You are on page 1of 14

ORGANISASI PROFESI GURU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PROFESIONALISME GURU

SRI AMELIA
Email: 2110128220023@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Guru adalah suatu profesi, yaitu suatu pekerjaan atau jabatan yang membutuhkan
keahlian maupun keterampilan khusus. Guru dapat memenuhi syarat sebagai suatu
profesi seperti memiliki organisasi profesi, kode etik profesi, dan jabatan yang lebih
mementingkan layanan dibandingkan dengan keuntungan pribadi. Guru memiliki
peran, hak, dan kewajiban yang dimiliki sebagaimana tercantum dalam UU No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru harus mampu mengembangkan
profesionalismenya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional.
PENDAHULUAN
Profesi guru ialah satu di antara banyak profesi yang sering di minati masyarakat di
Indonesia. Beberapa tahun yang lalu, sering kita dengar anak-anak kecil saat di Tanya
tentang cita-cita mereka maka jawaban mereka rata rata menjawab ingin menjadi dokter,
Tentara, pilot insinyur, polisi, bahkan ada yang menjawab ingin menjadi pelukis dan masih
banyak lagi cita cita yang lainya. Akan tetapi dengan seiring berkembangnya zaman banyak
anak bangsa berkeinginan untuk menjadi seorang guru, hal ini di karenakan profesi guru
telah menjadi pekerjaan yang sangat menjanjikan dari segi penghasilan maupun prestise di
masyarakat.
Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, profesi
guru tidak hanya sebuah profesi yang bermartabat, akan tetapi juga mendapatkan perhatian
pemerintah Republik Indonesia. Sebagai sebuah profesi, guru memiliki hak dan kewajiban
yang diatur oleh undang-undang. Peraturan tersebut berisikan yaitu guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal , pendidikan dasar, dan pendidikan tengah
Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa
yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
profesi guru tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan guru. Bahkan Hampir di
seluruh perguruan tinggi di Indonesia terdapat fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Hal
ini sesuai dengan tuntutan undang undang bahwa guru harus memiliki kualitas akademik
yang bagus melalui pendidikan tinggi program sarjana yaitu S1 atau program diploma
empat Yaitu D4. Bagi guru guru yang belum memenuhi kualitas akademik tersebut,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualitas akademik bagi calon calon guru di indonesia.
Akan tetapi Tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi karena setiap profesi
menuntut persyaratan khusus, antara lain lulusan pendidikan tinggi dalam bidang keilmuan
tertentu sesuai dengan spesialisasinya. Lagi pula, profesi itu dalam operasionalnya yang
dominan adalah komponen intelektual, sedangkan pekerjaan yang dominan adalah
keterampilan fisik. profesi dan pekerjaan merupakan 2 hal yang berbeda, misalnya seorang
akuntan mampu melakukan pekerjaan sebagai tukang potong rumput, namun tukang potong
rumput tidak mungkin mampu melakukan pekerjaan seperti akuntan, artinya pekerjaan
lebih menekankan pada hal hal yang mampu dikerjakan tanpa perlunya latar belakang atau
kemampuan khusus seperti profesi. Contoh lainnya seperti Sopir, tukang becak, tukang
batu, tukang cukur, dan pengrajin adalah contoh pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan fisik, dan sedikit sekali membutuhkan komponen intelek meskipun mereka
berpendidikan tinggi Dan juga Profesi merupakan kegiatan yang dilakukan secara penuh
waktu, sedangkan pekerjaan dapat dilakukan secara paruh waktu, profesi membutuhkan
latar belakang pendidikan dan keahlian yang mumpuni, sehingga mampu
bertanggungjawab atas apa yang telah dikerjakannya.
Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut
suatu keahlian tertentu seperti mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran maka dari
itu menjadi guru harus membutuhkan latar belakang pendidikan dan keahlian sebagai
seorang guru dan juga dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan
selanjutnya.

Menurut artikel “The Limit of Teaching Proffesion”, profesi guru termasuk ke


dalam profesi khusus selain dokter, penasihat huku, pastur, dsb. Kekhususannya
adalahbahwa hakekatnya terjadi dalam suatu bentuk pelayanan manusia atau masyarakat.
Menurut dosen pedagogik Ali Sudin (23 Mei 2012) menjelaskan bahwa guru termasuk
perkejaan profesi karena telah memenuhi persyaratan suatu profesi. Pernyataan “guru
sebagai suatu profesi” mengandung makna bahwa guru merupakan suatu pekerjaan yang
dijadikan sebagai sumber nafkah, dalam melaksanakan tugasnya membutuhkan kompetensi
atau keahlian tertentu, keahlian tersebut diperoleh melalui suatu proses pendidikan (ada
lembaga formal yang meluluskan atau memproduksi lembaga formalnya berupa PLTK) ,
dan perilaku guru dikontrol oleh kode etik organisasinya (kode etik guru Indonesia
dikontrol oleh PGRI
Guru adalah satu-satunya profesi yang menentukan dalam mengubah nasib bangsa.
Hal ini karena guru bertugas mendidik dan mengajar anak-anak bangsa, mengubah
perilaku, membentuk karakter. Sebuah tugas yang sangat fundamental. Kalau bangsa
Indonesia ingin melakukan perbaikan keadaan bangsa Indonesia di masa datang, harapan
itu tertumpang kepada guru, dunia pendidikan, maka dari itu menurut saya profesi guru
sangat penting sekali karena guru lah yang mengajari kita banyak hal mulai dari guru tk
sampai guru sma, semua guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak
bangsa sebagai contohnya guru tk mengajari kita dalam hal membaca menulis bahkan
mengajari kita untuk bersosialisasi dengan teman yang lainnya, dari kita belajar di sekolah
dengan di bombing para guru, banyak lahir orang orang sukses yang memiliki banyak
gelar, seperti dokter, pilot, pengusaha, dan bahkan kita bisa menjadi guru.
Pendidikan ialah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun
kepribadian seorang murid agar dapat berkembang. Sumber daya guru yang
dibutuhkan saat ini adalah yang mempunyai potensi unggulan yang memadai
terutama dalam hal pengembangan kemampuan seorang murid tersebut.
Profesionalisme seorang pendidik itu sendiridapat ditinjau dari beberapa hal,
adapun Priansa (2014) mengemukakan bahwa profesionalisme merupakan istilah
mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi
untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

ATRIBUT PROFESI GURU


A. KODE ETIK PROFESI GURU
Kode etik disusun untuk memberikan batasan pada para professional tentang
tingkah laku yang etis. Kode etik penting dan sangat dibutuhkan dalam berbagai profesi,
dipergunakan Untuk membedakan baik dan buruk atau apakah perilaku profesi tersebut
bertanggung jawab atau tidak. Kode etik profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode
etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum dan dirumuskan dalam
etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang
ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik. Maka
dari itu kode etik profesi Sangat penting untuk suatu profesi
Menurut Adams, dkk, dalam Ludigdo, 2007 kode etik profesi sangat perlu dan
penting untuk suatu profesi satu diantara nya karena yaitu Kode etik dapat dipandang
sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai nilai pendiri perusahaan, sehingga
kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi
individu baru dalam memasuki budaya tersebut. Kode etik berperan sangat penting pada
suatu profesi. Agar profesi dapat berjalan dengan benar maka perlu diikat dengan suatu
norma tertulis yang disebutdengan kode etik profesi. Kode etik profesi dapat diubah seiring
dengan perkembangan zaman yang mengatur diri profesi yang bersangkutan dan
perwujudan nilai moral yang hakiki dan tidak dipaksakan dari luar. Jadi kode etik diadakan
sebagai sarana kontrol sosial dan untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi serta
melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan atau penyalahgunaan keahlian.
Pada dasar nya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson
dan Michel(1945:449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas profesional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
fungsi kode etik Menurut Biggs dan Blocher(1986:10) yang berhubungan dengan
perlindungan bagi profesi yaitu Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah,
mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi dan melindungi para praktisi
dari kesalahan praktik suatu profesi.
Kode etik melindungi profesi dari campur tangan pemerintah, dengan adanya kode
etik yang jelas, terlebih khusus dalam rangka mengatur hubungan antara anggota profesi
dengan pihak eksternal(pemerintah) akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hal ini menjadi sangat penting, karena menjalin
hubungan dengan pihak pemerintah sebagai suatu bagian yang berkuasa dalam suatu
daerah, tentunya akan sangat berpengaruh besar terhadap jalannya suatu perusahaan
,sehingga dengan adanya kode etik ini, pemerintah tidak akan “semena-mena” melakukan
yang tidak baik terhadap anggota profesi
Melindungi praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi yaitu berkaitan dengan
hasil kerja oleh para praktisi dalam suatu profesi. Dengan kode etik, tentunya para anggota
profesi yang bijaksana tidak akan memberikan kemudahan dalam penyelewengan tindakan
bekerja ,yang nantinya hanya akan merugikan bagi dirinya sendiri dan perusahaan. Selain
itu, hal tersebut juga akan memberikan penggambaran lebih baik kepada setiap anggota
profesi untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan sekecil apapun itu dalam bekerja.
Ketaatan guru pada kode etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika
profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-
tugas profesional dan kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat Dengan
dermikian, aktualisasi diri guru dalam meliaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran
secara profesional. benmartabat, dan beretika akan terwujud.
PGRI Nomor V/Konpus II/XIX/2006 tanggal 25 Maret 2006 di Jakara disahkan
pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/PGRI/2008 tangga: Etik Guru Indonesia
(KEGI). KEGI ini merupakan hasil Konferensi Psr PGRI misalnya, telah membuat Kode
Etik Guru yang disebut dengan ksde Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiası
profesi g Juli 2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi Kode Etik tunggal setiap orang
yang menyandang profesi guru di Indonesia atau men referensi bagi organisasi atau asosiasi
profesi guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya. Dengan demikian
akan terciptanya suasana yang harmonis dan semua anggota akan merasakan adanya
perlindungan dan rasa aman dalam melakukan tugas-tugasnya.

B. ORGANISASI PROFESI GURU


Organisasi profesi keguruan adalah wadah yang berfungsi sebagai penampungan
dan penyelesaian masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan pendidikan dan
diselesaikan secara bersama. Sebagai suatu organisasi, organisasi profesi keguruan
mempunyai suatu sistem yang senatiasa mempertahankan keadaan yang harmonis. la akan
menolak komponen sistem yang tidak mengikuti atau meluruskannya. Dalam praktek
keorganisasian, anggota yang mencoba melanggar aturan main organsasi akan
diperingatkan, bahkan dipecat.
organisasi profesı keguruan adalah sebuah wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan melalui proses
pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang
dapat dipertanggung jawabkan (Wau, 2014: 44) . Salah satu tujuan organisasi ini adalah
mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan
kesejahteraan guru. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada
lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan(atau
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan, dan Profesional martabat dan
kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan sedangkan visinya secara umum ialah
terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional ( pidarta 2007.292 )
Organisasi profesi adalah sebagai sarana pemersatu anggota seprofesi dalam
konteks positif untuk menjadi mitra pemerintah guna menghasilkan kemanfaatan bagi
bangsa ditengah tantangan global. Tak hanya itu, organisasi profesi dapat menghimpun
kekuatan sumber daya manusia guna memperoleh kekuatan pengembangan kompetensi
(Keilmuan dan Keahlian). Organisasi profesi ini juga dapat memudahkan ahli teknologi
yang terkait dengan profesionalisme profesi serta mempercepat arus informasi dan
komunikasi sesama profesi guna meningkatkan kesigapan dalam peningkatan daya saing
global.
Dalam tujuan umum organisasi profesi adalah melaksanakan tugasnya dengan
standar profesionalisme yang tinggi sesuai dengan bidangnya, mencapai kinerja yang
tinggidan berorientasi pada kepentingan umum. Salah satu ciri penting dari pekerjaan
profesional adalah pekerjaan tersebut harus memiliki organisasi atau perkumpulan profesi
yang melindungi para anggotanya. Organisasi itulah yang kemudian merumuskan Kode
Etik Profesi merumuskan kompetensi profesi serta memperjuangkan tegaknya kebebasan
profesi bagi para anggota. Suatu organisasi profesi dapat mengembangkan dan memajukan
profesi, memantau dan memperluas bidang gerak profesi, menghimpun dan memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi. Seiring dengan perkembangan globalisasi, para
profesional pun harus mampu menjalin interaksi dengan para profesional lain dari berbagai
negara. Melalui organisasi profesi, interaks itu tentu akan semakin terwujud.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya organisasi profesi guru dapat
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota organisasi nya yaitu para guru
sehingga kompetensi kependidikan yang handal pada diri tenaga kependidikan dapat
terwujud. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ayat 4 dinyatakan bahwa: “Tenaga
kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya
sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
bangsa”. Sebagai anggota organisasi, guru tidak hanya berkewajiban memberikan sejumlah
iuran rutin saja. Guru juga wajib mewujudkan profesionalitasnya. Guru akan dituntut untuk
berpartisipasi aktif, seperti mengkomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang
mengarah kepada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan
Organisasi profesi keguruan dijelaskan dalam Undang-Undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan bahwa: “Guru membentuk
organisasi profesi yang bersifat independen dan berfungsi untuk memajukan profesi,
meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,
kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat.” Dalam pasal ini dijelaskan juga bahwa
guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
Jenis jenis organisasi keguruan yang ada di Indonesia:
a. Persatuan guru republik Indonesia ( PGRI )
PGRI lahir pada 25 November 1945 setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama persatuan guru hindia-
belanda pghb tahun 1912 kemudian berubah nama menjadi persatuan guru Indonesia PGI
tahun 1932 ( pidarta, 2007: 298 )
b. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
IGI didirikan pada tanggal 26 November 2009 oleh Satria Dharma. Organisasi
bermoto “Sharing and Growing Together” ini memiliki anggota yang berasal dari kalangan
guru, dosen, dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Kehadiran IGI diharapkan mampu
mencetak guru-guru independen yang mampu mengubah dirinya tanpa harus bergantung
pada pihak lain. Tidak hanya itu IGI juga berupaya menjadikan guru sebagai lokomotif
penggerak perubahan di Indonesia.
c. Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI)
Jika sebelumnya ada PGRI, maka ada pula PGSI. PGSI merupakan serikat pekerja
profesi guru swasta yang bersifat terbuka, independen, dan tidak terlibat dengan partai
manapun (tidak terlibat politik praktis). PGSI merupakan organisasi profesi yang selalu
berupaya memperjuangkan kesejahteraan bagi guru-guru swasta. Seperti Bapak/Ibu
ketahui, undang-undang yang mengatur tentang guru dan dosen berlaku secara umum, baik
untuk guru PNS maupun swasta. Namun, pada kenyataannya keduanya memiliki tingkat
kesejahteraan yang berbeda. Oleh karena itu, terbentuklah PGSI sebagai wadah untuk
menyetarakan kinerja dan kesejahteraan guru-guru swasta.
d. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
FSGI merupakan organisasi profesi guru yang didirikan di Pegangsaan Timur pada
17 Januari 2002, tepatnya di Tugu Proklamasi. Tujuan utama dibentuknya FSGI adalah
memberikan kesempatan pada guru dan masyarakat untuk aktif dalam setiap pengambilan
kebijakan terkait pendidikan agar kebijakan tersebut bisa berkembang secara akuntabel,
transparan, dan partisipatif. Dengan demikian, akan terbentuk demokratisasi pendidikan
yang harmonis.
e. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu)
Pergunu merupakan badan otonom NU yang menjadi tempat bernaungnya guru,
dosen, dan ustadz. Terbentuknya Pergunu diawali dengan Kongres Lembaga Pendidikan
Ma’arif NU tahun 1952. Salah satu hasil konferensi tersebut adalah mengusulkan adanya
organisasi guru di lingkup pendidikan NU. Sebagai organisasi profesi, Pergunu mengusung
paradigma profesionalitas, independensi, tidak berafiliasi dengan politik manapun, dan
sejalan dengan Khittah 1962 yang menunjuk NU sebagai organisasi sosial keagamaan
f. Perkumpulan Guru Madrasah Penulis (Pergumapi)
Pergumapi didirikan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 8 Januari 2018.
Organisasi ini menaungi guru-guru madrasah, kepala madrasah, dan pengawas madrasah
yang ingin menulis di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dibentuknya organisasi ini adalah
mengumpulkan atau menghimpun guru-guru madrasah yang ingin belajar dan
mengembangkan bakat menulis. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi pendidikan dan
pelatihan menulis, praktik menulis, dan penerbitan karya anggota.
g. Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGM Indonesia)
PGM Indonesia merupakan organisasi profesi guru madrasah yang beranggotakan
guru-guru madrasah di seluruh Indonesia. Organisasi ini berdiri pada tahun 2008. Tujuan
didirikannya PGM Indonesia ini adalah menciptakan guru yang berkualitas, sehingga suatu
saat bangsa Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain. Untuk meningkatkan kualitas guru,
PGM Indonesia biasa menggelar seminar pendidikan, pendidikan dan pelatihan guru,
diskusi ilmiah, dan sebagainya

PERAN, HAK, DAN KEWAJIBAN GURU PENDIDIKAN INDONESIA


Guru sebagai sebuah profesi di bidang pendidikan memiliki hak dan kewajiban
yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak- nak güru merupakan apa-apa saja
yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah
apa-apa saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan
kewajiban guru ini dituangkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
sehingga setiap guru mendapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.
Peran guru yaitu seorang guru harus mampu memahami dan mengerti apa
kekurangan anak muridnya seperti mendukung dan menuntun anak muridnya untuk
menggapai mimpinya, guru juga harus mampu bersikap sabar menghadapi murid yang
sedang beranjak dewasa yang kelakuan mereka masih labil maka dari itu di sini lah peran
guru untuk membimbing muridnya hingga berkelakuan baik agar menjadi penerus bangsa
yang baik untuk negara kita Indonesia.
Seperti Dalam undang – undang No. 14 tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan anak usia dini jalur Pendidikan
formal, Pendidikan dasar, dan Pendidikan menengah. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu
profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan, Mendidik,
mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi pekerjaan. Guru
sebagai pendidik meneruskan dan mengembangkan nilai – nilai kehidupan kepada peserta
didik, sebagai guru berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam
kehidupan demi masa depan peserta d22idik (Djamarah, 2000 : 37).
Tugas kemanusiaan satu diantara tugas guru sisi ini tidak bisa guru abaikan Karena
guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus
menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik di bidang kemasyarakatan
merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai
tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang
bermoral Pancasila. Maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah tetapi juga
sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat ( Djamarah, 2000:37 )
Menurut Adams dan Dickey sebagaimana dikutip Ananda (2018: 21-23) yaitu peran guru
sebagai berikut :
a. Guru sebagai pengajar (teacher as instructor). Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam
sekolah (kelas) yaitu menyampaikan pelajaran agar peserta didik memahami dengan baik semua
pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain dari itu, guru juga berusaha agar terjadi
perubahan pada diri peserta didik pada aspek sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,
apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya secara sistematis dan terencana.
b. Guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor). Guru berkewajiban memberikan bantuan
kepada peserta didik agar mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya
sendiri, mengenal dirinya sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Peserta didik
membutuhkan guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan,
kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan sosial, dan interpersonal. Karena itu
setiap guru perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penyuluhan
individual, teknik mengumpulkan keterangan, teknik evaluasi dan psikologi belajar.
c. Guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist). Guru dipandang sebagai orang yang paling
berpengetahuan. Guru bukan saja berkewajiban untuk menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya kepada peserta didik, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan dan
terus menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya. Pengetahuan dan teknologi saat ini
berkembang dengan pesat, guru harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya belajar sendiri, mengadakan penelitian,
mengikuti pelatihan, menulis buku, menulis karya ilmiah sehingga perannya sebagai ilmuwan
terlaksana dengan baik.
d. Guru sebagai sebagai pribadi (teacher as person). Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki
sifat-sifat yang disenangi oleh peserta didiknya, oleh orang tua dan masyarakat. Sifat-sifat itu
sangat diperlukan agar dapat melaksanakan pengajaran secara efektif. Karena itu wajib bagi guru
berusaha untuk memupuk sifat-sifat pribadinya sendiri dan mengembangkan sifat-sifat pribadi
yang disenangi oleh orang lain.
Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bagian kedua mengenai
hak dan kewajiban pada pasal 14, adapun hak yang dimiliki oleh seorang guru sebagai
berikut:
a Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup mınimum dan jaminan kesejahteraan
sosial
b Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi
e Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh melaksanakan tugas. rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
j Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik
dan kompetensi.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen, pada pasal 20 maka guru berkewajiban sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,
ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta
didik dalam pembelajaran
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai nilai
agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Pekerjaan guru dapat dipandang suatu profesi yang secara keseluruhan harus memiliki
kepribadian yang baik dan mental yang tangguh, karena mereka dapat menjadi contoh bagi
siswanya dan masyarakat sekitar. Dzakiyh drajat mengemukakan tentang kepribadian guru sebagai
berikut “setiap guru hendaknya mempunyai kepribadian yang akan di contoh dan diteladani oleh
anak didiknya baik secara sengaja maupun tidak (Susanto, 2020: 49-50).

SIMPULAN
Profesi guru merupakan profesi yang sangat penting, yang secara langsung mempengaruhi
kemajuan suatu negara. Sebagai sebuah profesi, guru idealnya memiliki tuntutan khusus
dalam kehidupan seseorang. Menjadi seorang guru membutuhkan kemampuan khusus.
Guru merupakan posisi strategis suatu bangsa untuk pemberdayaan dan pembelajaran, dan
tidak ada satu pun elemen dalam kehidupan suatu bangsa yang dapat menggantikannya
sejak dahulu kala. Semakin penting kehadiran guru dalam memenuhi peran dan tanggung
jawabnya, akan semakin menjamin terciptanya kehandalan dan berkembangnya persiapan
pribadi. Dengan kata lain, potret masa depan umat manusia tercermin dalam potret guru
saat ini, dan penggerak kemajuan kehidupan sangat tergantung pada "citra" guru di
masyarakat. lengkap Seperti halnya profesi lainnya, profesi guru juga memiliki berbagai
atribut profesi, antara lain etika profesi guru, organisasi profesi guru, serta undang undang
yang menjamin hak dan kewajiban guru indonesia. regulasi dan seperangkat tata nilai
tersebut di buat untuk menjamin profesi guru dapat berperan maksimal dalam proses
pendidikan.

REFERENSI

Susanto, H., Irmawati, I., Akmal, H., & Abbas, E. W. (2021). Media Film Dokumenter dan
Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. HISTORIA: Jurnal
Program Studi Pendidikan Sejarah, 9(1), 65-78.
Anis, M. Z. A., Putro, H. P. N., Susanto, H., & Hastuti, K. P. (2020). Historical Thinking
Model in Achieving Cognitive Dimension of Indonesian History Learning.
PalArch's Journal of Archaeology of Egypt/Egyptology, 17(7), 7894-7906.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Mardiani, F. (2021, February). Analysis of the Effectiveness
of MPBH: The Mains of Mandai as a Saving Food in Banjarmasin Community. In
The 2nd International Conference on Social Sciences Education (ICSSE 2020)
(pp. 89-94). Atlantis Press.
Afrina, A., Abbas, E. W., & Susanto, H. (2021). The Role of Historical Science in Social
Studies Learning Materials for Increasing Values of Student's Nationalism. The
Innovation of Social Studies Journal, 3(1), 1-8.
Efendi, I., Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Pada Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Sejarah. Prabayaksa: Journal of History
Education, 1(1), 21-25.
Prawitasari, M., & Susanto, H. (2021). RETROGRESI PENGGUNAAN MEDIA DARING
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal
Education and Development, 9(4), 173-177.
Anis, M. Z. A., Susanto, H., & Fathurrahman, F. (2021). Studi Evaluatif Pembelajaran
Sejarah Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Fajar Historia: Jurnal Ilmu
Sejarah dan Pendidikan, 5(1), 60-69.
Wahidah, M. N., Putro, H. P., Syaharuddin, S., Prawitasari, M., Anis, M. Z. A., & Susanto,
H. (2021). Dinamika Pendidikan Dasar Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin
(1986-2019). PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 1(1).

You might also like