You are on page 1of 86

Pelatihan IOMC Toolbox for Decision Making in

Chemical Management Phase III: From Design to Action


Bandung, 24 dan 25 Agustus 2022

Bandung, 24 dan 25 Agustus 2022


Jakarta, 7 dan 8 September 2022

1
Pengantar
IOMC Toolbox sebagai pembuat keputusan dalam
pengelolaan bahan kimia

The IOMC Toolbox


project is funded
by the European
2
Union
3
IOMC TOOLBOX: Toolbox IOMC mencakup delapan
SKEMA skema manajemen untuk:
1. Pencegahan, kesiapsiagaan,
dan respons kecelakaan kimia
2. Sistem klasifikasi dan
pelabelan bahan kimia (GHS)
yang diselaraskan secara
global

4
IOMC TOOLBOX:
SKEMA 3. Pengelolaan bahan kimia
industri
4. Pengelolaan pestisida
nasional
5. Kesehatan dan keselamatan
Kerja

5
IOMC TOOLBOX:
SKEMA 6. Register pelepasan dan
transfer polutan
7. Pengelolaan kesehatan
masyarakat bahan kimia
8. Teknik terbaik yang
tersedia untuk mencegah
dan mengendalikan polusi
kimia industri

6
7
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT IOMC Toolbox juga menyediakan
enam toolkit online :
1. FAO Pesticides
Registration Decision
Making Toolkit

8
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT IOMC Toolbox juga menyediakan
enam toolkit online :
2. OECD Environmental
Risk Assessment Toolkit

9
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT • IOMC Toolbox juga menyediakan
enam toolkit online :

3. UNIDO Innovative Approaches


for the Sound Management of
Chemicals and Chemical Waste
Toolkit

10
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT IOMC Toolbox juga menyediakan
enam toolkit online :
4. UNIDO Chemical Leasing
Toolkit

11
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT IOMC Toolbox juga
menyediakan enam toolkit
online :
5. WHO Human Health
Risk Assessment
Toolkit

12
IOMC TOOLBOX:
TOOLKIT
IOMC Toolbox juga
menyediakan enam toolkit
online :

6. UNIDO Green Chemistry


Toolkit

13
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA DI
INDONESIA

Tri Ligayanti
Kementerian Perindustrian

14
PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA

Population 265 Million

GDP per 56,0 Million Rupiah or 3.927


capita USD

7.0
7
5.1
7 6.9
5.0
1
4.7 3 4.1
7 4.3 2
4 3.5
1

201 201 202 - Q3-2020 Q4-2020 Q1-2021 Q2-


8 9 0 2021 Q3-2021

(3.4
9)

(4.0
2)
Econo Indust
my ry

15
INDUSTRI KIMIA DI INDONESIA
Persebaran Industri Kimia di Indonesia
29.6
3 8
0 Chlorine and Alkali
Inorganic Base Chemical
2 Gas Industry
5
21.5
Inorganic Base
2 20.4 Chemical
2 3
0 Organic Chemical from Oil
and Gas
Prosentase

Fertili
1 13.5 13.9 zer
5 9 1
11.0 11.4 Artificial Resin
9 8 10.0 (Synthetic Resin) and
9.6
1 8 8.4 9 8.42 6 8. Raw Materials
0 . 7.6 6 7.3 7.0 64 7. Printing Paint
5 2 6.41 2 2 and Ink
6 6.71
5.3 2 5.07
4. 4.5 4.48
5 1 7.42 7.12 4.04.4 3.
7 3 Soap and Cleaning
61 2.88 3.02.6 92 2.86
1.8 2.2 5 68 Materials for
1.214. 1 1.1 2.61 2.54
6
22
Home Purposes
9
0
Cosmetic & Raw Material
Company Employee Output Added Production Industry
Value Value
Kategori
16
KEMENTERIAN/ORGANISASI YANG BERKAITAN DENGAN INDUSTRI KIMIA
DI INDONESIA
Academic &
Chemical Networking Professional
Support as
Expert
MOI

MOE MOTr

POLICE MOH

Chemical NADFC

MMP
MOD

MOT
MOA

MOM

Voluntary action: Private, Professional


Organization, Chemical
Industry Association 17
KEMENTERIAN/ORGANISASI YANG BERKAITAN DENGAN INDUSTRI KIMIA
DI INDONESIA
Kementerian/Badan Kontrol Manajemen Bahan Kimia Monitoring
- Tempat kerja
Kementerian Tenaga Kerja Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja Pengelolaan - Lingkungan kerja
Bahan Kimia di - Kesehatan pekerja
tempat kerja
Kementerian Lingkungan - Lingkungan
Pengelolaan Limbah B3 dan dampaknya terhadap lingkungan
Hidup dan Kehutanan
- Lingkungan
Kementerian Energi dan Keselamatan dan Keamanan proses Limbah B3 di - Tempat kerja
Sumber Daya Mineral kesehatan kerja di industri minyak, industri minyak, - Khusus untuk industri
pada industri gas, dan gas, dan minyak, gas, dan
minyak, gas, dan pertambangan pertambangan pertambangan
pertambangan
- Tempat kerja
Kementerian Kesehatan Kebijakan - Lingkungan
kesehatan Kebijakan kesehatan masyarakat - Kesehatan pekerja
kerja - Kesehatan masyarakat

- Ekspor – impor
Kemeterian Perdagangan Kontrol ekspor – impor - Perijinan
- Kontrol aliran kimia
- Pengelolaan bahan kimia
- Perijinan pendaftaran
- Pengelolaan bahan- Kontrol aliran kimia Kontrol senjata kimia
Kementerian Perindustrian - Sirkulasi bahan berbahaya
bahan berbahaya
sebagai bahan baku
- Pengelolaan industri
kimia

- Pengawasan pestisida
Kementrian Perkebunan Regulasi dan pengawasan bahan-bahan pestisida
- Pendaftaran pestisida

Kementerian Perhubungan Transportasi bahan kimia dan bahan berbahaya - Transportasi

Menjaga keamanan dan ketertiban umum; menegakkan


Kementerian Pertahanan - Keamanan dan penegakkan
hukum, dan memberikan perlindungan, serta pelayanan
dan Kepolisian Negara hukum 18
EKSPOR – IMPOR BAHAN KIMIA DI INDONESIA (US$)

HS 2019 2020 2021


Chemicals
Code Export Import Export Import Export Import
28 Inorganic Chemicals 1,078,574,679 1,898,320,161 863,140,713 1,559,211,162 1,116,554,509 1,570,952,359

29 Organic Chemicals 2,730,174,519 5,818,607,630 2,367,300,021 5,026,840,865 2,586,242,455 5,196,869,254

30 Pharmaceutical Products 556,162,340 912,232,257 592,776,251 1,158,791,394 397,369,321 2,752,662,502

31 Fertilizers 588,462,551 1,523,650,721 701,611,725 1,337,339,984 678,248,264 1,452,584,728


32 Tanning 530,337,139 1,493,293,693 395,255,159 1,254,282,272 372,383,668 1,244,211,648
Essential oils and
33 773,372,503 1,304,590,835 784,919,952 1,131,924,353 666,342,745 948,042,644
resinoids etc.

Soap, Organic surface-


34 active agents etc. 967,482,387 549,265,918 1,070,558,939 535,190,688 940,861,152 470,319,067

35 Albuminoidal substances 55,655,707 504,347,940 57,108,541 510,551,854 45,922,417 424,673,124

36 Pyrotechnics 8,474,731 91,525,562 8,905,387 84,643,429 6,329,095 62,771,802

Photographic or
37 1,120,581 74,154,848 1,529,150 48,430,041 736,704 48,127,601
cinematographic
goods
Miscellaneous
38 4,109,949,055 2,601,364,101 3,795,923,832 2,974,888,306 4,921,267,162 2,863,399,540
chemical products
39 Plastics 2,601,768,566 8,784,618,690 2,601,768,566 7,154,565,449 2,146,223,322 7,403,885,670
40 Rubber 6,025,626,663 2,053,847,157 5,618,755,773 1,767,175,691 5,383,992,508 1,834,910,663
19
AKSI MANAJEMEN KEAMANAN KIMIA DI INDONESIA

GHS (Globally Harmonized System )

 Implemented regulation/ competent authorities:


Adopt : UN’s GHS Purple Book Revision 4  7
Focal point: Ministry of Industry

Regulation Minister of Industry the Republic of Indonesia


No: 87/M-IND/PER/9/2009 regarding Global Harmonize System Classification
and Labeling of Chemical Substances
Revised to : No 23/M-IND/PER/4/2013

Regulation Directoral General Agro and Chemicals Industry


No: 21/IAK/PER/4/2010 regarding Technical Guideline for GHS
Implementation
Revised to : No 04/BIM/PER/1/2014

Reference :
The regulation can be found in below MOI website
http://kemenperin.go.id/ghs 20
AKSI MANAJEMEN KEAMANAN KIMIA DI INDONESIA
Rencana/Strategi Induk Saat Ini:
UU bahan kimia, yang komprehensif dan terintegrasi yang mencakup
simpul dari siklus hidup kimia. Undang-undang ini akan memasukkan
manajemen bahan kimia berbasis risiko, keselamatan dan keamanan
bahan kimia, klasifikasi dan pelabelan bahan kimia yang berlaku
secara internasional.

Aktifitas lain:
Menyelenggarakan Capacity Building Training & Workshop on Chemical Risk
Assessment dan Chemical Management yang didukung oleh Jepang bekerjasama
dengan Responsible Care® Indonesia
Mengembangkan dokumen tentang prosedur dan pedoman tentang identifikasi sifat
bahaya dan penilaian risiko pada bahan kimia yang ada
Melakukan identifikasi sifat bahaya dan penilaian risiko pada bahan kimia terpilih yang
disorot
Tindakan pengurangan risiko akan diambil berdasarkan hasil pekerjaan di atas di bidang
bahan kimia serta bahan kimia dalam produk 21
AKSI MANAJEMEN KEAMANAN KIMIA DI INDONESIA
Pengembangan Basis Data Keamanan Kimia Nasional
•Indonesia (MOI) telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari ASEAN
Japan Chemical Safety Database (AJCSD)
•Penyempurnaan peraturan dan perundang-undangan terkait
pengelolaan bahan kimia telah dan sedang dilakukan oleh kementerian
terkait (Perindustrian, Perdagangan, Pertanian, Lingkungan,
Perhubungan, Tenaga Kerja, dll)
•Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAS) telah dibentuk di
Kemenperin. Pelaporan GHS (klasifikasi dan pelabelan / SDS) online
telah dilakukan untuk sebagian besar industri kimia.
Setiap perusahaan/industri kimia mengunggah data GHS yang
bersangkutan dan validasi dilakukan oleh pejabat terkait di Kementerian
Perindustrian.
•Prioritas untuk produk kimia yang diproduksi di Indonesia, di impor dan
di pasar (prioritas lebih tinggi untuk bahan kimia berbahaya)
•Penguatan mekanisme koordinasi antar kementerian dalam hal
pengelolaan bahan kimia 22
AKSI MANAJEMEN KEAMANAN KIMIA DI INDONESIA
Status Perkembangan Basis Data Kimia Nasional Saat IniDatabase Informasi Kimia
tersedia di berbagai kementerian/lembaga, namun pengelolaan databasenya belum
memadai seperti:
•Kurangnya persediaan bahan kimia di Indonesia
•Basis data informasi tidak terintegrasi
•Tidak ada lembaga tunggal untuk manajemen database informasi kimia
•Kurangnya data yang dapat diandalkan (peer review, atau dihasilkan dari metode
standar internasional) dalam mematuhi peraturan nasional dan internasional

Kementerian Perindustrian telah mengembangkan Sistem Manajemen Inventarisasi


Bahan Kimia melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINAs)

23
PERMASALAHAN & TANTANGAN MANAJEMEN KIMIA DI INDONESIA

Chemical
Law

Competency Coordination
of HR and synergy

Chemical
Management Facility &
infrastructure
Chemical (integrated
control flow database/
inventory)

Gap
between Finance
large endorsement
industry
and SMEs
24
JALAN KE DEPAN UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN & MANAJEMEN KEAMANAN KIMIA

• Peraturan Pengelolaan Bahan Kimia Terpadu harus menjadi prioritas utama untuk
meningkatkan peraturan pengelolaan bahan kimia yang ada; Perlu berjuang lebih keras
untuk mewujudkan Hukum Kimia

• Memperluas cakupan dan jumlah industri yang menerapkan RC termasuk pengelolaan


CSS, serta mengikuti ketentuan CWC, agar mampu menjangkau di luar regulasi

• Melaksanakan program peningkatan kapasitas secara berkala bekerja sama dengan


pihak internasional & pihak berkompeten lainnya.

• Membangun lembaga nasional yang mengelola bahan kimia dan membangun


database/inventaris bahan kimia

• Membangun Praktik Laboratorium yang Baik dan infrastrukturnya

• Bekerjasama dengan negara tetangga, mengajak untuk merencanakan bagaimana


membentuk ASEAN Regional for Capability Hub dalam hal ini untuk bidang-bidang
tertentu.

25
Pengantar – Dasar Chemical Leasing – Proses
yang cocok untuk Chemical Leasing

26
Pendekatan terprogram UNIDO
Pendekatan terprogram UNIDO dipandu oleh tiga
prioritas tematik yang saling terkait:
1. menciptakan kemakmuran bersama,
2. meningkatkan daya saing ekonomi dan
menjaga lingkungan. Tujuan 12: Memastikan
pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan: pengelolaan sumber daya alam
bersama yang efisien,dan
3. cara kita membuang limbah beracun dan
polutan, merupakan target penting untuk
mencapai tujuan ini. Mendorong industri,
bisnis, dan konsumen untuk mendaur ulang dan
mengurangi limbah sama pentingnya.
27
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
• Peran industri diakui dengan tepat oleh
Agenda 2030, dan khususnya oleh SDG
9: “Membangun infrastruktur yang
tangguh, mempromosikan industrialisasi
yang inklusif dan berkelanjutan, dan
mendorong inovasi”.
• Selain itu, beralih ke jalur rendah emisi
dan tahan iklim termasuk dalam SDG 13:
“Ambil tindakan segera untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya”. Ini
menekankan perlunya mengubah industri
menjadi tahan iklim.
• Sifat SDG yang saling terkait
membuatnya penting untuk
mempromosikan pola industrialisasi yang
inklusif secara sosial dan mengurangi
polusi dan emisi GRK dibandingkan
dengan teknologi dan praktik tradisional.
28
UNIDO TOOLKITS

29
Versi terbaru dari perangkat online tentang ChL dikembangkan sebagai bagian dari Tahap
Kedua IOMC Toolbox untuk pengambilan keputusan dalam manajemen bahan kimia.

Proses pengembangan konten didukung oleh berbagai Pusat Produksi Pembersih Nasional
yang melakukan kegiatan ChL di negara mereka.

Toolkit ini memungkinkan pengguna untuk secara sistematis memulai implementasi ChL di
tingkat perusahaan. Secara khusus, mendukung pengguna bahan kimia, pemasok bahan
kimia dan konsultan dalam menilai perusahaan dan mengembangkan model bisnis yang
berkelanjutan dan kompetitif untuk pengelolaan bahan kimia yang berkelanjutan.

Ini juga mendukung pembuat kebijakan dalam memahami cara terbaik untuk mendekati ChL
di arena kebijakan.

30
Chemical Leasing – peran UNIDO

→Sejak tahun 2004, UNIDO telah mempromosikan


Chemical Leasing di tingkat global dengan
dukungan langsung dari Pemerintah Austria dan
Jerman (baru-baru ini pemerintah Swiss
bergabung).
→Peran UNIDO:
• perintis dalam ChL melalui koordinasi strategis,
• bantuan teknis,
• peningkatan kesadaran,
• jaringan global, dan
• advokasi politik

31
Proyek Percontohan

• dimulai pada tahun 2005


• proyek demonstrasi berhasil
dilaksanakan
• Mesir, Meksiko, dan Federasi Rusia
terlebih dahulu
• kerjasama yang erat dengan Pusat
Produksi Bersih Nasional (PPBN)
32
Global Up-scale

TAHAP 3 Global Up-scale

TAHAP 2 Adopsi Daerah

TAHAP 1 Proyek Percontohan

Tantangan berikutnya untuk Model Bisnis ChL adalah untuk


berhasil melangkah menuju strategi global yang koheren
daripada hanya menjadi inisiatif regional dan terbatas
33
CHEMICAL LEASING – DASAR-
DASAR

34
35
Sekilas tentang Model Bisnis Chemical Leasing

Chemical Leasing adalah model bisnis berbasis


kinerja ekonomi sirkular yang mendorong
peralihan dari produk ke layanan
36
Manfaat Penerapan Model
Occupational Health
and Safety

Win:
Healthier working
environment

37
Perhitungan secara ekonomi - Bagaimana cara kerjanya?
Contoh untuk pemasok bahan kimia
User needs cleaning of 2 million tubes

Chemical supplier
Chemical supplier Chemical Leasing model
Traditional business model
Added value from process optimization:
100 t solvents sold = $ 100,000 turnover
only 60 t of solvents needed
100 t production = $ 80,000 various costs Price: $ 0.04 per cleaned tube
Income = $ 80,000 turnover
= $ 10,000 fixed costs
60 t production = $ 48,000 various costs

= $ 10,000 fixed costs


Result $ 10,000 net profit
Result $ 22,000 net profit

Added value: $ 12,000 net profit


38
Satuan Pembayaran

ChL didasarkan pada pergeseran dari pembayaran


berbasis volume (misalnya €/t bahan kimia) ke
pembayaran berorientasi manfaat (jumlah tabung
yang dibersihkan)

Unit pembayaran didasarkan pada layanan yang


diberikan oleh bahan kimia

39
STUDI KASUS – PELUMAS DI PABRIK GULA

Pelumas

Model bisnis klasik: pembayaran per liter pelumas

Chemical Leasing: pembayaran per ton gula yang dihasilkan

40
DEFINISI UNIDO MENGENAI CHEMICAL LEASING
• Chemical Leasing adalah • Chemical Leasing berusaha
model bisnis berbasis untuk situasi win-win. Ini
kinerja yang mengalihkan bertujuan untuk meningkatkan
fokus dari peningkatan efisiensi penggunaan bahan
volume penjualan bahan kimia kimia sekaligus mengurangi
risiko bahan kimia dan
ke pendekatan nilai tambah. melindungi kesehatan manusia.
• Produsen terutama menjual • Ini meningkatkan kinerja
fungsi yang dilakukan oleh ekonomi dan lingkungan dari
bahan kimia dan unit perusahaan yang berpartisipasi
fungsional adalah dasar utama dan meningkatkan akses
pembayaran. mereka ke pasar baru.
• Dalam model bisnis • Elemen kunci dari model bisnis
Chemical Leasing yang sukses
Chemical Leasing, tanggung adalah pembagian manfaat
jawab produsen dan penyedia yang tepat, standar kualitas
layanan diperluas dan dapat tinggi dan rasa saling percaya
mencakup pengelolaan seluruh antara perusahaan yang
siklus hidup. berpartisipasi.

41
MODEL BISNIS CHEMICAL LEASING
KAITANNYA DENGAN MOTIVASI

Traditional business models Chemical Leasing models


Contradictory motivations Bundled motivations
DELIVERY OF
DELIVERY OF
GOODS AND
Supplier GOODS User Supplier SERVICE/ KNOW-HOW User
Volume Benefit
based oriented
pricing
pricing
"the more the "less is more“ "less is more“
"less is more“
better“

Service-oriented business model


Performance-based payment

42
PERAN PEMASOK
Pemasok tidak hanya menyediakan bahan kimia tetapi juga
layanan bernilai tambah. Tanggung jawab pemasok diperluas dan
dapat mencakup pengelolaan seluruh siklus hidup bahan kimia
tersebut.
1. memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
pengoperasian dengan bahan kimia secara efektif, efisien dan
aman.
2. bermitra dengan pengguna untuk mengoptimalkan cara
penggunaan bahan kimia di pabrik pengguna dan mencegah
penggunaan yang berlebihan.
3. dapat mengoptimalkan penggunaan bahan kimia dengan
memberikan saran tentang substitusi bahan kimia untuk
mengurangi risiko kesehatan dan keselamatan dan
lingkungan dan/atau optimalisasi proses.
43
PERAN PENGGUNA PERAN PIHAK LAIN
- Model ini memungkinkan
pengguna bahan kimia untuk Mitra lain mungkin juga terlibat.
berkonsentrasi pada bisnis inti Peran mereka harus didefinisikan
mereka sambil memanfaatkan berdasarkan kasus per kasus.
layanan dan pengetahuan
pemasok. Misalnya, ketika pemasok dan
- Pengguna bertanggung jawab pengguna berusaha untuk
untuk memantau proses, mengoptimalkan suatu proses,
mendokumentasikan catatan pada penyedia peralatan dapat dipanggil
unit yang harus dibayar dan untuk menggantikan teknologi usang
menghormati parameter proses
dengan yang hemat sumber daya.
yang ditentukan oleh pemasok.
- Jika terjadi perubahan parameter
proses dan/atau kegagalan Dia memberikan pengetahuan
peralatan yang dapat tentang pengoperasian peralatan
mempengaruhi konsumsi bahan yang efisien.
kimia, pengguna bertanggung
jawab untuk melaporkan kepada
pemasok mitranya.

44
THE WIN-WIN BUSINESS MODEL

45
PROSES YANG COCOK
UNTUK IMPLEMENTASI
MODEL
CHEMICAL LEASING

46
PROSES (1) PROSES (2)

Chemical Leasing dapat Proses dan bahan kimia tertentu


diterapkan di banyak industri tidak cocok untuk Chemical
dan proses, mulai dari industri Leasing. Bahan kimia yang
tekstil hingga manufaktur terlibat dalam reaksi kimia
untuk menghasilkan suatu
mobil dan bahkan pertanian.
produk tidak cocok.

Proses yang merupakan bagian


dari rencana Chemical Leasing
biasanya merupakan proses
non-inti di perusahaan
(misalnya, laundry di hotel atau
rumah sakit, pelabelan botol di
industri minuman).

47
CONTOH STUDI KASUS
PROSES YANG COCOK

48
Home » Case
stud ies
Case studies
Selected case studies il lustrate how the Chem ical Leasing model helped
different compan ies reduce t he ineffective use and over-consum pt ion of chem
icals. develop business partinersh ips. and enhance t heir econom ic and
environmenta l perfonnance.

Manufacture of fabricated metal


products
In dust rial! process : Surface protection

• Egyptian producer o w ashi ng machines

• Egyptian producer o electric equipment

Ind ust rial! process: Clean ing of meta l parts

• Serbian producer of metal pa s for t e


global car industry

Food and beverage sector

49
CHEMICAL LEASING TOOLKIT WORKFLOW

https://chemicalleasing-toolkit.org/

50
UNIDO Chemical Leasing Toolkit

• Memberikan pendekatan sistematis terhadap


implementasi model bisnis Chemical
Leasing di tingkat perusahaan
• Toolkit ini mencakup langkah-langkah
utama untuk aplikasi dan pemantauan yang
lancar dan efisien dari Chemical Leasing ke
industri

51
52
53
54
55
56
Bagian Utama

1 Penyaringan proyek-proyek Chemical


Leasing yang potensial (tingkat sektoral) Jika Anda
telah
mengidentifika
si perusahaan
yang tertarik
Seleksi klien Chemical Leasing yang potensial
2 (tingkat perusahaan)
dengan
Chemical
Leasing,
langsung ke
Bagian 3
Bagian Utama
Chemical Leasing
Implementasi at
dan pemantauan
3 plant Leasing
Chemical level (tingkat pabrik)

57
1
Penyaringan proyek-proyek ChL yang
potensial
Untuk menganalisis dan
mendefinisikan sektor kimia dan
proses dengan potensi tinggi
untuk Chemical Leasing di Lembar kerja 1: daftar bahan
negara tertentu: kimia dan proses yang potensial
-Daftar sektor industri untuk Chemical Leasing
-Daftar proses industri
-Ringkasan dampak
-Daftar klien potensial

TABEL 1: Contoh ChL database

Sector Process Chemica Comp Functio Technolo ID Berdasarkan database ini,informasi


es ls any n gy
(nam tentang proses, klien, dan teknologi
e) dapat digabungkan untuk
mengidentifikasi proyek bisnis
Chemical Leasing yang potensial

58
2 Seleksi klien ChL yang potensial
Tiga alat dasar:

▪ Chemical Leasing Dokumen pendukung:


database untuk Tabel 1
menemukan rekanan
yang cocok Daftar klien

▪ Kuesioner Chemical Lembar Kerja 2: Kuesioner Chemical Leasing


Leasing untuk
mendapatkan umpan
balik terhadap
kemungkinan penerapan Lembar Kerja 3: Matriks komitmen manajemen
konsep
Lembar Kerja 4: Kuesioner survey pemindai cepat

▪ Daftar Checklist untuk Lembar Kerja 12: Daftar periksa manfaat potensial dari Chemical
proyek Cleaner Leasing untuk mitra yang berbeda
Production Lembar Kerja 5: Persetujuan kerjasama ChL
(penyaringan proyek
yang ada) 59
Tahapan

I. Tahap persiapan:

II. Tahap penerapan (termasuk optimasi


proses)
III. Tahap monitoring

IV. Tahap publikasi


waktu

60
I – Tahap persiapan
Lembar kerja 6:
Agenda -
1. Pilih dan jelaskan proses di tingkat Pengantar
pabrik Pelatihan
2. Bawa mitra bersama-sama
3. Menyelenggarakan lokakarya
pengantar
Lembar kerja 7:
4. Siapkan tim ChL Rencana
penerapan
5. Kumpulkan data tambahan
proyek
6. Latih staf perusahaan tentang konsep
ChL
7. Rancang rencana implementasi khusus
perusahaan
8. Menerapkan rencana implementasi

61
II – Tahap penerapan, termasuk optimasi proses

Konsultasikan
1. Lakukan audit teknis dan analisis toolkit lain yang
kesenjangan tersedia jika
untuk menentukan persyaratan awal untuk diperlukan
pengoptimalan

2. Melaksanakan pelatihan kerja untuk


staf perusahaan Lembar kerja 8:
3. Tentukan unit pembayaran Analisa biaya -
4. Lakukan analisis biaya-manfaat manfaat
yang terperinci
5. Buat kontrak ChL Lembar kerja 13:
6. Penandatanganan dan permulaan kontrak Daftar periksa
kemungkinan
driver dan
kendala

62
III. Tahap monitoring
1. Kriteria keberlanjutan harus
Lembar kerja10:
diterapkan selama periode ini
Sustainability criteria
untuk menunjukkan dampak
sosial, lingkungan dan
ekonomi dari proyek
2. Kumpulkan data dari
Lembar kerja 14:
perusahaan tentang kemajuan Contoh monitoring
pelaksanaan proyek setiap database
bulan → analisis dan umpan
balik Lembar kerja 15:
3. Buat laporan evaluasi akhir Interview/Questionnaire
dan presentasikan ini kepada – Umpan balik proyek

mitra dan UNIDO Lembar kerja 16:


Perhitungan
penghematan energi
63
IV. Tahap Publikasi
1. Dokumentasi rinci dan persiapan PR
dan materi informasi
2. Analisis pemangku kepentingan yang Lembar kerja 11:
akan dilibatkan dalam jointpekerjaan studi kasus
diseminasi Chemical Leasing
3. Pengembangan dan implementasi
strategi diseminasi nasional,
termasuk peningkatan kesadaran dan
kegiatan informasi

64
Kimia Hijau :12 prinsip
KIMIA HIJAU

… ADALAH TENTANG

menghilangkan ZAT BERBAHAYA

hemat SUMBER DAYA

hemat ENERGI

KEBERLANJUTAN
Kimia Hijau: Perubahan Perspektif

Bahaya harus diakui sebagai cacat dalam proses perancangan.


Kimia Hijau menggerakkan pertimbangan kita tentang bagaimana
menangani masalah lingkungan dari yang tidak langsung ke yang
intrinsik.

Tidak langsung Intrinsik (melekat


(tergantung situasi) dalam perancangan)

 Menggunakan
 Paparan  desain molekul untuk mengurangi toksisitas
 Penanganan  berkurangnya kemampuan untuk mewujudkan
 Perlakuan bahaya
 Perlindungan  keamanan yang melekat dari kecelakaan atau
 mendaur ulang terorisme
 mahal  meningkatkan potensi profitabilitas
Pendekatan Tradisional

Lebih ramah
lingkungan daripada
alternatif

Berkinerja lebih baik Lebih ekonomis


daripada alternatif daripada alternatif
Pendekatan Holistik

Keamanan

Kimia
Hijau

Pelaksanaan Biaya
12 Prinsip Kimia Hijau

1. Pencegahan Limbah
2. Ekonomi Atom
3. Sintesis Kimia yang Kurang Berbahaya
4. Merancang Bahan Kimia yang Lebih Aman
5. Pelarut dan Pembantu yang Lebih Aman
6. Desain untuk Efisiensi Energi
7. Penggunaan Bahan Baku Terbarukan
8. Kurangi Derivatif
9. Katalisis
10.Desain untuk Degradasi
11.Analisis Real-time untuk Pencegahan Polusi
12.Kimia Inheren Lebih Aman untuk Pencegahan
Kecelakaan

Anastas, Warner; Green Chemistry: Theory and Practice, Oxford University Press (1998)
Pencegahan Limbah
Apa itu limbah?Limbah adalah segala sesuatu yang
merupakan sisa dari produk/proses dan tidak dapat digunakan
kembali.

Limbah dapat dihasilkan dari setiap


Kapan saat dimana limbah
tahapan dalam proses:
bukan limbah?
 asal bahan baku  Saat limbah dapat digunakan
 manufaktur kembali, menjadi bahan baku
 distribusi  Saat limbah dapat dikurangi atau
 penggunakan dapat dihilangkan sama sekali
 akhir hidup
Ekonomi Atom
Metode sintetis harus dirancang untuk memaksimalkan penggabungan
semua bahan yang digunakan dalam proses ke dalam produk akhir.

Image: Wikimedia Commons, Author: Astrid 91


Merancang Bahan Kimia yang Lebih Aman

Produk kimia harus dirancang


untuk mempertahankan
kemanjuran fungsi sekaligus
mengurangi toksisitas
Merancang Bahan Kimia yang Lebih Aman

“Semuanya beracun. Itu hanya tergantung pada


dosis”
Sering dinyatakan sebagai
“Dosis membuat racun.”

Resiko = Bahaya x Paparan

Kimia Hijau dan teknik fokus pada


pengurangan resiko dengan cara
mengurangi bahaya
Merancang Bahan Kimia yang Lebih Aman

• Jenis bahaya yang harus dihindari:


Sifat fisika/kimia yang perlu
• Bersifat toksikl/bersifat toksik terhadap dipertimbangkan:
lingkugan
• Bersifat karsinogen • Kelarutan air
• Bersifat reproduksi • Log Kow (kelarutan air/lemak)
• Pengembangan • Bersifat mudah menguap
• Bersifat merusak syaraf • Memiliki volum molar
• Berpotensi menyebabkan pemanasan • Perbandingan aspek
global • Pembentukan radikal
• Berpotensi menipiskan lapisan ozon • Bersifat membentuk inti atom
• Bersifat mengumpulkan secara biologis • Bersifat mengantarkan arus listrik
• Bersifat menetap • pH/pKa
• Luas permukaan
• Secara fisika
• Berpotensi mengurangi
• Mudah meledak
• Berpotensi mengoksidasi
• Mudah terbakar
• Memiliki sifat polarisasi
• Mudah berkarat
Pelarut dan Bahan Pendukung yang Lebih Aman

Pelarut menyumbang sebagian besar massa yang


terbuang dalam sintesis dan proses. Selain itu, banyak
pelarut konvensional beracun, mudah terbakar,
dan/atau korosif.

Volatilitas dan kelarutan pelarut telah berkontribusi terhadap


polusi udara, air dan tanah, telah meningkatkan risiko
paparan pekerja, dan telah menyebabkan kecelakaan serius.

Pemulihan dan penggunaan kembali, bila memungkinkan,


sering dikaitkan dengan distilasi intensif energi dan
terkadang kontaminasi silang. Dalam upaya untuk
mengatasi semua kekurangan tersebut, ahli kimia mulai
mencari solusi yang lebih aman.
Pelarut dan Bahan Pendukung yang Lebih Aman

Pelarut organik bermasalah

alternatif yang
lebih hijau

Mudah
dipisahkan aman
Hindari
Volatilitas
Ramah
nol
lingkungan dan
aman
Tidak Cairan
ada superkritis
pelarut Cairan
ionik
Pelarut air
Perancangan untuk Efisiensi Energi

Umumnya energi digunakan untuk pemanasan, pendinginan,


pemisahan, dan sistem perpompaan

Kebutuhan
energi harus
diakui untuk Metode sintetis
dampak harus
lingkungan dan dilakukan pada
ekonomi dan suhu dan
harus tekanan
diminimalkan. sekitar.

Idealnya, semua reaksi dilakukan pada kondisi 'ambien' - suhu kamar


dan tekanan atmosfer - untuk meminimalkan penggunaan energi
Image: Wikimedia Commons, Janicki Omni Processor Pilot Plant in Dakar, Senegal , Author: Janicki Bioenergy
Penggunaan Bahan Baku Terbarukan

Bahan mentah atau bahan baku sebaiknya


diperbaharui daripada menipis walaupun praktis
secara teknis dan ekonomis

Image: Wikipedia, Pongamia Pinnata Seeds


Kurangi Derivatif

Pendekatan Konvensional

Intermediate Intermediate
Substrate Product
B D
Derivatisasi yang
tidak perlu
(kelompok
penghambat,
proteksi/deprote Intermediate
A
Intermediate
C
Intermediate
E
ksi, modifikasi
sementara proses
fisik/kimia) harus Pendekatan Kimia Hijau
dihindari bila
memungkinkan. Substrate Product
Penghematan:
Katalisis - SUMBER DAYA
- ENERGI
Katalis dapat memfasilitasi reaksi kompleks
Reagen Katalisis (seselektif
dengan:
mungkin) lebih unggul dari reagen
 menurunkan energi aktivasi (Ea) reaksi. stoikiometri.
 mengurangi suhu yang diperlukan untuk mencapai reaksi.

 mengontrol tempat reaksi (peningkatan selektivitas)

 .katalisis adalah peristiwa siklik

Image source: Adobe stock I. Chorkendorff, J. W. Niemantsverdriet, Concepts of Modern Catalysis and Kinetics, Wiley-VCH, 2003
Katalisis

Banyak molekul/enzim/bahan dapat menjadi katalis

F
H
B
F
homogeneous acid
N CO2 catalysts
F
H
H zeolite
L-proline (crystalline
(organocatalyst)
enzym
e
Catalysis, Concepts and green
applications, by Gadi Rothenberg,
Wiley-VCH 2008.

copper-zinc crystallites on
silica
Perancangan untuk Degradasi

Produk kimia harus


dirancang sedemikian
rupa sehingga pada
akhir fungsinya
mereka tidak bertahan
di lingkungan dan
malah terurai menjadi
produk degradasi yang
tidak berbahaya.
Image: Wikicommons, a landfill in Dryden, Ontario, Author: Michelle
Arseneault
Analisis Real-time untuk Pencegahan Polusi

Analisis waktu nyata untuk ahli kimia


adalah proses "memeriksa kemajuan
reaksi kimia saat itu terjadi”.

Mengetahui kapan produk Anda


"selesai" dapat mengurangi
produksi limbah, waktu, dan
energi!

Metodologi analitik perlu dikembangkan lebih lanjut untuk


memungkinkan pemantauan dan pengendalian dalam proses
Image: Wikimedia
secara real-time sebelum pembentukan zat berbahaya.
Analisis Real-time untuk Pencegahan Polusi

Apa Arti Analisa Kimia Hijau?


Kimia Hijau berlaku untuk semua proses kimia, termasuk
metode, protokol, dan proses kimia analitik.

Image:
Wikipedia
Pada Dasarnya Kimia Lebih Aman untuk
Pencegahan Kecelakaan

Zat dan bentuk zat yang


digunakan dalam proses kimia harus
dipilih untuk meminimalkan potensi
kecelakaan kimia, termasuk pelepasan,
ledakan, dan kebakaran.

Kecelakaan dapat dihindari dengan


meminimalkan bahaya
 desain kimia yang lebih aman dapat
mencakup penggunaan zat padat atau zat
bertekanan uap rendah sebagai pengganti
cairan yang mudah menguap.
 menghindari penggunaan molekul halogen
dalam jumlah besar.
 proses aliran kontinu dapat membantu
meminimalkan bahaya kimia.
Image: Flickr, Author: sea

You might also like