat orang yang disebut atasan dan bawahan. Organisasi secara umum memiliki sumber-sumber daya sebagai unsur dasar pembangunannya, seperti bahan mentah, tenaga kerja, modal,dan lain-lain yang berasal dari lingkungan organisasi tersebut. Organisasi merupakan suatu entitas yang terus berubah. Perubahan dalam pola organisasi dapat timbul sebagai reaksi atas tuntutan perkembangan jaman maupun perubahan yang berupa umpan balik atau koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam organisasi tersebut sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi pendidikan, baik pada tingkat 10 pusat sampai kabupaten/kota dan satuan pendidikan, menggunakan tim kerja yang menangani tugas mengantarkan pendidikan kepada masyarakat luas. Buku Analisis Organisasi Pendidikan dan Pola Pendidikan, ini mencoba menganalisis organisasi pendidikan dan pola pendidikannya. Maksudnya, setelah melakukan analisis organisasi pendidikannya, diperlukan pula _ melihat pola pendidikannya: Apakah ada pengaruh langsung antara organisasi pendidikan dengan polanya. Dalam melihat pola pendidikan ini, dirujuk contoh pola pendidikan di sejumlah negara lengkap dengan latarbelakang sejarah masing-masing negara. Itulah mengapa pada Bab II dan Ill uraian lebih fokus ke organisasi dan organisasi pendidikan; sedangkan pada Bab IV fokus utamanya ialah pola- pola pendidikan yang dapat dirujuk sebagai contoh bila perlu. Pada Bab V_ uraian lebih kepada organisasi pendidikan dan pola alternatif yang perkembangannya dewasa ini bisa diteliti lebih lanjut. sa DAB II ORGANISAST A. Pengertian Organisasi Organisasi adalah sebuah — susunan kesatuan-kesatuan kecil yang membentuk satu kesatuan besar. Organisasi menggambarkan adanya pembidangan fungsi dan tugas dari masing-masing kesatuan. Dalam suatu susunan atau struktur organisasi dapat dilihat bidang, tugas dan fungsi masing-masing kesatuan serta hubungan vertikal- horisontal antara kesatuan-kesatuan tersebut. Dengan kata lain, dengan melihat struktur organisasi dapat diketahui bentuk pola hubungan. Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani organon dan istilah latin organum yang berarti alat, bagian, anggota, atau badan. Organ atau tubuh terdiri atas berbagai unsur yang tugas dan fungsinya berbeda-beda, tetapi saling menunjang, berhubungan, dan diarahkan pada tujuan yang sama. Dalam bahasa Inggris, kata organization yang 12 bermakna organisasi, penyusunan, perkumpulan, perhimpunan, alat, perserikatan, hal mengatur (google translate). Secara etimologi, kata tersebut berasal dari bahasa Yunani ’organen’ yang berarti sebagian atau susunan. Sedang dalam bahasa Inggris kata to organise bermakna menyusun atau mengatur bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri sesuai kapasitasnya. Dari etimologis kata organisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasar atas dasar wewenang formal dan kebiasaan dalam suatu sistem administrasi. Berikut ini merupakan beberapa definisi organisasi menurut beberapa ahli: 1) John R. Schermerhorn dalam Moekijat (1995) mendefinisikan organisasi sebagai gabungan orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama,dalam organisasi terdapat susunan orang yang diberi tugas dan wewenang yang berbeda-beda yang disebut dengan struktur 13 organisasi. Garis hierarkinya menunjukan tugas, jabatan dan wewenang masing-masing, tetapi dalam pelaksanaan program organisasi selalu ada hubungan fungsional organik. 2) Edgar A. Schein (1991) menyatakan bahwa organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud dan tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab manusia sebagai anggota organisasi tersebut. 3) Siagian (1989) menyebutkan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terkait dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan antara seseorang atau beberapa orang di sebut atasan dan seorang seorang atau kelompok orang yang di sebut bawahan. 4) Stoner (1996) berpendapat bahwa_ organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang yang di bawah 14 pengaruh atasan untuk mengejar tujuan bersama. 5) James D. Mooney (1913) mengemukakan bahwa_ organisasi adalah bentuk — setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan yang sama. 6) Chester |. Bernard (1938) mengemukan bahwa organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh satu orang atau lebih. 7) Stephen P. Robbins (1994) menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batasan yang relatif, yang dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus untuk mencapai suatu- tujuan bersama_ atau sekolompok tujuan. 8) Syaiful Sagala (2009) Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama sebagai suatu unit terkoordinasi yg terdiri dari setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai sasaran. 15 Dari berbagai definisi organisasi yang diajukan para ahli tersebut di atas, dapat diambil suatu simpulan bahwa organisasi adalah bentuk setiap penggabungan manusia untuk suatu tujuan bersama. Dengan kata lain, organisasi merupakan himpunan manusia yang mempunyai kepentingan yang sama karena keterbatasan sumber yang mereka miliki masing-masing, kemudian mereka mengkaitkan diri dalam suatu kerja sama dalam mencapai tujuan bersama guna meraih kepentingan masing-masing. Sesuatu dapat disebut organisasi bila mempunyai tiga unsur yaitu pertama terdiri dari dua orang atau lebih; kedua, terdapat kerjasama di dalamnya; dan ketiga, adanya tujuan bersama yang ingin dicapai. B. Bentuk-bentuk Organisasi Organisasi terbagi dalam 2 bentuk, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. 1) Organisasi Formal Organisasi formal adalah setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan 16 tertentu, dan telah ditentukan sebelumnya (Drs. Andreas Soeroso, 2008: 98). Ciri — ciri organisasi yang sifatnya formal adalah sebagai berikut: a. Seluruh anggota organisasi diikat oleh suatu persyaratan formal sebagai bukti keanggotaannya. Misalnya, pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai anggota organisasi formal diikat oleh persyaratan formal yang harus dipenuhi, sebagai contoh setiap PNS wajib memiliki kartu pegawai (Karpeg). Contoh lain adalah tuntutan profesionalitas dosen dan guru menurut Undang-undang Guru dan Dosen _harus disertifikasi. b. Kedudukan, jabatan, dan pangkat yang terdapat dalam organisasi dibuat secara hierarki dan piramidal yang menunjukkan tugas, kedudukan tanggung jawab, yang terdapat dalam lembaga pendidikan. Jabatan yang terdapat di lembaga pendidikan, misalnya di sekolah ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf kantor, para pendidik, pesuruh dan _ sebagainya. Di Perguruan tinggi ada rektor, pembantu rektor, 17 dekan dan pembantu dekan, ketua jurusan dan sekretaris jurusan. Demikian pula, pada jabatan struktural yang di mulai dari kepala bagian. . Setiap anggota memiliki jabatan tertentu secara otomatis memiliki wewenang dan _ tanggung jawab yang membawahi jabatan anggota di bawahnya. Dengan demikian, hak memerintah berada bersamaan dengan hak diperintah, hak melarang bersamaan dengan hak untuk tidak mengerjakan kegiatan tertentu. Jabatan-jabatan itu. berikut wewenang yang _— dimilikinya berhubungan dengan seluruh kinerja yang di bawahnya. Misalnya, kepala sekolah berwenang melaksanakan fungsi supervisi pendidikan kepada seluruh pendidik atau guru, memberi bimbingan atau pembinaan, serta memberi sanksi yang melanggar peraturan. Demikian pula, di atas kepala sekolah ada jabatan penilik, dan di atas lagi, ada jabatan kepala dinas. Demikian seterusnya hingga ke tingkat menteri pendidikan nasional. d. Hak dan kewajiban melekat sepenuhnya pada anggaran organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Sebagaimana_ kita ketahui bahwa hak adalah segala sesuatu yang harus diterima, sedang kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dikerjakan. e. Pelaksanaan kegiatan diatur menurut jabatannya masing-masing, akan tetapi setiap fungsi jabatan dengan tugasnya saling berhubungan dan melakukan kerja sama. Kerja sama tersebut tergambar misalnya pembantu dekan | bekerja sama dengan kasubag akademik. f. Seluruh kegiatan direncanakan —_secara musyawarah mufakat mengacu pada_tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan __ ini dilaksanakan dengan adanya rapat guru, rapat orang tua siswa, dewan sekolah atau komite sekolah, yang seluruhnya berfungsi untuk menampung informasi dalam bentuk berita, pernyataan, keluhan, kritik, dan ide. g. Hubungan kerja sama yang dilakukan menurut tingkatan jabatan struktural yang jelas dan berimplikasi secara langsung perbedaan penggajian dan tunjangan masing-masing anggota organisasi. Kerja sama antarpejabat sesuai dengan tugas dan fungsinya agar tidak terjadi tumpah tidih atau overlap dalam melaksanakan kegiatan kelembagaan. h. Adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang merupakan_ sistem kinerja organisasi. Norma lembaga perlu ditetapkan untuk mengatur cara kerja masing-masing pejabat dan seluruh pelaksanaan_ kegiatan dalam organisasi. Misalnya, di Perguruan tinggi terdapat statuta yang menjadi pegangan normatif fungsi-fungsi tertentu. 2) Organisasi Informal Organisasi informal bersifat melekat pada organisasi formal, artinya secara subtansial tidak ada perbedaan. Hal yang membedakan hanya status organisasi dalam cakupan wewenang pemerintah dan ijin operasional organisasi. Misalnya, lembaga 20 pendidikan sekolah bersifat formal, sedangkan lembaga yang menyelenggarakan kursus merupakan lembaga informal. Tidak akan ada sekolah formal jika tidak berdampingan dengan organisasi informal, yaitu lingkungan masyarakat, komunitas masyarakat, yang merupakan konsumen pendidikan formal. Keluarga adalah organisasi informal yang berhubungan secara langsung dengan lembaga pendidikan formal, seperti sekolah karena anak didik di masukkan ke lembaga pendidikan oelh orang tua atau walinya. Dan pihak lembaga pendidikan akan membicarakan masalah_ biaya sekolah, uang bangunan sekolah, dan kegiatan ektrakurikuler yang memerlukan ijin orang tua siswa. Masyarakat adalah struktur organisasi yang lebih luas daripada keluarga. Masyarakat adalah organisasi yang terdiri atas berbagai keluarga dengan latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda-beda. Secara _ definitif masyarakat tergolong organisasi bahkan menciptakan ribuan jenis organisasi. Ciri knusus dari organisasi informal adalah tidak adanya kontak diantara anggota yang at image not available image not available image not available tidak bisa diambil. Oleh karena itu dalam organisasi formal, selalu ada pendelagasian wewenang, tugas dan kewajiban salah satu anggota kepada anggota lainnya, misalnya ketua kepada wakilnya. C. Karakteristik Organisasi v Rencana Tujuan/ /plan Purposes Gambar 1: Karakteristik Organisasi Ada 3 macam karakteristik organisasi, yaitu: 1) Tujuan/purposes Setiap organisasi harus memiliki tujuan. Tujuan di cerminkan dari sasaran-sasaran yang dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tiga bidang utama dalam tujuan organisasi yaitu profitability (keuntungan), grow 25 image not available image not available image not available mencapai tujuan organisasi. Gaya demokratis adalah kebalikan gaya otokratis. Pemimpin yang bertipe demokratis memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1. Pengembangan sumber daya dan kreativitas karyawan; . Pengembangan pertisipatif karyawan; . Musyawarah dan mufakat; . Kaderisasi yang sistematis; . Pendelegasian normatif yang konstruktif; aa k- wWN . Regenerasi kepemimpinan. 3) Rencana /plan Rencana adalah kerangka kerja organisasi yang menggambarkan pengalokasian §seluruh sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasar kerangka kerja tertentu. (Sule dan Saefullah, 2005:152). Suatu organisasi yang di bentuk selain mempunyai tujuan tentu saja mempunyai perencanaan dalam setiap pengembangan program-program yang ingin di capai dalam organisasi tersebut. Inilah yang disebut pengorganisasian, yakni 29 image not available image not available image not available organisasi mendorong para karyawan bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Selain itu bagaimana_ organisasi menghargai tindakan pengambilan risiko oleh karyawan’ dan membangkitkan ide karyawan. . Perhatian terhadap detil (Attention to detail), adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian. Sebagai contoh dari perhatian terhadap detil yaitu penerapannya dalam organisasi terminal penumpang umum antara lain dengan melakukan pencatatan jumlah arus kendaraan dan penumpang yang keluar masuk terminal, memeriksa kelengkapan administrasi persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan; . Berorientasi kepada hasil (Outcome orientation), adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. Contoh penerapannya dalam organisasi terminal penumpang umum 33 image not available image not available image not available organisasi, nilai yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja, berinteraksi dengan kelompoknya, dengan sistem dan administrasi, serta berinteraksi dengan atasannya. Hasil penelitian Kirk L. Rogga (2001) menyatakan bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. E. Perilaku Organisasi Menurut Duncan (dalam Thoha, 1983: 4) perilaku organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. la meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha_ pencapaian tujuan-tujuan oranisasi. Sedangkan menurut Argyris (dalam Thoha, 1983: 5) perilaku organisasi merupakan bidang baru dari ilmu tingkah laku yang dikembangkan dengan titik perhatiannya pada pemahaman __perilaku 37 image not available image not available image not available Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari George Homans (dalam Thoha, 1983: 70). Teorinya berdasarkan pada _ aktivitas-aktivitas, _interaksi- interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan emosi). Tiga elemen ini, satu sama lain berhubungan secar langsung, dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared), semakin beraneka interaksi-interaksinya, dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka. 2) Semakin banyak interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentimen yang ditularkan (shared) pada orang lain. 3) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi- interaksi. 41 image not available image not available image not available mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak sepatutnya dilakukan. Dengan demikian dapat dijelaskan perbedaan antara etika dan moralitas sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau sesuatu organisasi. Moralitas tampaknya cenderung lebih merujuk kepada _nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau sesuatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika lebih merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau sesuatu organisasi tertentu dalam _ interaksinya dengan lingkungan. Moralitas dengan demikian dapat melatarbelakangi etika seseorang atau sesuatu organisasi tertentu. Perilaku seseorang sebagaimana_ diketahui merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut oleh orang tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu tersebutlah yang mendasarinya untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku. Nilai- nilai itu pula yang menyebabkan seseorang terdorong atau memiliki semangat untuk melakukan 45 image not available image not available image not available b) Prinsip Persamaan Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan_ ras, _ serta persamaan dalam _ berbagai bidang _lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun. 2 Prinsip Kebaikan Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip_ ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya_ bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat. image not available image not available image not available Karakteristiknya meliputi pengembangan dan pengubahan organisasi yang: Terencana dan berjangka panjang Berorientasi pada masalah Merefleksikan pendekatan sistem Berorientasi pada tindakan, yaitu pada penerapan dan hasil Melibatkan agen perubahan Melibatkan prinsip pembelajaran Determinan/penentu pengembangan dan perubahan organiasi pendidikan antara lain: Perubahan tujuan Pembelian peralatan baru Kelangkaan tenaga kerja Peraturan pemerintah Ekonomi Sosial Politik Pendidikan Tekanan dari lembaga konsumen, dll Alur pengembangan dan perubahan organisasi dapat digambarkan dalam bagan berikut: 53 image not available image not available image not available DAR III ORGANISAST PENDIDHAAN A. Pengertian Organisasi Pendidikan Sebenarnya administrasi sudah ada_ sejak timbulnya peradaban manusia pada zaman modern perkembangan administrasi yang dilandasi dengan munculnya tokoh-tokoh baru di bidang administrasi dan manajemen. Frederick W. Taylor telah memelopori timbulnya “gerakan manajemen ilmiah* di Amerika Serikat di susul Henry Fayol (dari Prancis) yang membahas manajemen perusahaan dengan bukunya general atau industrial manajemen pada akhirnya Taylor dianggap sebagai bapak manajemen. Kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata ad dan ministrate. kata ad mempunyai arti yang sama dengan arti to dalam bahasa inggris yang berarti “ke” atau “kepada” dan ministrate “melayani’, “membantu” atau mengarahkan dan mengatur. 57 image not available image not available image not available (termasuk sekolah) menggunakan sebuah pola hubungan yang bersifat legal rasional untuk menggerakkan roda organisasi. Sistem jabatan ini dinamakan birokrasi (bureaucracy) yang _berarti pengaturan atau pemerintahan oleh pejabat. Menurut Reinhard Bendix,1960 (dalam Robinson,1981) organisasi birokrasi mengandung sejumlah prinsip yaitu sebagai berikut: a) Urusan kedinasan_ dilaksanakan _secara berkesinambungan; b) Urusan kedinasan didasarkan pada aturan dalam suatu badan administratif; c) Tanggung jawab dan wewenang tiap pejabat merupakan bagian dari suatu _hierarki wewenang; d) Pejabat dan pegawai administratif tidak memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas; e) Para pemangku jabatan’ tidak dapat memperjualbelikan jabatan; dan f) Urusan kedinasan dilaksanakan dengan menggunakan dokumentasi tertulis. 61 image not available image not available image not available keefektifan dan efisiensi serta unsur pokok dan penunjang masing-masing dimensi tersebut. Edmons (1979) lima karakteristik sekolah efektif yaitu: 1. Kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas pengajaran, 2. Pemahaman yang mendalam _ terhadap pengajaran, 3. Iklim yang nyaman_ dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran, 4. Harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu pengetahuan tertentu, dan 5. Penilaian siswa yang didasarkan pada _hasil pengukuran hasil belajar siswa. Pengetahuan lain mengenai sekolah_ efektif adalah sebagai berikut: 1. Mampu mendemonstrasikan kemampuannya mengenai seperangkat kriteria; 2. Menetapkan sasaran yang jelas dan upaya untuk mencapainya; 3. Adanya kepemimpinan yang kuat; 65 image not available image not available image not available C. Analisis Organisasi Pendidikan 1) Pengertian dan Proses Analisis Organisasi Pendidikan Lembaga pendidikan adalah suatu organisasi hidup yang selalu berkembang untuk memenuhi tuntutan masyarakat sehingga keberadaan analisis organisasi menjadi hal penting bagi organisasi tersebut untuk mampu mengenali kemampuan, kelemahan, peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Dengan adanya analisis, suatu organisasi tidak menjadi “ mati suri “ dan dapat bergerak maju. Analisis merupakan aktivitas untuk meneliti unsur-unsur pokok suatu proses atau gejala, sehingga kita dapat mengenal dan mengetahui kondisi mana yang memberikan kontribusi pada berfungsinya suatu unit dan kondisi mana yang menciptakan masalah pada unit yang diteliti (R. Wayne Pace & Don F. Faules,1993). Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, analisis adalah sebuah aktivitas untuk mengetahui kondisi organisasi agar tercipta 69 image not available image not available image not available bangsa, senyatanya tidak sesuai di lapangan, bahwa masih banyak generasi Indonesia yang mengenyam pendidikan dalam keprihatinan dan serba kekurangan. Tahap Kelima adalah penentuan masalah yang pasti dalam organisasi itu. Setelah proses — proses diatas maka dapat diambil keputusan, kualitas yang rendah pada pendidikan kita. Karena berbagai faktor, salah satunya adalah kurang perhatiannya pemerintah terhadap penyediaan sarana prasarana yang cukup dan merata. 2) Model-model Analisis a.) SWOT Analisis SWOT merupakan analisis yang biasa_ dilakukan dalam mengembangkan potensi suatu organisasi, meliputi analisis Strength, kekuatan yang dimiliki oleh organisasi. Weakness, kelemahan yang menghambat kinerja organisasi. Opportunity, kesempatan yang ada bagi organisasi untuk berkembang dan Threat, ancaman yang 73 image not available image not available image not available Pendekatan SOAR terhadap rencana strategis memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan model tradisional. Analisis SOAR memungkinkan anggota organisasi menciptakan masa depan yang mereka inginkan sendiri dalam keseluruhan proses dengan cara melakukan penyelidikan, imajinasi, inovasi, dan inspirasi. Fokus internal SOAR adalah kekuatan organisasi. SOAR juga digunakan untuk analisis eksternal, misalnya analisis mengenai pemasok dan __pelanggan. Keuntungan lainnya_—berkaitan dengan partisipasi. Pada banyak organisasi, perencanaan strategis hanya melibatkan orang-orang pada tingkatan tertinggi serta sekelompok stakeholder. Namun dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder harus menyadari asumsi-asumsi 77 image not available image not available image not available pelabuhan bagian selatan Brasil pada 19 September 1921. Recife merupakan sebuah kota yang terbelakang dan miskin. Secara filosofis, pemikiran Freire banyak dipengaruhi oleh aliran pemikiran Fenomenologi, Personalisme, Eksistensialisme, dan Marxisme. Sebagai tokoh pendidikan, ia dikenal sebagai salah satu tokoh utama Rekonstruksionisme. Keyakinan utama seorang rekonstruksionis ialah istilah yang sering digunakan oleh Freire adalah tulisan Tom Heaney, "/ssues in Freirean Pedagogy,” Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan “... hold the goal of building an ideal and just social order. Efforts are directed toward establishment of a practical utopia where persons are liberated to be and become all intended to be” (Robert: 109, dalam Kiftiah). George R. Knight (1989) mendaftarkan beberapa prinsip utama dari Rekonstruksionisme, yang intinya adalah: 1. Peradaban dunia sedang berada dalam krisis di mana solusi efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan sosial yang menyeluruh. 81 image not available image not available image not available Konsientasi adalah pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang dialami peserta didik. Lebih lanjut, Daniel Schipani (1996) menjelaskan bahwa konsientasi dalam pemahaman Freire adalah: “... denotes an integrated process of liberative learning and teaching as well as personal and societal transformation. Conscientization thus names the process of emerging critical consciousness whereby people become aware of the historical forces that shape their lives as well as their potential for freedom and creativity; the term also connotes the actual movement toward liberation and human emergence in persons, communities, and societies. Konsientasi bertujuan untuk “membongkar” apa yang disebut oleh Freire sebagai “kebudayaan diam.” Diam atau bisu dalam konteks yang dimaksud Freire bukan karena protes atas perlakuan yang tidak adil. Itu juga bukan strategi untuk menahan intervensi penguasa dari luar. Tetapi, budaya bisu yang terjadi adalah karena bisu dan bukan membisu. Mereka dalam budaya bisu memang tidak tahu apa- apa. Mereka tidak memiliki kesadaran bahwa 85 image not available image not available image not available Freire dialog adalah salah satu unsur penting dalam pendidikan kaum tertindas. Inti dialog adalah kata. Kata mempunyai dua dimensi refleksi dan aksi yang berada dalam interaksi yang radikal. Tanpa refleksi hanya akan terjadi aktivisme, dan tanpa aksi hanya akan terjadi verbalisme. Dengan adanya aksi dan tefleksi, kata menjadi benar-benar kata yang sejati. Kata sejati adalah kata yang memungkinkan mengubah dunia. Dialog adalah pertemuan antara kata dengan tujuan "memberi nama kepada dunia". Dialog mengandaikan kerendahan hati, yaitu kemauan untuk belajar dari orang lain meskipun menurut perasaan kebudayaan lebih rendah, memperlakukan orang lain sederajat, keyakinan bahwa orang lain dapat mengajar kita. Artinya bahwa tindakan dialogik selalu bersifat kooperatif. Itu berarti adanya kesatuan antara bawahan dan atasan dalam usaha memacu proses perubahan. Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan diharapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri peserta didik. image not available image not available image not available Sekolah bagi kaum elite (akhir abad ke-14) dibiayai secara pribadi oleh bangsawan, patronase, uskup, serikat pekerja, kepala biara, serta pejabat tinggi lainnya. Kemudian sejumlah sekolah terkenal membentuk Universitas lokal dan Court School/Sekolah Istana. Selain itu ada gymnasium/Ginnasio (sekolah menengah untuk studi Yunani dan Latin Klasik abad ke-16). Sementara itu, kaum Jesuit berkembang di Italia dan pada abad ke 18 dibubarkan karena_ dianggap menghambat perkembangan pendidikan umum. Pada abad ke 19, Italia terpecah dibagi-bagi menjadi beberapa negara, antara lain: Spanyol, Austria, Papal States, Duchies, serta beberapa kerajaan. Hal ini dikarenakan atas situasi politik yang ada saat itu. Setiap wilayah menuntut kedaulatannya masing-masing berakibat pemerintah pusat tidak dapat mengadakan pendidikan umum. Pendidikan menjadi hak orang yang mampu membiayai pendidikan 93 image not available image not available image not available 2) berurutan dalam bentuk Ginnasio-Liceo, normal school dan sekolah_ teknik masih tetap diselenggarakan. Kementerian Pendidikan Umum mempunyai departemen-departemen yang terpisah (masing- masing mengurusi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi). Kementerian pendidikan umum mempunyai wewenang atas segala bentuk pendidikan dan jenis pelajaran. Semua guru dipekerjakan dan digaji oleh pemerintah pusat. Wajib belajar diberlakukan hingga usia 14 tahun (dari usia 6-14 tahun). Pendidikan Ginnasio-liceo dan liceo scientifico menerima bantuan negara dan telah menjadi institusi negeri. POLA PENDIDIKAN DI RUSIA a) Latar Belakang Pendidikan di Rusia mulai muncul pada abad ke-20, di bawah pemerintahan Partai Komunis / Revolusioner. Rusia merupakan negara lahirnya komunis. Sejarah Pendidikan Rusia antara abad 15 s.d. abad 20. 97 image not available image not available image not available Agama). Kemudian Materialisme — dialektis menjadi Filsafat & Agama resmi. Pandangan Religius kaum Komunis adalah ATHEISME, yaitu menegaskan sebagai tindakan atas dasar keyakinan bahwa Tuhan itu tidak ada. Dan menolak terhadap argumen Agama yang menjadi asal usul monarki (Agama menjadi Candu bagi rakyat). Ajaran — bimbingan Ketuhanan dicemooh & Atheisme militan menjadi sikap religius resmi. Uni Soviet adalah “Masyarakat Teologis” dengan Nabi, Kitab suci, martir & dogmanya. Dogma kaum komunis secara teori adalah Mutlak & penyimpangan ataupun "perbaikan” dipandang sebagai bidaah. Metafisika komunisme memaksakan — suatu __realitas materialistis sehingga tidak mengakui sumber pengetahuan lain yang dapat dijadikan pedoman perilaku manusia selain seluruh bidang materi itu sendiri. Partai Komunis harus mengubah Sistim sosial, perilaku, ketaatan dan pola emosi masyarakat. Sekolah sebagai Kewajiban dan 101 image not available image not available image not available Wakil siswa penting sebagai pelatihan self government, sesuai prinsip kaum_ kolektivis. Universitas atau institusi dikepalai oleh Rektor yang diangkat pemerintah. Rektor dibantu oleh Asisten & Dewan Institusional (wakil fakultas, mahasiswa, organisasi publik/ partai komunis, kelompok industri, soviet, dll). Sistim pengajaran hampir sama _ dengan Universitas di Amerika Serikat, tapi setiap bidang ajaran dikelola oleh satu fakultas/departemen. Kepala —_administrasi fakultas & departemen dipilih oleh staf pengajar di fakultas tersebut. Cara menghapuskan Buta huruf (sebanyak 70% dari rakyat Rusia) & mengubah sistim Ekonomi Feodal menjadi Ekonomi Produktif, antara lain: 1) Mencabut larangan sekolah bagi kaum buruh & petani (Uniform Labor School, umur 7-17 tahun) 2) Menutup sekolah swasta 3) Membentuk Coeducation (sekolah bersama pria & wanita) 105 image not available image not available image not available 3) Pendidikan & Kerja produktif. | Reduksi pendidikan yang semula 10 tahun menjadi 8 tahun, sekolah tak lengkap 7 tahun menjadi 10 tahun, pendekatan pada sekolah Industri & pertanian lokal. Beberapa jam setiap minggunya siswa mengikuti praktek kerja di pabrik/industri. Meskipun demikian, program tidak begitu sukses. Tahun 1965, sistim pendidikan Prasekolah bagi anak usia di bawah 7 tahun dicanangkan dengan program tercapainya semua fasilitas — fasilitas prasekolah bagi semua anak, dan diprogramkan sebagai Program Prasekolah terbesar di dunia. POLA PENDIDIKAN DI FINLANDIA Berdasarkan hasil survey internasional PISA pada tahun 2003 yang menempatkan prestasi peserta didik asal Finlandia dengan peringkat terbaik sedunia, beragam artikel dan laporan dalam media massa sedunia mulai mem-blow up bahasan mengenai sistem pendidikan di negara tersebut. Bahkan ratusan pendidik dari 109 a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book. a You have either reached 2 page thts unevalale fer vowing or reached your ievina tit for his book.

You might also like