UTS Quran Hadits Dimas Apriansyah 200102043 A

You might also like

You are on page 1of 5

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Quran Hadits
Semester/Kelas : 3
Dosen Pengampu : Dr. Iim Ibrohim, M.Ag
Hari / tanggal : November 2022
Waktu : 100 menit

1. Petunjuk Pengisian ;
1. Awali UTS dengan membaca basmallah dan doa
2. Jaga jarak duduk dengan teman-teman, minimal 1 meter.
3. Tidak diperkenankan membuka HP. Silakan simpan di dalam tas
4. Gunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (KBBI)
5. Yakinkan diri bahwa pengerjaan UTS ini murni hasil karya sendiri, sehingga Allah
SWT memberikahi
6. Ikhlaskan pengerjaan agar menjadi amal kebaikan.
7. Pengerjaan boleh diacak/tidak berurutan

2. Soal Ujian Tengah Semester;


1. Apa yang anda ketahui tentang Al Quran ?
2. Kemukakan, bagaimana sejarah Rasm al quran serta perkembangannya?
3. Apa yang anda ketahui tentang Munasabah Al Quran ? Bagaimana perkembangan,
Macam, dan Urgensinya ?
4. Apa yang dimaksud dengan ayat Makiyah dan Madaniyah? Tunjukkan perbedaannya?
5. Apa yang dimaksud dengan Nasikh wa Mansukh, pembagiannya dan berikan pula
contohnya ?
6. Apa yang anda pahami dengan ayat-ayat Muhkam dan Mutasabihat ?
7. Apa perbedaan Terjemah, Tafsir, Takwil ?

Semoga sukses
Bandung, November 2022
Dosen pengampu,

Dr. Iim Ibrohim, M.Ag


JAWABAN

1. Alquran adalah perkataan Allah yang diturunkan melalui perantara malaikat jibril
kepada nabi Muhammad Saw.

Alquran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui 3 cara:


1. Melalui bisikan atau mimpi
2. Dari balik tabir
3. Melalui malaikat Jibril

Alquran turunkan secara berangsur-angsur

Fungsi Alquran
1.Sebagai petunjuk bagi manusia
Yang berisi ringkasan sejarah manusia, pengetahuan, mukjizat
2. Sumber ajaran Islam
3. Sebagai peringatan
4. Sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil

2. Perkembangan rasmul Quran


Pada awalnya mushaf para sahaba berbeda satu dengan yang lainnya. Karena untuk
kebutuhan pribadi tidak direncanakan untuk diwariskan kepada generasi penerusnya.
Di antara para sahabat menyelipkan catatan-catatan tambahan dari penjelasan nabi.

Kesulitan-kesulitan dalam membaca.


Karena ketika Islam meluas ke wilayah-wilayah non Arab seperti Persia, Afrika ,dan
negara barat lainnya negara-negara non Arab tidak bisa membaca Alquran karena
perbedaan dalam bahasa.

Lalu Ali bin Abi Thalib memerintahkan untuk membuat tanda-tanda baca terutama
untuk menghindari kesalahan dalam membaca Alquran.

Partisipasi kesalahan dan kerusakan serta untuk memudahkan membaca Alquran bagi
orang-orang. Maka Utsman bin Affan membentuk 4 tim yang terdiri dari Zaid bin
Tsabit, Abdullah Ibnu az Zubair, saad ibn al ash dan Abd al rahman untuk menyusun
penulisan dan memperbanyak naskah Alquran.

Dalam kerja penyalinan Alquran ini mereka mengikuti ketentuan-ketentuan yang


disetujui oleh Khalifah Utsman.
Karena cara penulisan disetujui oleh Usman jadi mereka menyebutnya Rasm al
Utsmani. Namun demikian pengertian rasm ini terbatas pada mushaf oleh tim 4 di
zaman Usman dan tidak mencakup rasm abu bakar pada zaman nabi Saw. Bahkan
Khalifah Usman membakar salinan-salinan mushaf tim 4 karena khawatir akan
beredarnya dan menimbulkan perselisihan di kalangan umat Islam.
Jadi mushaf yang kita pakai sekarang itu adalah mushaf Alquran dari zaman Khalifah
Usman.
3. Secara harfiyah, kata munasabah berarti perhubungan
Secara istilah, munasabah berarti hubungan atau keterkaitan dan keserasian
Menurut al biqa’i:
“Munasabah adalah suatu ilmu yang mencoba mengetahui alasan-alasan dibalik
susunan atau urutan bagian-bagian Al-Qur’an, baik ayat dengan ayat, atau surat
dengan surat.”

Perkembangan Munasabah Al-Quran dimana Kitab ini berisi berbagai macam


petunjuk dan peraturan yang diisyaratkan karena beberapa sebab dan hikmah yang
bermacam-macam. Ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
membutuhkan. Susunan surat-suratya ditertibkan seperti yang terdapat dalam lauh
mahfudh, sehingga tampak adanya persesuaian antara ayat yang satu dengan ayat lain.
Karena itu timbul dari cabang Ulum Al-Qur’an yang membahas khusus persesuaian-
persesuaian terseut yang dinamakan dengan Ilmu Munasabah Al-Qur’an atau Ilmu
Ranasubil ayat wassuar. Orang pertama yang menulis ilmu munasabah adalah Abu
Bakar an-Nausaburi Kemudian setelah anaisabur disusul Abu Bakar ibn Ziyad9 Yang
mengarang kitab Al-Burhan fi munasabati suwaril Qur’an.
Kemudian disusul oleh al-Biqio10 yang menulis kitab Nidzmudurar fi tanasubi ayat
wasuwar, dan al-Suyuti11 yang menulis kitab asror al Tanzil Watanasubit durar fi tana
subi ayat wassuwar, serta M. Shodiq al Ghiman12 yang mengarang Jauharul Bayan fie
Tanasubisuwaril Qur’an13.

Macam macam munasabah:


• Zhahirul Irtibath

munasabah ini terjadi karena bagian Al-Qur’an yang satu dengan yang lain nampak
jelas dan kuat disebabkan kuatnya kaitan kalimat yang satu dengan yang lain.

• Khafiyul Irtibath

munasabah ini terjadi karena antara bagian-bagian Al-Qur’an tidak ada kesesuaian,
sehingga tidak tampak adanya hubungan di antara keduanya, bahkan tampak masing-
masing ayat berdiri sendiri, baik karena ayat yang dihubungkan dengan ayat lain
maupun karena yang satu bertentangan dengan yang lain.

Urgensi ilmu munasabah adalah untuk membuktikan kemukjizatan al-Qur'an dari


segi redaksinya yang saling berkorelasi satu sama lainnya. Terlepas dari hal tersebut,
banyak sekali perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai urgensi ilmu
munasabah.
4. Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan dimekkah.
Madaniyah adalah yang turun sesudah hijrah meskipun bukan di Madinah

Perbedaan makkiyah dan madaniyah


Makkiyah
• Surat dan ayatnya pendek-pendek
• Gaya bahasa nya singkat dan padat
• Pada umumnya Mengenai tauhid, akhlak dan hari akhir
• Diawali “Ya ayyuhan nas”

Madaniyah

• Surat dan ayatnya panjang-panjang


• Gaya bahasa nya jelas dan lugas
• Pada umumnya Mengenai norma-norma hukum untuk pembentukan dan
pembinaan masyarakat islam, negara yang baik, adil dan sejahtera
• Diawali “Ya ayyuhal lazi na amanu”

5. Nasikh adalah isim fa’il memiliki arti yang menghapus.sedangkan


Mansukh adalah isim fa’il memiliki arti yang di hapus.

Pembagian nasikh dan Mansukh dan contohnya


• Nasakh Al-Qur’an dengan Al Qur’an
Hukum yang ditetapkan berdasarkan dalil ayat Al-Qur’an kemudian dinasakh
dengan dalil ayat Al-Qur’an pula.

Salah satu contoh ayat yang dicabut hukum yang dikandungnya sementara
bunyi ayatnya masih ada di dalam Al-Quran adalah:
Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan
isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga
setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya) (Q.S. Al-Baqarah
[2] 240).
Ayat tersebut dicabut kandungan hukumnya oleh ayat:
Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-
isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan
sepuluh hari (QS. Al-Baqarah [2] 240).

• Nasakh Al-Qur’an dengan sunnah/hadist

Artinya”Dan tiadalah yang diucapkannya itu berdasarkan kemauan hawa


nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)”.(QS. An Najm 3-4)

Sementara itu Asy Syafi’i, Zhahiriyah dan Ahmad dalam riwayatnya yang lain
menolak nasakh ibarat ini, berdasarkan firman Allah dalam surah Al Baqarah
ayat 106:

Artinya:
Apa saja ayat yang kami nasakhan, atau kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik atau yang sebanding
denganya (QS. Albaqarah 106)

• Nasakh hadist dengan sunnah/hadist


‫كنت نهيتكم عن زيارة القبور أل فزوروها‬

” Dahulu saya melarang kau berziarah kubur, kini berziarahlah”.(Riwayat At


Tirmidzi).

• Nasakh sunnah/hadist dengan Al Quran


Suatu aturan yang telah ditetapkan dengan dalil sunnah kemudian dinasakh
dengan dalil Al-Qur’an. Seperti shalat yang semula menghadap Baitul Maqdis
lalu menjadi menghadap Ka’bah di Masjidil Haram sesudah turun ayat Al-
Qur’an surah Al Baqarah/2 ayat 144:

6. Muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui dengan gambling atau dengan
jelas , baik melalui takwil maupun tidak.
Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang maksudnya hanya dapat diketahui oleh
Allah, seperti datangnya hari kiamat, dajjal dan huruf-huruf muquththo'ah.

7. Perbedaan Terjemah, Tafsir, Takwil


• Tafsir: menjelaskan makna ayat-ayat yang kadang-kadang dengan panjang
lebar, lengkap dengan penjelasan hukum-hukum dan hikmah yang dapat
diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan keaimpulan kandungan ayat-
ayat tersebut.
• Takwil: Mengalihkan lafadz-lafadz ayat Al-Qur'an dari arti yang lahir dan rajih
kepada arti lain yang samar dan marjuh.
• Terjemah: Hanya mengubah kata-kata dari bahasa Arab kedalam bahasa lain
tanpa memberikan penjelasan arti kandungan secara lebar dan tidak
menyimpulkan dari isi kandungan nya.

You might also like