Professional Documents
Culture Documents
29-Article Text-80-1-10-20191031
29-Article Text-80-1-10-20191031
Abstrak
Implikasi hukum administrasi dalam hubungan hukum rumah sakit pasien adalah menyangkut
kebijakan-kebijakan (policy) atau ketentuan-ketentuan yang merupakan syarat adminsitrasi pelayanan
kesehatan yang harus dipenuhi dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kebijakan atau ketentuan hukum adminstrasi tersebut mengatur tata cara penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang layak dan pantas sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar operasional
dan standar profesi.Pelanggaran terhadap kebijakan atau ketentuan hukum adminstrasi dapat berakibat
sanksi hukum administrasi yang dapat berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan
hukum bagi rumah sakit, sedangkan bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya dapat berupa teguran
lisan atau tertulis, pencabutan surat izin praktek, penundaan gaji berkala atau kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi. Asas legalitas dalam Pertanggungjawaban Pidana Dokter, untuk menuntut
pertanggungjawaban pidana seorang dokter harus mengacu pada dua asas hukum pidana yaitu asas
legalitas. permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah Bagaimanakah perlindungan hukum
terhadap profesi Dokter dalam penyelesaian sengketa medis dengan pasien di Rumah Sakit Umum
Siaga Pemalang berdasarkan prinsip Keadilan. Metode Penelitia yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian hukum empiris didasarkan pada kenyataan di lapangan atau melalui observasi
(pengamatan) langsung. Hasil penelitian ini adalah Perlindungan hukum terhadap profesi Dokter
dalam penyelesaian sengketa medis dengan pasien di Rumah Sakit Umum Siaga Pemalang
berdasarkan prinsip Keadilan yaitu Dokter yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional berhak mendapatkan perlindungan
hukum.
Kata Kunci : Perlindungan hukum, Profesi Dokter, sengketa medis, keadilan
Abstract
The legal implications of administration in the legal relations of patient hospitals are related to
policies (policies) or provisions that are a requirement for the administration of health services that
must be met in the context of providing quality health services. The administrative legal policies or
provisions govern the procedures for administering health services that are appropriate and
appropriate in accordance with hospital service standards, operational standards and professional
standards. Violations of administrative policies or legal provisions can result in administrative legal
sanctions which can be in the form of revocation of business licenses or revocation of status legal
entities for hospitals, whereas for doctors and other health workers can be in the form of verbal or
written reprimands, revocation of practice licenses, periodic salary delays or higher ranks. The
principle of legality in the Criminal Liability of Doctors, to demand criminal liability a doctor must
refer to two principles of criminal law, namely the principle of legality. the problem raised in this
study is how is the legal protection of the doctor profession in the resolution of medical disputes with
patients in the Public Hospital of Siaga Pemalang based on the principle of justice. The research
method use2d in this research is empirical legal research based on reality in the field or through
direct observation. The results of this study are legal protection of the doctor profession in the
resolution of medical disputes with patients in Pemalang Siaga Public Hospital based on the principle
of Justice, which is a doctor who has carried out duties in accordance with professional standards,
service standards and operational procedure standards are entitled to legal protection.
Keywords: Legal protection, Doctor's profession, medical dispute, justice
60
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
61
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
62
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
Bertolak dari rumusan pasal tersebut rakyatnya, Buku kedua yang berjudul
tersebut, maka untuk menuntut perbuatan Politicos, Plato memaparkan suatu konsep
pidana seorang dokter terhadap pasiennya agar suatu Negara dikelola dan di jalankan
dalam hubungan medis, terlebih dahulu atas dasar hukum (Rule of the game), demi
perbuatan tersebut telah dilegalkan sebagai warga yang bersangkutan. Buku ketiga dari
sebuah perbuatan pidana yang diatur dalam Plato yang berjudul, Nomoi, Plato lebih
ketentuan-ketentuan atau perundang- menekankan konsepnya pada para
undang yang berlaku, sebelum perbuatan penyelenggara Negara agar senantiasa
pidana tersebut dilakukan oleh dokter yang diatur dan dibatasi kewenangannya dalam
bersangkutan. Jika perbuatan tersebut hukum agar tidak bertindak sekehendak
belum diatur sebelumnya (legalitas), maka hatinya.1Negara hukum adalah Negara atau
kepada dokter yang melakukan suatu pemerintahan yang berdasarkan
perbuatan atau tindakan medis tidak dapat hukum.Negara menempatkan hukum
disangkakan sebagai perbuatan pidana. sebagai dasar kekuasaan Negara dan
Secara sederhananya dapat dikatakan penyelenggaraan kekuasaan dilakukan di
bahwa selama perbuatan tersebut belum bawah kekuasaan hukum.2
termasuk dalam kategori perbuatan pidana Konsep-konsep tersebut muncul tidak
yang diatur oleh undang-undang tidak terlepas dari adanya beberapa bentuk
boleh dianggap sebagai perbuatan pidana. sistem hukum di dunia. Satjipto Raharjo,
menyatakan bahwa di dunia ini tidak
dijumpai satu sistem hukum saja,
B. Rumusan Masalah melainkan terdapat lebih dari satu bentuk
Berdasarkan latar belakang masalah di sistem hukum, adapun yang dimaksud
atas, permasalahan yang diangkat dalam dengan sistem hukum, adalah suatu sistem
penelitian ini ialah Bagaimanakah hukum yang minimal memiliki substansi,
perlindungan hukum terhadap profesi struktur, dan kultur hukum. Adanya
Dokter dalam penyelesaian sengketa medis perbedaan dalam sistem hukum yang
dengan pasien di Rumah Sakit Umum dipakai.Berkaitan dengan hal tersebut
Siaga Pemalang berdasarkan prinsip kemudian dikenal sistem hukum Eropa
Keadilan. Kontinental (sistem hukum Romawi-
Jerman, civil law system) dan sistem
C. Tinjauan Pustaka hukum Inggris (Common law). Negara
1. Teori Negara Hukum Indonesia pernah menjadi koloni Belanda,
Teori Negara hukum untuk pertama maka dengan serta merta pula sistem
kalinya dikemukakan oleh Plato kemudian hukum yang berlaku di Indonesia
selanjutnya dikembangkan dan dipertegas dipengaruhi oleh sistem hukum yang
kembali oleh Aristoteles. Plato dalam berlaku di Negara Belanda yang kebetulan
bukunya yang berjudul, Politea, diuraikan berada di Eropa yang dikenal dengan
betapa penguasa di masa Plato hidup (429 sistem hukum Eropa Kontinental atau Civil
SM-346 SM) sangatlah tirani, haus dan law System.Keadilan merupakan syarat
gila akan kekuasaan serta sewenang- bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk
wenang dan sama sekali tidak warga negaranya, dan sebagai dasar dari
memperdulikan kepentingan rakyatnya. pada keadilan itu perlu diajarkan rasa
Plato dengan gamlang menyampaikan
pesan moral, agar penguasa berbuat adil,
menjunjung tinggi nilai kesusilaan dan 1
. Madjid H. Abdullah, Op.Cit. hal.29
kebijaksanaan serta senantiasa 2
. Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan
memperhatikan kepentingan dan nasib Daerah Kajian Politik dan Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, hal.33
63
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
susila kepada setiap manusia agar ia didasari atas konsep hukum tentang
menjadi warga negara yang baik. “keadilan yang fundamental” (fundamental
Demikian pula peraturan hukum yang fairness). Perkembangan , due process of
sebenarnya hanya ada jika peraturan law yang prossedural merupakan suatu
hukum itu mencerminkan keadilan bagi proses atau prosedur formal yang adil,
pergaulan hidup antar warga negaranya.3 logis dan layak, yang harus dijalankan oleh
Secara umum, dalam setiap negara yang berwenang, misalnya dengan
yang menganut paham negara hukum, kewajiban membawa surat perintah yang
selalu berlakunya tiga prinsip dasar, yakni sah, memberikan pemberitahuan yang
supermasi hukum (supremacy of law), pantas, kesempatan yang layak untuk
kesetaraan di hadapan hukum (equality membela diri termasuk memakai tenaga
before the law), dan penegakan hukum ahli seperti pengacara bila diperlukan,
dengan cara tidak bertentangan dengan menghadirkan saksi-saksi yang cukup,
hukum (due process of law). Prinsip memberikan ganti rugi yang layak dengan
penting dalam negara hukum adalah proses negosiasi atau musyawarah yang
perlindungan yang sama (equal protection) pantas, yang harus dilakukan manakala
atau persamaan dalam hukum (equality berhadapan dengan hal-hal yang
before the law). Perbedaan perlakuan dapatmengakibatkan pelanggaran terhadap
hukum hanya boleh jika ada alasan yang hak-hak dasar manusia, seperti hak untuk
khusus, misalnya, anak-anak yang di hidup, hak untuk kemerdekaan atau
bawah umur 17 tahun mempunyai hak kebebasan (liberty), hak atas kepemilikan
yang berbeda dengan anak-anak yang di benda, hak mengeluarkan pendapat, hak
atas 17 tahun. Perbedaan ini ada alasan untuk beragama, hak untuk bekerja dan
yang rasional. Tetapi perbedaan perlakuan mencari penghidupan yang layak, hak
tidak dibolehkan jika tanpa alasan yang pilih, hak untukberpergian kemana dia
logis, misalnya karena perbedaan warna suka, hak atas privasi, hak atas perlakuan
kulit, gender agama dan kepercayaan, sekte yang sama (equal protection) dan hak-hak
tertentu dalam agama, atau perbedaan fundamental lainnya.5
status seperti antara tuan tanah dan petani Teori berasal dari kata theoria yang
miskin. Meskipun demikian, perbedaan artinya pandangan atau wawasan. Kata
perlakuan tanpa alasan yang logis seperti teori mempunyai pelabagai macam arti.
ini sampai saat ini masih banyak terjadi di Pada umumnya, teori diartikan sebagai
berbagai negara, termasuk di negara yang pengetahuan yang hanya ada dalam alam
hukumnya sudah maju sekalipun.4 pikiran tanpa dihubungkan dengan
Menurut Dicey, Bahwa berlakunya kegiatan-kegiatan yang bersifat praktis
Konsep kesetaraan dihadapan hukum untuk melakukan sesuatu. Dalam ajaran
(equality before the law), di mana semua ilmu dewasa ini, teori menunjuk pada suatu
orang harus tunduk kepada hukum, dan kompleks hipotesis untuk menjelaskan
tidak seorang pun berada di atas hukum komplekshipotesis seperti teori kausalitas,
(above the law). Konsep due process of relativiteitstheorie. Menurut Gijssels, teori
law yang prosedural pada dasarnya dapat juga berarti kegiatan kreatif. Teori
dapat berarti pendapat yang dikemukakan
sebagai keterangan mengenai peristiwa
3
atau kejadian. Teori dapat digunakan
. Moh. Kusnardi dan Harmaily
sebagai asas dan dasar hukum umum yang
Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia
(Jakarta: Sinar Bakti, 1988), 153. menjadi dasar suatu ilmu pengetahuan :
4
. Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern
(Rehctstaat) (Bandung: Refika Aditama, 2009),
5
207. . Ibid.,hlm 47.
64
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
6
. Ibid., 5 8
Ibid, hlm.54.
7 9
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra
Bakti, Bandung, 2000, hlm.53. Aditya Bakti, Bandung, 2009. hlm. 38
65
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
11
Ibid, hlm.40
10 12
Ibid. hlm.39 Carl Joachim Friedrich, Op. Cit, hlm. 24
66
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
orang apa yang menjadi haknya sesuai kebebasan (freedom), dan persamaan
dengan kemampuan dan prestasi yang telah (equality) guna mengatur struktur dasar
dilakukanya. masyarakat (basic structure of society).
Lebih lanjut, keadilan menurut Sementara konsep “selubung
pandangan Aristoteles dibagi kedalam dua ketidaktahuan” diterjemahkan oleh John
macam keadilan, keadilan “distributief” Rawls bahwa setiap orang dihadapkan
dan keadilan “commutatief”. Keadilan pada tertutupnya seluruh fakta dan keadaan
distributief ialah keadilan yang tentang dirinya sendiri, termasuk terhadap
memberikan kepada tiap orang porsi posisi sosial dan doktrin tertentu, sehingga
menurut pretasinya. Keadilan commutatief membutakan adanya konsep atau
memberikan sama banyaknya kepada pengetahuan tentang keadilan yang tengah
setiap orang tanpa membeda-bedakan berkembang. Dengan konsep itu Rawls
prestasinya dalam hal ini berkaitan dengan menggiring masyarakat untuk memperoleh
peranan tukar menukar barang dan prinsip persamaan yang adil dengan
jasa.13 Dari pembagian macam keadilan ini teorinya disebut sebagai “Justice as
Aristoteles mendapatkan banyak fairness”.15
kontroversi dan perdebatan. Keadilan Dengan demikian, prinsip perbedaan
distributif menurut Aristoteles berfokus menuntut diaturnya struktur dasar
pada distribusi, honor, kekayaan, dan masyarakat sedemikian rupa sehingga
barang-barang lain yang sama-sama bisa kesenjangan prospek mendapat hal-hal
didapatkan dalam masyarakat. Dengan utama kesejahteraan, pendapatan, otoritas
mengesampingkan “pembuktian” diperuntukkan bagi keuntungan orang-
matematis, jelaslah bahwa apa yang ada orang yang paling kurang beruntung. Ini
dibenak Aristoteles ialah distribusi berarti keadilan sosial harus diperjuangkan
kekayaan dan barang berharga lain untuk dua hal: Pertama, melakukan
berdasarkan nilai yang berlaku dikalangan koreksi dan perbaikan terhadap kondisi
warga. Distribusi yang adil boleh jadi ketimpangan yang dialami kaum lemah
merupakan distribusi yang sesuai degan dengan menghadirkan institusi-institusi
nilai kebaikannya, yakni nilainya bagi sosial, ekonomi, dan politik yang
masyarakat.14 memberdayakan. Kedua, setiap aturan
Pandangan Rawls memposisikan harus meposisikan diri sebagai pemandu
adanya situasi yang sama dan sederajat untuk mengembangkan kebijakan-
antara tiap-tiap individu di dalam kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan
masyarakat. Tidak ada pembedaan status, yang dialami kaum lemah.
kedudukan atau memiliki posisi lebih Hans Kelsen dalam bukunya general
tinggi antara satu dengan yang lainnya, theory of law and state, berpandangan
sehingga satu pihak dengan lainnya dapat bahwa hukum sebagai tatanan sosial yang
melakukan kesepakatan yang seimbang, dapat dinyatakan adil apabila dapat
itulah pandangan Rawls sebagai suatu mengatur perbuatan manusia dengan cara
“posisi asasli” yang bertumpu pada yang memuaskan sehingga dapat
pengertian ekulibrium reflektif dengan menemukan kebahagian didalamnya.16
didasari oleh ciri rasionalitas (rationality), Pandangan Hans Kelsen ini pandangan
yang bersifat positifisme, nilai-nilai
13
L..J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum,
15
Jakarta, Pradnya Paramita, cetakan kedua puluh Ibid
16
enam, 1996,hlm. 11-12. Hans Kelsen, General Theory of Law and State,
14
Carl Joachim Friedrich, Op.Cit, hlm. 25. diterjemahkan oleh Rasisul Muttaqien,
Bandung, Nusa Media, 2011, hlm. 7
67
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
keadilan individu dapat diketahui dengan “Dualisme antara hukum positif dan
aturan-aturan hukum yang mengakomodir hukum alam menjadikan karakteristik dari
nilai-nialai umum, namun tetap pemenuhan hukum alam mirip dengan dualisme
rasa keadilan dan kebahagian diperuntukan metafisika tentang dunia realitas dan dunia
tiap individu. Lebih lanjut Hans Kelsen ide model Plato. Inti dari fislafat Plato ini
mengemukakan keadilan sebagai adalah doktrinnya tentang dunia ide. Yang
pertimbangan nilai yang bersifat subjektif. mengandung karakteristik mendalam.
Walaupun suatu tatanan yang adil yang Dunia dibagi menjadi dua bidang yang
beranggapan bahwa suatu tatanan bukan berbeda : yang pertama adalah dunia kasat
kebahagian setiap perorangan, melainkan mata yang dapa itangkap melalui indera
kebahagian sebesar-besarnya bagi yang disebut realitas; yang kedua dunia ide
sebanyak mungkin individu dalam arti yang tidak tampak.” Dua hal lagi konsep
kelompok, yakni terpenuhinya kebutuhan- keadilan yang dikemukakan oleh Hans
kebutuhan tertentu, yang oleh penguasa Kelsen : pertama tentang keadilan dan
atau pembuat hukum, dianggap sebagai perdamaian. Keadilan yang bersumber dari
kebutuhan-kebutuhan yang patut dipenuhi, cita-cita irasional. Keadilan dirasionalkan
seperti kebutuhan sandang, pangan dan melalui pengetahuan yang dapat berwujud
papan. Tetapi kebutuhan-kebutuhan suatu kepentingan-kepentingan yang pada
manusia yang manakah yang patut akhirnya menimbulkan suatu konflik
diutamakan. Hal ini apat dijawab dengan kepentingan. Penyelesaian atas konflik
menggunakan pengetahuan rasional, ang kepentingan tersebut dapat dicapai melalui
merupakan sebuah pertimbangan nilai, suatu tatatanan yang memuaskan salah satu
ditentukan oleh faktor-faktor emosional dn kepentingan dengan mengorbankan
oleh sebab itu bersifat subjektif.17 kepentingan yang lain atau dengan
Sebagai aliran posiitivisme Hans berusaha mencapai suatu kompromi
Kelsen mengakui juga bahwa keadilan menuju suatu perdamaian bagi semua
mutlak berasal dari alam, yakni lahir dari kepentingan. 20
hakikat suatu benda atau hakikat manusia, Kedua, konsep keadilan dan legalitas.
dari penalaran manusia atau kehendak Untuk menegakkan diatas dasar suatu yang
Tuhan. Pemikiran tersebut diesensikan kokoh dari suatu tananan sosial tertentu,
sebagai doktrin yang disebut hukum alam. menurut Hans Kelsen pengertian
Doktrin hukum alam beranggapan bahwa “Keadilan” bermaknakan legalitas. Suatu
ada suatu keteraturan hubungan-hubungan peraturan umum adalah “adil” jika ia bena-
manusia yang berbeda dari hukum positif, benar diterapkan, sementara itu suatu
yang lebih tinggi dan sepenuhnya sahih peraturan umum adalah “tidak adil” jika
dan adil, karena berasal dari alam, dari diterapkan pada suatu kasus dan tidak
penalaran manusia atau kehendak Tuhan.18 diterapkan pada kasus lain yang serupa. 21
Pemikiran tentang teori keadilan, Hans Konsep keadilan dan legalitas inilah yang
Kelsen yang menganut aliran positifisme, diterapkan dalam hukum nasional bangsa
mengakui juga kebenaran dari hukum Indonesia, yang memaknai bahwa
alam. Sehingga pemikirannya terhadap peraturan hukum nasional dapat dijadikan
konsep keadilan menimbulkan dualisme sebagai payung hukum (law unbrella) bagi
antara hukum positif dan hukum alam.19 peraturan peraturan hukum nasional
lainnya sesuai tingkat dan derajatnya dan
peraturan hukum itu memiliki daya ikat
17
Ibid.
18
Ibid.
19 20
Ibid, hal.14,lihat dan bandingkan Filsuf Plato Ibid, hal 16.
21
dengan Doktrinnya tentang dunia ide. Ibid.hal. 17
68
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
69
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
selalu dijumpai dalam hal pelayanan mental.22 Dalam Kamus besar Bahasa
medis, yaitu pihak yang memberikan Indonesia sebagaimana dikutip Christine
pelayanan yaitu dokter, dan di pihak lain S.T. Kansil, dijelaskan bahwa profesi
yang menerima pelayanan yaitu pasien. adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
Dokter memiliki hak dan kewajiban dalam pendidikan keahlian (keterampilan,
hubungannya dengan pasien untuk kejuruan, dan sebagainya) tertentu.23
melakukan praktik kedokteran. Hak dan Perawat atau Nurse berasal dari bahasa
kewajiban yang esensial diatur dalam latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 merawat atau memelihara. Perawat adalah
tentang Praktik Kedokteran. Berdasarkan seseorang yang berperan dalam merawat
Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun atau memelihara, membantu dan
2009 tentang Praktik Kedokteran melindungi seseorang karena sakit, injury
menjelaskan bahwa dokter dalam dan peruses penuaan, sedangkan Menurut
melaksanakan tugasnya mempunyai Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
kewajiban sebagai berikut: tentang Keperawatan, keperawatan adalah
a. memberikan pelayanan medis kegiatan pemeberian asuhan kepada
sesuai dengan standar profesi dan individu, keluarga, kelompok, atau
standar prosedur operasional serta masyarakat, baik dalam keadaan sakit
kebutuhan medis pasien; maupun sehat. Sementara itu, perawat
b. merujuk pasien ke dokter lain yang didefinisikan sebagai seseorang yang telah
mempunyai keahlian atau lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik
kemampuan yang lebih baik, di dalam maupun di luar negeri yang
apabila tidak mampu melakukan diakui oleh pemerintah sesuai dengan
suatu pemeriksaan atau ketentuan peraturan perundang-
24
pengobatan; undangan. Sedangkan menurut
c. merahasiakan segala sesuatu yang international Council of Nurses (1965),
diketahuinya tentang pasien, perawat adalah seseorang yang telah
bahkan juga setelah pasien tersebut menyelesaikan program pendidikan
meninggal dunia; keperawatan, berwenang di Negara
d. melakukan pertolongan darurat atas bersangkutan untuk memberikan pelayanan
dasar perikemanusiaan, kecuali bila dan bertanggung jawab dalam peningkatan
yakin pada orang lain yang kesehatan, pencegahan penyakit serta
bertugas dan mampu untuk pelayanan terhadap pasien.
melakukannya; Pengertian perawat diatur dalam Pasal
e. menambah ilmu pengetahuan dan 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan
mengikuti perkembangan ilmu No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang
kedokteran. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Pengertian Perawat (selanjutnya disebut Permenkes No.
Profesi, secara etimologi berasal dari HK.02.02 Tahun 2010) yang menyatakan
bahasa latin, profecus, yang berarti bahwa, “perawat adalah seseorang yang
mengakui, adanya pengakuan, menyatakan telah lulus pendidikan perawat baik di
mampu, atau ahli dalam melakukan
pekerjaan. Secara terminologi, profesi
22
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan Ni Ketut Mendri, Dra., S.Kep., Ns. M.Sc. dan
yang mensyaratkan pendidikan tinggi bagi Agus Sarwo Prayogi, Skep., Ns., M.H. Kes, Etika
Profesi dan Hukum Keperawatan, Yogyakarta,
pelakunya dan ditekankan pada pekerjaan Pustaka Baru Press, 2009, hlm 7.
23
Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Etika Profesi
Hukum, Jakarta, PT Pradnya Paramita, 1997 hlm 3.
24
Op.Cit., hlm 13
70
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
dalam maupun di luar negeri sesuai dengan masyarakat (Pasal 1 angka 7 UU K No. 36
peraturan perundangan-undangan”. Tahun 2009). Dalam kaitan ini yang
Perawat juga dapat diartikan suatu profesi dimaksud dengan rumah sakit menurut
yang sifat pekerjaannya selalu berada ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 44
dalam situasi yang menyangkut hubungan Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah
antar manusia, terjadi proses interaksi serta institusi pelayanan kesehatan yang
saling memengaruhi dan dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
memberikan dampak terhadap tiap-tiap perorangan secara paripurna yang
individu yang bersangkutan”.25 menyediakan rawat inap, rawat jalan dan
7. Pengertian Rumah Sakit gawat darurat. Pelayanan kesehatan
Rumah sakit dalam perjalanan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan
sejarahnya mengalami perkembangan yang kesehatan yang meliputi promotif,
berpengaruh terhadap fungsi dan perannya. preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rumah sakit berfungsi untuk Pelayanan tugas kesehatan perorangan
mempertemukan dua tugas prinsip yang secara paripurna tersebut, pada dasarnya
membedakan dengan lembaga lainnya rumah sakit mempunyai fungsi
yang melakukan kegiatan pelayanan jasa. menyelenggarakan pelayanan pengobatan
Pada prinsipnya rumah sakit merupakan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
institusi yang mempertemukan tugas yang standar pelayanan rumah sakit.
didasari oleh dalil-dalil etik medik, karena Fungsi utama rumah sakit menurut
merupakan tempat bekerjanya para ketentuan Pasal 5 UU No. 44 Tahun 2009
profesional para penyandang lafal sumpah tentang Rumah Sakit adalah:
medik yang diikat dali-dalil Hipocrates a. penyelenggaraan pelayanan
dalam melakukan tugas profesionalnya. pengobatan dan pemulihan
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kesehatan sesuai dengan standar
dalam Kode Etik Rumah Sakit Indonesia pelayanan rumah sakit;
2001 ditegaskan, bahwa rumah sakit b. pemeliharaan dan peningkatan
sebagai sarana pelayanan kesehatan kesehatan perorangan melalui
merupakan unit sosio ekonomi, yang harus pelayanan kesehatan yang
mengutamakan tugas kemanusiaan dan paripurna tingkat kedua dan ketiga
mendahulukan fungsi sosialnya dan bukan sesuai kebutuhan medis;
mencari keuntungan semata. c. penyelenggaraan pendidikan dan
Pada dasarnya rumah sakit merupakan pelatihan sumber daya manusia
salah satu sarana atau fasilitas pelayanan dalam rangka peningkatan
kesehatan yang tugas utamanya adalah kemampuan dalam pemberian
melayani kesehatan perorangan di samping pelayanan kesehatan; dan
pelayanan lainnya. Selanjutnya yang d. penyelenggaraan penelitian dan
dimaksud dengan fasilitas pelayanan pengembangan serta penapisan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau teknologi bidang kesehatan dalam
tempat yang digunakan untuk rangka peningkatan pelayanan
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif etika ilmu pengetahuan bidang
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh kesehatan;
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau Yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan paripurna tingkat kedua adalah
upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut
25
Mimin Emi, Etika Keperawatan dengan mendayagunakan pengetahuan dan
Aplikasi Pada Praktiknya, Kedokteran EGC, teknologi kesehatan spesialistik.
Jakarta, 2004, hlm. 4.
71
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
D. Metode Penelitian
27
1. Pendekatan Penelitian Syamsudin Pasamai, Metodologi Penelitian &
Penulisan Karya Ilmiah Hukum, PT. Umitoha,
Makassar, hlm.66-67
28
Ronny Hanitijo Soemitro. Dalam bukunya Mukti
26
Sofwan Dahlan. 2000. Hukum Fajar dan Yulianto Achmad. Dualisme penelitian
Kedokteran (Rambu-Rambu Bagi Profesi Dokter). hukum (normative dan Empiris). Yogyakarta.
BP Undip, Semarang, hlm. 33 Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 154
72
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
a. Data primer, yaitu data yang melalui studi dokumentasi atau melalui
diperoleh terutama dari hasil penelusuran literatur serta dengan
penelitian empiris, yaitu penelitian melakukan tehnik wawancara atau
yang dilakukan dalam masyarakat observasi. Menurut Soerjono Soekanto
berdasarkan observasi/pengamatan dalam penelitian lazimnya dikenal tiga
dan wawancara secara jenis alat pengumpul data, yaitu studi
langsungMenurut Peter Mahmud dokumen atau bahan pustaka, pengamatan
Marzuki, bahan hukum primer ini atau observasi dan wawancara atau
bersifat otoritatif, artinya interview. Studi Dokumentasi diberi
mempunyai otoritas, yaitu pengertian sebagai langkah awal dari setiap
merupakan hasil tindakan atau penelitian hukum (baik normatif maupun
kegiatan yang dilakukan oleh yang sosiologis).30 Adapun pengumpulan
lembaga berwenang untuk data melalui pengamatan atau observasi
permasalahan tersebut. menurut Burhan Ashshofa, dibagi dalam
b. Data sekunder adalah sumber data dua macam yaitu teknik observasi
yang akan diperoleh melalui kajian langsung dan tidak langsung. Sementara
pustaka karya ilmiah, hasil untuk teknik wawancara menurut Fred
penelitian atau teori-teori para ahli Kerlinger dalam Kebenaran Ilmiah dan
yang berhubungan dengan masalah Pokok-pokok Penelitian Hukum Normatif
yang akan dibahas. adalah situasi peran antar pribadi bertatap-
c. Data tersier adalah ensiklopedia, muka (face to face) yakni ketika seorang
bahan dari internet, bibiliografi dan pewawancara mengajukan pertanyaan-
sebagainya. Sementara data yang pertanyaan yang dirancang untuk
digunakan berasal dari data Primer, memperoleh jawaban-jawaban yang
Sekunder dan juga didukung oleh relevan dengan masalah penelitian kepada
data Tersier. Sebaliknya jika seorang responden. Studi dokumen
sumber data langsung dari merupakan suatu alat pengumpulan data
responden berarti data yang yang dilakukan melalui data tertulis
diperoleh itu adalah data primer dengan mempergunakan ”content
31
(Field Research). Penentuan analysis”.
responden dicantumkan dalam 4. Analisis Data
penulisan pemahaman tentang Analisis data merupakan kegiatan
teknik – teknik penarikan sampel. dalam penelitian yang berupa melakukan
Sampel adalah sebagian dari kajian atau telaah terhadap hasil
populasi. Pada umumnya alat atau pengolahan data yang dibantu dengan
instrument penelitian yang teori-teori yang telah didapatkan
dipergunakan adalah observasi, sebelumnya. Secara sederhana analisis data
wawancara, kuesioner, studi ini disebut sebagai kegiatan memberikan
29
dokumen dan lain-lain. telaah, yang dapat berarti menentang,
3. Prosedur Pengumpulan Data mengkritik, mendukung, menambah atau
Data yang diperoleh berupa data memberi komentar dan kemudian
Sekunder dan Primer, maka teknik membuat suatu kesimpulan terhadap hasil
pengumpul data yang digunakan adalah
30
SoerjonoSoekanto. PengantarPenelitianHukum.
29
Peter Mahmud Marzuki. Dalam bukunya Mukti Jakarta. UI-Press, 2010, hlm.172 dan 173.
31
Fajar dan Yulianto Achmad . Dualisme Penelitian Sukismo, Kebenaran Ilmiah dan Pokok-pokok
Hukum (normative dan empiris), Yogyakarta. Penelitian Hukum Normatif, Puskumbangsi Leppa
Pustaka Pelajar,2010, hlm.157. UGM, 2008,Yogyakarta, hlm.42
73
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
penelitian dengan pikiran sendiri dan Undang Nomor 36 tahun 2014 Kesehatan,
bantuan teori. Adapun analisis data yang dan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah
digunakan oleh calon peneliti dalam Tentang Tenaga Kesehatan. Hal-Hal Yang
penelitian hukum menggunakan sifat Harus Dilakukan Dokter Untuk
analisis yang Deskriptif adalah, bahwa Menghindarkan Diri Dari Tuntutan Hukum
peneliti dalam menganalisis berkeinginan a. Informed Consent
untuk memberikan gambaran atau Dalam menjalankankan profesinya
pemaparan atas subjek dan objek penelitian Informed Consent merupakan
sebagaimana hasil penelitian yang kewajiban yang harus dipenuhi oleh
dilakukannya serta menggunakan seorang dokter. Informed Consent
pendekatan kualitatif adalah suatu cara terdiri dari dua kata yaitu.”informed”
analisis hasil penelitian yang menghasilkan yang mengandung makna penjelasan
data deskriptif analitis, yaitu data yang atau keterangan (informasi), dan kata
dinyatakan oleh responden sacara tertulis “consent” yang bermakna persetujuan
atau lisan serta juga tingkah laku yang atau memberi izin. Dengan
nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai demikianInformed Consent
sesuatu yang utuh.32 mengandung pengertian suatu
persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarganya setelah mendapat
informasi tindakan medis yang akan
E. Pembahasan dilakukan terhadap dirinya serta segala
1. Perlindungan Hukum Terhadap Dokter resikonya.
Dalam Menjalankan Profesi b. Rekam Medik
Kedokteran Selain Informed Consent, dokter
Penulis telah menguraikan beberapa juga berkewajiban membuat “Rekam
hal yang menjadi perlindungan hukum Medik” dalam setiap kegiatan
terhadap dokter apabila diduga melakukan pelayanan kesehatan terhadap
malpraktek medis yang terdiri dari : dasar pasiennya. Pengaturan rekam medis
dasar hukum yang memberikan terdapat dalam Pasal 46 ayat (1)
perlindungan hukum terhadap dokter Undang-Undang Praktik Kedokteran.
dalam menjalankan profesi kedokteran, Rekam medis merupakan berkas yang
hal-hal yang harus dilakukan dokter untuk berisi catatan dan dokumen tentang
menghindarkan diri dari tuntutan hukum, identitas pasien, pemeriksaan,
dan alasan peniadaan hukuman terhadap pengobatan, tindakan dan pelayanan
dokter yang diduga melakukan malpraktek yang diberikan kepada pasien. Rekam
medis. Dasar-Dasar Hukum Yang medis dibuat dengan berbagai manfaat,
Memberikan Perlindungan Hukum yaitu untuk pengobatan pasien,
Terhadap Dokter. Dalam Menjalankan peningkatan kualitas pelayanan,
Profesi Kedokteran Ketentuan hukum yang pendidikan dan penelitian, pembiayaan,
melindungi dokter apabila terjadi dugaan statistik kesehatan serta pembuktian
malpraktek terdapat dalam Pasal 50 masalah hukum, disiplin dan etik.
Undang-Undang 29 Tahun 2004 tentang c. Resiko Pengobatan
Praktik Kedokteran, Pasal 24 ayat (1), jo 1) Resiko yang inheren atau
Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 29 Undang- melekat Setiap tindakan medis
yang dilakukan dokter pasti
mengandung resiko, oleh sebab
32
Mukhti Fajar dan Yulianto Achmad. Dualisme itu dokter harus menjalankan
Hukum Normatif dan Empiris.Yogyakarta.Pustaka profesi sesuai dengan standar
Pelajar, 2010, hlm 180.
74
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
75
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
76
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
77
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
78
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
79
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
80
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
81
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019
82