KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting), Faksimile : (021) 5261814, 5203872
\Websterwunn yankes kemkes god GERMAS
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/1/1404/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI KESIAPAN
LABORATORIUM PEMERIKSA CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,
Menimbang : a. bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah
dinyatakan sebagai bencana non-alam —_berupa
wabah/pandemik sehingga perlu dilakukan upaya
penguatan fungsi laboratorium yang __berfungsi
melakukan pemeriksaan spesimen.
b. bahwa laboratorium sebagai fasilitas _ pelayanan
Kesehatan bagi penanganan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) perlu menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan secara_—terencana_— dan
berkelanjutan sesuai standar dan memperhatikan
keselamatan pasien dan petugas;
c. bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, serta untuk
melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/4642/2021 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan tentang Petunjuk Teknis
Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Laboratorium
Pemeriksa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);Mengingat
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 Tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3237);
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New-Emerging
dan Re-Emerging;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1113);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 857);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 1146);
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK
01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID
19);Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/4641/2021 tentang = Panduan
Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan
Isolasi Dalam Rangka Percepatan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/4642/2021 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019
(COVID-19);
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL = PELAYANAN.
KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN
DAN EVALUASI KESIAPAN LABORATORIUM PEMERIKSA
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).
Menetapkan Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi
Kesiapan Laboratorium Pemeriksa Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) yang selanjutnya disebut Petunjuk Teknis
Pemantauan dan Evaluasi Laboratorium _Pemeriksa
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) _ sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
: Laboratorium Pemeriksa Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
merupakan Jejaring Laboratorium Pemeriksa Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan
Laboratorium Pemeriksa Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU menjadi
acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota, pimpinan laboratorium,KEEMPAT
KELIMA
dan pemangku kepentingan terkait dalam mengoptimalkan
kapasitas dan kesiapan laboratorium pemeriksa COVID-19
sebagai bagian dari komitmen laboratorium untuk menjaga
dan meningkatkan mutu pelayanan.
: Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dan
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Petunjuk
Teknis Pemantauan dan Evaluasi Laboratorium Pemeriksa
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sesuai dengan
kewenangan masing-masing dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, serta dapat melibatkan masyarakat.
Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal : 3 Mei 2021LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR: AK.02.02/I/1404/2021
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN
DAN EVALUASI KESIAPAN LABORATORIUM
PEMERIKSA CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)
BABI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penanggulangan COVID-19 harus dilakukan secara komprehensif
dari semua bidang pelayanan. Laboratorium memegang peranan penting
dalam melakukan pemeriksaan spesimen guna penegakan diagnosa.
Pengambilan dan pemeriksaan spesimen merupakan prioritas untuk
manajemen klinis/pengendalian wabah yang harus dilakukan secara
cepat dan tepat, disisi lain mutu pemeriksaan harus tetap terjaga dan
memperhatikan keselamatan pasien, petugas laboratorium dan
masyarakat.
Nucleid Acid Amplification Test (NAAT) adalah metode deteksi
molekuler dengan memperbanyak sekuens asam nukleat spesifik hingga
mencapai jumlah tertentu agar dapat dideteksi dan dianalisis. Metode
NAAT digunakan sebagai metode konfirmasi dalam pemeriksaan COVID-
19 untuk diagnosis dan pelacakan kontak kasus COVID-19. Adapun jenis
pemeriksaan NAAT meliputi:
1. Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-
PCR) yang dianggap sebagai standar utama konfirmasi diagnosis
COVID-19. Alat yang menggunakan metode qRT-PCR dapat berupa
thermal cycler dan TCM (tes cepat molekuler); dan
2. Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dan sejenisnya yang
setara. Sensitivitas dan spesifisitas metode ini relatif lebih rendah
daripada metode RT-PCR, oleh karena itu laboratorium yang
memakai metode tersebut untuk pemeriksaan perlu melakukanvalidasi internal secara berkala dan mendokumentasikan hasil
validasi internal tersebut.
Untuk mempercepat proses pemeriksaan spesimen, proses
automatisasi ekstraksi maupun penggunaan alat atau kit yang
menggabungkan proses ekstraksi dan reverse transcription polymerase
chain reaction mulai banyak digunakan. Laboratorium anggota jejaring
pemeriksa COVID-19 dapat menggunakan kit setelah dilakukan validasi
sebelum digunakan dan melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME).
Sesuai dengan Keputusan Menteri_ Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/4642/2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) disebutkan bahwa
evaluasi dan pemantauan terhadap laboratorium pemeriksa COVID-19
dilakukan dengan berpedoman pada Petunjuk Teknis Pemantauan dan
Evaluasi Kesiapan Laboratorium Pemeriksa Coronavirus Disease 2019
(COVID-19). Laboratorium pemeriksa COVID-19 harus memenuhi
persyaratan paling sedikit Standar Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-
2) serta sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan dan validasi pemeriksaan
COVID-19. Jejaring laboratorium pemeriksa COVID-19 baik permanen
maupun bergerak (mobile laboratorium) harus aman dan mengikuti
standar biosafety dan biosecurity. Adapun laboratorium pemeriksa
COVID-19 sebagai mana Keputusan Menteri Kesehatan di atas terdiri
dari:
1. Laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19, merupakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis
dan Teknologi Dasar Kesehatan;
2. Laboratorium Pembina Provinsi, merupakan laboratorium pemeriksa
yang diberi tugas tambahan untuk membantu dinas kesehatan
provinsi untuk melakukan pembinaan kepada laboratorium
pemeriksa; dan
3. Laboratorium pemeriksa.
Selain laboratorium pemeriksa yang telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri tersebut, maka Menteri Kesehatan mendelegasikan
kewenangan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan untuk melakukan penetapan laboratorium pemeriksa COVID-19 lainnya. Berdasarkan daftar Laboratorium Pemeriksa COVID-19 pada
website Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tanggal 31 Mei
2021 terdapat 830 laboratorium kesehatan pemeriksa COVID-19,
Setiap laboratorium memiliki kapasitas pemeriksaan yang
ditentukan oleh banyak faktor, seperti ketersediaaan logistik, peralatan
laboratorium dan sumber daya manusia untuk pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan maupun pencatatan dan pelaporan, sehingga perlu
dilakukan upaya pemantauan dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan
laboratorium untuk menjamin semua laboratorium yang terlibat dalam
pemeriksaan COVID-19 bekerja dalam kapasitas maksimal sesuai
standar, dan didapatkan hasil pemeriksaan spesimen COVID-19 yang
cepat dan valid.
Tujuan
1. Tujuan
a. Umum:
Tujuan penyusunan petunjuk teknis adalah menyediakan acuan
yang terstandar bagi Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan
daerah provinsi, dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota,
Laboratorium Pembina, Laboratorium Pemeriksa COVID-19, dan
pemangku kepentingan lain dalam mempersiapkan kapasitas
laboratorium pemeriksa COVID-19 dan mempertahankan mutu
pelayanan laboratorium pada masa pandemi COVID-19.
b. Khusus:
1) Tersedianya petunjuk teknis dalam kegiatan pemantauan
dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan pada laboratorium
pemeriksa COVID-19 bagi Kementerian Kesehatan, dinas
Kesehatan daerah provinsi, dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota, laboratorium pembina __provinsi,
laboratorium pemeriksa COVID-19 dan pemangku
kepentingan terkait.
2) Tersedianya petunjuk teknis bagi laboratorium pemeriksa
COVID-19 dalam melakukan self assessment, mengkaji
kapasitas dan kesiapan kemampuan pelayanan yang
dimiliki.3)
Menjadi acuan bagi Kementerian Kesehatan, dinas
Kesehatan daerah provinsi, dinas Kesehatan daerah
kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lain dalam
penetapan kebijakan terkait penyelenggaraan pelayanan
pada laboratorium pemeriksa COVID-19,BAB II
TATA LAKSANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Laboratorium Pemeriksa
COVID-19 ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan secara berkala
oleh Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan dinas kesehatan daerah
provinsi yang dibantu oleh laboratorium pembina provinsi dan dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota.
Pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian secara
mandiri/self assessment yang diisi oleh laboratorium pemeriksa, sedangkan
rekapitulasinya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan
dinas kesehatan daerah provinsi yang dibantu oleh Laboratorium Pembina
Provinsi dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota secara online ataupun
offline. Penilaian secara mandiri/self assessment ini dilakukan setiap 6 (enam)
bulan atau dapat disesuaikan secara berkala, dengan mempertimbangkan
kebutuhan, kemampuan, dan kondisi perkembangan COVID-19. Metode
pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan,
telaah dokumen, observasi dan wawancara. Hasil pemantauan dan evaluasi
nantinya diberikan dalam bentuk rekomendasi kepada laboratorium dan juga
kepada pemangku kepentingan terkait sebagai gambaran pemetaan kondisi
kesiapan laboratorium pada masing-masing daerah sebagai bahan evaluasi
selanjutnya.
A. INSTRUMEN
Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Laboratorium Pemeriksa COVID-
19 dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian secara
mandiri/self assessment yang formulirnya dapat diunduh/download dari
link http://bit.lv/INSTRUMENASSESMENTLABCOVID-19 atau dari
website http://mutufasyankes.kemkes.go.id pada halaman depan bagian
download dokumen/juknis.
Instrumen penilaian kesiapan laboratorium yang mengacu pada
Laboratory Assessment Tool for Laboratories Implementing SARS-CoV-2 versi
2 (WHO, 2020) ini dirancang untuk dapat menilai kapasitas laboratorium
pemeriksa COVID-19, sehingga dapat secara cepat dan tepat
mengidentifikasi area utama yang memerlukan tindakan dan pembinaan
lebih lanjut. Terdapat 11 (sebelas) komponen penilaian, untuk komponen
nomor 1 (satu) sampai dengan 10 (sepuluh) memfasilitasi kapasitas--10-
kapasitas inti laboratorium dan dapat meliputi tetapi tidak terbatas pada
pemeriksaan COVID-19 saja, sedangkan khusus komponen nomor 11
(sebelas) tentang hal-hal spesifik terkait pemeriksaan COVID-19.
Komponen-komponen tersebut meliputi:
Organisasi dan Manajemen;
Dokumen;
Pengambilan, Penanganan dan Transportasi Spesimen;
Pengelolaan Data dan Informasi;
Pengelolaan Bahan Habis Pakai dan Reagen;
Pengelolaan Peralatan;
Fasilitas;
Sumber Daya Manusia;
eg iene ee | a
Manajemen Biorisiko;
10. Fungsi Kesehatan Masyarakat; dan
11. Kapasitas dan Kemampuan Pemeriksaan COVID-19.
Pada bagian akhir/ summary setelah pengisian 11 (sebelas) komponen
tersebut maka secara otomatis akan tampil persentase dan grafik, yang
dilengkapi dengan kolom untuk menuliskan kesimpulan dan rekomendasi
sebagai kelengkapan hasil akhir, sehingga dapat menggambarkan
kapasitas dan kesiapan operasional laboratorium pemeriksa COVID-19
secara komprehensif dan terintegrasi.
B. PERSIAPAN
1. Kementerian Kesehatan, dan/atau dinas kesehatan daerah
provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya masing-
masing menyampaikan pemberitahuan akan diselenggarakannya
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kesiapan laboratorium
pemeriksa COVID-19 disertai dengan keharusan setiap laboratorium
untuk mengisi formulir instrumen Pemantauan dan Evaluasi
Kesiapan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 secara mandiri/self
assessment,
2. Kementerian Kesehatan, = dan/atau— dinas_—_—sikesehatan.
provinsi/kabupaten/kota dapat membentuk tim pemantauan dan
evaluasi yang beranggotakan unsur instansi pemberi izin setempat
dengan dapat melibatkan laboratorium pembina provinsi, surveior
dan/atau pemangku kepentingan terkait (seperti Ikatan Laboratorium
Kesehatan Indonesia, organisasi profesi dan lain-lain).-ll-
Setelah menerima hasil penilaian, Kementerian Kesehatan, dan/atau
dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota atau tim pemantauan dan
evaluasi yang dibentuk berkoordinasi dengan laboratorium dan
menetapkan waktu pelaksanaan, jadwal kunjungan serta mekanisme
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi.
C. PELAKSANAAN
1:
Kementerian Kesehatan, dan/atau dinas kesehatan daerah
provinsi/kabupaten/kota atau tim pemantauan dan evaluasi yang
dibentuk melakukan verifikasi terhadap hasil penilaian mandiri/self
assessment dari instrumen pemantauan dan evaluasi kesiapan
laboratorium yang diterimanya baik secara online atau offline.
Pelaksanaan kegiatan verifikasi terdiri dari:
a. Presentasi hasil penilaian mandiri/self assessment oleh pimpinan
laboratorium terkait kapasitas dan kesiapan laboratorium yang
melaksanakan pemeriksaan COVID-19.
b. Telaah dokumen yang diperlukan.
c. Telusur lapangan dan mengumpulkan data dengan wawancara
apabila dibutuhkan.
D. PASKA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
i
Setelah kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan, Kementerian
Kesehatan dan/atau dinas kesehatan daerah
provinsi/kabupaten/kota atau Tim Pemantauan dan Evaluasi yang
dibentuk menyusun hasil pemantauan dan evaluasi serta
menyampaikan hasil tersebut bersama rekomendasi yang dapat
digunakan oleh laboratorium untuk melakukan upaya perbaikan.
Laporan hasil dan rekomendasi secara tertulis dapat disampaikan
secara online maupun offline kepada pimpinan laboratorium.
Temuan pada kegiatan pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk
mendapatkan kesimpulan dan menyusun rencana tindak lanjut bagi
setiap pemangku kepentingan terkait.
Dinas kesehatan daerah provinsi berkoordinasi dengan dinas
Kesehatan daerah kabupaten/kota beserta laboratorium pembina
provinsi secara berkala melakukan rekapitulasi hasil pemetaan
Kapasitas serta kesiapan laboratorium yang ada di wilayahnya
masing-masing, dan mengirimkan laporan rekapitulasi tersebut-12-
kepada Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan, dengan tembusan kepada Direktorat
Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan dengan cara
diunggah/upload pada website http://mutufasyankes.kemkes.go.id
dengan menggunakan username dan password yang diberikan oleh
Kementerian Kesehatan.ia.
BAB III
PENILAIAN KAPASITAS DAN KESIAPAN LABORATORIUM.
SECARA MANDIRI DAN PEMBIAYAAN
PENILAIAN KAPASITAS DAN KESIAPAN LABORATORIUM SECARA
MANDIRI
Penilaian secara mandiri/self assessment dilakukan oleh laboratorium
dengan menggunakan formulir Instrumen Pemantauan dan Evaluasi
Kesiapan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 dan dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Untuk melakukan penilaian secara mandiri/self assessment,
laboratorium pemeriksa COVID-19 dapat membentuk tim asesor
internal atau dengan memfungsikan tim yang ada. ‘Tim
beranggotakan unsur dari perwakilan manajemen, tenaga kesehatan
(dokter, analis dan tenaga kesehatan lainnya) dan tenaga pendukung
(staf sarana prasarana, administrasi, keuangan, dan sebagainya).
Sebelum melakukan penilaian secara mandiri/self assessment, tim
terlebih dahulu melakukan pertemuan dan bersama-sama
mempelajari dahulu daftar tilik dalam instrumen tersebut.
Laboratorium melakukan pengisian instrumen secara lengkap dan
pada bagian akhir kesimpulan/summary akan secara otomatis
tampil persentase dan grafik hasil pengisian 11 (sebelas) komponen
tersebut, yang harus dilengkapi juga dengan pengisian penjelasan
yang diperlukan pada kolom-kolom yang tersedia, sehingga
didapatkan analisis hasil penilaian mandiri/self assessment sebagai
gambaran umum kapasitas dan kesiapan dasar sebagai laboratorium
pemeriksa COVID-19.
Hasil self assessment laboratorium ini dilaporkan oleh laboratorium
tersebut secara berkala setiap 6(enam) bulan kepada dinas
Kesehatan daerah kabupaten/kota, dinas kesehatan daerah provinsi
dan kepada Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Mutu dan
Akreditasi Pelayanan Kesehatan yang berkoordinasi dengan
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan serta Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, dengan
cara mengunggah/upload instrumen yang telah diisi lengkap pada
pada website _http://mutufasyankes.kemkes.go.id dengan
menggunakan password dan usemame masing-masing yang-14-
diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Bagi laboratorium yang
belum teregistrasi sehingga belum memiliki password dan username
maka untuk mengunggah hasil self assessment dapat dibantu oleh
laboratorium pembina provinsi ataupun dinas kesehatan wilayahnya.
PEMBIAYAAN
Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kesiapan Laboratorium
Pemeriksa COVID-19 dibiayai oleh APBN, APBD, dan/atau pembiayaan
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.-15-
BAB IV
PENUTUP
Laboratorium kesehatan yang melakukan pemeriksaan untuk
menentukan diagnosis dan identifikasi infeksi COVID-19 dalam masa pandemi
COVID-19 tetap dituntut kesiapannya agar dapat memberikan pelayanan
bermutu dengan mengedepankan kecepatan, ketepatan serta menjamin
keselamatan pasien, petugas laboratorium dan perlindungan kepada
masyarakat sekitarnya. Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah
provinsi, dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, dapat memanfaatkan
Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Laboratorium Pemeriksa COVID-19
ini sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pelayanan kesehatan serta
pencegahan dan pengendalian COVID-19 di wilayah kerjanya.
EUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATANY-16-
FORMULIR INSTRUMEN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
KESIAPAN LABORATORIUM PEMERIKSA CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)
HASIL
RENCANA
TINDAK
LANJUT.
1, ORGANISASI DAN
MANAJEMEN
JAM PELAYANAN
a1
Pada hari apa dan jam berapa
layanan rutin dijalankan?
‘Jika tersedia layanan darurat,
pada hari apa dan jam berapa
layanan darurat dijalankan
12 | dan bagaimana _pembagian
shift untuk layanan darurat
tersebut.
KOMUNIKASI EKSTERNAL
‘Apakah laboratorium
dilengkapi dengan:
13__|Telepon?
14 | Faksimile?
15 | Komputer dengan akses
internet?
KOMUNIKASI INTERNAL DAN STRUKTUR
16
‘Apakah tersedia _ struktur
organisasi yang mengatur
Kewenangan dan tanggung
jawab petugas laboratorium?
ANGGARAN
lz
Apakah tersedia_anggaran
yang memadai untuk gaji
petugas sesuai kebutuhan?
18
‘Apakah tersedia anggaran
yang memadai untuk
pembelian bahan habis pakai
dan reagen?
19
‘Apakah tersedia anggaran
yang memadai untuk
pembelian dan pemeliharaan
peralatan?
1.10
‘Apakah tersedia anggaran
yang memadai untuk
surveilans dan/atau
kesehatan masyarakat?
PERIZINAN /PENGAWASAN/AKREDITASI
aL
‘Apakah Laboratorium sudah
memiliki izin dan
telah/pernah dilakukan
survei/audit oleh pihak ketiga
dalam kurun waktu 2 tahun
terakhir dan
mengimplementasikan
rekomendasi yang diberikan?-17-
KOMPONEN
‘SUB KOMPONEN
HASIL
RENCANA
‘TINDAK
LANJUT.
1.12
‘Apakah laboratorium sudah
terakreditasi dan/atau
tersertifikasi ISO?
2, DOKUMEN
(GENDALIAN DOKUMEN
21
‘Apakah sudah tersedia sistem
yang mengatur pengelolaan
dan pecatatan dokumen?
2.2
‘Apakeh laboratorium memiliki
sistem pengarsipan?
2.3
‘Apakah dokumen yang
diarsipkan dapat diambil
kembali?
PROSEDUR MUTU
24
‘Apakah ada pedoman mutu
yang menggambarkan sistem
mutu laboratorium?
25
“Apakah prosedur penanganan
dan pemeriksaan spesimen
(ckstraksi RNA, RT-PCR,
serologi, dll) tersedia bagi
petugas yang bersangkutan?
2.6
‘Apakah tersedia dokumen
standar terbaru dan dokumen
lainnya yang dipakai di
laboratorium ini? (misalnya
norma, pedoman, instrumen
manual, test kit inserts, dan
lain-lain)?
2.7
‘Apakah tersedia prosedur
untuk penyimpanan spesimen
primer setelah dianalisis?
28
‘Apakah tersedia prosedur
untuk validasi dan verifikasi
metode dan peralatan yang
relevan?
29
“Apakah tersedia prosedur
untuk pencatatan insiden
atau keluhan?
PROSEDUR BIOSAFETY
2.10
‘Apakah telah dilakukan
penilaian risiko terkait
prosedur di laboratorium dan
didokumentasikan
211
‘Apakah tersedia prosedur
biosafety?
Jika ya atau sebagian
Janjutkan dengan pertanyaan
212
= Mencuci tangan?
2.13
~ Alat Pelindung Diri (APD)?
2.14
- Disinfeksi bahan yang-18-
KOMPONEN
HASIL
RENCANA
‘TINDAK
LANJUT
terkontaminasi?
215
= Sterilisasi?
2.16
= Pencucian barang pecah
belah dan peralatan?
217
= Pembuangan limbah?
2.18
~ Pembersihan laboratorium
2.19
~ Penyimpanan dan
pemusnahan sampel
berbahaya?
2.20
~Tumpahan
2.21
~ Cedera terkait kegiatan di
laboratorium?
2.22
= Darurat kebakaran?
3. PENGAMBILAN,
PENATALAKSANAAN
DAN TRANSPORTASI
PENGAMBILAN SPESIMEN
3.1
‘Apakah pengambilan
spesimen dilakukan sesuai
prosedur oleh petugas yang
kompeten dan
didokumentasikan?
3.2
‘Apakah telah dilakukan
proses identifikasi pasien?
3.3
‘Apakah tersedia formulir
permintaan spesimen yang
terstandar?
3.4
‘Apakah spesimen dicatat
dalam buku, lembar kerja,
komputer, atau sistem
lainnya?
35
‘Apakah spesimen Klinis
alikuol dapat dilacak ke
sampel primer asli (nomor
identifikasi, dil)?
PENATALAKSANAAN SPESIMEN
3.6
‘Apakah laboratorium
mengalami masalah dengan
spesimen dari luar fasilitas
karena formulir permintaan
tidak memadai, identifikasi
spesimen, kontainer, dll? (1.
Tidak Pernah; 2. Kadang-
kadang; 3. Secara teratur; 4.
Tidak dapat diterapkan)
3.7
‘Apakah ada kriteria untuk
penerimaan atau penolakan
spesimen primer?
38
‘Apakah spesimen primer
disimpan sesuai dengan
persyaratan penyimpanan jika
tidak segera dilakukan
pemeriksaan (lemari es, -20C
freezer, -70C freezer, atau
kondisi penyimpanan laina1g"
ae RENCANA
KOMPONEN SUB KOMPONEN TINDAK
LANJUT
yang direkomendasikan)?
‘Apakah tersedia prosedur
3.9 | untuk penyimpanan spesimen
primer setelah dianalisis?
‘RUJUKAN/TRANSPORTASI SPESIMEN
3.10
‘Apakah laboratorium memilika
kemasan yang sesuai untuk
merujuk spesimen (kemasan
tiga lapis jika menggunakan
transportasi udara atau
kemasan lain sesuai dengan
peraturan dan rekomendasi
setempat)?
3.11
“Apakah sistem transportasi
untuk merujuk sampel (bus,
ambulans, layanan pos
nasional, dll) sudah
disiapkan?
3.12
‘Apakah petugas yang
bertanggung jawab atas
pengiriman dilatih tentang
transportasi pengiriman
bahan infeksius?
3.13
Jika ya atau sebagian:
3.14
“Apakah petugas tersebut
dilatih tentang peraturan atau
rekomendasi lokal atau
nasional?
3.15
~Apakah petugas tersebut
dilatih tentang standar
operasional prosedur
(SOP)internasional?
4. PENGELOLAAN
DATA DAN
INFORMASI
DAN LAPORAN PEMERIKSAAN
41
‘Apakah semua
pengamatan/hasil asli
laboratorium dicatat dalam
lembar kerja atau basis data
elektronik?
42
‘Apakah hasil pemeriksaan
laboratorium dilakukan
verifikasi dan validasi sebelum
dirilis?
43
Ketika sampel perlu dirajuk
lebih lanjut ke laboratorium
Jain, apakah ada prosedur
untuk menentukan
bagaimana laporan
diterbitkan dan oleh
laboratorium mana?
a4
‘Apakah ada pemberitahuan
segera kepada dokter
penanggungjawab ketika ada-20-
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
RENCANA
‘TINDAK
LaNJUT.
hhasil kritis untuk perawatan
pasien?
a5
‘Apakah ada pemberitahuan
segera kepada satuan yang
ditunjuk /jejaring surveilans
terkait ketika hasil kritis?
ANALISIS DATA DAN STATISTIK
46
‘Apakah laboratorium dapat
memberikan data statistik
dasar tentang aktivitasnya
(misalnya jumlah pemeriksaan
yang diminta, data
kualitatif/kuantitatif,
agregat,dil) dalam dashboard
dan profil?
KEAMANAN DATA - KERAHASIAAN
az
‘Apakah data pasien terjamin
kerahasiaannya (termasuk
data berbasis kertas dan/atau
elektronik)?
48
‘Apakah tersedia backup data
guna mencegah hilangnya
data pemeriksaan pasien?
TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENG!
IELOLAAN INFORMAST
49
‘Apa perangkat lunak/aplikasi
yang digunakan di
laboratorium?
5. PENGELOLAAN
BAHAN HABIS PAKAI
DAN REAGEN
PENGADAAN
5.1
‘Apakah ada petugas yang
bertanggung jawab atas
pengelolaan bahan habis
pakai dan reagen (persediaan,
pemesanan, dll)
5.2
‘Apakah laboratorium
mengalami masalah dengan
pengiriman reagen seperti
keterlambatan, suhu tidak
memadai, kesalahan alamat
pengiriman, dil (1. Tidak
pernah; 2. Terkadang; 3.
Sering; 4. Tidak dapat
diterapkan)
INVENTARISASI DAN PENYIMPANAN
‘Apakah tersedia sistem
5.3_| inventarisasi untuk bahan
habis pakai dan reagen?
‘Apakah reagen dan bahan
5.4 | habis pakai diperiksa setelah
diterima?
5.5 | APakah reagen dan bahan
habis pakai disimpan dengan21
BUKTI
ENCANA
‘TINDAK
benar (suhu, kelembaban, dill)
menggunakan alat pemantau
kondisi penyimpanan
(termometer, ail}?
‘PENGGUNAAN
56
‘Apakah tanggal buka
Kemasan reagen tercatat
dengan jelas?
5.7
‘Apakah reagen baru
(produk/merk baru, termasuk
Teagen buatan sendiri) sudah
diverifikasi dengan reagen
lama yang biasa digunakan
atau reagen rujukan yang ada
sebelum digunakan?
5.8
‘Apakah pernah menggunakan
reagen yang telah kadaluarsa
(1. Tidak pernah; 2. Kadang-
kadang; 3. Sering; 4. Tidak
dapat diterapkan)?
5.9
‘Apakah bahan sekali pakai
(misal tips, pipet plastik,
sarung tangan) yang
digunakan kembali (1. Tidak
pernah; 2. Kadang-kadang; 3.
Sering; 4. Tidak dapat
diterapkan)?
5.10
‘Apakah disusun perencanaan
kebutuhan bahan habis pakai
dan reagen?
6. PENGELOLAAN
PERALATAN
INVENTARISASI PERALATAN
61
‘Apakah tersedia inventarisasi
peralatan?
Vika ya atau sebagian, apakah
inventarisasi tersebut
termasuk:
62
Nama peralatan?
6.3
Nama dan detail kontak
pembuat/pabrik (atau
pemasok lokal)?
6.4
Kondisi (misalnya bara,
bekas)?
65
Kegiatan pemeliharaan?
6.6
‘Apakah peralatan
laboratorium sesuai untuk
melakukan pemeriksaan
Covid-19 dengan melakukan
hal-hal berikut:
67
~ Ekstraksi asam nukleat
68
~ Serologi
69
RT-PCR
6.10
= Lainnya (sebutkan dalam-22-
RENCANA
SUB KOMPONEN HASIL TINDAK
LANJUT.
Kolom komentar)
PEMELIHARAAN, KALIBRASI DAN PEMANTAUAN PERALATAN
‘Apakah laboratorium memiliki
petugas penanggung jawab
6.11 | khusus untuk peralatan
(pengelolaan pemeliharaan,
any?
‘Apakah peralatan dipelinara
dalam kondisi kerja yang
aman (termasuk keamanan
listrik)?
6.12
‘Apakah dilakukan
pemantauan dan pencatatan
6.13 | subu harian untuk peralatan
yang membutuhkan suhu
tertentu sesuai ketentuan?
‘Apakah dilakukan
pemantauan dan pencatatan
harian aliran udara di
Biosafety Cabinet (BSC)?
6.14
‘Apakah tersedia program
6.15 | pemetiharaan preventif
peralatan?
‘Apakah tersedia prosedur dan
6.16 | jadwal kalibrasi pipet?
‘Apakah petugas mempunyai
kompetensi dan diberi
kewenangan sebelum
menggunakan peralatan?
6.17
DAFTAR PERALATAN YANG BERFUNGSI DAN DAPAT DIGUNAKAN (yang
DIPERLUKAN UNTUK PEMERIKSAAN COVID-19)
6.18 | Autoklaf (bersih)
6.19 | Autoklaf (kotor)
6.20 _| Biosafety Cabinet kelas II
6.21 _| Centrifuge, sederhana
6.22 | Komputer untuk pekerjaan
22 | taboratorium
6.23 Ekstraktor otomatis asam
nukleat
6.24 _| Peralatan BLISA
-24 | (washer/inkubator/reader)
6.25 _| Extraction manifold
6.26 _| Freezer -20°C
6.27 _| Freezer -70°C
6.28 | Microfuge
6.29 _| Micropipette 20 ni
6.30 _| Micropipette 0.5 - 10 ul
6.31 _| Micropipette 10 - 100 ul
6.32_| Micropipette 20-200 ul
6.33 | Micropipette 100-1000 ul
6.34 | Multichannel pipette-23-
‘SUB KOMPONEN
BUKTI
RENCANA
‘TINDAK
6.35
‘Area kerja PCR
6.36
Pembatas kaca/layar
6.37
Printer untuk pekerjaan
laboratorium
6.38
Kulkas
6.39
"Thermal cycler (Thermocycler,
POR Machine or DNA
Amplifier), Real Time with 4
chanels
6.40
Pompa vakum
641
Vorteks
6.42
Penyuling air
7. FASILITAS
A
Bagaimana kondisi umum
bangunan dan infrastruktur
laboratorium? Untuk
pertanyaan berikut, pilih
salah satu jawaban berikut:
1. Baik 2. Sedang 3. Buruk 4.
‘Tidak dapat diterapkan
72
Dinding, lantai dan atap?
73
‘Jendela dan pintu?
74
Meja kerja laboratorium
(bench)?
75
‘AC/Ventilasi?
76
Pencahayaan?
TT
IPAL?
‘KONDIt
SI KERJA
78
‘Apakah laboratorium
mengalami gangguan listrik?
(1. Tidak pernah; 2.
Terkadang; 3. Sering; 4. Tidak
dapat diterapkan)
79
‘Jika diperlukan, apakah
laboratorium memiliki
generator listrik
darurat/sumber listrik
cadangan lain?
7.10
Apakah peralatan:
utama/sensitive dilindungi
oleh UPS (Uninterruptable
Power Supply) /adakah
perlindungan terhadap alat
yang rentan terhadap
kerusakan (stabilisator)?
TAL
‘Apakeh laboratorium
mengalami gangguan dalam
kketersediaan air? (1. Tidak
pernah; 2. terkadang; 3.
Sering; 4. Tidak dapat
diterapkan)
RUANG (SEDIAKAN DENAH LANTAI ATAU SKETSA LABORATORIUM JIKA-24-
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
RENCANA
TINDAK
LANJUT
‘MEMUNGKINKAN)
72
Total Luas laboratorium
(dalam m2)
7.13
‘Jumlah ruangan
714
‘Apakah luas dan ruangan
laboratorium cukup memadai
untuk semua aktivitas yang
dilakukan?
715
‘Secara spesifik, apakah
fasilitas dan ruangan yang
tersedia memadai untuk
melakukan pemeriksaan
sebagai berikut:
716
~ Ekstraksi asam nukleat
TAT
= Serologi
718
= RT-PCR
7.19
~ Tainnya (Sebutkan dalam
kolom komentar)
7.20
‘Apakah laboratorium memilild
ruangan yang terpisah untuk
setiap tahapan pemeriksaan
terkait Nucleid Acid
Amplification Testing / NAAT
(jika melakukan pemeriksaan
PCR)
721
~Ruangan bersih khusus
untuk persiapan reagen yang
akan digunakan (termasuk
persiapan master mix)?
7.22
-Ruang untuk ekstraksi asam
nukleat dan untuk
penambahan asam nukleat
pada master mix sebelum
amplifikasi
7.23
~Ruang khusus untuk
amplifikasi asam nukleat dan
deteksi produk amplifikasi?
SUMBER DAYA
‘JUMLAH STAF
Bi
‘Jumlah:
8.2
Unsur pimpinan/petugas
senior (gelar pasca sarjana)
83
‘Tenaga Teknis Laboratorium
8.4
"Tenaga Pemeliharaan
Peralatan Laboratorium
85
Tenaga
Administrasi/penunjang
86
Tenaga Lain
8.7
Untuk tenaga lain harap
sebutkan (misal supir, dll)
88
‘Jumlah total tenaga yang
bekerja di laboratorium
ao
‘Apakah jumlah tenaga-25-
BUKTI
RENCANA
‘TINDAK
LaNJUT.
memadal untuk melakukan
pekerjaan yang diperlukan?
8.10
‘Apakah ada perencanaan
SDM bila terjadi lonjakan
kasus/ peningkatan kapasitas
di laboratorium
8.11
Jika ya, apakah SDM
laboratorium sudah siap sedia
untuk menghadapi lonjakan
kapasitas?
‘KUALIFIKASI DAN KETERAMPILAN
8.12
‘Apakah tersedia petugas
laboratorium yang kompeten
untuk melakukan pengujian
hal-hal berikut?
8.13
~ Ekstraksi asam nukleat
8.14
= Serologi
8.15
= RT-PCR
8.16
= Lainnya (sebutkan)
8.17
‘Apakah ada penilaian
Kompetensi tenaga yang
dilakukan secara berkala,
termasuk tenaga pengolah
data?
8.18
‘Apakah telah ditetapkan Tim
Mutu?
8.19
‘Apakah telah ditetapkan
petugas penanggung jawab
Biosafety (PPI, K3, PRA)?
8.20
‘Apakah staf/petugas tersebut
telah mengikuti
pelatihan/peningkatan
kemampuan teknis
manajemen mutu?
Jika ya, apakah tersedia
sertifikat pelatihan atau
keterangan nilai?
8.21
‘Apakah petugas tersebut telah
mengikuti
pelatihan/peningkatan
kemampuan teknis Biosafety
(PPI, K3, PRA)?
Jika ya, apakah tersedia
sertifikat pelatihan atau
keterangan nilai?
8.22
Jika Ya, atau sebagian:
8.23
~ Dalam melakukan Penilaian
Risiko
8.24
~ Dalam Biosafety saat
pengambilan sampel
8.25
- Dalam Biosafety saat proses
pengelolaan sampel-26-
RENCANA
KOMPONEN SUB KOMPONEN ‘TINDAK
LANJUT
Taboratorium
~ Dalam menggunakan
8.26 | disinfektan dan prosedur-
prosedur disinfeksi
~ Dalam pengelolaan limbah
a7 | Yane tepat (menangani limbah
“7 | berbahaya dan tidak
berbahaya)
‘3.28 | - Dalam pembersihan
28 | tumpahan bahan biologis
‘Apakah petugas telah
mengikuti
8.29 | pelatihan/peningkatan
kemampuan teknis biologi
molekular?
8.30 _| Jika Ya, atau sebagian:
8.31_| - Ekstraksi asam nukleat
2.32 | - PCR Konvensional dan
32 | elektroforesis gel
8.33_|-RT-PCR
8.34 | Rancangan primer
g.35 | OPtimalisasi dan validast
“29 | assay PCR
8.36 _| - Analisis data assay
Multiple sequence alignment
8.37 | for PCR performance
troubleshooting
8.38 _| - Analisis fllogenetik
‘Apakah petugas terlatih dalam
8.39 | melakukan optimalisasi ui
serologi?
TINGKAT BIOSAFETY LABORATORIUM
9.1 [BSL2
9.2 | BSL3
9.3 _ | Lainnya (berikan detailnya di
“S| bawah ini)
DISINFEKSI DAN PENGELOLAAN LIMBAH
“Apakah prosedur disinfeksi
9.4 | dan dekontaminasi telah
diimplementasikan?
“Apakah tersedia disinfektan
s.manasmary 5 | Gat jumun cup untik
digunakan kapan saja?
‘Apakah prosedur pengelolaan
9.6 _ | limbah diimplementasikan
secara efektif?
‘Apakah tersedia pembuangan
9.7 _ | limbah terpisah yang
“7 | memadai untuk limbah
infeksius dan non infeksius?
9.8 | APakah tersedia pembuangan
khusus untuk pelarut yang-27-
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
RENCANA
‘TINDAK
LANJUT.
‘sudah terpakai?
99
‘Apakah setiap ruangan
memiliki wastafel khusus cuci
tangan yang terpisah? (satu
wastafel per unit)
9.10
‘Apakeh anda menggunakan
Biosafety Cabinet (BSC) untuk
pengelolaan sampel yang
berpotensi menghasilkan
aerosol berbahaya?
‘Apakah BSC telah diperiksa
untuk memastikan
pemasangan, kaliberasi dan
fungsi yang tepat?
9.12
‘Apakah anda memiliki tanda
biohazard yang tertera di
pintu ruangan tempat
penanganan mikroorganisme?
9.13
‘Apakah ada pembatasan
akses untuk mencegah
petugas atau pengunjung
yang tidak berkepentingan
memasuki laboratorium?
9.14
‘Apakah kecelakaan/insiden
dan ketidaksesuaian terkait
dengan biorisk dikelola
dengan benar (yaitu
dilaporkan, dicatat, diselidiki,
dan mengarah pada tindakan
pencegahan atau korektif)?
9.15
‘Di mana jas lab dan linen
laboratorium dicuci? (1.
Layanan laundry luar; 2.
Laboratorium; 3. Rumah)
9.16
‘Apakah terdapat penguncian
pada freezer tempat spesimen
dan alikuot disimpan?
PENGGUNAAN APD DAN PERILAKU BIOSAFETY
9.17
‘Apakah APD tersedia dalam
jumlah yang cukup untuk
beban kerja dan jumlah
petugas laboratorium?
9.18
‘Apakah petugas laboratorium
menggunakan APD yang
memadai saat bekerja di
laboratorium?
9.19
‘Apakah petugas mematuhi
perilaku Biosafety dasar (APD
tidak dikenakan di luar area
lab, tidak makan atau minum
di dalam lab, tidak-28-
SUB KOMPONEN
HASIL
RENCANA
‘TINDAK
LANJUT.
menggunakan alas kaki
dengan bagian jari terbuka,
ail)
9.20
“Apakah terdapat APD khusus
untuk setiap area PCR
(ekstraksi, mastermix, dan
amplifikasi}?
LAYANI
(AN KESEHATAN PETUGAS
9.21
‘Apakah ada akses dan SOP
untuk jaminan kesehatan bagi
petugas?
9.22
‘Apakah petugas mendapatkan
pemeriksaan COVID-19 secara
berkala?
10, FUNGSI
KESEHATAN
‘JENIS LABORATORIUM
10.1
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
10.2
Laboratorium lainnya
termasuk laboratorium
bergerak/mobile
‘SURVEILANS DAN TANGGAPAN
10.3
Jika sebagai laboratorium non
rujukan, apakah laboratorium
mengetahui laboratorium
rujukan nasional yang
ditunjuk untuk pemeriksaan
COVID-19?
10.4
Jika sebagai laboratorium
rujukan nasional, apakah
laboratorium ini mengetahui
rancangan/standar
internasional WHO untuk
laboratorium rujukan COVID-
19?
10.5
“Apakah laboratorium
merupakan bagian dari
iejaring surveilans nasional?
10.6
‘Jika sebagai laboratorium
rujukan nasional, apakah
laboratorium merupakan
bagian dari jejaring serveilans
internasional?
10.7
‘Sudahkah laboratorium
menetapkan tanggung jawab
kesiapsiagaan nasional dan
respon nasional untuk
kedaruratan kesehatan
masyarakat seperti (namun
tidak terbatas) wabah COVID-
19?
10.8
‘Apakah laboratorium:-29-
ENCANA
LANJUT
menerima spesimen dari
lapangan selama investigasi
kejadian kesehatan
masyarakat atau survei
kesehatan masyarakat?
10.9
‘Apakah Laboratorium
memberikan saran terhadap
pengambilan spesimen dan
transportasi dari lapangan
selama dilakukannya
investigasi kegawatdaruratan
kesehatan masyarakat?
10.10
‘Apakah laboratorium memiliki
pengaturan penjangkauan
terhadap fasyankes dalam
melakukan pengambilan dan
transportasi spesimen dari
lapangan selama investigasi
kedaruratan Kesehatan
masyarakat?
10.11
‘Apakah laboratorium memiliki
persediaan peralatan
pengambilan sampel
laboratorium darurat (alat
pelindung diri, bahan
pengambilan spesimen, media
transportasi virus,
pengemasan spesimen untuk
transportasi)?
10.12
Jika sebagai laboratorium non
rujukan, apakah laboratorium
tersebut akan merujuk
spesimen atau bahan isolat
lainnya ke laboratorium
rujukan nasional untuk
tujuan kesehatan masyarakat
(seperti misalnya surveilans
rutin, investigasi wabah)
10.13
‘Apakah laboratorium
menerima spesimen klinis dari
laboratorium lokal untuk
konfirmasi dan pemeriksaan
lainnya?
10.14
‘Jika sebagai laboratorium
rujukan nasional, apakah
laboratorium merujuk
spesimen atau isolat ke
laboratorium rujukan
internasional untuk tujuan
keschatan masyarakat
(misalnya surveilans rutin,
investigasi wabah)?-30-
SUB KOMPONEN
RENCANA
TINDAK
LANJUT.
PELAPORAN
10.15
“Apakah pelaporan terkait
COVID-19 untuk otoritas
Kesehatan masyarakat sudah
dibentuk dan diterapkan?
10.16
‘Jika ya, apakah ada
formulir/dokumen terstandar
untuk melaporkan penyakit
atau kejadian kesehatan
masyarakat lainnya?
11, KAPASITAS DAN
KEMAMPUAN
PEMERIKSAAN
CovID-19
KAPASITAS LABORATORIUM UNTUK PEMERIKSAAN COVID 19
wa
‘Apakah prosedur
pengumpulan spesimen
didokumentasikan dan ada
petugasnya?
‘Apakah prosedur penanganan
spesimen dan pengujian
COVID-19 (ekstraksi RNA,
RT-PCR, serologi, dil) tertulis
dan dapat dengan mudah
diakses petugas yang
berwenang?
113
‘Apakah prosedur pemeriksaan
COVID- 19 sudah diverifikasi
sebelum pemeriksaan
dijalankan secara berkala?
114
‘Apakah standar dan dokumen
Jain yang terkait adalah versi
terbaru yang disosialisasikan
dan digunakan untuk
pemeriksaan COVID- 19
(contoh: Norma, Pedoman,
manual instrument, test kits
inserts, dl)?
115
“Apakah tersedia prosedur
untuk melaporkan hasil
pemeriksaan COVID- 19?
116
‘Apakah penilaian risiko
terkait prosedur yang
dilakukan untuk pemeriksaan
COVID-19 di laboratorium
telah dilakukan dan
didokumentasikan?
17
‘Apakah tersedia prosedur
biosafety yang terkait
penanganan dan tatalaksana
spesimen yang akan diperiksa
COVvID-19?
18
‘Apakah tersedia APD yang
sesuai dalam penanganan dan
pengujian spesimen COVID--31-
RENCANA
KOMPONEN SUB KOMPONEN HASIL TINDAK
LANJUT
19?
Apakah terdapat petugas
11.9 | terlatih untuk menjalankan
pemeriksaan COVID-19?
vika ya, dengan teknik apa
11-10 | dan platform apa?
‘Apakah ada penilaian
kompetensi petugas
11.11 | laboratorium sebelum
melakukan pemeriksaan
COVID-19 2
‘Adakah dilakukan perawatan
terhadap peralatan yang
11.12 | digunakan untuk
pemeriksaan COVID-19 secara
berkala?
‘Apakah tersedia Biological
Safety Cabinet (BSC) yang
11.13 | tervalidasi untuk proses awal
spesimen (sebelum inaktivasi
virus}?
‘Apakah tersedia reagen yang
11.14 | diperiukan untuk
pemeriksaan COVID-19?
‘Apakah reagen diperlukan
11.15 | untuk pemeriksaan COVID-19
belum kadaluarsa?
‘Apakah tersedia bahan habis
11.16 | pakai yang diperlukan untuk
pemeriksaan COVID-19?
‘Apakah tersedia peralatan
Khusus (pipet dan pipet tips,
mikrofuge, vortex, dll) untuk
setiap ruang PCR?
11.17
‘KEMAMPUAN PEMERIKSAAN COVID-19
‘Apakah pemantapan mutu
internal (PMI) spesimen
disertakan saat melakukan
pemeriksaan COVID-19?
11.18
‘Apakah ada prosedur untuk
mencatat dan melaporkan
hasil PMI agar tidakan korektif
dapat diambil jika
pemeriksaan tidak berfungsi
dengan baik?
11.19
‘Apakah tindakan korektif
11.20 | dilaksanakan jika hasil PMI di
bawah ambang kewajaran?
‘Apakah laboratorium
berpartisipasi dalam
pemantapan mutu eksternal
(PME) untuk pemeriksaan
11.21-32-
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
BUKTI
VERIFIKASI
RENCANA
TINDAK
LANJUT.
COVID-19?
11.22
‘Apakah ada sistem untuk
mencatat dan menilai hasil
PME, termasuk
pendokumentasian dan
evaluasi hasil PME?
11.23
Apakah tindakan korektif
dilaksanakan jika hasil PME
tidak dapat diterima?
11.24
‘Apakah laboratorium memilild
perjanjian/kerjasama dengan
laboratorium rujukan nasional
COVID-19 atau dengan
laboratorium rujukan COVID-
19 WHO untuk merujuk
spesimen guna
mengkonfirmasi hasil?
‘Apakah petugas terlatih dalam
mengatasi permasalahan hasil
PCR COVID-19 dan
melakukan koreksi terhadap
kinerja pemeriksaan?
Ay}
SRENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
a
Zh p)