Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. DEFINISI
1. Rawat Inap
1
sarana kesehatan rumah sakit pemerintah atau swasta, serta puskesmas
perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus
menginap. (Sjafii, 2004:9)
a. Tindakan Klinis
2
b. Tindakan Diagnostik
Isi rekam kesehatan dibagi dalam data administratif dan data klinis,
sedangkan isi (data atau informasi) rekam kesehatan dipengaruhi oleh
bentuk pelayanan kesehatan, bentuk klasifikasi jenis pelayanan, serta
bentuk status kepemilikan sarana pelayanan kesehatan. (Gemala, 2013: 92-
95). Data administratif mencakup data demografi serta keuangan
(financial). Dalam pelayanan kesehatan, informasi demografi diperlukan
dalam mengisi informasi dasar identitas diri pasien. Informasi ini dicatat
dalam lembaran pertama rekam kesehatan rawat inap yang disebut
ringkasan masuk dan keluar, maupun dalam lembar pertama rawat jalan
yang dikenal dengan nama ringkasan riwayat klinik. Isi data demografi
bersifat permanen (kekal) dan setidaknya mencakup informasi tentang :
3
Nama lengkap (nama sendiri dan nama keluarga yaitu nama
ayah/suami/marga/she). Tuliskan nama keluarga, beri tanda koma, baru
nama sendiri. Artinya semua nama di muka tanda koma adalah nama
keluarga. Tulisan demikian untuk menyamarkan identitas pasiendari
pihak yang tidak berwenang.
Nomor rekam kesehatan pasien dan nomor identitas lain (asuransi).
Alamat lengkap pasien
Tanggal lahir pasien dan kota tempat kelahiran
Jenis kelamin
Status pernikahan
Nama dan alamat keluarga terdekat yang sewaktu-waktu dapat
dihubungi
Tanggal dan waktu terdaftar ditempat penerimaan pasien rawat
inap/rawat jalan/gawat darurat
Nama rumah sakit
4
8. Korespondesi yang berkaitan dengan permintaan rekaman.
9. Kejadian tentang riwayat atau audit.
10. Klaim yang dapat dihubungkan dengan pasien.
11. Menelaah kualitas data yang dapat dihubungkan dengan pasien.
12. Tanda identitas pasien (no rekam medis, biometrik).
13. Protokol klinis (clinical protocols), jalur klinis (clinical pathway),
pedoman praktik dan pengetahuan lain (clinical practice guidelines)
yang tidak melekat dengan data pasien.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari panduan pelayanan rawat ini diberlakukan pada semua staf
pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
6
BAB III
KEBIJAKAN
7
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari UGD.
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KTP
asli dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat.
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1 (satu)
kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar
sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka peserta membayar
selisih biaya perawatan.
4. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti
Pemeriksaan dan Tindakan setiap kali dilakukan.
5. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan perintah
untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan.
6. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di RS
yang ditunjuk.
7. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
8. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I.
8
BAB V
DOKUMENTASI
1. Semua laporan yang dianggap penting, bentuk entry data atau tampilan layar
(RKE)
2. Semua laporan dan bentuk entry data atau tampilan layar, termasuk
keakuratan informasi identitas pasien (nama lengkap, nomor pasien, kelamin,
dokter yang merawat dan lainnya).
3. Semua jenis perizinan yang diperlukan pasien, ragam otoritas atau pengesahan
yang telah ditandatangani pasien atau wali pasien yang berwenang.
4. Semua jenis tes diagnostik yang diinstruksikan oleh dokter serta hasilnya.
5. Pelaksanaan semua konsultasi medis yang diinstruksikan oleh dokter dan
konsultan.
6. Semua masukan dan laporan yang harus diberi pengesahan telah
ditandatangani serta diberi tanggal sesuai dengan peraturan kebijakan sarana
pelayanan kesehatan.
7. Riwayat dan laporan pemeriksaan fisik telah lengkap, termasuk
pendokumentasian diagnosis saat mendaftar.
8. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari UGD.
9. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa
KTP asli dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat.
10. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka yang bersangkutan
berhak dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta
dapat pindah menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya
yang timbul maka peserta membayar selisih biaya perawatan. Setiap selesai
rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus menandatangani
Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan perintah untuk kontrol
kembali ke spesialis yang bersangkutan.
11. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di
RS yang ditunjuk.
12. Ringkasan riwayat pulang (resume) lengkap.
13. Dokumentasi dokter termasuk semua diagnosis utama dan sekunder prosedur
utama dan tambahan.
9
14. Untuk pasien bedah, selain kelengkapan data diatas, juga ditelaah
kelengkapan : semua laporan anastesi saat pradan intra serta pascaoperasi,
semua laporan operasi, laporan patologi dan catatan perkembangan pasca
operasi, semua laporan ruang pemulihan (recovery room) dan catatan
perkembangan.
15. Untuk pasien yang meninggal saat dirawat dan diautopsi memiliki laporan
awal dan akhir proses autopsi
10