Professional Documents
Culture Documents
Bab II - Erlina Yuannisa
Bab II - Erlina Yuannisa
TINJAUAN PUSTAKA
populasi atau komunitas ikan suatu perairan memegang peranan penting, terutama
kalau dihubungkan dengan produksi akan dapat terlihat erat kaitannya dengan
pengelolaan ikan sebagai sumberdaya dari suatu perairan. Ikan dalam suatu
perairan sebagai suatu populasi atau anggota komunitas bukan terdiri dari satu
Fluktuasi besarnya jumlah ikan dari tiap kelompok umur yang membentuk
populasi itu dapat memberikan sejarah daur hidup ikan dari masing-masing
tersedia dengan baik walaupun pada umur tua pertumbuhan ikan hanya sedikit
asam, suhu dan salinitas. Dengan mengetahui umur ikan maka kita dapat
5
Struktur Umum dan Faktor..., Erlina Yuannisa, FKIP UMP, 2019
6
melakukan penelusuran komposisi atau struktur umur dengan anggota ikan pada
saat tertentu, dan dapat pula dipakai untuk memprediksi produksi perikanan pada
Mengetahui umur ikan merupakan alat penting dalam sebuah penelitian. Data
umur yang dihubungkan dengan data panjang dan berat dapat memberikan
keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama kali matang kelamin, lama
harus dipenuhi. Anggapan yang dapat dipakai untuk menggunakan metode ini
yaitu bahwa ikan satu umur mempunyai bentuk suatu distribusi normal sekitar
tanda kelompok umur ikan tersebut. Ikan yang memliki ukuran dan panjang total
dan berat ikan dalam kisaran kecil atau rendah menunjukkan ikan muda,
sedangkan nilai panjang total dan berat ikan dengan kisaran besar atau tinggi
Faktor kondisi adalah suatu angka yang menunjukkan kegemukan ikan. Dari
kondisi memberikan informasi kapan ikan memijah. Faktor kondisi juga berguna
dalam mengevaluasi nilai penting berbagai area tempat pemijahan ikan (Rahardjo
sebagai suatu instrumen yang efisien dan menunjukkan perubahan kondisi ikan
sepanjang tahun. Oleh karena itu studi tentang faktor kondisi penting bagi
pemahaman siklus hidup ikan dan memberikan kontribusi pada pengelolaan ikan,
dan berat ikan. Hubungan panjang dan berat ikan mempunyai nilai praktis yang
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara individu dan
lingkungannya baik yang hidup (hewan, tumbuhan) maupun tak hidup (tanah, air,
udara atau kimia fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem
kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain dan saling
ekologis sungai dibagian hulu dicirikan dengan volume kecil, dangkal, berbatu-
batu, aliran air cepat, suhu air lebih rendah, oksigen terlarut lebih tinggi. Dan
sungai dibagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus lambat, dasar sungai
pasir atau lumpur, unsur hara terlarut tinggi, memiliki kisaran suhu lebar dan
berarti dalam kehidupan manusia karena ekosistem air tawar merupakan sumber
paling praktis dan murah untuk memenuhi kepentingan domestik dan industri.
perikanan, dan sebagian masyarakat ada yang mengkonsumsi air sungai (Sutanto
Menurut Irianto (2005) selain ikan, pada badan air sungai juga dijumpai
sianobakteria dan tumbuhan tingkat tinggi berperan utama dalam produksi primer
badan air. Adapun sebagian besar bakteria, protozoa dan fungi berperan sebagai
dari modifikasi moncong mapupun sirip pelvic (perut) dan sirip pectoral (dada)
sebagai alat melekatkan badan di batu. Selain itu, umumnya ditinggali perenang
cepat. Sementara semakin ke hilir, ditemukan ikan yang telah beradaptasi dengan
substrat pasir seperti ikan pasir Acantopsis dialuzona. Apriyani (2018) dalam
penelitiannya tentang struktur umur dan faktor kondisi ikan di Sungai Pelus
Salah satu komponen abiotik sungai yaitu kualitas air, kualitas air dapat
diketahui nilainya dengan mengukur perubah fisika (Suhu, Kecepatan arus dan
Kecerahan air), kimia (pH dan DO) dan biologi (Sutanto dan Purwasih, 2012).
a. Parameter Fisika
1) Suhu
Suhu atau temperatur di suatu sungai akan berfluktuasi mengikuti aliran air
mulai dari hulu menuju hilir/muara. Daerah hulu (rhithal) mempunyai fluktuasi
tahunan yang paling kecil, sepanjang aliran sungai fluktuasi tahunan akan
PP No. 82 Tahun 2001 (untuk perairan kelas II dan III), dijelaskan bahwa kisaran
suhu untuk kegiatan budidaya air tawar adalah 20 – 30 0C. Menurut Kottelat dkk.
2) Kecepatan Arus
Arus adalah gerakan air secara horizontal dan merupakan ciri khas ekosistem
sungai. Pengaruh ekologis arus pada komunitas ikan dapat secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung arus berpengaruh pada perilaku ikan,
secara tidak langsung berpengaruh pada sifat substratu (Susanto, 2018). Menurut
Umiyatun dkk (2017) terdapat 5 kategori arus yaitu arus yang sangat lambat
(<0,10 m/s), lambat (0,10 – 0,25 m/s), sedang (0,25 – 0,50 m/s), cepat (0,50 – 1
3) Kecerahan Air
Kecerahan air pada suatu perairan merupakan suatu nilai yang bersifat
pada proses fotosintesis di perairan (Susanto, 2018). Menurut Boyd (1982) dalam
Frasawi (2013) kisaran kecerahan perairan untuk air tawar adalah antara 25-40
cm.
b. Parameter Kimia
1) pH / Derajat Keasaman
menentukan kualitas air. Air yang belum terpolusi berada pada skala pH 6,0-8,0.
Organisme perairan dapat hidup ideal dalam kisaran pH antara asam lemah
sampai dengan basa lemah. Perairan yang bersifat asam kuat atau basa kuat akan
DO di dalam air merupakan indikator kualitas air karena kadar oksigen yang
terdapat di dalam air sangat dibutuhkan oleh organisme air dalam kelangsungan
hidupnya. Kelarutan oksigen di dalam air terutama sangat dipengaruhi oleh suhu
dan mineral terlarut dalam air. Kelarutan maksimum oksigen dalam air terdapat
pada suhu 00 C, yaitu sebesar 14,16 mg/l. Konsentrasi ini akan menurun seiring
c. Parameter Biologi
dapat digunakan sebagai indikator perairan tersebut apakah masih dalam kondisi
baik atau telah mengalami gangguan. Secara umum plankton dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu fitoplankton dan zooplankton (Anggara dkk., 2017).
sangat berguna bagi proses pernapasan (respirasi) bagi organisme lain. Di dalam
primer yang menduduki tingkat tropik paling dasar dalam rantai makanan
(Burhanudin, 2014).
lemah dan melayang di kolom perairan baik di lautan atau perairan tawar.
Kesuburan dan kestabilan suatu perairan dapat dilihat dari keanekaragaman dan
berperan sebagai agen transfer energi dan indikator dari keberadaan fitoplankton.