You are on page 1of 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Konseptual

2.1.1. Media

Kata "media" berasal dari kata Latin media, yang berarti "perantara" atau

"pengantar". Media adalah segala sesuatu yang dapat menarik perhatian dan

memungkinkan terjadinya komunikasi antara pengirim dan penerima. Penyebaran

pesan menggunakan media. Media adalah teknologi pembawa pesan karena

merupakan kelanjutan dari pembawa pesan. Perangkat atau item yang membantu

pengirim dan penerima pesan berkomunikasi disebut sebagai "media". (Mustaqim,

2016).

Kata Latin "medium", yang berarti "perantara atau pengantar", digunakan

sebagai kata benda jamak. Beberapa contoh media adalah buku, surat kabar,

majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Guru dapat menggunakan

media sebagai alat atau metode untuk terlibat dengan siswa atau murid. Objek

berwujud apa pun yang digunakan sebagai saluran atau alat komunikasi disebut

sebagai "media". Informasi diteruskan dari satu sumber ke sumber lain melalui

media. Televisi, film, foto, rekaman audio, foto yang diproyeksikan, bahan

tertulis, dan media lainnya (Karo-Karo dan Rohani, 2018).

Menurut Mustaqim (2016) Media dapat membantu dalam pembelajaran

karena dapat:

1. Memberikan gambaran tentang objek dan prosedur yang sebenarnya.

2. Buat salinan objek aslinya.


3. Mengubah ide abstrak menjadi ide konkrit.

4. Ciptakan pemahaman bersama.

5. Mengatasi kendala waktu.

6. Sering mengulang informasi.

7. Ciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.2. Belajar

Pengetahuan, sikap, dan keyakinan orang dikembangkan melalui proses

pembelajaran yang sulit. pengembangan keterampilan ini sebagai hasil dari proses

kognitif pembelajar dan faktor lingkungan, masing-masing. Akibatnya, belajar

adalah kumpulan proses kognitif yang mengubah sifat rangsangan eksternal

sekaligus mengubah pengetahuan menjadi keterampilan baru (Djonomiarjo,

2018).

Kerangka kerja konseptual untuk pembelajaran menjabarkan pendekatan

metodis untuk menjadwalkan kegiatan instruksional untuk memenuhi tujuan

pembelajaran tertentu. Itu juga tersedia sebagai alat bagi guru dan perancang

instruksional untuk digunakan saat membuat dan menerapkan strategi pengajaran

dan pembelajaran. Pembelajaran terjadi ketika siswa, guru, dan sumber belajar

berinteraksi dalam suatu lingkungan belajar. Dengan menggunakan pembelajaran

sebagai proses yang diciptakan oleh guru untuk mendorong pemikiran imajinatif

dalam upaya meningkatkan pemahaman siswanya terhadap materi pelajaran,

siswa dapat menjadi lebih mahir dalam materi pelajarannya. (Panuntun, 2020).
Belajar adalah perbuatan dan ikhtiar yang menantang. Hanya siswa saja

yang dapat benar-benar mengalami pembelajaran sebagai tindakan. Terjadinya

proses akan diputuskan oleh siswa. Belajar adalah proses mengubah perilaku

sebagai hasil dari paparan lingkungan seseorang. Mengikuti interaksi dengan

sumber belajar, belajar adalah proses mengubah sikap dan perilaku. Sumber daya

pendidikan ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk buku, alam, guru,

dan orang lain. Berbagai aktivitas, seperti membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru, dan lain sebagainya, menyebabkan terjadinya perubahan perilaku atau

penampilan (Lubis dan Azizan, 2018).

Perspektif belajar tersebut menegaskan bahwa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan berubah sebagai hasil belajar. Kegiatan yang merupakan bagian dari

pembelajaran menunjukkan bagaimana kemampuan seseorang berkembang

2.1.3. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

mengkomunikasikan pesan dari pengirim kepada penerima guna merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, serta kesiapannya untuk belajar,

guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Pengalaman langsung,

pengalaman bergambar, dan pengalaman abstrak adalah tiga derajat utama

modalitas belajar. Siswa harus didorong untuk menggunakan semua indera

mereka agar proses belajar mengajar menjadi efektif. Media pembelajaran dapat

dilihat sebagai media untuk menyebarkan pesan pembelajaran yang bermakna dan

praktis. menggunakan media pendidikan sebagai alat belajar dan sumber

informasi Segala sesuatu yang dengan sengaja dapat menyalurkan informasi dari
berbagai sumber dianggap sebagai media pembelajaran. Segala sesuatu yang

dapat menyampaikan pesan dari berbagai sumber untuk menciptakan proses

pembelajaran yang efektif dan efisien dianggap sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran menghubungkan, memberikan informasi, memberi dan

menyebarkan pesan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

(Mustaqim, 2016).

Media pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu teknik untuk

membantu siswa memahami suatu konsep. Bentuknya bisa sesederhana atau

secanggih yang Anda suka, tetapi ketika menggunakan media pembelajaran, yang

diperhitungkan adalah kemudahan penggunaan dan kesesuaian dengan konsep

yang dipelajari, bukan kecanggihannya. Karena mereka bertindak sebagai

perantara, media pembelajaran sangat penting untuk proses belajar mengajar

karena mereka dapat membantu membuat informasi yang disajikan dalam

kegiatan tersebut kurang ambigu. Penggunaan media dapat membantu

penyederhanaan konten pendidikan yang sulit. Media pembelajaran dapat

menggambarkan apa yang tidak dapat dijelaskan oleh profesor dengan kata-kata

tertentu (Astriawati dan Wibowo, 2019).

Media pembelajaran digunakan sebagai media untuk mentransfer ilmu

pengetahuan selama proses pembelajaran di bidang pendidikan. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan sebagai penyalur pesan (bahan ajar) untuk

merangsang minat, perhatian, pikiran, dan perasaan siswa selama kegiatan


pembelajaran. Aplikasi Sparkol Videoscribe adalah salah satu teknologi

pendidikan. Penggunaan media di dalam kelas merupakan komponen penting

karena berhubungan dengan strategi pembelajaran yang direncanakan guru.

(Tubyani dan Hermanto, 2021).

Menurut Mustaqim (2016) Berikut ini adalah empat fungsi media

pembelajaran:

1. Fungsi perhatian menarik perhatian siswa dan mendorong mereka untuk fokus

pada materi yang ditampilkan.

2. Fungsi afektif memberikan dukungan emosional kepada siswa selama mereka

belajar.

3. Fungsi kognitif meningkatkan pemahaman dan memori pesan yang

ditampilkan.

4. Fungsi kompensasi membantu siswa yang lamban dan lemah dalam menerima

dan memahami materi yang disampaikan secara lisan.

2.1.4. Whiteboard Animation

Whiteboard animation juga dikenal sebagai doodle video scribing,

videoscribedan sketchvideo. Whiteboard animation adalah jenis komunikasi yang

dibuat oleh pengirim dan disampaikan kepada penerima melalui penggunaan

simbol-simbol yang terdapat dalam Whiteboard animation. Penerima

menggunakan simbol-simbol ini bisa berupa kata-kata, gambar, atau suara untuk

memahami informasi yang disampaikan oleh pengirim. Pembuat video

menggunakan program bernama Videoscribe. Dengan bantuan program ini, video

whiteboardanimasi dibuat. Perangkat lunak yang sangat ramah pengguna ini


memungkinkan pengguna untuk membuat grafik dinamis dengan latar belakang

putih. Sparkol mengembangkan program ini pada tahun 2012 (Tubyani dan

Hermanto, 2021).

Salah satu jenis konten pendidikan dengan dukungan teknologi adalah

whiteboard animation. Whiteboard Animasi digunakan untuk menyajikan materi

kursus dalam video interaktif. Penggunaan whiteboard animation di dalam kelas

sangat efektif karena semua isinya merupakan modifikasi yang dilakukan guru

terhadap kepribadian siswa dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Jika

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional, penggunaan Whiteboard

animation dalam pembelajaran meningkatkan antusiasme siswa, meningkatkan

partisipasi siswa, dan membantu keberhasilan penyerapan pengetahuan. Motivasi

dan hasil belajar siswa meningkat ketika menggunakan media whiteboard

interaktif, begitu pula dengan kemampuan guru dalam mengembangkan

pembelajaran. Pembelajaran melalui papan tulis guru mengurangi kesulitan siswa

dalam menerima materi pelajaran/perkuliahan. Materi pembelajaran berbasis

Whiteboard animation telah terbukti sangat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar siswa (Astriawati dan Wibowo, 2019).

2.1.5. Explee

Explee adalah program web yang dapat diakses internet yang

menghasilkan presentasi atau film dalam gaya kartun animasi yang

mengintegrasikan informasi agar terlihat bagus. Explee membuat video animasi

yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang unik dan inovatif dengan

menggunakan media audio visual online web apps (Prastyo et al, 2021).
Explee adalah software sederhana untuk membuat media edukasi visual

animasi. Menggunakan program Explee dapat membantu instruktur membuat

sumber belajar yang memenuhi tujuan mereka tanpa memerlukan keahlian

teknologi tambahan; semua yang dibutuhkan untuk menghasilkan cerita dan

narasi dalam film pembelajaran ini adalah ide dan inspirasi. Isyarat tangan dalam

video ini terlihat seperti sedang menulis di papan tulis (whiteboard animation).

Konten yang ditawarkan mengenai animasi papan tulis berbantuan explee, di sisi

lain, sangat mempromosikan penyebaran e-learning. E-Learning adalah proses

mengubah pendidikan tradisional ke format digital. Animasi papan tulis Explee

adalah metode digitalisasi konten pembelajaran (Nurrahmah et al, 2021).

Penggunaan media experiential learning berbasis video interaktif dapat

meningkatkan pendidikan karakter. Menggunakan indera pendengaran dan

penglihatan untuk membuat skenario, media pembelajaran berbasis audiovisual

merupakan perantara atau alat pelengkap yang memudahkan siswa dalam

memasukkan pendidikan karakter ke dalam kehidupannya, baik di sekolah

maupun di rumah. Lingkungan belajar yang interaktif kemudian digunakan untuk

menutupi tujuan utama pendidikan karakter. Instruktur dan siswa dapat berdiskusi

secara aktif tentang subjek dengan bantuan alat pembelajaran berbasis video untuk

explee yang mengasyikkan ini. (Prastyo et al, 2021).

2.1.6. Motivasi

Kata motivasi berasal dari kata motif yang berarti “usaha yang mendorong

seseorang untuk mencapai sesuatu”. Motif adalah kekuatan internal dan eksternal

yang mendorong orang untuk mengambil tindakan dalam mengejar tujuan.


Seseorang didorong untuk terlibat dalam aktivitas tertentu dan diberikan arahan

dalam mencapai tujuan baik oleh motivasi internal maupun eksternal. Untuk

memahami motivasi manusia, pertama-tama seseorang harus melihat keinginan

dasar yang dimiliki semua orang pada umumnya, menentukan arah dan intensitas

gerakan. (Hasan dan Baroroh, 2019).

Motivasi adalah kekuatan pendorong yang mempengaruhi perilaku.

Menentukan arah dan intensitas suatu tindakan. Motivasi adalah dorongan yang

mengubah energi seseorang menjadi usaha nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Mencoba menciptakan keadaan yang menyebabkan seseorang ingin melakukan

sesuatu adalah cara lain untuk memikirkan motivasi.(One, 2017).

Menurut Hasan dan Baroroh (2019) dua macam faktor yang

mempengaruhinya, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik, atau keinginan untuk berhasil, serta dorongan kebutuhan

belajar, harapan, dan cita-cita, semuanya dapat mempengaruhi motivasi

belajar.

2. Motivasi ekstrinsik meliputi pujian, lingkungan belajar yang positif, dan

kegiatan belajar yang menarik.

Motivasi siswa dapat berasal baik dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun

dari luar siswa (ekstrinsik). Secara umum, motivasi intrinsik mengacu pada

motivasi yang muncul dari dalam diri siswa. Tidak perlu menunggu sentuhan dari

luar, sedangkan motivasi ekstrinsik datang dari luar dan ditanggapi oleh siswa.

Seperti materi, ingin sukses, ulet dan tidak mudah puas, gigih, dan kebutuhan
akan materi, seperti untuk kehidupan masa depan siswa merupakan contoh

motivasi ekstrinsik (Roshidah, 2020).

Menurut Hasan dan Baroroh (2019) Beberapa faktor baik intrinsik maupun

eksternal yang mempengaruhi motivasi, antara lain:

1. Tingkat pemahaman siswa terhadap kebutuhan yang memotivasi

perilaku/tindakannya, serta tujuan pembelajaran yang harus dipenuhi.

2. Pendekatan guru terhadap kelas; guru bijaksana dan selalu mendorong murid

untuk berjuang menuju tujuan kelas yang spesifik dan relevan.

3. Ketika pengaruh kelompok terlalu kuat, motivasi ekstrinsik lebih sering

terjadi.

4. Munculnya ciri-ciri tertentu dalam motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh

lingkungan kelas.

Tingkat motivasi siswa sangat bervariasi, dan mereka yang memiliki

motivasi tinggi biasanya belajar dengan cara yang berbeda dari mereka yang

kurang termotivasi. Belajar menjadi membosankan dan siswa menjadi lelah dan

tidak bersemangat ketika sebagian besar dari mereka tidak terlibat dalam apa yang

mereka pelajari. Apabila sebagian besar siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka kegiatan pembelajaran

akan lebih menyenangkan dan efektif. (One, 2017).

2.1.7. Hasil Belajar

Perubahan perilaku yang ditimbulkan oleh belajar, seperti berpindah dari

ketidaktahuan ke pengetahuan atau dari ketidaktahuan ke pemahaman, dikenal

sebagai hasil belajar. Kemampuan yang dimiliki siswa pada akhir karir akademis
mereka dikenal sebagai hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan atau

keterampilan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari mengikuti kegiatan

pembelajaran. (Djonomiarjo, 2018).

Menurut Lubis dan Azizan (2018), hasil belajar seseorang dipengaruhi

oleh pengetahuan sebelumnya, mata pelajaran yang dipelajari, dan tujuan motivasi

apa pun yang mungkin memengaruhi cara mereka terlibat dengan materi

pelajaran. Cara subjek mengalami pembelajaran dalam kaitannya dengan dunia

fisik dan lingkungannya berdampak pada hasil belajar juga. Hasil belajar antara

lain:

1. Pengetahuan verbal, atau kapasitas untuk mengkomunikasikan gagasan

secara lisan dan tertulis.

2. Kecerdasan yang mendalam, khususnya kapasitas untuk

mengkomunikasikan gagasan dan simbol. Mengklasifikasikan,

menganalisis, mengintegrasikan fakta dan konsep, serta mengembangkan

prinsip-prinsip ilmiah adalah contoh kemampuan intelektual.

3. Strategi kognitif, atau kapasitas untuk mengatur dan mengendalikan proses

berpikir sendiri. Untuk mengatasi kesulitan, seseorang harus menggunakan

konsep dan aturan.

4. Realisasi otomatisme dalam gerak fisik dimungkinkan oleh keterampilan

motorik, juga disebut sebagai kemampuan untuk melakukan serangkaian

gerakan fisik dengan akurasi dan koordinasi.


5. Kapasitas seseorang untuk menerima atau menolak sesuatu tergantung

pada bagaimana perasaan mereka tentang hal itu. Kapasitas untuk

menginternalisasi dan mengekspresikan nilai dikenal sebagai sikap.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan evaluasi terhadap proses pembelajaran baik itu dari segi

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu


Peneliti, Tahun
Hasil Persamaan Perbedaan
“Judul”
Astriawati dan (1) Untuk Objek penelitian Lokasi penelitian
Wibowo, 2019 kinerjanya dalam yaitu Whiteboard dan yang menjadi
“Peningkatan mengajar pada animation untuk subjek dalam
Motivasi Dan siklus I, II, dan III meningkatkan penelitian
Hasil Belajar secara berurutan motivasi dan hasil Astriawati dan
Taruna Melalui dosen mendapat belajar Wibowo yaitu
Media Berbasis penilaian 49,95, Taruna
“Whiteboard 53,87, dan 57,69
Animation” yang semuanya
Bidang Navigasi termasuk dalam
Pelayaran” kategori baik. (2)
Peserta siklus I,
II, dan III
menunjukkan
minat belajar
yang lebih besar,
masing-masing
bernilai 62,03,
67,56, dan 76,86
poin. (3) Dari
siklus I, II, dan III
hasil belajar
taruna mengalami
peningkatan
masing-masing
sebesar 61,73
poin, 79,78 poin,
dan 88,26 poin..
Hasan dan Videoscribe Memiliki Subjek Lokasi penelitian
Baroroh, 2019 adalah salah satu dan objek yang dan dalam
“Pengembangan bentuk media sama. Subjek penelitian Hasan
Media video dengan dalam penelitian dan Baroroh
Pembelajaran konsep ini yaitu siswa, melakukan
Bahasa Arab whiteboard yang sedangkan objek penelitian tentang
Melalui Aplikasi menggunakan dalam penelitian aplikasi
Videoscribe gambar tangan ini yaitu videoscript yang
Dalam dan seolah-olah pengembangan merupakan
Meningkatkan sedang media aplikasi untuk
Motivasi Belajar menggambar atau pembelajaran membuat
Siswa’ menulis di papan untuk whiteboard
tulis. Ide meningkatkan
videoscribe atau motivasi siswa
gambar tangan
sering digunakan
dalam
pembelajaran,
presentasi video,
dan kegiatan
lainnya. Dengan
bantuan produk
ini, siswa dapat
belajar bahasa
Arab di kelas dan
mencapai hasil
belajar yang
unggul.
Prastyo et al, Nilai Persamaan dalam Lokasi penelitian
2021. “Pengaruh signifikansinya penelitian ini dan terletak pada
Media adalah 0,00, yaitu yang objek penelitian
Pembelajaran sesuai dengan menjadi objek dimana dalam
Explee Berbasis temuan berbagai penelitian yang penelitian prastyo
Video Interaktif pengujian. merupakan media et al melakukan
Sebagai Sebelum dan pembelajaran penelitian
Penguatan sesudahnya harus explee pengaruh media
Pendidikan menggunakan pembelajaran
Karakter Siswa materi explee
Sekolah Dasar” pembelajaran
eksperiensial
berbasis video
interaktif dengan
sangat berbeda.
Sebagaimana
dinyatakan dalam
rangkuman di
atas, media
pengalaman
berbasis video
interaktif SDN 4
Pule membantu
siswa dalam
tumbuh sebagai
siswa yang
bermoral.
Kurniawan dan Pada hasil Persamaan dalam Perbedaan dalam
Rohani, 2019. validasi ahli penelitian ini penelitian ini
“Pengembangan materi diperoleh yaitu melakukan yaitu pada lokasi
Media hasil 72,87%, penelitian tentang dan objek
Pembelajaran cukup valid, pada peningkatan hasil penelitian dimana
Interaktif lembar validitas belajar dalam penelitian
Berbasis Aplikasi ahli media ini tidak
Android Untuk diperoleh hasil melakukan
Meningkatkan 91,25%. Pada uji penelitian
Hasil Belajar coba pengguna mengenai
Kewirausahaan” diperoleh hasil whiteboard
sebesar 83,42% animation
dan berlaku rata-
rata tingkat
pengulangan
keseluruhan
didapatkan
sebesar 82,51%
yang dapat
disimpulkan
bahwa media
pembelajaran
berbasis aplikasi
android pada
mata pelajaran
Kewirausahaan
ini valid dan
layak untuk
digunakan.
Wibowo dan Data dari validitas Persamaan dalam Perbedaan dalam
Marina, 2019. dan keberlakuan penelitian ini penelitian terletak
“Pengembangan hasil evaluasi terletak di objek di lokasi dan
Media video penelitian yaitu subjek penelitian
Pembelajaran pembelajaran media ini yaitu
Berbasis dikuantifikasi, pembelajaran mahasiswa
Whiteboard dianalisis, dan berbasis
Animation Pada diberi skor sesuai whiteboard
Matakuliah dengan rentang
Trigonometri kriteria yang telah
Program Studi ditetapkan. Hasil
Pendidikan dari seluruh
Matematika tahapan
Universitas pengembangan
Tompotika yang telah
Luwuk” diselesaikan
menunjukkan
bahwa 88 video
pembelajaran
dibuat
berdasarkan
validasi
profesional, dan
19 di antaranya
memenuhi standar
sangat baik. Nilai
tes rata-rata 71,95
dari 100, dan nilai
penilaian siswa
83,24 dari 100.
Hasilnya adalah
video
pembelajaran
yang mendorong
pembelajaran
Valid, Praktis,
dan Efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Astriawati, N., & Wibowo, W. (2019). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
Taruna melalui Media berbasis” Whiteboard Animation” Bidang Navigasi
Pelayaran.

Hasan, A. A., & Baroroh, U. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa


Arab Melalui Aplikasi Videoscribe Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. ‫لسـانـنـا‬ (LISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan
Pembelajarannya, 9(2), 140-155.

Karo-Karo, I. R., & Rohani, R. (2018). Manfaat media dalam pembelajaran.


AXIOM: Jurnal Pendidikan Dan Matematika, 7(1).

Lubis, M. A., dan Azizan, N. (2018). Penerapan model pembelajaran problem


based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika di SMP
Muhammadiyah 07 Medan Perjuangan Tahun Pelajaran 2018/2019.
Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan dan Sains, 6(02), 150-163.

Nurrahmah, A., Mulyatna, F., & Karim, A. (2021). Pelatihan Pembuatan Media
Pembelajaran Interaktif bagi Guru dan Dosen. E-Dimas: Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat, 12(3), 407-412.
One, O. (2017). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Audiovisual
Powtoon Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah
Aliyah (Doctoral dissertation, Tanjungpura University).

Panuntun, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games


Tournament (Tgt) Dan Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil
Belajar Sepak Bola (Dribbling) Pada SiswaKelas Xi Smk Hkti 2
Banjarnegara. Journal of Sport Coaching and Physical Education, 5(1), 19-
23.

Prastyo, G. B., Puspita, A. M. I., & Nurmalasari, W. (2021). Pengaruh Media


Pembelajaran Explee Berbasis Video Interaktif Sebagai Penguatan
Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Al-Aulad: Journal of Islamic
Primary Education, 4(2), 52-59.

Roshidah, F. H. (2020). Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif


berbasis web pada Mata Pelajaran IPS untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa di MTsN 7 malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Tibyani, W., & Hermanto, H. (2021, September). Pengembangan Media


Pembelajaran Berbasis Ensiklopedia Menggunakan Whiteboard
Animation Materi Teks Prosedur. In Seminar Nasional SAGA# 3 (Sastra,
Pedagogik, dan Bahasa) (Vol. 3, No. 1, pp. 129-136).

You might also like