You are on page 1of 15

ISSN1410-4628

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUTUSAN PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NONAKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI BALI . Ni Ketut Rasmini Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK Pilihan karier mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya stereotype dan persepsinya terhadap suatu karier. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dan dominan terhadap pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi; mahasiswa reguler dan ekstensi, mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Bali. Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling dan stratified nonproportioned random sampling dengan kriteria mahasiswa Akuntansi yang sudah/sedang menempuh mata kuliah Pengauditan I. Jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin sebesar 356 responden. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi nonperilaku. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada faktorfaktor yang mempengaruhi pilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi; mahasiswa reguler dan ekstensi, dan pada mahasiswa PTN dan PTS di Bali. Berdasarkan discriminant loading diperoleh faktor pembeda yang paling dominan, yaitu persepsi akuntan publik memiliki keamanan kerja lebih terjamin pada mahasiswa dan mahasiswi akuntansi. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihian profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa reguler dan mahasiswa ekstensi. Mahasiswa reguler lebih mempertimbangkan faktor persepsi mengenai karier akuntan publik menghadapi stres dan tuntutan waktu yang tidak sesuai dengan tujuan atau gaya hidup jangka panjang. Sebaliknya, mahasiswa ekstensi lebih mempertimbangkan faktor persepsi mengenai karier akuntan publik memperoleh gaji kecil sebelum memperoleh pengalaman. Pada mahasiswa PTN dan PTS terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesinya. Pada mahsiswa PTN faktor yang paling dominan adalah pekerjaan yang memberi tantangan secara intelektual, sedangkan pada mahasiswa PTS faktor yang paling dominan adalah persepsi akuntan publik memiliki keamanan kerja lebih terjamin. Kata kunci: karier, akuntan publik, nonakuntan publik

THE FACTORS AFFECTED TOWARD PROFESSION OPTIONS AS ACCOUNTANT PUBLIC AND NON ACCOUNTANT PUBLIC SELECTED BY THE ACCOUNTING DEPARTMENT STUDENTS IN BALI

ABSTRACT The students career options are affected by various factors such as stereotype and its perception toward a career. This research is conducted to discover the factors affected and dominant toward profession options as accountant public and non accountant public selected by the accounting department students, the students of regular and extension program, and the students of Government and Private Educational Institutions in Bali.
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

351

ISSN1410-4628

The research sample is determined by purposive sampling and stratified nonproportioned random sampling with criterion that is, the students of accounting department who still or finish taking Auditing II studying subject. The amount of sample is based on Slovin pattern about 356 respondents used. The data collected is classified as primer data which is obtained by questionnaire distribution and secondary data which is obtained by non behavioral observation. Data processing is conducted by using discriminant analysis technique. The result of research shows the existence of significant differences on the factors which affect profession selections of public accountant and non public accountant at the undergraduate accounting department students, the students of Regular and Extension Program, and the students of Government and Private Educational Institutions in Bali. Based on discriminant loading has been discovered the distinguishing factor as the most dominant one; that is the perception of accounting department students about public accountant which states this profession has work safety more guaranteed. There is the difference of dominant factors which affect profession selections of public accountant and non public accountant between students of Regular and Extension Programs. The students of regular program are more consider about perception factor concerning the career of public accountant in facing stress and time pursuit which is not appropriated with the purpose or life style for long term; while the students of extension program are tended to consider about small salary obtained by whom with less experience in it. For the students from Government or Private Educational Institutions, there is the difference of dominant factors which affect profession selections. The most dominant factor that affects the student of Government Educational Institutions is the profession which gives intellectual challenge, while the students of Private Educational Institution concern more about public accountant which gives work safety more guaranteed. Key words: career, public accountant, non public accountant

1. PENDAHULUAN Karier merupakan suatu akumulasi dan pengetahuan yang tertanam pada skill, expertise, dan jaringan hubungan kerja yang diperoleh melalui serangkaian perkembangan pengalaman kerja yang lebih luas (Bird, 1994 dalam Deasy: 2000). Sebaliknya, Greenberg dan Baron (2000: 215) menyatakan bahwa karier tersebut meliputi urutan pengalaman pekerjaan seseorang selama jangka waktu tertentu. Pilihan karier mahasiswa dipengaruhi oleh stereotype yang mereka bentuk tentang berbagai macam karier (Holland, 1995 dalam Friedland, 1996 dalam Deasy, 2002). Jadi, persepsi dan stereotype karier merupakan hal penting untuk menentukan pilihan karier karena persepsi mahasiswa umumnya dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan terdahulu, keluarga, dosen, dan text book yang dibaca ataupun digunakan (Stole, 1976 dalam Felton et al., 1994). Secara global pengajaran akuntansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan

mahasiswa untuk bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho, 1999). Minat dan rencana karier mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi mahasiswa yang memerlukannya. Perencanaan karier merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai sukses (Berry, 1997; Messmer, 1997; dan Paolillo et al., 1982). Oleh karena itu, diperlukan suatu stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius tentang karier yang diinginkan sejak masih di bangku kuliah agar mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara optimal. Peran akuntan pendidik sebagai stimulator untuk hal ini dirasa sangat penting. Universitas Udayana sebagai salah satu perguruan tinggi di Bali menyediakan jurusan dan program yang akan mencetak calon-calon akuntan. Jurusan dan program tersebut adalah jurusan S1 Akuntansi dan Program S1 Ekstensi. Selain Universitas Udayana terdapat juga beberapa perguruan tinggi swasta yang memiliki jurusan

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

352

ISSN1410-4628

Akuntansi, yaitu Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Universitas Warmadewa (Unwar), dan Universitas Mahasaraswati (Unmas). PTS tersebut juga akan menghasilkan calon-calon akuntan yang nantinya akan memilih karier sesuai dengan keinginannya. Sebelum dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) dan Surat Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan Panitia Ahli persamaan ijazah akuntan terdapat perbedaan perlakuan terhadap PTS, yaitu gelar akuntan hanya dimonopoli oleh PTN yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas (Hadibroto:1996, Winarno:2002 dalam Kholis:2003). Dengan adanya PPA yang berlaku mulai 1 September 2002 (namun karena ketidaksiapan sarana dan prasarana pendukung, hal ini efektif berlaku per 1 September 2004 melalui SK Mendiknas Nomor 3827/D/T/2003), perbedaan tersebut sudah dihapus sehingga lulusan perguruan tinggi swasta memiliki hak yang sama untuk melanjutkan ke pendidikan profesi dan memakai gelar akuntan. Demikian pula dengan karier yang bisa ditempuh juga sama dengan lulusan perguruan tinggi negeri. Jika dilihat dari gender-nya, setiap perguruan tinggi tentunya terdiri atas mahasiswa dan mahasiswi. Dalam hal ini haruslah dibedakan konsep gender ini dari pengertian dan batasan seks (Fakih dalam Laksmi dan Indriantoro,1999). Istilah penting lain yang berkaitan dengan gender adalah stereotype peran gender atau gender role stereotypes, yaitu keyakinan mengenai karakteristik yang dianggap benar tentang laki-laki dan perempuan (Eccles dan Hoffiman dalam Laksmi dan Indriantoro, 1999). Dalam studi ini diteliti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik. Faktor-faktor tersebut adalah nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah lowongan pekerjaan, lingkungan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, persepsi mahasiswa tentang pengorbanan (cost) profesi akuntan publik,

dengan mengembangkan instrumen kuesioner yang digunakan oleh Astami (2001) dan Rahayuningsih (2002). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling dominan dipertimbangkan dalam memilih profesi kerja bagi para calon akuntan dengan mengambil objek penelitian seluruh perguruan tinggi yang memiliki jurusan Akuntansi di Bali. Salah satu pertimbangan pemilihan objek penelitian di Bali adalah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Mendiknas Nomor 3827/D/T/2003 bahwa Universitas Udayana tidak lagi meluluskan sarjana ekonomi jurusan akuntansi dengan gelar akuntan, namun hanya bergelar Sarjana Ekonomi. Dengan demikian, perguruan tinggi swasta di Bali memiliki hak yang sama untuk memakai gelar akuntan apabila melanjutkan ke pendidikan profesi guna mendukung pilihan karier atau profesi mereka. Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan mahasiswa ekonomi jurusan akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik, (2) perbedaan signifikan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik, (3) perbedaan secara nyata faktor dominan yang berpengaruh terhadap pilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dengan mahasiswi, (4) perbedaan secara nyata faktor dominan yang mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa S1 Akuntansi Reguler dengan S1 Akuntansi Ekstensi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik, (5) perbedaan secara signifikan faktor dominan yang mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa PTN dengan mahasiswa PTS dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik. 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Profesi Akuntansi Weygant et al. (1996) dalam Astami (2001) menyatakan bahwa pada umumnya profesi akuntansi diperlukan pada empat

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

352

ISSN1410-4628

bidang, yaitu public accounting, private accounting, non-for-profit accounting, dan pendidik. Menurut Sumarna ( 2002), bidang-bidang yang dapat digeluti oleh para lulusan Sarjana Akuntansi, adalah Staf Akunting (SA), Staf Auditor, Akuntansi Perpajakan, dan Jurnalis. David M. Walker (2002) dalam Prakarsa (2004) menyatakan bahwa Akuntan memiliki tiga jenis aktivitas, yaitu (1) oversight, (2) insight, (3) foresight. Sebaliknya, AICPA (2004) menyatakan bahwa karier yang bisa ditempuh oleh seorang akuntan adalah Public Accounting, Corporate Accounting, dan Financial Management. 2.2 Profesi dan Karier Akuntan Publik Titik tolak perkembangan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya Inpres No. 6, Th 1979 yang dikenal dengan nama paket 27 Maret 1979 serta KMK No. 108/KMK/077/79. Inti peraturan ini adalah bahwa wajib pajak diberikan keringanan di dalam penetapan pajak apabila menggunakan jasa akuntan publik dalam menyusun laporan pemeriksaan akuntan publik. Untuk menjadi akuntan publik harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi ditambah pendidikan profesi. Akuntan publik di Indonesia memiliki Kode Etik Akuntan Indonesia dan Etika Profesional Akuntan Publik, dan pemerintah telah mengatur syarat-syarat suatu KAP, tempat para akuntan publik berkiprah. Auditor yang ditugasi untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu Auditor Internal, Auditor Pemerintah, Auditor Independen (Akuntan Publik). Secara umum kualifikasi yang dibutuhkan adalah intelectual, interpersonal skill, dan communication skill. Kelebihan bekerja di KAP adalah mengetahui berbagai perusahaan, terutama perlakuan auditnya dan pengalaman di KAP membuat seseorang sangat banyak dicari oleh perusahaan nantinya karena dianggap menguasai akuntansi sesuai dengan standar yang berlaku. Kekurangannya mungkin karena beban pekerjaan melebihi

perusahaan biasa sering lembur.

yang

mengharuskan

2.3 Pendidikan Profesi Akuntan di Indonesia Peran pendidikan akuntansi sebagaimana dinyatakan dalam Seminar Nasional Akuntansi oleh Prakarsa (2004) adalah (1) menciptakan knowledge workers yang dapat bekerja sama secara sinergis dengan blue-collar workers serta knowledge workers yang lain dalam proses penciptaan nilai tambah, (2) tanggap terhadap peran akuntansi yang cenderung makin multidimensional dan vital pada masa depan, (3) mampu memberi bekal kepada para akuntan agar dapat melaksanakan oversight, insight, dan foresight roles yang akan menjadi makin rumit pada masa depan. Visi pendidikan akuntansi adalah mendidik tenaga akuntan yang cerdas dan utuh sebagai insan profesional dan meneliti, mengembangkan, serta memasyarakatkan disiplin akuntansi yang sangat vital untuk merealisasikan terbentuknya good corporate and public governance dalam global civil society. Sebaliknya, misi pendidikan akuntansi adalah menghasilkan lulusan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kontemporer dunia usaha dan dunia pendidikan akan tenaga staf, tenaga manajer, serta tenaga pendidik profesional. Pendidikan profesi akuntan di Indonesia diatur melalui Kepmendikbud No: 056/U/1999 tentang Penyelenggaraan Profesi Akuntansi, yang mulai berlaku 30 Maret 1999 (SY, 1999). Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) merupakan pendidikan tambahan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi dengan sebutan gelar profesi Akuntan (Harry dkk., 1999). 2.4 Penelitian Sebelumnya Zikmund et al. (1977) melaksanakan experimental design research mengenai jenis pekerjaan yang diinginkan oleh mahasiswa jurusan akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

353

ISSN1410-4628

keseluruhan faktor yang signifikan mempengaruhi proses keputusan menerima tawaran pekerjaan adalah kesempatan untuk berkembang, pekerjaan yang menarik, dan gaji. Tanggung jawab sosial memberikan pengaruh yang positif terhadap penerimaan tawaran pekerjaan dan faktor pekerjaan yang menarik merupakan faktor yang paling berpengaruh secara signifikan. Felton et al. (1994) meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi sebagai akuntan publik. Faktor-faktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan karier pada penelitian ini meliputi lima hal, yaitu nilai intrinsik pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, persepsi mahasiswa tentang benefit profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik, mahasiswa yang memilih berprofesi sebagai nonakuntan publik lebih mempertimbangkan nilai intrinsik suatu pekerjaan dan gaji awal yang tinggi. Sebaliknya, sedangkan mahasiswa yang memilih untuk berprofesi sebagai akuntan publik lebih mempertimbangkan gaji jangka panjang dan kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik percaya bahwa penghargaan dari profesi ini lebih besar daripada pengorbanannya. Sebaliknya, mahasiswa yang memilih profesi nonakuntan publik berpikir bahwa pengorbanan untuk menjadi seorang akuntan publik akan lebih besar daripada manfaat yang diperolehnya. AICPA (2004) meneliti mengenai Perbandingan Antara Profesi sebagai Akuntan Publik dan Profesi Akuntan di Perusahaan. Riset ini meneliti akuntan yang sudah meniti kariernya pada akuntan publik dan pada perusahaan industri. Sebesar 81 % dari responden yang memulai kariernya di Akuntan Publik, di antaranya 92 % responden pria yang memilih sebagai akuntan publik dan 74 % dari responden wanita yang memilih memulai kariernya di Akuntan Publik. Penelitian lain oleh

AICPA (2004) menunjukkan adanya beberapa perbedaan pertimbangan dalam memilih pekerjaan antara wanita dan pria. Wanita lebih memilih pekerjaan yang memberikan kesempatan yang lebih banyak dalam berpraktik, sedangkan pria lebih mempertimbangkan gaji dan tempat pekerjaan. Di samping itu, pria lebih ambisius dalam berkarier dibandingkan dengan wanita. Astami (2001) meneliti tentang faktorfaktor yang berpengaruh pada pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa akuntansi dengan lebih menjabarkan kelima faktor yang diuraikan oleh Felton et al. (1994) tersebut ke dalam elemen-elemen. Hasil penelitian ini bahwa secara rata-rata, semua pemilih profesi akuntan publik lebih mempertimbangkan kelima faktor tersebut, namun tidak signifikan secara statistik. Faktor yang berbeda signifikan secara statistik di antara pemilih profesi akuntan publik dengan nonakuntan publik adalah sifat pekerjaan dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik. Penelitian ini mengacu pada penelitian Astami (2001). Perbedaannya adalah pada penelitian ini juga meneliti perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik berdasarkan gender, yaitu antara mahasiswa dengan mahasiswi, antara mahasiswa reguler dengan ekstensi, dan antara mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Astami (2001) hanya menggunakan salah satu PTS yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian ini menggunakan seluruh PTN dan PTS yang memiliki jurusan akuntansi di Bali. Penelitian ini menambahkan satu variabel, yaitu lingkungan kerja yang terdiri atas tiga elemen, serta tujuh elemen untuk persepsi mahasiswa terhadap benefit akuntan publik, sedangkan dalam penelitian sebelumnya hanya empat elemen. Di samping itu, untuk persepsi mahasiswa terhadap pengorbanan akuntan publik, dalam penelitian sebelumnya hanya terdapat lima elemen, sedangkan dalam penelitian ini terdapat delapan elemen.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

354

ISSN1410-4628

2.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis alternatif yang akan diuji secara empiris dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H1: Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik. H2: Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi. H3: Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa S1 Reguler dan S1 Ekstensi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik. H4: Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di seluruh PTN dan PTS yang ada di Bali yang memiliki program S1 akuntansi yang meliputi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), baik yang ada di Denpasar maupun di Bukit Jimbaran, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa (Unwar), dan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati (Unmas). 3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang diduga berpengaruh pada pilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa akuntansi terdiri atas jenis pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan kerja, lingkungan kerja, dan persepsi mahasiswa terhadap pengorbanan dan benefit akuntan publik sebagai variabel

bebas dan pilihan profesi akuntan publik dan profesi nonakuntan publik sebagai variabel terikat. Adapun definisi operasional tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut. a. Jenis pekerjaan (X1) merupakan ciri-ciri dari pekerjaan yang nantinya dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih profesinya. b. Gaji (X2) merupakan imbalan yang diterima bagi pekerja. c. Jumlah tawaran lowongan pekerjaan (X3) dalam kaitannya jumlah permintaan tenaga kerja dalam pekerjaan tersebut. d. Lingkungan kerja (X4) yang merupakan kondisi atau situasi yang melingkupi atau berada disekitar tempat kerja. e. Persepsi mahasiswa terhadap akuntan publik (X5) merupakan tanggapan mahasiswa terhadap akuntan publik dari sisi benefit. f. Persepsi mahasiswa terhadap pengorbanan akuntan publik (X6), yaitu pendapat mahasiswa terhadap sisi negatif dari profesi akuntan publik. g. Profesi akuntan publik adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. h. Profesi nonakuntan publik adalah jenis karier yang bisa ditempuh oleh lulusan mahasiswa akuntansi selain sebagai akuntan publik. 3.3 Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan melalui survei dengan mengisi kuesioner yang dibagikan kepada responden secara langsung, yang sebelumnya telah dilakukan pre-test secara random sejumlah 70 responden atau sekitar 10%. Sebaliknya, data sekunder dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi nonperilaku, yaitu sebuah bentuk observasi dengan melakukan analisis catatan terhadap data yang diperlukan (Cooper dan Emory, 1995). 3.4 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi semua

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

355

ISSN1410-4628

perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sample dengan kriteria mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah Pengauditan II dan distrata secara stratified nonproportioned random sampling. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Supranto (2001) dengan batas ketelitian 95% (e = 5%) sehingga jumlah sampel minimum adalah 356 orang (perincian pada Tabel 1). 3.5 Instrumen Penelitian ini mengembangkan instrumen Astami (2001) mengenai faktorfaktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi dan Rahayuningsih (2002) tentang harapan dan kenyataan dalam berkarier di Kantor Akuntan Publik. Instrumen penelitian sebelum digunakan diuji validitasnya dengan korelasi Pearson (alpha () = 5%) dan reliabilitasnya dengan menghitung besarnya nilai Cronbach alpha. Apabila nilainya lebih besar dari 0.5, maka dikatakan reliable (Nunally, 1994 dalam Sugiyono, 2000). 3.6 Teknik Analisis Data Pemberian nilai atau skor untuk setiap jawaban responden menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2000 : 86). Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat setuju (sangat positif) sampai dengan sangat tidak setuju (sangat negatif). Jawaban tersebut selanjutnya diberikan skor untuk keperluan analisis kuantitatif, yaitu Sangat setuju (1), Setuju (2), Netral (3), Tidak setuju (4), dan Sangat tidak setuju (5). Teknik analisis data untuk menguji keempat hipotesis di atas menggunakan teknik analisis diskriminan. Teknik ini menggunakan asumsi normality, linearity, dan multicollinearity. Analisis dilakukan melalui program SPSS 11.5 untuk menentukan koefisien fungsi diskriminan, baik untuk tiap-tiap faktor maupun untuk keseluruhan elemen. Model analisis melibatkan kombinasi linier dari bentuk berikut ini.

D = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + . + bkXk Keterangan : D = Nilai Diskriminan b = Koefisien Discriminant masingmasing variabel bebas X = Prediktor atau variabel bebas Dalam penentuan model Discriminant digunakan Standardized Canonical Discriminant Function Coefficient dengan menitikberatkan pada variabel mana yang paling signifikan mampu membedakan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik. Langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam melaksanakan analisis diskriminan adalah sebagai berikut (Kuncoro, 2001 : 217) adalah (1) formulasi masalah, (2) estimasi fungsi diskriminan, (3) menentukan signifikansi fungsi diskriminan dengan menggunakan Wilkss Lambda dan F Test, dan (4) interpretasi hasil. Untuk mengetahui variabel mana yang paling besar membedakan (Discriminant the most) dan variabel yang paling kecil membedakan (Discriminant the least) digunakan Discriminant Loading. Khusus untuk pengujian hipotesis kedua, ketiga, dan keempat sebelum dilakukan analisis diskriminan, data yang terkumpul harus dipisahkan berdasarkan kriteria stratanya. Untuk hipotesis kedua, data dipisahkan berdasarkan gender-nya kemudian tiap-tiap gender dianalisis secara terpisah dengan analisis diskriminan dengan faktor pembeda, yaitu pilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik. Kemudian dibandingkan faktorfaktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dan mahasiswi. Apabila faktor dominannya berbeda, berarti antara mahasiswa dan mahasiswi terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pilihan profesinya. Untuk pengujian hipotesis ketiga dan keempat sama dengan pengujian hipotesis kedua, hanya untuk hipotesis ketiga kriteria stratanya adalah mahasiswa reguler dan mahasiswa ekstensi. Sebaliknya, untuk hipotesis keempat kriteria stratanya adalah mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

356

ISSN1410-4628

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan data yang dikumpulkan diperoleh karakteristik responden yang dibedakan atas gender, jenis program pendidikan akuntansi di PTN, dan jenis perguruan tinggi dalam keputusan pemilihan profesi, yang distribusinya disajikan pada Tabel 3, 4, dan 5. 4.2 Uji Validitas dan Realibilitas Hasil uji validitas menunjukkan ada empat variabel yang tidak valid (invalid) karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Koefisien korelasi dan tingkat signifikansi tiap-tiap item diperoleh dari total score pada korelasi pearson. Keempat variabel tersebut adalah pekerjaan yang memberikan kebebasan tentang cara penyelesaian tugas (X1.4), tingkat kompetisi karyawan tinggi (X4.1), karier kantor akuntan publik lebih bergengsi dibandingkan dengan karier di luar kantor akuntan publik (X5.11), dan akuntan publik memiliki kepuasan rendah dalam kompensasi (X6.8). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,7721, yang berarti bahwa alat ukur pada penelitian ini adalah reliabel atau andal. 4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama Pengujian hipotesis I dilakukan dalam beberapa langkah analisis, yaitu sebagai berikut. 1. Hasil Test of Equality of Group Means, yang berdasarkan pada nilai Wilks Lambda, F-Ratio dan nilai signifikannya dijelaskan sebagai berikut. a. Pilihan jenis pekerjaan (X1): elemen variabel yang menyatakan pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual dapat membedakan kedua kelompok secara signifikan karena memiliki nilai Wilks Lamba < 1, F-Ratio >1 dan nilai signifikan < 0,05. b. Pilihan gaji (X2): elemen variabel yang menyatakan memperoleh
BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

tunjangan-tunjangan dapat membedakan kedua kelompok secara signifikan. c. Jumlah tawaran lowongan pekerjan (X3): elemen variabel yang menyatakan pekerjaan yang aman dari PHK dapat membedakan kedua kelompok secara signifikan. d. Lingkungan kerja (X4): elemen yang menyatakan lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membedakan kedua kelompok secara signifikan. e. Persepsi mahasiswa terhadap benefit Akuntan Publik (X5): elemen variabel yang menyatakan akuntan publik dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, akuntan publik dapat menjadi direktur perusahaan, akuntan publik dapat memperluas wawasan dan kemampuan sehingga lebih profesional dalam bidang akuntansi, bekerja pada akuntan publik mudah untuk mendapat promosi, imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang telah diberikan, kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK), dan berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat, dapat membedakan kedua kelompok secara signifikan. f. Persepsi mahasiswa terhadap pengorbanan Akuntan Publik (X6): elemen variabel yang menyatakan gaji kecil sebelum memperoleh pengalaman kerja, akuntan publik merupakan pekerjaan yang tidak berkembang, akuntan publik merupakan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang besar, akuntan publik menghadapi stres dan tuntutan waktu yang tidak sesuai tujuan atau gaya hidup jangka panjang, dan tekanan atau beban kerja yang berat dan ketidakmampuan individu

357

ISSN1410-4628

menggunakan keahlian dan kemampuannya menyebabkan stres dan depresi, tidak secara signifikan membedakan kedua kelompok karena signifikannya > 0,05. Elemen variabel yang menyatakan akuntan publik tidak memiliki waktu santai pada permulaan kerja dan terlalu banyak upaya yang harus dilaksanakan untuk bisa berkembang tidak dapat membedakan kedua kelompok. 2. Eigenvalues dan Nilai Wilks Lambda Besarnya eigenvalues, yaitu 0,212 yang mencerminkan besarnya nilai potensi pembeda setiap variabel yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik. Canonical Correlation menunjukkan nilai sebesar 0,418 yang berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel pembeda dengan nilai diskriminan dengan skala asosiasi antara 0 sampai dengan 1. Sebaliknya, Rsquare atau determinasi diperoleh sebesar 0,175 atau 17,5 %, yang berarti bahwa 17,5 % varians dari variabel dapat dijelaskan oleh model diskriminan yang terbentuk oleh 13 variabel independen. Nilai Wilks Lambda mengindikasikan adanya perbedaan signifikan secara simultan antara kedua kelompok. Nilai Wilks Lambda sebesar 0,825 atau Chisquarenya 67.505 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok pada model diskriminan secara simultan. Variabel pembeda terdiri atas pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual, pekerjaan yang memberikan tunjangan-tunjangan, pekerjaan yang aman dari PHK, pekerjaan dengan lingkungan kerja yang menyenangkan, perpsepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi direktur perusahaan, persepsi bahwa akuntan publik dapat memperluas wawasan dan kemampuan sehingga lebih profesional dalam bidang akuntansi, persepsi bahwa

bekerja pada akuntan publik mudah untuk dapat promosi, persepsi bahwa imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang telah diberikan, persepsi bahwa kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, persepsi bahwa keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK), dan persepsi bahwa berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang berpengaruh pada pemilihan profesi akuntan publik memang berbeda secara nyata dengan faktor-faktor yang berpengaruh pada pemilihan profesi nonakuntan publik pada mahasiswa akuntansi. 3. Standardized Canonical Discriminant Function Coeficient Untuk membentuk persamaan estimasi fungsi persamaan diskriminan dapat dilihat dari output Canonical Discriminant Function Coeficient sebagai berikut : Z= 0,311X1.1 - 0,404X2.3 0,394X3.2 + 0,459X57 + 0,521X5.9

4. Discriminant Loading Berdasarkan struktur matriks, dapat diperoleh Discriminant Loading tiap-tiap variabel sehingga dapat diketahui variabel mana yang menjadi variabel paling besar membedakan (discriminant the most) dan variabel yang paling kecil membedakan (discriminant the least). Nilai discriminant loading menunjukkan faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi pada mahasiswa akuntansi adalah adanya persepsi bahwa berkarier di akuntan publik memberikan keamanan kerja yang terjamin. 5. Casewise Statistics Casewise Statistics berguna untuk mengetahui penempatan dalam model diskriminan serta perbandingan apakah penempatan sesuai dengan kenyataan. Ketepatan prediksi dari model diskriminan ini adalah (184+74)/356 = 0,565 atau 56,5%. Karena angka ketepatan tinggi (di atas 50%), maka persamaan diskriminan pada penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi apakah seorang mahasiswa atau mahasiswi memilih profesi akuntan

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

358

ISSN1410-4628

publik atau nonakuntan publik dengan tingkat kebenaran 56,5%. 4.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi pada mahasiswa dan mahasiswi yang dapat dilihat dari nilai Wilks Lambda, F-Ratio, dan nilai signifikan berikut ini. 1. Faktorfaktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa adalah persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya (X5.3), persepsi bahwa karier di akuntan publik imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang telah diberikan (X5.7), persepsi bahwa kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier (X5,8), persepsi bahwa karier akuntan publik keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK) (X5.9), dan persepsi bahwa berkarier di akuntan publik lebih bergengsi dibandingkan dengan karier di luar kantor akuntan publik (X5.10). 2. Faktorfaktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswi adalah pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual (X1.1), pekerjaan yang memberikan gaji jangka panjang yang besar (X2.2), memperoleh tunjangantunjangan (X2.3), pekerjaan yang aman dari PHK (X3.2), lingkungan kerja yang menyenangkan (X4.3), akuntan publik dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan (X5.2), akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya (X5.3), akuntan publik dapat menjadi direktur perusahaan (X5.4), bekerja pada akuntan publik mudah untuk dapat promosi (X5.6), imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang telah diberikan (X5.7), kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier (X5.8), keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK) (X5.9), dan berkarier di kantor akuntan

publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat (X5.10). Berdasarkan nilai discriminant loading, faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa adalah persepsi bahwa berkarier di akuntan publik keamanan kerjanya lebih terjamin (tidak mudah kena PHK). Sebaliknya, pada mahasiswi adalah persepsi bahwa berkarier di akuntan publik keamanan kerjanya lebih terjamin. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dengan mahasiswi, tetapi faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa sama dengan faktor yang paling dominan pada mahasiswi. 4.3.3 Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi pada mahasiswa reguler dan pada mahasiswa ekstensi yang dapat dilihat dari nilai Wilks Lambda, F-Ratio, dan nilai signifikan. 1. Faktor-faktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa reguler adalah pekerjaan yang rutin, persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi direktur perusahaan, persepsi bahwa berkarier di akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat, persepsi bahwa akuntan publik merupakan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang besar, dan persepsi bahwa karier di akuntan publik menghadapi stres dan tuntutan waktu yang tidak sesuai dengan tujuan atau gaya hidup jangka panjang. 2. Faktor-faktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa ekstensi adalah sifat pekerjaan yang memberikan tantangan secara

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

359

ISSN1410-4628

intelektual, pekerjaan yang memberikan gaji awal yang tinggi, pekerjaan yang banyak ditawarkan, persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, persepsi bahwa akuntan publik mudah mendapat promosi, persepsi bahwa di akuntan publik kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, persepsi bahwa di akuntan publik mendapat gaji kecil sebelum memperoleh pengalaman dan persepsi bahwa karier di akuntan publik mendapat tekanan atau beban kerja yang berat dan ketidakmampuan individu menggunakan keahlian dan kemampuannya menyebabkan stres dan depresi. Berdasarkan nilai discriminant loading, faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa Reguler adalah adanya persepsi bahwa akuntan publik menghadapi stres dan tuntutan waktu yang tidak sesuai tujuan atau gaya hidup jangka panjang. Faktor dominan yang kedua adalah adanya persepsi bahwa akuntan publik merupakan pekerjaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang besar. Sedangkan pada mahasiswa Ekstensi adalah adanya persepsi bahwa karier di akuntan publik memperoleh gaji kecil sebelum memperoleh pengalaman. Faktor dominan yang kedua adalah adanya persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya. 4.3.4 Pengujian Hipotesis Keempat Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi pada mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS yang dapat dilihat dari nilai Wilks Lambda, FRatio, dan nilai signifikan (lampiran 9 dan 10). 1. Faktor-faktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa PTN adalah persepsi bahwa pilihan karier yang akan dipilih adalah pekerjaan yang memberi tantangan secara intelektual (X1.1), persepsi

bahwa karier yang dipilih merupakan pekerjaan yang aman (tidak mudah diPHK) (X3.2), persepsi bahwa karier yang dipilih memiliki lingkungan kerja yang menyenangkan (X4.3), persepsi bahwa karier akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis terpercaya (X5.3), persepsi bahwa akuntan publik dapat menjadi direktur perusahaan (X5.4), persepsi bahwa akuntan publik dapat memperluas wawasan dan kemampuan sehingga lebih profesional dalam bidang akuntansi lain (X5.5), persepsi bahwa karier akuntan publik mudah mendapat promosi (X5.6), persepsi bahwa imbalan yang diperoleh dalam berkarier sebagai akuntan publik sesuai dengan upaya yang telah diberikan (X5.7), persepsi bahwa kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier (X5.8), persepsi bahwa keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK) (X5.9), dan persepsi bahwa berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat (X5.10) 2. Faktor-faktor yang mampu membedakan secara signifikan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa PTS adalah persepsi bahwa karier akuntan publik merupakan pekerjaan yang aman (tidak mudah di PHK) (X3.2), karier akuntan publik dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan (X5.2), karier akuntan publik dapat menjadi konsultan bisnis terpercaya (X5.3), persepsi bahwa karier akuntan publik mudah untuk mendapat promosi (X5.6), persepsi bahwwa berkarier sebagai akuntan publik imbalan (reward) yang diperoleh sesuai dengan upaya yang telah diberikan (X5.7), persepsi bahwa karier sebagai akuntan publik memiliki keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK) (X5.9), persepsi bahwa berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat (X5.10), serta persepsi bahwa berkarier sebagai akuntan publik

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

360

ISSN1410-4628

memiliki tanggung jawab sosial yang besar (X6.5). Berdasarkan nilai discriminant loading, faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa PTN adalah persepsi bahwa pilihan karier yang dipilih adalah pekerjaan yang memberi tantangan secara intelektual, sedangkan pada mahasiswa PTS adalah persepsi bahwa karier sebagai akuntan publik memiliki keamanan kerja lebih terjamin. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan, maka simpulan yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali. 2. Variabel-variabel (faktor-faktor) yang membedakan pemilihan profesi antara mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih profesi nonakuntan publik adalah (a) pekerjaan yang memberikan tantangan secara intelektual, memperoleh tunjangan-tunjangan, (b) pekerjaan yang aman dari PHK, (c) lingkungan kerja yang menyenangkan, (d) dapat menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, (e) dapat menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, (f) dapat menjadi direktur perusahaan, (g) dapat memperluas wawasan dan kemampuan sehingga lebih profesional dalam akuntansi, (h) mudah mendapat promosi, (i) imbalan yang diperoleh sesuai dengan upaya yang diberikan, (j) bahwa kepuasan pribadi dapat dicapai atas tahapan karier, (k) akuntan publik memberi keamaan kerja lebih terjamin, (l) berkarier di kantor akuntan publik memperoleh penghargaan tinggi dari masyarakat. Berdasarkan nilai discriminant loading, faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan

nonakuntan publik pada mahasiswa akuntansi adalah adanya persepsi bahwa karier di akuntan publik memberikan keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK). 3. Terdapat perbedaan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dengan mahasiswi S1 Akuntansi, tetapi faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswa sama dengan faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik pada mahasiswi S1 Akuntansi. Faktor tersebut adalah persepsi bahwa karier di akuntan publik memberikan keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK). 4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa reguler dan mahasiswa ekstensi. Mahasiswa reguler lebih mempertimbangkan faktor persepsi mengenai karier akuntan publik menghadapi stres dan tuntutan waktu yang tidak sesuai dengan tujuan atau gaya hidup jangka panjang. Sebaliknya, mahasiswa ekstensi lebih mempertimbangkan faktor persepsi mengenai karier akuntan publik memperoleh gaji kecil sebelum memperoleh pengalaman. 5. Terdapat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan profesi pada mahasiswa PTN adalah faktor pilihan pekerjaan yang memberi tantangan secara intelektual, sedangkan pada mahasiswa PTS faktor yang paling dominan dipertimbangkan adalah faktor persepsi bahwa akuntan publik memiliki keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK). Jadi, terdapat perbedaan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

361

ISSN1410-4628

pada mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS. 1.1 Saran 1. Bagi dunia pendidikan di Bali, guna meningkatkan mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai perlu diupayakan keseragaman kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi dengan lebih memberikan mata kuliah konsentrasi bagi mahasiswa akuntansi sehingga mereka mulai lebih dini memikirkan profesi yang akan digelutinya. Di samping itu, juga memiliki kemampuan yang lebih profesional pada salah satu bidang profesi yang relevan dalam dunia kerja saat ini. Hal ini sesuai dengan misi pendidikan Akuntansi sebagaimana dinyatakan dalam Seminar Nasional Akuntansi oleh Prakarsa (2004). 2. Penelitian selanjutnya dapat memperluas lokasi penelitian agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan memiliki daya generalisasi. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan mencari faktor faktor lainnya yang dianggap penting untuk dianalisis, seperti faktor personalitas dan faktor nilai sosial budaya, yang merupakan salah satu determinan potensial yang mempengaruhi perilaku individu. Dalam hal ini kesesuaian antara pekerjaan dengan kepribadian serta budaya yang dimiliki seseorang.

Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, KOMPAK, Januari 2001. Basuki A. 2000. Kepuasan Kerja di Kantor Akuntan Publik. Media Akuntansi. No.5/TH 1/Des 99- Jan 2000, pp.34. Berry, Sarah. 1997. How Important is Career Planning?. Management Accounting. Chairina Laksmi, Ayu dan Indriantoro, Nur. 1999. Persepsi Akuntan Publik terhadap Isu-Isu yang Berkaitan dengan Akuntan Publik Wanita. Makalah pada SNA II IAIKAPd. Felton, Sandra, Nola Buhr, and Margot Northey. 1994. Factors Influencing the Business Students Choice of a Career in Chartered Accountancy, Issues in Accounting Education. Spring. Greenberg, Jerald, Baron, Robert. A. 2000. Behavior In Organization. Grote, Dick. 1999. Staff Performance Advice For CPAs. July 1999. Journal of Accountancy. Hadibroto, H.S. 1999. Indonesia: Menyatukan Dua Pola Pendidikan Akuntansi. Media Akuntansi. Edisi 05. Halim, Abdul. 2001. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UPP AMP Harry S/F, Lazima, dan Paimpo.1999. Akuntan Terbelit Sistem Pendidikan Nasional, Media Akuntansi. Edisi 04. Kholis, Azizul. 2003. Kontribusi Pendidikan Profesi Akuntan terhadap Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia: Sebuah Analisis Historis dan Orientasi Masa Depan. Media Akuntansi. Edisi 30/Des. 2002--Jan 2003 pp 55--59. Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP YKPN. Lee, Raymond. 2004. Kunci Keberhasilan dalam Karier Anda!. Disampaikan pada Seminar Nasional Akuntansi, dalam rangka Atmajaya Accounting Fair, 16--19 Februari 2004. Nata Wirawan. 1996. Statistik 2 Inferensial untuk Ekonomi dan Bisnis. Denpasar: PT Pustaka. Neuman, Lowrance. 2000. Social Research Methods: Qualitative And Quantitative Approach. A Pearson Education Company.

DAFTAR PUSTAKA AICPA. 2004. Comparing The Public Accountant and The Industry. www.aicpa.org/member/div/career/edu/inde x.htm. AICPA. 2004. Reasons For Satisfaction with Industry. www.aicpa.org/member/div/career/edu/inde x.htm AICPA. 2004. Position www.aicpa.org Descriptions.

Astami, Emita Wahyu. 2001. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

362

ISSN1410-4628

Prakarsa. 2004. Profesi Akuntan: Peluang dan Tantangan Menyongsong Era Magister dan Doktor Ilmu Akuntansi di Indonesia. Disampaikan pada Seminar Nasional Akuntansi, dalam rangka Atmajaya Accounting Fair, 16--19 Februari 2004. Rahayuningsih, Deasy Ariyanti. 2002. Harapan dan Kenyataan dalam Berkarier di Kantor Akuntan Publik: Suatu Perbandingan Antara Mahasiswa Akuntansi dan Auditor. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4 No.3, Desember 2002. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.

Sumarna, Agus. 2003. Sarjana Akuntansi dan Potensi yang Perlu Digali. Media Akuntansi. No. 30/Des. 2002-Jan. 2003, pp.17. Sutrisno, H. 1991. Analisis Butir untuk Instrumen, Angket, Tes, dan Skala Nilai. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Andi Offset. SY. 1999. Apa itu PPA?. Media Akuntansi. Edisi 05. Zikmund, William G., Ralph F. Catalanello, and Steve M. Wegener. 1977. The Accounting Students Job-rating Criteria: An Experiment. The Accounting Review.

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

363

ISSN1410-4628

Tabel 1 Jumlah Poulasi dan Sampel Mahasiswa S1 Akuntansi pada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Bali Tahun 2004 Nama Universitas 1. Unud*): Reguler Ekstensi 2. Undiknas**) 3. Unmas**) 4. Unwar**) Jumlah Populasi (orang) Mahasiswa Mahasiswi Jml 106 332 246 43 266 214 818 584 97 517 320 1150 830 140 783 Jumlah Sampel (orang) Mahasiswa Mahasiswi Jml 12 37 28 5 29 24 89 64 11 57 245 36 126 92 16 86 356

Jumlah 993 2230 3223 111 Sumber: *) Pusat Informasi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Maret 2004 **) Perguruan tinggi swasta yang bersangkutan, April 2004

Tabel 2 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Gender Gender Mahasiswa Mahasiswi Jumlah Sumber : Data diolah Nonakuntan Publik (NAP) 73 183 256 Akuntan Publik (AP) 38 62 100 Jumlah 111 245 356

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Program Jenis Program Reguler Ekstensi Jumlah Sumber: Data diolah Nonakuntan Publik (NAP) 22 102 124 Akuntan Publik (AP) 14 24 38 Jml 36 126 162

Tabel 4 Distribusi Jumlah Responden Jenis Perguruan Tinggi Mahasiswa PTN Mahasiswa PTS Jumlah Sumber : Data diolah Nonakuntan Publik (NAP) 124 132 256 Akuntan Publik (AP) 38 62 100 Jumlah 162 194 356

BULETIN STUDI EKONOMI Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007

352

You might also like