Professional Documents
Culture Documents
Septian Sangga B.P - Penyakit Menular - 22010034057
Septian Sangga B.P - Penyakit Menular - 22010034057
Dosen Pembimbing :
Dr.Soedjarwo, MS
Disusun :
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari Mata Kuliah Pendidikan Kesehatan
Masyarakat dengan judul "Penyakit Roseola Infatum" yang selesai tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari kata
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena
itu dengan hati terbuka kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun
kesempurnaan tugas yang akan datang. Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang sudah mempercayakan tugas ini
kepada kamu, sehingga dapat membantu kami dalam memperluas wawasan dan ilmu
pengetahuan pada bidang mata kuliah ini.
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
BAB III
KESIMPULAN.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi pada umumnya rentan dan mudah terkena penyakit ataupun virus. Sehingga para ibu
wajib menjaga kesehatan dan perlu mengetahui dan memahami setiap gejala yang muncul pada
bayi jika terkena suatu penyakit agar mengetahui waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit.
Bayi ketika terserang virus atau bakteri tubuhnya akan mengalami beberapa gejala yang
membuatnya terasa tidak nyaman seperti halnya penyakit Roseola Infantum yang sangat rentan
terkena kepada bayi dan juga bisa menular
Penyakit Roseola infantum ini biasanya muncul pada anak-anak berusia antara 6 dan 12
bulan.Setidaknya sebanyak 90 persen kasus terjadi pada anak-anak di bawah dua tahun. Kondisi
ini menyebabkan antara 10 dan 45 persen penyakit demam pada bayi. Orang dewasa sering kali
kebal setelah menderita penyakit ini selama masa kanak-kanak. Namun, memang kenyataannya
tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga dapat mengalami roseola infantum.
Dengan demikian para ibu wajib mengetahui gejala dan cara pengobatan kepada bayi secara
tepat
4
BAB II
PEMBAHASAN
Roseola adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam selama beberapa hari dan
kemunculan ruam merah di kulit. Ruam merah yang muncul saat seseorang mengalami
roseola disebut dengan exanthema subitum. Namun Penyakit ini berbeda dengan penyakit
seperti campak dan rubella. Penyakit roseola masuk dalam kategori ringan, karena ruam
hanya muncul selama 3-5 hari, setelah itu tidak memiliki dampak lain yang berbahaya. Meski
tidak berbahaya, orang tua harus waspada penyakit ini sebab roseola mudah menyebar
melalui pernapasan atau air liur seseorang yang terinfeksi. Selain itu, penyakit ini dapat
menular meski gejala yang muncul hanya demam.
Roseola sering menyerang bayi dan anak-anak usia 6–24 bulan sehingga dikenal juga
dengan sebutan roseola infantum. Roseola lebih sering dialami bayi dan anak-anak, Hal ini
karena pada usia tersebut, daya tahan tubuh anak belum berkembang dengan baik dalam
melawan virus. Selain itu, kekebalan tubuh terhadap virus yang diperoleh anak dari antibodi
ibunya ketika masih dalam kandungan juga sudah berkurang. Namun remaja dan orang
dewasa yang belum pernah terinfeksi sebelumnya juga bisa terkena roseola dan orang yang
memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya orang yang menjalani kemoterapi atau
menderita penyakit yang menyebabkan gangguan sistem imun, seperti HIV dan AIDS.
5
B. Penyebab Roseola
Roseola disebabkan oleh virus Human Herpesvirus tipe 6 (HHV-6) atau Human
Herpesvirus tipe 7 (HHV-7). Meski sama-sama dari golongan virus herpes, HHV-6 dan HHV
-7 tidak sama dengan jenis virus herpes yang menyebabkan penyakit menular seksual
.
Penularan virus ini dapat terjadi bila seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur
penderita saat bersin atau batuk. Penyakit ini juga bisa menular secara tidak langsung melalui
perantaraan benda yang sudah terkontaminasi oleh virus, misalnya ketika berbagi pakai
barang, seperti gelas minuman, dengan penderita roseola.
Roseola juga dapat menular walaupun penderitanya tidak menunjukkan gejala ruam atau
diketahui hanya mengalami demam. Meski demikian, penularan roseola tidak secepat infeksi
virus lain dan jarang menyebabkan penyakit yang mewabah, seperti cacar air atau campak.
C. Gejala Roseola
Gejala roseola biasanya muncul 5–15 hari sejak virus masuk ke dalam tubuh. Beberapa
gejala yang muncul saat seseorang terkena roseola adalah:
1. Demam tinggi dengan suhu >39,4°C selama 3–5 hari
2. Batuk
3. Pilek
4. Sakit tenggorokan
5. Sakit telinga
6. Diare
7. Hilang nafsu makan
8. Kelopak mata bengkak
9. Kelenjar getah bening di leher membesar
10. Muncul ruam di kulit (eksantema subitum) setelah demam mereda
Selain itu, roseola pada bayi dapat menyebabkan bayi lebih rewel. Pada beberapa kasus,
6
demam akibat roseola dapat memicu kejang demam.
D. Komplikasi Roseola
Roseola biasanya pulih dengan sendirinya dan jarang menimbulkan komplikasi. Namun,
pada beberapa kasus, roseola bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi telinga atau kejang
demam.
Sedangkan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah, misalnya anak dengan gizi
buruk atau yang baru menerima transplantasi organ, dapat terjadi komplikasi serius, seperti
radang otak, meningitis, dan pneumonia.
• Diagnosis Roseola
Diagnosis roseola biasanya cukup dengan pemeriksaan fisik. Selain itu, pasien akan ditanya
mengenai riwayat menderita krakteristik dari penyakit ini. Hanya saja, menentukan kondisi ini
mungkin bisa menyulitkan karena tanda dan gejala awalnya mirip dengan penyakit umum yang
terjadi pada anak-anak. Dokter mungkin akan menunggu munculnya karakteristik ruam rosela
ketika si Kecil demam namun jelas ia tidak mengalami pilek, infeksi telinga, radang tenggorokan,
atau kondisi umum lainnya. Bahkan ketika orang tua mengobati kondisi demam di rumah saja,
dokter mungkin akan tetap memberi tahu orang tua guna menunggu munculnya ruam. Hal ini
dilakukan guna memastikan keberadaan roseola melalui ruam. Bisa juga diagnosis dilakukan
dengan melakukan tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengetahui keberadaan antibodi yang
muncul saat roseola datang. Di beberapa laboratorium, menentukan kondisi ini bisa dilakukan
dengan serologi atau melalui tes polymerase chain reaction (PCR).
• Cara Penyembuhan
1. Penyembuhan non medis
Pada umumnya, roseola bukan penyakit yang berbahaya dan tidak membutuhkan
pengobatan khusus. Penderita dapat pulih dengan perawatan mandiri di rumah, yaitu
dengan:
1. Beristirahat yang cukup
7
2. Mencukupi kebutuhan cairan, dengan meminum air putih, kaldu, jeruk nipis.
3. Mengompres kening dengan kain yang dicelupkan ke air hangat untuk menurunkan
demam
2. Penyembuhan Medis
Selain itu, untuk meredakan demam dan nyeri yang dialami anak, Anda dapat
memberikan paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang tercantum di kemasan obat.
Namun, jika Anda ragu atau anak tidak dapat minum obat, berkonsultasilah dengan
dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Anak-anak di bawah usia 16 tahun
dilarang diberi aspirin kecuali dianjurkan dokter. Sebab, konsumsi obat tersebut dikaitkan
dengan sindrom Reye. Sindrom tersebut adalah sebuah kondisi langka yang bisa
mengancam jiwa. Selain itu, Obat antivirus yang mungkin diresepkan dokter adalah
gansiklovir. Biasanya obat ini diresepkan kepada mereka yang memiliki imunitas lemah.
Hal ini dilakukan untuk mencegah virus mereplikasi DNA-nya. Roseola tidak bisa diobati
dengan antibiotik karena jenis obat ini untuk melawan bakteri bukan virus.
• Penanganan kejang demam
Kejang demam, yang kemudian disertai ruam dapat menjadi gejala dari roseola infantum.
Meski demikian, ada beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab roseola infantum. Kejang
demam biasanya terjadi pada anak yang berusia antara 3 bulan sampai 3 tahun. Berikut
penanganan jika bayi mengalami kejang demam, yaitu:
1. Jangan panik dan tetap tenang saat menghadapinya.
2. Letakkan anak di atas permukaan yang empuk, seperti tempat tidur dan pastikan Si
Kecil dapat bernapas dengan cukup.
3. Kemudian, posisikan anak dalam keadaan tidur menyamping. Tujuannya untuk
menghindari tersedak jika kemungkinan Si Kecil akan muntah.
4. Singkirkan benda-benda yang berpotensi berbahaya selama mengalami kejang, seperti
furnitur, benda tajam, dan lainnya.
5. Lihat jam untuk menghitung waktu berapa lama kejang demam pada anak terjadi.
6. Hindari memasukkan apa pun ke dalam mulut anak, karena dapat membahayakan dan
berpotensi membuatnya tersedak.
7. Bersihkan air liur atau kotoran lain, seperti bekas muntahan dengan lembut dari mulut
anak dengan kain yang lembut.
8
8. Minta anak minum obat untuk menurunkan demamnya, seperti ibuprofen jika usianya di
atas 6 bulan atau asetaminofen (Tylenol).
9. Temui dokter dan segera ke Unit Gawat Darurat apabila diperlukan.
Dalam pencegahan pasti pada penyakit ini belum ada pencegahan yang pasti, juga tidak ada
vaksin yang bisa mencegah Roseola ini. Namun kita bisa melakukan sebagai pencegahan dalam
tertularnya virus tersebut. Berikut caranya, yaitu:
9
BAB III
KESIMPULAN
Bayi pada umumnya akan mudah terkena suatu penyakit yang disebabkan virus atau bakteri,
karena imunitas atau kekebalan tubuh masih lemah. Oleh karena itu kita wajib mengetahui
pentingnya gejala-gejala terjadinya suatu penyakit pada bayi maupun sudah dewasa agar kita
bisa tanggap dalam melakukan pencegahan atau pengobatan medis ataupun non medis dan juga
waktu yang tepat dalam memeriksakan ke dokter. Dari penyakit Roseola Infantum yang bisa
menular bila seseorang tidak sengaja menghirup percikan air liur penderita saat bersin atau batuk.
Penyakit ini juga bisa menular secara tidak langsung melalui perantaraan benda yang sudah
terkontaminasi oleh virus. Dengan hal tersebut kita wajib menjaga kesehatan dan kebersihan diri
yang harus kita terapkan di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/artikel/sering-salah-kaprah-inilah-perbedaan-roseola-campak-dan-
rubella
https://www.alodokter.com/roseola
https://www.google.com/amp/s/www.orami.co.id/magazine/amp/roseola-infantum
https://www.sehatq.com/penyakit/roseola
10