You are on page 1of 97

PERATURAN

KESELAMATAN PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
2. UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL
DAN BATUBARA
3. UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
4. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1973 TENTANG PENGATURAN DAN
PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN
5. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 55 TAHUN 2010 PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
6. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 26 TAHUN
2018 PELAKSANAAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN PENGAWASAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
7. KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1827 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
UU NO. 1 TH 1970
PERTIMBANGAN

• Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan dlm


melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktivitas Nasional;
• setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya; Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman dan effisien;
• Perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;
• Pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam UU yg memuat
ketentuan umum tentang K2 yg sesuai dgn perkembangan masyarakat,
industrialisasi, teknik & teknologi
UU NO. 1 TH 1970

Pasal 2 Ruang Lingkup


1. Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja (darat,
dalam tanah, dalam air maupun udara) di dalam wilayah
hukum Republik Indonesia
2. (e) tempat dilakukan usaha pertambangan & pengolahan
emas, perak, logam atau bijih logam lainnya , batu-batuan,
gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau di
dalam bumi, maupun di dasar perairan.
UU NO. 1 TH 1970

Pasal 3 Syarat-Syarat K2
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan, bahaya
peledakan, dan memadamkan kebakaran
 Kesempatan penyelamatan pada waktu kebakaran
atau kejadian berbahaya yang lainnya.
 Memberi pertolongan pada kecelakaan
 Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat
kerja.
UU NO. 1 TH 1970

Pasal 8 Pengurus Wajib melakukan


1. Pemeriksaan Kesehatan mental dan fisik pekerja yg
akan diterima/dipindah tugaskan
2. Secara berkala pada Dokter yg ditunjuk Pengusaha
3. Pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan
UU NO. 1 TH 1970

Pasal 9 – (1)
Pengurus wajib menunjukkan & menjelaskan pada
tenaga kerja baru :
• Kondisi dan bahaya dalam tempat kerja
• Pengaman & alat pelindung yang diharuskan
dalam tempat kerja
• APD bagi pekerja itu sendiri
• Cara-cara & sikap aman dalam bekerja
UU NO. 1 TH 1970
Pasal 12 ; Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
• Memberi Keterangan yg benar bila diminta pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja
• Memakai APD yang diwajibkan
• Memenuhi & Mentaati Semua Syarat K3
• Meminta Pengurus agar Semua Syarat K3 Dilaksanakan
• Menyatakan Keberatan Kerja apabila syarat K3 dan APD
diragukan;

Pasal 13 Kewajiban Bila Masuk Tempat Kerja ;


Wajib mentaati semua petunjuk K2 & memakai APD yang
diwajibkan
UU NO. 1 TH 1970
Pasal 14 Kewajiban Pengurus
Menempatkan : Syarat Keselamatan yg diwajibkan oleh
UU No.1 th 1970 serta Peraturan
Pelaksanaan yang Berlaku, pada Tempat
yang Strategis
Memasang : Gambar K2 dan bahan pembinaan,
pada Tempat yang Strategis

Menyediakan : Cuma-Cuma, APD bagi karyawan &


Tamu disertai petunjuk yg diperlukan
Sesuai Petunjuk
Pengawas/Ahli Keselamatan Kerja
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:

• Ketentuan K3 Pertambangan

• Keselamatan Operasi Pertambangan

Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha pertambangan oleh
pemerintah provinsi, kabupaten/kota sesuai kewenangan.

Menteri, Gubernur dan bupati /Walikota melakukan Pengawasan kegiatan usaha


pertambangan oleh pemegang IUP, IPR, IUPK
UU NO. 4 TH 2009
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi:

• K3 Pertambangan

• Keselamatan Operasi Pertambangan

Pasal 141 Ayat (2)


Pengawasan dilakukan oleh Inspektur Tambang
PP NO. 19 TH 1973
• Pertambangan penting bagi ekonomi nasional & pertahanan negara.
Pengaturan lebih lanjut pengawasan K2 bidang pertambangan sebagaimana
dlm Psl 16 UU No.: 44 Prp. Th 1960 & Psl 29 UU No.: 11 Th 1967 perlu;

• UU No.: 1 Th 1970 mengatur K2 secara umum termasuk bidang


pertambangan yg menjadi tugas dan tanggung jawab Menakertransko

• Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan khusus, bahaya &


kecelakaan begitu besar dan khas serta perlu pengawasan K2 yg lebih
effisien dan effektif

• Dep. Pertambangan punya personil & peralatan khusus untuk pengawasan


K3 pertambangan
PP NO. 19 TH 1973
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp. Th 1960,
UU No. 11 Th 1967, dan PP No.32 Th 1969 dgn ditetapkan UU
No. 1 Th 1970 dilakukan Oleh Menteri Pertambangan

Pasal 2 :
Pengawasan K2 bidang Pertambangan oleh Menteri
Pertambangan berpedoman pada UU.No.1 & Peraturan
Pelaksanaannya

Pasal 3:
Menteri Pertambangan mengangkat Pejabat Pengawas K2
kerjasama dengan Pejabat K2 Depnakertransko
PP NO. 19 TH 1973

Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala melaporkan
pelaksanaan Pengawasan dimaksud Pasal 1, 2, & 3
kepada Menakertransko

Pasal 5 :
PP 19 Th 1973 tidak berlaku utk Ketel Uap sebagaimana
dimaksud Stoom Ordonantie 1930
( Sblt. 1930 Nomor 225).
PP NO.55 TH 2010
Tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran
Usaha Pertambangan Minerba
PENGAWASAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Aspek K3 Pertambangan Keselamatan Operasi


Pertambangan
Sasaran Menghindari Kecelakaan dan Terciptanya kegiatan operasi
Penyakit Akibat Kerja pertambangan yang aman dan
selamat.
Ruang a. Keselamatan Kerja a. Kelayakan sarana, prasarana
Lingkup b. Kesehatan Kerja instalasi dan peralatan
pertambangan;
c. Lingkungan Kerja
b. Pengamanan Instalasi
d. Sistem Manajemen K3 c. Sistem & Pelaksanaan
Pemeliharaan Peralatan;
(Pasal 26 PP 55 Th 2010) d. Kompetensi tenaga teknik;
e. Evaluasi laporan hasil Kajian
Teknis;
(Pasal 27 PP 55 Th 2010)
Pengawasan K3
(Pasal 26 PP 55/2010

KESELAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN MANAJEMEN


KERJA KERJA KERJA K3

•Manajemen •Ergonomic •Debu •Kebijakan


Risiko •Higienis & Sanitasi •Kebisingan •Struktur
•Manajemen •Getaran •Program
Keadaan darurat •Program
•Administrasi •Pengelolaan Mkn, •Pencahayaan • Penerapan
•Program Mnum, & Gizi •Udara •Evaluasi
•Diklat •Diagnosis Penyakit •Ventilasi •Tindak Lanjut
•Inspeksi •Faktor Kimia
•Penyelidikan •Radiasi
•Faktor Biologi
•Kebersihan
Pelaksanaan Pengawasan
(Pasal 36 PP NO.55 TH 2010)

Inspektur Tambang berwenang:


 Memasuki tempat kegiatan usaha
pertambangan setiap saat
 Menghentikan sementara waktu sebagian atau
seluruh kegiatan pertambangan
 Mengusulkan penghentian sementar menjadi
Penghentian Tetap kepada KAIT
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR 1827
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN
YANG BAIK
PERTAMBANGAN
FATALITY 2018
KTT/PTL MENGANGKAT PENGAWAS
OPERASIONAL.
Kriteria Pengawas Operasional :
1. Memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional atau
sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT sesuai jenjang
jabatannya.
2. Menduduki jabatan di dalam divisi atau departemen operasional
pertambangan
3. Memiliki anggota yang berada di bawahnya dan/atau melakukan
pengawasan terhadap divisi atau departemen lainnya.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS OPERASIONAL

1. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan kesehatan


semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian;
3. Bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya;
4. Membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi dan
pengujian.
PENDIDIKAN & PELATIHAN
 KTT wajib mengadakan diklat K3:
Pekerja Baru,
Pekerja Tugas Baru,
Menghadapi bahaya
Penyegaran, dan
Diklat lainnya.

Diklat sesuai dengan kegiatan, jenis dan risiko pekerjaan


pada kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian.
DASAR-DASAR
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
KECELAKAAN TAMBANG

• Benar- benar terjadi


• Mengakibatkan Cidera pekerja tambang atau orang yang diberi
izin oleh KTT/PTL
• Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian atau akibat kegiatan penunjang lainnya.
• Pada Jam kerja
• Dalam wilayah kegitan usaha pertambangan atau wilayah
proyek
PENGGOLONGAN CIDERA

1. Cidera Ringan
Lebih dari 1 hari s.d kurang dari 3 minggu)

2. Cidera Berat
 Sama dengan atau lebih 3 minggu; atau
 Cacat tetap; atau
 Cidera retak tulang ( lengan, kaki, kepala, punggung, pinggul), pendarahan
dalam/ pingsang kurang oksigen, persendian lepas.

3. Mati
 Mengakibatkan pekerja tambang mati akibat kecelakaan.
KETENTUAN MELAPOR DAN PENYELIDIKAN
KECELAKAAN DAN KEJADIAN BERBAHAYA

• Kecelakaan atau kejadian berbahaya dilaporkan


sesaat setelah terjadinya kecelakaan atau
kejadian berbahaya

• Penyelidikan Kecelakaan dan kejadian berbahaya


dalam waktu tidak lebih dari 2X24 jam
Statistik kecelakaan Tambang
• Tingkat kekerapan Kecelakaan (Frekuensi
Rate) dlm 1.000.000 jam
• Tingkat keparahan Kecelakaan (severity rate)
dlm 1.000.000 jam
• Dikirimkan KTT ke KaIT paling lambat 1 bulan
setelah tahun kalender
STATISTIK KECELAKAAN TAMBANG

Jmlh korban kecelakaan


FR = ----------------------------------- x 1.000.000
Jmlh jam kerja

Jmlh hari hilang


SR = ----------------------- x 1.000.000
Jmlh jam kerja

Mana yang lebih baik ????


PENYEBAB KECELAKAAN

1.Tindakan Tidak Aman (88%)

2.Kondisi Tidak Aman (10%)

3.Lain-lain (2%)
(Nilai Suatu Kecelakaan)

Injury & Illness Cost


•Medical
•Lost Time

Property, Process,
Material & Others Cost
•Production
•Building or Plant
•Tool & Equipment
•Legal Fees
•Emergency Supplies
•Lain-lain
Menjaga tempat kerja bebas dari tumpukan barang, material yang
dapat mengakibatkan tersandung, kebakaran atau peledakan dan
menjaga lingkungan kerja tetap bersih
Berusaha menciptakan tempat kerja yang
aman, nyaman, dan produktif

Memanfaatkan apa yang ada (keterbatasan)


PENEMPATAN MATERIALS

• Amankan barang yang disimpan dari


kemungkinan jatuh

• Peliharalah tempat berjalan agar selalu


bebas dari tumpukan barang
PENEMPATAN MATERIALS

• Jangan mencampur adukkan


material yang disimpan

• Tempatkan bahan yang mudah


terbakar pada area tersendiri
PEMBUANGAN SAMPAH
DAN MATERIAL MUDAH TERBAKAR

• Segera buang kotoran ketempat


sampah sesuai dengan jenisnya

• Buang sampah yang berminyak


karena solven, oli atau bahan yang
mudah terbakar pada tempat yang
tertutup.
ALAT PELINDUNG DIRI
Alat Pelindung Diri
• Definisi : Peralatan yang digunakan untuk melindungi pekerja
dari cidera atau sakit yang disebabkan karena kontak dengan
bahan kimia, radiologi, fisik, listrik, mekanis atau bahaya lain di
tempat kerja.
• Kebutuhan dan tipe APD yang digunakan berdasarkan bahaya
yang ada, masing-masing situasi harus dievaluasi tersendiri
Alat Pelindung Diri
• APD adalah langkah pengendalian terakhir
• APD digunakan jika bahaya sudah tidak bisa
dikontrol dengan metode lain seperti:
– Pengendalian administrasi
– Pengendalian teknik
• Penggunaan APD menandakan bahwa bahaya
masih ada di tempat kerja
• Orang yang tidak terlindungi di area yang sama
akan terpapar
• Kegagalan penggunaan APD berarti tenaga kerja
akan terpapar
• APD dapat dikombinasikan dengan pengendalian
lain
ALAT PELINDUNG DIRI

• Pelindung kepala
• Pelindung mata dan muka
• Pelindung pendengaran
• Pelindung pernapasan
• Pelindung tangan dan lengan
• Pelindung kaki
• Pakaian pelindung
Pelindung Kepala

MELINDUNGI KEPALA DARI


BENTURAN, TERPUKUL ATAU
KEJATUHAN OBYEK
Pelindung Mata

• Penggunaan :
– Pelindung Pukulan/ benturan
– Bahaya Bahan Kimia
– Pelindung Radiasi
• Kedok las
• Kedok laser
• UV
• Infrared
Pelindung Mata - Pemilihan

• Kacamata pelindung tamu hanya diijinkan untuk


non pekerja yang tidak terpapar langsung bahaya
• Kaca mata keselamatan digunakan untuk
melindungi mata dari object yang terbang (tidak
melindungi muka)
• Pelindung percikan bahan kimia melindungi dari
cairan dengan muka
• Pelindung muka adalah pelindung terbaik
Pelindung Pendengaran
• Kehilangan daya dengar dapat terjadi jika
terpapar bising lebih dari 90 dBA
• Program perlindungan pendengaran diperlukan
paparan bising lebih dari 85dBA
• Tingkat kebisingan lebih tinggi mempunyai waktu
paparan diijinkan lebih pendek
Tingkat Kebisingan VS Waktu

Sound Level (dBA) Paparan (jam)


90 8
92 6
95 4
100 2
105 1
110 0.5
115 0.25
Perlindungan Pendengaran

• Jika anda tidak dapat mendengar pembicaraan


dengan dengan orang lain pada jarak satu
lengan, berarti kebisingan di sekitar anda
mendekati 90dBA
• Semua peralatan pelindung pendengaran harus
mempunyai Noise Reduction Rating (NRR)
Contoh
• Contoh 1
– Ear plugs dengan NRR 25 dBA
– Paparan = 105 dBA
– 105 minus 25 = 80 dB OK
• Contoh 2
– Ear plug dengan NRR 25 dBA
– Paparan = 125 dBA
– 125 minus 25 = 100 dB tidak dapat diterima; harus
dibawah 85 dBA
Tipe Pelindung Pendengaran

• Ear Plugs – lebih murah, disposable, baik


untuk NRRs sedang, lebih sulit
pengamatannya
• Ear Muffs – lebih mahal, baik untuk NRRs
lebih tinggi, lebih mudah pengamatannya
• Dapat digunakan bersamaan di tempat
dengan kebisingan sangat tinggi
Pelindung Tangan dan Lengan
• Pelindung bahan kimia
• Pelindung bahaya biologi
• Pelindung goresan
• Pelindung gesekan
• Pelindung dari suhu ekstrim
• Sarung tangan mempunyai umur pemakaian, harus diganti secara periodik
• Pada saat akan menggunakan sarung tangan, periksa apakah ada kerusakan
• Tangan harus dicuci setelah selesai memakai sarung tangan
Pelindung Kaki
• Sepatu dengan steel toe, dengan pelindung metal digunakan
untuk melindungi kaki dari pukulan benda berat
• Sepatu karet digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya cairan
Pakaian pelindung lain
• Untuk melindungi kulit dari
percikan kontaminan
• Digunakan untuk melindungi
pakaian kerja dari bahaya di
tempat kerja
• Kadang untuk bahaya khusus
Pelindung Pernapasan
• Melindungi pemakai dengan menghilangkan material
bahaya yang mungkin masuk ke tubuh lewat pernapasan
• Penghirupan adalah salah satu cara tercepat masuknya
bahan berbahaya ke dalam tubuh
Tipe Respirator
• Air Purifying Respirators (APR)
– Half-face
– Full Face
• Powered Air Purifying Respirators (PAPR)
• Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)
• Tidak termasuk masker bedah dan masker debu
RESUME
• APD digunakan untuk pengendalian terakhir dari bahaya yang tidak
dapat dikendalian dengan metode lain
• APD harus digunakan saat bekerja sesuai dengan jenis bahayanya
• Atasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa APD tersedia
dan digunakan
• Karyawan bertanggung jawab untuk menggunakan dan memelihara
APD dan melaporkan setiap terjadi kerusakan APD kepada
atasannya.
• APD adalah untuk bahaya spesifik; bahaya dan pekerjaan harus
dievaluasi
• APD adalah untuk bahaya spesifik; bahaya dan
pekerjaan harus dievaluasi
• APD digunakan untuk pengendalian terakhir dari
bahaya yang tidak dapat dikendalian dengan metode
lain
• Atasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
APD tersedia dan dipakai.
• Karyawan harus menggunakan dan merawat APD
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Pengertian api
Reaksi kimia yang disertai
pengeluaran cahaya dan panas

FUEL
Teori api
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Jenis Api
KELAS SUMBER CONTOH PEMADAM
API EFEKTIF
Kayu, kertas, kain,
KELAS A Bahan padat non logam AIR
plastik
Solar, bensin, oli,
KELAS B Bahan cair termasuk gas FOAM
grese, cat, thiner
motor- motor listrik,
kabel trolley,
KELAS C Listrik bertegangan peralatan baterai, CO2
transformator,
switch kontak
magnesium, Bubuk kering yang
titanium, zirconium, mengandung
KELAS D Logam
sodium dan garam, grafit atau
potassium grafit fosfor
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Jenis Peralatan Deteksi kebakaran
1. Smoke Detector
2. Heat Detector
3. Flame Detector

Smoke Detector Heat Detector Flame Detector


PENCEGAHAN KEBAKARAN
Prinsip Dasar Pengamanan Kebakaran

1. Perlindungan terhadap keselamatan jiwa (life safety)


2. Perlindungan terhadap harta benda dan bangunan (Property
safety)
3. Perlindungan informasi/proses (Process safety)
4. Perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan (Enviromental
safety)
PENCEGAHAN KEBAKARAN
Langkah-Langkah Yang Perlu Dilakukan Bila Terjadi Kebakaran

1. Jangan panik, usahakan tenang dan cari sumber api, besar/kecilnya kebakaran, alat
pemadam yang tepat. (padamkan apabila api masih kecil)
2. Bunyikan alarm kebakaran / tanda–tanda lain
3. Matikan aliran listrik, gas dan aliran bahan bakar
4. Beritahukan ke Dinas Kebakaran / Emergency Respon
Sebutkan : Nama penpon; Alamat/bagian; Apa yang terbakar; Lokasi / dimana; Dsb
5. Evakuasi karyawan ke tempat berkumpul yang aman (assembly point)
6. Absen dan pastikan keberadaan para karyawan, dst
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
BANTUAN HIDUP DASAR
DAN
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Bertujuan untuk memperoleh gambaran
secara umum tentang kejadian yang sedang
dihadapi.

1. Bagaimana Kondisi Saat itu


2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
3. Bagaimana mengatasinya
DI LOKASI
1. Pastikan keselamatan
2. Perkenalkan diri
3. Tentukan keadaan umum kejadian & mulai
lakukan Penilaian Dini.
4. Mengenali & mengatasi gangguan yang
mengancam nyawa.
5. Stabilkan penderita & teruskan pemantauan
6. Minta bantuan.
Jika dalam penilaian dini, penolong menemukan Gangguan
pada salah satu dari komponen :

• Tersumbatnya jalan nafas, atau


• Tidak ditemukan adanya nafas dan nadi

maka Penolong harus melakukan


tindakan
yang dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar ( BHD )
RESUSITASI JANTUNG PARU
RJP harus dimulai sesegera mungkin.
Tindakan ini merupakan gabungan dari ketiga
Komponen C-A-B
irculatory Support

anak - anak Bayi


Dewasa
Air Way

JAW THRUST MANEUVER

HEAD TILL CHIN LIFT


reathing Support

Frekuensi pernafasan :
• Dewasa : 10 –12 X / menit
• Anak ( 1-8 th ) : 20 X / menit
• Bayi : lebih dari 20 X /menit
• Bayi baru lahir : 40 X/ menit
URUTAN TINDAKAN RJPMODEL 2010
D–R–C–A–B
1. DANGER
2. RESPON
Cek Nadi Carotis
Hubungi bantuan
3. CIRCULATION
4. AIRWAY
5. BREATHING

Bila reaksi,Buat Posisi Stabil / recovery


Macam- macam Izin Kerja

1. Izin kerja Panas (Hot Permit)


2. Izin Kerja di Ruang Terbatas (Confined Space)
3. Izin Kerja Ketinggian (Working at Height)
4. Izin Kerja Galian (Digging Permit)
5. Izin kerja di Air
IZIN KERJA PANAS
(HOT WORK PERMIT)
• Pengelasan/Pemotongan di tempat yang
kondisinya dapat timbul ledakan atau
kebakaran harus ada Izin dari KTT atau Orang
yang ditunjuk

• Izin berlaku pada hari diterbitkan

• Pengawasan intensif

You might also like