You are on page 1of 1

Mazhab Adwaita Wedanta menolak teisme dan dualisme dengan menegaskan bahwa pada hakikatnya

Brahman tidak memiliki bagian atau atribut.[165] Menurut mazhab ini, Tuhan yang berkepribadian atau
menyandang atribut tertentu adalah salah satu fenomena maya, atau kekuatan ilusif Brahman. Pada
hakikatnya, Brahman tidak dapat dikatakan memiliki sifat-sifat kemanusiaan seperti pelindung,
penyayang, perawat, pengasih, dan sebagainya.[166] Menurut mazhab ini, pikiran manusia yang
terperangkap maya menyebabkan Brahman terbayangkan sebagai Tuhan dengan sifat atau atribut
tertentu, yang dapat disebut sebagai Iswara, Bhagawan, Wisnu, dan nama-nama lainnya.[166] Mazhab
ini menegaskan bahwa tiada larangan untuk membayangkan Tuhan dengan sifat-sifat tertentu, tapi
tujuan hidup sejati adalah untuk merasakan bahwa "sesuatu yang nyata" dalam tiap makhluk
sesungguhnya tiada berbeda dengan Brahman.[167] Mazhab Adwaita dapat dikatakan sebagai monisme
atau panteisme karena meyakini bahwa alam semesta tidak sekadar berasal dari Brahman, tapi pada
"hakikatnya" sama dengan Brahman.[168]

Doktrin ateistis mendominasi aliran Hindu seperti Samkhya dan Mimamsa.[169] Dalam kitab
Samkhyapravachana Sutra dari aliran Samkhya dinyatakan bahwa keberadaan Tuhan (Iswara) tidak
dapat dibuktikan sehingga (keberadaan Tuhan) tidak dapat diakui.[170] Samkhya berpendapat bahwa
Tuhan yang abadi tidak mungkin menjadi sumber bagi dunia yang senantiasa berubah. Dikatakan bahwa
Tuhan merupakan gagasan metafisik yang dibuat untuk suatu keadaan.[171] Pendukung dari aliran
Mimamsa—yang berdasarkan pada ritual dan ortopraksi—menyatakan bahwa tidak ada cukup bukti
untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa kita tidak perlu membuat
postulat tentang suatu "pencipta dunia", sebagaimana kita tidak perlu memikirkan siapa penulis Weda
atau Tuhan apa yang dibuatkan upacara.[127] Mimamsa menganggap bahwa nama-nama Tuhan yang
tertulis dalam Weda sebenarnya tidak mengacu pada wujud apa pun di dunia nyata, dan hanya untuk
keperluan mantra belaka. Atas pemahaman tersebut, mantra itulah yang sebenarnya merupakan
"kekuatan Tuhan", sehingga Tuhan tiada lain hanyalah kekuatan mantra belaka.

You might also like