You are on page 1of 4

Nama : M.

Ridho Suganda Nst


Nim : 201000461201038
Kelas : III. B
Prodi : Manajemen (Reguler)
Makul : Manajemen Keuangan
Dosen : DR. Wahyu Indah M.SE.MM

MANAJEMEN MODAL KERJA


Manajemen modal kerja adalah salah satu cabang manajemen keuangan yang
mengelola modal kerja dari suatu perusahaan hingga mencapat nilai yang optimal. Tujuan
diadakannya manajemen modal kerja adalah untuk
menghasilkan kesejahteraan para pemegang saham melalui perolehan laba yang optimal.
Manajemen modal kerja diadakan dalam waktu yang lama karena harus diadakan setiap hari.
Kegagalan dalam manajemen modal kerja berakibat kepada berkurangnya pendapatan atau
bertambahnya biaya operasional perusahaan.[1]
Manajemen modal kerja merupakan salah satu bagian dari strategi keuangan yang
mendukung strategi bisnis.[2] Ruang lingkupnya meliputi aset lancar (kas, piutang dan
persediaan) dan utang lancar yang dikelola dalam jangka waktu yang pendek.[3] Manajemen
modal kerja berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi khususnya pada risiko
keuangan yang ditimbulkan oleh aset lancar dan utang lancar.[4] Adanya manajemen modal
kerja dapat menjamin tingkat likuiditas perusahaan melalui pengelolaan aset lancar dan utang
lancar.[5] Pada perusahaan kecil yang modal kerjanya bersumber dari keuangan pribadi atau
tanpa pinjaman, manajemen modal kerja dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan
antara penjualan dengan kebutuhan operasi perusahaan.[6]

Kebutuhan modal kerja


Setiap modal yang digunakan dalam jangka waktu yang pendek untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan disebut sebagai modal kerja.[7] Modal kerja selalu diperlukan
oleh suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan setiap harinya.[8] Modal
kerja yang selalu dibutuhkan oleh perusahaan dalam kegiatan sehari-hari disebut sebagai
modal kerja permanen.[9] Modal kerja ini meliputi modal kerja primer, modal kerja normal,
dan modal kerja variabel. Modal kerja primer merupakan modal kerja yang harus tersedia
untuk menjaga keberlangsungan usaha dalam suatu perusahaan, sedangkan modal kerja
normal digunakan untuk produksi dalam keadaan normal.
sSementara itu modal kerja variabel berkaitan dengan perubahan jumlah modal pada
kondisi tertentu. Modal kerja variabel terbagi menjadi tiga jenis yaitu modal kerja musiman,
modal kerja siklus dan modal kerja darurat. Modal kerja musiman merupakan modal kerja
yang nilainya berubah akibat perubahan keadaan musim pada bisnis. Modal kerja siklus
merupakan modal kerja yang nilainya berubah-ubah karena adanya siklus bisnis. Sedangkan
modal kerja darurat merupakan modal kerja yang nilainya berubah pada kondisi-kondisi
darurat dalam perusahaan.[10]
Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat diketahui dengan menghitung modal kerja.
Perusahaan dapat membayar seluruh kewajiban lancar jangka pendeknya ketika memiliki

1
modal kerja yang memadai.[11] Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk memperlancar
likuiditas perusahaan. Kekurangan modal kerja dapat menghambat kegiatan produksi oleh
perusahaan. Perlambatan kegiatan produksi kemudian berdampak pula ke
kegiatan distribusi produk menuju ke konsumen.[12]
Kebutuhan akan modal kerja dihitung melalui selisih antara pembayaran dan
penerimaan kas.[13] Selain itu, kebutuhan akan modal kerja juga dapat ditinjau dari sudut
pandang manajemen keuangan. Pihak manajemen keuangan umumnya memberikan perhatian
yang besar terhadap aset lancar sebagai faktor penting dalam operasi perusahaan. Operasi
perusahaan yang baik dapat terwujud dengan jumlah aset lancar dengan persentase minimal
5% dari keseluruhan aset perusahaan. Pada perusahaan kecil atau usaha mikro kecil
menengah, aset lancar ini menjadi faktor yang menjamin berlangsungnya usaha. Sementara
itu, aset lancar juga berkaitan langsung dengan kegiatan penjualan pada perusahaan. Kondisi-
kondisi ini yang kemudian membuat modal kerja mendapat perhatian yang besar oleh
perusahaan.[14]

Tujuan
Manajemen modal kerja diadakan dengan beberapa tujuan utama. Tujuan-tujuan ini
yaitu memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, kewajiban dan persediaan untuk konsumen.
Manajemen modal kerja juga bertujuan untuk memperoleh tambahan dana dari kreditur dan
memberikan persyaratan kredit bagi konsumen secara menarik. [15] Pemastian sumber daya
keuangan jangka pendek merupakan salah satu tujuan diadakannya manajemen modal kerja.
Bagi pihak pelaksana manajemen keuangan, manajemen modal kerja termasuk dalam
manajemen keuangan jangka pendek yang pengelolaannya memerlukan waktu terlama
dibandingkan dengan manajemen keuangan jangka panjang. Manajemen modal kerja ini
berkaitan dengan manajemen kas, manajemen piutang, dan manajemen persediaan.[16]

Metode
Besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperkiraan oleh
manajemen keuangan perusahaan. Manajemen modal kerja sebagai bagian dari manajemen
keuangan berperan dalam menentukan perkiraan kebutuhan modal kerja perusahaan dalam
kegiatan sehari-hari. Metode manajemen modal kerja secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu manajemen modal kerja dengan pendakatan teori, manajemen modal kerja
dengan pendekatan konservatif, dan manajemen modal kerja dengan pendekatan agresif.[17]
Pendekatan konservatif Salah satu pendekatan konservatif dalam pengadaan manajemen
modal kerja adalah menggunakan rasio lancar. Likuiditas perusahaan dapat diketahui melalui
analisis rasio lancar selama periode waktu tertentu. Menurunnya tingkat likuiditas perusahaan
diketahui dengan kecenderungan penurunan rasio lancar. Praktik manajemen modal kerja
yang efisien juga dapat diketahui melalui rasio lancar. Analisis periode waktu dari rasio
lancar harus mempertimbangkan fluktuasi keuangan musiman dan dalam konteks norma-
norma industri atau perusahaan tertentu.[18]
Setiap industri atau perusahaan umumnya memiliki nilai rasio yang tidak sama
pada sektor yang berbeda. Nilai kenormalan rasio lancar pada suatu perusahaan
dengan sektor bisnis yang berbeda juga dapat berbeda-beda. Suatu nilai rasio dengan nilai
yang sama pada dua perusahaan dapat diartikan sebagai efisien di salah satu perusahaan,
sementara di perusahaan yang lain dianggap sebagai kekurangan modal kerja.[19]

Manfaat

2
Manajemen modal kerja diperlukan dalam perusahaan karena
kegiatan manajemen operasional perusahaan berlangsung setiap hari.  Modal kerja
[20]

membutuhkan manajemen oleh perusahaan agar operasinya dapat berjalan dengan lancar.
[21]
 Kinerja perusahaan umumnya dinilai dari laba yang diperoleh dan arus kas operasi.
Manajemen modal kerja merupakan salah satu kegiatan yang harus ada di dalam perusahaan
untuk dapat memperoleh dan mempertahankan arus kas operasi. Kondisi arus kas operasi
yang kuat kemudian akan berdampak pada perolehan laba yang ideal bagi perusahaan.
Perolehan manfaat dari manajemen modal kerja wajib disertai dengan kemampuan
memperoleh margin dari gabungan pos modal kerja yaitu aset lancar dan utang lancar.
Manajemen modal kerja yang baik tidak akan memberi manfaat yang besar jika penjualan
produk yang diterima pasar tidak memiliki margin kontibusi yang cukup. Syarat agar
manajemen modal kerja memperoleh manfaat ialah disertai dengan kemampuan mengelola
konsumen dan piutangnya, kemampuan mengelola rantai pasok dan pemasoknya, serta
kemampuan mengelola persediaan produk.[22]

Risiko
1. Ketidakstabilan arus kas
Manajemen modal kerja yang tidak memadai dapat menyebabkan ketidakstabilan
arus kas meskipun laba perusahaan memadai. Perolehan arus kas akan kembali
memberikan nilai yang positif atau memberi laba ketika manajemen modal kerja
dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, arus kas akan memperoleh nilai negatif atau
kerugian ketika perusahaan memperoleh laba tetapi laba dasarnya tidak memadai dan
manajemen modal kerjanya dilaksanakan dengan buruk.[23]
2. Keterlambatan pembayaran kewajiban jangka pendek
Pengambilan keputusan investasi terhadap aset lancar dan utang lancar merupakan
bagian penting dari manajemen modal kerja.[24] Keterlambatan pembayaran kewajiban
jangka pendek dapat terjadi jika modal kerja tidak tersedia dengan jumlah yang cukup.
Investasi modal kerja merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan
setiap hari oleh perusahaan. Perputaran modal kerja ini umumnya kurang dari satu
periode operasi perusahaan. Penyebab kekurangan modal kerja umumnya disebabkan
oleh aliran kas yang tidak sejalan dengan siklus bisnis pada investasi jangka pendek dan
jangka menengah. Operasi perusahaan yang sering mengalaminya adalah bagian
pengadaan bahan, proses produksi dan distribusi selama penjualan produk.[25]

Efisiensi
Pengukuran tingkat efisiensi manajemen modal kerja dapat diketahui melalui periode
keterikatan modal kerja. Periode ini dihitung pada setiap siklus kegiatan operasional
perusahaan. Pengukuran tingkat efisiensi manajemen modal kerja dapat menggunakan salah
satu dari dua jenis rasio keuangan. Masing-masing adalah rasio perputaran modal kerja dan
rasio periode modal kerja.[26]
a. Perputaran modal kerja
Efisiensi manajemen modal kerja dapat diukur menggunakan rasio perputaran
modal kerja. Metode yang digunakan adalah perbandingan. Terdapat dua jenis
perbandingan dalam perputaran modal kerja yaitu perbandingan antara penjualan dengan
modal kerja, dan perbandingan antara modal kerja dengan modal kerja rata-rata. Jenis
penjualan yang dapat dibandingkan adalah penjualan bersih. Sementara itu seluruh total

3
aset lancar dijadikan sebagai pembanding. Perputaran modal kerja kemudian dirumuskan
sebagai perbadingan antara penjualan bersih dengan modal kerja.[27]

Pemakai
1. Perusahaan multinasional
Perusahaan multinasional menerapkan manajemen modal kerja yang mirip dengan
perusahaan domestik. Manajemen modal kerja dilakukan untuk mempercepat perputaran
modal agar laba dapat diperoleh dengan waktu yang singkat. Manajemen modal kerja
pada perusahaan multinasional dilakukan dengan percepatan pengumpulan piutang,
perlambatan pembayaran utang jangka pendek, dan pengoptimalan alokasi kas untuk
investasi jangka pendek.[28] Salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen modal kerja
pada perusahaan multinasional di luar negeri adalah perpajakan.[29]

2. Rumah sakit
Rumah sakit menjadikan manajemen modal kerja sebagai salah satu cara dalam
mengelola bisnis. Manajemen modal kerja dilakukan dengan perencanaan dan
penghematan modal kerja.[30] Modal kerja pada rumah sakit umumnya bersifat musiman.
Modal sendiri di dalam rumah sakit berasal dari laba ditahan, aset tetap dan depresiasi.
Pemenuhan modal rumah sakit yang musiman ini memerlukan modal dari luar.[31]
3. Hotel
Manajemen modal kerja pada hotel diadakan melalui pengelolaan modal kerja
bersih. Perhitungannya dengan pengurangan antara aset lancar dan kewajiban lancar.
Permasalahan manajemen modal kerja di dalam perhotelan berkaitan dengan kas, piutang
dagang, persediaan dan utang dagang. Pengaturan manajemen modal kerja pada
perhotelan umumnya dilakukan secara kondisi aset lancar yang tinggi pada periode waktu
tertentu dalam kondisi usaha yang ramai. Permasalahan yang diatasi dimulai dari
pembayaran atau pembelian yang melebihi nilai pada hari-hari biasa memerlukan kas
yang tinggi. Kemudian penjualan yang melebihi kondisi normal terjadi ketika piutang
dagang yang besar. Sementara pada aktivitas yang melebihi kondisi normal memerlukan
persediaan yang banyak untuk tetap dapat dilaksanakan dengan lancar.[32]
4. Usaha mikro kecil menengah
Usaha mikro kecil menengah memerlukan manajemen modal kerja karena sumber
keuangannya berasal dari keuangan pribadi atau pinjaman dari kreditur. Sumber
keuangan pada usaha mikro kecil menengah berbeda dengan perusahaan yang telah
terdaftar di bursa efek. Perusahaan sejenis ini telah mendapatkan modal kerja dari
pemegang saham perusahaan. Bagi usaha mikro kecil menengah, manajemen modal kerja
digunakan untuk menentukan laba yang diperoleh. Caranya dengan memperhatikan siklus
konversi kas. Siklus ini dapat memberikan informasi mengenai lamanya waktu
keterikatan antara dana dengan modal kerja dalam satu periode waktu.[33] Berkaitan
dengan pinjaman, usaha mikro kecil menengah umumnya meminjam dalam jangka
pendek. Pinjaman ini dilakukan dalam bentuk nvestasi terhadap kas, piutang dan
persediaan. Kondisi ini juga membuat manajemen modal kerja menjadi penting bagi
usaha mikro kecil menengah dalam pembiayaan melalui pinjaman jangka pendek.[34]

You might also like