You are on page 1of 14

Makalah

Tajrid dan Tajdid beserta model, model gerakan keagaamaan,dan


makna gerakan keagamaan Muhammadiyah

Di susun oleh:
Nama : Ishak M. Supu
Nim : C01420049

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN PRODI
S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmatnya penyusun mampu menyelesaikan tugas m
akalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah AIK III.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui
berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas
abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan
pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang tajdid dan tajrid. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Untuk itu, kepada dosen mata kuliah saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharap
kan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................


iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................................


1

Latar belakang ........................................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 2

Tujuan ....................................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................................................


3

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................................


12

Daftar Pustaka .............................................................................................................................................


13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Persyarikatan Muhammadiyah yang melintasi perjalanan usia satu abad senantiasa


bersinggungan dan memiliki kaitan dengan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi
olehumat manusia saat ini, baik dalam lingkup nasional maupun global, termasuk di
dalamnya dinamika kehidupan umat Islam. Posisi Muhammadiyah dalam dinamika dan
permasalahan kehidupan nasional, global, dan dunia Islam sebagaimana digambarkan di
atas dibingkai danditandai dengan lima peran yang secara umum menggambarkan misi
Persyarikatan. Kelima peran tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid terus mendorong tumbuhnya
gerakan pemurnian ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-tsawabit) dan
pengembangan pemikirandalam masalah-masalah ijtihadiyah yang menitikberatkan
aktivitasnya pada dakwah amar makruf nahi munkar.
Kedua,Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dengan semangat tajdid yang
dimilikinya terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam secara sehat dalam berbagai
bidang kehidupan.Pengembangan pemikiran Islam yang berwatak tajdid tersebut sebagai
realisasi dari ikhtiar mewujudkan risalah Islam sebagai rahmatan lil-alamin yang berguna
dan fungsional bagi pemecahan permasalahan umat, bangsa, negara, dan kemanusiaan
dalam tataran peradaban global.
Ketiga,sebagai salah satu komponen bangsa, Muhammadiyah bertanggung jawab atas
berbagai upaya untuk tercapainya cita-cita bangsa dan Negara Indonesia, sebagai mana
dituangkan dalam Pembukaan Konstitusi Negara.
Keempat,sebagai warga Dunia Islam, Muhammadiyah bertanggung jawab ataster
wujudnya kemajuan umat Islam di segala bidang kehidupan, bebas dari
ketertinggalan,keterasingan, dan keteraniayaan dalam percaturan dan peradaban global.
Kelima, sebagai warga dunia, Muhammadiyah senantiasa bertanggung jawab
atasterciptanya tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan berperadaban tinggi sesuai dengan
misi membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil-alamin.

1
1.2 Rumusan Masalah
2. Pengertian Tajrid dan Tajdid ?
3. Bagaimana model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah ?
4. Bagaimana model gerakan keagamaan Muhammadiyah ?
5. Bagaimana makna gerakan keagamaan Muhammadiyah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Tajrid dan Tajdid


2. Untuk mengetahui model Tajrid dan Tajdid Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui model gerakan keagamaan Muhammadiyah
4. Untuk mengetahui makna gerakan keagamaan Muhammadiyah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tajrid dan Tajdid

Tajdid adalah kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar
"JaddadaYujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan
jargon dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan
Khurafat. AtTajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan,
membangkitkan dan mengembalikan. Makna-makna ini memberikan gambaran
tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu kemudian hancur atau hilang kemudian
dihidupkan dan dikembalikan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata tajdid memiliki arti pembaruan, m
odernisasi,restorasi.Adapun secara istilah, sebagaimana ditegaskan oleh Imam
alSyatibi,seperti dikutip oleh Syaikh Alawi, tajdid berarti menghidupkan ajaran Quran
dan Sunnah yang telah banyak ditinggalkan umatnya,dan memurnikan pemahaman dan
pengamalan agama Islam dari hal-hal yang tidak berasal dari Islam. (Alawy bin Abdul
Qadir As Saqaf,2001: 22).Dengan beberapa pengertian diatas,penulis menyimpulkan
2
bahwa tajdid adalah mengembalikan ajaran agama Islam kembali kepada Al-Qur’an dan
As-Sunnah,karena sekarang ini ajaran Islam mengalami penyimpangan dan pencampuran
dengan pemahaman yang bukan berasal dari Islam.

Sedangkan Tajrid, berasal dari bahasa Arab berarti pengosongan, pengungs


ian,pengupasan,Pelepasan atau pengambil alihan.(Atabik Ali, 1999:410). Sedangkan
tajrid dalam bahasa Indonesia berarti pemurnian. Istilah ini, tidak sepopuler ketika
menyebut istilah tajdid, sekalipun yang dimaksudkan adalah memurnikan hal-hal yang
bersifat husus.Dalam ibadah kita tajrid, hanya ikut Nabi saw.dan tidak ada
pembaruan.Sedang dalam muamalah kita tajdid, yakni melakukan modernisasi dan
pembaruan.

2.2. Model-model Tajdid dan Tajrid

2.2.1 Model-model tajdid

Secara garis besar, prinsip dasar pembaharuan Islam termasuk


Muhammadiyah setidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan. Pertama,
seruan terhadap skriptualisme (Al-Qur'an dan Sunnah) dengan menekankan
otoritas mutlak teks suci dengan menemukan substansi ajaran baik yang bersifat
aqidah maupun dengan penerapan praksisnya. Kedua, upaya untuk
mereinterpretasi ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan pemahaman-pemahaman
baru seiring dengan tuntutan zaman yang kontemporer.

Dalam kaitan dengan pembaharuan (tajdid), terdapat lima agenda penting yang
menjadi fokus Muhammadiyah dengan melakukan gerakannya, yaitu:

a) Tajdid al-Islam yang menyangkut tandhifal-aqidah yaitu purifikasi terhadap


ajaran Islam (Sujarwanto 1990: 232).Tandhifal-aqidah ini berusaha untuk
membersihkan ajaran-ajaran Islam dari unsur takhayul, bid’ah dan khurafat
(TBC).
b) Pembaharuan yang menyangkut masalah teologi. Dalam bidang teologi,
Muhammadiyah sudah sewajarnya untuk mengkaji ulang konsep-konsep

3
teologi yang lebih responsif dan tanggap terhadap persoalan zaman.
Pembaharuan yang dilakukan adalah untuk membicarakan persoalan-persoalan
kemanusiaan, di samping persoalan-persoalan-persoalan-persoalan keTuhanan.
c) Karena Islam menyangkut persoalan dunia dan akherat, ideologi dan
pengetahuan serta dimensi yang menyangkut kehidupan manusia, maka tajdid
diorientasikan pada pengembangan serta peningkatan kualitas kemampuan
sumber daya manusia (Islam).
d) Pembaharuan Islam menyangkut organisasi. Gerakan umat Islam harus rapi,
terorgansir dan memiliki manajemen yang professional, sehingga mampu
bersaing dengan yang lainnya.
e) Pembaharuan dalam bidang etos kerja. Point ini juga menjadi focus perhatian
Muhammadiyah karena etos kerja umat Islam saat berdirinya Muhammadiyah
sangat rendah.

2.2.2 Model-model tajrid


a) Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, muatannya menjadi khurafat dan
bid’ah. Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari alQur’an
dan al-Sunnah. Hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang.
Sedangkan bid’ah biasanya muncul karena ingin memperbanyak ritual
tetapi pengetahuan Islamnya kurang luas, sehingga yang dilakukan adalah
bukan dari ajaran Islam. Misalnya selamatan dengan kenduri dan tahlil
dengan menggunakan lafal Islam.
b) Realitas sosio-agama yang dipraktikkan masyarakat inilah yang mendorong
Ahmad Dahlan melakukan pemurnian melalui organisasi Muhammadiyah.
munawir Syazali mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan
pemurnian yang menginginkan pembersihan Islam dari semua unsur
singkretis dan daki-daki tidak Islami lainnya.
Muhammadiyah memandang tajdid sebagai salah satu watak dari ajaran
Islam. Tajdid dalam pandangan Muhammadiyah memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi pemurnian (purifikasi) dan dimensi peningkatan,
pengembangan, modernisasi atau yang semakna dengan itu (dinamisasi).

4
Dalam arti “pemurnian” tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan
ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber kepada Al-Qu’ran dan As-
Sunnah Ash-Shahihah sedangkan dalam pengertian “peningkatan atau
pengembangan” tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan dan
perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
As-Sunnah Ash-Shahihah.
2.3 Model Gerakan Keagamaan Muhammadiyah
Muhamadiyah sebenarnya telah menggagas tentang penguatan basis gerakan sejak
awal berdirinya, bahkan dalam Muktamar tahun 1970-an telah diputuskan untuk
menggalang jama’ah dan dakwah jamaah (GJDJ). Hanya saja gagasan tersebut belum
maksimal diimplemetasikan dalam aktivisme organisasi. Dalam konstitusi
Muhammadiyah terdapat tiga model gerakan Muhammadiyah; pertama, Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, kedua, sebagai gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan
ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Fokus kajian dalam pembahasan ini pada
kajian yang pertaman yaitu Muhammadiyah sebagai gerakan Islam. Beberapa dekade
yang lalu, telah di rumuskan pembinaan Jamaah, keluarga sakinah, dan qaryah thoyyibah
untuk memperkuat basis.
Kehadiran sebuah organisasi keagamaan Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid ini,
dipandang sebagai suatu kemajuan besar di kalangan umat Islam di Indonesia. Ahmad
Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah menganggap bahwa tradisi keagamaan yang
sinkretis, kehidupan aqidah dan amaliah Islam yang sudah kabur, serta masih statisnya
pandangan hidup umat Islam terhadap ajaran dan dalam 55 perkembangan berikutnya,
organisasi ini telah mampu melakukan berbagai terobosan melalui berbagai amal usaha.
Berbagai terobosan yang dilakukan itu bertujuan untuk mencerahkan kehidupan umat
dan bangsa Indonesia ke arah peningkatan kualitas pemahaman terhadap Islam.
Muhammadiyah memposisikan diri sebagai oganisasi keagamaan dengan misi dakwah
Islam amar makruf nahi munkar. Untuk menguatkan posisi itu, maka dirumuskan Lima
Pilar Muhammadiyah, yaitu: 1) Muhammadiyah sebagai gerakan purifikasi aqidah Islam,
2) Muhammdiyah sebagai gerakan tajdid, 3) Muhammadiyah sebagai gerakan mobilisasi
amal shaleh, 4) Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan (al-Tarbiyah), 5)
Muhammadiyah sebagai gerakan non-politik praktis.
2.3.1 Corak Keislaman Muhammadiyah

5
Kemudian terkait dengan corak keislaman Muhammadiyah Robert W. Hefner
memberi catatan khusus mengenai berdirinya Muhammadiyah di Indonesia ini.
“Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah adalah pembaru dan penggagas luar
biasa di Indonesia. Ia mengalahkan capaian-capaian pembaruan pemikir Islam
dunia, Muhammad Abduh di Mesir. Subhan Mas, menyebut Ahmad Dahlan adalah
penggagas organisasi pembaruan keislaman modern yang berspirit high politics di
bidang pemikiran, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.”
Muhammadiyah kerapkali ditampakkan dalam berbagai wajah, sering dilihat
dari corak ‘Pemurniannya” sehingga di tautkan dengan Ibnu Taimiyah dan
Muhammadi bin abdul wahab bahkan sering kali disamakan dengan corak Wahabi
yang dinggap corak yang keras dan kaku dalam membahas “TBC” (Tahayul,
Bid’ah, Khurafat dan juga Syirik). Sedangkan di lain sisi sering ditambilkan dalam
56 corak Pembaharuan sehingga sering di samakan dengan pemikiran Muhamad
Abduh, bahkan didalam sebagian masyarakat indonesia sering disebut sebagai
“Pembawa Ajaran Baru”. Dari sisi persamaan dan perbedaan Muhammadiyah
dengan gerakan lainnya terkhusus gerakan islam maka akan tampak bahwa
Muhammadiyah Berkarakter tertentu sebagai Gerakan Islam. (Nashir, 2010:141)
Muhammadiyah kerap disebut sebagai gerakan salaf yang melakukan pemurnian
akidah sebagaimana praktik zaman nabi dan generasi setelahnya. Dalam segi
akidah Muhammadiyah memang menganut salafiyah, sebagaimana yang sudah
tertung dalam pernyataan tarjih dalam Himpunan Putusan Tarjih (t.t: 11) bahwa
Muhammadiyah menjelaskan pokok pokok kepercayaan yang benar dengan
merujuk pada kalangan umat terdahulu yang selamat. Gerakan ini ingin
mengembalikan islam pada ajaran yang murni, yang tidak tercemar oleh tradisi
atau ajaran lain dari luar (Nashir, 2010:143).
Selain bercorak Salafiah Muhammadiyah juga bercorak Moderat (Azra ,
2005:12) Menyebutkan bahwa Muhammadiyah Merupakan satu gerakan yang
bercorak “Salafiyah Wasathiyyah” yakni salafiyah “Modernis: yang cenderung
berada di tengah tengah, yang berbeda dari salafi yang radikal, serta berbeda pula
dengan salafiyah muhammad bin abdil wahhab dan Rasyid Ridha yang keras dan
kaku.

6
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan Islam dalam merawat
Kebhinekaan nampaknya tidak ingin terjerumus dalam salah satu poros ektrim
yaitu. Ekstrim kanan yang diklaim dan dikenal amat tekstual, dianggap anti
perubahan dan cenderung curiga dengan berbagai produk pemikiran dan gerakan
yang lahir dari barat. Sementara ekstrim kiri diklaim dan dikenal amat apresiatif 57
dengan pemikiran dan gerakan barat. Tidak jarang kutub ini dianggap agen atau
kaki tangan barat itu sendiri. Muhammadiyah juga bukan rumah bagi pemikiran
dan gerakan liberal-sekuler yang mengedepankan kebebasan dan membuang agama
dari ruang aktivitas. Bagi Muhammadiyah kebebasan memang dijunjung tinggi
sebagai hak dasar, namun bukan kebebasan tanpa batas. Kebebasan yang dianut
Muhammadiyah adalah kebebasan terbatas yang mempertimbangkan eksistensi
pihak lain. Selain itu, pemikiran dan gerakan sekuler amat bertentangan dengan
Muhammadiyah, karena dapat bermuara pada gaya hidup permisif. Maka
kemudian Muhammadiyah menempatkan dirinya sebagai pengusung
Washatiyah/Moderat/Pertengahan yang tidak mencita-citaka model islam yang
berpijak kepada kutub ekstim. Sehingga dalam konteks dan model ini
Muhammadiyah akan dapat lebih mudah merawat Kebhinekaan Indonesia.
(Nahir, 2010: 22) menjelaskan secara terperinci posisi Muhammadiyah yang
berbeda dengan kaum tekstualis di satu ujung spectrum dan liberal di ujung
spektuam yang lainnya. Pada konteks tertentu Muhammadiyah sangatlah tekskstual
dan pada konteks yang lainnya Muhammadiyah sangat terbuka, Pendekatan
pendekatan yang sering digunakan oleh muhammadiyah sering tergantung
Konteksnya.
Pilihan untuk menjadi gerakan wasathiyah bukan sebuah kebetulan, melainkan
diputuskan secara matang dan terencana. Argumentasi yang digunakan
Muhammadiyah sebagai gerakan wasithiyah dapat dilihat dalam Alquran, “Wa
kadzaalika ja’alnaakum ummatan wasathaa…/ Dan demikianlah Kami jadikan
kamu umat yang pertengahan…” (Q.S. Al-Baqarah/ 2: 143). Ayat tersebut
mendapatkan penguatan dari sebuah hadis Nabi, “Khairul umuuri ausaathuhaa/ 58
Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan.” Ayat dan Hadis ini saling
menguatkan. Umat Islam ditakdirkan menjadi kaum moderat yang tidak.

7
Dalam pandangan Muhammadiyah, bahwa Islam merupakan agama yang
mengandung nilai-nilai kemajuan untuk membangun peradaban yang utama dan
menjadi rahmat bagi semesta, inilah yang disebut “Islam Berkemajuan” (Din
alHadlarah). Nabi Muhammad bersama kaum muslimin selama 23 tahun telah
menjadikan Yasrib yang pedesaan menjadi al-Madinah al Munawwarah, kota
peradaban yang cerah dan mencerahkan. Setelah itu selama sekitar lima sampai
enam abad Islam menjadi peradaban yang maju di pentas dunia.
Islam mengajarkan manusia untuk “Iqra” (QS Al Alaq: 1-5), menjadi pelaku
perubahan dan berwawasan ke depan (QS Ar-Ra’du: 11; Al-Hasyr: 18). Islam yang
mengajarkan tangan di atas (yad al-‘ula) dan bukan di bawah (yad al-sufla). Islam
membentuk manusia Muslim sebagai atau pelaku sejarah (syuhada ‘ala al-nas ),
selain hadir sebagai umat moderat (ummatan wasatha) dalam kehidupan (QS
AlBaqarah: 143) . Umat Islam diharuskena menjadi golongan terbaik yang unggul
atau khayra ummah (QS Ali Imran: 110), sehingga dapat menjadi rahmatan lil-
‘alamin atau rahmat bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107).
Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang
melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Kemajuan dalam pandangan
Islam bersifat multiaspek baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam seluruh
dimensi kehidupan, yang melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban
alternatif yang unggul secara lahiriah dan ruhaniah. Adapun da’wah Islam sebagai
upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan diproyeksikan sebagai jalan perubahan
(transformasi) ke arah terciptanya kemajuan, kebaikan, keadilan, kemakmuran, dan
59 kemaslahatan hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku,
golongan, agama, dan sekat-sekat sosial lainnya.
Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan,
kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara
dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan
manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang
mengelorakan misi anti perang, anti terorisme, anti kekerasan, anti penindasan, anti
keterbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi
seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi
alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang

8
secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa,
ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi.
Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi
Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912.
Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri
Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai
ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan
pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang
berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan
memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan,
kejumudan, dan ketidakadilan hidup umat manusia.
Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan pencerahan,
maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan dan pengayaan
makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum muslimin, tetapi 60
sekaligus melakukan pembaruan dalam mu’amalat dunyawiyah yang membawa
perkembangan hidup sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam yang
berkemajuan semakin meneguhkan perspektif tentang tajdid yang mengandung
makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dalam gerakan
Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada
AlQuran dan As-Sunnah (al-ruju’ ila al-Quran wa al-Sunnah) untuk menghadapi
perkembangan zaman. Termasuk kehidupan umat Islam Indonesia memasuki abad
ke-21.
Menurut Muhammadiyah, bahwa umat Islam di manapun termasuk Islam
Indonesia tidak mungkin tampil sebagai Islam rahmatan lil-‘alamin jika dirinya
tertinggal dan tidak berkemajuan. Islam rahmatan lil-‘alamin harus berkemajuan.
Islam berkemajuan ingin mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan
melalui transformasi sosial yang bersifat emansipasi, humanisasi, liberasi, dan
transendensi (QS Ali Imran: 104, 110). Adapun da’wah dan tajdid bagi
Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai
agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Islam moderat di
Indonesia tidak mungkin menjadi kekuatan yang berdaya saing tinggi dan dapat

9
mempengaruhi kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan universal di abad ke-21
jika dirinya lemah dan tidak maju.
2.4 makna gerakan keagamaan Muhammadiyah
KH Ahmad Dahlan mempunyai pendapat, Islam yang masuk di Indonesia sangat
berbeda bahkan dianggap bertentangan dengan Islam yang dipahaminya.Agama islam
adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui para nabi utusannya. Jadi semua
agama yang dibawa oleh nabi 6tusan allah itulah disebut agama Islam. dapun agama
Islam yang berlaku sekarang ini adalah agama yang dibawa oleh utusan terakhir yang
menyempurnakan agama Islam yang dibawa oleh *abi dan utusantusan allah yang
dahulu.nabi Muhammad merupakan nabi yang terakhir. wujud agama Islam seluruhnya
adalah berupa wahyu syariat allah.
Dua Macam wahyu syariat allah.
1. berupa firrman-firman ALLAH yang terhimpun di dalam kitab.
2. tidak berupa firman-firman ALLAH,tetapi penjelasan-penjelasan lebih lanjut dari
firman-firmna itu.
Muhammadiyah bukanlah gerakan sosial keagamaan yang biasa, tetapi sebagai
gerakan islam. selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya
terkait dengan islam. bergerak bukan asal bergerak, harus dilandasi, dibingkai, dan
diarahkan dengan Islam. Islam bukan sebagai asas formal(teks), tetapi
menjiwai,melandasi,mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakan dan
menjadi pusatorientasi dan tujuan.bukan sekadar islam KTP, slogan dan simbolik belaka.
Parapendahulu Muhammadiyah memaknainya dengan kaidah fiqhiyah “ma layatim
alwajib Illa bihi da huma wajib”. artinya organisasi itu menjadi wajib adanya karena
keniscayaan dakwah memerlukan alat organisasi tersebut. sisi lain, tujuan
Muhammadiyah adalah untuk mencetak ummat terbaik atau ummat yang unggul.
sebagaimana pokok pikiran keenam anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan, bahwa
“organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”.
Ciricirinya adalah: a)Muhammadiyah adalah subjek atau pemimpin, dan masyarakat
semuanya adalah objek atau yang dipimpinnya b) lincah (dinamis), maju (progresif),
selalu dimuka dan militantc) revolusioner;d0 mempunyai pemimpin yang kuat, cakap,
tegas dan berwibawa; dan d) Mempunyai organisasi yang susunannya lengkap dan selalu

10
tepat atau up to date (PPMuhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah,200;19-30)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tajdid adalah mengembalikan ajaran agama Islam kembali kepada Al-Qur’an dan
AsSunnah, karena sekarang ini ajaran Islam mengalami penyimpangan dan pencampuran
dengan pemahaman yang bukan berasal dari Islam, sedangkan tajrid berarti
pengosongan, pengungsian, pengupasan, pelepasan atau pengambil alihan.
Sebagai umat Islam, kita harus terus melaksanakan pembaharuan, agar konteks Islam
sesuai dengan tuntunan jaman dengan tanpa menghilangkan konteks agama Islam itu
sendiri sehingga Islampun mampu menjawab tantangan jaman.
3.2 Kritik danSaran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyaknya
kekurangan. Oleh sebab itu penulis akan sangat berterima kasih bila pembaca
memberikan kritik dan saran untuk kemajuan penulis dan perbaikan makalah ini.

Daftar Pustaka

https://123dok.com/document/qm0vlowy-pengertian-dan-model-tajrid-dan-tajdid.
https://www.scribd.com/doc/290482644/Muhammadiyah-Sebagai-Gerakan-Keagamaan
http://arifinismail.blogspot.co.id/2011/01/tajrid-kesungguhan.html
http://sariasriani.blogspot.co.id/2012/05/tajdid-dan-purifikasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajdid http://nurulchoziyah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-
takhrij-dan-tajdid_56.html

11

You might also like