You are on page 1of 18

BAHAN PEMICU “EARLY EXPROSURE I”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Early Exposure I Mata Kuliah Keperawatan Dasar II

Dosen Pembimbing: Abdul Rahman La Ede, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

ANA NURLAILA SAFITRI (C1AA21016)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(NUTRISI & OKSIGEN)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Early Exposure I Mata Kuliah Keperawatan Dasar II

Dosen Pembimbing: Abdul Rahman La Ede, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

ANA NURLAILA SAFITRI (C1AA21016)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan karena kasih dan karunia-Nya
sehingga tersusun Buku Panduan Early exposure I Kebutuhan Dasar Manusia yang berisi
teori konsep dasar manusia serta cara memenuhi kebutuhan manusia yang berjudul “
Kebutuhan Oksigen”.

Dengan tersusunnya buku ini kami mengharapkan mahasiswa lebih mudah


memahami secara teori cara memenuhi kebutuhan dasar manusia yang nantinya akan
dipraktikkan dengan tuntunan modul praktikum yang dilakukan pada phanthoom terlebih
dahulu sebelum mengaplikasikannya pada pasien.

Tersusunnya buku ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak khususnya tim
dosen pengajar mata kuliah kebutuhan dasar manusia Prodi Sarjana Keperawatan
STIKes Sukabumi. Kami berharap masukan dan saran terhadap content buku ini agar
dapat diperbaiki dan direvisi pada edisi selanjutnya.

Sukabumi, 26 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A. Definisi Nutrisi dan Oksigen........................................................................................................4
A.1 Nutrisi.........................................................................................................................................4
A.2 Oksigen.......................................................................................................................................4
B. Etiologi pada Nutrisi dan Oksigen..............................................................................................7
B.1 Etiologi Nutrisi...........................................................................................................................7
B.2 Etiologi Oksigen.........................................................................................................................8
C. Fatofisiologi pada Nutrisi dan Oksigen.......................................................................................9
C.1 Fatofisiologi Nutrisi...................................................................................................................9
C.2 Fatofisiologi Oksigen.................................................................................................................9
D. Manifestasi pada Nutrisi dan Oksigen......................................................................................10
D.1 Manifestasi Klinis Nutrisi.......................................................................................................10
D.2 Manifestasi Klinis Oksigen.....................................................................................................11
E. Pemeriksaan Fisik pada kebutuhan Nutrisi dan Oksigen.......................................................11
E.1 Pemeriksaan fisik pada kebutuhan nutrisi............................................................................11
E.2 Pemeriksaan fisik pada kebutuhan oksigen...........................................................................11
F. Data Penunjang pada kebutuhan nutrisi dan oksigen.............................................................12
F.1 Data penunjang pada kebutuhan nutrisi................................................................................12
BAB III....................................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
masih menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab utama naiknya angka morbiditas
dan mortalitas. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar fisiologis manusia.
Pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan komponen yang paling penting karena bertujuan
untuk menjaga kelangsungan proses metabolisme sel dalam tubuh, mempertahankan
kehidupannya, dan melakukan aktivitas bagi organ dan sel (Iqbal, 2008).
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera. Tanpa
adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan mengalami kerusakan bahkan kematian.
Sebagai contoh organ otak. Otak adalah suatu organ yang sensitive akan kurangnya
oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya oksigen dalam jangka waktu tiga sampai
lima menit.
Apabila lebih dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara permanen (Haswita
& Sulistyowati, 2017). Kurangnya oksigen dalam tubuh juga dapat menyebabkan
penurunan berat badan. Tubuh akan sulit berkonsentrasi karena proses metabolism
terganggu akibat kurangnya suplai oksigen dalam darah yang akan mengedarkan makanan
ke seluruh tubuh, akibatnya nafsu makan berkurang dan berat badan mengalami penurunan.
Hal ini membuktikan bahwa oksigen berperan penting dalam proses metabolism dan
kelangsungan hidup manusia (Iqbal, 2008).
Ada beberapa proses fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi, salah satunya adalah
ileus paralitik dengan post operasi laparatomi yang membutuhkan bedrest dalam jangka
waktu minimal 6 jam, ditambah dengan nyeri post operasi dengan skala 3 yang semakin
membatasi geraknya. Imobilisasi yang cukup lama inilah yang merupakan faktor pencetus
menumpuknya sekret di jalan nafas pasien(Potter & Perry, 2010).
Masalah keperawatan yang sering muncul dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan pola nafas, dan ketidakefektifan bersihan
jalan nafas (Nanda, 2015).

1
Dari beberapa masalah keperawatan tersebut, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
merupakan masalah paling urgent yang harus segera mendapatkan penanganan karena bisa
mengancam nyawa (Mancini & Gale, 2011).

Sumbatan pada jalan nafas merupakan salah satu gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen asi yang menduduki peringkat pertama pemicu kematian terbesar yang
masih dapat diatasi dengan berbagai cara. Penolong harus bisa menganalisis gejala dan
tanda adanya sumbatan jalan nafas dan mampu memberikan pertolongan segera dengan
atau tanpa alat bantuan (Mancini & Gale, 2011).
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidak efektifan bersihan
jalan nafas antara lain adalah dengan melakukan suction, mengajarkan batuk efektif,
melakukan fisioterapi dada, dan lain sebagainya (Bulechek, Butcher, Dochterman, &
Wagner, 2016).
Namun pada studi kasus ini penulis melakukan fisioterapi dada dengan melihat
keadaan pasien yang tidak bisa melakukan batuk efektif dikarenakan terdapat luka post
operasi laparatomi hari ke IV, terpasang kantong kolostomi, terdapat suara nafas
tambahan ronchi pada paru sebelah kiri atas dengan frekuensi pernafasan 30x/menit.
Indikasi dilakukannya fisioterapi dada secara umum adalah pada pasien dengan sumbatan
jalan nafas, terutama sekret (Hidayat & Uliyah, 2013).
Menurut Potter dan Perry (2010) dalam buku Fundamental of Nursing, menyatakan
bahwa fisioterapi dada adalah suatu bentuk terapi yang digunakan untuk memobilisasi
sekret pulmonal. Terapi tersebut meliputi postural drainase, perkusi dan vibrasi. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sevgi Ozalevli, dkk tahun (2009) tentang “the
effect of in patient chest physiotherapy in lung cancer patients” bahwa fisioterapi dada
dengan latihan relaksasi yang efektif dapat mengurangi beban kerja otot pernafasan
dengan mengurangi gejala seperti sesak nafas dan nyeri danmembantu mengeluarkan
sekret.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Nutrisi dan Oksigen?
2. Bagaimana etiologi pada Nutrisi dan Oksigen?
3. Bagaimana fatofisiologi pada Nutrisi dan Oksigen?
2
4. Bagaimana manifestasi pada Nutrisi dan Oksigen?
5. Bagaimana pemeriksaan fisik pada kebutuhan Nutrisi dan Oksigen?
6. Bagaimana data penunjang pada kebetuhan Nutrisi dan Oksigen?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi Nutrisi dan Oksigen
2. Mengetahui etiologi pada Nutrisi dan Oksigen
3. Mengetahui fatofisiologi pada Nutrisi dan Oksigen
4. Mengetahui manifestasi pada Nutrisi dan Oksigen
5. Mengetahui pemeriksaan fisik pada kebutuhan Nutrisi dan Oksigen
6. Mengetahui data penunjang pada kebetuhan Nutrisi dan Oksigen

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Nutrisi dan Oksigen
A.1 Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubu
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh Kebutuhan
nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting
Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam
sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti
glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan
dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh
manusianutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana individu mengalami
intake nutrisi yg kurang dari kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Nutrisi adalah zat- zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan dari lingkungan dari hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung aksi, reaksi
dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto dan
Wartonah, 2010).

Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan di dalamnya,


yaitu sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris
terdiri dari hati, kantong empedu dan pankreas (Haswita & Sulistyowati, 2017).

A.2 Oksigen
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan
oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi
kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan menyebabkan
kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan
cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas sumbatan
yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan
4
agar berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam Hidayat dan Uliyah,
2005).

Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui


saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada klien
dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker oksigen .
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam
Saryono dan Widianti, 2010).

1. Tujuan Pemberian Oksigen


a. Memenuhi kekurangan oksigen.
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Sebagai tindakan pengobatan.
d. Mencegah hipoksia.
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.
2. Indikasi
a. Pasien dengan anoksia atau hipoksia
b. Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernapasan.
c. Selama dan sesudah dilakukan narcose umum.
d. Mendapat trauma paru
e. Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispeneu, cyanosis, apneu.
f. Pasien dalam keadaan koma
3. Keuntungan Pemberian Oksigen dengan Nasal Kanule adalah :
a. Non invasif (tidak melukai klien)
b. Mudah dipasang
c. Penggunaan lebih enak
d. Tidak terlalu membatasi gerak
e. Pemeriksaan pada muka tidak terganggu
f. Flow rate oksigen maks : 4 – 6 lt / menit.
4. Komplikasi jika oksigen diberikan terlalu cepat
a. Distensi lambung diberikan terlalu cepat
b. Sakit kepala karena sebagian oksigen masuk ke sinus frontalis
c. Mukosa hidung kering yang bisa berakibat perdarahan hidung

5
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui 3 cara, yaitu melalui kateter
nasal, kanula nasal, dan masker oksigen.
a. Kateter Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang ditetapkan, biasanya 1-6
L/mnt. Kemudian obsevasi humidifier dengan melihat air bergelembung.
4. Atur posisi dengan semi-fowler.
5. Ukur kateter nasal dimulai dengan lubang telinga sampai ke hidung dan
berikan tanda.
6. Buka saluran udara dari tabung oksigen.
7. Berikan minyak pelumas (vaselin/jeli).
8. Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan.
9. Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk apa belum, dengan
menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di
belkang uvula).
10. Fiksasi pada daerah hidung.
11. Periksa kateter nasal setiap 6-8jam.
12. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
b. Kanula Nasal
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6
L/ mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya
gelembung air.
4. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan
pasien.
5. Periksa kanula tiap 6-8 jam
6. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
7. Catat kecepatan aliran oksigen rute pemberian dan respon klien.
8. Cuci tangan setelah prosdur yang dilakukan.
6
c. Masker Oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi dengan semu-fowler.
4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-
10L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan adanya
gelembung
5. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien.
6. Periksa kecepatan tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute
pemberian , dan respon klien.
7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
B. Etiologi pada Nutrisi dan Oksigen
B.1 Etiologi Nutrisi
a. Fisiologi
1) Intake nutrient
2) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3) Pengetahuan
4) Gangguan penelan / menelan
5) Perasaan tidak nyaman setelah makan
6) Anoreksia
7) Nausea & vomitus
8) Intake kalori & lemak yg berlebihan
b. Kemampuan mencerna nutrient
Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM
c. Kebutuhan metabolisme
Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker.
d. Gaya hidup dan betrlebihan
1) Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
2) Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk dimakan
e. Jenis kelamin
7
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita pada
laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita oigkkal/kg/bb/jam.
f. Tinggi bdan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn
panas ,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar
g. Status kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat
h. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
i. Alkohol & obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol daripada makanan . Obat
obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial .Obat
obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat
gizi inteostin.
B.2 Etiologi Oksigen
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) penyebab/etiologi
dari ganguan oksigenasi, yaitu:
1. Spasme jalan napas.
2. Hipersekresi jalan napas.
3. Disfungsi neuromuskuler.
4. Benda asing dalam jalan napas.
5. Adanya jalan napas buatan.
6. Sekresi yang tertahan.
7. Hiperplasia dinding jalan napas.
8. Proses infeksi.
9. Respon alergi.
10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi).

8
C. Fatofisiologi pada Nutrisi dan Oksigen
C.1 Fatofisiologi Nutrisi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan
banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi,
obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan
neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran
gastrointestinal.

Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat


banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi
keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang
menimbulkan konstipasi/ diare.

Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran
gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).

PPOK dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan interaksi genetik


dengan lingkungan. Merokok, polusi udara, dan paparan di tempat kerja (terhadap
batubara, kapas, dan padi-padian) merupakan faktor resiko penting yang menunjang
terjadinya penyakit ini. Prosesnya dapat terjadi dalam rentang lebih dari 20-30 tahun
(Muttaqin, 2008).

Obstruksi jalan napas yang diakibatkan oleh semua perubahan patologis yang
meningkatkan resisten jalan napas dapat merusak kemampuan paru-paru untuk
melakukan pertukaran oksigen atau karbondioksida. Akibatnya kadaroksigen menurun
dan kadar karbondioksida meningkat. Metabolisme menjadi terhambat karena kurangnya
pasokan oksigen ke jaringan tubuh, tubuh melakukan 14 metabolisme anaerob yang
mengakibatkan produksi ATP menurun dan menyebabkan defisit energi. Akibatnya
pasien lemah dan energi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi juga
menjadi berkurang yang dapat menyebabkan anoreksia (Mansjoer, 2010)

C.2 Fatofisiologi Oksigen


Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dank e paru-
paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur
dengan baik dan sumbatan tersebut akan direpson jalan nafas sebagao benda asing yang
9
menimbulkan pengeluaran mucus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selian
kerusakan pada ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2016).

D. Manifestasi pada Nutrisi dan Oksigen


D.1 Manifestasi Klinis Nutrisi
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, tanda dan gejala yang
muncul pada diagnosa keperawatan defisit nutrisi dibagi menjadi dua yaitu gejala dan
tanda mayor serta gejala dan tanda minor. Gejala dan tanda mayor yaitu berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, sedangkan gejala dan tanda minor yaitu
cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus
hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat,
sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan dan diare (PPNI, 2017).
Penyebab utama penurunan berat badan pada PPOK adalah hilangnya nafsu makan dan
penurunan asupan makanan yang luar biasa khususnya pada pasien dengan PPOK
eksaserbasi akut. Otot pernapasan melemah karena penurunan asupan makanan dan
peningkatan konsumsi energi (İliaz et al., 2016).
1) Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%
2) Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan tubuh yang dianjurkan
3) Konjungtiva dan membran mukus pucat
4) Lemah otot untuk menelan dan mengunyah
5) Luka, inflamasi pada rongga mulut
6) Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan
7) Melaporkan kurang makan
8) Melaporkan perubahan sensasi rasa
9) Tidak mampu mengunyah makanan
10) Miskonsepsi
11) Penurunan berat badan dengan intake makanan tidak adekuat
12) Enggan makan
13) Kram abdominal
14) Tonus otot buruk
15) Nyeri abdomen patologi atau bukan

10
D.2 Manifestasi Klinis Oksigen
Adanya penggunaan otot bantu pernapasa, fase ekpirasi memanjang, pola
napas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheynestokes), pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter thoraks
anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun,
tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun, ekskursi dada berubah
menjadi tanda dan gejala adanya pola napas tidak efektif sehingga menjadi
gangguan oksigenisasi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Adanya PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH arteri
meningkat/menurun, bunyi napas tambahan, sianosis, diaphoresis, gelisah, napas
cuping hidung, pola napas abnormal (cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam/dangkal), warna kulit abnormal (mis. Pucat, kebiruan) dan kesadaran
menurun menjadi tanda dan gejala gangguan pertukaran gas (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017).
E. Pemeriksaan Fisik pada kebutuhan Nutrisi dan Oksigen
E.1 Pemeriksaan fisik pada kebutuhan nutrisi
1) Keadaan fisik: apatis,lesu
2) Berat badan : obesitas,kurus
3) Otot :flaksia/lemah,tonus berkurng,tendernes,tidak mampu bekerja
4) Sistem saraf :bingung,rasa terbakar,paresthesia,refleks menurun
5) Fungsi gastrointesial : anoreksia,konstipasi,diare,flaktuslen,pembesaran liver atau
lien.
6) Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 10x/menit,irama abnormal,tekanan darah
rendah/tinggi

E.2 Pemeriksaan fisik pada kebutuhan oksigen


1) Pada klien efusi pleura bentuk hemitorak yang sakit mencembung kosta
mendatar, ruang interkosta melebar, pergerakan pernapasan menurun.
Pendorongan mediatrum kea rah hemitorak kontralateral yang diketahui dari
posisi trakea dan iktus kordis, RR cenderung meningkat dank lien biasanya
dipsneu.
2) Vocal fremitus menurun terutama untuk efusi pleura yang jumlah cairannya >
250 cc. disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada yang
tertinggal pada dada yang sakit.

11
3) Suara perkusi redup sampai pekak bergantung pada jumlah cairannya. Bila
cairannya tidak mengisi penuh rongga pleura, makan pada pemeriksaan ekskursi
diafragma akan didapatkan adanya penurunan kemampuan pengembangan
diafragma.
4) Auskultasi suara napas menurun sampai menghilang, egofoni.

F. Data Penunjang pada kebutuhan nutrisi dan oksigen


F.1 Data penunjang pada kebutuhan nutrisi
1) Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun /
meningkat, Eritrosit : turun
2) USG : terlihat massa pada daerah uterus.
3) Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
4) ukurannya.
5) Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari selsel neoplasma tersebut.,
6) Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang
Menurut (Mutaqqin, 2008) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
penderitadeficit nutrisi yaitu:
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg%)
4) BUN (N:10-20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : Laki-laki : 0,6-1,3 MG/100 ml,Wanita : 0,5
6) 1,0 MG/ 100 ML)
b. Pengukuran antropometri :
 BB ideal : (TB – 100) ± 10 %
 Lingkar pergelangnan tangan
 Lingkar lengan atas (LLA)
 Nilai normal wanita : 28,5 cm
 Pria : 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
 Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
 Pria : 12,5 -. 16,5 cm

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubu
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh Kebutuhan
nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting
Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam
sistem tubuh. Penyebab dari kekurangan nutrisi seperti mual, muntah.
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau
fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan pemberian oksigen
melalui hidung dengan kanula ganda. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen
(O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam tubuh. Oksigenasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat asam
(O2) ke dalam paru dengan alat khusus. Tujuan pemberian oksigenasi: 1. Untuk
mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru-
paru 3. Untuk menurunkan kerja jantung.

B. Saran
Saya menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang
jauh dari kata sempurna. Tentunya, saya akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung jawabkan nantinya.Oleh sebab
itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan
makalah di atas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.


Jakarta: Widya Medika.

Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuh Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Alimul Aziz, 2002. Pengantar Dokumentasi Proses


Keperawatan. EGC : Jakarta

Asmadi. 2008. Konsep Dasar dan Aplikasi Kebutuhan Manusia.


Jakarta: Salemba Medika

Goleman et al., 2019. (2019). Laporan Pendahuluan Kebutuhan


Dasar Manusia Eliminasi.

Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Music, S. (1915). EN Upload Read free for 30 days.

Oktaviani.J. (2018). Konsep Kebutuhan Dasar Nutrisi. Sereal Untuk,


51(1), 51.

Surudin, R. (2016). Jurusan keperawatan -. 1–87.


http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/403/

14

You might also like