You are on page 1of 13

TUGAS RESUME

AUDIT KINERJA MANAJEMEN


“LANGKAH-LANGKAH AUDIT”

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan


Tugas Mata kuliah Audit Manajemen

Dosen Mata Kuliah


Drs. Muhammad Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak
NIP. 19600110 198603 1 003

Disusun oleh :
DEFFRY APRIALDY
NIM. 190522030

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI – S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
PEMBAHASAN

A. AUDIT PENDAHULUAN
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit
ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang
objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan
audit ini, antara lain:
a. Pemahaman auditor terhadap objek audit
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola
oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai
tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan
ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus memahami tujuan perusahaan dan
berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan untuk mendapat pemahaman tentang
keselarasan tujuan tersebut.
Dalam pemahaman terhadap objek audit, auditor harus mendapatkan informasi
tentang sumber daya ( kapasitas aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam
melaksanakan berbagai kegiatan. Auditor harus membuat kesimpulan sementara
secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit. Berbagai informasi yang
diperoleh dalam tahap ini, termasuk indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu
diperbaiki menjadi dasar dalam membuat kesimpulan tersebut.
Auditor harus mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi
tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit
untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika
dilakukan secara tertulis dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-
hal berikut:
1. Informasi yang mendkung tujuan audit
2. Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit
3. Informasi yang megarah pada tujuan audit
Auditor juga harus mendapatkan tanggapan tentang kesimpulan umum yang telah
diajukannya untuk lebih memantapkan hasil kesimpulan auditor.
b. Penentuan Tujuan Audit
Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada
objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Beberapa alasan yang mendasari
diperlukannya audit manajemen termasuk diantaranya :
1. Terjadinya pemborosan atau ketidakefisienan penggunaan sumber daya perusahaan
2. Tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai
3. Adanya alternatif yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Terjadinya penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
5. Adanya penyimpangan terhadap peraturan dan kebijakan perusahaan
6. Sistem informasi dan pelaporan yang kurang baik.
Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada
pemberi tugas.
2. Mempertimbangkan tujuan uadit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya
3. Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit
Dalam penentuan tujuan audit auditor harus memperkirakan dan mengatur dengan
cermat apakah:
1. Sarana dapat atau memungkinkan untuk diaudit
2. Sumber daya cukup tersedia untuk melaksanakan audit
3. Waktu pelaksanaan tersedia cukup untuk audit
Hal berikut ini mengandunng risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan objek audit yang harus diperhatikan auditor:
1. Tujuan objek audit yang beraneka ragam dan tidak konsisten
2. Tujuan objek audit yang kurang jelas
3. Kegiatan objek audit yang rumit dan kompleks
4. Pengendalian yang lemah
5. Perubahan-perubahan yang tidak terencana dan perputaran karyawan yang tinggi
6. Perubahan lingkungan objek audit
c. Penentuan Ruang Lingkup dan Tujuan Audit
Ruang lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Secara garis besar
ruang lingkup audit manajemen terdiri atas:
1. Badang keuangan, mencakup:
a. Pengendalian dan pertanggung jawaban dana dan kekayaan lain serta kewajiban
perusahaan
b. pertanggung jawaban audit dari kegiatan yang dilakukan
c. penyelenggaraan catatan akuntansi
d. laporan keuangan
e. pemanfaatan sistem akuntansi yang dimiliki perusahaan
2. Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan, mencakup:
a. Kesesuaian pelaksanaan program berkaitan dengan peraturan dan kebijaksanaa
perusahaan berkaitan dengan program tersebut.
b. kesesuaian penerimaan dan penggunaan  dana  berkaitan dengan peraturan dan
kebijaksanaan perusahaan berkaitan dengan program tersebut.
3. Ekonomisasi
Ekonomisasi menekankan pada bagaimana setiap kegiatan dalam objek audit
mengelola dana yang dimiliki objek audit dalam memperoleh hasil yang lebih besar
dan alternative pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan dengan biaya yang
lebih rendah.
4. Efisiensi
Efisiensi mencakup optimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai  tujuan
yang telah di tetapkan.
5. Efektivitas, mencakup:
a. Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan
b. Pemanfaatan hasil program
c. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan
Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam penentuan tujuan audit
terdapat 3 elemen penting:
a. Kriteria
Merupakan Norma,standard maupun sekumpulan standar yang menjadi panduan
setiap individu dalam melakukan aktivitasnya sebagai pelaksanaan atas
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan padanya.
b. Penyebab
Tindakan maupun aktivitas actual yang dilakukan oleh individu (kelompok yang
ada di objek audit)
c. Akibat
Hasil pengukuran dan pembandingan antara aktivitas individu (kelompok)
dengan criteria yang telah ditetapkan terhadap aktivitas tersebut.
d. Penelaahan terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek
audit
Penelahan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan
yang berhubungan dengan objek audit baik yang bersifat umum maupun yang
berhubungan khusus dengan berbagai program  aktivitas yang dilaksanakan dalam
objek audit. Dengan penelaahaan ini auditor dapat menentukan batasan wewenang
objek audit dan program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan. Peraturan dan
kebijakan yang ditetapkan berupa adopsi dari peraturan yang ditetapkan pemerintah
maupun yang telah dikembangkan sebagai penjabaran strategi dalam meningkatkan
kemampuan bersaing.
e. Pengembangan kriteria awal dalam audit
Faktor yang mempengaruhi criteria yang akan digunakan dalam audit antara lain
a. Tujuan dan kegiatan yang diaudit
b. Pendekatan Audit
c. Aktivitas tujuan audit
Karakteristik kriteria yang baik adalah:
a. Realistis
b. Dapat dipercaya
c. Bebas dari pengaruh kelemahan manusia
d. Mengarah pada temuan-temuan  dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemberi tugas audit
e. Dirumuskan secara jelas dan tidak berarti ganda yang dapat menimbulkan makna
yang berbeda
f. Dapat dibandingkan
g. Diterima semua pihak
h. Lengkap
i. Memerhatikan adanya rentang waktu antar suatu kejadian
f. Kesimpulan hasil audit pendahuluan
Auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah
dilakukan. Kesimpulan hasil audit pendahuluan memuat tentang hal-hal berikut:
1. Daftar bidangkegiatan yang mendukung kelemahan, yang akan dijadikan tujuan
audit pada tahap audit selanjutnya.
2. Alasan mengapa bidang/kegiatan tersebut memerlukan audit lanjutan
3. Temuan-temuan sementara yang diperoleh berkaitan dengan bidang/kegiatan yang
termasuk dalam daftar bidang/kegiatan yang masih mengandung kelemahan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
4. Rekomendasi sementara yang diajukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada
5. Tindakan-tindakan perbaikan yang sudah dilakukan objek audit berdasarkan
rekomendasi sementara yang diberikan auditor sebelumnya
6. Bukti-bukti yang perlu diperoleh pada audit selanjutnya berkaitan dengan tujuan
audit sementara yang telah ditetapkan
B. REVIEW TERHADAP PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu sistem pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa perusahaan telah
melaksanakan strateginyadengan efektif dan efisien. Karakteristik sistem pengendalian
manajemen yang baik mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pernyataan tujuan
Pernyataan tujuan memberikan arah kepada komponen perusahaan dalam
melaksanakan aktivitasnya karena dengan pernyataan tujuan dan didukung dengan
sosialisasi yang memadai akan membantu setiap komponen dalam perusahaan,tidak
hanya mampu menjalankan segala aktivitas tetapi juga memahami untuk apa mereka
menjalankan aktivitas tersebut,apa manfaat bagi perusahaan dan bagimana seharusnya
menjalankan aktivitas tersebut sehingga dapat lebih optimal mendukung pencapaian
tujuan perusahaan.
b. Rencana perusahaan
Rencana perusahaan merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan,disusun untuk
mencapai sasaran perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek yang diikuti
dengan penentuan trategi untuk mengimplementasikannya. Penyusunan rencana harus
diawali dengan adanya identifikasi terhadap ketersediaan sumber daya,berbagai
hambatan internal,peluang yang yang mungkin dicapai,dan berbagai hambatan
external yang mu gkin dihadapi.selain realistis rencana juga harus memuat tentang
keinginan perbaikan secara terus menerus yang harus dilakukan.
c. Kualitas dan kuantutas sumber daya manusia yang memadai
Perencanaan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan harus didukung oleh
ketersediaan SDM yang memadai dalam merealisasikan rencana tersebut. keberadaan
SDM menjadi sangat penting karena semua wewenang dan tanggung jawab
berhubungan denga keberadaan keberadaan SDM tersebut.Kapasitas SDM yang harus
tersedia dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu kualitas dan kuantitas.
d. Kebijakan dan praktik yang sehat
Perumusan kebijakan harus memerhatikan kepentingan berbagai pihak yang ada
di dalam perusahaan. Hal ini akan mendorong terjadinya keselarasan tujuan dalam
perusahaan dan dapat memotivasi berbagai pihak untuk memberikan kantribusinya.
Dalam menguji kebijakan yanng dibuat perusahaan, auditor harus memerhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tertulis dan sistematis
serta dikomunikasikan diselur ingkat manajemen dan karyawan secara sistematis
dan tepat waktu.
2. Apakah kebijakan yang dibuat telah sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku dan dilakukan peninjauaan serta revisi secara berkala.
3. Apakah kebijakan yang dibuat telah mengakomodasikan kepentingan berbagai
pihak dalam perusahaan dan secara tegas mengatur tentang hak dan kewajiaban
masing-masing pihak.
4. Apakah kebijakan yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas
secara efisien dan efektif.
5. Apakah ada kebijakan khusus bagi setiap pengendalian manajemen lain yang
relevan dengan pelaksanaan setiap kegiatan termasuk sanksi-sanksi terhadap
pelanggaran kebijakan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku.
e. Sistem review yang efektif

Dalam sistem review yang baik,pelaksanaan supervisi harus dilakukan secara


memadai,supervisor harus mampu mengarahkan pelaksanaan prosedur berjalan secara
ekonomis,efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.

Auditor harus melakukan audit terhadap semua rencana yangdibuat berdasarkan


aktivitas yang akan dilakukan. Auditor juga harus menelusuri semua metode yang
digunakan oleh manajemen dalam membandingkan pelaksanaan aktivitas yang
sesungguhnya dengan rencana yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. Auditor harus
menila sifat dan efektivitas metode review dan pelaporan internal yang berhubungan
dengan masing-masing aktivitas yang diaudit. Efektivitas sistem pelaporan internal
perusahaan dapat dinilai dari hal-hal berikut:

1. Apakah sistem pelaporan yang dimiliki dapat membebrikan informasi mutakhir


yang dibutuhkan oleh pejabat-pejabat yang bertanggingjawab, untuk kepentingan
tindakan manajemen?
2. Apakah ada keharusan dari setiap pelaksana untuk melaporkan secara tertulis setiap
hasil kerja/aktivitas yang dilakukan?
3. Apakah laporan disusun berdasarkan data dan informasi yang benar dan tepat
waktu?
Kesimpulan hasil review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen dapat
memberikan gambaran kepada auditor tentang:
1. Keandalan system pengendalian manajemen perusahaan dalam memandu
operasional yang berlangsung pada perusahaan tersebut dan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan dokumnetasi,pengukuran dan penilaian terhadap aktivitas
yang dilaksanakan.
2. Apakah tersedia cukup bukti yang dibutuhkan dalam pengembangan tujuan audit
sementara menjadi tujuan audit yang sesungguhnya,sehingga dapat dipergunakan
sebagai tujuan audit selanjutnya,tapi jika tersedia cukup bukti pengembangan
tujuan audit sementara tidak dilanjutkan.
3. Langkah kerja yang dilaksanakan selanjutnya untuk memudahkan program kerja
audit lanjutan guna mengetahui
a. Apakah ruang lingkup kegiatan audit telah ditetapkan dengan jelas dan pekerja
audit internal perusahaan telah memenuhi syarat kompetensi,dapat diandalkan
dan tepat waktu.
b. Menentukan tujuan audit bersama penanggung jawab mengenai audit lanjutan

Tujuh langkah yang dilakukan auditor dalam melakukan review dan pengujian
terhadap pengendalian manajemen perusahaan yaitu

1. Menetapkan tingkat penting dan pekanya hal-hal pokok dari aktivias yang diaudit.
2. Menilai tingkat kerentanan aktivitas tersebut terhadap penyalahgunaan
sumberdaya,kegagalan pencapaian sasaran dan ketidaktaatan terhadap ketentuan,
peraturan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
3. Mengidentifikasi dan memahami pengendalian manajemen yang relevan.
4. Menetapkan apa yang sudah diketahui tentang efektivitas pengendalian.
5. Menilai kecukupan design pengendalian.
6. Menetapkan melalui pengujian apakah apakah pengendalian yang ada sudah cukup
efektif.
7. Melaporkan hasil penilaian manajemen dan mendiskusikan tindakan perbaikan
yang diperlukan.
C. AUDIT LANJUTAN
Audit lanjutan bertujuan memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan
audit yang sesungguhnya,yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian
pengendalian manajemen. Auditor harus dapat menyusun suatu kesimpulan audit dan
dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit.
Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi:
a. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang

Menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dalam
menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Data
yang telah diperoleh memungkinkan didapatkan dari luar perusahaan yang memiliki
relevansi dengan kegiatan yang sedang diaudit.

b. Memperoleh bukti
Bukti dari sudut pandang auditor adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dalam proses audit,audior harus dapat
menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yang relevan,andal dan berkaitan
dengan tujuan audit. Tujuan dalam perolehan bukti adalah untuk menentukan bahwa:
1. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima.
2. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang,merupakan penyebab dari timbulnya
akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diaudit.
3. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara
kondisi dengan kriteria yang yang telah ditetapkan.
Kriteria yang harus ada dalam bukti yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
kesimpulan audit:
1. Relevan : Berhubungan dengan aktivitas yang sedang diaudit
2. Material : Cukup berarti dalam mempengaruhi kesimpulan yang dibuat
3. Kompeten : Diperoleh dari sumber independen dan dapat dipercaya
4. Cukup : Memadai sebagai dasar pembuatan kesimpulan
c. Membuat ringkasan dan mengelompokkan bukti
Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian di ringkas dan
dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi: kriteria, penyebab,
dan akibat. Bukti-bukti yang masuk dalam kelompok kriteria adalah keseluruhan
temuan audit yang berkaitan dengan norma/standar yang ditetapkan dalam perusahaan
dalam melakukan aktivitasnya.sering kali auditor menemukan bukti-bukti yang sudah
tidak relevan dlam mendukung operasional perusahaan karena sudah berkembang
suatu metode operasi yang lebih mutakhir yang dapat meningkatkan ekonomisasi,
efisiensi operasi, dan efektifitas dalam mencapai tujuan.
Sedangkan bukti-bukti yang termasuk dalam kelompok penyebab biasanya berupa
berbagai tindakan menyimpang atau tindakan positif yang dilakukan yang merupakan
sumber terjadinya ketidak ekonomisan, ketidak efisienan operasi, dan ketidak efektifan
pencapaian tujuan. Disamping penyebab-penyebab negatif, memungkinkan juga
auditor menemukan penyebab-penyebab yang bersifat positif yang secara relatif
merupakan kebalikan penyebab negatif.
Bukti-bukti yang merupakan kelompok akibat adalah bukti-bukti yang biasanya
ditemukan terlebih dahulu. Bukti-bukti ini adalah hasil pengukuran antara penyebab
yang terjadi antara kriteria yang berhubungan dengan penyabab tersebut. Bukti-bukti
dapat dipahami sebagai dampak dari berbagai permasalahan yang terjadi pada objek
audit.
d. Pengembangan Temuan dalam Audit Lanjutan

Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus


yang bersangkutan dengan program/aktifitas yang di audit, dievaluasi dan yang di
analisis karena diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna pengguna laporan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan auditor dalam pengembangan temuan adalah:

1. Pertimbangan harus ditekan pada situasi dan kondisi pada saat program/aktifitas
tersebut berlangsung, bukan pada saat di audit.
2. Pertimbangan atas kompleksitas dan besarnya sumber daya yang terlibat dalam
porogram/aktivitas yang di audit.
3. Auditor harus secara jujur dan objektif berdasarkan pertimabangan profesionalnya
melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang diperoleh pada saat audit dan
menghindari pengungkapan kelemahan-klelemahan yang terjadi secara tidak logis.
4. Pengembanga temuan harus dilakukan secara luas dan teliti sehingga bisa menjadi
dasar bagi pembuatan kesimpulan dan rekomendasi secara jelas dan tepat kepada
pihak yang di audit.

Jika auditor menemukan adanya kelemahan atau kekurangan yang penting pada
program atau aktivitas yang di audit, maka auditor harus segera menyusun rencana
pengembangan semua aspek yang berhubungan dengan masalah tersebut. Beberapa
langkah dalam pengembangan temuan meliputi:

1. Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang terlibat dalam
pelaksanaaan program atau aktivitas yang di audit.
2. Memhami secara seksama sebab-sebab terjadinya kelemahan pada program/
aktivitas yang di audit.
3. Tentukan apakah kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang berdiri sendiri
atau tersebar luas pada berbagai program/aktivitas yang lain.
4. Menentukan akibat atau arti penting dari kelemahn tersebut.
5. Menentukan rekomendasi/saran-saran untuk perbaikan.
e. Perubahan Luas dan Arah Pengembangan Temuan

Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut diyakini


memberikan informasi yang mendukung ke akuratan kesimpulan audit. Tetapi jika
temuan yang diperoleh tersebut tidak begitu penting dan hanya sedikit informasi yang
bisa didapatkan untuk mendukung kesimpulan audit, maka audit terhadapnya harus
dihentikan.

Perubahan lain yang mungkin terjadi dalam pengembangan temuan adalah


menyangkut pengembangan informasi pada semua lokasi yang dipilih pada saat
perencanaan audit. Jika hal ini terjadi maka auditor harus dengan segera
menyampaikan hal ini kepada pihak yang diaudit.

D. PELAPORAN

Bagian aktif dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada 2 cara
penyajian pelaporan audit manajemen yaitu:

a. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-
tahapan audit.
b. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitik beratkan penyajian
kepada kepentingan para pengguna hasil audit.
E. TINDAK LANJUT

Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan


komitmen manajemen dalam meningkat proses dan kinerja perusahaan atas beberapa
kelemahan atau kekuranga masih terjadi.auditor tidak memeiliki kewenangan memeksa
dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi
yang diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor dan dapat
meningkatkan komitmen manajemen atas perbaikan proses dan kinerjanya , rekomendasi
seharusnya merupakan hasil diskusi dan rumusan bersama natara manajemen dan
auditor.disamping itu , rekomendasi harus menyajikan analisis dan manfaat yang
diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilakasanakan serta kerugian yang
mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilakasanakan karena tidak ada tindakan
perbaikan yang di lakukan perusahaan.

You might also like