You are on page 1of 34

~ Esensi keterhubungan melalui enigma

dari gerbang tanpa gerbang ~


edisi : Ritus Suci Altar Bulan bagian pertama
~Perkamen Saku~

Ritus Suci Altar Bulan


(Bagian 1)

Oleh : Alvi Rheyz


“Jika selama ini anda menganggap bulan hanyalah
benda astronomi yang tidak memiliki peran apapun
selain sebagai penghias angkasa yang sinarnya
mengagumkan pada malam hari, maka setelah
membaca catatan di perkamen ini anda akan
memahami jika keberadaan bulan sangat
mempengaruhi berbagai aspek di alam ini, termasuk
kondisi serta kekuatan psikis manusia”

Dhewasihir Altar

www.dhewasihir.com

1
. FASE Pertama .
“Pernahkah anda mengalami sebuah pengalaman spiritual
dimana ketika tubuh anda bermandikan cahaya bulan
purnama dan kedua tangan terentang dengan posisi telapak
tangan menggapai ke arah bulan seperti orang yang sedang
ingin menyambut sebuah pelukan hangat, sambil
memejamkan mata anda merasakan kerinduan mendalam
yang tidak mampu di ungkapkan oleh kata-kata ? Jika
belum maka cobalah untuk melakukan hal tersebut,
mungkin saja anda bisa lebih memahami akan
kemisteriusan dari satelit bumi ini”

Disadari atau tidak, Bulan telah memiliki


pesona tersendiri yang luar biasa terhadap
peradaban sejak berabad-abad yang lalu, dan
kemudian menjadikan keberadaannya muncul
dalam berbagai kisah mitologi, cerita rakyat, puisi,
inspirasi para penyair, hingga berbagai seni
lainnya, dongeng, legenda sampai pada ritus-ritus

2
suci dalam beberapa keyakinan magis serta
kerohanian, dan tak sedikit juga ditemukan
bangunan-bangunan kuno yang didirikan secara
khusus sebagai altar bulan dengan perhitungan
cermat secara astronomi hingga di
personifikasikan sebagai sosok dewi dengan
cahaya perak benderangnya yang anggun.
Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan
manusia mulai mengamati dan begitu tertarik
dengan Bulan hingga membuat keberadaannya
mendapat perlakuan yang sangat khusus serta
sakral, karena ada begitu banyak catatan dari
peradaban terdahulu yang mampu di telusuri
masanya dan memiliki rentang waktu yang telah
sangat jauh jaraknya dengan era saat ini, seperti
ukiran kuno Dewi utama Laussel yang
diperkirakan telah ada sejak 20.000 tahun
sebelum masehi, dimana memperlihatkan sosok
feminin yang memegang tanduk bison secara

3
terbalik serta memiliki ukiran 13 garis vertikal
yang berhubungan dengan siklus menstruasi pada
wanita dan fase bulan, lalu tangannya yang
bertumpu pada rahim juga disimboliskan sebagai
perwakilan dari kesuburan. Dan yang kedua
sekaligus juga merupakan salah satu yang paling
terkenal di dunia persihiran khususnya para
penganut keyakinan pagan adalah ukiran kuno
pada situs bangunan bersejarah yang disebut Roc
Aux Sorciers di Angles-sur-I’Anglin, Prancis,
dimana memperlihatkan pahatan 3 sosok wanita
(Dewi) sedang berdiri di atas bison (hewan mirip
kerbau berukuran besar), yang menyimboliskan 3
fase bulan .
Keyakinan purba manusia sangat berpusat pada
segitiga suci yaitu Matahari, Bumi dan Bulan.
Walau keberadaan tertinggi yang di puja oleh
beberapa peradaban kuno adalah energi maskulin
dari matahari yang di personifikasikan dengan

4
sosok Dewa sebagai faktor utama dalam
penunjang terjadinya proses natural kebutuhan
hidup di bumi, tetapi dapat saya gambarkan
bahwa keberadaan bulan lebih di pandang sebagai
sosok yang sangat misterius, karena kehadirannya
pada malam hari yang gelap laksana pemberi
pelita sekaligus juga filter dari kelebihan sinar
matahari yang tentu saja dapat memberikan efek
yang kurang baik bagi kehidupan di bumi,
sehingga sangat layak jika kehadiran Bulan di
gambarkan sebagai sosok dewi (energi feminin)
yang membawa pelita untuk menerangi bumi di
kegelapan malam dengan sinar matahari yang di
filter agar tidak menghasilkan radiasi berlebih,
ditambah wanita terdahulu yang sedang
menstruasi mulai belajar menghitung siklus
bulan sebagai kalendernya (jadi peran energi feminin
dari Bulan tampak semakin jelas dengan hal ini), dan
jauh sebelum jiwa natural wanita ternoda oleh

5
beragam faktor akibat perkembangan zaman
seperti saat ini, selama berabad-abad di masa lalu,
wanitalah yang selalu berperan sebagai pendeta,
penyembuh, penerjemah dan penasehat karena
kemampuan mereka secara kodrat untuk mampu
terhubung serta berkomunikasi secara langsung
pada jiwa sang dewi bulan, yang diperlukan oleh
manusia dalam membaca atau manafsirkan jalur
musiman bulan agar dapat di pergunakan untuk
berburu, bertani maupun melaut (tradisi membaca
hawa alam melalui bulan masih dijalankan oleh sebagian
kecil masyarakat hingga saat ini), juga terus di
lestarikan oleh mereka yang masih atau telah
kembali sadar bahwa tidak ada eksistensi alam
yang tidak terpengaruh oleh bulan dan kekuatan
spiritualnya yang misterius.
Bukan hanya itu, di masa lalu menghitung
siklus bulan dari 1 fase ke fase yang lainnya pun
kerap dijadikan kalender bagi kelompok atau

6
klan-klan tertentu dalam mengatur janji baik
untuk perayaan, perjamuan, pertemuan biasa
ataupun untuk mengadakan upacara/ritual
kerohanian yang bersifat sakral, ini dikarenakan
lebih mudah menggunakan siklus bulan
dibandingkan matahari yang memiliki siklus
dengan periode panjang berupa pergantian dari
satu musim ke musim lainnya (sedangkan fase bulan
memungkinkan pembagian waktu yang lebih
kecil/pendek).

Ada sebagian kecil dari manusia yang lahir


bertepatan dengan fase bulan purnama penuh
atau fase bulan tertentu yang langka seperti
gerhana (atau malah kedua fase tersebut terjadi
bersamaan) di dalam grafik astrologi kelahiran
mereka, akan menjadi sangat sensitif secara
emosi, psikis dan spiritual setiap kali fase bulan
tersebut memasuki kembali tanda kelahirannya,
sehingga mereka secara spontan dapat memiliki

7
pengalaman terkoneksi secara multi dimensi yang
sangat kuat dengan alam, informasi seperti
kehidupan masa lalu hingga analisa mendetail
tentang masa depan dapat di akses dengan
mudah, karena bulan sendiri merupakan “cermin
ajaib” yang menjadi awal dari penggunaan bola
Kristal (Crystal Gazing) sebagai sarana divinasi (jika
anda pernah membaca buku RVDS vol 2 yang saya tulis,
disana saya sedikit membahas tentang hal ini di bagian
Moon Gazing) … Dan tidak hanya itu, karena Bulan
sendiri memiliki pengaruh langsung bagi
kehidupan di alam (dalam konteks ini bumi), maka
mereka yang memiliki tanda lahir berupa fase
bulan purnama atau gerhana di dalam astrologi
kelahirannya, mendapat keuntungan yang lebih
karena hal tersebut memberikan pengaruh yang
kuat terhadap berbagai sistem dalam dirinya di
segala dimensi hingga akhirnya kembali
mengharmoniskan siklus dalam dirinya baik itu
sistem hormon, kekebalan tubuh, penyembuhan

8
fisik serta psikis, perbaikan jaringan tubuh hingga
penyembuhan trauma bathin dan lainnya.
Sekalipun bagi mereka yang tidak memiliki
tanda lahir khusus fase bulan purnama atau
gerhana bulan dalam astrologi kelahirannya,
tetapi saya meyakini satu hal bahwa manusia
siapapun mereka tidak dapat terlepas dari
pengaruh bulan baik mereka mempercayai hal
tersebut atau tidak sama sekali, karena kita, yaitu
manusia adalah bagian dari alam ini, dan itu
secara langsung berarti terikat dengan hukum-
hukum alam yang berlaku, hanya saja harus kita
akui bahwa ada orang-orang yang memang
terlahir dengan karunia atau anugerah tertentu
dari alam, dan itu membuat mereka memiliki
nilai lebih di kehidupan ini, sehingga
keterhubungannya dengan bulan jika diihat dari
sudut pandang kita seperti halnya sebuah

9
kekuatan super yang dapat membuat takjub
sekaligus menghadirkan rasa iri.
Walau konteks pembahasan dalam perkamen ini
adalah magis dan mitologis, tetapi sejak lama di
beberapa Negara maju sudah mulai melakukan
banyak pengamatan dan penelitian secara sains
untuk menemukan penjelasan ilmiah dari
pengaruh Bulan terhadap manusia, karena
memang semua itu adalah fenomena natural, ia
terjadi karena keteraturan sistem yang saling
terhubung sehingga membentuk siklus di alam
ini . Mungkin beberapa instansi disana seperti
rumah sakit, pemadam kebakaran dan kantor
kepolisian apalagi mereka yang ikut terlibat di
dalam penelitian ini sangat tahu dengan baik
bagaimana bulan purnama dapat memberikan
efek yang lebih “dramatis” dan berbahaya, karena
terkadang semakin kita tidak menyadari

10
pengaruhnya, cenderung semakin kuat kita
memberikan reaksi …
Sebuah tim psikiater di Florida telah menyusun
dan mengumpulkan data dari serangkaian
laporan pembunuhan di Dade County - Miami dan
Greater Cleveland - Ohio yang terjadi selama
periode kurang lebih 15 tahun, dan mereka
menemukan fakta bahwa ada peningkatan yang
sangat tajam dari tindak kriminal, kekerasan
hingga pembunuhan bertepatan saat bulan
purnama . Sebuah studi serupa juga pernah
dilakukan di kota Buffalo - New York yang
berhasil memetakan puncak dari kasus
perampokan, penyerangan dan pencurian mobil
yang terjadi ketika bulan purnama, lalu kemudian
kesimpulan lain berhasil didapatkan oleh tim
penelitian tersebut, yaitu adanya peningkatan
kasus bunuh diri yang terjadi . Studi lain yang
dilakukan oleh departemen psikologi di Edgecliff

11
College menemukan bahwa sepuluh kategori
kejahatan (pemerkosaan, pencurian, pencurian mobil,
perampokan, penodongan, pelanggaran ketertiban,
penyerangan, kemabukan dan pelanggaran terhadap anak-
anak serta anggota keluarga) terjadi saat bulan
purnama.
Meski memiliki pengaruh paling besar dari
semua fase, tetapi tentu saja bukan hanya bulan
purnama (Full Moon) yang tampaknya dapat
membangkitkan emosi manusia bahkan dapat
membuat mereka berperilaku irrasional, karena
fase bulan baru (New Moon) juga mempengaruhi
manusia bahkan bisa memicu efek perilaku aneh
berbahaya terutama bagi mereka yang memiliki
ketidakstabilan mental. Pada abad keenam belas,
seorang dokter, astrolog, alkimia sekaligus ahli
okultisme (Sihir) bernama Paracelcus sampai
menuliskan bahwa fase bulan baru dapat

12
membuat orang dengan bawaan yang tidak stabil
secara mental menjadi lebih buruk .
Jadi kekuatan fase bulan baru dan bulan
purnama bukan saja dapat memberikan efek
positif, tetapi juga efek negatif, tetapi saya lebih
senang mengatakan hal ini, bahwa apapun yang
ada secara natural di alam ini bersifat netral,
sampai kita sendiri yang memberikan makna
entah itu melalui pemahaman, persepsi atau
sudut pandang, hingga pada penentuan pilihan
atas apa yang senantiasa dimasukkan, dibangun
dan dibentuk ke dalam wadah diri ini melalui
ritual hidup pada segala elemen (tubuh spiritual,
memori, tubuh fisik, pikiran, jiwa, roh, tubuh energi,
tubuh mental, alat ritual, koneksi dan tubuh astral)
sampai akhirnya membentuk suatu rangkaian
konstan yang akan menentukan nilai serta
kualitas dari energi yang menghidupkan kita ...
Apa maksudnya ? sederhananya fase bulan baru

13
atau purnama tidak mengandung racun ataupun
obat, ia hanyalah bagian dari energi Illahiah
dengan kemurnian yang dapat menyembuhkan,
membahagiakan, mendamaikan sang pemberkat
dan menyakiti, melukai, memberi duka bagi sang
pendosa, semua tergantung dari bagaimana
elemen yang kita bangun di dalam diri ini pada
segala dimensi, jika memiliki ketidakstabilan
mental, kekotoran hati, pendendam, kemalasan,
kebencian, kekhawatiran berlebih, tentu efek
tersebut juga akan diperkuat, begitupun
sebaliknya bagi mereka yang dipenuhi
kedamaian, pro aktif, kebijaksanaan, cinta,
kepedulian terhadap alam, kasih sayang, maka hal
tersebut jugalah yang akan diperkuat efeknya .
Idealnya, semua ini ditentukan oleh refleksi
yang hadir dari lukisan pada cermin jiwa. Seorang
yang menatar ritual hidup dan dirinya dengan
jalan kebajikan, maka jalan kebajikanlah yang

14
akan semakin ditunjukkan padanya melalui
cahaya rembulan yang menerangi “kegelapan
malam”, sedangkan mereka yang memilih jalan
kebathilan, niscaya rute itu juga yang akan
semakin terlihat jelas dan dialaminya dalam
perjalanan hidup, ini adalah filosofi dampak yang
diberikan dari keterhubungan dengan bulan,
ibarat cahaya pada lampu senter, ia bersifat netral,
kitalah yang menentukan ingin menerangi jalan
yang mana dari milyaran ruang pada labirin
gelap ini, lalu disanalah jalan dan pandangan
akan mengarah, dan perlahan kita akan bergerak
dan semakin tenggelam dalam jalan yang telah di
sinari oleh cahaya tersebut (agar lebih memahami
pesan ini, mari kita simboliskan kegelapan malam sebagai
rute misteri dalam hidup yang perlu untuk ditelusuri),
dimana dalam perjalanan menelusuri kehidupan
ini ada begitu banyak hambatan serta rintangan
yang diliputi oleh kegelapan, dan tak jarang hal

15
tersebut membuat kita tersandung hingga
terjatuh (ekstrimnya, masuk ke jurang yang curam),
untuk itulah kita membutuhkan pelita di
ketiadaan cahaya.
Saat menulis perkamen ini, saya jadi teringat
beberapa pengalaman dari orang-orang terdekat
maupun mereka yang sekedar mengenal saya di
dunia maya, yang beberapa kali telah bersedia
menceritakan pengalamannya baik di saat mereka
sedang melakukan atau telah selesai bermeditasi,
berjemur atau sekedar minum teh di bawah
cahaya rembulan. Tentu saja pengalaman mereka
berbeda-beda, walau secara intinya dapat kita
bedah menjadi 2 segmen dualitas saja, yaitu
positif dan negatif, seperti kembali merasakan
trauma dan luka bathin dari masa lalu saat
menyinari tubuhnya di bawah purnama,
bermunculannya berbagai gambaran mental,
kekhawatiran serta ketakutannya akan suatu hal

16
hingga berbagai keluhan negatif yang tentu tidak
sesuai dengan harapannya, misal menjadi
semakin lesuh sampai sakit, ditambah
peningkatan permasalahan hidup usai “menjalin
hubungan” secara khusus dengan bulan.

Tetapi tentunya ada juga yang mendapat


pengalaman dari sisi sebaliknya, seperti
merasakan kebebasan dari trauma dan luka masa
lalu, lebih mudah memaafkan, tenang dan
melapangkan segala peristiwa-peristiwa dalam
hidup yang membebani, berhasil mengoyak
segala keraguan dalam diri hingga memunculkan
berbagai gambaran-gambaran mental yang
menginspirasi serta mengagumkan, ditambah
memiliki pandangan hidup yang sarat dengan
makna karena meluapnya energi diri yang
mengantarkannya pada kondisi hidup sehat,
bahagia, bugar dan semakin penuh gairah tanpa
belenggu.

17
Dengan asumsi bahwa sebagian kecil dari
pembaca perkamen sihir Ritus Suci Altar Bulan ini
belum pernah membaca 2 buku saya yang
berjudul Ramuan Virus Dhewasihir (vol 1 dan vol 2),
maka untuk itu saya akan sedikit mengutip
beberapa poin utama tentang bulan yang tertulis
di buku tersebut tentunya dengan sedikit
modifikasi, sekaligus juga menyempurnakan
penjabarannya di sini sebagai tambahan untuk
kembali menyentuh harkat dari kesadaran sang
jiwa terdalam yang sedang mengendap, agar
dapat muncul ke permukaan dan melebur ke
samudera diri serta kehidupan sebagai suatu
ritual hidup yang nyata, karena bulan adalah
bagian dari alam, dan sejatinya semua keberadaan
yang hadir pada alam ini juga berperan besar bagi
seisi makhluk yang eksis di dalamnya, itulah
hukum yang mengikat abadi tanpa peduli apa -
darimana dan siapa kita.

18
Selain itu agar dapat lebih menyampaikan pesan
apakah energi bulan sesungguhnya merupakan
penyembuh - perusak, obat – racun, berkat -
kutukan atau positif - negatif dengan tujuan para
pembaca tidak sekedar terjebak pada penafsiran
secara egosentris semata …

Pada bagian Moon Gazing dalam buku

yang saya sebutkan diatas, tertulis jika ritual


menatap bulan adalah bentuk klasik dari metode
divinasi serupa dengan menggunakan media bola
kristal (crystal gazing), dimana hal ini singkatnya
dilakukan dengan bantuan seorang pendeta
wanita sebagai perantara untuk mengirimkan
sebuah permohonan tentang suatu hal yang
disebar ke bentangan langit malam lalu
kemudian menafsirkan jawabannya melalui
proses scrying (methode penerjemahan pesan secara
magis melalui pantulan dari benda-benda berkilau) yang

19
kemudian direfleksikan oleh cahaya purnama.
Secara sederhana langit malam (dengan warna
hitam) memiliki sifat menyerap energi
(permohonan/doa), sedangkan warna putih dengan
cahaya benderang pada bulan purnama memiliki
sifat memproyeksikan pantulan dari energi
permohonan tersebut dalam bentuk
“jawaban/pesan/isyarat”, yang kemudian akan
ditafsirkan oleh sang pendeta wanita.
Saya tidak akan membahas tatacara melakukan
hal diatas secara lengkap karena poinnya bukan
tentang itu (karena selain persiapannya kompleks,
ditambah tidak semua manusia memiliki tanda astrologi
kelahiran yang mendukung untuk penguasaan potensi
tersebut), jadi mari kita berfokus ke fungsi bulan
itu sendiri, yaitu memantulkan cahaya matahari
(dalam sains, warna putih memang memiliki sifat
memantulkan segala jenis warna lainnya kecuali hitam,
atau dalam konteks ini dapat kita sebut sebagai
memantulkan segala jenis energi, untuk mempermudah),

20
yang berarti ini sejalan dengan hukum fisika
kuantum dimana dikatakan jika kita hanya
menerima kembali sesuai dengan apa yang telah
kita kirimkan, atau dengan kata lain, pengalaman-
pengalaman yang didapatkan melalui ritual bulan
adalah hasil “penguatan” dari apa yang telah kita
kirimkan melalui “cermin” bernama bulan,
sekalipun itu tanpa sadar .
Seperti halnya pengalaman-pengalaman dari
mereka yang ada pada paragraf sebelumnya,
dimana mendapatkan efek yang berbeda-beda
baik saat masih melakukan atau ketika telah usai
“menjalin hubungan” secara khusus dengan bulan,
itu hanyalah pemantulan kembali dengan efek
yang telah diperkuat/diperjelas dari apa yang
terefleksi oleh jiwa terdalamnya ke “cermin”
bernama bulan, mereka yang pemalas akan
menerima kemalasan, mereka yang dipenuhi
kekhawatiran akan kembali menerima

21
kekhawatiran, mereka yang penuh kasih sayang
akan dipenuhi cinta serta kasih sayang, mereka
yang tulus akan kembali menerima banyak
ketulusan dalam hidupnya dan lain sebagainya.
Sekalipun menerima efek yang kurang sesuai
dengan ekspektasi, tetapi jika disikapi melalui
perspektif yang bijak, maka tentunya dapat
melihat makna serta mengambil hikmahnya,
karena kita menjadi tahu bagaimana kualitas jiwa
terdalam, karena sudah merupakan rahasia yang
umum jika di era modern seperti saat ini banyak
manusia yang tidak lagi mengenal dirinya sendiri,
akhirnya mereka berusaha mencari pelarian agar
dapat menyempurnakan kebohongannya, baik
kepada orang lain maupun terhadap diri sendiri,
seperti berpura-pura sedang bahagia, damai,
memaafkan atau telah menerima dan bangkit dari
keterpurukan, trauma serta luka masa lalu (jika ini
disadari, maka fungsi bulan yang lainnya pun tentu secara

22
otamatis telah dipergunakan, yaitu sebagai PELITA DI
KETIADAAN CAHAYA), karena kita telah
diperlihatkan apa yang selama ini bahkan tidak
mampu terlihat oleh diri sendiri, yang selanjutnya
merupakan tugas penting untuk dibenahi agar
bisa terus melanjutkan penelusuran pada rute
kehidupan yang penuh misteri ini.
Jika berbicara tentang proses pemberdayaan
diri, tentu anda tahu apa yang harus dilakukan
dan darimana harus memulainya, mungkin
dengan mengatur jam tidur, pola makan, cara
berpikir, meditasi atau dengan jalan ideal lainnya
yang secara intrinsik berhubungan langsung
dengan anda, tapi saya akan memberikan sebuah
perluasan area yang sebenarnya perlu diberikan
perhatian juga, karena saya yakin hal sepele ini
justru sering luput dari kesadaran karena
dianggap sebagai benda-benda tak bernyawa yang
tidak ada hubungan apapun dengan penataran

23
jiwa kita selain untuk dipergunakan sesuai fungsi
kebendaannya saja, salah satunya gadget.
Sejak beberapa tahun lalu, saya memiliki
kebiasaan rutin atau ritual hidup menghapus atau
sekedar membersihkan file-file pada handphone
atau laptop setiap 2 minggu sekali (sekarang jadi
seminggu sekali), entah itu chat, file berbentuk foto,
audio, video hingga riwayat penjelajahan pada
browser. Selain saya adalah pembelajar yang
selalu menyadari bahwa kematian bisa datang
kapan saja, alasan lainnya adalah saya juga
percaya jika semua yang terlibat dalam kehidupan
kita memiliki keterhubungan langsung yang
berperan pada segala aspek dalam diri, saya
menyebut benda-benda ini sebagai “alat sihir” atau
alat ritual, karena ia membantu menunjang
proses menjalani kehidupan agar lebih mudah.
Jika ruangan kamar adalah cerminan jiwa dari
penghuninya, maka begitupun dengan alat-alat

24
ritual ini, terutama gadget, dimana fungsinya
sudah seperti anggota tubuh baru bagi
penggunanya, bahkan dapat dikatakan di era
modern seperti saat ini, anggota tubuh digital
bernama gadget ini adalah yang lebih sering
dipergunakan dibanding anggota tubuh orisinil,
sebut saja jika kita bandingkan dengan kaki…
Mungkin perlu anda pertimbangkan dan sadari
untuk mulai merapikan file-file pada perangkat
gadget, bisa saja itu berhubungan langsung
dengan tingkat kerapihan pada rak jiwa anda,
salah satu contoh mainstream misalnya, saya
punya beberapa orang sahabat yang kecanduan
onani padahal telah berusaha berhenti dengan
segala cara, akan tetapi segala upaya yang
dilakukannya selama ini baru bekerja efektif dan
menunjukkan hasil yang memuaskan ketika dia
saya minta untuk memeriksa lalu menghapus
penjelajahan browsernya jika masih tersave

25
riwayat link dari video dewasa. Begitupun bagi
mereka yang gemar menumpuk file-file yang
tidak dibutuhkan, bajakan atau sekedar
menyimpan data tanpa tahu mau dipergunakan
sebagai apa, kebanyakan memiliki kesulitan
dalam melepas sebuah kenangan pahit, tidak bisa
memaksimalkan potensi dan segala pengetahuan
yang ada pada dirinya hingga kehidupannya pun
hanya dipenuhi kepalsuan belaka.
Tatalah segala hal yang terlibat dalam diri dan
kehidupan ini, karena eksistensi nyata hanyalah
manifestasi dari esensi yang tak kasat mata.
Bukan maksud saya menggurui siapapun melalui
perkamen Ritus Suci Altar Bulan, namun bila pesan
ini tersampaikan dengan baik kepada pikiran,
perasaan dan secara rohani , diharapkan perlahan-
lahan mampu memperbaiki benang kusut sang
jiwa agar dapat dipergunakan kembali untuk
merajut keterhubungan dengan alam.

26
. FASE Kedua .
“Kita semua tahu jika tubuh manusia sebagian besar
terdiri dari air, jadi jika bulan dapat mempengaruhi
pasang surut air laut dan juga suhu maupun cuaca melalui
kelembaban udara di atmosfer, maka sangat logis jika
manusia juga mendapatkan pengaruh langsung, mengingat
pasang-surut, suhu dan cuaca secara mendalam dapat
dikatakan berhubungan langsung dengan filosofis pasang-
surut kehidupan, kondisi psikis dan mood”.

Bulan, memiliki pengaruh misterius yang


sangat diketahui dengan baik oleh kebanyakan
orang terdahulu, sehingga menggelitik para ahli
dari beragam disiplin ilmu pengetahuan untuk
melakukan penelitian terhadap berbagai efek
yang ditimbulkan olehnya. Sejarah masa silam
telah menunjukkan betapa banyaknya rekam
jejak mengenai hal tersebut. Seorang filsuf

27
tersohor Yunani, Aristoteles dan seorang penulis ,
pengamat alam, filsuf sekaligus komandan
armada angkatan darat dan laut dari masa awal
kekaisaran Romawi bernama lengkap Gaius
Plinius Secundus, keduanya menegaskan jika
umumnya gempa bumi kebanyakan terjadi pada
fase bulan baru. Yang kemudian hal ini membuat
beberapa ahli geofisika tertarik untuk melakukan
studi penelitian lebih lanjut tentang efek bulan
pada gempa bumi. Dr Toksoz dengan gelar PhD di
bidang geofisika dari Institut tekhnologi
California, yang juga merupakan staf pengajar di
Departemen Ilmu Atmosfer dan Planet Bumi di
MIT, sekaligus pendiri Earth Resources
Laboratory (ERL), menemukan bahwa sekalipun
tidak hanya terjadi pada fase bulan baru dan
purnama, tetapi gempa bumi dua kali lebih
banyak terjadi selama fase tersebut.

28
Tetapi sayangnya karena beberapa alasan,
informasi ini tidak pernah ditanggapi dengan
serius apalagi disetujui oleh pihak-pihak terkait,
mungkin karena adanya tabir berupa ego pada
kaum intelektual elite yang masih begitu tebal
menghijab dan menghalangi kaum intelegensia
untuk memproses lebih lanjut. Pada akhirnya
methode modern dalam memprediksikan gejala
alam sebelum gempa bumi terjadi pun masih
samar-samar hingga saat ini, padahal bisa saja
informasi ini jika di tanggapi dengan lebih serius,
dapat membuat banyak jiwa menjadi jauh lebih
sadar dan waspada saat gempa bumi akan terjadi,
karena selalu ada gejala atau pertanda alamiah
yang ditunjukkan sebelum berbagai fenomena
alam itu terjadi .
Dengan standar ilmu pengetahuan dan
tekhnologi modern pun, bukankah masih banyak
orang yang mengeluh dengan ketidakakuratan

29
pada laporan cuaca ?. Seorang ahli geofisika dari
Leningrad – Rusia, bernama Sergei Timofeyev
memutuskan untuk menyelidiki perkataan orang
tua terdahulu (leluhur) bahwa bulan juga dapat
mempengaruhi cuaca (karena para ilmuwan percaya
hanya bintik matahari - sunspot yang dapat menyebabkan
hal tersebut). Namun, Timofeyev menemukan
fakta yang sangat menarik dengan melakukan
pemantauan suhu udara pada berbagai tempat di
Rusia selama beberapa tahun, dia membuat
pengukuran berdasarkan perbandingan pada fase-
fase bulan. Sederhananya aktifitas sunspot (bintik
matahari) berjalan pada siklus 11 tahun, sedangkan
menurut pengamatan Timoyev perubahan massa
udara dan suhu memiliki siklus 9 dan 19 tahun,
sama seperti siklus bulan. Dengan memeriksa fase
bulan dia juga berhasil menemukan kesejajaran
dengan historical catastrophic fenomena cuaca di
seluruh dunia.

30
Walaupun sangat tidak adil jika saya katakan
semua penelitian diatas berbuah kesimpulan yang
sesuai dengan standar zaman modern (karena
memiliki pro – kontra), entah karena memang
penelitiannya tidak mendapatkan hasil yang
memuaskan atau karena hasil sebenarnya dari
penelitian tersebut disabotase dan ditutup rapat
(disembunyikan agar tidak tersebar luas sepenuhnya),
demi beragam keuntungan segelintir pihak, ini
hanya pendapat pribadi saya saja, jika di era ini,
kebanyakan manusia hanya dibuat mengetahui
apa yang diinginkan oleh pihak-pihak tertentu
untuk diketahui saja, atau dengan kata lain
pemberian sebuah pembatasan akan kapasitas dari
apa yang perlu untuk diketahui umum (sebuah
sistem massal), agar sebuah kontrol dapat
dijalankan dengan mudah melalui apa yang tidak
diketahui dan disadari tersebut. Memang
adakalanya dalam spiritualisme seorang guru

31
memberikan batasan tentang pengetahuan apa
yang perlu untuk disampaikan kepada muridnya,
tetapi tujuannya bukan untuk bisnis, melainkan
agar si murid dapat menyerap segala intisari
pemahaman tersebut secara bertahap dan sesuai
kesanggupannya. Jika dapat saya gambarkan
secara perbandingan, ibarat 1 kitab berisi berbagai
saripati dari alam, sedangkan dalam pembatasan
pengetahuan untuk ladang bisnis, terkadang 1
hingga 13 kitab berjumlah ribuan lembar hanya
berisi satu kulit dari buah yang sama. Jadi isi
dalam perkamen inipun bukanlah sebuah ilmu
pengetahuan yang mutlak, hanya gabungan
legenda, cerita rakyat, sejarah, mitos, penelitian
berbasis sains (baik yang diterima ataupun ditentang),
filosofis dan berbagai unsur lainnya, ibarat alam
yang menyediakan berbagai elemen serta
tumbuhan, ada yang beracun - mengobati, ada
yang asin – tawar, ada yang manis – asam dan

32
lainnya. Harapan saya agar anda dapat
memahami harmoni tersebut lalu memetik buah
terbaik sesuai kebutuhan hidup, walau di level
selanjutnya, akan tersadari jika sesungguhnya kita
membutuhkan semua buah-buahan dari alam
tersebut atau lebih tepatnya seluruh esensinya
dengan porsi yang ideal, siapapun bisa memilih
mendapatkan manfaat vitamin C dari buah lemon
atau stroberi, anggap saja vitamin adalah
esensinya. Karena seberapa banyaknya pun jenis
buah-buahan di alam ini dengan beraneka rupa,
warna dan rasa, tetapi secara mikroskopis
kandungan vitaminnya hampir serupa………….
~ ~
Berhubung perkamen ini tidak memiliki waktu penerbitan
yang pasti, silahkan cek secara berkala di
www.dhewasihir.com atau bisa langsung menghubungi
penulis via Fb (Alvi Rheyz) atau WA : 08992793463 untuk
mendapatkan informasi tentang edisi terbaru. (Tidak
diperjualbelikan, silahkan download secara gratis) .

33

You might also like