You are on page 1of 15

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK)


STIMULASI PERSEPSI UMUM MENONTON VIDEO

DISUSUN OLEH:
1. Tami Amelia (2020023)
2. Febri Pratama Putra (2020012)
3. Yuan Ajeng Febri (2020025)
4. Chintiya Rintan (2020006)

TINGKAT 2
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN BUNDA DELIMA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa jurusan D3
Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:


1. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Pembimbing lahan di RSJD Provinsi lampung yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada kami
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan
baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan
keperawatan.
4. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.

Bandar Lampung, juni 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan
jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Untuk mengatasi gangguan stimulasi persepsi pada klien jiwa, therapi
aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan
jiwa karena merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok
merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan
psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.Dan
merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Kurungan nyawa
Prov. Lampung khususnya Ruang Nuri sebagian besar pasien menderita
halusinasi.Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang
halusinasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan
masalah bagaimana TAK halusinasi sesi 1 sampai dengan 4 pada pasien
dengan halusinasi di Ruang Nuri RSJ kurungan nyawa provinsi lampung.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi sensori adalah klien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan
oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus proposal ini adalah sebagai berikut.
a. Pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam,
nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;
d. Pasien mampu menyampaikan topik pembicaraan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Deskripsi
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantungan dan mempunyai norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2005). Wilson dan Kneisl (1992) dalam
Keliat (2005) menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan teknik
kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon
sosial. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan
terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi: menggunakan
kegiatan untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi dengan
lingkungan (hubungan dengan luar diri pasien), meningkatkan stimulus
realitas dan respon individu, memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan
afektif, meningkatkan rasa dimiliki, meningkatkan rasa percaya diri, belajar
cara baru dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif
meliputi: meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri, meningkatkan
kemampuan empati, meningkatkan keterampilan sosial, dan meningkatkan
pola penyelesaian masalah. Beberapa aspek dari pasien yang harus
diperhatikan dalam penjaringan pasien yang akan diberikan aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut.
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak
dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, pasien
merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
2. Aspek intelektual
Pasien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya
pasien menjawab seperlunya, jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan
perawat.
3. Aspek sosial
Pasien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat, pasien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, pasien
mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu pasien lain
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam, yaitu:
a. Sesi I : Mengontrol halusinasi dengan cara menonton video

B. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.

C. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur 
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

D. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
Tanggal : 18 juni 2022
Hari : Sabtu
Jam : 10.00 WIB
Lama tiap langkah kegiatan : 30 menit
Partisipan :
1. Tn. K
2. Tn. A
3. Tn. I
4. Tn. R
5. Tn. B
2. Pengorganisasian Kelompok
Leader : Febri Pratama Putra
Co-leader : Yuan Ajeng F.
Fasilitator : Tami Amelia
Observer : Chintya Rintan

3. Persiapan lingkungan
1. Ventilasi baik.
2. Penerangan cukup.
3. Suasana tidak bising.
4. Pengaturan posisi tempat duduk.
4. Peran Dan Fungsi
Leader :
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co. Leader :
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas
Fasilitator :
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Observer :
 Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok dengan evaluasi kelompok
5. Setting : peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran

L CL

K K

O F

K K
K

Keterangan:
L : Leader O : Observer.

CL : Co Leader K : Klien

F
: Fasilitator.
BAB III
PELAKSANAAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memberi respon terhadap tontonan TV/video (jika menonton
tv, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan bermakna terapi
untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran di depan televisi
2. Ruangan nyaman & tenang
C. Alat
1. Balon
2. Musik
3. PD player
4. Proyektor
D. Metode
1. Menonton video
2. Diskusi & Tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam Klien dari terapis untuk klien
2) Terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien seusai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Stimulasi Sensori
menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengikuti
kegiatan, berespon terhadap tontonan, mengungkapkan perasaan
terhadap tontonan, dan menceritakan isi tontonan..
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 20 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menonton TV/ video dan menceritakan makna yang telah ditonton.
b) Terapis memutar TV/ video yang telah disiapkan.
c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/ video
i. Setelah menonton video, music akan dihidupkan serta balon diedarkan
dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang balon menceritakan isi tontonan.
ii. Hidupkan musik dan edarkan balon berlawanan dengan arah jarum
jam
iii. Pada saat musik dimatikan anggota kelompok yang memegang balon
mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, kemudian
menceritakan vidio yang ditonton dimulai oleh perawat sebagai
contoh
iv. Ulangi 2 dan 3 dan 4 sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
v. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tanga
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV/ video
yang benar
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang sesuai indikasi klien
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

F. Evaluasi & Dokumentasi


Sessi 1 : TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Menghardik Halusinasi
N Aspek yang dinilai Nama Klien
O
1 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
2 Memberi respon pada saat
menonton (senyum,sedih, dan
gembira)
3 Menceritakan cerita dalam TV/
video
4 Menjelaskan perasaan setelah
menonton

Petunjuk
 Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
 Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
 Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
TAK halusinasi adalah upaya yang diadakan dengan memberikan
stimulus tertentu kepada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada
pasien. TAK halusinasi sesi 1 sampai 5 adalah terapi yang dilakukan terhadap
sekelompok pasien dalam upaya memfasilitasi kemampuan pasien untuk
melakukan perubahan persepsi dalam pemikirannya. TAK ini diharapkan
pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi.
TAK halusinasi ditujukan kepada pasien dengan indikasi:
a. pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal;
b. pasien baru masuk; dan
c. pasien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.

B. Saran
Diharapkan bagi instansi pelayanan memberikan terapi aktivitas
kelompok secara rutin dengan metode-metode yang telah dikembangkan yang
praktis, efisien dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, dkk. (2009). Model Praktik Keperwatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC.

Damiayanti& Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika


Aditama.

Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

NS. Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Carolina. (2006). Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi. Jakarta : FIK UI.

Iyus, Yosep. (2010). Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama

Undang-Undang No 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, 2010,


Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta : Balitbang Kemenskes RI

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba


Medika

Rohmah. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: AR


RUZZ MEDIA.

Aritonang, M. (2021). Efektifitas Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Terhadap


Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Ruang
Cempaka Di Rsj Prof. Dr. M. Ildrem Medan Tahun 2019. Jurkessutra:
Jurnal Kesehatan Surya Nusantara, 9(1).

Hidayah, A. N. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi


PersepsiSensori Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada
Pasien Halusinasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang. FIKkeS,
8(1).

Livana, P. H., Ruhimat, I. I. A., Sujarwoo, S., Suerni, T., Kandar, K., Maya, A., &
Nugroho, A. (2020). Peningkatan Kemampuan Pasien dalam Mengontrol
Halusinasi melalui Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi. Jurnal
Ners Widya Husada.

Ningsih, P., Murtiani, M., & Ilyas, M. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Mengontrol
Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosis, 2(4), 28-34.
Pardede, J. A (2020). Decreasing Hallucination Response Through Perception
Stimulation Group Activity Therapy In Schizophrenia Patients. Journal of
Medical Sciences. 1(6), 304-309.

Pardede, J. A., & Laia, B. (2020). Decreasing Symptoms of Risk of Violent


Behavior in Schizophrenia Patients Through Group Activity Therapy.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(3), 291-300.

Pardede, J. A., & Ramadia, A. (2021). The Ability to Interact With Schizophrenic
Patients through Socialization Group Activity Therapy. International
Journal of Health Science and Medical Research, 1(1), 06-10

Sutinah, S., Harkomah, I., & Saswati, N. (2020). Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi) Pada Klien Halusinasi Di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jambi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Dalam
Kesehatan

Yanti, D. A., Sitepu, A. L., Sitepu, K., & Purba, W. N. B. (2020). Efektivitas
Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada
Pasien Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem
Medan Tahun 2020. Jurnal Keperawatan Dan Fisioterapi

You might also like