You are on page 1of 3

Tinjauan pustaka

1. Tinjauan pustaka mangga (Mangifera indica)

Mangga merupakan salah satu jenis buah yang mempunyai sumber vitamin dan mineral yang
banyak terdapat di indonesia (Ademola et al, 2013). Selain dapat dikonsumsi sebagai buah segar,
mangga juga dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman, seperti sirup
mangga, puding mangga, maupun buah kaleng segar.

Kata mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, yaitu mangas atau mankay. Dalam bahasa
botani, mangga disebut Mangifera indica L. yang berarti tanaman mangga berasal dari India.
Dari India, sekitar abad ke-4 SM, tanaman mangga menyebar ke berbagai negara, yakni melalui
pedagang India yang berkelana ke timur sampai ke Semenanjung Malaysia. Pada tahun 1400 dan
1450, mangga mulai ditanam dikepulauan Sulu dan Mindanau, Filipina, di pulau Luzon sekitar
tahun 1600, dan di kepulauan Maluku pada tahun 1665 ( Riska.2015 )

Klarifikasi buah mangga

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)
Divisi : Magnollophyta (Tumbuhan Berbunga )
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica Linn.

Penanganan pascapanen

penanganan pascapanen yang dapat dilakukan menyimpan buah, simpan buah mangga dapat
diperpanjang dengan penyimpanan yang tepat dalam kondisi lingkungan optimum untuk
mempertahankan mutunya. Kondisi lingkungan optimum penyimpanan buah mangga yang
diinginkan dapat diperoleh dengan adanya kemudahan dalam pengendalian suhu, kelembaban
nisbi, sirkulasi udara atau bahkan kadang-kadang komposisi atmosfirnya.

Riska, Suastika Yulia, Laili Cahyani, and Muhammad Imron Rosadi. "Klasifikasi jenis tanaman
mangga gadung dan mangga madu berdasarkan tulang daun." Jurnal Buana Informatika 6.1
(2015).
2. Tinjauan pustaka selada (Lactuca sativa )

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang termasuk dalam
famili Compositae (Sunarjono, 2014). Selada berasal dari Asia Barat yang kemudian menyebar
di Asia dan negara-negara beriklim sedang. Negara yang mengembangkan selada diantaranya
Jepang, Thailand, Taiwan, Amerika Serikat serta Indonesia. Selada adalah tanaman sayuran yang
biasanya dapat dimakan secara mentah, hal ini dikarenakan selada memiliki kandungan mineral
yang cukup tinggi. Permintaan sayuran di Indonesia semakin meningkat seiring dengan
kesadaran masyarakat yang tinggi akan pola makan hidup yang sehat karena selada memiliki
kandungan gizi yang tinggi (Tabel 1), namun daerah yang membudidayakan selada di Indonesia
saat ini masih terbatas diantaranya Cipanas, Lembang, dan Pengalengan Jawa Barat (Novita
D.2020 )

Klarifikasi sayuran selada

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Spesies : Lactuca sativa L.

Novita, D. (2020). Budidaya Selada (Lactuca sativa L.) dengan Sistem Hidroponik NFT
(Nutrient Film Technique) di Elsa Farm Bogor.

Penanganan pascapanen

Penanganan pascapanen selada pada 5 jalur distribusi hamper sama. Di tingkat petani
penanganan pascapanen yang dilakukan pertama yaitu pemanenan selada, selanjutnya
dilakukan sortasi dengan memisahkan produk yang berkualitas baik dengan yang cacat.
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik, setelah dilakukan pengemasan akan
ditimbang untuk mengetahui beratnya sebelum dibawa ke tempat selanjutnya, setelah
dilakukan penimbangan selada kemudian diangkut menuju tempat selanjutnya.
Penanganan pascapanen pada tingkat pengepul terdiri dari pengangkutan dimana
pengangkutan dilakukan dari rumah petani menuju rumah pengepul, pencucian dilakukan
untuk membersihkan selada untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada selada,
selanjutnya dilakukan grading dengan mengkelaskan ukuran produk berdasarkan ukurannya,
penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat selada, setelah dilakukan grading selanjutnya
pengepul melakukan penyimpanan sebelum diambil oleh pengecer atau pedagang pasar ke
esokan harinya.
Penanganan pascapanen pada tingkat pedagang pasar terdiri dari pengangkutan dari
rumah pengepul sampai ke pasar, selanjutnya dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat
selada, kemudian dilakukan pemajangan untuk menarik konsumen .
Penanganan pascapanen pada tingkat pengecer pasar tradisional terdiri dari
penimbangan untukmengetahui berat selada sebelum dilakukan pengemasan. Pada pengecer
pasar swalayan terdiri sortasi yangdilakukan untuk memisahkan selada yang berkualitas baik
dengan yang cacat, kemudian dilanjutkan dengan grading untuk memisahkan selada
berdasarkan ukuran, selanjutnya dilakukan pengemasan ke dalam plastik.

Yoga, S. G. I. W dan Dw. A. A. Yuarini. 2016. Karakteristik rantai nilai rumput laut di
Kabupaten Klungkung. Jurnal Teknologi Industri Pertanian AGROTECHNO Vol 1 No 1 hal
27 - 30. Prodi Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Udayana

You might also like