You are on page 1of 19

ETNOMATEMATIKA KAIN TIMUR PADA TRADISI MAS KAWIN SUKU MOI

DALAM RANGKA PENENTUAN ASPEK-ASPEK MATEMATIKA MENURUT


BISHOP YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN DI SMP

INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

Oleh
Jonathan Fredrik
NIM S852008011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
1. Judul Tesis :
Etnomatematika Kain Timur Pada Tradisi Mas Kawin Suku Moi Dalam Rangka Penentuan
Aspek-Aspek Matematika Menurut Bishop Yang Dapat Digunakan Dalam Pembelajaran
Di SMP
2. Judul Instrumen : Pedoman Wawancara (Interview Guide)
3. Kajian Teori
A. Wawancara
Moleong (2021) menjelaskan wawancara adalah percakapan yang dilakukan
oleh pewawancara yang memberikan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas pertanyaan serta dilakukan dua pihak. Dalam kegiatan wawancara,
percakapan dilakukan oleh kedua pihak secara tatap muka untuk mendapatkan
jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada informan (Kerlinger, 1986).
Wawancara secara mendalam pada penelitian kualitatif berdasarkan sifatnya
dilakukan untuk mendapatkan informasi (Koentjaraningrat, 1986). Wawancara
mendalam dilakukan melalui dua proses dasar yaitu mengejar perolehan informasi dan
mengembangkan hubungan yang baik antara pewawancara dan informan (Mantja,
2007). Untuk menciptakan hubungan yang baik antara peneliti dan narasumber harus
tercipta keakraban yang sesungguhnya (Budiyono, 2017).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat diberikan kesimpulan
bahwa penelitian kualitatif menggunakan wawancara untuk memperoleh informasi
yang dilakukan secara tatap muka antara pewawancara dan terwawancara dengan
menciptakan hubungan yang baik antar kedua belah pihak.
B. Matematika
Karakteristik matematika menurut (As’ari, et al., 2017) antara lain objek
yang dipelajari abstrak, kebenarannya berdasarkan logika, pembelajarannya secara
bertingkat, mempuyai keterkaitan antara materi yang satu dengan lainnya,
menggunakan bahasa simbol, diapilkasikan dalam bidang ilmu lain. Matematika
adalah fenomena budaya yang berisi sekumpulan ide, koneksi, dan hubungan serta
digunakan untuk memahami dunia, melalui pemahaman tentang bentuk yang
dikembangkan melalui studi matematika, pengetahuan baru dan kuat tercipta (Boaler,
2016:53).
Pembelajaran matematika pada tingkat dasar dan menengah pertama
khususnya pelajaran matematika pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) terkait
kompetensi dasar dan standard kompetensi mengacu pada Permendikbud Nomr 37
Tahun 2018. Adapun Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada kelas VII, kelas VIII dan kelas IX
adalah sebagai berikut.
KELAS: VII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam


konseptual, dan prosedural) ranah konkret (menggunakan, mengurai,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang merangkai, memodifikasi, dan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
budaya terkait fenomena dan kejadian membaca, menghitung, menggambar,
tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan 4.1 Menyelesaikan masalah yang
pada bilangan bulat (positif dan berkaitan dengan urutan beberapa
negatif) dan pecahan (biasa, campuran, bilangan bulat dan pecahan (biasa,
desimal, persen) campuran, desimal, persen)
3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi 4.2 Menyelesaikan masalah yang
Menjelaskan dan melakukan operasi berkaitan dengan operasi hitung
hitung bilangan bulat dan pecahan bilangan bulat dan pecahan
dengan memanfaatkan berbagai sifat
operasi
3.3 Menjelaskan dan menentukan 4.3 Menyelesaikan masalah yang
representasi bilangan dalam bentuk berkaitan dengan bilangan dalam
bilangan berpangkat bulat positif dan bentuk bilangan berpangkat bulat
negatif positif dan negative
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan himpunan, himpunan 4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual
bagian, himpunan semesta, yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan kosong, komplemen himpunan bagian, himpunan semesta,
himpunan, dan melakukan operasi himpunan kosong, komplemen
biner pada himpunan menggunakan himpunan dan operasi biner pada
masalah kontekstual himpunan
3.5 Menjelaskan bentuk aljabar dan 4.5 Menyelesaikan masalah yang
melakukan operasi pada bentuk berkaitan dengan bentuk aljabar dan
aljabar (penjumlahan, pengurangan, operasi pada bentuk aljabar
perkalian, dan pembagian)
3.6 Menjelaskan persamaan dan 4.6 Menyelesaikan masalah yang
pertidaksamaan linear satu variabel berkaitan dengan persamaan dan
dan penyelesaiannya pertidaksamaan linear satu variabel
3.7 Menjelaskan rasio dua besaran 4.7 Menyelesaikan masalah yang
(satuannya sama dan berbeda) berkaitan dengan rasio dua besaran
(satuannya sama dan berbeda)
3.8 Membedakan perbandingan senilai 4.8 Menyelesaikan masalah yang
dan berbalik nilai dengan berkaitan dengan perbandingan senilai
menggunakan tabel data, grafik, dan dan berbalik nilai
persamaan
3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai 4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan
situasi terkait aritmetika sosial dengan aritmetika sosial (penjualan,
(penjualan, pembelian, potongan, pembelian, potongan, keuntungan,
keuntungan, kerugian, bunga kerugian, bunga tunggal, persentase,
tunggal, persentase, bruto, neto, tara) bruto, neto, tara)
3.10 Menganalisis hubungan antar sudut 4.10 Menyelesaikan masalah yang
sebagai akibat dari dua garis sejajar berkaitan dengan hubungan antar sudut
yang dipotong oleh garis transversal sebagai akibat dari dua garis sejajar
yang dipotong oleh garis transversal

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


3.11 Mengaitkan rumus keliling dan luas 4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual
untuk berbagai jenis segiempat yang berkaitan dengan luas dan
(persegi, persegipanjang, belahketupat, keliling segiempat (persegi,
jajargenjang, trapesium, dan layang- persegipanjang, belahketupat,
layang) dan segitiga jajargenjang, trapesium, dan laying-
layang) dan segitiga
3.12 Menganalisis hubungan antara data 4.12 Menyajikan dan menafsirkan data
dengan cara penyajiannya (tabel, dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram garis, diagram batang, dan diagram batang, dan diagram lingkaran
diagram lingkaran)
KELAS: VIII
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam


pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
fenomena dan kejadian tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


3.1 Membuat generalisasi dari pola pada 4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
barisan bilangan dan barisan dengan pola pada barisan bilangan dan
konfigurasi objek barisan konfigurasi objek
3.2 Menjelaskan kedudukan titik dalam 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
bidang koordinat Kartesius yang dengan kedudukan titik dalam bidang
dihubungkan dengan masalah koordinat Kartesius
kontekstual
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan 4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
relasi dan fungsi dengan menggunakan dengan relasi dan fungsi dengan
berbagai representasi (kata-kata, tabel, menggunakan berbagai representasi
grafik, diagram, dan persamaan)
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai 4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual
persamaan garis lurus) dan yang berkaitan dengan fungsi linear
menginterpretasikan grafiknya yang sebagai persamaan garis lurus
dihubungkan dengan masalah
kontekstual
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear 4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dua variabel dan penyelesaiannya yang dengan system persamaan linear dua
dihubungkan dengan masalah variabel
kontekstual
3.6 Menjelaskan dan membuktikan4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
teorema Pythagoras dan tripel dengan teorema Pythagoras dan tripel
Pythagoras Pythagoras
3.7 Menjelaskan sudut pusat, sudut
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
keliling, panjang busur, dan luas juring dengan sudut pusat, sudut keliling,
lingkaran, serta hubungannya panjang busur, dan luas juring
lingkaran, serta hubungannya
3.8 Menjelaskan garis singgung 4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
persekutuan luar dan persekutuan dengan garis singgung persekutuan luar
dalam dua lingkaran dan cara dan persekutuan dalam dua lingkaran
melukisnya
3.9 Membedakan dan menentukan luas 4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
permukaan dan volume bangun ruang dengan luas permukaan dan volume
sisi datar (kubus, balok, prisma, dan bangun ruang sisi datar (kubus, balok,
limas) prima dan limas), serta gabungannya
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis data berdasarkan 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan
distribusi data, nilai rata-rata, median, masalah yang berkaitan dengan
modus, dan sebaran data untuk distribusi data, nilai rata-rata, median,
mengambil kesimpulan, membuat modus, dan sebaran data untuk
keputusan, dan membuat prediksi mengambil kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan 4.11 Menyelesaikan masalah yang
teoretik suatu kejadian dari suatu berkaitan dengan peluang empirik dan
percobaan teoretik suatu kejadian dari suatu
percobaan

KELAS: IX
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam


pengetahuan (faktual, konseptual, dan ranah konkret (menggunakan, mengurai,
prosedural) berdasarkan rasa ingin merangkai, memodifikasi, dan
tahunya tentang ilmu pengetahuan, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
teknologi, seni, budaya terkait membaca, menghitung, menggambar,
fenomena dan kejadian tampak mata dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar


3.1 Menjelaskan dan melakukan 4.1 Menyelesaikan masalah yang
operasi bilangan berpangkat berkaitan dengan sifat-sifat operasi
bilangan rasional dan bentuk akar, bilangan berpangkat bulat dan bentuk
serta sifat-sifatnya akar
3.2 Menjelaskan persamaan kuadrat dan 4.2 Menyelesaikan masalah yang
karakteristiknya berdasarkan akar- berkaitan dengan persamaan kuadrat
akarnya serta cara penyelesaiannya
3.3 Menjelaskan fungsi kuadrat dengan 4.3 Menyajikan fungsi kuadrat
menggunakan tabel, persamaan, dan menggunakan tabel, persamaan, dan
grafik grafik
3.4 Menjelaskan hubungan antara 4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
koefisien dan diskriminan fungsi masalah kontekstual dengan
kuadrat dengan grafiknya menggunakan sifat-sifat fungsi kuadrat
3.5 Menjelaskan transformasi geometri 4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual
(refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) yang berkaitan dengan transformasi
yang dihubungkan dengan masalah geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan
kontekstual dilatasi)
3.6 Menjelaskan dan menentukan 4.6 Menyelesaikan masalah yang
kesebangunan dan kekongruenan antar berkaitan dengan kesebangunan dan
bangun datar kekongruenan antar bangun datar
3.7 Membuat generalisasi luas permukaan 4.7 Menyelesaikan masalah kontekstual
dan volume berbagai bangun ruang sisi yang berkaitan dengan luas permukaan
lengkung (tabung, kerucut, dan bola) dan volume bangun ruang sisi
lengkung (tabung, kerucut, dan bola),
serta gabungan beberapa bangun ruang
sisi lengkung
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.8 Menjelaskan dan menentukan 4.8 Menyelesaikan masalah yang
kesebangunan dan kekongruenan antar berkaitan dengan kesebangunan dan
bangun datar kekongruenan antar bangun datar
3.9 Membuat generalisasi luas permukaan 4.9 Menyelesaikan masalah kontekstual
dan volume berbagai bangun ruang sisi yang berkaitan dengan luas permukaan
lengkung (tabung, kerucut, dan bola) dan volume bangun ruang sisi
lengkung (tabung, kerucut, dan bola),
serta gabungan beberapa bangun ruang
sisi lengkung

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika yang


merupakan fenomena budaya serta berisi sekumpulan ide yang memiliki keterkaitan
dengan pengetahuan di bidang lain termasuk sains serta materi pelajaran lainnya,
dapat digunakan untuk memahami permasalahan yang dapat diselesaikan dengan
konsep matematika terutama pada bidang pendidikan secara khusus kepada siswa
yang menerima materi pembelajaran matematika dengan tujuan agar memiliki logika
dan wawasan yang dapat diterapkan dalam kegiatan keseharian.
C. Kebudayaan
Kebudayaan tidak hanya merupakan konsep kesenian tetapi secara luas
kebudayaan lahir dari pikiran, karya dan hasil pikiran manusia yang meliputi hampir
seluruh aktivitas manusia yang terdapat unsur-unsur yang juga dimiliki oleh
kebudayaan lain. Koentjaraningrat (1981:2) menyebutkan unsur-unsur kebudayaan
yang universal yang meliputi sistem religi dan upacara keagamaan, mata pencaharian,
dan sistem teknologi dan peralatan dimana perwujudan kebudayaan meliputi tiga
wujud antara lain sebagai suatu ide,gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya. Wujud kedua kebudayaan adalah sebagai suatu aktivitas kompleks yang
berpola dari manusia dalam masyarakat sedangkan wujud ketiga dari kebudayaan
sebagai benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1981:5)
Kebudayaan merupakan adat istiadat yang mencakup kebiasaan-kebiasaan
yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat sehingga bentuk dari adat
adalah tradisi yang telah dilakukan berulang kali secara turun menurun. Tradisi dalam
kamus antropologi sama dengan adat istiadat, yakni kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
magsi-religius dari kehidupan suatu penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya,
norma-norma, hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan, dan kemudian menjadi
suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi sistem
budaya dari suatu budaya untuk mengatur tindak sosial (Suyono, 1999)
Menurut Liliweri (2002:8) kebudayaan adalah pandangan hidup dari
sekelompok orang yang membentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol
yang diterima tanpa sadar dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui proses komunikasi. Lebih lanjut, Taylor dalam Liliweri (2002: 62)
menjelaskan kebudayaan tersusun oleh adat istiadat yang meliputi kategori-kategori
kesamaan gejala umum pada bidang teknologi, pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, estetika, rekreasional dan kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai
bagian dari masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua yang
diperoleh serta dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat melalui kategori-
kategori kesamaan gejala umum yang disebut adat istiadat.
Beberapa definisi kebudayaan sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat
diketahui beberapa kesamaannya, pertama kebudayaan hanya dimiliki oleh
masyarakat manusia, kedua kebudayaan yang dimiliki oleh manusia itu diturunkan
melalui proses mengajar dari setiap individu dalam kehidupan masyarakat dan ketiga
kebudayaan merupakan pernyataan perasaan pikiran manusia.
D. Etnomatematika
Etnomatematika sebagai subbidang pendidikan matematika dan dapat
diterapkan dalam prosedur pembelajaran matematika baik di dalam kelas maupun di
luar kelas, menangani keragaman budaya di ruang kelas dan sebagai sarana praktik
bagi siswa dan guru (Pandey, 2019). D’Ambrosio menjelaskan etnomatematika
sebagai metodologi pengajaran dirancang agar sesuai dengan budaya sekolah para
siswa sebagai dasar untuk membantu mereka memahami diri mereka sendiri dan
teman-temannya, mengembangkan dan menyusun interaksi sosial, dan membuat
konsep pengetahuan matematika (Rosa & Orey, 2011)
Bishop (1994) menjelaskan bahwa enam kegiatan dasar yang selalu dapat
ditemukan pada sejumlah kelompok budaya. Kegiatan matematika tersebut adalah
aktivitas menghitung, penentuan lokasi, mengukur, mendesain, bermain dan
menjelaskan. Penelitian yang dilakukan oleh Hardiarti (2017) menjelaskan bentuk
geometri berupa jajaran genjang dan persegi panjang pada candi Muaro Jambi.
R Radiusman, et al. (2021) menjelaskan gerakan pada tari tradisional Bali
memperlihatkan bentuk sudut lancip (0 < 𝛼 < 90) terlihat pada gerakan ngumbang,
sedangkan sudut siku-siku (𝛼 = 90) terlihat pada gerakan agem dan ulap-ulap dan
sudut tumpul terlihat pada gerakan ngelung dan ulap-ulap (90 < 𝛼 < 180)
E. Kain Timur pada Tradisi Mas Kawin Masyarakat Suku Moi
Provinsi Papua Barat merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Papua
selain Provinsi Papua. Provinsi Papua Barat terletak antara 00 o sampai 40o Lintang
Selatan dan antara 1.240 sampai 1.320 Bujur Timur.
Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Papua Barat memiliki batas
wilayah antara lain sebelah utara berbatasan dengan Samudra Pasifik, sebelah selatan
berbatasan dengan Laut Banda dan Provinsi Maluku; sebelah barat berbatasan dengan
Laut Seram dan Provinsi Maluku, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Papua.
Luas wilayah Provinsi Papua Barat yang mencapai 102.946,15 Km 2 terbagi menjadi
12 Kabupaten dan 1 Kota salah satunya Kota Sorong, Kabupaten Sorong dan Raja
Ampat (Badan Pusat Statistik, 2021) dimana untuk daerah Sorong sendiri didiami oleh
Suku Moi yang juga merupakan suku asli daerah Raja Ampat.
Pada hakekatnya dapat dikatakan bahwa lingkungan pemukiman Suku Moi
meliputi wilayah Kabupaten Sorong, Sebagian utara Kabupaten Sorong selatan dan
sebagian selatan kabupaten Raja Ampat dan terdiri dari tujuh sub budaya adat antara
lain Moi Legin, Moi Abun, Moi Karon, Moi Klabra, Moi Salmak, Moi Segin dan Moi
Maya serta penggunaan bahasa Moi sebagai alat komunikasi yang terbagi dalam
berbagai dialek Moi Legin, Madik, Salmak, Abun, Karon, Segin, Klabra. Suku Moi
Maya merupakan suku asli dari daerah Raja Ampat yang mendiami daerah Pulau
Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Waigeo (Malak, 2012:192-195).
Penyebutan kata Sorong bagi Suku Moi disebut Maladum. Sejarah kata
Maladum dimunculkan pada masa pemerintahan Belanda, dimana pada waktu
pemerintah Belanda membuka Kota Sorong, pihak Belanda mempekerjakan
masyarakat Moi, tugas masyarakat Moi pada waktu itu membersihkan lahan-lahan
yang banyak di tumbuhi pohon gerobak (sejenis tanaman lengkuas) yang dalam
bahasa Moi disebut dum. Dari situlah masyarakat Moi menamakan kota Sorong
(Malak. 2011:26).
Tradisi mas kawin merupakan hal yang umum dan sering dijumpai pada
kegiatan keseharian masyarakat di Daerah Sorong dan Kabupaten Raja Ampat dan
merupakan kegiatan yang juga dilakukan oleh seluruh suku yang ada di Provinsi
Papua dan Papua Barat. Penggunaan tradisi tersebut juga mengikutsertakan beberapa
barang seni yang diyakini sangat berharga salah satunya adalah penggunaan tikar
kobakoba, piring gantung, gong, kain timur, guci. Letak perbedaannya pada benda
mas kawin, dimana Suku Moi Maya yang banyak mendiami daerah pesisir pantai
menggunakan Piring Gantung sebagai benda mas Kawin yang di berikan kepada
mempelai wanita, sedangkan suku Moi Legin yang mendiami daerah Sorong
menggunakan kain timur dan piring gantung. Moi Klabra yang mendiami daerah
kabupaten sorong sepanjang sungai klamono menggunakan kain timur sebagai
pelengkap syarat tradisi. Moi Segin banyak berdomisili didaerah muara sungai
klamono menggunakan kain timur dan piring dan hampir sama untuk suku-suku moi
lainnya.
Suku Moi melakukan hubungan kekerabatan melalui perkawinan yang
disebut simin (rumah tangga) sebagai hubungan diantara marga atau keret dengan
menggunakan kain timur (Malak. 2012: 196). Kain timur masuk di papua barat pada
paruh pertama abad ke-16, berasal dari kepulauan Nusa Tenggara dan kepulauan
Maluku melalui aktivitas perdagangan dan berfungsi sebagai alat tukar sosial
ekonomis, sebagai hadiah antar teman, dalam upacara perkawinan sebagai alat bayar
mas kawin dan menjadi pembayar mas kawin yang lebih penting diantara benda-benda
lainnya (Haryanto. 2015).
Keberadaan kain timur di tanah kepala burung Papua tidak terlepas dari cerita
mitos. Massink dalam Haryanto (2015) menuturkan asal usul kain timur dikisahkan
seorang Wanita yang tengah istirahat berbantalkan batu, Wanita tersebut tertidur dan
bermimpi bahwa ada ular dibawah batu. Ketika terbangun, seketika perempuan
tersebut bangkit dan mengambil parang dan menggulingkan batu tetapi tidak
ditemukan ular dalam mimpinya, tetapi hanya selembar kain dan diyakini sebagai kain
timur.
Kain timur yang merupakan benda seni yang digunakan pada tradisi mas
kawin berbentuk segi empat dengan ukuran Panjang bervariasi dari 180 centimeter
dan mempunyai lebar 80 sampai 100 cm dengan motif yang beraneka ragam. Tetap
pada beberapa jenis kain timur ditemukan motif berbentuk belah ketupat dan segitiga
dan harga dari kain timur sendiri terbilang mahal bisa mencapai 15 juta rupiah bahkan
bisa mencapai puluhan juta dari jenis toba nas dan merupakan kain nomor satu
menurut sumber lisan dari dewan adat Moi. Andi salah seorang pedagang kain timur
di Pasar Sentral Remu Kota Sorong, menjelaskan harga kain timur bervariasi, paling
murah berharga 500 ribu rupiah dan paling mahal 2.5 Juta rupiah dimana kain timur
tersebut dibungkus dengan tikar.
Suku Moi menyebut kain timur dengan toba nas dan toba jornas. Toba nas
dan toba jornas merupakan jenis kain timur yang mempunyai nilai yang sangat
berharga bagi masyarakat suku Moi dan sering digunakan pada tradisi mas kawin
sebagai tanda kemampuan dan kesiapan seorang laki-laki meminang perempuan yang
akan dijadikan pasangan hidupnya.

Gambar 1. Ibu Helena sedang membuat kain timur

Gambar 2. Kain Timur

Gambar 3. Kain Timur


Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Tujuan umum:
Mengeksplorasi etnomatematika pada prosesi mas kawin Suku Moi yang berkaitan
dengan aktivitas matematika menurut Bishop dan aspek matematika menurut
Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 yang dapat digunakan pada pembelajaran di
SMP

Tujuan Khusus:
1. Peneliti memperoleh data terkait materi pembelajaran menurut Permendikbud
Nomor 37 Tahun 2018 berdasarkan 6 aktivitas matematika counting, measuring,
designing, locating, playing dan explaining pada tradisi mas kawin dan proses
pembuatan kain timur.
2. Pertimbangan peneliti dalam menentukan narasumber yang akan menjadi informan
utama
3. Peneliti mendeskripkan, menyajikan dan menyimpulkan data terkait materi
pelajaran menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 yang dapat digunakan
pada pembelajaran di SMP berdasarkan 6 aktivitas matematika counting,
measuring, designing, locating, playing dan explaining pada tradisi mas kawin dan
proses pembuatan kain timur berdasarkan butir-butir pertanyaan.

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Wawancara


No Rumusan Masalah Indikator Sub Indikator Nomor
Butir
Pertanyaan
1 Aspek matematis Permendikbud Menghitung (Counting) 1
apa sajakah yang Nomor 37 Tahun
terdapat pada 2018 Mengukur (Measuring) 2
pelaksanaan tradisi
Mas Kawin dan Mendesain (Desingning) 3
proses pembuatan
kain timur menurut
Permendikbud Penentuan Lokasi 4
Nomor 37 Tahun (Locating)
2018 yang dapat Bermain (Playing) 5
digunakan dalam
pembelajaran Menjelaskan (Explaining) 6
matematika di SMP
Analisis Data Menjelaskan kembali hasil 7
wawancara
Pedoman Wawancara (Interview Guide)
Tujuan umum:
Mengeksplorasi etnomatematika pada prosesi mas kawin Suku Moi yang berkaitan dengan aktivitas matematika menurut Bishop dan
aspek matematika menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 yang dapat digunakan pada pembelajaran di SMP

Tujuan Khusus:
1. Peneliti memperoleh data terkait materi pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 berdasarkan 6 aktivitas
matematika counting, measuring, designing, locating, playing dan explaining pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur.
2. Pertimbangan peneliti dalam menentukan narasumber yang akan menjadi informan utama
3. Peneliti mendeskripkan, menyajikan dan menyimpulkan data terkait materi pelajaran menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018
yang dapat digunakan pada pembelajaran di SMP berdasarkan 6 aktivitas matematika counting, measuring, designing, locating, playing
dan explaining pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur berdasarkan butir-butir pertanyaan.

Petunjuk wawancara
1. Peneliti mengisi judul informasi
2. Peneliti melakukan wawancara menerapkan 5W + H yaitu pertanyaan (What, where, who, why, when dan how) kepada informan
3. Wawancara dilakukan secara mendalam kepada narasumber
4. Waktu pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan persetujuan pewawancara dan terwawancara (informan sebagai narasumber)
5. Tempat wawancara disesuaikan dengan lokasi wawancara menurut keinginan narasumber
Lembar Pedoman Wawancara

Narasumber :
Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Tabel 2. Butir-butir pertanyaan
No Rumusan Indikator Sub Indikator Butir Pertanyaan
Masalah
1. Aspek Permendikbud Menghitung 1 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
matematis apa Nomor 37 Tahun (Counting) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait counting
sajakah yang 2018 pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
terdapat pada Mengukur 2 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
pelaksanaan (Measuring) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait measurinng
tradisi Mas pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
Kawin dan Mendesain 3 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
proses (Desingning) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait designing
pembuatan pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
kain timur Penentuan Lokasi 4 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
menurut (Locating) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait locating pada
Permendikbud tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
Nomor 37 Permainan 5 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
Tahun 2018 (Playing) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait playing pada
yang dapat tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
digunakan Menjelaskan 6 Materi pelajaran matematika apa sajakah yang dapat dihubungkan
dalam (Explaining) dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 terkait explaining
pembelajaran pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain timur ?
matematika di Reduksi, 7 Apakah materi pelajaran menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun
SMP penyajian data 2018 terkait counting, measuring, designing, locating, playing dan
dan Kesimpulan
explaining pada tradisi mas kawin dan proses pembuatan kain
timur sudah sesuai menurut Bapak/Ibu ?
Jika terdapat koreksi dari Bapak/Ibu bisa disampaikan agar
peneliti langsung memperbaiki.
LEMBAR VALIDASI

Judul Tesis : Etnomatematika Kain Timur Pada Tradisi Mas Kawin


Suku Moi Dalam Rangka Penentuan Aspek-Aspek
Matematika Menurut Bishop Yang Dapat Digunakan
Dalam Pembelajaran Di SMP
Nama Mahasiswa : Jonathan Fredrik
Nomor Induk Mahasiswa : S852008011
Fakultas/Program Studi : FKIP/Magister Pendidikan Matematika
Institusi : Universitas Sebelas Maret

A. Pedoman Validasi Instrumen


1. Pedoman wawancara ini bertujuan untuk mengetahui materi pelajaran
menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 pada prosesi mas kawin Suku
Moi
2. Butir-butir pertanyaan akan menjadi acuan peneliti untuk mendapatkan data
yang nantinya akan dianalisis dalam menurut Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018 yang dapat digunakan pada pembelajaran di SMP
3. Kami mohon kepada Bapak/Ibu agar memberikan penilaian ditinjau dari
beberapa aspek dan saran-saran untuk merevisi lembar validasi pedoman
wawancara
4. Pengisian tabel validasi, dimohon untuk Bapak/Ibu memberikan tanda (√)
pada kolom penilaian yang sesuai dengan kolom penilaian Bapak/Ibu
5. Saran-saran revisi, Bapak/Ibu dapat langsung menuliskannya pada naskah
yang perlu direvisi atau menuliskannya pada kolom komentar/saran perbaikan
yang disediakan

Tabel 3. Validasi
No Aspek yang diamati Muncul Komentar/Saran
Ya Tidak
1. Tujuan wawancara terlihat dengan
jelas
2. Urutan pertanyaan dalam tiap bagian
terurut secara sistematis
3. Butir-butir pertanyaan
menggambarkan arah tujuan yang
dilakukan penulis
4. Butir-butir pertanyaan tidak
menimbulkan penafsiran ganda
5. Butir-butir pertanyaan mendorong
responden memberikan penjelasan
tanpa tekanan
6. Butir-butir pertanyaan mengarahkan
responden untuk menjelaskan secara
detil
B. Simpulan Validator/Penilai
Mohon diisi dengan melingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan
Bapak/Ibu
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
C. Komentar/Saran Perbaikan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………

D. Identittas Validator
Mohon diisikan
1. Nama Lengkap :
2. Umur :
3. Institusi :
4. Pekerjaan :

Sorong,……………………
…….
Validator/Penilai

(Nama dan Gelar)


Daftar Pustaka

As'ari, A.R., Mohammad, T., Erik, V., Zainul, I., & Ibnu, T. (2017). Buku guru
matematika. edisi revisi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud.

Badan Pusat Statistik. (2021). Propinsi Papua Barat dalam angka 2021. ISSN: 2089-
1563 No. Publikasi/Publication Number: 91560.2101. BPS Provinsi Papua
Barat : CV Nario Sari.

Bishop, A.J. (1994). Cultural conflicts in the mathematics education of indigenous


people. Clyton, Viktoria: Monash University.

Boaler, J. (2016). Mathematical mindset unleashing students potential through


creative math, inspiring messages and innovative teaching. California:
Published by Jossey-Bass.

Budiyono, (2017). Pengantar metodologi penelitian pendidikan. Surakarta: UPT


Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

Hardiarti, S. (2017). Etnomatematika: Aplikasi Bangun Datar Segiempat Pada Candi


Muaro Jambi. Aksioma Vol. 8, No. 2, November 2017 e-ISSN 2579-7646.

Haryanto. (2015). Politik kain timur: Instrumen meraih kekuasaan. Yogyakarta:


PolGov.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan


Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta. Diakses dari
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud%20Nomor%2037%20Tahun
%202018.pdf

Kerlinger, F.N. (1986). Azas-azas penelitian behavorial. Terjemahan oleh Landung


R.Simatupang. 2006. UGM Press.

Koentjaranigrat. (1981). Kebudayaan mentalitas dan pembangunan. Jakarta:


PT.Gramedia.

Koentjaranigrat. (1986). Metode-metode penelitian masyarakat. Jakarta:


PT.Gramedia.

Liliweri, A. (2002). Makna budaya dalam komunikasi antar budaya. Yogyakarta: PT.
LKiS Pelangi Aksara.

Malak, S. & Wa Ode, L. (2011). Etnografi Suku Moi. Bogor: PT Sarana Komunikasi
Utama.
Malak, S. (2012). Kapitalisasi tanah adat, sinergi kepentingan masyarakat adat dalam
otonomi khusus Papua. Bandung: Lepsindo.

Mantja,W. (2007). Etnografi desan penelitian kualitatif pendidikan dan manajemen


pendidikan. Malang: Elang Mas

Moleong, L.J. (2021). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Pandey, H. & Bajpai, A. (2019). Concept and role of etnomathematics in mathematics


education. Emerging Trends In Education, Association For Innovative
Education. Vol IX - No.1. Aug 2018 & No.2 Feb 2019 pp 17-27.

Radiusman, R., Wardani, K.S.K., Apsari, R.A., Nurmawanti, I., & Gunawan, G.
(2021). Ethnomathematics in balinese traditional dance: a study of angles in
hand gestures. 2nd Bukittinggi International Conference on Education (BICED)
2020 Journal of Physics: Conference Series IOP Publishing 1779 (2021) 012074
doi:10.1088/1742-6596/1779/1/012074.

Rosa, M. & Orey, D.C. (2011). Ethnomathematics: The cultural aspects of


mathematics. Revista Latinoamericana de Etnomatemática, 4(2). 32-54.

Suyono, A. & Siregar, A. (1999). Kamus Antropologi. Jakarta. Akademika Pressindo.

You might also like