You are on page 1of 23

Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba

Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

Perlindungan Hukum Terhadap Profesi Dokter Dalam Penyelesaian


Sengketa Medis Berdasarkan Prinsip Keadilan
Legal Protection of the Professional Doctor in the Settlement of Medical
Disputes Based on the Principle of Justice

Andi Baji Sulolipu, Susilo Handoyo, Roziqin


Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Balikpapan

Abstrak
Implikasi hukum administrasi dalam hubungan hukum rumah sakit pasien adalah menyangkut
kebijakan-kebijakan (policy) atau ketentuan-ketentuan yang merupakan syarat adminsitrasi pelayanan
kesehatan yang harus dipenuhi dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kebijakan atau ketentuan hukum adminstrasi tersebut mengatur tata cara penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang layak dan pantas sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, standar operasional
dan standar profesi.Pelanggaran terhadap kebijakan atau ketentuan hukum adminstrasi dapat berakibat
sanksi hukum administrasi yang dapat berupa pencabutan izin usaha atau pencabutan status badan
hukum bagi rumah sakit, sedangkan bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya dapat berupa teguran
lisan atau tertulis, pencabutan surat izin praktek, penundaan gaji berkala atau kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi. Asas legalitas dalam Pertanggungjawaban Pidana Dokter, untuk menuntut
pertanggungjawaban pidana seorang dokter harus mengacu pada dua asas hukum pidana yaitu asas
legalitas. permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah Bagaimanakah perlindungan hukum
terhadap profesi Dokter dalam penyelesaian sengketa medis dengan pasien di Rumah Sakit Umum
Siaga Pemalang berdasarkan prinsip Keadilan. Metode Penelitia yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian hukum empiris didasarkan pada kenyataan di lapangan atau melalui observasi
(pengamatan) langsung. Hasil penelitian ini adalah Perlindungan hukum terhadap profesi Dokter
dalam penyelesaian sengketa medis dengan pasien di Rumah Sakit Umum Siaga Pemalang
berdasarkan prinsip Keadilan yaitu Dokter yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional berhak mendapatkan perlindungan
hukum.
Kata Kunci : Perlindungan hukum, Profesi Dokter, sengketa medis, keadilan
Abstract
The legal implications of administration in the legal relations of patient hospitals are related to
policies (policies) or provisions that are a requirement for the administration of health services that
must be met in the context of providing quality health services. The administrative legal policies or
provisions govern the procedures for administering health services that are appropriate and
appropriate in accordance with hospital service standards, operational standards and professional
standards. Violations of administrative policies or legal provisions can result in administrative legal
sanctions which can be in the form of revocation of business licenses or revocation of status legal
entities for hospitals, whereas for doctors and other health workers can be in the form of verbal or
written reprimands, revocation of practice licenses, periodic salary delays or higher ranks. The
principle of legality in the Criminal Liability of Doctors, to demand criminal liability a doctor must
refer to two principles of criminal law, namely the principle of legality. the problem raised in this
study is how is the legal protection of the doctor profession in the resolution of medical disputes with
patients in the Public Hospital of Siaga Pemalang based on the principle of justice. The research
method use2d in this research is empirical legal research based on reality in the field or through
direct observation. The results of this study are legal protection of the doctor profession in the
resolution of medical disputes with patients in Pemalang Siaga Public Hospital based on the principle
of Justice, which is a doctor who has carried out duties in accordance with professional standards,
service standards and operational procedure standards are entitled to legal protection.
Keywords: Legal protection, Doctor's profession, medical dispute, justice

60
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

I. PENDAHULUAN yang dapat berakibat hukum Perubahan


A. Latar Belakang Masalah paradigma pelayanan kesehatan sebagai
Pertumbuhan penduduk begitu sebuah langkah awal untuk mencegah
pesatnya diseluruh Indonesia, seiring terjadinya konflik dokter dengan pasien.
dengan perkembangan teknologi dan Hak-hak rumah sakit adalah segala
budaya yang ada dalam kehidupan sesuatu yang menjadi kepentingan rumah
masyarakat, telah menimbulkan berbagai sakit yang dilindungi oleh hukum,
macam permasalahan yang muncul. Dari sedangkan kewajiban-kewajiban rumah
tingkat peradaban manusia yang semakin sakit adalah segala sesuatu yang menjadi
hari semakin berkembang, sehingga beban atau tanggungjawab rumah sakit
mempengaruhi lingkungan kerja yang untuk melaksanakannya demi untuk
semakin hari semakin sulit dihindari dari memenuhi apa yang menjadi hak orang
berbagai macam problematika yang ada di lain. Pelaksanaan hak dan kewajiban
lingkungan kerja khususnya di Rumah antara rumah sakit dan pasien atau
Sakit Umum Siaga Medika Pemalang. sebaliknya sebuah tanggung jawab yang
Usaha untuk meningkatkan kualitas hidup lahir dari hubungan hukum diantara
khususnya, pengetahuan tentang hukum keduanya. Hubungan hukum tersebut
kedokteran dan/atau hukum kesehatan. berupa perikatan atau perjanjian dalam
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan- upaya pelayanan medis (perjanjian
ketentuan atau peraturan-peraturan terapeutik) yang disepakati oleh rumah
perundang-undangandi bidang kesehatan sakit sebagai pemberian pelayanan. Media
yang mengatur hak dan kewajiban dan pasien sebagai penerima pelayanan
individu, Kelompok atau masyarakat medis, untuk memenuhi persyarataan
sebagai penerima pelayanan kesehatan di hubungan hukum, maka masing-masing
pihak lain yang mengikat masing-masing pihak bertindak sebagai Subjek Hukum
pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik yaitu pihak yang mampu memenuhi
dan ketentuan-ketentuan atau peraturan- kewajibannya yang menjadi hak pihak lain
peraturan perundang-undangan bidang untuk memenuhinya. Fungsi pelayanan
kesehatan lainnya yang berlaku secara kesehatan oleh rumah sakit akan menjadi
lokal, regional, nasional dan internasional. optimal jika setiap tenaga kesehatan
Health provider berkewajiban untuk menurut jenis profesinya bekerja sesuai
mendapatkan persetujuan (izin) dari pasien dengan standar pelayanan rumah sakit,
terhadap apa saja yang akan dilakukannya standar operasional prosedur dan standar
dalam memberikan pelayanan medik. profesinya sebagai mana yang
Tindakan tanpa ijin adalah suatu perbuatan diamanahkan dalam Undang-Undang
melanggar hukum dapat digugat atau Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
dituntut secara perdata dan atau secara publik.
pidana akibat kerugian yang dialami Faktor ekternal yang berpengaruh
pasien. Penyebab utama konflik media teradap efektifitas fungsi pelayanan
dalam pelayanan kesehatan adalah untuk kesehatan rumah sakit adalah faktor
meminimalisasi konflik medis tersebut, lingkungan rumah sakit . Faktor
maka secara dini harus disadari mengalami lingkungan rumah sakit yang berperan
sebuah babak baru , yaitu pelayanan dalam efektifitas pelayanan rumah sakit
kesehatan yang tidak hanya berupa sebuah tersebut meliputi lingkungan hukum dan
hubungan moral dan hubungan medis perundang-undangan, politik, ekonomi
,tetapi telah bergeser kearah bahwa dan sosial budaya sebagai kekuatan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan eksternal yang dapat memacu atau
oleh healthprovider telah hubugan hukum menghambat pelaksanaan fungsi rumah

61
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

sakit. Lingkungan Hukum memegang pengembangan fungsi pelayanan


peranan penting dalam meregulasi fungsi- kesehatan. Kesehatan sebagai jasa publik
fungsi pelayanan rumah sakit terhadap adalah hak asasi manusia di bidang
pasien dan masyarakat. Hukum dapat kesehatan yang harus di hormati dan
memainkan perannya sebagai sarana sosial dijunjung tinggi oleh setiap penyelenggara
control (social control) dalam masyarat pelayanan kesehatan baik yang dilakukan
yang melakukan pengawasan terhadap oleh pemerintah, swasta, kelompok atau
rumah sakit dalam menjalankan fungsinya individu. Penghormatan akan hak asasi
dan juga hukum dapat berperan sebagai manusia ini tertuang dalam Pasal 28 ayat
sarana pengubah (social engineering) bagi (1) UUD NRI Tahun 1945 yang
rumah sakit dalam menjalankan fungsi mengatakan bahwa setiap orang berhak
pelayanannya sesuai dengan standar- atas kesehatan.
standar pelayanan kesehatan dan Implikasi hukum administrasi dalam
kedokteran nasional dan internasional yang hubungan hukum rumah sakit pasien
harus diterima oleh pasien dan masyarakat adalah menyangkut kebijakan-kebijakan
sebagai pengguna pelayanan rumah sakit. (policy) atau ketentuan-ketentuan yang
Lingkungan politik juga tidak kalah merupakan syarat adminsitrasi pelayanan
pentingnya dalam pengembangan fungsi- kesehatan yang harus dipenuhi dalam
fungsi pelayanan kesehatan rumah sakit. rangka penyelenggaraan pelayanan
Representasi lingkungan politik kesehatan yang bermutu. Kebijakan atau
diwujudkan dengan political will ketentuan hukum adminstrasi tersebut
pemerintah dalam membuat aturan-aturan mengatur tata cara penyelenggaraan
yang terkait dengan fungsi pelayanan pelayanan kesehatan yang layak dan
kesehatan rumah sakit tersebut. Upaya pantas sesuai dengan standar pelayanan
pemerintah untuk mengentaskan rumah sakit, standar operasional dan
kemiskinan dan meningkatkan derajat standar profesi.Pelanggaran terhadap
kesehatan dengan memberikan subsidi kebijakan atau ketentuan hukum
pembiayaan kesehatan tidaklah berarti adminstrasi dapat berakibat sanksi hukum
bahwa harus melanggar norma-norma administrasi yang dapat berupa
hukum dan aturan yang melekat pada pencabutan izin usaha atau pencabutan
pelayanan kesehatan. Haruslah dipahami status badan hukum bagi rumah sakit,
bahwa aturan-aturan yang berlaku dalam sedangkan bagi dokter dan tenaga
pelayanan kesehatan (rule of the game) kesehatan lainnya dapat berupa teguran
rumah sakit cenderung bersifat lex lisan atau tertulis, pencabutan surat izin
specialist, sehingga harus ada sinkronisasi praktek, penundaan gaji berkala atau
antara kepentingan pasien disatu pihak dan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
rumah sakit di pihak yang lain, antara Asas legalitas dalam Pertanggungjawaban
kepentingan politik dan kepentingan Pidana Dokter, untuk menuntut
hukum seyogyanya berjalan seiring. pertanggungjawaban pidana seorang dokter
Meskipun pelayanan kesehatan yang harus mengacu pada dua asas hukum
disajikan oleh rumah sakit sedemikian pidana yaitu asas legalitas. Asas legalitas
canggihnya namun tidak dapat hukum pidana tertuang dalam Pasal 1 ayat
dimanfaatkan oleh sebagian besar orang (1) KUHP yang mengatakan bahwa" tiada
karena tingginya biaya kesehatan suatu perbuatan dapat di pidana, kecuali
merupakan sebuah kesia-siaan. berdasarkan aturan pidana dalam
Lingkungan budaya masyarakat khusunya perundang-undangan yang sebelum
dalam perilaku mencari pelayanan perbuatan itu dilakukan telah ada ".
kesehatan juga berperan dalam

62
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

Bertolak dari rumusan pasal tersebut rakyatnya, Buku kedua yang berjudul
tersebut, maka untuk menuntut perbuatan Politicos, Plato memaparkan suatu konsep
pidana seorang dokter terhadap pasiennya agar suatu Negara dikelola dan di jalankan
dalam hubungan medis, terlebih dahulu atas dasar hukum (Rule of the game), demi
perbuatan tersebut telah dilegalkan sebagai warga yang bersangkutan. Buku ketiga dari
sebuah perbuatan pidana yang diatur dalam Plato yang berjudul, Nomoi, Plato lebih
ketentuan-ketentuan atau perundang- menekankan konsepnya pada para
undang yang berlaku, sebelum perbuatan penyelenggara Negara agar senantiasa
pidana tersebut dilakukan oleh dokter yang diatur dan dibatasi kewenangannya dalam
bersangkutan. Jika perbuatan tersebut hukum agar tidak bertindak sekehendak
belum diatur sebelumnya (legalitas), maka hatinya.1Negara hukum adalah Negara atau
kepada dokter yang melakukan suatu pemerintahan yang berdasarkan
perbuatan atau tindakan medis tidak dapat hukum.Negara menempatkan hukum
disangkakan sebagai perbuatan pidana. sebagai dasar kekuasaan Negara dan
Secara sederhananya dapat dikatakan penyelenggaraan kekuasaan dilakukan di
bahwa selama perbuatan tersebut belum bawah kekuasaan hukum.2
termasuk dalam kategori perbuatan pidana Konsep-konsep tersebut muncul tidak
yang diatur oleh undang-undang tidak terlepas dari adanya beberapa bentuk
boleh dianggap sebagai perbuatan pidana. sistem hukum di dunia. Satjipto Raharjo,
menyatakan bahwa di dunia ini tidak
dijumpai satu sistem hukum saja,
B. Rumusan Masalah melainkan terdapat lebih dari satu bentuk
Berdasarkan latar belakang masalah di sistem hukum, adapun yang dimaksud
atas, permasalahan yang diangkat dalam dengan sistem hukum, adalah suatu sistem
penelitian ini ialah Bagaimanakah hukum yang minimal memiliki substansi,
perlindungan hukum terhadap profesi struktur, dan kultur hukum. Adanya
Dokter dalam penyelesaian sengketa medis perbedaan dalam sistem hukum yang
dengan pasien di Rumah Sakit Umum dipakai.Berkaitan dengan hal tersebut
Siaga Pemalang berdasarkan prinsip kemudian dikenal sistem hukum Eropa
Keadilan. Kontinental (sistem hukum Romawi-
Jerman, civil law system) dan sistem
C. Tinjauan Pustaka hukum Inggris (Common law). Negara
1. Teori Negara Hukum Indonesia pernah menjadi koloni Belanda,
Teori Negara hukum untuk pertama maka dengan serta merta pula sistem
kalinya dikemukakan oleh Plato kemudian hukum yang berlaku di Indonesia
selanjutnya dikembangkan dan dipertegas dipengaruhi oleh sistem hukum yang
kembali oleh Aristoteles. Plato dalam berlaku di Negara Belanda yang kebetulan
bukunya yang berjudul, Politea, diuraikan berada di Eropa yang dikenal dengan
betapa penguasa di masa Plato hidup (429 sistem hukum Eropa Kontinental atau Civil
SM-346 SM) sangatlah tirani, haus dan law System.Keadilan merupakan syarat
gila akan kekuasaan serta sewenang- bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk
wenang dan sama sekali tidak warga negaranya, dan sebagai dasar dari
memperdulikan kepentingan rakyatnya. pada keadilan itu perlu diajarkan rasa
Plato dengan gamlang menyampaikan
pesan moral, agar penguasa berbuat adil,
menjunjung tinggi nilai kesusilaan dan 1
. Madjid H. Abdullah, Op.Cit. hal.29
kebijaksanaan serta senantiasa 2
. Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan
memperhatikan kepentingan dan nasib Daerah Kajian Politik dan Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, hal.33
63
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

susila kepada setiap manusia agar ia didasari atas konsep hukum tentang
menjadi warga negara yang baik. “keadilan yang fundamental” (fundamental
Demikian pula peraturan hukum yang fairness). Perkembangan , due process of
sebenarnya hanya ada jika peraturan law yang prossedural merupakan suatu
hukum itu mencerminkan keadilan bagi proses atau prosedur formal yang adil,
pergaulan hidup antar warga negaranya.3 logis dan layak, yang harus dijalankan oleh
Secara umum, dalam setiap negara yang berwenang, misalnya dengan
yang menganut paham negara hukum, kewajiban membawa surat perintah yang
selalu berlakunya tiga prinsip dasar, yakni sah, memberikan pemberitahuan yang
supermasi hukum (supremacy of law), pantas, kesempatan yang layak untuk
kesetaraan di hadapan hukum (equality membela diri termasuk memakai tenaga
before the law), dan penegakan hukum ahli seperti pengacara bila diperlukan,
dengan cara tidak bertentangan dengan menghadirkan saksi-saksi yang cukup,
hukum (due process of law). Prinsip memberikan ganti rugi yang layak dengan
penting dalam negara hukum adalah proses negosiasi atau musyawarah yang
perlindungan yang sama (equal protection) pantas, yang harus dilakukan manakala
atau persamaan dalam hukum (equality berhadapan dengan hal-hal yang
before the law). Perbedaan perlakuan dapatmengakibatkan pelanggaran terhadap
hukum hanya boleh jika ada alasan yang hak-hak dasar manusia, seperti hak untuk
khusus, misalnya, anak-anak yang di hidup, hak untuk kemerdekaan atau
bawah umur 17 tahun mempunyai hak kebebasan (liberty), hak atas kepemilikan
yang berbeda dengan anak-anak yang di benda, hak mengeluarkan pendapat, hak
atas 17 tahun. Perbedaan ini ada alasan untuk beragama, hak untuk bekerja dan
yang rasional. Tetapi perbedaan perlakuan mencari penghidupan yang layak, hak
tidak dibolehkan jika tanpa alasan yang pilih, hak untukberpergian kemana dia
logis, misalnya karena perbedaan warna suka, hak atas privasi, hak atas perlakuan
kulit, gender agama dan kepercayaan, sekte yang sama (equal protection) dan hak-hak
tertentu dalam agama, atau perbedaan fundamental lainnya.5
status seperti antara tuan tanah dan petani Teori berasal dari kata theoria yang
miskin. Meskipun demikian, perbedaan artinya pandangan atau wawasan. Kata
perlakuan tanpa alasan yang logis seperti teori mempunyai pelabagai macam arti.
ini sampai saat ini masih banyak terjadi di Pada umumnya, teori diartikan sebagai
berbagai negara, termasuk di negara yang pengetahuan yang hanya ada dalam alam
hukumnya sudah maju sekalipun.4 pikiran tanpa dihubungkan dengan
Menurut Dicey, Bahwa berlakunya kegiatan-kegiatan yang bersifat praktis
Konsep kesetaraan dihadapan hukum untuk melakukan sesuatu. Dalam ajaran
(equality before the law), di mana semua ilmu dewasa ini, teori menunjuk pada suatu
orang harus tunduk kepada hukum, dan kompleks hipotesis untuk menjelaskan
tidak seorang pun berada di atas hukum komplekshipotesis seperti teori kausalitas,
(above the law). Konsep due process of relativiteitstheorie. Menurut Gijssels, teori
law yang prosedural pada dasarnya dapat juga berarti kegiatan kreatif. Teori
dapat berarti pendapat yang dikemukakan
sebagai keterangan mengenai peristiwa
3
atau kejadian. Teori dapat digunakan
. Moh. Kusnardi dan Harmaily
sebagai asas dan dasar hukum umum yang
Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia
(Jakarta: Sinar Bakti, 1988), 153. menjadi dasar suatu ilmu pengetahuan :
4
. Munir Fuady, Teori Negara Hukum Modern
(Rehctstaat) (Bandung: Refika Aditama, 2009),
5
207. . Ibid.,hlm 47.
64
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

teori kekuasaan, teori keadilan. Menurut menentukan kepentingan manusia yang


Gijssels, Teori dalam teori hukum dapat perlu diatur dan dilindungi. Perlindungan
diartikan sebagai suatu kesatuan pandang, hukum harus melihat tahapan yakni
pendapat, dan pengertian-pengertian yang perlindungan hukum lahir dari suatu
berhubungan dengan kenyataan yang ketentuan hukum dan segala peraturan
dirumuskan sedemikian, sehingga hukum yang diberikan oleh masyarakat
memungkinkan menjabarkan hipotesis- yang pada dasarnya merupakan
hipotesis yang dapat dikaji.6 kesepakatan masyarakat tersebut untuk
Hukum bertugas menciptakan mengatur hubungan prilaku antara
kepastian hukum karena bertujuan untuk anggota-anggota masyarakat dan antara
ketertiban masyarakat. Tanpa kepastian perseorangan dengan pemerintah yang
hukum orang tidak tahu apa yang harus dianggap mewakili kepentingan
diperbuatnya sehingga akhirnya timbul masyarakat. Hukum dibutuhkan untuk
keresahan. Jika terlalu menitik beratkan mereka yang lemah dan belum kuat secara
pada kepastian hukum, dan ketat mentaati sosial, ekonomi dan politik untuk
peraturan hukum, maka akibatnya akan memperoleh keadilan sosial8 Sesuai
kaku serta menimbulkan rasa tak adil. dengan uraian di atas dapat dinyatakan
Apapun yang terjadi peraturannya tetap bahwa fungsi hukum adalah melindungi
seperti demikian, sehingga harus ditaati rakyat dari bahaya dan tindakan yang dapat
dan dilaksanakan. Undang-undang terasa merugikan dan menderitakan hidupnya
kejam apabila dilaksanakan secara ketat, dari orang lain, masyarakat maupun
lex dure, sed tamen scripta (undang- penguasa. Selain itu berfungsi pula untuk
undang itu kejam tetapi memang memberikan keadilan serta menjadi sarana
demikianlah bunyinya). untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
2. Teori Perlindungan Hukum seluruh rakyat.
Menurut Fitzgerald sebagaimana Perlindungan hukum bila dijelaskan
dikutip Satjipto Raharjo awal mula dari harfiah dapat menimbulkan banyak
munculnya teori perlindungan hukum ini persepsi. Sebelum mengurai perlindungan
bersumber dari teori hukum alam atau hukum dalam makna yang sebenarnya
aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori dalam ilmu hukum, menarik pula untuk
oleh Plato, Aristoteles (murid Plato), dan mengurai sedikit mengenai pengertian-
Zeno (pendiri aliran Stoic). Menurut aliran pengertian yang dapat timbul dari
hukum alam menyebutkan bahwa hukum penggunaan istilah perlindungan hukum,
itu bersumber dari Tuhan yang bersifat yakni Perlindungan hukum bisa berarti
universal dan abadi, serta antara hukum perlindungan yang diberikan terhadap
dan moral tidak boleh dipisahkan. Para hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan
penganut aliran ini memandang bahwa tidak cederai oleh aparat penegak hukum
hukum dan moral adalah cerminan dan dan juga bisa berarti perlindungan yang
aturan secara internal dan eksternal dari diberikan oleh hukum terhadap sesuatu.9
kehidupan manusia yang diwujudkan Perlindungan hukum juga dapat
melalui hukum dan moral.7 menimbulkan pertanyaan yang kemudian
Kepentingan hukum adalah mengurusi meragukan keberadaan hukum. Hukum
hak dan kepentingan manusia, sehingga harus memberikan perlindungan terhadap
hukum memiliki otoritas tertinggi untuk semua pihak sesuai dengan status

6
. Ibid., 5 8
Ibid, hlm.54.
7 9
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, Citra
Bakti, Bandung, 2000, hlm.53. Aditya Bakti, Bandung, 2009. hlm. 38
65
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

hukumnya karena setiap orang memiliki a. Perlindungan hukum preventif,


kedudukan yang sama dihadapan hukum. yakni bentuk perlindungan hukum
Aparat penegak hukum wajib menegakkan di mana kepada rakyat diberi
hukum dan dengan berfungsinya aturan kesempatan untuk mengajukan
hukum, maka secara tidak langsung pula keberatan atau pendapat sebelum
hukum akan memberikan perlindungan suatu keputusan pemerintah
pada tiap hubungan hukum atau segala mendapat bentuk yang definitive.
aspek dalam kehidupan masyarakat yang b. Perlindungan hukum represif, yakni
diatur oleh hukum. bentuk perlindungan hukum di
Perlindungan hukum dalam hal ini mana lebih ditujukan dalam
sesuai dengan teori interprestasi hukum penyelesian sengketa.11
sebagaimana dikemukakan oleh Sudikno Perlindungan hukum yang
Mertokusumo, bahwa interpretasi atau diberikan bagi rakyat Indonesia
penafsiran merupakan salah satu metode merupakan implementasi atas prinsip
penemuan hukum yang memberi pengakuan dan perlindungan terhadap
penjelasan yang gamblang mengenai teks harkat dan martabat manusia yang
undang-undang agar ruang lingkup kaidah bersumber pada Pancasila dan prinsip
dapat ditetapkan sehubungan dengan Negara Hukum yang berdasarkan
peristiwa tertentu. Penafsiran oleh hakim Pancasila. Setiap orang berhak
merupakan penjelasan yang harus menuju mendapatkan perlindungan dari
kepada pelaksanaan yang dapat diterima hukum. Hampir seluruh hubungan
oleh masyarakat mengenai peraturan hukum harus mendapat perlindungan
hukum terhadap peristiwa konkrit. Metode dari hukum. Oleh karena itu terdapat
interpretasi ini adalah sarana atau alat banyak macam perlindungan hukum.
untuk mengetahui makna Undang- 3. Teori Keadilan
Undang. Pembenarannya terletak pada Pandangan Aristoteles tentang keadilan
kegunaan untuk melaksanakan ketentuan bisa didapatkan dalam karyanya
yang konkrit dan bukan untuk kepentingan nichomachean ethics,
metode itu sendiri. Metode interpretasi ini politics, dan rethoric. Spesifik dilihat
adalah sarana atau alat untuk mengetahui dalam bukunicomachean ethics, buku itu
makna undang-undang10 sepenuhnya ditujukan bagi keadilan, yang,
Perlindungan hukum dalam konteks berdasarkan filsafat hukum Aristoteles,
Hukum Administrasi Negara merupakan mesti dianggap sebagai inti dari filsafat
gambaran dari bekerjanya fungsi hukum hukumnya, “karena hukum hanya bisa
untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, ditetapkan dalam kaitannya dengan
yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian keadilan”.12 Pada pokoknya pandangan
hukum. Perlindungan hukum adalah suatu keadilan ini sebagai suatu pemberian hak
perlindungan yang diberikan kepada persamaan tapi bukan persamarataan.
subyek hukum sesuai dengan aturan Aristoteles membedakan hak persamaanya
hukum, baik itu yang bersifat preventif sesuai dengan hak proposional. Kesamaan
(pencegahan) maupun dalam bentuk yang hak dipandangan manusia sebagai suatu
bersifat represif (pemaksaan), baik yang unit atau wadah yang sama. Inilah yang
secara tertulis maupun tidak tertulis dalam dapat dipahami bahwa semua orang atau
rangka menegakkan peraturan hukum. setiap warga negara dihadapan hukum
Perlindungan hukum bagi rakyat sama. Kesamaan proposional memberi tiap
meliputi dua hal, yakni:

11
Ibid, hlm.40
10 12
Ibid. hlm.39 Carl Joachim Friedrich, Op. Cit, hlm. 24
66
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

orang apa yang menjadi haknya sesuai kebebasan (freedom), dan persamaan
dengan kemampuan dan prestasi yang telah (equality) guna mengatur struktur dasar
dilakukanya. masyarakat (basic structure of society).
Lebih lanjut, keadilan menurut Sementara konsep “selubung
pandangan Aristoteles dibagi kedalam dua ketidaktahuan” diterjemahkan oleh John
macam keadilan, keadilan “distributief” Rawls bahwa setiap orang dihadapkan
dan keadilan “commutatief”. Keadilan pada tertutupnya seluruh fakta dan keadaan
distributief ialah keadilan yang tentang dirinya sendiri, termasuk terhadap
memberikan kepada tiap orang porsi posisi sosial dan doktrin tertentu, sehingga
menurut pretasinya. Keadilan commutatief membutakan adanya konsep atau
memberikan sama banyaknya kepada pengetahuan tentang keadilan yang tengah
setiap orang tanpa membeda-bedakan berkembang. Dengan konsep itu Rawls
prestasinya dalam hal ini berkaitan dengan menggiring masyarakat untuk memperoleh
peranan tukar menukar barang dan prinsip persamaan yang adil dengan
jasa.13 Dari pembagian macam keadilan ini teorinya disebut sebagai “Justice as
Aristoteles mendapatkan banyak fairness”.15
kontroversi dan perdebatan. Keadilan Dengan demikian, prinsip perbedaan
distributif menurut Aristoteles berfokus menuntut diaturnya struktur dasar
pada distribusi, honor, kekayaan, dan masyarakat sedemikian rupa sehingga
barang-barang lain yang sama-sama bisa kesenjangan prospek mendapat hal-hal
didapatkan dalam masyarakat. Dengan utama kesejahteraan, pendapatan, otoritas
mengesampingkan “pembuktian” diperuntukkan bagi keuntungan orang-
matematis, jelaslah bahwa apa yang ada orang yang paling kurang beruntung. Ini
dibenak Aristoteles ialah distribusi berarti keadilan sosial harus diperjuangkan
kekayaan dan barang berharga lain untuk dua hal: Pertama, melakukan
berdasarkan nilai yang berlaku dikalangan koreksi dan perbaikan terhadap kondisi
warga. Distribusi yang adil boleh jadi ketimpangan yang dialami kaum lemah
merupakan distribusi yang sesuai degan dengan menghadirkan institusi-institusi
nilai kebaikannya, yakni nilainya bagi sosial, ekonomi, dan politik yang
masyarakat.14 memberdayakan. Kedua, setiap aturan
Pandangan Rawls memposisikan harus meposisikan diri sebagai pemandu
adanya situasi yang sama dan sederajat untuk mengembangkan kebijakan-
antara tiap-tiap individu di dalam kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan
masyarakat. Tidak ada pembedaan status, yang dialami kaum lemah.
kedudukan atau memiliki posisi lebih Hans Kelsen dalam bukunya general
tinggi antara satu dengan yang lainnya, theory of law and state, berpandangan
sehingga satu pihak dengan lainnya dapat bahwa hukum sebagai tatanan sosial yang
melakukan kesepakatan yang seimbang, dapat dinyatakan adil apabila dapat
itulah pandangan Rawls sebagai suatu mengatur perbuatan manusia dengan cara
“posisi asasli” yang bertumpu pada yang memuaskan sehingga dapat
pengertian ekulibrium reflektif dengan menemukan kebahagian didalamnya.16
didasari oleh ciri rasionalitas (rationality), Pandangan Hans Kelsen ini pandangan
yang bersifat positifisme, nilai-nilai

13
L..J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum,
15
Jakarta, Pradnya Paramita, cetakan kedua puluh Ibid
16
enam, 1996,hlm. 11-12. Hans Kelsen, General Theory of Law and State,
14
Carl Joachim Friedrich, Op.Cit, hlm. 25. diterjemahkan oleh Rasisul Muttaqien,
Bandung, Nusa Media, 2011, hlm. 7
67
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

keadilan individu dapat diketahui dengan “Dualisme antara hukum positif dan
aturan-aturan hukum yang mengakomodir hukum alam menjadikan karakteristik dari
nilai-nialai umum, namun tetap pemenuhan hukum alam mirip dengan dualisme
rasa keadilan dan kebahagian diperuntukan metafisika tentang dunia realitas dan dunia
tiap individu. Lebih lanjut Hans Kelsen ide model Plato. Inti dari fislafat Plato ini
mengemukakan keadilan sebagai adalah doktrinnya tentang dunia ide. Yang
pertimbangan nilai yang bersifat subjektif. mengandung karakteristik mendalam.
Walaupun suatu tatanan yang adil yang Dunia dibagi menjadi dua bidang yang
beranggapan bahwa suatu tatanan bukan berbeda : yang pertama adalah dunia kasat
kebahagian setiap perorangan, melainkan mata yang dapa itangkap melalui indera
kebahagian sebesar-besarnya bagi yang disebut realitas; yang kedua dunia ide
sebanyak mungkin individu dalam arti yang tidak tampak.” Dua hal lagi konsep
kelompok, yakni terpenuhinya kebutuhan- keadilan yang dikemukakan oleh Hans
kebutuhan tertentu, yang oleh penguasa Kelsen : pertama tentang keadilan dan
atau pembuat hukum, dianggap sebagai perdamaian. Keadilan yang bersumber dari
kebutuhan-kebutuhan yang patut dipenuhi, cita-cita irasional. Keadilan dirasionalkan
seperti kebutuhan sandang, pangan dan melalui pengetahuan yang dapat berwujud
papan. Tetapi kebutuhan-kebutuhan suatu kepentingan-kepentingan yang pada
manusia yang manakah yang patut akhirnya menimbulkan suatu konflik
diutamakan. Hal ini apat dijawab dengan kepentingan. Penyelesaian atas konflik
menggunakan pengetahuan rasional, ang kepentingan tersebut dapat dicapai melalui
merupakan sebuah pertimbangan nilai, suatu tatatanan yang memuaskan salah satu
ditentukan oleh faktor-faktor emosional dn kepentingan dengan mengorbankan
oleh sebab itu bersifat subjektif.17 kepentingan yang lain atau dengan
Sebagai aliran posiitivisme Hans berusaha mencapai suatu kompromi
Kelsen mengakui juga bahwa keadilan menuju suatu perdamaian bagi semua
mutlak berasal dari alam, yakni lahir dari kepentingan. 20
hakikat suatu benda atau hakikat manusia, Kedua, konsep keadilan dan legalitas.
dari penalaran manusia atau kehendak Untuk menegakkan diatas dasar suatu yang
Tuhan. Pemikiran tersebut diesensikan kokoh dari suatu tananan sosial tertentu,
sebagai doktrin yang disebut hukum alam. menurut Hans Kelsen pengertian
Doktrin hukum alam beranggapan bahwa “Keadilan” bermaknakan legalitas. Suatu
ada suatu keteraturan hubungan-hubungan peraturan umum adalah “adil” jika ia bena-
manusia yang berbeda dari hukum positif, benar diterapkan, sementara itu suatu
yang lebih tinggi dan sepenuhnya sahih peraturan umum adalah “tidak adil” jika
dan adil, karena berasal dari alam, dari diterapkan pada suatu kasus dan tidak
penalaran manusia atau kehendak Tuhan.18 diterapkan pada kasus lain yang serupa. 21
Pemikiran tentang teori keadilan, Hans Konsep keadilan dan legalitas inilah yang
Kelsen yang menganut aliran positifisme, diterapkan dalam hukum nasional bangsa
mengakui juga kebenaran dari hukum Indonesia, yang memaknai bahwa
alam. Sehingga pemikirannya terhadap peraturan hukum nasional dapat dijadikan
konsep keadilan menimbulkan dualisme sebagai payung hukum (law unbrella) bagi
antara hukum positif dan hukum alam.19 peraturan peraturan hukum nasional
lainnya sesuai tingkat dan derajatnya dan
peraturan hukum itu memiliki daya ikat
17
Ibid.
18
Ibid.
19 20
Ibid, hal.14,lihat dan bandingkan Filsuf Plato Ibid, hal 16.
21
dengan Doktrinnya tentang dunia ide. Ibid.hal. 17
68
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

terhadap materi-materi yang dimuat nilai hukum, karena isinya


(materi muatan) dalam peraturan hukum menyangkut masalah adanya
tersebut. jaminan kepastian hukum atas
4. Pengertian Rekam Medis dasar keadilan, atas dasar usaha
Rekam medis adalah berkas yang menegakkan hukum serta
berisikan catatan dan dokumen tentang penyediaan bahan bukti untuk
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, menegakkan keadilan.
tindakan, dan pelayanan lain yang telah c. Aspek Keuangan Berkas rekam
diberikan kepada pasien. Rekam medis medik mempunyai nilai keuangan,
harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan karena isinya mengandung data dan
jelas. PERMENKES RI No informasi yang dapat dipergunakan
269/MENKES/PER/III/2008. Rekam untuk menetapkan biaya
medik dikatakan lengkap apabila pembayaran pelayanan rumah sakit
didalamnya berisi keterangan, catatan dan yang dapat
rekaman yang lengkap mengenai dipertanggungjawabkan.
pelayanan yang diberikan kepada pasien, d. Aspek Penelitian Suatu berkas
meliputi hasil wawancara (anamnes ), hasil rekam medik mempunyai nilai
pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penelitian, karena isinya
penunjang bila dilakukan pemeriksaan menyangkut data dan informasi
laboratorium, rontgen, elektrokardiogram, yang dapat dipergunakan dalam
diagnosis, pengobatan, dan tindakan bila penelitian dan pengembangan ilmu
dilakukan serta hasil akhir dari pelayanan dibidang kesehatan.
medik maupun keperawatan dan semua e. Aspek Pendidikan Berkas rekam
pelayanan. Tujuan rekam medik adalah medik mempunyai nilai
menunjang tercapainya tertib administrasi pendidikan, karena isinya
dalam rangka upaya peningkatan menyangkut data atau informasi
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa tentang kronologis dan kegiatan
didukung suatu sistem pengelolaan rekam pelayanan medik yang diberikan
medik yang baik dan benar, maka mustahil kepada pasien. Informasi tersebut
tertib administrasi rumah sakit akan dapat dipergunakan untuk bahan
berhasil dicapai sebagaimana yang referensi pengajaran di bidang
diharapkan, sedangkan tertib administrasi profesi si pemakai.
merupakan salah satu faktor yang 5. Pengertian Dokter
menentukan dalam upaya pelayanan Dokter adalah setiap orang yang
kesehatan di rumah sakit (Departemen memiliki ijazah dokter, dokter spesialis,
Kesehatan RI, 1997). dokter superspesialis atau dokter
Kegunaan rekam medik dapat dilihat dari subspesialis atau spesialis konsultan yang
beberapa aspek, antara lain: diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
a. Aspek Administrasi Berkas rekam sesuai dengan peraturan perundang-
medik mempunyai nilai undangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal
administrasi, karena isinya 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 29
menyangkut tindakan berdasarkan Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
wewenang dan tanggung jawab dokter adalah suatu pekerjaan yang
sebagai tenaga medik dan dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,
paramedik dalam mencapai tujuan kompetensi yang diperoleh melalui
kesehatan. pendidikan yang berjenjang, dan kode etik
b. Aspek Hukum Sedangkan suatu yang bersifat melayani masyarakat.
berkas rekam medik mempunyai Adanya dua pihak yang berhubungan

69
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

selalu dijumpai dalam hal pelayanan mental.22 Dalam Kamus besar Bahasa
medis, yaitu pihak yang memberikan Indonesia sebagaimana dikutip Christine
pelayanan yaitu dokter, dan di pihak lain S.T. Kansil, dijelaskan bahwa profesi
yang menerima pelayanan yaitu pasien. adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
Dokter memiliki hak dan kewajiban dalam pendidikan keahlian (keterampilan,
hubungannya dengan pasien untuk kejuruan, dan sebagainya) tertentu.23
melakukan praktik kedokteran. Hak dan Perawat atau Nurse berasal dari bahasa
kewajiban yang esensial diatur dalam latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 merawat atau memelihara. Perawat adalah
tentang Praktik Kedokteran. Berdasarkan seseorang yang berperan dalam merawat
Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun atau memelihara, membantu dan
2009 tentang Praktik Kedokteran melindungi seseorang karena sakit, injury
menjelaskan bahwa dokter dalam dan peruses penuaan, sedangkan Menurut
melaksanakan tugasnya mempunyai Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
kewajiban sebagai berikut: tentang Keperawatan, keperawatan adalah
a. memberikan pelayanan medis kegiatan pemeberian asuhan kepada
sesuai dengan standar profesi dan individu, keluarga, kelompok, atau
standar prosedur operasional serta masyarakat, baik dalam keadaan sakit
kebutuhan medis pasien; maupun sehat. Sementara itu, perawat
b. merujuk pasien ke dokter lain yang didefinisikan sebagai seseorang yang telah
mempunyai keahlian atau lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik
kemampuan yang lebih baik, di dalam maupun di luar negeri yang
apabila tidak mampu melakukan diakui oleh pemerintah sesuai dengan
suatu pemeriksaan atau ketentuan peraturan perundang-
24
pengobatan; undangan. Sedangkan menurut
c. merahasiakan segala sesuatu yang international Council of Nurses (1965),
diketahuinya tentang pasien, perawat adalah seseorang yang telah
bahkan juga setelah pasien tersebut menyelesaikan program pendidikan
meninggal dunia; keperawatan, berwenang di Negara
d. melakukan pertolongan darurat atas bersangkutan untuk memberikan pelayanan
dasar perikemanusiaan, kecuali bila dan bertanggung jawab dalam peningkatan
yakin pada orang lain yang kesehatan, pencegahan penyakit serta
bertugas dan mampu untuk pelayanan terhadap pasien.
melakukannya; Pengertian perawat diatur dalam Pasal
e. menambah ilmu pengetahuan dan 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan
mengikuti perkembangan ilmu No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang
kedokteran. Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. Pengertian Perawat (selanjutnya disebut Permenkes No.
Profesi, secara etimologi berasal dari HK.02.02 Tahun 2010) yang menyatakan
bahasa latin, profecus, yang berarti bahwa, “perawat adalah seseorang yang
mengakui, adanya pengakuan, menyatakan telah lulus pendidikan perawat baik di
mampu, atau ahli dalam melakukan
pekerjaan. Secara terminologi, profesi
22
dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan Ni Ketut Mendri, Dra., S.Kep., Ns. M.Sc. dan
yang mensyaratkan pendidikan tinggi bagi Agus Sarwo Prayogi, Skep., Ns., M.H. Kes, Etika
Profesi dan Hukum Keperawatan, Yogyakarta,
pelakunya dan ditekankan pada pekerjaan Pustaka Baru Press, 2009, hlm 7.
23
Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Etika Profesi
Hukum, Jakarta, PT Pradnya Paramita, 1997 hlm 3.
24
Op.Cit., hlm 13
70
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

dalam maupun di luar negeri sesuai dengan masyarakat (Pasal 1 angka 7 UU K No. 36
peraturan perundangan-undangan”. Tahun 2009). Dalam kaitan ini yang
Perawat juga dapat diartikan suatu profesi dimaksud dengan rumah sakit menurut
yang sifat pekerjaannya selalu berada ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No. 44
dalam situasi yang menyangkut hubungan Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah
antar manusia, terjadi proses interaksi serta institusi pelayanan kesehatan yang
saling memengaruhi dan dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
memberikan dampak terhadap tiap-tiap perorangan secara paripurna yang
individu yang bersangkutan”.25 menyediakan rawat inap, rawat jalan dan
7. Pengertian Rumah Sakit gawat darurat. Pelayanan kesehatan
Rumah sakit dalam perjalanan paripurna yang dimaksud adalah pelayanan
sejarahnya mengalami perkembangan yang kesehatan yang meliputi promotif,
berpengaruh terhadap fungsi dan perannya. preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rumah sakit berfungsi untuk Pelayanan tugas kesehatan perorangan
mempertemukan dua tugas prinsip yang secara paripurna tersebut, pada dasarnya
membedakan dengan lembaga lainnya rumah sakit mempunyai fungsi
yang melakukan kegiatan pelayanan jasa. menyelenggarakan pelayanan pengobatan
Pada prinsipnya rumah sakit merupakan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
institusi yang mempertemukan tugas yang standar pelayanan rumah sakit.
didasari oleh dalil-dalil etik medik, karena Fungsi utama rumah sakit menurut
merupakan tempat bekerjanya para ketentuan Pasal 5 UU No. 44 Tahun 2009
profesional para penyandang lafal sumpah tentang Rumah Sakit adalah:
medik yang diikat dali-dalil Hipocrates a. penyelenggaraan pelayanan
dalam melakukan tugas profesionalnya. pengobatan dan pemulihan
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kesehatan sesuai dengan standar
dalam Kode Etik Rumah Sakit Indonesia pelayanan rumah sakit;
2001 ditegaskan, bahwa rumah sakit b. pemeliharaan dan peningkatan
sebagai sarana pelayanan kesehatan kesehatan perorangan melalui
merupakan unit sosio ekonomi, yang harus pelayanan kesehatan yang
mengutamakan tugas kemanusiaan dan paripurna tingkat kedua dan ketiga
mendahulukan fungsi sosialnya dan bukan sesuai kebutuhan medis;
mencari keuntungan semata. c. penyelenggaraan pendidikan dan
Pada dasarnya rumah sakit merupakan pelatihan sumber daya manusia
salah satu sarana atau fasilitas pelayanan dalam rangka peningkatan
kesehatan yang tugas utamanya adalah kemampuan dalam pemberian
melayani kesehatan perorangan di samping pelayanan kesehatan; dan
pelayanan lainnya. Selanjutnya yang d. penyelenggaraan penelitian dan
dimaksud dengan fasilitas pelayanan pengembangan serta penapisan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau teknologi bidang kesehatan dalam
tempat yang digunakan untuk rangka peningkatan pelayanan
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif etika ilmu pengetahuan bidang
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh kesehatan;
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau Yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan paripurna tingkat kedua adalah
upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut
25
Mimin Emi, Etika Keperawatan dengan mendayagunakan pengetahuan dan
Aplikasi Pada Praktiknya, Kedokteran EGC, teknologi kesehatan spesialistik.
Jakarta, 2004, hlm. 4.
71
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

Selanjutnya, yang dimaksud dengan Penelitian hukum empiris didasarkan


pelayanan kesehatan paripurna tingkat pada kenyataan di lapangan atau melalui
ketiga adalah upaya kesehatan perorangan observasi (pengamatan) langsung. Menurut
tingkat lanjut dengan mendayagunakan Syamsudin yakni berkenaan dengan
pengetahuan dan teknologi kesehatan tipologi dan klasifikasi penelitian, hukum
subspesialistik. Konsil Kesehatan normatif disetarakan dengan penelitian
Indonesia memberikan pengertian rumah hukum doctrinal, sedangkan penelitian
sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan hukum empiris disetarakan dengan
yang memiliki sarana rawat inap. Picard penelitian non doktrinal. Penelitian hukum
mengemukakan bahwa rumah sakit pada normatif adalah suatu prosedur penelitian
masa dahulu merupakan tempat untuk ilmiah untuk menemukan kebenaran
mengatasi penyakit atau sebagai suatu berdasarkan logika keilmuan hukum dari
lembaga dimana calon tenaga medis sisi normatifnya. Selain itu normatif
meningkatkan kemahirannya. memiliki definisi penelitian yang
Selanjutnya Sofwan Dahlan, berdasarkan bahan-bahan hukum (library
mengemukakan bahwa yang dimaksud based) yang fokusnya pada membaca dan
dengan rumah sakit adalah: mempelajari bahan-bahan hukum primer
a. Sebuah tempat kerja, yang sangat dan sekunder.27
padat dengan masalah, oleh Adapun jenis penelitian hukum yang
karenanya perlu ada problem digunakan oleh peneliti yaitu penelitian
solving system. hukum empiris. Menurut Soejono
b. Sebuah fasilitas publik yang Soekanto penelitian hukum sosialogis
esensial, yang merepresentasikan empiris yang mencakup, penelitian
investasi sumber daya manusia, terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis)
modal dan sumber daya lainnya dan penelitian terhadap efektifitas hukum.
guna memberikan layanan penting Penelitian hukum sosiologis atau empiris
(critical services) bagi masyarakat. hendak mengadakan pengukuran terhadap
c. Sebuah proses kerja organisasi, peraturan perundang-undangan tertentu
yang inputnya berupa personil, mengenai efektivitasnya, maka definisi-
peralatan, dana, informasi, dan definisi operasionil dapat diambil dari
pasien untuk diolah melalui kerja peraturan perundangundangan tersebut.
organisasi, alokasi sumber daya, Dalam penelitian hukum sosiologis atau
koordinasi, integrasi psikologi empirispun tidak selalu diperlukan
sosial dan manajeman, yang hipotesa, kecuali dalam penelitiannya yang
hasilnya diserahkan kembali bersifat eksplanatoris.28
kepada lingkungan kerja dalam 2. Sumber Data
bentuk finished outputs. Disamping Sumber data dalam penelitian ini
itu rumah sakit harus dapat menggunakan data empiris bebas.
mempertahankan identitas dan Yaitu dalam materi penelitian ini,
integritas sebagai sebuah sistem menggunakan jenis data Primer dan
sepanjang waktu.26 Sekuder (Library Research).

D. Metode Penelitian
27
1. Pendekatan Penelitian Syamsudin Pasamai, Metodologi Penelitian &
Penulisan Karya Ilmiah Hukum, PT. Umitoha,
Makassar, hlm.66-67
28
Ronny Hanitijo Soemitro. Dalam bukunya Mukti
26
Sofwan Dahlan. 2000. Hukum Fajar dan Yulianto Achmad. Dualisme penelitian
Kedokteran (Rambu-Rambu Bagi Profesi Dokter). hukum (normative dan Empiris). Yogyakarta.
BP Undip, Semarang, hlm. 33 Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 154
72
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

a. Data primer, yaitu data yang melalui studi dokumentasi atau melalui
diperoleh terutama dari hasil penelusuran literatur serta dengan
penelitian empiris, yaitu penelitian melakukan tehnik wawancara atau
yang dilakukan dalam masyarakat observasi. Menurut Soerjono Soekanto
berdasarkan observasi/pengamatan dalam penelitian lazimnya dikenal tiga
dan wawancara secara jenis alat pengumpul data, yaitu studi
langsungMenurut Peter Mahmud dokumen atau bahan pustaka, pengamatan
Marzuki, bahan hukum primer ini atau observasi dan wawancara atau
bersifat otoritatif, artinya interview. Studi Dokumentasi diberi
mempunyai otoritas, yaitu pengertian sebagai langkah awal dari setiap
merupakan hasil tindakan atau penelitian hukum (baik normatif maupun
kegiatan yang dilakukan oleh yang sosiologis).30 Adapun pengumpulan
lembaga berwenang untuk data melalui pengamatan atau observasi
permasalahan tersebut. menurut Burhan Ashshofa, dibagi dalam
b. Data sekunder adalah sumber data dua macam yaitu teknik observasi
yang akan diperoleh melalui kajian langsung dan tidak langsung. Sementara
pustaka karya ilmiah, hasil untuk teknik wawancara menurut Fred
penelitian atau teori-teori para ahli Kerlinger dalam Kebenaran Ilmiah dan
yang berhubungan dengan masalah Pokok-pokok Penelitian Hukum Normatif
yang akan dibahas. adalah situasi peran antar pribadi bertatap-
c. Data tersier adalah ensiklopedia, muka (face to face) yakni ketika seorang
bahan dari internet, bibiliografi dan pewawancara mengajukan pertanyaan-
sebagainya. Sementara data yang pertanyaan yang dirancang untuk
digunakan berasal dari data Primer, memperoleh jawaban-jawaban yang
Sekunder dan juga didukung oleh relevan dengan masalah penelitian kepada
data Tersier. Sebaliknya jika seorang responden. Studi dokumen
sumber data langsung dari merupakan suatu alat pengumpulan data
responden berarti data yang yang dilakukan melalui data tertulis
diperoleh itu adalah data primer dengan mempergunakan ”content
31
(Field Research). Penentuan analysis”.
responden dicantumkan dalam 4. Analisis Data
penulisan pemahaman tentang Analisis data merupakan kegiatan
teknik – teknik penarikan sampel. dalam penelitian yang berupa melakukan
Sampel adalah sebagian dari kajian atau telaah terhadap hasil
populasi. Pada umumnya alat atau pengolahan data yang dibantu dengan
instrument penelitian yang teori-teori yang telah didapatkan
dipergunakan adalah observasi, sebelumnya. Secara sederhana analisis data
wawancara, kuesioner, studi ini disebut sebagai kegiatan memberikan
29
dokumen dan lain-lain. telaah, yang dapat berarti menentang,
3. Prosedur Pengumpulan Data mengkritik, mendukung, menambah atau
Data yang diperoleh berupa data memberi komentar dan kemudian
Sekunder dan Primer, maka teknik membuat suatu kesimpulan terhadap hasil
pengumpul data yang digunakan adalah

30
SoerjonoSoekanto. PengantarPenelitianHukum.
29
Peter Mahmud Marzuki. Dalam bukunya Mukti Jakarta. UI-Press, 2010, hlm.172 dan 173.
31
Fajar dan Yulianto Achmad . Dualisme Penelitian Sukismo, Kebenaran Ilmiah dan Pokok-pokok
Hukum (normative dan empiris), Yogyakarta. Penelitian Hukum Normatif, Puskumbangsi Leppa
Pustaka Pelajar,2010, hlm.157. UGM, 2008,Yogyakarta, hlm.42
73
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

penelitian dengan pikiran sendiri dan Undang Nomor 36 tahun 2014 Kesehatan,
bantuan teori. Adapun analisis data yang dan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah
digunakan oleh calon peneliti dalam Tentang Tenaga Kesehatan. Hal-Hal Yang
penelitian hukum menggunakan sifat Harus Dilakukan Dokter Untuk
analisis yang Deskriptif adalah, bahwa Menghindarkan Diri Dari Tuntutan Hukum
peneliti dalam menganalisis berkeinginan a. Informed Consent
untuk memberikan gambaran atau Dalam menjalankankan profesinya
pemaparan atas subjek dan objek penelitian Informed Consent merupakan
sebagaimana hasil penelitian yang kewajiban yang harus dipenuhi oleh
dilakukannya serta menggunakan seorang dokter. Informed Consent
pendekatan kualitatif adalah suatu cara terdiri dari dua kata yaitu.”informed”
analisis hasil penelitian yang menghasilkan yang mengandung makna penjelasan
data deskriptif analitis, yaitu data yang atau keterangan (informasi), dan kata
dinyatakan oleh responden sacara tertulis “consent” yang bermakna persetujuan
atau lisan serta juga tingkah laku yang atau memberi izin. Dengan
nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai demikianInformed Consent
sesuatu yang utuh.32 mengandung pengertian suatu
persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarganya setelah mendapat
informasi tindakan medis yang akan
E. Pembahasan dilakukan terhadap dirinya serta segala
1. Perlindungan Hukum Terhadap Dokter resikonya.
Dalam Menjalankan Profesi b. Rekam Medik
Kedokteran Selain Informed Consent, dokter
Penulis telah menguraikan beberapa juga berkewajiban membuat “Rekam
hal yang menjadi perlindungan hukum Medik” dalam setiap kegiatan
terhadap dokter apabila diduga melakukan pelayanan kesehatan terhadap
malpraktek medis yang terdiri dari : dasar pasiennya. Pengaturan rekam medis
dasar hukum yang memberikan terdapat dalam Pasal 46 ayat (1)
perlindungan hukum terhadap dokter Undang-Undang Praktik Kedokteran.
dalam menjalankan profesi kedokteran, Rekam medis merupakan berkas yang
hal-hal yang harus dilakukan dokter untuk berisi catatan dan dokumen tentang
menghindarkan diri dari tuntutan hukum, identitas pasien, pemeriksaan,
dan alasan peniadaan hukuman terhadap pengobatan, tindakan dan pelayanan
dokter yang diduga melakukan malpraktek yang diberikan kepada pasien. Rekam
medis. Dasar-Dasar Hukum Yang medis dibuat dengan berbagai manfaat,
Memberikan Perlindungan Hukum yaitu untuk pengobatan pasien,
Terhadap Dokter. Dalam Menjalankan peningkatan kualitas pelayanan,
Profesi Kedokteran Ketentuan hukum yang pendidikan dan penelitian, pembiayaan,
melindungi dokter apabila terjadi dugaan statistik kesehatan serta pembuktian
malpraktek terdapat dalam Pasal 50 masalah hukum, disiplin dan etik.
Undang-Undang 29 Tahun 2004 tentang c. Resiko Pengobatan
Praktik Kedokteran, Pasal 24 ayat (1), jo 1) Resiko yang inheren atau
Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 29 Undang- melekat Setiap tindakan medis
yang dilakukan dokter pasti
mengandung resiko, oleh sebab
32
Mukhti Fajar dan Yulianto Achmad. Dualisme itu dokter harus menjalankan
Hukum Normatif dan Empiris.Yogyakarta.Pustaka profesi sesuai dengan standar
Pelajar, 2010, hlm 180.
74
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

yang berlaku. Resiko yang atau pasien turut bersalah. Kejujuran


dapat timbul misalnya rambut serta mentaati saran dan instruksi
rontok akibat kemoterapi dokter ini dianggap sebagai kewajiban
dengan sitolatika. pasien terhadap dokter dan terhadap
2) Reaksi hipersentivitas Respon dirinya sendiri.
imun tubuh yang berlebihan f. Respectable Minority Rules &
terhadap masuknya benda asing Error Of (in) Judgment
(obat) sering tidak dapat Bidang kedokteran merupakan
diperkirakan terlebih dahulu. suatu bidang yang sangat komplek,
3) Komplikasi yang terjadi tiba- seperti dalam suatu upaya pengobatan
tiba dan tidak bisa diduga sering terjadi ketidaksepakatan atau
sebelumnya. Seringkali terjadi pendapat yang sama tentang terapi
bahwa prognosis pasien tampak yang cocok terhadap suatu situasi
sudah baik, tetapi tiba-tiba medis khusus. Ilmu medis adalah suatu
keadaan pasien memburuk seni dan sains disamping teknologi
bahkan meninggal tanpa yang dimatangkan dalam pengalaman.
diketahui penyebabnya. Maka dapat saja cara pendekatan
Misalnya terjadinya emboli air terhadap suatu penyakit berlainan bagi
ketuban. dokter yang satu dengan yang lain.
d. Kecelakaan Medik Namun tetap harus berdasarkan ilmu
Kecelakaan medik sering dianggap pengetahuan yang dapat
sama dengan malpraktek medik, karena dipertanggungjawabkan, Berdasarkan
keadaan tersebut menimbulkan keadaan diatas munculah suatu teori
kerugian terhadap pasien. Dua keadaan hukum oleh pengadilan yang disebut
tersebut seharusnya dibedakan, karena respectable minority rule, yaitu seorang
dalam dunia medis dokter berupaya dokter tidak dianggap berbuat lalai
untuk menyembuhkan bukannya apabila ia memilih dari salah satu dari
merugikan pasien. Apabila terjadi sekian banyak cara pengobatan yang
kecelakaan medik, diakui. Kekeliruan dokter memilih
pertanggungjawaban dokter mengarah alternatif tindakan medik pada
kepada cara bagaimana kecelakaan pasiennya maka muncul teori baru
tersebut terjadi atau dokter harus yang disebut dengan error of (in)
membuktikan terjadinya kecelakaan judgment biasa disebut juga dengan
tersebut. medical judgment atau medical error,
e. Contribution Negligence yaitu pilihan tindakan medis dari
Dokter tidak dapat dipersalahkan dokter yang telah didasarkan pada
apabila dokter gagal atau tidak berhasil standar profesi ternyata pilihannya
dalam penanganan terhadap pasiennya keliru.
apabila pasien tidak menjelaskan g. Volenti Non Fit Iniura atau
dengan sejujurnya tentang riwayat Asumption Of Risk
penyakit yang pernah dideritanya serta Volenti non fit iniura atau
obat-obatan yang pernah digunakannya asumption of risk merupakan doktrin
selama sakit atau tidak mentaati lama dalam ilmu hukum yang dapat
petunjuk-petunjuk serta instruksi pula dikenakan pada hukum medis,
dokter atau menolak cara pengobatan yaitu suatu asumsi yang sudah
yang telah disepakati. Hal ini dianggap diketahui sebelumnya tentang adanya
sebagai kesalahan pasien yang dikenal resiko medis yang tinggi pada pasien
dengan istilah contribution negligence apabila dilakukan suatu tindakan medis

75
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

padanya. Apabila telah dilakukan digantikan oleh Majelis Kehormatan


penjelasan selengkapnya dan ternyata Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
pasien atau keluarga setuju (informed suatu lembaga independen yang berada
consent), apabila terjadi resiko yang dibawah Konsil Kedokteran Indonesia
telah diduga sebelumnya, maka dokter (KKI) Pasal 29 Undang-Undang Kesehatan
tidak dapat dipertanggungjawabkan mengatakan, bahwa dalam hal tenaga
atas tindakan medisnya. Selain itu kesehatan diduga melakukan kelalaian
doktrin ini dapat juga diterapkan pada dalam menjalankan profesinya, kelalaian
kasus pulang paksa (pulang atas tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
kehendak sendiri walaupun dokter melalui mediasi. Dalam penjelasannya
belum mengizinkan), maka hal tidak disebutkan dengan jelas ke badan apa
semacam itu membebaskan dokter dan mediasi itu akan diselesaikan, namun
rumah sakit dari tuntutan hukum. Undang-Undang Praktik Kedokteran
h. Res Ipsa Loquitur mengamanatkan terbentuknya lembaga
Doktrin res ipsa loquitur ini penyelesaian disiplin dokter yang
berkaitan secara langsung dengan kemudian dikenal dengan Majelis
beban pembuktian (onus, burden of Kehormatan Disiplin Kedokteran
proof), yaitu pemindahan beban Indonesia (MKDKI). MKDKI bukan
pembuktian dari penggugat (pasien lembaga mediasi, dalam konteks mediasi
atau keluarganya) kepada tergugat penyelesaian sengketa, namun MKDKI
(tenaga medis). Terhadap kelalaian adalah lembaga Negara yang berwenang
tertentu yang sudah nyata, jelas untuk menentukan ada atau tidaknya
sehingga dapat diketahui seorang kesalahan yang dilakukan dokter atau
awam atau menurut pengetahuan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu
umum antara orang awam atau profesi kedokteran atau kedokteran gigi dan
medis atau kedua-duanya, bahwa cacat, menetapkan sanksi bagi dokter atau dokter
luka, cedera atau fakta sudah jelas gigi yang dinyatakan bersalah .
nyata dari akibat kelalaian tindakan Tata cara penanganan kasus oleh
medik dan hal semacam ini tidak MKDKI telah diatur dalam Peraturan
memerlukan pembuktian dari Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 2
penggugat akan tetapi tergugatlah yang Tahun 2011 Tentang Tata Cara
harus membuktikan bahwa tindakannya Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran
tidak masuk kategori lalai atau keliru. Disiplin Dokter dan Dokter Gigi.
2. Prosedur Penyelesaian Sengketa Medis Penanganan kasus dugaan pelanggaran
Oleh MKDKI Dalam Upaya tersebut dilakukan setelah adanya
Memberikan Perlindungan Hukum pengaduan. Syarat pengaduan tersebut
Terhadap Profesi Dokter terdapat dalam Pasal 3 Perkonsil Nomor 2
Mahkamah Agung melalui Surat Tahun 2011. Setelah pengaduan terdaftar
Edarannya (SEMA) tahun 1982 telah di MKDKI/MKDKI-P maka pihak
memberikan arahan kepada para Hakim, pengadu dapat memberikan data
bahwa penanganan terhadap kasus dokter pendukung pengaduan yang berupa alat
atau tenaga kesehatan lainnya yang diduga bukti yang dimiliki dan pernyataan tentang
melakukan kelalaian atau kesalahan dalam kebenaran pengaduan. Setelah itu akan
melakukan tindakan atau pelayanan medis dilakukan klarifikasi oleh petugas khusus
agar jangan langsung diproses melalui jalur dari MKDKI/MKDKI-P. Selanjutnya
hukum, tetapi dimintakan dulu pendapat masuk pada penanganan kasus yang berupa
dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran “Pemeriksaan Awal”. Tahap pemeriksaan
(MKEK). Saat ini MKEK fungsinya awal ini dibahas pada Pasal 13-18

76
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

Peraturan Konsil Nomor 2 Tahun 2011. malpraktik tersebut secara win-win


Pada tahap pemeriksaan ini pihak MKDKI solution, salah satunya adalah dengan
memeriksa apakah pengaduan tersebut mediasi. Proses mediasi merupakan
diterima, tidak diterima atau ditolak. Jika salah satu bentuk dari alternative
pengaduan diterima maka Ketua MKDKI dispute resolution (ADR) atau
membentuk MPD yaitu Majelis Pemeriksa alternatif penyelesaian masalah.
Disiplin. Anggota dari MPD ini berasal Mediasi adalah cara penyelesaian
dari MKDKI. MPD dapat memutuskan sengketa melalui proses perundingan
pengaduan tersebut tidak dapat diterima, untuk memperoleh kesepakatan para
ditolak atau penghentian pemeriksaan. pihak dengan dibantu oleh mediator.
MPD selanjutnya melakukan investigasi. Mediasi itu sendiri dapat dilakukan
Investigasi dilakukan untuk melalui jalur pengadilan maupun di
mengumpulkan informasi dan alat bukti luar pengadilan dengan menggunakan
yang berkaitan dengan peristiwa yang mediator yang telah mempunyai
diadukan. Setelah investigasi, baru sertifikat mediator. Mediator adalah
dilakukan sidang pemeriksaan disiplin. pihak netral yang membantu para pihak
Jika sidang pemeriksaan disiplin dokter dalam proses perundingan guna
atau dokter gigi selesai maka MPD akan mencari berbagai kemungkinan
menetapkan keputusan terhadap teradu. penyelesaian sengketa tanpa
Apabila terbukti melakukan pelanggaran menggunakan cara memutus atau
disiplin, maka setelah keputusan Dokter memaksakan sebuah penyelesaian.
atau dokter gigi yang diadukan dapat Konsideran yang mendasari sehingga
mengajukan keberatan terhadap keputusan ditetapkannya Perma Nomor 1 Tahun
MKDKI kepada Ketua MKDKI dalam 2008 adalah:
waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak 1) Mediasi merupakan salah satu
dibacakan atau diterimanya keputusan proses penyelesaian sengketa yang
tersebut dengan mengajukan bukti baru lebih cepat dan murah, serta dapat
yang mendukung keberatannya19 . Dalam memberikan akses yang lebih besar
hal menjamin netralitas MKDKI, Pasal 59 kepada para pihak menemukan
ayat (1) Undang-Undang Praktik penyelesaian yang memuaskan dan
Kedokteran, disebutkan bahwa MKDKI memenuhi rasa keadilan.
terdiri atas 3 (tiga) orang dokter dan 3 2) Pengintegrasian mediasi ke dalam
(tiga) orang dokter gigi dari organisasi proses beracara di pengadilan dapat
masingmasing, seorang dokter dan seorang menjadi salah satu instrumen
dokter gigi mewakili asosiasi Rumah Sakit efektif mengatasi masalah
dan 3 (tiga) orang sarjana hukum. penumpukan perkara di pengadilan
Sehingga tidak dikhawatirkan lagi pihak serta memperkuat dan
dokter akan membela rekan sejawatnya. memaksimalkan fungsi lembaga
3. Peran Organisasi Ikatan Dokter pengadilan dalam penyelesaian
Indonesia dan Penyelesaian sengketa di samping proses
Sengketa Medik pengadilan yang bersifat memutus
a. Bentuk-bentuk Penyelesaian (ajudikatif)
Sengketa 3) Hukum acara yang berlaku, baik
Dalam proses penyelesaian Pasal 130 HIR maupun Pasal 154
sengketa dapat digunakan dua jalur RBg, mendorong para pihak untuk
yaitu litigasi (pengadilan) dan non menempuh proses perdamaian yang
litigasi/ konsensual/nonajudikasi. dapat diintensifkan dengan cara
Penyelesaian sengketa dugaan mengintegrasikan proses mediasi

77
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

ke dalam prosedur berperkara di akan pentingnya perdamaian antara


pengadilan negeri mereka.
4) Sambil menunggu peraturan 2) Aspek Prinsip
perundang-undangan dan Secara hukum mediasi tercantum
memperhatikan wewenang dalam Pasal 2 ayat (2) Perma
mahkamah agung dalam mengatur Nomor 01 Tahun 2008 yang
acara peradilan yang belum cukup mewajibkan setiap hakim, mediator
diatur oleh peraturan perundang- dan para pihak untuk mengikuti
undangan, maka demi kepastian, prosedur penyelesaian perkara
ketertiban, dan kelancaran dalam melalui mediasi. Apabila tidak
proses mendamaikan para pihak menempuh prosedur mediasi
untuk menyelesaikan sengketa menurut Perma, hal itu merupakan
perdata,dipandang perlu pelanggaran terhadap Pasal 130
menetapkan suatu Peraturan HIR dan atau Pasal 154 Rbg yang
Mahkamah Agung. mengakibatkan putusan batal demi
Untuk mengerti secara hukum. Artinya, semua perkara
komprehensif mengenai mediasi, perlu yang masuk ke pengadilan tingkat
dipahami tentang tiga aspek mediasi pertama tidak mungkin melewatkan
yaitu: acara mediasi. Karena apabila hal
1) Aspek Urgensi/Motivasi itu terjadi risikonya akan fatal.
Urgensi dan motivasi mediasi 3) Aspek Substansi
adalah agar pihak-pihak yang Mediasi merupakan rangkaian
berperkara menjadi damai dan tidak proses yang harus dilalui untuk
melanjutkan perkaranya ke setiap perkara perdata yang masuk
pengadilan. Apabila ada hal-hal ke pengadilan. Substansi mediasi
yang mengganjal yang selama ini adalah proses yang harus dijalani
menjadi masalah, maka harus secara sunggguhsungguh untuk
diselesaikan secara kekeluargaan mencapai perdamaian. Karena itu
dengan musyawarah mufakat. diberikan waktu tersendiri untuk
Tujuan utama mediasi adalah untuk melaksanakan mediasi sebelum
mencapai perdamaian antara pihak- perkaranya diperiksa. Mediasi
pihak yang bertikai. Pihakpihak bukan hanya sekadar untuk
yang bertikai atau berperkara memenuhi syarat legalitas formal,
biasanya sangat sulit untuk tetapi merupakan upaya sungguh-
mencapai kata sepakat apabila sungguh yang harus dilakukan oleh
bertemu dengan sendirinya.Titik pihak-pihak terkait untuk mencapai
temu yang selama ini beku perdamaian. Mediasi adalah
mengenai hal-hal yang merupakan upaya pihak-pihak yang
dipertikaikan itu biasanya dapat berperkara untuk berdamai demi
menjadi cair apabila ada yang kepentingan pihak-pihak itu
mempertemukan. Maka mediasi sendiri, bukan kepentingan
merupakan sarana untuk pengadilan atau hakim, juga bukan
mempertemukan pihakpihak yang kepentingan mediator. Dengan
berperkara dengan difasilitasi oleh demikian segala biaya yang timbul
seorang atau lebih mediator untuk karena proses mediasi ini
menyaring persoalan agar menjadi ditanggung oleh pihak-pihak yang
jernih dan pihak-pihak yang berperkara.
bertikai mendapatkan kesadaran

78
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

b. Tahapan Mediasi memisahkan antara orang dengan


Ada dua belas langkah agar proses masalah, lunak terhadap orang dan
mediasi berhasil dengan baik yaitu: keras kepada masalah, kepercayaan
1. Menjalin hubungan dengan para dibangun atas dasar situasi dan
pihak yang bersengketa; kondisi, fokus pada kepentingan
2. Memilih strategi untuk dan bukan pada posisi, mencegah/
membimbing proses mediasi; menghindari dari bottom line,
3. Mengumpulkan dan membuat pilihan semaksimal
menganalisis informasi latar mungkin, mendiskusikan pilihan
belakang sengketa; secara intensif, kesepakatan
4. Menyusun rencana mediasi; mengacu pada keinginan bersama,
5. Membangun kepercayaan dan menggunakan argumentasi dan
kerja sama di antara para pihak; alasan serta terbuka terhadap alasan
6. Memulai sidang mediasi; perunding lawan. Dalam sengketa
7. Merumuskan masalah dan medik pihak yang bersengketa
menyusun agenda; selain pasien adalah dokter/atau
8. Mengungkapkan kepentingan rumah sakit.
yang tersembunyi; Dengan demikian sengketa
9. Membangkitkan pilihan medik merupakan sengketa yang
penyelesaian sengketa; terjadi antara pengguna pelayanan
10. Menganalisis pilihan medik dengan pelaku pelayanan
penyelesaian sengketa; medik dalam hal ini pasien dengan
11. Proses tawar-menawar akhir; dokter. Biasanya pasien menuntut
12. Mencapai kesepakatan formal. dokter yang menanganinya
Ada dua jenis perundingan dikarenakan pihak pasien
dalam proses mediasi yaitu menganggap bahwa dokter
positional based bargaining dan melakukan tindakan tidak sesuai
interest best based bargaining. prosedur dan menyebabkan
Positional based bargaining selalu kerugian bagi pihak pasien, baik
dimulai dengan solusi. Para pihak kerugian materi atau malah
saling mengusulkan solusi dan memperparah kondisi pasien.
saling tawar-menawar sampai 4. Perlindungan Hukum Terhadap Profesi
mereka menemukan satu titik yang Dokter Berbasis Nilai Keadilan
dapat diterima bagi keduanya. Profesi kedokteran atau profesi dokter
Sementara itu, perundingan merupakan sebuah profesi yang luhur
berdasarkan kepentingan dimulai (noble profession), yang dalam
dengan mengembangkan dan pengabdiannya lebih mengutamakan
menjaga hubungan. Para pihak kepentingan orang lain dan masyarakat
mendidik satu sama lain akan (altruistic). Oleh sebab itu menganjurkan
kebutuhan mereka dan bersama- agar profesi yang luhur tersebut
sama menyelesaikan persoalan dipercayakan hanya kepada orang-orang
berdasarkan yang sopan, terhormat, dan memiliki jiwa
kebutuhan/kepentingan. Pada paternalistik. Profesi itu sendiri,
strategi itu para perunding adalah merupakan sebuah pekerjaan yang
pemecah masalah. Tujuannya untuk dicirikan memiliki Knowledge, Cleverness,
mencapai kesepakatan yang Devotion; dan Purity (physic and mind).
mencerminkan Knowledge merupakan ciri terpenting dari
kebutuhan/kepentingan para pihak, profesi disebabkan knowledge inilah yang

79
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

akan membimbing profesional di bidang menurut Komentar Umum No. 14 Komite


kesehatan (seperti: dokter, dokter gigi, Ekonomi Sosial Budaya PBB). Dijelaskan
perawat, dan bidan) menuju ke suatu juga pada Pasal 25 ayat (1) Deklarasi
tingkat kompetensi dan norma tertentu Universal HAM bahwa setiap manusia
sehingga mereka mampu melaksanakan mempunyai hak atas standar kehidupan
tugas dan pengabdiannya dengan benar. yang cukup bagi kesehatan dirinya dan
Sudah barang tentu knowledge yang keluarganya, yang mencakup makanan,
dipersyaratkan pada zaman Charaka tempat tinggal, pakaian dan pelayanan
Samhita adalah pengetahuan tentang kesehatan serta pelayanan sosial yang
tetumbuhan (herbal) yang berkhasiat penting. Perlindungan hukum profesi
sebagai obat. Guna menjamin agar para dokter dalam penyelesaian sengketa medis
profesional lebih mematuhi nilai dan di dalam silasila Pancasila dapat dilihat
norma dalam etika maka tradisi yang telah dalam uraian butir-butir Pancasila yang
dirintis oleh pengikut Pythagoras perlu terdiri dari 45 butir sebagaimana
dilestarikan dengan mewajibkan kepada ditetapkan dalam Tap MPR No.
setiap lulusan dokter untuk mengucapkan I/MPR/2003. Uraian perlindungan hukum
sumpah atau janji manakala ingin menjadi terdapat dalam uraian butir Pancasila sila
profesional (pengemban profesi amalan ke 4 dan ke 5, serta pasal 28G dan 28H
perobatan). Sumpah profesi (seperti UUD Negara Republik Indonesia 1945
Sumpah Dokter, Sumpah Perawat, atau dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sumpah Bidan) pada hakekatnya a. Sila ke-empat: Kerakyatan yang
merupakan janji kepada masyarakat (social dipimpin oleh hikmat
contract) yang diucapkan atas nama Tuhan kebijaksanaan dalam
Yang Maha Esa, sehingga konsekuensinya permusyawaratan/perwakilan.
wajib dilaksanakan guna menjaga b. Sila ke-lima: Keadilan sosial bagi
hubungan baik dengan masyarakat seluruh rakyat Indonesia.
(habblum minan naas) dan hubungan c. Pasal 28G ayat (1) UUD Negara
dengan Sang Pencipta (habblum minal Republik Indonesia Tahun 1945:
Allah). Setiap orang berhak atas
Perlindungan hukum profesi dokter perlindungan diri pribadi, keluarga,
dalam penyelesaian sengketa medis kehormatan, martabat, dan harta
menurut Sila Ke 4 dan Ke 5 Pancasila; dan benda yang di bawah
menurut Pasal 28 G dan Pasal 28 H UUD kekuasaannya, serta berhak atas
NRI 1945 merupakan penjabaran dari rasa aman dan perlindungan dari
HAM. Hak Asasi Manusia adalah ancaman ketakutan untuk berbuat
seperangkat hak yang melekat pada hakikat atau tidak berbuat sesuatu yang
dan keberadaan manusia sebagai makhluk merupakan hak asasi.
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan d. Pasal 28H ayat (1) UUD Negara
anugerah-Nya yang wajib dihormati, Republik Indonesia Tahun 1945:
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Setiap orang berhak hidup sejahtera
negara, hukum, dan setiap orang demi lahir dan batin, bertempat tinggal,
kehormatan pemerintah serta perlindungan dan mendapatkan lingkungan hidup
harkat dan martabat manusia sebagaimana yang baik dan sehat serta berhak
didapat dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 39 memperoleh layanan kesehatan.
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia F. Kesimpulan
(HAM) yang fundamental dan tak ternilai Perlindungan hukum terhadap profesi
demi terlaksananya HAM yang lain Dokter dalam penyelesaian sengketa medis

80
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

dengan pasien di Rumah Sakit Umum pemerintah hendaknya dapat membantu


Siaga Pemalang berdasarkan prinsip program sosialisasi pengenalan MKDKI
Keadilan yaitu Dokter yang telah kepada masyarakat dan memberlakukan
melaksanakan tugas sesuai dengan standar peraturan baru untuk setiap anggota dalam
profesi, standar pelayanan dan standar MKDKI adalah seorang dokter dengan
prosedur operasional berhak mendapatkan tambahan gelar sarjana hukum.
perlindungan hukum. Dalam melaksanakan
praktek kedokteran, dokter harus
memenuhi Informed Consent dan Rekam DAFTAR PUSTAKA
Medik sebagai alat bukti yang bisa
membebaskan dokter dari segala tuntutan Agussalim Andi Gadjong,
hukum apabila terjadi dugaan malpraktek. Pemerintahan Daerah Kajian
Ada beberapa hal yang menjadi alasan Politik dan Hukum, Ghalia
peniadaan hukuman sehingga Indonesia, Jakarta
membebaskan dokter dari tuntutan hukum, Majelis Permusyawaratan Rakyat
yaitu : Resiko pengobatan, Kecelakaan Republik Indonesia,Panduan
medik, Contribution negligence, Pemasyarakatan
Respectable minority rules & error of (in) UndangUndang Dasar Republik
judgment, Volenti non fit iniura atau Indonesia Tahun 1945 (Sesuai
asumption of risk, dan Res Ipsa Loquitur. dengnan Urutan Bab, Pasal dan
ayat)(Jakarta: Sekertaris Jendral
MPR RI, 2010)
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,
Hukum Tata Negara Indonesia
G. Saran (Jakarta: Sinar Bakti, 1988)
Dalam transaksi terapeutik dokter Munir Fuady, Teori Negara Hukum
hendaknya menjalin komunikasi yang baik Modern (Rehctstaat) (Bandung:
dengan pasien dan melakukan tindakan Refika Aditama, 2009)
medis sesuai dengan standar profesi, Sudikno Merto Kusumo, Teori Hukum
standar pelayanan dan standar prosedur (Yogyakarta: Universitas Atma
operasional. Bagi masyarakat dan aparat Jaya, 2011)
penegak hukum hendaknya lebih Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT.
memahami perbedaan malpraktek medik Citra Aditya Bakti, Bandung,
dan resiko medik. Bagi pemerintah 2000
hendaknya membuat aturan hukum yang
khusus mengatur tentang malpraktek medis Phillipus M. Hadjon, Perlindungan
dengan jelas, sehingga dengan adanya Hukum Bagi Rakyat Indonesia,
peraturan perundang-undangan yang PT. Bina Ilmu, Surabaya: 1987
sistematis dapat memberikan perlindungan Sudikno Mertokusumo, Penemuan
dan kepastian hukum terhadap dokter Hukum, Citra Aditya Bakti,
maupun pasien, dan Dokter dan pasien Bandung, 2009
yang terlibat sengketa medis hendaknya L..J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu
menyelesaikan terlebih dahulu dengan cara Hukum, Jakarta, Pradnya
mediasi atau kekeluargaan, apabila Paramita, cetakan kedua puluh
diperlukan pembuktian adanya malpraktek enam, 1996
dapat melalui MKDKI sebagai lembaga Pan Muhamad Faiz, Teori Keadilan
yang berwenang dalam menyelesaikan John Rawls, dalam Jurnal
pelanggaran disiplin dokter. Bagi

81
Jurnal Projudice : Jurnal Online Mahasiswa Pascasarjana Uniba
Vol. 1 No. 1, Oktober 2019

Konstitusi, Volue 6 nomor 1 ( Sofwan Dahlan. 2000. Hukum


april 2009 ) Kedokteran (Rambu-Rambu
John Rawls, A Theory of Justice Bagi Profesi Dokter). BP
London : Oxford University Undip, Semarang
Press, 1973 yang sudah Syamsudin Pasamai, Metodologi
diterjemahkan dalam bahasa Penelitian & Penulisan Karya
Indonesia oleh Uzair Fauzan Ilmiah Hukum, PT. Umitoha,
dan Heru Prasetyo, Teori Makassar
Keadilan Yogyakarta, Pustaka Ronny Hanitijo Soemitro. Dalam
Pelajar 2006. bukunya Mukti Fajar dan
Hans Kelsen, General Theory of Law Yulianto Achmad. Dualisme
and State, diterjemahkan oleh penelitian hukum (normative
Rasisul Muttaqien, Bandung, dan Empiris). Yogyakarta.
Nusa Media, 2011 Pustaka Pelajar, 2010
Ari Yunanto, 2010, Hukum Pidana Peter Mahmud Marzuki. Dalam
Malpraktik Medik, Yogyakarta: bukunya Mukti Fajar dan
CV. Andi Offset Yulianto Achmad . Dualisme
Ni Ketut Mendri, Dra., S.Kep., Ns. Penelitian Hukum (normative
M.Sc. dan Agus Sarwo Prayogi, dan empiris), Yogyakarta.
Skep., Ns., M.H. Kes, Etika Pustaka Pelajar,2010
Profesi dan Hukum SoerjonoSoekanto.
Keperawatan, Yogyakarta, PengantarPenelitianHukum.
Pustaka Baru Press, 2009 Jakarta. UI-Press, 2010
Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Sukismo, Kebenaran Ilmiah dan
Etika Profesi Hukum, Jakarta, Pokok-pokok Penelitian Hukum
PT Pradnya Paramita, 1997 Normatif, Puskumbangsi Leppa
Mimin Emi, Etika Keperawatan UGM, 2008,Yogyakarta
Aplikasi Pada Praktiknya, Mukhti Fajar dan Yulianto Achmad.
Kedokteran EGC, Jakarta, 2004 Dualisme Hukum Normatif dan
Azrul Azwar. 2004. Pengantar Empiris.Yogyakarta.Pustaka
Administrasi Kesehatan. Pelajar, 2010
Binarupa Aksara, Jakarta

82

You might also like